BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi kedalam jalan lahir. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
pada kehamilan cukup bulan cukup bulan (37-42 minggu), l(37-42 minggu), lahir spontan ahir spontan dengan presentasidengan presentasi belakang kepala
belakang kepala yang berlangsung yang berlangsung dalam 18 dalam 18 jam, jam, tanpa komplikasi tanpa komplikasi baik padabaik pada ibu maupun pada janin (Prawiroharjo, 2010, hlm.100). bentuk bentuk ibu maupun pada janin (Prawiroharjo, 2010, hlm.100). bentuk bentuk persalinan
persalinan ada ada dua dua yaitu, yaitu, persalinan persalinan spontan spontan dan dan bantuan. bantuan. Persalinan Persalinan spontanspontan adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Pers
jam. Persalinan bantuan alinan bantuan adalah proses adalah proses persalinan persalinan yang dibantu yang dibantu dengan tenagadengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau dilakukan operasi
dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau dilakukan operasi section section caesarea
caesarea (Manuaba, 2007, hlm.283). (Manuaba, 2007, hlm.283).
Sectio caesarea
Sectio caesarea merupakan salah satu persalinan bantuan. merupakan salah satu persalinan bantuan. Sectio caesareaSectio caesarea menurut Liu (2008, hlm.227) merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin menurut Liu (2008, hlm.227) merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus.
dengan insisi melalui abdomen dan uterus. Sectio caesareaSectio caesarea adalah tindakan adalah tindakan pembedahan
pembedahan yang yang bertujuan bertujuan melahirkan melahirkan bayi bayi dengan dengan berat berat 500 500 g, g, melaluimelalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Section caesarea dilakukan pada sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Section caesarea dilakukan pada ibu dengan indikasi
ibu dengan indikasi cephalopelvic disproportioncephalopelvic disproportion (CPD), disfungsi uterus, (CPD), disfungsi uterus, distosia jaringan lunak, plasenta previa, sedangkan indikasi pada anak adalah distosia jaringan lunak, plasenta previa, sedangkan indikasi pada anak adalah janin
janin besar, besar, gawat gawat janin janin dan dan letak letak lintang lintang (Prawiroharjo, (Prawiroharjo, 2010, 2010, hlm.536).hlm.536). Sectio caesarea
Sectio caesarea menurut Kasdu dalam Anonim (2013) umumnya dilakukan menurut Kasdu dalam Anonim (2013) umumnya dilakukan bila
bila ada ada indikasi indikasi medis medis tertentu tertentu sebagai sebagai tindakan tindakan mengakhiri mengakhiri kehamilankehamilan dengan komplikasi, salah satunya adalah komplikasi CPD.
CPD adalah disporposi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran CPD adalah disporposi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis
pelvis tertentu tertentu tidak tidak cukup cukup besar besar untuk untuk mengakomodasi mengakomodasi keluarnya keluarnya janinjanin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervaginam (Varney, 2007, tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervaginam (Varney, 2007, hlm.796). CPD menurut Cuningham (2006, hlm.479) timbul karena hlm.796). CPD menurut Cuningham (2006, hlm.479) timbul karena berkurangnya
berkurangnya ukuran ukuran panggul, panggul, ukuran ukuran janin janin terlalu terlalu besar besar atau atau yang yang lebihlebih umum dank arena kombinasi keduanya. Setiap penyempitan pada diameter umum dank arena kombinasi keduanya. Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi
panggul yang mengurangi kapasitas panggul kapasitas panggul dapat medapat menyebabkan distosia nyebabkan distosia saatsaat persalinan.
persalinan. Mungkin Mungkin terdapat terdapat penyempitan penyempitan pintu pintu atas atas panggul, panggul, pintu pintu bawahbawah panggul
panggul atau atau panggul panggul menyempit menyempit seluruhnya seluruhnya akibat akibat kombinasi kombinasi hal-halhal-hal tersebut.
tersebut.
Hasil penelitian di dunia pada tahun 2008 didapatkan
Hasil penelitian di dunia pada tahun 2008 didapatkan section caesarea section caesarea dengan dengan indikasi sebanyak 58,17% sedangkan
indikasi sebanyak 58,17% sedangkan section section caesareacaesarea non indikasi sebanyak non indikasi sebanyak 41,38% (Depkes RI dalam Nurak, 2013). Angka kejadian
41,38% (Depkes RI dalam Nurak, 2013). Angka kejadian sectio sectio caesareacaesarea didi Indonesia menurut survey nasional tahun 200- adalah 921.000 dari 4.039.000 Indonesia menurut survey nasional tahun 200- adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan
persalinan atau atau sekitar sekitar 22,8% 22,8% dari dari seluruh seluruh persalinan persalinan (Kasdu (Kasdu dalam dalam Anonim,Anonim, 2013). Di Jawa Tengah menurut Yudoyono dalam Nurak (2013) tercatat dari 2013). Di Jawa Tengah menurut Yudoyono dalam Nurak (2013) tercatat dari 17.665 angka kelahiran terdapat 35,7% - 55,3% ibu melahirkan dengan proses 17.665 angka kelahiran terdapat 35,7% - 55,3% ibu melahirkan dengan proses section caesarea
section caesarea..
Masalah sering muncul pada pasien
Masalah sering muncul pada pasien post secti post section caesareaon caesarea adalah akibat insisi adalah akibat insisi oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus. Masalah yang oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus. Masalah yang sering muncul adalah nyeri. Nyeri ini membuat mobilisasi ibu menjadi sering muncul adalah nyeri. Nyeri ini membuat mobilisasi ibu menjadi terhambat oleh karena rasa sakit yang hebat saat ibu bergerak, akhirnya ibu terhambat oleh karena rasa sakit yang hebat saat ibu bergerak, akhirnya ibu memilih bedrest. Padahal pada kenyataannya mobilisasi dini sangat memilih bedrest. Padahal pada kenyataannya mobilisasi dini sangat berpengaruh untuk
berpengaruh untuk masa masa nifas nifas ibu. ibu. Nyeri akut Nyeri akut menjadi menjadi masalah masalah utama utama karenakarena berpengaruh
berpengaruh terhadap terhadap kelangsungan kelangsungan hidup hidup ibu ibu yaitu yaitu mempengaruhi mempengaruhi istirahatistirahat tidur. Hal ini menuntut perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang tidur. Hal ini menuntut perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang maksimal. Oleh karena pentingnya peran perawat dalam memberikan asuhan maksimal. Oleh karena pentingnya peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang maksimal, maka penulis tertarik untuk mengambil studi keperawatan yang maksimal, maka penulis tertarik untuk mengambil studi
kasus “
kasus “Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan post post section section caesareacaesarea pada pada Ny. Ny. S S di di RuangRuang Mawar RS Soewondo Kendal
Mawar RS Soewondo Kendal”.”.
B.
B. Rumusan MasalahRumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Bagaimana a
adalah “Bagaimana asuhan keperawatan pada ibusuhan keperawatan pada ibu post section caesarea post section caesarea?”?”
C.
C. TujuanTujuan
Tujuan dari disusunnya laporan pembahasan ini adalah sebagai berikut: Tujuan dari disusunnya laporan pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.
1. Tujuan umumTujuan umum
Melaporkan studi kasus mengenai asuhan keperawatan
Melaporkan studi kasus mengenai asuhan keperawatan post post section section caesarea
caesarea pada Ny. S di pada Ny. S di ruang Mawar RSUD Soewondo Kendal.ruang Mawar RSUD Soewondo Kendal. 2. Tujuan khusus
2. Tujuan khusus
a.
a. Penulis mampu melakukan pengkajianPenulis mampu melakukan pengkajian post post section caesarea section caesarea pada Ny. pada Ny. S.
S. b.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatanPenulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan post post section section caesarea
caesarea pada Ny. S. pada Ny. S. c.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatanPenulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan post post section section caesarea
caesarea pada Ny. S. pada Ny. S. d.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S.Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S. e.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S.Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S. f.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi Ny. S.Penulis mampu menganalisa kondisi Ny. S.
D.
D. ManfaatManfaat 1.
1. Manfaat bagi pelayanan keperawatanManfaat bagi pelayanan keperawatan
Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan maternitas khususnya perawatan pada ibu
2.
2. Manfaat bagi institusiManfaat bagi institusi a.
a. Laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalamLaporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar dan bahan pustaka tentang asuhan keperawatan kegiatan proses belajar dan bahan pustaka tentang asuhan keperawatan post section caesarea
post section caesarea.. b.
b. Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pengalamanLaporan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dalam melakukan praktik, dan dapat menjadi aplikasi dari ilmu yang dalam melakukan praktik, dan dapat menjadi aplikasi dari ilmu yang telah diperoleh selama proses pembelajaran.
telah diperoleh selama proses pembelajaran. 3.
3. Manfaat bagi penulis selanjutnyaManfaat bagi penulis selanjutnya
Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan dan Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan dan sebagai referensi.
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. A. PengertianPengertian Sectio caesareaSectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syaratpada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di at
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).as 500 gram (Sarwono, 2009).
B.
B. Jenis-JenisJenis-Jenis 1.
1. Sectio caesareaSectio caesarea transperitonealis profunda transperitonealis profunda 2.
2. Sectio caesareaSectio caesarea transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah uterus.
uterus. insisi insisi pada bawah pada bawah rahim, bisa rahim, bisa dengan teknik dengan teknik melintang ataumelintang atau memanjang. Keunggulan pembedahan ini adalah:
memanjang. Keunggulan pembedahan ini adalah: a.
a. Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak. b.
b. Bahaya peritonitis tidak besar.Bahaya peritonitis tidak besar. c.
c. Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudianPerut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak
banyak mengalami mengalami kontraksi kontraksi seperti seperti korpus korpus uteri uteri sehingga sehingga luka luka dapatdapat sembuh lebih sempurna.
sembuh lebih sempurna. 3.
3. Sectio caesareaSectio caesarea klasik atau klasik atau Sectio caesareaSectio caesarea korporal korporal Sectio caesarea
Sectio caesarea klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan ini klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan ini yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan untuk
untuk melakukan melakukan section section cacaria cacaria transperitonealis transperitonealis profunda. profunda. InsisiInsisi memanjang pada segmen atas uterus.
memanjang pada segmen atas uterus. 4.
4. Sectio caesareaSectio caesarea ekstra peritoneal ekstra peritoneal Sectio caesarea
Sectio caesarea eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk mengurangi eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk mengurangi bahaya injeksi
bahaya injeksi perporal akan perporal akan tetapi dengan kemajuan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadappengobatan terhadap injeksi pembedahan i
injeksi pembedahan ini sekarang tni sekarang tidak banyak lagi idak banyak lagi di lakukan. di lakukan. RonggaRongga peritoneum tak dibuka, dilakukan p
peritoneum tak dibuka, dilakukan pada pasien infeksi uterin berat.ada pasien infeksi uterin berat. 5.
5. Sectio caesarea hysteroctomiSectio caesarea hysteroctomi Setelah
Setelah sectio cesaria sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan indikasi:, dilakukan hysteroktomy dengan indikasi: a.
b.
b. PlasentaPlasenta accreteaccrete c.
c. Myoma uteriMyoma uteri d.
d. Infeksi intra uteri beratInfeksi intra uteri berat
C.
C. EtiologiEtiologi
Indikasi ibu dilakukan
Indikasi ibu dilakukan sectio caesarea sectio caesarea menurut Manuaba (2002) adalah rupturmenurut Manuaba (2002) adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa
beberapa faktor faktor sectio sectio caesarea caesarea diatas diatas dapat dapat diuraikan diuraikan beberapa beberapa penyebabpenyebab sectio caesarea sebagai berikut:
sectio caesarea sebagai berikut: 1.
1. CPD (CPD ( Chepalo Pelvic DisproportionChepalo Pelvic Disproportion)) Chepalo Pelvic Disproportion
Chepalo Pelvic Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
ukuran bidang panggul menjadi abnormal. 2.
2. PEB (Pre-Eklamsi Berat)PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan
perdarahan dan dan infeksi, infeksi, pre-eklamsi pre-eklamsi dan dan eklamsi eklamsi merupakan merupakan penyebabpenyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi. 3.
3. KPD (Ketuban Pecah Dini)KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
bawah 36 minggu. 4.
4. Bayi KembarBayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
normal. 5.
5. Faktor Hambatan Jalan LahirFaktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas. 6.
6. Kelainan Letak JaninKelainan Letak Janin a.
a. Kelainan pada letak kepalaKelainan pada letak kepala 1)
1) Letak kepala tengadahLetak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
panggul. 2)
2) Presentasi mukaPresentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.
0,27-0,5 %. 3)
3) Presentasi dahiPresentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
belakang kepala. b.
b. Letak SungsangLetak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi
bokong,
bokong, presentasi presentasi bokong bokong kaki, kaki, sempurna, sempurna, presentasi presentasi bokong bokong kakikaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).
tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).
D.
D. PatofisiologiPatofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. J
janin. Janin besar anin besar dan letak dan letak lintang setelah lintang setelah dilakukan SC dilakukan SC ibu akan ibu akan mengalamimengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa
bisa mati, mati, sedangkan sedangkan pengaruhnya pengaruhnya anestesi anestesi bagi bagi ibu ibu sendiri sendiri yaitu yaitu terhadapterhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap
pengaruh terhadap nafas nafas yaitu jalan yaitu jalan nafas nafas yang tidak yang tidak efektif efektif akibat sakibat sekret ekret yanyan berlebihan
berlebihan karena karena kerja kerja otot otot nafas nafas silia silia yang yang menutup. menutup. Anestesi Anestesi ini ini jugajuga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
proses penghancuran penghancuran dengan dengan bantuan bantuan peristaltik peristaltik usus. usus. Kemudian Kemudian diserapdiserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas
yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).
eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).
E.
E. PathwayPathway Terlampir Terlampir
F.
F. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang 1.
1. Elektroensefalogram ( EEG )Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. 2.
2. Pemindaian CTPemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. 3.
3. Magneti resonance imaging (MRI)Magneti resonance imaging (MRI)
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah
gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – – daerah otak daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.
yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT. 4.
4. Pemindaian positron emission tomography ( PET )Pemindaian positron emission tomography ( PET )
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak.
lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak. 5.
5. Uji laboratoriumUji laboratorium a.
a. Fungsi Fungsi lumbal lumbal : : menganalisis menganalisis cairan cairan serebrovaskulerserebrovaskuler b.
b. Hitung Hitung darah darah lengkap lengkap : : mengevaluasi mengevaluasi trombosit trombosit dan dan hematokrithematokrit c.
c. Panel elektrolitPanel elektrolit d.
d. Skrining toksik dari serum dan urinSkrining toksik dari serum dan urin e.
e. AGDAGD f.
f. Kadar kalsium darahKadar kalsium darah g.
g. Kadar natrium darahKadar natrium darah h.
G.
G. KomplikasiKomplikasi
Yang sering terjadi pada ibu SC adalah : Yang sering terjadi pada ibu SC adalah : 1.
1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifasInfeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dibagi menjadi:
dibagi menjadi: a.
a. Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hariRingan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari b.
b. Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi danSedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
perut sedikit kembung c.
c. Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitikBerat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik 2.
2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahanPerdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri. 3.
3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing,Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing, embolisme paru yang sangat jarang terjadi.
embolisme paru yang sangat jarang terjadi. 4.
4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilanKurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.
berikutnya bisa terjadi ruptur uteri. 5.
5. Yang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatYang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatalal
H.
H. PenatalaksanaanPenatalaksanaan 1.
1. Perawatan awalPerawatan awal a.
a. Letakan pasien dalam posisi pemulihanLetakan pasien dalam posisi pemulihan b.
b. Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jamPeriksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam pertama,
pertama, kemudian kemudian tiap tiap 30 30 menit menit jam jam berikutnya. berikutnya. Periksa Periksa tingkattingkat kesadaran tiap 15 menit sampai sadar
kesadaran tiap 15 menit sampai sadar c.
c. Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasiYakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi d.
d. Transfusi jika diperlukanTransfusi jika diperlukan e.
e. Jika tanda vital dan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segeraJika tanda vital dan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera kembalikan ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca kembalikan ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca bedah
bedah 2.
2. DietDiet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 10 minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3.
3. MobilisasiMobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : a.
a. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam seMiring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam se telah operasitelah operasi b.
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentangLatihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar
sedini mungkin setelah sadar c.
c. Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menitHari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya. d.
d. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengahKemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk (semifowler)
duduk (semifowler) e.
e. Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkanSelanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar
belajar duduk duduk selama selama sehari, sehari, belajar belajar berjalan, berjalan, dan dan kemudian kemudian berjalanberjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi
sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi 4.
4. Fungsi gastrointestinalFungsi gastrointestinal a.
a. Jika tindakan tidak berat beri pasien diit cairJika tindakan tidak berat beri pasien diit cair b.
b. Jika ada tanda infeksi , tunggu bising usus timbulJika ada tanda infeksi , tunggu bising usus timbul c.
c. Jika pasien bisa flatus mulai berikan makanan padatJika pasien bisa flatus mulai berikan makanan padat d.
d. Pemberian infus diteruskan sampai pasien bisa minum dengan baikPemberian infus diteruskan sampai pasien bisa minum dengan baik 5.
5. Perawatan fungsi kandung kemihPerawatan fungsi kandung kemih a.
a. Jika urin jernih, kateter dilepas 8 jam setelah pembedahan atau sesudahJika urin jernih, kateter dilepas 8 jam setelah pembedahan atau sesudah semalam
semalam b.
b. Jika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernihJika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernih c.
c. Jika terjadi perlukaan pada kandung kemih biarkan kateter terpasangJika terjadi perlukaan pada kandung kemih biarkan kateter terpasang sampai minimum 7 hari atau urin jernih.
sampai minimum 7 hari atau urin jernih. d.
d. Jika sudah tidak Jika sudah tidak memakai antibiotika memakai antibiotika berikan nirofurantoin 10berikan nirofurantoin 100 mg0 mg per oral per hari sampai kateter dilepas
per oral per hari sampai kateter dilepas e.
e. Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enakKandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
pada penderita, penderita, menghalangi menghalangi involusi involusi uterus uterus dan dan menyebabkanmenyebabkan perdarahan.
perdarahan. Kateter Kateter biasanya biasanya terpasang terpasang 24 24 - - 48 48 jam jam / / lebih lebih lama lama lagilagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. 6.
6. Pembalutan dan perawatan lukaPembalutan dan perawatan luka a.
a. Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidakJika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidak terlalu banyak jangan mengganti pembalut
b.
b. Jika pembalut agak kendor , jangan ganti pembalut, tapi beri plesterJika pembalut agak kendor , jangan ganti pembalut, tapi beri plester untuk mengencangkan
untuk mengencangkan c.
c. Ganti pembalut dengan cara sterilGanti pembalut dengan cara steril d.
d. Luka harus dijaga agar tetap kering dan bersihLuka harus dijaga agar tetap kering dan bersih e.
e. Jahitan fasia adalah utama dalam bedah abdomen, angkat jahitan kulitJahitan fasia adalah utama dalam bedah abdomen, angkat jahitan kulit dilakukan pada hari kelima pasca SC
dilakukan pada hari kelima pasca SC 7.
7. Jika masih terdapat perdarahanJika masih terdapat perdarahan a.
a. Lakukan masase uterusLakukan masase uterus b.
b. Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atauBeri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau RL) 60 tetes/menit, ergometrin 0,2 mg I.M. dan prostaglandin
RL) 60 tetes/menit, ergometrin 0,2 mg I.M. dan prostaglandin 8.
8. Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasienJika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam :
bebas demam selama 48 jam : a.
a. Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jamAmpisilin 2 g I.V. setiap 6 jam b.
b. Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan I.V. setiap 8 jamDitambah gentamisin 5 mg/kg berat badan I.V. setiap 8 jam c.
c. Ditambah metronidazol 500 mg I.V. setiap 8 jamDitambah metronidazol 500 mg I.V. setiap 8 jam d.
d. Analgesik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaanAnalgesik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan 9.
9. Pemberian analgesia sesudah bedah sangat pentingPemberian analgesia sesudah bedah sangat penting a.
a. Supositoria Supositoria = = ketopropen ketopropen sup sup 2x/ 2x/ 24 24 jamjam b.
b. Oral Oral = = tramadol tramadol tiap tiap 6 6 jam jam atau atau paracetamolparacetamol c.
c. Injeksi Injeksi = = penitidine penitidine 90-75 90-75 mg mg diberikan diberikan setiap setiap 6 6 jam jam bila bila perluperlu 10.
10. Obat-obatan lainObat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C
diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C 11.
11. HalHal – – Hal lain yang perlu diperhatikan Hal lain yang perlu diperhatikan a.
a. Paska bedah penderita dirawat dan diobservasi kemungkinanPaska bedah penderita dirawat dan diobservasi kemungkinan komplikasi berupa perdarahan dan hematoma pada daerah operasi komplikasi berupa perdarahan dan hematoma pada daerah operasi b.
b. Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinyaPasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma.
hematoma. c.
c. Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lututPasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang.
ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang. d.
d. Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis.Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis. e.
f.
f. Dalam waktu 1 bulan jangan Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat.mengangkut barang yang berat. g.
g. Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapatSelama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menaikkan tekanan intra abdomen
menaikkan tekanan intra abdomen h.
h. pengkajian pengkajian difokuskan difokuskan pada pada kelancaran kelancaran saluran saluran nafas, nafas, karena karena bilabila terjadi obstruksi kemungkinan terjadi gangguan ventilasi yang terjadi obstruksi kemungkinan terjadi gangguan ventilasi yang mungkin disebab-kan karena pengaruh obat-obatan, anestetik, narkotik mungkin disebab-kan karena pengaruh obat-obatan, anestetik, narkotik dan karena
dan karena tekanan diafragma. tekanan diafragma. Selain itu juga Selain itu juga penting untukpenting untuk mempertahankan sirkulasi dengan mewaspadai terjadinya hipotensi mempertahankan sirkulasi dengan mewaspadai terjadinya hipotensi dan aritmia kardiak.
dan aritmia kardiak. Oleh karena itu Oleh karena itu perlu memantau TTV perlu memantau TTV setiap 10-setiap 10-15 menit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam sekali.
15 menit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam sekali. i.
i. Keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan fisik berupa nyeriKeseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan fisik berupa nyeri dan kenya-manan psikologis juga perlu dikaji sehingga perlu adanya dan kenya-manan psikologis juga perlu dikaji sehingga perlu adanya orientasi dan bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasi dan nafas orientasi dan bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasi dan nafas dalam untuk mempercepat hilangnya pengaruh anestesi.
dalam untuk mempercepat hilangnya pengaruh anestesi. j.
j. Perawatan pasca operasi, Jadwal pemeriksaan ulang tekanan darah,Perawatan pasca operasi, Jadwal pemeriksaan ulang tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas. Jadwal pengukuran jumlah produksi urin frekuensi nadi dan nafas. Jadwal pengukuran jumlah produksi urin Berikan infus dengan jelas, singkat dan terinci bila dijumpai adanya Berikan infus dengan jelas, singkat dan terinci bila dijumpai adanya penyimpangan
penyimpangan k.
k. Penatalaksanaan medis, Cairan IV sesuai indikasi. Anestesia; regionalPenatalaksanaan medis, Cairan IV sesuai indikasi. Anestesia; regional atau general Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria. atau general Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria. Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi. Pemberian oksitosin Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi. Pemberian oksitosin sesuai indikasi. Tanda vital per protokol ruangan pemulihan, Persiapan sesuai indikasi. Tanda vital per protokol ruangan pemulihan, Persiapan kulit pembedahan abdomen, Persetujuan ditandatangani. Pemasangan kulit pembedahan abdomen, Persetujuan ditandatangani. Pemasangan kateter fole
kateter fole
I.
I. Asuhan KeperawatanAsuhan Keperawatan -- PengkajianPengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a.
a. Identitas atau biodata klienIdentitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register, dan diagnosa keperawatan.
nomor register, dan diagnosa keperawatan. b.
b. Keluhan utamaKeluhan utama c.
c. Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan 1)
1) Riwayat kesehatan dahulu:Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus. hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus. 2)
2) Riwayat kesehatan sekarang :Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
tanda persalinan. 3)
3) Riwayat kesehatan keluarga:Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
tersebut diturunkan kepada klien. d.
d. Pola-pola fungsi kesehatanPola-pola fungsi kesehatan 1)
1) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehatPola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya
perawatan dirinya 2)
2) Pola Nutrisi dan MetabolismePola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk menyusui bayinya.
dari keinginan untuk menyusui bayinya. 3)
3) Pola aktifitasPola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas
biasanya, terbatas pada aktifitas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenagaringan, tidak membutuhkan tenaga banyak,
banyak, cepat cepat lelah, lelah, pada pada klien klien nifas nifas didapatkan didapatkan keterbatasanketerbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4)
4) Pola eleminasiPola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena /susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
untuk melakukan BAB. 5)
5) Istirahat dan tidurIstirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
persalinan 6)
6) Pola hubungan dan peranPola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
keluarga dan orang lain. 7)
7) Pola penagulangan stersPola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas 8)
8) Pola sensori dan kognitifPola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
janhitan dan dan nyeri nyeri perut perut akibat akibat involusi involusi uteri, uteri, pada pada pola pola kognitifkognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya
bayinya 9)
9) Pola persepsi dan konsep diriPola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan bo
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diridy image dan ideal diri 10)
10) Pola reproduksi dan sosialPola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
persalinan dan nifas. e.
-- Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan a.
a. Nyeri b.d pelepasan mediator nyeri akibat trauma jaringan dalam Nyeri b.d pelepasan mediator nyeri akibat trauma jaringan dalam pembedahan
pembedahan b.
b. Resiko tinggi infeksi b.d trauma jaringanResiko tinggi infeksi b.d trauma jaringan c.
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahanIntoleransi aktivitas b.d kelemahan d.
d. Ansietas b.d kurang pengetahuanAnsietas b.d kurang pengetahuan
-- IntervensiIntervensi a.
a. Dx 1Dx 1 Tujuan
Tujuan : : Setelah Setelah diberikan diberikan tindakan tindakan keperawatan keperawatan selama selama 3 3 x x 24 24 jamjam diharapkan nyeri ibu berkurang sampai hilang
diharapkan nyeri ibu berkurang sampai hilang KH
KH : : Pasien Pasien mengatakan mengatakan nyeri nyeri berkurang berkurang sampai sampai hilang, hilang, skalaskala nyeri 0-1, tidak merasakan nyeri saat aktivitas
nyeri 0-1, tidak merasakan nyeri saat aktivitas Intervensi :
Intervensi : 1)
1) Kaji skala nyeriKaji skala nyeri
R : Mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat R : Mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat 2)
2) Ajarkan dan anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi danAjarkan dan anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi dan distraksi
distraksi
R : Untuk mengalihkan perhatian pasien R : Untuk mengalihkan perhatian pasien 3)
3) Motivasi untuk mobilisasi sesuai indikasiMotivasi untuk mobilisasi sesuai indikasi
R : Mempercepat pengeluaran lochea, involusi dan mengurangi R : Mempercepat pengeluaran lochea, involusi dan mengurangi nyeri secara bertahap
nyeri secara bertahap 4)
4) Kolaborasi pemberian analgesicKolaborasi pemberian analgesic
R : Melonggarkan system saraf perifer
R : Melonggarkan system saraf perifer sehingga nyeri berkurangsehingga nyeri berkurang
b.
b. Dx 2Dx 2 Tujuan
Tujuan : : Setelah Setelah dilakukan dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan selama selama 1 1 x x 2424 jam diharapkan infeksi tidak terjadi pada pasien
jam diharapkan infeksi tidak terjadi pada pasien KH
KH : : Tidak Tidak terdapat terdapat tanda-tanda tanda-tanda infeksiinfeksi Intervensi :
Intervensi : 1)
1) Kaji lochea (warna, bau, jumlah), kontraksi uterus, dan kondisiKaji lochea (warna, bau, jumlah), kontraksi uterus, dan kondisi jahitan operasi
R : Untuk mendeteksi infeksi secara dini R : Untuk mendeteksi infeksi secara dini 2)
2) Anjurkan pada pasien untuk mengganti pembalut setiap 4 jamAnjurkan pada pasien untuk mengganti pembalut setiap 4 jam
R : Pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan tanda R : Pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan tanda media untuk berkembangbiaknya kuman
media untuk berkembangbiaknya kuman 3)
3) Observasi TTVObservasi TTV
R : Peningkatan suhu merupakan salah satu tanda terjadinya infeksi R : Peningkatan suhu merupakan salah satu tanda terjadinya infeksi 4)
4) Ganti balutGanti balut
R : Menjaga luka tetap bersih R : Menjaga luka tetap bersih
c.
c. Dx 3Dx 3 Tujuan
Tujuan : : Setelah Setelah dilakukan dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan selama selama 3 3 x x 2424 jam diharapkan pasien toleransi terhadap aktivitasnya
jam diharapkan pasien toleransi terhadap aktivitasnya KH
KH : : Pasien Pasien mampu mampu melakukan melakukan aktivitasnyaaktivitasnya Intervensi :
Intervensi : 1)
1) Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitasKaji kemampuan pasien dalam beraktivitas
R : Mungkin pasien tidak mengalami perubahan berarti R : Mungkin pasien tidak mengalami perubahan berarti 2)
2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi tubuhKaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi tubuh
R : aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi R : aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
organ reproduksi 3)
3) Bantu pasien memenuhi kebutuhan aktivitasnyaBantu pasien memenuhi kebutuhan aktivitasnya R : Mengistirahatkan pasien secara optimal R : Mengistirahatkan pasien secara optimal 4)
4) Evaluasi perkembangan kemampuan pasien beraktivitasEvaluasi perkembangan kemampuan pasien beraktivitas R : Menilai kondisi umum pasien
R : Menilai kondisi umum pasien
d.
d. Dx 4Dx 4 Tujuan
Tujuan : : Setelah Setelah dilakukan dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan selama selama 3x24 3x24 jamjam diharapkan rasa cemas pasien berkurang.
diharapkan rasa cemas pasien berkurang. KH
KH : : Pasien Pasien tenang, tenang, kooperatif, kooperatif, tidak tidak gelisah.gelisah. Intervensi :
Intervensi : 1)
1) Observasi tingkat kecemasan pasien.Observasi tingkat kecemasan pasien.
R : mengetahui hal yang membuat pasien cemas. R : mengetahui hal yang membuat pasien cemas.
2)
2) Jawab setiap pertanyaan dengan baik dan benar.Jawab setiap pertanyaan dengan baik dan benar. R : membantu mengurangi kecemasan pasien. R : membantu mengurangi kecemasan pasien. 3)
3) Berikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga mengenaiBerikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga mengenai masa nifas.
masa nifas.
R : menambah pengetahuan pasien dan keluarga mengenai masa R : menambah pengetahuan pasien dan keluarga mengenai masa nifas.
nifas. 4)
4) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian informasi lebihKolaborasi dengan tim medis untuk pemberian informasi lebih lanjut.
lanjut.
R : mengurangi kecemasan pasien R : mengurangi kecemasan pasien
BAB III
BAB III
RESUME
RESUME
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai laporan kasus asuhan keperawatan pada Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny.
Ny. S S dengandengan post post sectio sectio caesareacaesarea. Asuhan keperawatan terlampir dalam. Asuhan keperawatan terlampir dalam lampiran.
lampiran. No
No Hari/tanggal Hari/tanggal Data Data Etiologi Etiologi MasalahMasalah 1 1 Minggu, Minggu, 2020 juni 2014 juni 2014 Ds : pasien mengatakan Ds : pasien mengatakan nyeri pada luka di nyeri pada luka di perutnya. perutnya. P : luka post SC P : luka post SC Q : seperti disayat Q : seperti disayat S : skala nyeri 4 S : skala nyeri 4
T : saat bergerak dan di T : saat bergerak dan di pagi hari pagi hari Do : Do : -- pasien pasien tampak nyeri tampak nyeri -- pasien pasien tampak tidak tampak tidak rileks rileks -- td : 120/80td : 120/80 mmhg mmhg -- nadi nadi :: 80x/menit 80x/menit Luka
Luka (insisi) (insisi) Nyeri akutNyeri akut
2 Minggu, 2 2 Minggu, 2 juni 2014 juni 2014 Ds : pasien mengatakan Ds : pasien mengatakan terdapat jahitan luka terdapat jahitan luka post SC di perutnya post SC di perutnya
Do : Do :
-- terdapat jahitanterdapat jahitan
Tindakan Tindakan invasif invasif Resiko tinggi Resiko tinggi infeksi infeksi
pada
pada luka luka postpost SC
SC
-- wbc wbc (lekosit)(lekosit) 12,3 High
12,3 High
-- terdapat balutanterdapat balutan pada luka SC pada luka SC
BAB IV
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pasien Ny. S adalah pasien
Pasien Ny. S adalah pasien post post SC dengan diagnosa GSC dengan diagnosa G11PP00AA00. Kesadaran pasien. Kesadaran pasien
composmentis
composmentis.. Pada abdomen kuadran 3 dan 4 terdapat jahitan karena dilakukanPada abdomen kuadran 3 dan 4 terdapat jahitan karena dilakukan pembedahan. SC
pembedahan. SC adalah adalah suatu suatu persalinan persalinan buatan buatan dimana dimana janin janin dilahirkan dilahirkan melaluimelalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim (Sarwono, 2009). Tujuan suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim (Sarwono, 2009). Tujuan dilakukan SC adalah untuk mengeluarkan janin. Bayi Ny. S mempunyai berat dilakukan SC adalah untuk mengeluarkan janin. Bayi Ny. S mempunyai berat 2.090 gram.
2.090 gram.
Ny.
Ny. S S sedang sedang menjalani menjalani periodeperiode early postpartum early postpartum (1 minggu pertama setelah (1 minggu pertama setelah persalinan)
persalinan) (Coad&Dunstall, (Coad&Dunstall, 2006). 2006). Pada Pada saat saat pengkajian, pengkajian, tinggi tinggi fundus fundus uteriuteri didapatkan 1,5 cm dibawah umbilikus. Hal ini normal karena menurut Bobak, didapatkan 1,5 cm dibawah umbilikus. Hal ini normal karena menurut Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2004), 12 jam setelah persalinan terjadi involusi uteri Lowdermilk, dan Jensen (2004), 12 jam setelah persalinan terjadi involusi uteri yang ditandai dengan fundus uteri teraba 1 cm dibawah pusar.
yang ditandai dengan fundus uteri teraba 1 cm dibawah pusar.
Tidak terjadi konstipasi pada Ny. S. Hal ini dikarenakan mobilisasi Ny. S setelah Tidak terjadi konstipasi pada Ny. S. Hal ini dikarenakan mobilisasi Ny. S setelah melahirkan sangat bagus. Ny. S mengalami fase dependen karena pasca SC Ny. S melahirkan sangat bagus. Ny. S mengalami fase dependen karena pasca SC Ny. S mengalami nyeri pada luka operasinya. Penyebab persalinan yang dialami oleh mengalami nyeri pada luka operasinya. Penyebab persalinan yang dialami oleh Ny.
Ny. S S adalah adalah distensi distensi uterus uterus dan dan tekanan tekanan janin janin sehingga sehingga timbul timbul kontraksi. kontraksi. Ny. Ny. SS tidak mengalami gangguan emosional. Hal ini disebabkan karena Ny. S memiliki tidak mengalami gangguan emosional. Hal ini disebabkan karena Ny. S memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga dapat mengendalikan emosinya dengan kecerdasan emosional yang baik sehingga dapat mengendalikan emosinya dengan baik dan adanya duku
baik dan adanya dukungan dari keluarga.ngan dari keluarga.
Ny.
Ny. S S tidak tidak mengalami mengalami perdarahanperdarahan postpartum postpartum karena darah yang dikeluarkan <karena darah yang dikeluarkan < 500 cc. Insisi pembedahan mengakibatkan abdomen Ny. S dijahit sehingga timbul 500 cc. Insisi pembedahan mengakibatkan abdomen Ny. S dijahit sehingga timbul masalah nyeri akut dan resiko infeksi (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004). masalah nyeri akut dan resiko infeksi (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang post post natal tidak dilakukan oleh Ny. S. Pemeriksaannatal tidak dilakukan oleh Ny. S. Pemeriksaan laboratorium sebelum persalinan yang dilakukan oleh Ny. S hanya pemeriksaan laboratorium sebelum persalinan yang dilakukan oleh Ny. S hanya pemeriksaan hematokrit, leukosit, dan hemoglobin. Hasil pemeriksaan hematokrit, leukosit, hematokrit, leukosit, dan hemoglobin. Hasil pemeriksaan hematokrit, leukosit, dan hemoglobin Ny. S normal. Hal ini dikarenakan makanan yang dikonsumsi dan hemoglobin Ny. S normal. Hal ini dikarenakan makanan yang dikonsumsi Ny.
Ny. S S selama selama kehamilan kehamilan cukup cukup bagus. bagus. Ny. Ny. S S tidak tidak mengalami mengalami komplikasikomplikasi postpartum
postpartum, hanya saja dokter memberikan terapi antibiotik untuk mencegah, hanya saja dokter memberikan terapi antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
terjadinya infeksi. Penatalaksanaan medis yang dilakukan adalah pemberianPenatalaksanaan medis yang dilakukan adalah pemberian analgetik dan antibiotik.
analgetik dan antibiotik.
Berdasarkan data pada pengkajian dan setelah dilakukan analisa data, diperoleh Berdasarkan data pada pengkajian dan setelah dilakukan analisa data, diperoleh masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri dan resiko infeksi. Diagnosa nyeri masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri dan resiko infeksi. Diagnosa nyeri diangkat karena saraf
diangkat karena saraf – – saraf tepi tertekan. Intervensi yang direncanakan pada saraf tepi tertekan. Intervensi yang direncanakan pada nyeri akut adalah observasi nyeri dengan PQRST, berikan posisi nyaman, ajarkan nyeri akut adalah observasi nyeri dengan PQRST, berikan posisi nyaman, ajarkan pada pasien dan keluarga teknik relaksasi dan distraksi, dan kolaborasi dengan tim pada pasien dan keluarga teknik relaksasi dan distraksi, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik. Pada saat dilakukan evaluasi hari kedua medis untuk pemberian analgetik. Pada saat dilakukan evaluasi hari kedua masalah keperawatan sudah teratasi.
masalah keperawatan sudah teratasi.
Diagnosa resiko infeksi diangkat karena adanya jahitan abdomen dan adanya Diagnosa resiko infeksi diangkat karena adanya jahitan abdomen dan adanya pemasangan
pemasangan infus. infus. Intervensi Intervensi yang yang direncanakan direncanakan pada pada resiko resiko infeksi infeksi adalahadalah observasi tanda
observasi tanda – – tanda tanda vital vital dan dan tandatanda – – tanda infeksi, lakukan ganti balut, tanda infeksi, lakukan ganti balut, ajarkan pada pasien dan keluarga cara mencegah infeksi, dan kolaborasi dengan ajarkan pada pasien dan keluarga cara mencegah infeksi, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik. Pada saat dilakukan evaluasi hari kedua tim medis untuk pemberian antibiotik. Pada saat dilakukan evaluasi hari kedua masalah keperawatan sudah teratasi.
BAB V
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A. A. KesimpulanKesimpulanSetelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa, Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa, penyusunan
penyusunan perencanaan, perencanaan, implementasi, implementasi, dan dan evaluasi evaluasi mengenai mengenai asuhanasuhan keperawatan
keperawatan post post section section caesareacaesarea pada Ny. S di ruang Mawar RSUD pada Ny. S di ruang Mawar RSUD Soewondo Kendal, disesuaikan dengan tujuan khusus penulisan, maka dapat Soewondo Kendal, disesuaikan dengan tujuan khusus penulisan, maka dapat ditarik kesimpulan:
ditarik kesimpulan:
1.
1. PengkajianPengkajian post sectio post sectio caesareacaesarea pada Ny. S adalah nyeri yang diakibatkan pada Ny. S adalah nyeri yang diakibatkan oleh insisi pembedahan. Nyeri timbul akibat jahitan di abdomen seperti oleh insisi pembedahan. Nyeri timbul akibat jahitan di abdomen seperti ditusuk-tusuk dengan skala 5 yang bersifat hilang timbul. Pasien beresiko ditusuk-tusuk dengan skala 5 yang bersifat hilang timbul. Pasien beresiko terkena infeksi karena ada jahitan pada abdomen dan adanya pemasangan terkena infeksi karena ada jahitan pada abdomen dan adanya pemasangan infus.
infus.
2.
2. Perumusan diagnosa keperawatanPerumusan diagnosa keperawatan post post sectio sectio caesareacaesarea pada Ny. S adalah pada Ny. S adalah nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis dan resiko infeksi nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis dan resiko infeksi berhubungan dengan
berhubungan dengan trauma jaringan.trauma jaringan.
3.
3. Perencanaan asuhan keperawatanPerencanaan asuhan keperawatan post post sectio sectio caesareacaesarea pada Ny. M untuk pada Ny. M untuk nyeri, tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri, tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang. Kriteria hasilnya pasien rileks, diharapkan nyeri berkurang atau hilang. Kriteria hasilnya pasien rileks, dapat beristirahat dengan nyaman, dan tanda
dapat beristirahat dengan nyaman, dan tanda – – tanda vital stabil. tanda vital stabil. Intervensinya adalah observasi nyeri dengan PQRST, berikan posisi Intervensinya adalah observasi nyeri dengan PQRST, berikan posisi nyaman, ajarkan pada pasien dan keluarga teknik relaksasi dan distraksi, nyaman, ajarkan pada pasien dan keluarga teknik relaksasi dan distraksi, dan kolaborasi dengan tim medis
dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik. Tujuan untukuntuk pemberian analgetik. Tujuan untuk diagnosa resiko infeksi adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan diagnosa resiko infeksi adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi. Kriteria hasilnya tidak selama 2x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi. Kriteria hasilnya tidak ada tanda
ada tanda – – tanda infeksi dan tanda tanda infeksi dan tanda – – tanda vital stabil. Intervensinya tanda vital stabil. Intervensinya observasi tanda
hygiene
hygiene, ajarkan pada pasien dan keluarga cara mencegah infeksi, dan, ajarkan pada pasien dan keluarga cara mencegah infeksi, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik.
kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik.
4.
4. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan.Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan.
5.
5. Evaluasi keperawatan didapatkan masalah teratasi karena kriteria hasilEvaluasi keperawatan didapatkan masalah teratasi karena kriteria hasil sudah terpenuhi. sudah terpenuhi. B. B. SaranSaran 1. 1. PenulisPenulis
Penulis mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang lebih Penulis mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang lebih berkualitas,
berkualitas, memberikan memberikan tingkat tingkat pelayanan pelayanan keperawatan keperawatan yangyang memperhatikan isu dan etika yang sedang berkembang dengan memperhatikan isu dan etika yang sedang berkembang dengan memodifikasi tindakan keperawatan tanpa meninggalkan konsep dan etika memodifikasi tindakan keperawatan tanpa meninggalkan konsep dan etika keperawatan.
keperawatan.
2.
2. Rumah sakitRumah sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan rumah sakit khususnya Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Soewondo Kendal dapat memberikan pelayanan dan RSUD Soewondo Kendal dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan klien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pada pasien
keperawatan yang optimal pada umumnya dan pada pasien post post sectiosectio caesarea
caesarea khususnya. Diharapkan rumah sakit mampu memberikan khususnya. Diharapkan rumah sakit mampu memberikan pelayanan optimal yang dapat mendu
pelayanan optimal yang dapat mendukung pemulihan pasien.kung pemulihan pasien.
3.
3. Profesi keperawatanProfesi keperawatan
Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan yang selanjutnya Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan yang selanjutnya mampu dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien
mampu dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien post post sectio
sectio caesareacaesarea yang lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan yang lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan kaidah dan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan kaidah dan konsep keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013).
Anonim. (2013). Jurnal Jurnal Sectio Sectio Caesarea Caesarea dengan dengan Indikasi Indikasi CPDCPD.. (http://repository.usu.ac.id/)
(http://repository.usu.ac.id/) Diakses tanggal 26 Juni 2014 Diakses tanggal 26 Juni 2014
Carpenito. (2001).
Carpenito. (2001). Rencana Rencana Asuhan Asuhan & & Dokumentasi Dokumentasi Keperawatan, Keperawatan, DiagnosaDiagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif
keperawatan dan masalah kolaboratif . Jakarta: EGC. Jakarta: EGC
Cuningham, F.Gary. (2006).
Cuningham, F.Gary. (2006). Obstetri WilliamsObstetri Williams. Jakarta: EGC. Jakarta: EGC
Johnson,
Johnson, M., M., et et all. all. (2000).(2000). Nursing Nursing Outcomes Outcomes Classification Classification (NOC) Second(NOC) Second Edition
Edition. New Jersey: Upper Saddle River. New Jersey: Upper Saddle River
Liu, David T.Y. (2008).
Liu, David T.Y. (2008). Manual Persalinan Manual Persalinan. Jakarta: EGC. Jakarta: EGC
Mansjoer, A. (2002).
Mansjoer, A. (2002). Asuhan Keperawatn Maternitas Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2002).
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2002). Ilmu Ilmu Kebidanan, Kebidanan, Penyakit Penyakit Kandungan Kandungan dandan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana. Jakarta : EGC. Jakarta : EGC
Mc
Mc Closkey, C.JCloskey, C.J., ., et et all. all. (1996).(1996). Nursing Nursing Interventions Interventions Classification Classification (NIC)(NIC) Second Edition
Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River. New Jersey: Upper Saddle River
Muchtar. 2005.
Muchtar. 2005. Obstetri patologi, Cetakan I Obstetri patologi, Cetakan I . Jakarta : EGC. Jakarta : EGC
Nurak,
Nurak, Maria Maria Trivina. Trivina. (2012).(2012). Indikasi Indikasi Persalinan Persalinan Sectio Sectio Caesarea Caesarea BerdasarkanBerdasarkan Umur dan Paritas Di RS DKT Gubeg Surabaya Umur dan Paritas Di RS DKT Gubeg Surabaya .. (http://jurnal.unimus.ac.id/)
(http://jurnal.unimus.ac.id/). Diakses tanggal 26 Juni 2014. Diakses tanggal 26 Juni 2014
Nurjannah
Nurjannah Intansari. Intansari. (2010).(2010). Proses Proses Keperawatan Keperawatan NANDA, NANDA, NOC NOC &NIC &NIC .. Yogyakarta : mocaMedia
Yogyakarta : mocaMedia
Santosa,
Santosa, Budi. Budi. (2007). (2007). PanduanPanduan Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan NANDA NANDA 2005-2006 2005-2006 .. Jakarta: Prima Medika
Saifuddin, AB. (2002).
Saifuddin, AB. (2002). Buku panduan Buku panduan praktis praktis pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan maternal maternal dandan neonatal
neonatal . Jakarta : penerbit . Jakarta : penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjoyayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
Prawiroharjo, Sarwono. (2009).
Prawiroharjo, Sarwono. (2009). Ilmu Ilmu Kebidanan, Kebidanan, Edisi Edisi 4 4 Cetakan Cetakan II II . Jakarta :. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Yayasan Bina Pustaka
Varney, Helen. (2008).
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
POPOST ST SECTISECTI O O CAECAE SARESARE AAPADA NY. S DI RUANG MAWAR
PADA NY. S DI RUANG MAWAR
RSUD SOEWONDO KENDAL
RSUD SOEWONDO KENDAL
Disusun oleh: Disusun oleh: Wylda Widyaningrum Wylda Widyaningrum 1.11.092 1.11.092