• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 4482-2013 Durian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 4482-2013 Durian"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)SNI 4482:2013. Durian. Badan Standardisasi Nasional. ICS 67.080.10. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Standar Nasional Indonesia.

(2) Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. © BSN 2013.

(3) SNI 4482:2013. Daftar isi.....................................................................................................................................i  Prakata ..................................................................................................................................... ii  1. Ruang lingkup .................................................................................................................... 1 . 2. Acuan normatif................................................................................................................... 1 . 3. Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1 . 4. Pengkelasan ...................................................................................................................... 3 . 5. Persyaratan mutu ............................................................................................................ 3 . 6. Ketentuan mengenai ukuran............................................................................................. 4 . 7. Ketentuan mengenai toleransi .......................................................................................... 4 . 9. Penandaan atau pelabelan ................................................................................................ 5 . 10. Rekomendasi ................................................................................................................... 5 . 11. Metode pengambilan contoh ........................................................................................... 5 . 12. Metode uji ........................................................................................................................ 5 . Bibliografi ................................................................................................................................. 7  Tabel 1 - Syarat mutu durian ................................................................................................... 3  Tabel 2 - Kode ukuran berdasarkan bobot .............................................................................. 4  Tabel 3 - Toleransi ................................................................................................................... 4 . © BSN 2013. i. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Daftar isi.

(4) SNI 4482:2013. SNI ini merupakan revisi SNI 01-4482-1998 Durian. Dalam rangka harmonisasi dengan standar internasional maka SNI ini mengadopsi secara modifikasi dari ASEAN Standard for Durian dan telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Bagian yang dimodifikasi, pada standar ini adalah pada bagian acuan normatif, istilah dan definisi, ketentuan mengenai mutu, ukuran, toleransi, penampilan, penandaan, pelabelan, rekomendasi, metode pengambilan contoh, metode uji dan bibliografi. Standar ini telah dirumuskan oleh Panitia Teknis (PT) 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 9 November 2011 yang dihadiri oleh anggota Panitia Teknis. Standar ini juga telah melalui jajak pendapat pada tanggal 9 Februari 2012 sampai dengan 9 April 2012 dengan hasil akhir RASNI.. © BSN 2013. ii. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Prakata.

(5) SNI 4482:2013. 1. Ruang lingkup. Standar ini menetapkan ketentuan tentang syarat mutu dan metode uji pada buah durian (Durio zibethinus Murray). Standar ini berlaku untuk varietas komersial durian dari famili Bombacaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Durian untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini.. 2. Acuan normatif. Untuk acuan normatif tidak bertanggal berlaku edisi terakhir (termasuk revisi dan atau amandemennya) SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan. SNI 2896, Cara uji logam dalam makanan. SNI 4866, Cara uji arsen dalam makanan. SNI 7387, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. SNI 7388, Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. Bacteriological Analytical Manual (BAM) chapter 5 Salmonella. Bacteriological Analytical Manual (BAM) chapter 4 Enumeration of Escherichia Coli and Coliform Bacteri. CODEX STAN 1-1985, Amd 2010, Codex general standar for the labelling of prepackaged food. CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004, Recommended international code of practice for packaging and transport of tropical fresh fruit and vegetables. CAC/RCP 53-2003, Code of hygienic practice for fresh fruits and vegetables. OECD, 2005, Guidance on objective tests to determine quality of fruits and vegetables and dry and dried produce.. 3. Istilah dan definisi. 3.1 utuh buah sempurna tidak cacat yang mempengaruhi penampilan umum 3.2 cacat kerusakan fisik pada buah 3.3 tampilan segar keadaan fisik buah yang tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air. © BSN 2013. 1 dari 7. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Durian.

(6) SNI 4482:2013. 3.5 bersih buah bebas dari kotoran dan benda asing lainnya 3.6 bebas dari hama dan penyakit buah tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit 3.7 bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang ekstrim buah bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang mencolok dalam penanganan 3.8 bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal buah bebas dari penyimpanan pada lingkungan yang mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia buah 3.9 bebas dari aroma dan rasa asing buah bebas dari aroma dan rasa selain khas durian 3.10 pengkelasan penggolongan buah berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi yang ditentukan 3.11 kode ukuran penggolongan buah berdasarkan bobot buah 3.12 daging buah (pulp) bagian dari buah yang dikonsumsi 3.13 daging buah keras (hardened pulp) karakteristik daging buah yang mengeras karena pematangan buah yang tidak merata atau karena mengalami gangguan selama pertumbuhan dan perkembangan buah 3.14 ujung daging buah terbakar (tip burn) karakteristik daging buah terutama pada bagian ujung buah yang berubah warna menjadi coklat atau coklat tua 3.15 inti juring berair (water core/wet core) bagian tempat menempel daging mengalami kelebihan kandungan air dan berpengaruh pada daging buah. © BSN 2013. 2 dari 7. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 3.4 layak konsumsi buah tidak busuk atau rusak.

(7) SNI 4482:2013. 4. Pengkelasan. Durian diklasifikasi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu: - Kelas super; - Kelas 1; - Kelas 2. 5. Persyaratan mutu. 5.1. Persyaratan umum. Untuk semua kelas mutu buah, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah : ─ utuh (dengan atau tanpa tangkai) ─ penampilan segar, bersih serta tidak ada gejala busuk ─ bebas dari kerusakan mekanis dan atau kerusakan fisiologis ─ bebas dari hama dan penyakit ─ bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang ekstrim ─ bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin ─ bebas dari aroma dan rasa asing ─ bentuk, warna dan rasa sesuai karakteristik varietasnya; ─ buah dipanen setelah mencapai umur panen sesuai karakteristik varietas dan lokasi tanam ─ cacat pada daging buah matang (seperti daging buah mengeras, ujung daging buah terbakar dan atau inti juring berair) maksimum 5 (lima) % dari bobot daging buah. 5.2. Persyaratan khusus. Persyaratan khusus durian seperti pada Tabel 1. Tabel 1 - Syarat mutu durian Kelas mutu Kelas super. Kelas 1. -. Kelas 2. -. © BSN 2013. Persyaratan Bebas dari kerusakan Minimum 4 juring terisi penuh, Duri berkembang sempurna dan yang dempet. Kerusakan maksimum 10 % dari tidak mempengaruhi isi buah Minimum 3 juring terisi penuh Duri berkembang sempurna dan yang dempet. Kerusakan maksimum 15 % dari tidak mempengaruhi isi buah Minimum 3 juring terisi penuh. 3 dari 7. tidak ada ujung duri total permukaan dan. tidak ada ujung duri total permukaan dan. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 3.16 juring terisi penuh (fertile locule) penampilan luar juring buah yang menunjukkan terisi sempurna dengan daging buah.

(8) SNI 4482:2013. Ketentuan mengenai ukuran. Kode ukuran ditentukan berdasarkan bobot per buah, seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 2 - Kode ukuran berdasarkan bobot Bobot (kg) >4 >3-4 >2-3 >1-2 <1. Kode ukuran 1 2 3 4 5. 7. Ketentuan mengenai toleransi. Toleransi mutu dan ukuran durian seperti pada Tabel 3. Tabel 3 - Toleransi Kelas mutu Kelas super Kelas 1 Kelas 2. Toleransi mutu 5% 10 % 10 %. Toleransi ukuran 10 %. Catatan Toleransi mutu dan ukuran berdasarkan jumlah atau bobot buah tetapi masih memenuhi persyaratan mutu untuk kelas dibawahnya atau persyaratan minimum. 8 8.1. Ketentuan mengenai penampilan Keseragaman. Isi setiap kemasan durian harus seragam dan berasal dari kawasan tanam, kelas mutu dan ukuran yang sama. Durian yang tampak dari kemasan atau yang curah harus mencerminkan keseluruhan isi. 8.2. Pengemasan. Durian harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal buah. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi buah yang dicetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang aman untuk produk pangan. Durian dikemas dalam kontainer sesuai dengan CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004. Kemasan harus memenuhi syarat mutu, higienis, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk mempertahankan mutu. Kemasan harus bebas dari bahan dan aroma asing.. © BSN 2013. 4 dari 7. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 6.

(9) SNI 4482:2013. Penandaan atau pelabelan. 9.1. Kemasan eceran. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Amd 2010. Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi mengenai nama buah dan ditulis sebagai nama varietas. 9.2. Kemasan bukan eceran. Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman buah. Untuk buah yang diangkut dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen yang menyertai buah. Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan: - nama dan varietas buah; - nama dan alamat perusahaan eksportir/importir, pengemas dan atau pengumpul; - asal buah; - kelas; - ukuran (kode ukuran atau kisaran bobot dalam gram). 10. Rekomendasi. 10.1 Durian memenuhi syarat batas maksimum cemaran logam berat sesuai dengan SNI 7387. 10.2 Durian memenuhi syarat batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan sesuai dengan SNI 7388. 10.3 Durian memenuhi syarat higienis sesuai dengan prinsip dasar higienis makanan (CAC/RCP 53-2003) atau ketentuan lainnya yang relevan.. 11. Metode pengambilan contoh. Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini sesuai dengan SNI 0428.. 12 12.1. Metode uji Uji visual dan organoleptik. Pengujian mutu pada persyaratan umum dilakukan secara visual dan organoleptik. Pengujian organoleptik dalam ketentuan ini sesuai dengan pedoman pengujian organoleptik pada buah (OECD, 2005).. © BSN 2013. 5 dari 7. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 9.

(10) SNI 4482:2013. Uji cemaran logam berat. Pengujian cemaran logam berat dalam ketentuan ini sesuai dengan SNI 2896 dan SNI 4866. 12.3. Uji cemaran mikroba. Pengujian cemaran mikroba dalam ketentuan ini sesuai dengan BAM chapter 5 Salmonella dan chapter 4 Enumeration of Escherichia Coli and Coliform Bacteria.. © BSN 2013. 6 dari 7. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 12.2.

(11) SNI 4482:2013. ASEAN STAN 2010, Asean standard for durian. CAC/GL 21-1997, Principles for the establishment and application of microbiological criteria for food. CAC/GL 50-2004, General guidelines on sampling. CODEX STAN 228-2001, General methods of analysis for contaminants.. © BSN 2013. 7 dari 7. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Bibliografi.

(12)

Gambar

Tabel 1 - Syarat mutu durian
Tabel 3 - Toleransi

Referensi

Dokumen terkait

Luka yang dalam, tepi luka yang lebih dari 3 cm, luka yang mengandung benda asing maupun luka yang terkontaminasi oleh kuman khususnya golongan coccus, jika

Air pengairan harus bersih dan bebas penyakit; penanaman jangan terlalu dalam; diberi lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh tanah; diberi mulsa

Bibit tebu yang baik adalah bibit yang berumur cukup (5 – 6 bulan), murni (tidak tercampur dengan varietas lain), bebas dari hama penyakit dan tidak mengalami kerusakan fisik.Pada

Untuk mengetahui tanaman terserang hama atau penyakit dapat dilakukan dengan melakukan diagnosa pada tanaman yang mengalami kerusakan.. Diagnosa tersebut dapat dilakukan

(2) menjamin bibit mempunyai tingkat keseragaman yang tinggi; (3) menjamin bibit berkualitas dan berproduktivitas tinggi; dan (4) menjamin bibit bebas hama penyakit. Pembibitan

Pada kelas angka bebas jentik kelas 1 atau angka bebas jentik tinggi (keadaan lingkungan bersih tidak ada jentik) tidak terdapat kasus penyakit demam berdarah karena di

Hal itu merupakan ketentuan yang harus dipatuhi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,