BAB III BAB III KANKER OVARIUM KANKER OVARIUM 3.1 Epidemiologi 3.1 Epidemiologi Ka
Kankenker r ovovarariuium m jajararang ng diditetemumukakan n papada da ususia ia didibabawawah h 40 40 tatahunhun. . AnAngkgka a kejkejadadiaiann menin
meningkat dengan makin gkat dengan makin tua, yaitu 15-16 per tua, yaitu 15-16 per 100.000 pada usia 40-44 100.000 pada usia 40-44 tahun, dan paling tinggitahun, dan paling tinggi yaitu 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun. Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan yaitu 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun. Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48% penderita berusia diatas 65 tahun. Belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker 48% penderita berusia diatas 65 tahun. Belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium, sehingga 70% kasus ditemukan
ovarium, sehingga 70% kasus ditemukan pada stadium lanjut.pada stadium lanjut.
3.2 Etiologi 3.2 Etiologi
Ada beberapa teori tentang etiologi kanker ovarium yaitu: Ada beberapa teori tentang etiologi kanker ovarium yaitu:
1.
1. Hipotesis Incessant OvulationHipotesis Incessant Ovulation
Te
Teorori i inini i pepertrtamama a kakali li didipeperkrkenenalalkan kan ololeh eh FaFaththalalla la padpada a tatahuhun n 191972, 72, yayangng menyatakan bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel ovarium. menyatakan bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel ovarium. Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum penyembuhan Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan akan terganggu dan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan akan terganggu dan kacau sehingga dapat menimbulkan transformasi menjadi sel-sel tumor.
kacau sehingga dapat menimbulkan transformasi menjadi sel-sel tumor. 2.
2. HiHipopotetesisis gos gonadnadototroropipinn Te
Teorori i inini i dididadasasarkrkan an papada da pepengngetetahahuauan n dadari ri pepercrcobobaan aan bibinanatatang ng dadan n datdataa epidemiologi. Hormon hipofisis diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium pada epidemiologi. Hormon hipofisis diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium pada beber
beberapa apa percobapercobaan pada rodentian pada rodentia. Pada percoba. Pada percobaan ini ditemaan ini ditemukan bahwa jika kadaukan bahwa jika kadar r hormon estrogen rendah di
hormon estrogen rendah di sirkusirkulasi periferlasi perifer, , kadar hormon kadar hormon gonadotgonadotrofin juga rofin juga menigkmenigkat.at. Pe
Peniningkngkatatan an kakadadar r horhormomon n gogonanadotdotrorofifin n inini i teternrnyayata ta beberhrhububunungan gan dendengagan n mamakikinn bertambah besarnya tumor ovarium pada binatang
bertambah besarnya tumor ovarium pada binatang tersebut.tersebut.
Kelenjar ovarium yang telah terpapar pada zat karsinogenik
Kelenjar ovarium yang telah terpapar pada zat karsinogenik dimetilbenzatrenedimetilbenzatrene (DMBA) akan menjadi tumor ovarium jika ditransplantasikan pada tikus yang telah di (DMBA) akan menjadi tumor ovarium jika ditransplantasikan pada tikus yang telah di ooforektomi, tetapi tidak menjadi tumor jika tikus tersebut telah di hipofisektomi.
ooforektomi, tetapi tidak menjadi tumor jika tikus tersebut telah di hipofisektomi.
Berkurangnya resiko kanker ovarium pada wanita multipara dan wanita pemakai Berkurangnya resiko kanker ovarium pada wanita multipara dan wanita pemakai pil kontrasepsi dapat diterangkan dengan rendahnya kadar gonadotrofin.
pil kontrasepsi dapat diterangkan dengan rendahnya kadar gonadotrofin. 3.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Rish pada tahun 1998 yang mengatakan Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Rish pada tahun 1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Teori ini bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Teori ini
did
didasaasarkarkan n padpada a buktbukti i bahbahwa wa epiepitel tel ovarovarium ium menmengandgandung ung resresepteptor or andrandrogenogen. . EpiEpiteltel ovarium selalu terpapar pada androgenic steroid yang berasal dari ovarium itu sendiri dan ovarium selalu terpapar pada androgenic steroid yang berasal dari ovarium itu sendiri dan kelenjar adrenal, seperti androstenedion, dehidroepiandrosteron, dan testosterone. Dalam kelenjar adrenal, seperti androstenedion, dehidroepiandrosteron, dan testosterone. Dalam percobaan invitro androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan percobaan invitro androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel-sel kanker ovarium epitel dalam kultur sel.
juga sel-sel kanker ovarium epitel dalam kultur sel. 4.
4. HiHipopotetesisis ps prorogegeststereronon Be
Berbrbededa a dedengangan n efefek ek pepeniningngkakatatan n reresisiko ko kakanknker er ovovarariuium m ololeh eh andandrorogegen n ,, proge
progesterosteron n ternyternyata ata mempunmempunyai yai peranaperanan n proteprotektif ktif terhaterhadap dap terjterjadinyadinya a kanker kanker ovariovarium.um. Epitel normal ovarium mengandung reseptor progesteron.
Epitel normal ovarium mengandung reseptor progesteron.
Pemberian pil yang mengandung estrogen saja pada wanita pasca menopause Pemberian pil yang mengandung estrogen saja pada wanita pasca menopause akan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi akan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi dengan pemberian progesteron akan menurunkan resikonya. Kehamilan, dimana kadar dengan pemberian progesteron akan menurunkan resikonya. Kehamilan, dimana kadar pr
progeogestesteron ron tintinggiggi, , menmenuruurunkankan n resresiko iko kankkanker er ovarovariumium. . Pil Pil kontkontrasrasepsepsi i komkombinbinasiasi menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium.
menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. 5
5.. PPaarriittaass
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan satu paritas yang tinggi memiliki Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan satu paritas yang tinggi memiliki resiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada nulipara, yaitu denga risiko resiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada nulipara, yaitu denga risiko relative 0,7. Pada wanita yang mengalami 4 atau lebih kehamilan aterm, resiko terjadinya relative 0,7. Pada wanita yang mengalami 4 atau lebih kehamilan aterm, resiko terjadinya kanker ovarium berkurang sebesar 40% jika dibandingkan dengan wanita nulipara.
kanker ovarium berkurang sebesar 40% jika dibandingkan dengan wanita nulipara. 6.
6. PiPil l kokontntrarasesepspsii
Penelitian dari center for disease control menemukan penurunan resiko terjadinya Penelitian dari center for disease control menemukan penurunan resiko terjadinya kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang memakai pil kontasepsi, kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang memakai pil kontasepsi, yaitu dengan resiko relative 0,6.
yaitu dengan resiko relative 0,6. 7
7.. TTaallk k
Pemakaian talk pada daerah perineum dilaporkan meningkatkan resiko terjadinya kanker Pemakaian talk pada daerah perineum dilaporkan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium dengan resiko relative 1,9%.
ovarium dengan resiko relative 1,9%. 8.
Pengikatan tuba ternyata menurunkan terjadinya kanker ovarium dengan resiko relatif Pengikatan tuba ternyata menurunkan terjadinya kanker ovarium dengan resiko relatif 0,3. Mekanisme terjadinya efek protektif ini diduga dengan terputusnya akses talk atau 0,3. Mekanisme terjadinya efek protektif ini diduga dengan terputusnya akses talk atau karsinogen lainnya dengan ovarium.
karsinogen lainnya dengan ovarium.
3.3 Gejala Klinis 3.3 Gejala Klinis
Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut.
kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut.
Mayoritas pemderita kanker ovarium jenis epithelial tidak menunjukkan gejala sampai Mayoritas pemderita kanker ovarium jenis epithelial tidak menunjukkan gejala sampai periode waktu tertentu. Pada stadium awal kanker ovarium ini muncul dengan gejala-gejala tidak periode waktu tertentu. Pada stadium awal kanker ovarium ini muncul dengan gejala-gejala tidak khas. Bila penderita dalam usia perimenopause, keluhan adalah haid yang tidak teratur. Bila khas. Bila penderita dalam usia perimenopause, keluhan adalah haid yang tidak teratur. Bila massa tumor telah menekan kandung kemih atau rectum, keluhan sering berkemih dan konstipasi massa tumor telah menekan kandung kemih atau rectum, keluhan sering berkemih dan konstipasi akan muncul.
akan muncul. Kadang-Kadang-kadang gejala kadang gejala seperseperti distensi perut ti distensi perut sebelsebelah ah bawah, rasa bawah, rasa terttertekan, danekan, dan nyeri dapat pula ditemukan.
nyeri dapat pula ditemukan.
Pada stadium lanjut ini gejala-gejala yang ditemukan umumnya berkaitan dengan adanya Pada stadium lanjut ini gejala-gejala yang ditemukan umumnya berkaitan dengan adanya asites, metastasis ke omentum, atau metastasis ke usus.
asites, metastasis ke omentum, atau metastasis ke usus.
3.4 Tanda Tanda Kanker Ovarium 3.4 Tanda Tanda Kanker Ovarium
Tan
Tanda da palpaling ing pentpenting ing adanadanya ya kankkanker er ovarovarium ium adaadalah lah ditditemuemukankannya nya masmassa sa tumtumor or didi pe
pelvilvis. s. BilBila a tumtumor or tertersebsebut ut padapadat, t, benbentuktuknya nya irrirreguegular lar dan dan terterfikfiksir sir ke ke dindindinding g pangpanggulgul,, keganasan perlu dicurigai. Bila di bagian atas abdomen ditemukan juga massa dan disertai asites, keganasan perlu dicurigai. Bila di bagian atas abdomen ditemukan juga massa dan disertai asites, keganasan hampir dapat dipastikan.
keganasan hampir dapat dipastikan. Me
Menurnurut ut PiPiver ver perperhahatitian an khukhususus s haharurus s didibeberirikan kan jijika ka diditetemumukan kan kikiststa a ovovarariuiumm berdiameter > 5 cm karena pada 95% kasus kanker ovarium, tumornya berdiameter > 5 cm. berdiameter > 5 cm karena pada 95% kasus kanker ovarium, tumornya berdiameter > 5 cm. Dengan demikian, bila tumor sebesar ini ditemukan pada pemeriksaan pelvis, evaluasi lebih Dengan demikian, bila tumor sebesar ini ditemukan pada pemeriksaan pelvis, evaluasi lebih lanju
lanjut t perlu dilakukaperlu dilakukan n untuk menyingkuntuk menyingkirkan keganasan, khususnirkan keganasan, khususnya ya pada wanita yang pada wanita yang berusiberusia a >> 40 tahun. Jika ditemukan massa kistik berukuran 5-7 cm pada usia reproduksi kemungkinan kista 40 tahun. Jika ditemukan massa kistik berukuran 5-7 cm pada usia reproduksi kemungkinan kista tersebut suatu kista fungsional yang akan mengalami regresi dalam masa 4-6 minggu kemudian. tersebut suatu kista fungsional yang akan mengalami regresi dalam masa 4-6 minggu kemudian. Bilateralitas pada kista jinak hanya ditemukan pada 5% kasus, sedangkan pada kista ganas Bilateralitas pada kista jinak hanya ditemukan pada 5% kasus, sedangkan pada kista ganas dit
ditemuemukan kan pada pada 26% 26% kaskasus. us. OleOleh h karkarena ena ituitu, , jijika ka ditditemuemukan kan kiskista ta ovaovariurium m bilbilateateral ral harharusus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk menyingkirkan keganasan termasuk pada penderita dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk menyingkirkan keganasan termasuk pada penderita yang masih berusia muda. Berek mengambil batasan ukuran kista 8 cm. jika kista tersebut yang masih berusia muda. Berek mengambil batasan ukuran kista 8 cm. jika kista tersebut
berukuran > 8 cm, sangat mungkin kista tersebut neoplasma, bukan kista fungsional. Kista yang berukuran > 8 cm, sangat mungkin kista tersebut neoplasma, bukan kista fungsional. Kista yang berukuran < 8 cm, dapat dianggap kista fungsional jika pada pemeriksaan ginekologi ditemukan berukuran < 8 cm, dapat dianggap kista fungsional jika pada pemeriksaan ginekologi ditemukan
kista yang mudah digerakkan, kistik, unilateral dan permukaan rata. kista yang mudah digerakkan, kistik, unilateral dan permukaan rata.
Pada penderita pramenopause dengan massa kistik berukuran diameter lebih dari 8-10 Pada penderita pramenopause dengan massa kistik berukuran diameter lebih dari 8-10 cm,
cm, besbesar ar kemkemungkungkinainan n bahbahwa wa kiskista ta itu itu suasuatu tu neopneoplaslasma, ma, kecukecuali ali jikjika a penpenderderita ita sebsebeluelumm pemeriksaaan ini telah meminum klomifen sitrat atau obat-obat lain untuk induksi ovulasi. Pada pemeriksaaan ini telah meminum klomifen sitrat atau obat-obat lain untuk induksi ovulasi. Pada pe
pendernderita ita prapramenmenopauopause, se, penpengamgamataatan n untuntuk uk waktwaktu u tertertententu tu dapadapat t dildilakukakukan an asaasalkalkan n kiskistata ter
tersebsebut ut tidtidak ak dicdicuriurigai gai ganganas. as. PenPengamgamataatan n dildilakukakukan an tidtidak ak leblebih ih dardari i 2 2 bulbulan. an. JikJika a masmassasa ter
tersebsebut ut bukbukan an neoneoplaplasmasma, , masmassa sa tertersebsebut ut akaakan n menmenetaetap p ataatau u menmengecigecil l padpada a pempemerieriksaksaanan panggul dan USG. Jika makin besar, massa tersebut harus dicurigai sebagai neoplasma dan harus panggul dan USG. Jika makin besar, massa tersebut harus dicurigai sebagai neoplasma dan harus
dilakukan pengangkatan secara operasi. dilakukan pengangkatan secara operasi.
Pad
Pada a wanwanita ita paspascamcamenoenopauspause, e, ovaovariurium m akan akan menmenjadjadi i atratropi opi dan dan pada pada pempemerieriksaksaanan panggul tidak dapat diraba. Jadi bila pada usia ini teraba massa di pelvis, maka massa tersebut panggul tidak dapat diraba. Jadi bila pada usia ini teraba massa di pelvis, maka massa tersebut pa
patut tut dicdicuriurigai gai suasuatu tu kegkeganasanasan. an. KeaKeadaan daan ini ini dahudahulu lu disdisebuebutt postme postmenopausal nopausal palpabpalpablele syndrome.
syndrome. Penelitian pada penderita kelompok ini menunjukkan bahwa hanya 3% dari massaPenelitian pada penderita kelompok ini menunjukkan bahwa hanya 3% dari massa yang teraba di pelvis tersebut yang berukuran kurang dari 5 cm, yang bersiffat ganas.
yang teraba di pelvis tersebut yang berukuran kurang dari 5 cm, yang bersiffat ganas.
Pada penderita pascamenopause dengan kista unilateral berukuran kurang dari 8-10 c, Pada penderita pascamenopause dengan kista unilateral berukuran kurang dari 8-10 c, kadar Ca 125 normal, pengamatan untuk waktu tertentu dapat dilakukan. Jika massa tersebut kadar Ca 125 normal, pengamatan untuk waktu tertentu dapat dilakukan. Jika massa tersebut dicurigai ganas, dengan tanda-tanda massa besar, dominan padat, lengket dengan sekitarnya, dan dicurigai ganas, dengan tanda-tanda massa besar, dominan padat, lengket dengan sekitarnya, dan bentuknya tidak teratur, tindakan laparatomi harus segera dilakukan.
bentuknya tidak teratur, tindakan laparatomi harus segera dilakukan.
3.5 Penyebaran Kanker Ovarium 3.5 Penyebaran Kanker Ovarium
Kanker ovarium dapat menyebar dengan cara sebagai berikut : Kanker ovarium dapat menyebar dengan cara sebagai berikut :
1.
1. Penyebaran transcoelomicPenyebarantranscoelomic
Penyebaran dimulai apabila tumor telah menginvasi kapsul. Selanjutnya sel-sel tumor Penyebaran dimulai apabila tumor telah menginvasi kapsul. Selanjutnya sel-sel tumor yang mengalami eksfolias
yang mengalami eksfoliasi i akan menyebar akan menyebar sepanjsepanjang ang permupermukaan kaan peritperitoneum kavumoneum kavum abdo
abdomen men menmengikgikuti uti alialiran ran caicairan ran perperitoitoneumneum. . AliAliran ran caicairan ran perperitoitoneuneum m itu itu karkarenaena pengaruh gerakan pernafasan akan mengalir dari pelvis ke fossa paracolica, terutama pengaruh gerakan pernafasan akan mengalir dari pelvis ke fossa paracolica, terutama yang kanan, ke mesenterium dank e hemidiafragma kanan. Oleh karena itu, metastasis yang kanan, ke mesenterium dank e hemidiafragma kanan. Oleh karena itu, metastasis sering ditemukan di cavum douglasi,
sering ditemukan di cavum douglasi, fossa paracolica, fossa paracolica, hemidiafragma kanan, kapsulhemidiafragma kanan, kapsul he
menginvasi lumen usus, tetapi secara cepat akan menyebabkan usus-usus saling melekat menginvasi lumen usus, tetapi secara cepat akan menyebabkan usus-usus saling melekat sehingga dapat menimbulakan ileus obstruktif.
sehingga dapat menimbulakan ileus obstruktif. 2.
2. PePenynyebebararan an lilimfmfatatik ik
Penyebaran kanker ovarium dapat juga melalui pembuluh getah bening yang berasal dari Penyebaran kanker ovarium dapat juga melalui pembuluh getah bening yang berasal dari ovarium. Melalui pembuluh getah bening yang mengikuti pembuluh darah di ligamentum ovarium. Melalui pembuluh getah bening yang mengikuti pembuluh darah di ligamentum infundibulo pelvikum, sel-sel kanker dapat menyebar mencapai KGB disekitar aorta dan infundibulo pelvikum, sel-sel kanker dapat menyebar mencapai KGB disekitar aorta dan KGB interkavoaortik sampai setinggi a/v renalis. Melalaui pembuluh getah bening yang KGB interkavoaortik sampai setinggi a/v renalis. Melalaui pembuluh getah bening yang mengikuti pembuluh darah diligamentum latum dan parametrium, sel-sel kanker dapat mengikuti pembuluh darah diligamentum latum dan parametrium, sel-sel kanker dapat pula mencapai KGB di dinding panggul seperti KGB iliaca eksterna, KGB obturatoria, pula mencapai KGB di dinding panggul seperti KGB iliaca eksterna, KGB obturatoria,
dan KGB disekitar pembuluh darah hipogastrika dan KGB disekitar pembuluh darah hipogastrika 3.
3. PePenynyebebararan an hehemamatotogengen
Penyebaran hematogen kanker ovarium jarang terjadi. Bila terjadi, penyebaran tersebut Penyebaran hematogen kanker ovarium jarang terjadi. Bila terjadi, penyebaran tersebut dapat ditemukan di parenkim paru dan hepar pada 2-3% kasus.
dapat ditemukan di parenkim paru dan hepar pada 2-3% kasus. Pen
Penyebyebaraaran n jaujauh h biabiasansanya ya terterjadjadi i pada pada penpenderderita ita dendengan gan asiasites tes yanyang g banbanyakyak, , dandan karsinomatosis peritonel, telah ada metastasis di intraabdomen dan KGB retroperitoneal. karsinomatosis peritonel, telah ada metastasis di intraabdomen dan KGB retroperitoneal. 4.
4. TrTranansdsdiaiafrfragagmama
Cairan asites yang mengandung sel-sel tumor ganas dapat menembus diafragma sebelah Cairan asites yang mengandung sel-sel tumor ganas dapat menembus diafragma sebelah kanan sehingga mencapai rongga pleura. Implantasi sel-sel tumor ganas di rongga pleura kanan sehingga mencapai rongga pleura. Implantasi sel-sel tumor ganas di rongga pleura kan menimbulkan efusi pleura. Penemuan sel tumor ganas pada cairan pleura merupakan kan menimbulkan efusi pleura. Penemuan sel tumor ganas pada cairan pleura merupakan salah satu criteria menetapkan penderita kanke
salah satu criteria menetapkan penderita kanker ovarium berada di stadium IV.r ovarium berada di stadium IV.
3.6 Stadium Kanker Ovarium 3.6 Stadium Kanker Ovarium
St
Stadadiuium m kakanknker er ovovarariuium m didisusususun n memenutnutut ut kekeadaadaan an yayang ng diditetemumukakan n papada da opopererasasii eksplorasi. Stadium tersebut menurut International Federation of Gynecologist and Obstenricians eksplorasi. Stadium tersebut menurut International Federation of Gynecologist and Obstenricians (FIGO) 1987 sebagai beriku:
(FIGO) 1987 sebagai beriku: Stadium I
Stadium I
Pertumbuhan terbatas pada ovarium Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Stadium Ia : pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan Stadium Ia : pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritonium
Stadium Ib : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada pertumbuhan di permukaan Stadium Ib : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor cairan
ovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun pada bilasan cairan di asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoniumrongga peritonium Stadium Ic : tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu factor dari kapsul tumor pecah, Stadium Ic : tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu factor dari kapsul tumor pecah, pe
perturtumbumbuhan han tumtumor or padpada a perpermukmukaan aan kapkapsulsul, , ditditemuemukan kan sel sel tumtumor or ganganas as padpada a caicairan ran asiasitete maupun bilasan rongga peritoneum.
maupun bilasan rongga peritoneum. Stadium II
Stadium II
Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke panggul Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke panggul Stadium IIa : perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau
Stadium IIa : perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau tubatuba Stadium IIb : perluasan ke jaringan pelvis lainnya
Stadium IIb : perluasan ke jaringan pelvis lainnya
Stadium IIc : tumor stadium IIa dan IIb tetapi dengan tumor pada permukaan satu atau kedua Stadium IIc : tumor stadium IIa dan IIb tetapi dengan tumor pada permukaan satu atau kedua ovari
ovarium, kapsul pecah, um, kapsul pecah, atau dengan atau dengan asitasites es yang mengandunyang mengandung g sel ganas atau sel ganas atau bilasbilasan an peritperitoneumoneum positif.
positif. Stadium III Stadium III
Tumor mengennai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan/atau Tumor mengennai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan/atau KGB retroperitoneal atau ingunal positif. Metastasis permukaan liver masuk stadium III. Tumor KGB retroperitoneal atau ingunal positif. Metastasis permukaan liver masuk stadium III. Tumor terbatas dalam pelvis kecil, tetapi secara histologik terbukti meluas k
terbatas dalam pelvis kecil, tetapi secara histologik terbukti meluas k e usus besar atau omentum.e usus besar atau omentum. Stadium IIIa : tumor terbatas di ppelvisl kecil dengan kelenjar getah bening negative tetapi Stadium IIIa : tumor terbatas di ppelvisl kecil dengan kelenjar getah bening negative tetapi sec
secara ara hishistoltologiogik k dan dan dikdikonfonfirmirmasi asi secsecara ara mikmikrosroskopikopik k adaadanya nya perpertumtumbuhabuhan n di di perpermukmukaanaan peritoneum abdominal.
peritoneum abdominal. St
Stadiadium um IIIIIb Ib : : tutumomor r memengengenanai i sasatu tu atatau au kekedua dua ovovarariuium m dedengangan n imimplplanant t di di pepermrmukaukaanan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah peritoneum dan terbukti secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negatif.
bening negatif.
Stadium IIIc : implan di abdomen >2 cm dan/atau kelenjar detah bening retroperitoneal atau Stadium IIIc : implan di abdomen >2 cm dan/atau kelenjar detah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
inguinal positif. Stadium IV Stadium IV
Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga metastasis parenkim hati. hasil sitologinya positif dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga metastasis parenkim hati.
3.6 Penatalaksanaan 3.6 Penatalaksanaan
Pen
Penataatalaklaksaasaan n kankanker ker ovarovarium ium sansangat gat ditditententukaukan n oleoleh h stastadiudium, m, derderajaajat t difdifereerensinsiasiasi,, fertilitas, dan keadaan umum penderita. Pengobatan utama adalah pengankatan tumor primer dan fertilitas, dan keadaan umum penderita. Pengobatan utama adalah pengankatan tumor primer dan
metastasisnya, dan bila perlu diberikan terapi adjuvant seperti keoterapi, radioterapi, imunoterapi metastasisnya, dan bila perlu diberikan terapi adjuvant seperti keoterapi, radioterapi, imunoterapi dan terapi hormon.
dan terapi hormon.
3.6.1
3.6.1 PenaPenatalatalaksanksanaan aan KankKanker er OvaOvarium rium stadstadium ium II
Pe
Penanatatallakaksasananaanannynya a adadalalah ah ttererdidiri ri dadarri i hihiststererekekttomomi i totottalaliis s peperrababdodommininamam,, salpi
salpingooofongoooforektorektomi mi bialtbialteralieralis, s, apendekapendektomi, tomi, dandan surgic surgical al staginstaging. g. SurgicaSurgical l stagistaging ng adalahadalah sua
suatu tu titindakndakan an bedbedah ah laplaparaaratomtomi i ekseksploplorasrasi i yanyang g dildilakuakukan kan untuntuk uk menmengetgetahui ahui sejsejauh auh manmanaa perl
perluasan suatu uasan suatu kanker ovarium dengan kanker ovarium dengan melakmelakukan ukan evaluaevaluasi si daerahdaerah-daer-daerah ah yang potensial akanyang potensial akan dik
dikenaenai i perperlualuasan san ataatau u penypenyebaebaran ran kankanker ker ovaovariurium. m. TemTemuan uan padapada surgic surgical al staginstaging g akanakan menetukan stadium penyakit dan pengobatan adjuvant yang perlu diberikan. Bila pada eksplorasi menetukan stadium penyakit dan pengobatan adjuvant yang perlu diberikan. Bila pada eksplorasi secara visual dan palpasi tidak ditemukan penyebarana makroskopis dari kanker, penyebaran secara visual dan palpasi tidak ditemukan penyebarana makroskopis dari kanker, penyebaran mikr
mikroskopioskopis s harus harus dicardicari i dengan melakukan dengan melakukan pemerpemerikasaikasaan an mikromikroskopiskopis s cairacairan n peritperitoneum,oneum, biopsy peritoneum, omentektomi, dan linfadenoktomi kelenjar getah bening pelvis dan para biopsy peritoneum, omentektomi, dan linfadenoktomi kelenjar getah bening pelvis dan para
aorta. aorta.
Teknik
Teknik Surgical Staging Surgical Staging
Pada penderita tumor ovarium yang dicurigai ganas insisi abdomen hendaklah insisi mediana Pada penderita tumor ovarium yang dicurigai ganas insisi abdomen hendaklah insisi mediana atau paramedia
atau paramedian n yang cukup yang cukup luas agar luas agar memudamemudahkan melakukan eksplorashkan melakukan eksplorasi i rongga perut bagianrongga perut bagian atas. Prosedur standar yang harus dilakukan adalah:
atas. Prosedur standar yang harus dilakukan adalah:
1.
1. InInsisisi si memedidiana ana memelelewawati ti umumbibililicucus s sasampmpai ai didiperperololeh eh kemkemududahaahan n untuntuk uk memelalakukukankan eksplorasi rongga abdomen atas.
eksplorasi rongga abdomen atas.
2.
2. CoContntoh oh asasitites es atatau au cacairiran an di di cacavuvum m dadauguglalas, s, fofosa sa papararakokolilika ka kakananan n dadan n kikiri ri dadann subdia
subdiafragmfragmadiambadiambil il sebanysebanyak ak 20-50 cc 20-50 cc untuk pemeriksauntuk pemeriksaan an sitolsitologi. ogi. Dapat diakukanDapat diakukan dengan alat suntik 20 cc atau 50 cc yang ujungnya telah disambung dengan kateter.
dengan alat suntik 20 cc atau 50 cc yang ujungnya telah disambung dengan kateter.
3.
3. BiBila la titidak dak adada a asasitites es atatau au cacairiran an di di cacavum vum dadaugluglasas,p,pemembibilaslasan an perperititononeum eum haharuruss
dilakukan dengan memasukkan 50-100 cc larutan faal. Dilakukan pada lokasi Cul de sac, dilakukan dengan memasukkan 50-100 cc larutan faal. Dilakukan pada lokasi Cul de sac, palak
palakolika kanan dan olika kanan dan kirikiri, , hemi difragmhemi difragma a kanan dan kanan dan kirikiri. . KemudiKemudian an cairacairan n itu diambilitu diambil kembali dengan lat suntik tadi.
4.
4. LAkLAkukan ukan EksEksploplorasrasi i sissistemtemik ik
5.
5. Tumor ovarium diangkat sedapatTumor ovarium diangkat sedapatnya in nya in toto dan toto dan dikirdikirim untuk im untuk pemeripemeriksan potong ksan potong bekubeku
(( frozen section frozen section).).
6.
6. Bila hasBila hasil potong beil potong beku ternyku ternyata ganas, diata ganas, dilanjulanjutkan untuk petkan untuk pengangkangangkatan selurtan seluruh genitauh genitalialia interna engan histerektomi total dan salpingooofarektomi bilateral.
interna engan histerektomi total dan salpingooofarektomi bilateral.
7.
7. Untuk Untuk mengetmengetahui ahui adanya adanya mikrmikrometasometastasis tasis dilakdilakukan:ukan:
1.
1. BiBiopsopsi i perperititononeumeum: : kakavum vum DoDouguglalas, s, papararavevesisika ka ururininararia ia papararakokolilika ka kakanan nan dadann subdiafragma
subdiafragma
2.
2. BioBiopsi ppsi perlerlengkengketaetan orgn organ pean peritritoneaoneall
3.
3. LimpaLimpadenoktodenoktomi sismi sistemattematik keleik kelenjar getnjar getah beninah bening pelvig pelvis dan pars dan para aorta aortaa
4
4.. oommeenntteekkttomomii
5.
5. ApeApendekndektomtomi jiki jika tuma tumor jeor jenis mnis musiusinosnosumum
Jika tindakan
Jika tindakan surgical staging surgical staging dilakukan dengan benar disebut dengandilakukan dengan benar disebut dengan completecomplete surgic
surgical al staginstaging.g. Sebaliknya, jika ada langkah-langkah yang ditinggalkan, disebutSebaliknya, jika ada langkah-langkah yang ditinggalkan, disebut incomplete surgical staging.
incomplete surgical staging.
3.6.2
3.6.2 PenaPenatalatalaksanksanaan aan KankKanker er OvaOvarium rium StadStadium ium LanLanjutjut
Pendekatan terapi pada stadium lanjut mirip dengan stadium I dengan sedikit modifikasi Pendekatan terapi pada stadium lanjut mirip dengan stadium I dengan sedikit modifikasi be
bergargantuntung ng padpada a penpenyeayeabrabran n metmetastastasiasis s dan dan keadkeadaan aan umuumum m penpenderderitaita. . titindakndakan an opeoperasrasii pengankatan tumor primer dan metastasisnya di omentum, usus, dan peritoneum disebut operasi pengankatan tumor primer dan metastasisnya di omentum, usus, dan peritoneum disebut operasi
debulking
debulking atau sitoreduksi. Tindakan operasi ini tidak kuratif sehingga diperlukan terapi adjuvantatau sitoreduksi. Tindakan operasi ini tidak kuratif sehingga diperlukan terapi adjuvant untuk mencapai kesembuhan.
Kebany
Kebanyakan akan penderpenderita ita mendapmendapat at kemotkemoterapi erapi adjuvaadjuvant nt kombikombinasi nasi sementsementara ara sebagisebagianan penderita yang tumornya berhasil direseksi dengan sempurna mendapat radiasi. Pada penderita penderita yang tumornya berhasil direseksi dengan sempurna mendapat radiasi. Pada penderita yang telah selesai mendapat kemoterapi tetapi tidak menunjukkan gejal klinis dan radiologis yang telah selesai mendapat kemoterapi tetapi tidak menunjukkan gejal klinis dan radiologis sert
serta a serum CA-125 normal, serum CA-125 normal, dilakdilakukan ukan relaprelaparatomaratomi i untuk menilai hasil untuk menilai hasil pengobatpengobatan. an. TindaTindakankan ini
ini disebdisebutut second-look laparatomy. second-look laparatomy. Jika Jika masimasih h ditemditemukan ukan penyakpenyakit,it, second line terapy second line terapy dapatdapat diberikan.
diberikan.
Operasi Sitoreduksi Operasi Sitoreduksi
Ada dua teknik sitoreduksi yaitu: Ada dua teknik sitoreduksi yaitu:
1.
1. SiSitotorereduduksksi konvi konvenensisionaonall
Tek
Teknik nik ini adalah ini adalah tekteknik nik yanyang g biabiasa sa dildilakukakukan, an, yaiyaitu tu opeoperasrasi i yanyang g berbertujtujuan uan untuntuk uk menbuang masa tumor s
menbuang masa tumor sebanyak mungkin dengan menggunakan alat ebanyak mungkin dengan menggunakan alat operasi yang lazimoperasi yang lazim dipakai. dengan operasi ini keberhasilan mereduksi tumor dibedakan atas 2 golongan dipakai. dengan operasi ini keberhasilan mereduksi tumor dibedakan atas 2 golongan yaitu:
yaitu:
•
• Optional debulking : jika diameter sisa tumor setelah operasi kurang dari 2 Optional debulking : jika diameter sisa tumor setelah operasi kurang dari 2 cmcm
•
• Suboptional debulking Suboptional debulking : jika masa tumor sisa lebih dari 2 cm: jika masa tumor sisa lebih dari 2 cm
Gri
Griffiffith th dan dan kawakawan-kn-kawaawan n menmenyatyatakan akan bahbahwa wa terterdapadapat t hubuhubungan ngan terterbalbalik ik antantaraara survival dengan residu tumor. Pasien dengan optional debulking memilki survival survival dengan residu tumor. Pasien dengan optional debulking memilki survival ya
yang ng lelebibih h babaik ik yayaititu u dedengangann mean-survival mean-survival 39 39 bubulalan, n, sesedadang ng papasisien en dedengangann suboptional debulking adalah 17 bulan dan tidak ada yang hidup lebih dari 26 bulan suboptional debulking adalah 17 bulan dan tidak ada yang hidup lebih dari 26 bulan
2.
2. TTeekknniik bk baarru :u :
•
• Argon Beam Coagulator Argon Beam Coagulator
•
• Cavitron ultrasonic surgical aspirator (CUSA)Cavitron ultrasonic surgical aspirator (CUSA)
•
Operabilitas operasi Sitoreduksi Operabilitas operasi Sitoreduksi
Op
Opererasasi i inini i didimamaksksudkudkan an untuntuk uk reredukduksi si mamassssa a tutumomor r padpada a kakankenker r ovovarariuium m yayangng menyebar pada kavum abdomen dan retroperitonium dengan kesadaran bahwa tidak ada harapan menyebar pada kavum abdomen dan retroperitonium dengan kesadaran bahwa tidak ada harapan kesembuhan. Apabila ditemukan kondisi berikut, maka kasusnya dianggap
kesembuhan. Apabila ditemukan kondisi berikut, maka kasusnya dianggap inoperable:inoperable:
•
• Metastasis di parenkim hepar Metastasis di parenkim hepar
•
• Metastasis di pancreasMetastasis di pancreas
•
• Metastasis di lien pada stadium IVMetastasis di lien pada stadium IV
•
• Metastasis di kelenjar paraaorta di daerah suprarenalMetastasis di kelenjar paraaorta di daerah suprarenal
•
• Penetrasi diafragma oleh metastasisPenetrasi diafragma oleh metastasis
•
• Metastasis di porta hepatisMetastasis di porta hepatis
•
• Infiltrasi dinding abdomenInfiltrasi dinding abdomen
Metastasis ini harus segera ditentukan agar penderita terhindar dari tindakan operasi yang Metastasis ini harus segera ditentukan agar penderita terhindar dari tindakan operasi yang luas dan reseksi organ yang berlebihan.
luas dan reseksi organ yang berlebihan.
Teknik Sitoreduksi Teknik Sitoreduksi
Dilakkukan dengan langkah-langkah sebagia berikut : Dilakkukan dengan langkah-langkah sebagia berikut :
1.
1. EEkkssppllororaassii
Setel
Setelah ah membumembuat at insiinsisi si mediamediana na yang diperluas sampai melewati umbilicuyang diperluas sampai melewati umbilicus s diambdiambilil cairan asites untuk pemeriksaan sitologi dan dilanjutkan dengan eksplorasi sistematik. cairan asites untuk pemeriksaan sitologi dan dilanjutkan dengan eksplorasi sistematik. Pada saat
Pada saat ini operator harus ini operator harus dapat menentukadapat menentukan n operaboperabilitilitas as kasus tersebutkasus tersebut. . Bila optimalBila optimal debulking tidak akan tercapai, pengankatan omentum dan masa di pelvis akan sangat debulking tidak akan tercapai, pengankatan omentum dan masa di pelvis akan sangat
bermanfaat untuk mengurangi asites, mengurangi tekanan terhadap organ sekitarnya, dan bermanfaat untuk mengurangi asites, mengurangi tekanan terhadap organ sekitarnya, dan
meningkatkan rasa nyaman pada penderita. meningkatkan rasa nyaman pada penderita.
2.
2. OOmmeenntteektktoommii
Bila omentum
Bila omentum telah dipenuhi telah dipenuhi oleh metastasioleh metastasis, s, omentomentektomi dapat ektomi dapat dilakdilakukan ukan terlterlebihebih dahulu sebelum tumor di daerah pelvis dieksplorasi.Bila terjadi perlengketan dengn lien dahulu sebelum tumor di daerah pelvis dieksplorasi.Bila terjadi perlengketan dengn lien terkadang dapat dilakukan dengan splenektomi.
terkadang dapat dilakukan dengan splenektomi.
3.
3. ReReseseksksi i tutumomor r pepelvlvisis
Menggunakan pendekatan retroperitoneal. Menggunakan pendekatan retroperitoneal.
4.
4. ResResekseksi Kelei Kelenjanjar Getah Benr Getah Bening Reting Retroproperieritontonealeal
5.
5. ReReseseksksi Ori Orgagan-n-ororgan lgan laiainn
Reseks
Reseksi i sepertseperti i usus halus, rektosigmusus halus, rektosigmoid, ureter, vesika oid, ureter, vesika urinaurinaria dan ria dan lien pada lien pada beberabeberapapa kasus harus dilaksanakan.
kasus harus dilaksanakan.
Kemoterapi Kemoterapi
Sejak tahun 1980 kemoterapi dengan
Sejak tahun 1980 kemoterapi dengan cysplatin-based cysplatin-based telah dipakai untuk pengobatantelah dipakai untuk pengobatan kanker ovarium stadium lanjut. Kemudian, karboplatin, generasi kedua golongan platinum, yang kanker ovarium stadium lanjut. Kemudian, karboplatin, generasi kedua golongan platinum, yang mempunyai pengaruh sama terhadap kanker ovarium tetapi kurang toksis terhadap system saraf mempunyai pengaruh sama terhadap kanker ovarium tetapi kurang toksis terhadap system saraf dan ginjal, kurang menimbulkan nausea, dipakai pula untuk kemoterapi adjuvant, meskipun lebih dan ginjal, kurang menimbulkan nausea, dipakai pula untuk kemoterapi adjuvant, meskipun lebih toksis terhadap sum-sum tulang. Untuk stadium I atau lanjut dapat diberikan kemoterapi tunggal toksis terhadap sum-sum tulang. Untuk stadium I atau lanjut dapat diberikan kemoterapi tunggal atay kombinasi.
atay kombinasi.
Penelitian GOG III oleh McGuire dan kawan-kawan pada kasus dengan suboptimal Penelitian GOG III oleh McGuire dan kawan-kawan pada kasus dengan suboptimal debulking
debulking memperlihat bahwa pemberian 6 siklus kombinasi sisplatin (75 mg/mmemperlihat bahwa pemberian 6 siklus kombinasi sisplatin (75 mg/m22) dan paklitaksel) dan paklitaksel
(135 mg/m
(135 mg/m22) memberikan hasil yang lebih baik daripada kombinasi sisplatin (75 mg/m) memberikan hasil yang lebih baik daripada kombinasi sisplatin (75 mg/m22) dan) dan
siklofosfamid (600 mg/m
mortalitas sebanyak 36%. Data dari penelitian GOG III ini diperkuat oleh penelitian gabungan mortalitas sebanyak 36%. Data dari penelitian GOG III ini diperkuat oleh penelitian gabungan dari EORTC (European Organization for the Reseach and Treatment of Cancer), NOCOVA dari EORTC (European Organization for the Reseach and Treatment of Cancer), NOCOVA (Nordic Ovarian Cancer Study Group) dan NCIC ( National Cancer Institute of Canada) pada (Nordic Ovarian Cancer Study Group) dan NCIC ( National Cancer Institute of Canada) pada pender
penderita ita dengandengan optimal debulking optimal debulking dandan suboptimal debulking. suboptimal debulking. Pada penelitian ini kelompok Pada penelitian ini kelompok yang mendapat
yang mendapat terapterapi i kombinkombinasi asi dengan paklitaksdengan paklitaksel, el, membememberikan perbaikan yang rikan perbaikan yang signisignifikanfikan pada
pada progre progression ssion free free survivsurvival al dandan overaloverall l survivsurvival,al, ba baik ik pada pada kelkelompompok ok pendpenderierita ta dendengangan optimal debulking
optimal debulking maupun pada kelompok penderita denganmaupun pada kelompok penderita dengan suboptimal debulking. suboptimal debulking.
Penel
Penelitian GOG itian GOG 158 158 membamembandingkandingkan n efektefektivitivitas as terapterapi i kombinkombinasi asi karbopkarboplatilatin n AUC AUC 7,57,5 dan
dan pakpaklitlitaksaksel el 175/175/mm22 dendengan gan komkombinbinasi asi sisisplsplatiatin n 75 75 mg/mg/mm22 dan dan paklpaklitaitakseksel l 135m135mg/mg/m22..
Pen
Penelielitiatian n ini ini menmenghasghasilkilkan an angangkaka survival survival yanyang g samsama a tettetapi api toktoksissisititas as kemkemoteoteraprapi i padapada kel
kelompompok ok yanyang g menmendapadapat t karkarboplboplatiatin n leblebih ih riringan ngan dardari i kelkelompompok ok yanyang g menmendapdapat at sissisplaplatitin.n. Toksisitas gastrointestinal dan neurotoksisitas dari kelompok yang mendapat karboplatin lebih Toksisitas gastrointestinal dan neurotoksisitas dari kelompok yang mendapat karboplatin lebih ringan daripada yang mendapat sisplatin.
ringan daripada yang mendapat sisplatin.
Berdas
Berdasarkan arkan penelipenelitian-ptian-penelienelitian tian diatadiatas, s, protokprotokol ol kemotkemoterapi erapi yang yang dianjdianjurkan urkan untuk untuk kanker ovarium stadium lanjut adalah kombinasi paklitaksel dan karboplatin.
kanker ovarium stadium lanjut adalah kombinasi paklitaksel dan karboplatin.
Radioterapi Radioterapi
Radias
Radiasi i selurseluruh uh abdomen atau abdomen atau intapintaperiteritoneal oneal radioradiokoloikoloid d dapat menjadi dapat menjadi terapterapi i alteralternatif natif pengganti kemoterapi kombinasi pada kasus-kasus tertentu kanker ovarium stadium rendah. Dari pengganti kemoterapi kombinasi pada kasus-kasus tertentu kanker ovarium stadium rendah. Dari beberapa penelitian oleh GOG dan penelitian multisenter di Italia disimpulkan bahwa pemberian beberapa penelitian oleh GOG dan penelitian multisenter di Italia disimpulkan bahwa pemberian
kemot
kemoterapi erapi intrintraperiaperitoneal toneal radiokradiokoloidoloid 3232P P bilbila a dibdibandiandingkangkan n dengdengan an kemkemoteoteraprapi i melmelfalfalan,an,
memberikan
memberikan survival survival yayang ng titidadak k beberbrbededa. a. AkAkan an tetetatapipi,, pl platiatimun mun basebased d chechemotmotheraherapypy membe
memberikan rikan 84%84% disease free survival,disease free survival, sedangkan intraperitoneal radiokoloidsedangkan intraperitoneal radiokoloid 3232P memberikanP memberikan
dis
disease ease frefree e survsurvivaival l 16% 16% (p<(p<0,010,01). ). OleOleh h karkarena ena ituitu, , disdisimpimpulkulkan an bahwbahwaa plat platimun imun based based chemotherapy
chemotherapy dianjurkan untuk digunakan pada terapi kanker ovarium stadium tendah. Radiasidianjurkan untuk digunakan pada terapi kanker ovarium stadium tendah. Radiasi se
selulururuh h abdabdomomen en jujuga ga titidak dak bebermrmanfanfaaaat t papada da kakankenker r ovovarariuium m ststadadiuium m rerendandah h sesehihingnggaga dianjurkan untuk tidak digunakan lagi.
Terapi Biologi dan Imunologi Terapi Biologi dan Imunologi
Kons
Konsep ep dasdasar ar terterapi api biobiologlogi i dan dan imimunolunologi ogi adaadalah lah dendengan gan menmeningingkatkatkan kan resresponponss imunologi, maka akan terjadi regresi tumor. Pemakaian gamma interferon dengan sisplatin dan imunologi, maka akan terjadi regresi tumor. Pemakaian gamma interferon dengan sisplatin dan siklofosfamid tampaknya bermanfaat. Penelitian penggunaan gamma interferon pada kemoterapi siklofosfamid tampaknya bermanfaat. Penelitian penggunaan gamma interferon pada kemoterapi kombi
kombinasi karboplatnasi karboplatin in dan dan paklipaklitaksel saat taksel saat ini sedang ini sedang berlaberlangsung. Begitu juga ngsung. Begitu juga penggunapenggunaanan ant
antiboibody dy monmonocloclonaonal l sepseperterti i herhersepseptin tin herher-2/-2/neu neu sudsudah ah dildilakuakukan kan oleoleh h GOG GOG dan dan terternyanyatata responnya rendah.
responnya rendah.
P
Pererttumumbbuuhahan n ttuummoor r ppaaddaat t uuntntuuk k mmeennjjaaddi i bbeessaar r ddarari i 1 1 mmmm33, , memembmbututuhuhkankan
neovaskularisasi. Neovaskularisasi ini juga kelak dapat menjadi jalur perjalanan metastasis sel neovaskularisasi. Neovaskularisasi ini juga kelak dapat menjadi jalur perjalanan metastasis sel kanker
kanker. . AngiogAngiogenesienesis s ini terutama dipicu ini terutama dipicu oleholeh vasculavascular r endotheendothelial lial growth factor growth factor (VEGF).(VEGF). Dengan terjadiny
Dengan terjadinya a angiogangiogenesienesis, s, akan akan terjterjadi adi pertumpertumbuhan buhan progreprogresif sif tumortumor, , metasmetastasitasis, s, dandan terjadinya rekurensi. Penggunaan obat antiangiogenesis tampaknya member harapan. Pada saat terjadinya rekurensi. Penggunaan obat antiangiogenesis tampaknya member harapan. Pada saat ini sudah
ini sudah ditemditemukan ukan antibantibody monoclonal yang ody monoclonal yang menghammenghambat bat resepreseptor VEGF, tor VEGF, yaityaitu u anti VEGTanti VEGT (bevas
(bevasizumaizumab). b). Dengan terhambatnDengan terhambatnya ya angiogeangiogenesisnesis, , pertupertumbuhan tumor mbuhan tumor akan akan terhaterhambat mbat dandan akhirnya akan terjadi regresi tumor.
akhirnya akan terjadi regresi tumor.
Terapi Hormon Terapi Hormon
Ti
Tidak dak ada ada bukbukti ti pepengnggungunaaaan n teterarapi pi horhormomone ne sasaja ja memerurupapakan kan teterarapi pi prprimimer er yayangng bermanfaat pada kanker ovarium stadium lanjut.
bermanfaat pada kanker ovarium stadium lanjut.
3.7 Faktor yang Mempengaruhi Prognosis Kanker Ovarium 3.7 Faktor yang Mempengaruhi Prognosis Kanker Ovarium
Res
Respon pon pengpengobatobatan an terterhadhadap ap kankkanker er ovarovarium ium dapdapat at diedievalvaluasuasi i daldalam am hubuhubunganngannyanya den
dengan gan fakfaktortor-fa-faktoktor r proprognognostistic. c. FakFaktortor-f-faktaktor or proprognosgnostic tic tertersebsebut ut dikdikeloelompompokkakkan n sebsebagaiagai berikut :
berikut :
1.
•
• Jenis histopatologiJenis histopatologi
Jenis histopat
Jenis histopatologi ologi tumor sekarang dianggap tumor sekarang dianggap mempemempengaruhi prognosis suatu ngaruhi prognosis suatu kanker kanker ovarium. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa karsinoma ovarium jenis
ovarium. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa karsinoma ovarium jenis clear clear cell
cell mempunyai prognosis yang sangat buruk jika dibandingkan dengan kanker mempunyai prognosis yang sangat buruk jika dibandingkan dengan kanker ovarium jenis yang lain.
ovarium jenis yang lain.
•
• Diferensiasi tomor Diferensiasi tomor
Diferensiasi tumor ternya juga mempengaruhi prognosis. Derajat keganasan kanker Diferensiasi tumor ternya juga mempengaruhi prognosis. Derajat keganasan kanker ovarium mempunyai korelasi yang erat dengan
ovarium mempunyai korelasi yang erat dengan derajat diferensiasi jaringan tumornya.derajat diferensiasi jaringan tumornya. Jika dibandingkan dengan histopatologinya, derajat diferensiasi suatu tumor sangat Jika dibandingkan dengan histopatologinya, derajat diferensiasi suatu tumor sangat mempengaruhi prognosisnya. Penderita kanker ovarium stadium II dengan derajat mempengaruhi prognosisnya. Penderita kanker ovarium stadium II dengan derajat diferensiasi tumor baik, prognosisnya lebih baik daripada karsinoma ovarium stadium diferensiasi tumor baik, prognosisnya lebih baik daripada karsinoma ovarium stadium I dengan derajat diferensasi tumor buruk. Demikian juga kanker ovarium stadium III I dengan derajat diferensasi tumor buruk. Demikian juga kanker ovarium stadium III dengan derajat difensiasi baik, prognosisnya lebih baik dari kanker ovarium stadium dengan derajat difensiasi baik, prognosisnya lebih baik dari kanker ovarium stadium II dengan derajat diferensiasi buruk.
II dengan derajat diferensiasi buruk.
2.
2. FFakakttor bor biiolologogii
Dengan pemeriksaan
Dengan pemeriksaan flow cytometri flow cytometri dapat diketahui bahwa kanker ovarium umumnyadapat diketahui bahwa kanker ovarium umumnya aneuploid. Terdapat pula hubungan antara ploidi dan stadium sebagai berikut : kanker aneuploid. Terdapat pula hubungan antara ploidi dan stadium sebagai berikut : kanker st
stadadiuium m rerendndah ah cecendenderurung ng didiplploioid, d, sesedandangkgkan an kakankenker r ststadiadium um titinggnggi i cecendndererunungg aneuploid. Kanker dengan tumor diploid mempunyai
aneuploid. Kanker dengan tumor diploid mempunyai median survival median survival yang lebih panjangyang lebih panjang dari kanker dengan tumor aneuploid.
dari kanker dengan tumor aneuploid.
3.
3. FFakakttor or klklininiiss
Fak
Faktortor-fa-faktoktor r kliklinis nis yanyang g memmempenpengargaruhi uhi proprognosgnosis is kankkanker er ovaovariurium m adaadalah lah stastadiudium,m, volume asites, besar tumor di luar ovarium sebelum sitoreduksi, residu tumor setelah volume asites, besar tumor di luar ovarium sebelum sitoreduksi, residu tumor setelah sitoreduksi, umur penderita, tumor yang responsnya lambat terhadap kemoterapi, dan sitoreduksi, umur penderita, tumor yang responsnya lambat terhadap kemoterapi, dan performance status.
performance status.
•
Stadium kanker ovarium didasarkan kepada stadium yang ditetapkan oleh FIGO pada Stadium kanker ovarium didasarkan kepada stadium yang ditetapkan oleh FIGO pada tahun 1987. Penentuan stadium ini didasarkan kepada penemuan-penemuan waktu tahun 1987. Penentuan stadium ini didasarkan kepada penemuan-penemuan waktu melakukan eksplorasi.
melakukan eksplorasi.
•
• Residu tumor Residu tumor
Voleme residu merupakan faktor penting. Batasa residu tumor yang optimal dan Voleme residu merupakan faktor penting. Batasa residu tumor yang optimal dan suboptimal bervariasi dari < 5 mm - > 2 cm.