• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 Parameter Biologi Sebagai Indikator Kualitas Air DAS Ciliwung-Cisadane Hulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 Parameter Biologi Sebagai Indikator Kualitas Air DAS Ciliwung-Cisadane Hulu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 39

BAB 4

Parameter Biologi Sebagai Indikator Kualitas Air DAS

Ciliwung-Cisadane Hulu

Avi Nurul Oktaviani, Tuti Suryati, Djoko Prasetyo, Hanies Ambarsari

Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung 820 Geostech, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten 15314

Telp. (021) 75791377 Fax (021) 75791377 *email : avi.nurul@bppt.go.id

PENDAHULUAN

DAS Ciliwung dan DAS Cisadane adalah DAS yang memiliki fungsi yang penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitaranya, terutama di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Karena banyaknya aktivitas yang terjadi di sekitar kedua sungai tersebut, seperti perubahan tata guna lahan di sekitar DAS, serta bermunculannya industri-industri yang membuang limbah ke badan sungai, terjadi degradasi lingkungan yang menyebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas DAS (Siahaan et.al 2011 Soewandita & Sudiana, 2010).

Banyaknya cemaran yang masuk ke badan air dapat menyebabkan terganggunya kehidupan biota air yang hidup di DAS Ciliwung-Cisadane. Selain limbah buangan industri, masuknya limbah domestik dari kawasan pemukiman dapat menimbulkan penyakit karena keberadaan mikroorganisme pathogen. Untuk menganalisis kualitas sungai tidak hanya data fisika dan kimia saja yang perlu diamati, tetapi juga parameter biologi (PUSARPEDAL, 2013).

Parameter biologi yang diamati dalam penelitian adalah bakteri coliform dan fecal coli, plankton, dan makrobenthos. Keberadaan bakteri coliform dan fecal coli sangat penting untuk mengetahui kondisi perairan, karena merupakan indikator bakteri pathogen yang terbawa dari buangan limbah domestik (Darmayati et.al 2009). Selain bakteri coliform, kenakeragaman plankton dan benthos juga dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas air. Jenis plankton tertentu yang dapat ditemukan di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi habitat tinggalnya, dalam kondisi bersih atau tercemar (Kamilah et.al 2014).

Benthos juga dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan, karena peran hewan tersebut dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang masuk ke perairan. Selain itu, hal ini juga digunakan sebagai bioindikator karena sifatnya yang cenderung menetap di habitatnya. Oleh karena itu perubahan-perubahan kualitas air akan mempengaruhi keberadaan benthos di perairan (Asra 2009).

Karena fungsi penting DAS Ciliwung-Cisadane terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar DAS, perlu dilakukan pemantauan secara berkala untuk mengetahui kondisi dan memperoleh data kualitas dan kuantitas air DAS Ciliung-Cisadane. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh cemaran yang masuk terhadap keberadaan bioindikator (bakteri coliform dan fecal coli, plankton, dan makrobenthos) di DAS Ciliwung-Cisadane.

(2)

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 40

BAHAN DAN METODE Area Kajian

Pengamatan kondisi kualitas air DAS Ciliwung-Cisadane dilakukan pada beberapa titik sampling, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Sampling dilakukan menggunakan alat pengambil sampel air di tiga titik kemudian dikompositkan.

Tabel 1. Lokasi sampling DAS Ciliwung – Cisadane

Wilayah DAS Lokasi Tanggal Survei Titik Koordinat DAS Ciliwung Kabupaten Bogor Curug G. Masigit Cisarua 21 Mei 2015 S 06o41’45.9” E 106o59’42.2” Mesjid Atta’awun, Cisarua 21 Mei 2015 S 06o41’57.1” E 106o59’42.2” Hotel Evergreen, Cisarua 21 Mei 2015 S 06o41’08.8” E 106o57’28.2” Leuwi Malang 21 Mei 2015 S 06o39’15.9”

E 106o54’37.4” Gadog, Megamendung 20 Mei 2015 S 06o39’06.4” E 106o52’02.6” DAS Cisadane Kabupaten Bogor Cinagara 9 Juni 2015 S 06o44’09.9” E 106o49’16.9” Muara Jaya 9 Juni 2015 S 06o43’07.1”

E 106o48’48.3” Rancamaya 26 Mei 2015 S 06o39’24.2”

E 106o48’33.4”

Pengamatan bakteri coliform dan fecal coli. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan

metode Most Probable Number (MPN), yang meliputi uji pendugaan, uji penegasan, dan uji pelengkap. Uji pendugaan dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam media Lactose Broth yang sudah dimasukkan tabung Durham, kemudian diinkubasi. Jumlah tabung yang terdapat gas diamati. Jika uji di atas positif, dilakukan uji pelengkap. Uji tersebut dilakukan dengan mengambil satu ose sampel yang positif kemudian digoreskan ke atas Eosin Methylene Blue (EMB) Agar. Jika koloni yang tumbuh berwarna gelap dengan sinar hijau metalik, maka positif fecal coli. Fecal coli dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil goresan sampel di atas EMB Agar.

(3)

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 41

Gambar 1. Lokasi sampling (ditandai dengan tanda bintang) DAS Cisadane (A) dari atas ke bawah Rancamaya, Muara Jaya dan Cinagara, DAS Ciliwung (B) dari kanan ke kiri : Curug G. Masigit Cisarua, Mesjid Atta’awun, Hotel Ever Green, Leuwi Malang, Gadog Megamendung

Pengamatan plankton. Sampel air disaring menggunakan plankton net. Air yang sudah

diperoleh sebelum dianalisa disimpan di dalam lemari pendingin. Plankton dihitung menggunakan haemocytometer yang diamati di bawah mikroskop. Plankton dihitung kepadatannya, lalu ditentukan indeks keragamannya dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener (H’).

Pengamatan makrobenthos. Sampel sedimen sungai diambil dengan menggunakan sekop, lalu

dimasukkan ke dalam wadah. Wadah dimasukkan ke dalam lemari pendingin sebelum dilakukan analisa. Sedimen disaring menggunakan saringan bertingkat, lalu dicuci bersih dengan air bersih kemudian diidentifikasi dan dihitung jumlah makrobenthosnya. Makrobenthos ditentukan indeks keragamannya dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener (H’).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan parameter biologi di DAS Ciliwung - Cisadane Hulu dapat dilihat pada Tabel 2 sampai Tabel 5.

Tabel 2. Hasil pengamatan bakteri coliform dan fecal coli dari sampel DAS Ciliwung Hulu Lokasi Sampling 10 ml 1 ml 0.1 ml 0.0 1 ml MPN/10 0ml EMB Curug Gunung Masigit 3 1 0 - 43 -

A

B

(4)

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 42 Masjid Atta’Awun 3 2 0 - 93 + Jembatan Hotel Evergreen 3 3 3 2 ≥2,400 + Jembatan Leuwimalang 3 3 3 3 ≥2,400 + Jembatan Gadog/Mega Mendung - 3 3 2 1,100 +

Tabel 3. Hasil pengamatan bakteri coliform dan fecal coli dari sampel DAS Cisadane Hulu Lokasi Sampling 1 ml 0.1 ml 0.01 ml MPN/100ml EMB Jembatan Cinagara 3 3 3 ≥24000 + Jembatan Muara Jaya 3 3 3 ≥24000 + Jembatan Rancamaya 3 3 1 4600 +

Tabel 4. Hasil pengamatan plankton DAS Ciliwung Hulu

Lokasi Sampling Jenis Plankton Keragaman (H’)

Curug Gunung Masigit

Euglena sp. Chroococcus sp.; Volvox sp.; Scenedesmus sp.

1.28 Masjid Atta’Awun Euglena sp.; Oocystis sp. 0.64 Jembatan Hotel Evergreen

Scenedesmus sp.; Actinastrum sp.; Zygnema

sp.; Euglena sp.

1.4 Jembatan Leuwimalang Navicula sp.; Nitzschia sp. 0.7 Jembatan Gadog/Mega

Mendung

Euglena sp.; Oedogonium

sp.;Oscillatoria sp. 0.97

Tabel 5. Hasil pengamatan plankton di DAS Cisadane Hulu

Lokasi Sampling Jenis Plankton Keragaman (H’)

Jembatan Cinagara Navicula sp.; Chroococcus sp.;

Euglena sp. 1.06

Jembatan Muara Jaya Nitzschia sp.; Euglena sp.; Zygnema

sp.; Chlamydomonas sp. 1.28

Jembatan Rancamaya

Navicula sp.; Chlamydomonas sp.; Euglena sp.; Phacus sp.; Zygnema sp.; Cosmarium sp.; Chroococcus

sp.

(5)

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 43 Berdasarkan hasil pengamatan di atas, nilai MPN bakteri coliform di DAS Ciliwung Hulu sudah melebihi ambang batas yang ditentukan untuk air bersih, terutama di daerah sekitar Hotel Evergreen dan sekitar Jembatan Leuwimalang. Jumlah bakteri coliform yang tinggi di daerah tersebut dikarenakan di sekitar jembatan tersebut terdapat area pemukiman warga. Masuknya limbah domestik, terutama dari kawasan yang berpenghuni, dapat meningkatkan jumlah bakteri, terutama bakteri pathogen di dalam perairan (Darmayati et.al 2009).

Hasil pengamatan dari goresan EMB Agar menunjukkan hanya lokasi sampling di Curug Gunung Masigit yang negatif mengandung fecal coli. Curug Gunung Masigit merupakan salah satu daerah paling hulu dari DAS Ciliwung, sehingga belum banyak aktivitas yang dapat meningkatkan jumlah coliform di perairan. Akan tetapi nilai MPN total coliform di lokasi ini cukup besar untuk daerah hulu yang menunjukkan bahwa ada buangan limbah domestik yang masuk ke perairan.

Lain halnya dengan yang tampak di hulu DAS Cisadane. Di lokasi sampling DAS Cisadane Hulu dapat dilihat bahwa nilai total coliform dan fecal coli jauh melebihi ambang batas. Hal tersebut dikarenakan sudah banyak limbah domestik dari area pemukiman yang masuk ke badan sungai terutama disekitar Jembatan Rancamaya dan Jembatan Cinagara yang lokasi samplingnya berdekatan dengan kawasan pemukiman. Di Jembatan Muara Jaya, lokasi sampling berada di sekitar kawasan wisata arung jeram, yang juga mempengaruhi jumlah limbah domestik yang dibuang ke badan air. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Sunarti (2015), yang menyebutkan bahwa sumber cemaran coliform dan fecal coli berasal dari limbah domestik yang pengolahannya tidak memadai. Keberadaan coliform dan fecal coli dapat menyebabkan penyakit, terutama diare karena bakteri ini biasanya ditemukan pada saluran pencernaan.

Selain memantau kondisi perairan DAS Ciliwung-Cisadane dengan menggunakan plankton dan benthos sebagai bioindikator. Pada penelitian ini, data benthos tidak disajikan karena di setiap lokasi sampling, baik di DAS Ciliwung, maupun DAS Cisadane tidak ditemukan keberadaan hewan makrobenthos. Hal tersebut menyebabkan sulitnya menentukan kualitas air berdasarkan indeks keragaman Shannon-Wiener, karena tidak ditemukan objek yang akan dihitung keragamannya.

Plankton yang ditemui di DAS Ciliwung-Cisadane, berasal dari Kelas Chlorophyceae,

Cyanophyceae, dan Chrysophyceae. Berdasarkan indeks keragaman Shannon-Wiener diketahui

bahwa lokasi sampling di DAS Ciliwung hulu, Curug Gunung Masigit memiliki indeks paling rendah, sedangkan di DAS Cisadane lokasi di sekitar Jembatan Cinagara memiliki indeks keragaman paling rendah. Keberadaan plankton dari Kelas Cyanophyceae dan Chrysophyceae menunjukkan bahwa DAS Ciliwung sudah tercemar. Cyanophyceae dan Chrysophyceae dapat digunakan sebagai indikator pencemaran dikarenakan kedua Kelas dari fitoplankton ini memiliki karakteristik yang dapat membantu mereka untuk bertahan hidup pada tempat tercemar (Kamilah et.al. 2014). Cyanophyceae memiliki sel pembungkus yang berlapis, serta selubung yang terbentuk pada kondisi lingkungan yang kurang optimal. Plankton anggota Kelas

Chrysophyceae memiliki dinding sel yang terbuat dari silica, sehingga mampu bertahan dari

pengaruh cemaran lingkungan (Kamilah et.al. 2014). Jika dilihat dari indeks keragaman, dengan rata-rata indeks sebesar 1 di DAS Ciliwung dan 1.39 di DAS Cisadane, maka dapat dikatakan bahwa DAS Ciliwung-Cisadane tergolong dalam tingkat pencemaran sedang (Wardhana 2006).

(6)

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 44

KESIMPULAN

Seluruh lokasi sampling baik di DAS Ciliwung maupun DAS Cisadane sudah tercemar oleh bakteri coliform dan fecal coli yang terlihat dari nilai MPN dan pengamatan hasil goresan di atas EMB Agar yang terlihat sinar hijau metalik. Berdasarkan hasil pengamatan plankton, diketahui bahwa di lokasi sampling di DAS Ciliwung-Cisadane ditemukan plankton dari 3 Kelas yaitu Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Chrysophyceae. Rata-rata indeks keragaman di DAS Ciliwung adalah 1, sedangkan di DAS Cisadane adalah 1.39, yang menunjukkan bahwa DAS Ciliwung-Cisadane masuk ke dalam sungai dengan tingkat pencemaran sedang.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Titin Handayani selaku Group Leader, Tuti Suryati, S.Si. selaku Leader, serta rekan-rekan Engineering Staff dan Technical Staff dan jajaran TROIKA PPTL yang telah membantu kelancaran proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Asra. R. 2009. Makrozoobenthos sebagai indicator biologi dari kualitas air di Sungai Kumpeh dan Danau Arang-Arang Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Biospecies, 2(1): 23—25. Darmayati, Y., D.H. Kunarso & Ruyitno. 2009. Dinamika bakteri indicator pencemaran di

perairan estuary Cisadane. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 35(2): 273—290. Kamilah, F., F. Rachmadiarti & N.K.Indah. 2014. Keanekaragaman plankton yang toleran

terhadap kondisi perairan tercemar di sumber air belerang, Sumber Beceng Sumenep, Madura. LenteraBio, 3(3): 226—231.

Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan. 2013. Pemantauan Kualitas Air Sungai

Ciliwung. PUSARPEDAL, Serpong.

Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan. 2013. Pemantauan Kualitas Air Sungai

Cisadane. PUSARPEDAL, Serpong

Siahaan, R., A. Irawan. D. Soedharma & L.B. Prasetyo. 2011. Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa Barat – Banten. Jurnal Ilmiah Sains 11(2): 268—273.

Soewandita, H & N. Sudiana. 2010. Studi Dinamika Kualitas Air DAS Ciliwung, JAI 6(1): 24—33. Sunarti, R.N. 2015. Uji kualitas air sumur dengan menggunakan metode MPN (Most Probable

Number). Bioilmi, 1(1): 30—34.

Wardhana, W. 2006. Metoda Prakiraan Dampak dan Pengelolaannya pada Komponen Biota

Akuatik. Jakarta: Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan (PPSML)

Gambar

Tabel 1. Lokasi sampling DAS Ciliwung – Cisadane
Tabel 2. Hasil pengamatan bakteri coliform dan fecal coli dari sampel DAS Ciliwung Hulu  Lokasi Sampling  10 ml  1  ml  0.1 ml  0.01  ml  MPN/100ml  EMB  Curug Gunung  Masigit  3  1  0  -  43  - A B
Tabel 5. Hasil pengamatan plankton di DAS Cisadane Hulu

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada pengenceran ke-4 nilai standar deviasi dari pipet gelas lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi pipet piston, hal ini sesuai dengan teori

Peringkat selanjutnya, dilanjutkan dengan poin-poin yang berbentuk fitur dari produk, yaitu poin Z6 dan Z5 atau Fitur “Poin Solid” khusus untuk pengguna kartu LOOP

ie ye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa <a)a dijumput sedikit, dengan tali atau

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Endorser Agnes Monica Terhadap Minat Beli Kartu Selular Simpati” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar

Hal ini diungkapkan oleh Analis Rusia Timofei Bordachev yang memimpin Pusat Studi Eropa dan Internasional di sekolah tinggi ekonomi (HSE), menyebutkan bahwa kondisi seperti tadi

TOYOTA AVANZA G 2005 silver met tangan pertama pajak panjang barang mulus KM 91rb. Kramat Kwitang Senen

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Sindrom nefrotik resisten steroid merupakan masalah karena risiko progesivitas yang tinggi untuk menjadi penyakit ginjal stadium akhir dan memerlukan imunosupresan selain steroid