• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. Katalog BPS :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. Katalog BPS :"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Katalog BPS : 9205.3319

(2)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN KUDUS TAHUN 2008

GDRP of Kudus 2008

No. Publikasi : 33195.0901 Katalog BPS : 9205.3319 Jumlah Halaman : 77 halaman Ukuran : 11 x 8.5 inch

Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Kudus Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Kudus Diterbitkan oleh : BPS bekerjasama dengan BAPPEDA Kabupaten Kudus

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

(3)

iii SAMBUTAN BUPATI KUDUS

Assalaamu ‘alaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya, karena sampai saat ini roda perekonomian daerah Kabupaten Kudus masih terus berjalan, meskipun imbas kenaikan harga bahan bakar minyak yang lalu dan adanya pengaruh krisis ekonomi global telah berdampak pada perlambatan laju perekonomian Kabupaten Kudus.

Saya menyambut baik atas tersusunnya data publikasi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kudus tahun 2008 ini. Dinamika pertumbuhan ekonomi yang disajikan melalui data publikasi ini dapat mengambarkan pergerakan roda perekonomian di Kabupaten Kudus yang dapat diketahui dari indikator-indikator ekonomi makro di Kabupaten Kudus yang meliputi PDRB, peertumbuhan ekonomi, inflasi dan PDRB per kapita.

Harapan saya, data publikasi PDRB dapat digunakan oleh pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Kabupaten Kudus.

Akhirnya, semoga dengan terbitnya buku ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalaamu ‘alaikum wr.wb.

Kudus, 2009 BUPATI KUDUS

(4)

iv KATA PENGANTAR

Kudus sebagai Kota Industri memiliki banyak sekali tantangan yang akan terus dihadapi. Dalam mewujudkan visi ’Terwujudnya Kudus yang sejahtera baik lahir maupun batin, aman, tentram dan damai selaras dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kudus tahun 2005 – 2025 yaitu Kudus yang Religius, Maju dan Adil bukanlah hal yang gampang. Untuk itu, diperlukan pijakan data yang akurat, sah, dan dapat dipercaya dalam menjawabtantangan yang ada dalam dalam merumuskan perencanaan serta penetapan kebijakan yang berkelanjutan.

Berangkat dari uraian tersebut di atas, dalam rangka tercapainya pertumbuhan ekonomi yang mantap, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kudus bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus telah menyusun publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang salah satu kegunaannya dapat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kudus. Mengingat keterbatasan yang ada, penyajian PDRB sampai saat ini baru dihitung berdasarkan pendekatan produksi, oleh karena itu belum bisa menjawab masalah pemerataan kebutuhan investasi.

Dengan publikasi ini, kepada semua pihak yang telah membantu diucapkan terima kasih.

Kudus, 2009 Kepala BAPPEDA Kabupaten Kudus

Dra. WHENY SULISTYOWATI, M.Si Pembina Tk.I

(5)

v

PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kudus Tahun 2008 ini dapat terwujud.

Publikasi ini merupakan kelanjutan dari publikasi yang serupa dari tahun sebelumnya, dan merupakan kerjasama antara Kantor Litbanglahtasipda Kabupaten Kudus dengan BPS Kabupaten Kudus, dengan harapan publikasi ini dapat membantu pemerintah daerah di dalam melakukan perencanaan pembangunan ekonomi secara makro dan mengevaluasi hasil yang telah tercapai selama ini di Kabupaten Kudus.

Pada penghitungan PDRB tahun 2008 ini telah digunakan tahun dasar 2000 sebagai pengganti tahun dasar 1993, sehingga sedikit banyak berpengaruh pada besaran angka PDRB. Secara teoritis metode penghitungan PDRB ini masih sama dengan metode penghitungan pada publikasi tahun sebelumnya, yaitu metode pendekatan produksi yang dianjurkan oleh United Nation Organisation (PBB), dengan maksud agar terdapat kesamaan pandang, sehingga bisa dibandingkan secara Nasional maupun Internasional.

Selanjutnya kepada semua pihak yang menaruh perhatian terhadap publikasi ini dinantikan saran dan kritik serta apresiasinya guna kesempurnaan publikasi mendatang dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terwujudnya publikasi ini diucapkan banyak terima kasih.

Kudus, 2008 Kepala BPS Kabupaten Kudus

DRS. S U G I T A

(6)

vi

DAFTAR ISI

SAMBUTAN BUPATI KUDUS iii

KATA PENGANTAR iv

PRAKATA v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GRAFIK x

I. PENDAHULUAN 1

I.1 Umum 1

I.2 Penggunaan Tahun Dasar 2

I.3 Konsep dan Definisi 3

II. METODA PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL 9

II.1 Pendekatan dari Sisi Produksi 10

II.2 Pendekatan dari Sisi Pendapatan 10

II.3 Pendekatan dari Sisi Pengeluaran 11

II.4 Pendekatan dari Sisi Alokasi 11

III. PENJELASAN TENTANG PENYAJIAN PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN

(7)

vii

IV. ULASAN SINGKAT PERKEMBANGAN PENDAPATAN REGIONAL KAB. KUDUS TAHUN 2008

17

IV.1 Perkembangan PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi 17

IV.2 Perkembangan Ekonomi menurut Lapangan Usaha 19

IV.3 Struktur PDRB 21

IV.4 Indeks Implisit PDRB 22

IV.5 Pendapatan Regional Perkapita 23

IV.6 PDRB menurut Kelompok Sektor 24

IV.7 Alokasi PDRB menurut Kecamatan 25

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kudus atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008

29

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kudus atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008

30

Tabel 1.3 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Kudus atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008

32

Tabel 1.4 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Kudus atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008

33

Tabel 1.5 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Kudus atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008

34

Tabel 1.6 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Kudus atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008

35

Tabel 1.7 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Kudus atas dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008

36

Tabel 1.8 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Kudus atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008

37

Tabel 1.9 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2004 – 2008 38 Tabel 2.1 Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita atas

dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kudus Tahun 2004 – 2008

39

Tabel 2.2 Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita atas dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Kudus Tahun 2004 – 2008

(9)

ix

Tabel 2.3 Indeks Perkembangan Pendapatan Regional & Angka Perkapita atas dasar Harga Berlaku di Kab. Kudus Tahun 2004 – 2008

42

Tabel 2.4 Indeks Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita atas dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Kudus Tahun 2004– 2008

43

Tabel 2.5 Indeks Berantai Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita atas dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kudus Tahun 2004– 2008

44

Tabel 2.6 Indeks Berantai Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita atas dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Kudus Tahun 2004– 2008

45

Tabel 3.1 Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Sektor Ekonomi di Kabupaten Kudus Tahun 2004– 2008

46

Tabel 3.2 Distribusi Prosentase Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Sektor Ekonomi di Kab. Kudus Tahun 2004– 2008

47

Tabel 3.3 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Sektor Ekonomi di Kab. Kudus Tahun 2004 – 2008

48

Tabel 3.4 Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Sektor Ekonomi di Kab. Kudus Tahun 2004 – 2008

49

Tabel 3.5 Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kelompok Sektor Ekonomi di Kabupaten Kudus 2004– 2008

(10)

x

Tabel 4.1.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Kaliwungu Tahun 2004– 2008

52

Tabel 4.1.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Kaliwungu Tahun 2004– 2008

52

Tabel 4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Kota Tahun 2004– 2008

53

Tabel 4.2.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Kota Tahun 2004– 2008

53

Tabel 4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Jati Tahun 2004 – 2008

54

Tabel 4.3.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Jati Tahun 2004– 2008

54

Tabel 4.4.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Undaan Tahun 2004 – 2008

55

Tabel 4.4.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Undaan Tahun 2004– 2008

55

Tabel 4.5.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Mejobo Tahun 2004 – 2008

(11)

xi

Tabel 4.5.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Mejobo Tahun 2004– 2008

56

Tabel 4.6.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Jekulo Th. 2004 – 2008

57

Tabel 4.6.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Jekulo Tahun 2004– 2008

57

Tabel 4.7.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Bae Tahun 2004– 2008

58

Tabel 4.7.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Bae Tahun 2004– 2008

58

Tabel 4.8.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Gebog Tahun 2004– 2008

59

Tabel 4.8.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Gebog Tahun 2004– 2008

59

Tabel 4.9.1 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Dawe Tahun 2004 – 2008

60

Tabel 4.9.2 Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Dawe Tahun 2004– 2008

(12)

xii

Tabel 5.1 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita atas dasar Harga Berlaku dirinci menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2004 – 2008

62

Tabel 5.2 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita atas dasar Harga Konstan 2000 dirinci menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2004 - 2008

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2004 - 2008 31

Grafik 2. PDRB Sektor Dominan atas dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2004 - 2008

31

Grafik 3. Pendapatan Regional Perkapita Tahun 2004 - 2008 41

Grafik 4. PDRB Perkapita Tahun 2004 - 2008 41

Grafik 5. PDRB Kelompok Sektor Ekonomi Harga Berlaku Tahun 2008 51 Grafik 6. PDRB Kelompok Sektor Ekonomi Harga Konstan Tahun

2008

51

Grafik 7. Kontribusi PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten menurut Harga Berlaku Tahun 2008

61

Grafik 8. Kontribusi PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten menurut Harga Konstan Tahun 2008

61

Grafik 7. Kontribusi PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten menurut Harga Berlaku Tahun 2008

70

Grafik 8. Kontribusi PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kabupaten menurut Harga Konstan 2004 Tahun 2008

(14)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 1

I. PENDAHULUAN

I.1. Umum

Informasi mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki arti penting dalam rangka memahami perkembangan perekonomian di Kabupaten Kudus. Dengan memahami perkembangannya akan sangat membantu dalam menyusun program pembangunan lebih lanjut sehingga pada gilirannya akan mempercepat laju pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Kudus. Penyajian PDRB secara series dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi makro dari waktu ke waktu, yang membuat arah perekonomian regional menjadi lebih jelas dan terarah, yang pada akhirnya berpengaruh pada jumlah penduduk miskin. Di lain pihak akan memberikan manfaat yang lebih bagi pengguna data untuk berbagai kepentingan, seperti perencanaan, evaluasi maupun kajian yang berkesinambungan.

Seperti agenda pembangunan nasional sebelumnya salah satu agenda Pembangunan Nasional 2005 – 2009 adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menetapkan dua strategi utama yaitu meningkatkan pendapatan penduduk dan mengurangi beban hidup penduduk miskin. Peningkatan pendapatan penduduk salah satunya dapat dilihat melalui besarnya pendapatan regional perkapita penduduk, dalam hal ini dihitung dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan semakin besarnya PDRB suatu daerah diharapkan pendapatan penduduk daerah tersebut akan bertambah tinggi.

Secara umum pola perekonomian di Kabupaten Kudus untuk tahun 2008 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai penyumbang kedua setelah sektor industri, diikuti sektor pertanian. Dengan persamaan pola tersebut maka dapat dilihat kemampuan sumber daya ekonomi dari Kabupaten Kudus untuk menciptakan barang dan jasa tidak jauh berbeda selama ini.

(15)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 2

I.2. Penggunaan Tahun Dasar

Pada penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2008, telah digunakan tahun dasar 2000 (2000 = 100) sebagai dasar penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. Hal ini sejalan dengan penghitungan pendapatan nasional yang dilakukan oleh BPS Pusat maupun penghitungan PDRB Propinsi Jawa Tengah serta daerah lainnya. Dengan itu data PDRB Kabupaten Kudus dapat dibandingkan dengan daerah-daerah lain maupun pendapatan nasional.

Dasar pertimbangan dalam pemilihan tahun dasar adalah bahwa tahun yang dijadikan dasar perhitungan PDRB kondisinya cukup ’representatif’, dengan memenuhi persyaratan :

a. Kondisi ekonomi relatif stabil (aspek riil dan monoter)

b. Awal dari peristiwa besar dimana semua hasil pembangunan (kinerja) ekonomi akan dibandingkan dengan kondisi saat itu.

c. Kelengkapan data dasar, baik yang berupa data produk (kuantum)/indikator produk, harga/indikator harga, struktur input, data pelengkap, indeks harga, dan sebagainya cukup memadai.

Sehingga dari beberapa syarat tersebut dipilihlah tahun 2000 sebagai tahun dasar dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Perekonomian Indonesia selama tahun 2000 dipandang relatif stabil. Hal ini dapat dimaknai sebagai awal berjalannya proses pemulihan ekonomi setelah terpuruknya perekonomian akibat krisis ekonomi.

b. Struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda dengan tahun 1993. oleh karena itu pemutakhiran tahun dasar dalam penghitungan PDRB menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB akan menjadi realistik, dalam artian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektoral.

(16)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 3 c. Rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, dinyatakan bahwa estimasi PDRB atas

dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini dimaksudkan agar besaran angka PDRB dapat saling diperbandingkan antar daerah/wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian wilayah.

Selanjutnya teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan PDRB/PDB menggunakan tahun dasar baru (2000 = 100) dilakukan secara serentak baik di pusat maupun di daerah.

b. Dengan adanya perubahan tahun dasar ini (2000 = 100) seri data yang resmi dipublikasikan pada tahun 2008 mencakup tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008. c. Penyajian publikasi PDRB baru (2000 = 100) masih sama dengan penyajian PDRB

lama (1993 =100) yang dirinci dalam 9 sektor lapangan usaha.

I.3. Konsep dan Definisi

Terminologi agregat yang disajikan dalam publikasi ini mengikuti konsep dan definisi dari Pendapatan Regional yang baru (2000 = 100) dimana konsep tersebut dijadikan pedoman dalam menyusun angka-angka pendapatan regional Kabupaten Kudus.

I.3.1 Produk Domestik Regional Bruto

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat dari tiga sudut pandang yang saling berbeda namun mempunyai satu pengertian yang sama.

a. Dari sudut pandang produksi adalah merupakan jumlah nilai produksi netto dari barang dan jasa yang dihasilkan wilayah dalam jangka waktu

(17)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 4 tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 kelompok lapangan usaha , yaitu :

1. Sektor Pertanian

Sektor ini terdiri dari 5 sub sektor, yaitu : (1) Tanaman Bahan Makanan

(2) Tanaman Perkebunan (3) Peternakan

(4) Kehutanan (5) Perikanan

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu : (1) Minyak dan Gas Bumi

(2) Pertambangan tanpa Migas (Minyak dan Gas Bumi) (3) Penggalian

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor yaitu:

(1) Industri Migas (Industri Pengilangan Minyak dan Industri Gas Alam Cair)

(2) Industi Tanpa Migas

Sub sektor Industri Tanpa Migas dirinci lebih lanjut berdasarkan digit ISIC (2 digit). Pada tingkat daerah, rincian ini diharapkan bisa sesuai dengan sebaran industri yang ada di daerah.

4. Sektor Listrik, Gas dan Air

Sektor ini terdiri dari (3) tiga sub sektor yaitu : (1) Listrik

(2) Gas Kota (3) Air Bersih

(18)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 5

5. Sektor Bangunan

Sektor ini akan dipecah menjadi 2 sub sektor yaitu :

(1) Bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal (2) Bangunan Lainnya

Pada tingkat daerah dimungkinkan untuk tidak dipecah ke dalam sub sektor, tetapi masih satu kesatuan di sektor bangunan.

6. Sektor Perdagangan , Hotel dan Restoran

Sektor ini terdiri dari 3 (tiga) sub sektor, yaitu : (1) Perdagangan Besar dan Eceran

(2) Perhotelan (termasuk ‘homestay’) (3) Restoran

7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor ini terdiri dari 7 sub sektor,yaitu : (1) Angkutan Darat (Rel dan Jalan Raya) (2) Angkutan Laut

(3) Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (4) Angkutan Udara

(5) Jasa Penunjang Angkutan (6) Pos dan Telekomunikasi (7) Jasa Penunjang Komunikasi

8. Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan

Sub sektor ini terdiri dari 5 sub sektor : (1) Bank

(2) Lembaga Keuangan Bukan Bank (3) Jasa Penunjang Lembaga Keuangan (4) Sewa Bangunan

(19)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 6

9. Sektor Jasa-jasa

Sektor ini terdiri dari 4 (empat) sub sektor, yaitu : (1) Pemerintahan dan Pertahanan

(2) Jasa sosial dan Kemasyarakatan (3) Jasa Hiburan dan Rekreasi

(4) Jasa Perorangan dan Rumahtangga

b. Dari sudut pandang pendapatan, adalah merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi adalah upah/gaji, sewa tanah, bunga modal dan balas jasa skill/keuntungan sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian Produk Domestik Regional Bruto, kecuali balas jasa faktor produksi seperti tersebut diatas termasuk pula komponen penyusutan dan pajak langsung netto. Seluruh komponen pendapatan ini secara total disebut sebagai Nilai Tambah Bruto.

c. Dari sudut pandang pengeluaran adalah merupakan jumlah pengeluaran oleh rumahtangga, lembaga swasta tidak mencari untung dan pengeluaran pemerintah sebagai konsumen , pengeluaran untuk pembentukan modal tetap, serta perubahan stok dan ekspor netto di suatu daerah/wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Pengertian ekspor netto adalah jumlah nilai ekspor dikurangi jumlah nilai impor.

(20)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 7 Dari ketiga sudut pandang tersebut diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jumlah pengeluaran berbagai komponen akan sama dengan jumlah produk akhir dari barang dan jasa, yang dihasilkan oleh produsen, akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat.

Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto seperti yang diuraikan diatas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

I.3.2 Produk Regional Bruto

Produk Regional Bruto adalah merupakan total nilai tambah kegiatan ekonomi suatu daerah/wilayah ditambah pendapatan penduduk secara netto dari luar daerah/wilayah. Pendapatan netto ini merupakan pendapatan atas faktor produksi milik penduduk suatu wilayah/daerah dikurangi dengan pendapatan yang dikeluarkan dari daerah/wilayah tersebut, karena dimiliki penduduk di luar wilayah tersebut.

I.3.3 Produk Regional Netto

Produk regional Netto adalah produk regional bruto dikurangi seluruh nilai penyusutan atas barang modal tetap yang digunakan dalam satu tahun.

I.3.4 Produk Regional Netto atas dasar biaya faktor.

Adalah Produk Regional Netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung netto. Sedangkan pajak tak langsung netto adalah pajak yang dipungut pemerintah dikurangi subsidi yang dibayar pemerintah. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, lazimnya sangat berkaitan dengan tingkat harga barang dan jasa yang diproduksi. Perbedaannya apabila pajak tak langsung cenderung menaikkan harga, sedangkan subsidi adalah sebaliknya. Produk Regional Netto atas dasar biaya faktor produksi inilah yang disebut sebagai Pendapatan Regional.

(21)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 8

I.3.5 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita

Adalah merupakan hasil bagi produk domestik regional bruto dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di suatu daerah. Pendapatan regional perkapita atau disebut Income Perkapita adalah produk netto atas dasar biaya faktor produksi, dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Untuk mempermudah para konsumen data/pembaca sistematika penyajian buku ini disusun sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab II Metode Penghitungan Pendapatan Regional

Bab III Penjelasan Tentang Penyajian Pendapatan Regional Kabupaten Kudus

Bab IV Ulasan Singkat Perkembangan Pendapatan Regional Kabupaten Kudus tahun 2008.

(22)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 9

II. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL

Seperti tahun sebelumnya di dalam publikasi ini, penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan mulai menggunakan tahun dasar 2000, artinya seluruh output yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dari region Kabupaten Kudus, baik yang berupa barang maupun jasa dinilai dengan harga tahun 2000.

Dalam penyajiannya seperti tahun tahun sebelumnya sektor ekonomi yang disajikan terdiri dari 9 lapangan usaha, yaitu :

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa

Metoda penghitungan Pendapatan Regional yang dipakai masih sama dengan metoda pendekatan yang digunakan sebelum tahun 2000, yaitu menggunakan :

a. Pendekatan dari sisi Produksi (Production Approach) b. Pendekatan dari sisi pendapatan (Income Approach) c. Pendekatan dari sisi pengeluaran (Expenditure Approach) d. Pendekatan dari sisi alokasi (Alocation Approach)

(23)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 10

II.1 Pendekatan dari Sisi Produksi

Penghitungan pendapatan regional dengan cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah di suatu wilayah dengan cara menghitung seluruh produksi netto barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor perekonomian selama satu tahun.

Barang dan jasa yang diproduksi dinilai dengan harga produsen yaitu harga tidak termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk menghindari kerancuan dalam penghitungan nilai tambah setiap pelaku kegiatan ekonomi. Seperti dimaklumi bahwa biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada sektor transportasi, dan keuntungan pemasaran akan dihitung sebagai nilai tambah pada sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada tingkat harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, karena masih termasuk biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain .

Guna menghindari penghitungan dua kali (double counting) maka biaya-biaya yang dipakai untuk memproduksi barang dan jasa yang disebut sebagai biaya antara harus dikeluarkan, sehingga diperoleh nilai produksi netto. Nilai ini kemudian disebut nilai tambah (value added). Apabila di dalam nilai tambah tersebut masih terdapat komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto maka disebut nilai tambah bruto atas dasar harga pasar. Jumlah dari nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari seluruh sektor perekonomian selanjutnya disebut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

II.2 Pendekatan dari Sisi Pendapatan

Menghitung pendapatan regional dengan metode ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi, yaitu upah/gaji, bunga modal, sewa tanah, dan balas jasa skill/keuntungan.

(24)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 11 Dari penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi yang dibayarkan oleh unit-unit ekonomi yang beroperasi disuatu wilayah, akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Untuk mendapatkan PDRB atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto.

II.3 Pendekatan dari Sisi Pengeluaran

Metoda ini dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai permintaan akhir dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit-unit ekonomi, meliputi barang dan jasa yang dikonsumsi baik oleh rumahtangga, lembaga swasta nirlaba, pengeluaran pemerintah maupun pengeluaran untuk modal tetap dan barang-barang yang masih dalam proses termasuk stock serta ekspor netto. Ekspor netto adalah nilai barang ekspor dikurangi impor. Barang impor sebagai pengurang karena dalam penghitungan pendapatan regional hanya menghitung nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah domestik saja.

Dengan menjumlahkan komponen-komponen konsumsi, pembentukan modal dan ekspor netto akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

II.4 Pendekatan dari Sisi Alokasi

Kadang-kadang karena keterbatasan data yang tersedia tidak memungkinkan untuk penghitungan pendapatan regional dengan mempergunakan ketiga metoda tersebut diatas, karenanya terpaksa menggunakan metoda alokasi. Hal ini mungkin saja terjadi, misalnya bila suatu unit ekonomi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di wilayah lain, sedangkan kantor cabang tidak dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, sementara itu penghitungan neraca rugi laba dilakukan di kantor pusat.

(25)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 12 Untuk hal yang demikian, perhitungan nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan cara alokasi yaitu dengan mengalokasikan angka-angka pusat dengan indikator yang relevan ke semua cabang sesuai dengan kontribusinya. Indikator yang relevan bisa berupa nilai produksi, jumlah produksi, jumlah karyawan, jumlah penduduk dan sebagainya.

Metoda alokasi ini lazim disebut juga metoda penghitungan tidak langsung, sedangkan metoda yang digunakan sebelumnya adalah metoda penghitungan langsung. Angka-angka yang dihasilkan dalam perhitungan metoda langsung cenderung lebih diminati oleh konsumen data bila dibandingkan angka-angka yang diperoleh dari metoda tidak langsung, oleh karena itu sejauh mungkin dilakukan upaya penghitungan dengan menggunakan metoda langsung. Namun bila hal itu tidak mungkin dilakukan, maka ditempuh dengan metoda tidak langsung.

(26)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 13

III. PENJELASAN TENTANG PENYAJIAN PENDAPATAN

REGIONAL KABUPATEN

Agregat-agregat pendapatan regional seperti yang disajikan dalam publikasi ini secara series selalu disajikan dalam dua versi yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua angka-angka pendapatan regional dinilai atas dasar harga berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat menilai produksi maupun biaya antara, karenanya komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran Produk Domestik Regional Bruto akan menjadi harga berlaku.

b. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua angka-angka baik saat menilai produksi maupun biaya antara dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar tertentu. Oleh karena itu perkembangan angka-angka pendapatan regional dari tahun ke tahun merupakan perkembangan riil dan bukan perkembangan yang dipengaruhi oleh perubahan harga.

Agregat-agregat pendapatan regional juga disajikan dalam bentuk indeks perkembangan, indeks berantai dan indeks implisit, masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indeks perkembangan diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun dengan nilai tahun dasar dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan regional pada masing-masing tahun terhadap tahun dasarnya.

b. Indeks berantai diperoleh dengan membagi nilai pada suatu tahun dengan tahun sebelumnya dikalikan 100. Jadi disini tahun sebelumnya selalu dianggap 100. Indeks

(27)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 14 ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan regional dari tahun ke tahun, dengan pembanding tahun sebelumnya.

c. Indeks implisit diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan dikalikan 100 untuk masing-masing tahun. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan regional terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks Implisit ini dibuat indeks berantai, akan terlihat tingkat perkembangan harga dari tahun ke tahun berikutnya.

Penghitungan Pendapatan Regional atas dasar harga konstan seperti telah diuraikan terdahulu, penghitungan angka-angka pendapatan regional atas dasar harga suatu tahun dasar (dalam hal ini dipakai tahun 2000) sangat penting untuk mengetahui perkembangan riil dari tahun ke tahun setiap agregat ekonomi yang diamati. Agregat yang dimaksud dapat berupa produk domestik regional secara keseluruhan, nilai tambah sektoral ataupun komponen penggunaan Produk Domestik Regional Bruto.

Dalam menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Revaluasi

Metoda ini dilakukan dengan cara menilai baik produksi, biaya antara maupun nilai tambah masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar (tahun 2000) dan hasilnya merupakan nilai produksi dan nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 2000. Di dalam praktek sangat sulit untuk melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan untuk proses produksi karena mencakup komponen yang relatif banyak dan bervariasi, disamping itu data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara nilai produksi atas dasar harga konstan

(28)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 15 masing-masing tahun dengan rasio biaya antara terhadap nilai produksi dari hasil survei khusus.

b. Ekstrapolasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk masing-masing tahun diperoleh dengan cara mengalikan nilai tanbah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi ini merupakan indeks indeks dari masing-masing jenis produksi yang dihasilkan, atau menggunakan indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah aktivitas dan lain-lainnya sesuai dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat pula dilakukan terhadap penghitungan nilai produksi atas dasar harga konstan.

c. Deflasi

Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 2000 dapat pula dicari dengan cara deflasi, yaitu dengan membagi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga yang sesuai dengan sektornya. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator antara lain : Indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan dan sebagainya. Indeks harga tersebut dapat pula berfungsi sebagai inflator, dalam keadaan nilai tambah atas dasar harga konstan yang diketahui lebih dahulu yaitu dengan cara mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harganya.

d. Deflasi Ganda

Di dalam penerapan deflasi berganda ini dideflasikan adalah nilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun, sedangkan nilai tambahnya diperoleh dari selisih keduanya dari hasil perhitungan tersebut. Indeks harga yang digunakan

(29)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 16 sebagai deflatornya dalam penghitungan nilai produksi atas dasar harga konstan biasanya adalah indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditasnya. Sedangkan indeks harga yang dipakai untuk memperoleh biaya antara atas dasar harga konstan adalah indeks harga dari komponen biaya yang terbesar kontribusinya.

(30)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 17

IV. ULASAN SINGKAT PERKEMBANGAN PENDAPATAN REGIONAL

KABUPATEN KUDUS TAHUN 2008

IV.1. Perkembangan PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi

Seperti telah diuraikan sebelumnya, penghitungan PDRB mulai tahun 2005 telah mengalami perubahan tahun dasar, yakni dari tahun dasar 1993 menjadi 2000. Perubahan tersebut memang harus dilakukan mengingat perekonomian terus berkembang sehingga sudah tidak relevan apabila tetap menggunakan tahun dasar lama karena kurang mencerminkan kondisi sesungguhnya.

Secara matematis PDRB adalah kumulatif nilai tambah bruto dari seluruh sektor lapangan usaha. Namun dari hitungan-hitungan tersebut PDRB dapat diartikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk menghasilkan barang dan jasa dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada. Karenanya PDRB merupakan cerminan perekonomian suatu wilayah.

Penghitungan PDRB tahun 2008 ini merupakan angka sangat sementara, oleh karena itu pada tabel yang disajikan diberi apostrof bintang dua. Sedangkan angka PDRB tahun 2007 merupakan angka sementara dan diberi apostrof bintang satu. Keadaan ini dilakukan karena masih dimungkinkan adanya perubahan ataupun perbaikan data yang digunakan.

PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Kudus tahun 2008 terhitung sebesar 27.138.456,44 juta rupiah atau tumbuh sebesar 13,01 persen. Angka tersebut menggambarkan besarnya nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga di tahun 2008. Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan sebesar 11.659.252,20 juta rupiah, dengan laju pertumbuhan sebesar 3,71 persen. Meskipun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus masih di bawah prediksi pertumbuhan nasional , akan tetapi cukup bagus mengingat kebijakan pemerintah di tahun 2008 untuk mengurangi subsidi

(31)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 18 bahan bakar minyak masih memiliki imbas yang besar terhadap kinerja industri di Kudus, yang nota bene Kudus merupakan Kota Industri sebagai salah satu konsumen BBM.

Pertumbuhan atas dasar harga konstan merupakan pertumbuhan ekonomi riil suatu daerah, yang merupakan rata-rata tertimbang pertumbuhan sektor ekonomi yang dapat menjelaskan kinerja perekonomian setiap daerah.

Tabel A1.

Perkembangan PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2004 – 2008

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Tahun Nilai (Juta Rp.) r Nilai (Juta Rp.) r (1) (2) (3) (4) (5) 2004 2005 2006 2007 2008 16.456.678,24 19.784.423,33 21.562.981,38 24.013.158,41 27.138.456,44 11,25 20,16 8,99 11,36 13,01 10.169.415,92 10.619.525,79 10.881.159,81 11.242.693,33 11.659.252,20 8,71 4,43 2,46 3,32 3,71 Rata-rata 21.792.939,56 13,75 10.914.409,41 4,53 Keterangan r = Pertumbuhan

Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2008), rata-rata PDRB yang diperoleh penduduk Kabupaten Kudus dari tahun 2003 - 2008 sebesar 21.792.939,56 juta rupiah, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 13,75 persen atas dasar harga berlaku. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar 10.914.409,41 juta rupiah dengan rata-rata pertumbuhan 4,53 persen.

(32)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 19 Dari Tabel A1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2004 ke tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi di Kabupataen Kudus tumbuh melambat. Pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2004, sebesar 8,71 persen disusul pada tahun 2003 dengan pertumbuhan 4,43 persen. Secara umum dalam lima tahun ini rata-rata pertumbuhan di Kabupaten Kudus mencapai 4,53 persen.

IV.2. Perkembangan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dapat memberikan gambaran mengenai peranan masing-masing sektor dalam menciptakan nilai tambah di suatu daerah. Sehingga dapat menujukkan basis ekonomi Kabupaten Kudus dan sektor mana yang tumbuh pesat.

Dari sembilan sektor lapangan usaha yang tercakup dalam PDRB, untuk harga berlaku terlihat bahwa semua sektor lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang positif yaitu berkisar antara 8,49 persen sampai dengan 18,36 persen. Demikian pula untuk pertumbuhan riil atau menurut harga konstan 2000, dari sembilan sektor lapangan usaha tidak ada satu pun sektor lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan negatif. Dilihat dari besarannya tidak ada yang tumbuh drastis, semuanya berada pada kisaran 0,02 persen sampai 8,54 persen. Keadaan tersebut menunjukkan perekonomian di Kabupaten Kudus pada tahun 2008 masih mengalami sedikit kelesuan.

Pertumbuhan tertinggi untuk PDRB atas dasar harga berlaku dialami oleh sektor Lembaga Keuangan sebesar 18,36 persen sedangkan bila dilihat atas dasar harga konstan sektor Listrik, Gas & Air Bersih pertumbuhannya mencapai 8,54 persen. Pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian tahun 2008 dapat dikatakan cukup tinggi setelah pada tahun 2007 tumbuh negatif, namun demikian sektor ini belum dapat menggenjot angka PDRB secara keseluruhan. Sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB Kabupaten Kudus terbesar setelah sektor Industri Pengolahan dan sektor perdagangan. Secara riil sampai sekarang pertumbuhan sektor penggalian dapat dikatakan stabil, hal ini menunjukkan bahwa hasil bahan galian di Kabupaten Kudus masih memberikan kontribusi terhadap angka PDRB meskipun dengan prosentase yang kecil

(33)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 20 sekali terutama bahan galian tanah urug, meskipun sektor bangunan sendiri tidak mengalami pertumbuhan yang cukup besar seperti pada tahun yang lalu.

Tabel A2.

Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kudus Tahun 2008

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

LAPANGAN USAHA Nilai

(Jutaan Rp.) R Nilai (Jutaan Rp.) r (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdag,Hotel & Rest. 7. Angkutan & Komunikasi 8. Lemb. Keuangan 9. Jasa-jasa 667.364,45 9.092,12 17.324.870,63 100.612,94 347.586,21 7.139.517,95 394.677,34 553.047,78 601.687,02 16,63 8,49 10,94 13,06 8,78 17,53 15,85 18,36 14,63 367.952,36 4.666,99 7.107.442,27 39.434,71 174.741,85 3.234.701,01 229.419,85 251.061,85 249.831,29 3,59 1,24 2,99 8,54 0,02 5,04 7,67 4,19 5,46 PDRB 27.138.456,44 13,01 11.659.252,20 3,71

Lapangan usaha industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar PDRB selama ini mengalami pertumbuhan 2,99 persen. Memang dari segi angka, pertumbuhan sektor ini tergolong kecil namun secara nilai masih sangat besar sehingga jika

(34)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 21 dibandingkan dengan ke delapan sektor lainnya. Kontribusi PDRB sektor ini masih cukup besar. Pertumbuhan untuk lapangan usaha lainnya dapat dilihat pada Tabel A2.

IV.3. Struktur PDRB Kabupaten Kudus

Perekonomian Kudus masih berbasis pada lapangan usaha industri pengolahan. Hal ini dimungkinkan cukup jelinya penduduk Kudus untuk menangkap peluang-peluang yang ada dalam menciptakan produk-produk industri yang laku di pasaran. Lapangan usaha industri pengolahan masih menempati urutan tertinggi dalam menyumbang nilai PDRB, yakni sebesar 63,44 persen dari seluruh nilai total PDRB.

Tabel B

Distribusi Prosentase PDRB menurut Lapangan Usaha di Kudus

Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Lapangan Usaha 2007 2008 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdag,Hotel & Rest. 7. Angkutan & Komunikasi 8. Lemb. Keuangan 9. Jasa-jasa 2,38 0,03 6503 0,37 1,33 25,30 1,42 1,95 2,19 2,46 0,03 63,84 0,37 1,28 26,31 1,45 2,04 2,22 3,16 0,04 61,38 0,32 1,55 27,39 1,90 2,14 2,11 3,16 0,04 60,96 0,34 1,50 27,74 1,97 2,15 2,14 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

(35)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 22 Sektor pertanian yang pada tahun 2008 menghasilkan kontribusi sebesar 2,46 persen, naik 3,36 persen dibanding tahun 2007. Bila menilik pada jangka waktu dua dasawarsa ini, sudah berhektar-hektar lahan pertanian yang berubah menjadi lahan kering non pertanian baik untuk perumahan, industri maupun untuk kegiatan-kegiatan lain disamping itu banyak penduduk yang sudah beralih profesi dan tidak menggantungkan hidupnya pada lapangan usaha pertanian. Menjadi suatu pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Kudus dan kita semua tentunya untuk mendayagunakan keterbatasan lahan pertanian agar dapat berproduksi lebih tinggi.

Banyak dari penduduk Kudus yang lebih memilih bekerja di sektor industri dari pada sektor pertanian. Maklum adanya, upah buruh industri lebih tinggi dari upah buruh pertanian dengan resiko dan beban kerja yang lebih kecil. Hal tersebut merupakan salah satu faktor kenapa sektor pertanian di Kudus tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga perlu solusi secara makro untuk dapat mengembalikan citra pertanian di Kudus baik dari segi produksi maupun sisi ekonomis tenaga kerjanya.

Sektor kedua yang memberikan kontribusi cukup besar adalah lapangan usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor ini pada tahun 2006 memberikan sumbangan sebesar 26,31 persen. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi yang statis dan terkecil sumbangannya adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sekitar 0,03 persen.

IV.4. Indeks Implisit PDRB

Indeks implisit merupakan indikator yang dapat menunjukkan tingkat stabilitas perekonomian (inflasi/deflasi) suatu daerah. Pertumbuhan indeks harga implisit merupakan inflasi harga produsen tiap subsektor/sektor/PDRB tahun yang bersangkutan. Selama ini angka inflasi masih menjadi barometer dalam menilai stabilitas ekonomi disamping pertumbuhan ekonomi. Naik turunnya angka ini menggambarkan gejolak ekonomi utamanya harga di wilayah tersebut.

(36)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 23 Di tahun 2008 indeks implisit PDRB Kudus meningkat dari 213,59 persen di tahun 2007 menjadi 232,76 persen dengan inflasi yang terjadi sebesar 8,98 persen. Dengan besaran 8,98 persen inflasi di tingkat produsen ini cukup memprihatinkan karena mendekati batas psikologi dua digit. Kenaikan angka inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga-harga yang dinamis. Dengan demikian dengan angka inflasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang rendah, tahun 2008 kondisi perekonomian di Kabupaten Kudus tidak begitu menggairahkan seperti pada kurun waktu 5 tahun terakhir.

IV.5. Pendapatan Regional Perkapita

Pada tahun 2008 nilai tambah yang dihasilkan penduduk Kabupaten Kudus, rata-rata perkapitanya adalah Rp. 36.443.454,29 atau naik sebesar 13,01 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap penduduk Kudus mampu mengumpulkan nilai tambah sebanyak Rp. 3.036.955,- perbulannya, angka ini jauh di atas batas garis kemiskinan. Karenanya secara selintas seolah-olah di Kabupaten Kudus ini sudah tidak lagi ditemui penduduk miskin. Namun bila kita lihat lebih seksama lagi, perekonomian Kudus kurang lebih 60 persennya didominasi sektor industri, utamanya industri besar dan sedang yang jumlah perusahaanya relatif kecil bila dibandingkan dengan industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Maka dengan demikian nilai tambah yang dihasilkanpun lebih banyak dinikmati oleh para pengusaha industri besar dan sedang yang mampu memproduksi barang yang lebih besar dan lebih mahal di pasaran.

Terlebih lagi dari perolehan nilai tambah tersebut yang menjadi bagian bagi buruh industri sangat kecil sekali, sehingga penduduk yang masih pas-pasan bahkan kekurangan masih bisa dijumpai di Kabupaten Kudus. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah Kabupaten Kudus untuk lebih memotivasi rakyatnya yang masih di bawah garis kemiskinan untuk mampu berproduksi seperti penduduk Kudus lainnya yang terkenal sebagai penduduk yang kreatif serta perlu mengembangkan sektor lainnya

(37)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 24

IV.6. PDRB menurut Kelompok Sektor

Kudus layak dinilai sebagai kota modern, terbukti sektor primer berkontribusi lebih kecil dari sektor sekunder dan tersier. Suatu teori transisi demografi menyebutkan bahwa suatu daerah menuju modern kegiatan ekonominya akan bergerak dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Menilik hal tersebut di atas di tahun 2008 kontribusi sektor primer yang dipandegani oleh sektor usaha Pertanian, Pertambangan & Penggalian hanya berhasil memberikan kontribusi sebesar 2,49 persen dari total PDRB menurut harga berlaku. Kontribusi dari sektor primer ini cenderung mengalami stagnasi. Dengan luas tanah pertanian di Kudus lebih dari 50 persen (luas sawah = 21.0704 Ha) dari luas wilayah Kabupaten (42.516 Ha), ternyata produktivitasnya terus saja masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok sektor sekunder maupun tersier.

Tabel C

Distribusi Prosentase PDRB menurut Kelompok Sektor Tahun 2008

Kelompok Sektor Harga Berlaku Harga Konstan 2000

(1) (2) (3) Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier 2,49 65,49 32,02 3,20 62,80 34,00 PDRB 100,00 100,00

Selain itu kecilnya animo atau minat sebagian besar masyarakat di Kudus terhadap usaha sektor pertanian sangat kecil dan masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia dan kemampuan biaya serta masih minimnya pemanfaatan tekhnologi pertanian modern

(38)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 25 berimbas pada keterbatasan macam tanaman yang dibudidayakan dan belum mengacu pada tanaman ekspor mengkondisikan rendahnya kontribusi sektor primer.

Kelompok sektor Sekunder yang terdiri dari sektor usaha Industri; Listrik, Gas & Air Bersih serta Bangunan merupakan kelompok sektor yang menopang 65,49 persen dari total PDRB Kudus menurut harga berlaku. Kelompok sektor ini masih menjadi andalan dan primadona dalam mengumpulkan nilai tambah di Kabupaten Kudus .

Kelompok sektor Tersier yang terdiri dari sektor usaha yang belum disebutkan diatas yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran; Angkutan & Komunikasi; Bank/Lemb.Keuangan Lainnya; serta jasa-jasa. Suatu daerah dapat dikatakan modern apabila kelompok sektor tersier di daerah tersebut berhasil memberikan kontribusi yang tinggi. Di Kudus sendiri kelompok sektor tersier menyumbangkan 32,02 persen dari total PDRB.

IV.7. Alokasi PDRB menurut Kecamatan

Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, masih terjadi bias di antara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kudus. Ini sangat berpengaruh terhadap tingkat/derajat kehidupan penduduknya. Tiga pemberi kontibusi PDRB terbesar adalah Kecamatan Kaliwungu, Kota dan Kecamatan Jati. Ketiga Kecamatan tersebut berkarakteristik sebagai daerah perkotaan dengan sektor industri dan perdagangan sebagai sektor andalan, sedangkan sektor Pertanian nilai tambahnya rendah.

Tiga kecamatan penyumbang PDRB menengah adalah Kecamatan Jekulo, Bae dan Gebog. Keempat kecamatan tersebut merupakan daerah transisional yaitu sebagian merupakan daerah perkotaan, dan sebagian lagi merupakan daerah perdesaan. Andalan perekonomian kecamatan ini adalah sektor industri dan perdagangan, walaupun belum dapat menyamai kecamatan Kaliwungu, Kota ataupun Jati. Begitu pula dengan sektor pertanian dan penggalian masih turut mewarnai kecamatan-kecamatan penghasil PDRB menengah ini.

(39)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 26 Kecamatan Undaan, Mejobo dan Dawe adalah merupakan kecamatan penyumbang PDRB terendah. Ketiga kecamatan tersebut cenderung dikonotasikan sebagi rural area, karena memang sebagian besar adalah merupakan daerah perdesaan dengan nilai tambah andalan dari sektor pertanian, sebaliknya dari sektor industri dan perdagangan sangat rendah.

Tabel D

PDRB dan PDRB Perkapita menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus tahun 2008

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

KECAMATAN PDRB (Juta Rp.) PDRB perkapita (Rp.) PDRB (Juta Rp.) PDRB perkapita (Rp.) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Kaliwungu 2. Kota 3. Jati 4. Undaan 5. Mejobo 6. Jekulo 7. B a e 8. Gebog 9. Dawe 4.845.234,07 8.564.915,74 4.549.172,41 626.026,95 840.537,65 2.018.988,53 1.588.739,82 3.253.422,42 851.418,84 54.889.818,61 93.561.66,68 48.380.010,73 9.240.250,13 12.513.959,80 21.183.386,13 26.156.831,95 35.639.102,89 9.056.009,49 2.046.826,03 3.646.589,15 1.967.081,27 298.806,35 371.823,37 869.323,79 677.432,90 1.383.251,34 398.117,09 23.187.715,63 39.834.713,21 20.919.720,00 4.410.425,81 5.535.721,99 9.121.013,39 11.153.178,42 15.152.608,69 4.234.531,94 JUMLAH 27.138.456,44 36.178.964,66 11.659.252,20 15.543.244,86

(40)

PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2008 27 Mungkin dengan memacu penduduknya untuk lebih meningkatkan sumber daya manusia-nya dan menerapkan tekhnologi yang tepat di bidang pertanian sehingga penduduknya mampu menanam tanaman yang diminati pasar internasional, tentunya akan mampu mendongkrak pendapatan di kecamatan ini.

Berbeda dengan tahun sebelumya, untuk kali ini kecamatan dengan PDRB perkapita tertinggi diduduki oleh Kecamatan Kota. Sedangkan Kecamatan Dawe masih memiliki PDRB perkapita terendah di Kabupaten Kudus, Hal ini disebabkan PDRB Kecamatan Dawe yang rendah dan besarnya jumlah penduduk di kecamatan tersebut.

(41)
(42)

Tabel 1.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.1. ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2004 - 2008 Tabel 1.1. (JUTAAN RUPIAH)

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PERTANIAN 441.564,81 446.634,64 527.005,27 572.204,02 667.364,45 1.1. Tanaman Bahan Makanan 320.985,31 320.110,67 396.322,03 418.632,39 488.538,29 1.2. Tanaman Perkebunan 43.574,11 44.315,73 44.170,66 49.442,77 56.728,50 1.3. Peternakan 74.095,01 78.853,68 82.934,81 99.779,17 116.533,06 1.4. Kehutanan 262,48 268,28 255,64 284,14 315,83 1.5. Perikanan 2.647,90 3.086,28 3.322,12 4.065,56 5.248,77 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5.458,30 6.390,96 7.347,51 8.380,38 9.092,12

2.1. Pertambangan - - - - -

2.2. Penggalian 5.458,30 6.390,96 7.347,51 8.380,38 9.092,12 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10.631.715,43 12.844.125,27 13.992.851,76 15.616.390,95 17.324.870,63 3.1. Makanan, minuman & Tembakau 9.518.265,92 11.527.982,45 12.531.538,07 13.975.523,22 15.437.372,52 3.2. Tekstil, Brg kulit & alas kaki 164.143,87 191.353,73 220.588,83 251.924,01 294.199,40 3.3. Barang Kayu & hasil hutan lain 45.017,53 53.030,08 61.161,96 72.006,33 78.616,80 3.4. Kertas & Barang Cetakan 529.563,12 631.513,66 706.203,37 782.720,58 901.085,23 3.5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 81.858,90 95.680,08 107.946,89 122.999,69 134.422,68 3.6. Semen & Brg lain bkn Logam 26.124,22 30.792,09 34.739,84 39.535,93 43.151,23 3.8. Alat Angkt, Mesin & Peralatan 210.244,68 247.898,33 256.352,36 288.881,47 345.620,79 3.9. Barang Lainnya 56.497,18 65.874,86 74.320,45 82.799,71 90.401,97 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 73.888,35 74.875,78 83.444,04 88.994,54 100.612,94 4.1. Listrik 71.980,98 72.552,81 80.904,99 86.505,46 97.052,60 4.2. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.3. Air Bersih 1.907,37 2.322,97 2.539,05 2.489,09 3.560,34 5. BANGUNAN 193.203,90 246.809,77 270.997,53 319.534,84 347.586,21 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 4.223.761,74 5.084.180,13 5.468.286,16 6.074.808,46 7.139.517,95 6.1. Perdagangan 4.058.726,17 4.885.128,02 5.247.561,17 5.810.890,45 6.830.155,73 6.2. Hotel 2.643,03 2.779,80 2.882,45 3.391,14 3.819,24 6.3. Restoran 162.392,54 196.272,31 217.842,54 260.526,87 305.542,99 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 239.365,46 293.616,56 323.498,78 340.685,13 394.677,34 7.1. Angkutan Darat 160.788,88 206.531,33 223.859,51 229.676,46 273.421,26 7.2. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.3. Angkutan Sungai,Danau&Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.4. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.5. Jasa Penunjang Angkutan 2.920,63 3.414,45 3.550,90 3.619,10 3.845,95 7.6. Pos Dan Telekomunikasi 75.655,94 83.670,78 96.088,36 107.389,57 117.410,13 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 293.208,16 373.489,86 419.347,63 467.249,16 553.047,78 8.1. Bank 146.081,86 184.691,29 206.004,67 210.855,70 247.612,81 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 37.470,85 56.259,29 63.964,42 59.851,76 72.570,55 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.4. Sewa Bangunan 108.317,72 130.872,77 147.636,67 194.783,51 230.786,59 8.5. Jasa Perusahaan 1.337,73 1.666,51 1.741,87 1.758,19 2.077,82 9. JASA-JASA 363.512,09 414.300,37 470.202,69 524.910,93 601.687,02 9.1. Pemerintahan 206.141,56 247.919,37 281.050,23 304.684,45 334.893,65 9.2. Sosial Kemasyarakatan 127.133,43 132.508,15 152.053,73 182.624,47 227.425,77 9.3. Hiburan & Rekreasi 736,13 794,28 844,37 923,03 1.057,66 9.4. Perorangan & Rumahtangga 29.500,97 33.078,57 36.254,37 36.678,99 38.309,94

(43)

Tabel 1.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

Tabel 1.2. ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 PADA TAHUN 2004 - 2008 Tabel 1.2. (JUTAAN RUPIAH)

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PERTANIAN 352.662,26 340.618,20 362.548,16 355.206,33 367.952,36 1.1. Tanaman Bahan Makanan 243.939,91 232.816,17 255.566,22 241.828,09 253.618,27 1.2. Tanaman Perkebunan 37.626,72 34.667,78 32.438,37 32.763,10 32.164,20 1.3. Peternakan 68.689,62 70.519,94 71.814,74 77.610,27 78.781,68 1.4. Kehutanan 191,52 184,78 160,76 156,23 151,84 1.5. Perikanan 2.214,50 2.429,53 2.568,08 2.848,64 3.236,37 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3.900,74 4.165,91 4.443,31 4.609,93 4.666,99 2.1. Pertambangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.2. Penggalian 3.900,74 4.165,91 4.443,31 4.609,93 4.666,99 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.226.357,35 6.557.621,25 6.689.910,12 6.901.299,63 7.107.442,27 3.1. Makanan, minuman & Tembakau 5.387.459,41 5.694.400,12 5.761.927,48 5.909.565,14 6.076.471,38 3.2. Tekstil, Brg kulit & alas kaki 130.709,25 134.274,91 147.595,32 158.570,58 166.910,34 3.3. Barang Kayu & hasil hutan lain 33.761,36 34.534,93 37.910,85 41.143,00 43.337,48 3.4. Kertas & Barang Cetakan 394.348,21 406.905,41 433.652,77 461.791,19 471.839,20 3.5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 48.048,97 49.467,74 53.119,16 56.688,70 59.810,18 3.6. Semen & Brg lain bkn Logam 19.305,56 19.645,37 21.141,77 22.586,65 24.011,73 3.8. Alat Angkt, Mesin & Peralatan 161.426,57 165.878,46 178.172,16 190.825,55 200.170,90 3.9. Barang Lainnya 51.298,02 52.514,31 56.390,61 60.128,80 64.891,05 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 33.388,12 33.134,30 34.548,41 36.330,30 39.434,71 4.1. Listrik 32.344,20 31.920,91 33.152,65 34.944,77 38.096,01 4.2. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.3. Air Bersih 1.043,92 1.213,39 1.395,76 1.385,53 1.338,70 5. BANGUNAN 141.554,12 162.748,06 167.298,67 174.711,93 174.741,85 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 2.802.338,09 2.887.991,97 2.958.744,27 3.079.606,74 3.234.701,04 6.1. Perdagangan 2.674.833,92 2.754.006,99 2.818.839,94 2.922.979,24 3.067.856,07 6.2. Hotel 1.532,33 1.303,37 1.212,24 1.306,23 1.381,21 6.3. Restoran 125.971,85 132.681,61 138.692,09 155.321,27 165.463,75 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 180.687,10 191.001,04 201.682,93 213.080,03 229.419,85 7.1. Angkutan Darat 122.205,68 125.485,76 125.539,64 127.274,73 130.486,64 7.2. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.3. Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.4. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.5. Jasa Penunjang Angkutan 2.173,56 2.256,85 2.366,91 2.402,00 2.435,34 7.6. Pos Dan Telekomunikasi 56.307,86 63.258,44 73.776,38 83.403,31 96.497,87 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 218.158,10 229.463,82 238.231,78 240.954,45 251.061,85 8.1. Bank 107.029,35 116.231,93 122.099,35 117.028,35 122.715,55 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 24.806,09 26.626,42 28.545,22 27.887,61 30.817,11 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.4. Sewa Bangunan 85.489,11 85.761,19 86.720,38 95.141,72 96.579,29 8.5. Jasa Perusahaan 833,55 844,28 866,82 896,77 949,91 9. JASA-JASA 210.370,04 212.781,24 223.752,16 236.893,98 249.831,29 9.1. Pemerintahan 85.509,92 87.026,01 87.563,83 88.158,39 89.215,41 9.2. Sosial Kemasyarakatan 103.412,94 103.874,77 113.550,28 126.049,77 137.817,27 9.3. Hiburan & Rekreasi 508,31 512,34 511,39 518,90 529,54 9.4. Perorangan & Rumahtangga 20.938,87 21.368,13 22.126,66 22.166,92 22.269,08

(44)

2004 2005 2006 2007 2008 0 5000000 10000000 15000000 20000000

Grafik 1. PDRB Kabupaten Kudus Tahun 2004 - 2008

Harga Berlaku Harga Konstan'00

Grafik 2. PDRB Sektor Dominan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008

0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 16000000 18000000 20000000 2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian harga berlaku Industri harga berlaku Perdagangan harga berlaku Pertanian harga Konstan Industri harga konstan Perdagangan harga Konstan

(45)

Tabel 1.3. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.1. ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2004 - 2008

Tabel 1.2. (JUTAAN RUPIAH)

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PERTANIAN 2,68 2,26 2,44 2,38 2,46

1.1. Tanaman Bahan Makanan 1,95 1,62 1,84 1,74 1,80 1.2. Tanaman Perkebunan 0,26 0,22 0,20 0,21 0,21 1.3. Peternakan 0,45 0,40 0,38 0,42 0,43 1.4. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5. Perikanan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

2.1. Pertambangan - - - - -

2.2. Penggalian 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 64,57 64,92 64,89 65,03 63,84 3.1. Makanan, minuman & Tembakau 57,81 58,27 58,12 58,20 56,88 3.2. Tekstil, Brg kulit & alas kaki 1,00 0,97 1,02 1,05 1,08 3.3. Barang Kayu & hasil hutan lain 0,27 0,27 0,28 0,30 0,29 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3,22 3,19 3,28 3,26 3,32 3.5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 0,50 0,48 0,50 0,51 0,50 3.6. Semen & Brg lain bkn Logam 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 3.8. Alat Angkt, Mesin & Peralatan 1,28 1,25 1,19 1,20 1,27 3.9. Barang Lainnya 0,34 0,33 0,34 0,34 0,33 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,45 0,38 0,39 0,37 0,37 4.1. Listrik 0,44 0,37 0,38 0,36 0,36 4.2. Gas - - - - - 4.3. Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

5. BANGUNAN 1,17 1,25 1,26 1,33 1,28

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 25,65 25,70 25,36 25,30 26,31 6.1. Perdagangan 24,65 24,69 24,34 24,20 25,17 6.2. Hotel 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 6.3. Restoran 0,99 0,99 1,01 1,08 1,13 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,45 1,48 1,50 1,42 1,45 7.1. Angkutan Darat 0,98 1,04 1,04 0,96 1,01

7.2. Angkutan Laut - - - - -

7.3. Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan - - - - -

7.4. Angkutan Udara - - - - -

7.5. Jasa Penunjang Angkutan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 7.6. Pos Dan Telekomunikasi 0,46 0,42 0,45 0,45 0,43 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 1,78 1,89 1,94 1,95 2,04 8.1. Bank 0,89 0,93 0,96 0,88 0,91 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,23 0,28 0,30 0,25 0,27 8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 0,66 0,66 0,68 0,81 0,85 8.5. Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9. JASA-JASA 2,21 2,09 2,18 2,19 2,22 9.1. Pemerintahan 1,25 1,25 1,30 1,27 1,23 9.2. Sosial Kemasyarakatan 0,77 0,67 0,71 0,76 0,84 9.3. Hiburan & Rekreasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9.4. Perorangan & Rumahtangga 0,18 0,17 0,17 0,15 0,14

(46)

Tabel 1.4. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.2. ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 PADA TAHUN 2004 - 2008 Tabel 1.2. (JUTAAN RUPIAH)

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PERTANIAN 3,47 3,21 3,33 3,16 3,16

1.1. Tanaman Bahan Makanan 2,40 2,19 2,35 2,15 2,18 1.2. Tanaman Perkebunan 0,37 0,33 0,30 0,29 0,28 1.3. Peternakan 0,68 0,66 0,66 0,69 0,68 1.4. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5. Perikanan 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

2.1. Pertambangan - - - - -

2.2. Penggalian 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 61,23 61,75 61,48 61,38 60,96 3.1. Makanan, minuman & Tembakau 52,98 53,62 52,95 52,56 52,12 3.2. Tekstil, Brg kulit & alas kaki 1,29 1,26 1,36 1,41 1,43 3.3. Barang Kayu & hasil hutan lain 0,33 0,33 0,35 0,37 0,37 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3,88 3,83 3,99 4,11 4,05 3.5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 0,47 0,47 0,49 0,50 0,51 3.6. Semen & Brg lain bkn Logam 0,19 0,18 0,19 0,20 0,21 3.8. Alat Angkt, Mesin & Peralatan 1,59 1,56 1,64 1,70 1,72 3.9. Barang Lainnya 0,50 0,49 0,52 0,53 0,56 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,33 0,31 0,32 0,32 0,34 4.1. Listrik 0,32 0,30 0,30 0,31 0,33 4.2. Gas - - - - - 4.3. Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

5. BANGUNAN 1,39 1,53 1,54 1,55 1,50

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 27,56 27,20 27,19 27,39 27,74 6.1. Perdagangan 26,30 25,93 25,91 26,00 26,31 6.2. Hotel 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 6.3. Restoran 1,24 1,25 1,27 1,38 1,42 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,78 1,80 1,85 1,90 1,97 7.1. Angkutan Darat 1,20 1,18 1,15 1,13 1,12

7.2. Angkutan Laut - - - - -

7.3. Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan - - - - -

7.4. Angkutan Udara - - - - -

7.5. Jasa Penunjang Angkutan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 7.6. Pos Dan Telekomunikasi 0,55 0,60 0,68 0,74 0,83 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 2,15 2,16 2,19 2,14 2,15 8.1. Bank 1,05 1,09 1,12 1,04 1,05 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,24 0,25 0,26 0,25 0,26 8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 0,84 0,81 0,80 0,85 0,83 8.5. Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9. JASA-JASA 2,07 2,00 2,06 2,11 2,14 9.1. Pemerintahan 0,84 0,82 0,80 0,78 0,77 9.2. Sosial Kemasyarakatan 1,02 0,98 1,04 1,12 1,18 9.3. Hiburan & Rekreasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9.4. Perorangan & Rumahtangga 0,21 0,20 0,20 0,20 0,19

(47)

Tabel 1.5. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.1. ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2004 - 2008

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PERTANIAN 136,27 137,83 162,64 176,58 205,95

1.1. Tanaman Bahan Makanan 147,23 146,83 181,79 192,02 224,08 1.2. Tanaman Perkebunan 140,39 142,78 142,32 159,30 182,78 1.3. Peternakan 101,94 108,49 114,10 137,28 160,33 1.4. Kehutanan 124,99 127,75 121,74 135,31 150,40 1.5. Perikanan 126,37 147,30 158,55 194,03 250,50 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 229,56 268,79 309,02 352,46 382,39

2.1. Pertambangan - - - - -

2.2. Penggalian 229,56 268,79 309,02 352,46 382,39 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 220,82 266,77 290,63 324,35 359,84 3.1. Makanan, minuman & Tembakau 231,31 280,15 304,54 339,63 375,16 3.2. Tekstil, Brg kulit & alas kaki 139,30 162,39 187,20 213,79 249,67 3.3. Barang Kayu & hasil hutan lain 154,52 182,03 209,94 247,16 269,85 3.4. Kertas & Barang Cetakan 151,84 181,07 202,49 224,43 258,36 3.5. Pupuk, Kimia & Brg dr Karet 218,41 255,28 288,01 328,18 358,65 3.6. Semen & Brg lain bkn Logam 171,11 201,68 227,54 258,95 282,63 3.8. Alat Angkt, Mesin & Peralatan 178,72 210,73 217,91 245,56 293,80 3.9. Barang Lainnya 167,76 195,61 220,69 245,87 268,44 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 310,45 314,59 350,59 373,91 422,73 4.1. Listrik 310,51 312,98 349,01 373,17 418,66 4.2. Gas - - - - - 4.3. Air Bersih 308,01 375,12 410,01 401,95 574,94

5. BANGUNAN 302,13 385,96 423,78 499,68 543,55

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 189,46 228,05 245,28 272,48 320,24 6.1. Perdagangan 192,23 231,37 248,54 275,22 323,49 6.2. Hotel 171,22 180,08 186,73 219,68 247,41 6.3. Restoran 139,40 168,48 187,00 223,64 262,28 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 179,48 220,16 242,57 255,46 295,94 7.1. Angkutan Darat 165,07 212,04 229,83 235,80 280,71

7.2. Angkutan Laut - - - - -

7.3. Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan - - - - -

7.4. Angkutan Udara - - - - -

7.5. Jasa Penunjang Angkutan 159,77 186,79 194,25 197,98 210,39 7.6. Pos Dan Telekomunikasi 221,67 245,15 281,53 314,64 344,00 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PRSHN 168,63 214,80 241,17 268,72 318,06 8.1. Bank 176,99 223,77 249,59 255,47 300,00 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 161,81 242,94 276,21 258,45 313,37 8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 160,70 194,16 219,03 288,97 342,38 8.5. Jasa Perusahaan 171,61 213,79 223,45 225,55 266,55 9. JASA-JASA 199,49 227,36 258,04 288,06 330,19 9.1. Pemerintahan 252,71 303,92 344,53 373,51 410,54 9.2. Sosial Kemasyarakatan 155,08 161,63 185,47 222,76 277,41 9.3. Hiburan & Rekreasi 179,74 193,94 206,17 225,38 258,26 9.4. Perorangan & Rumahtangga 161,57 181,16 198,55 200,88 209,81

Gambar

Tabel 1.1.  PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.1.  ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2004 - 2008 Tabel 1.1
Tabel 1.2.  PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS
Tabel 1.3. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.1.  ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2004 - 2008
Tabel 1.4.  DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS Tabel 1.2.  ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 PADA TAHUN 2004 - 2008 Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012 -

Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha Kabupaten Bolaang Mongondow tahun 2002 – 2010 merupakan publikasi yang disusun atas

Contoh lain adalah misalnya jika suatu wilayah memiliki jumlah penduduk berusia sekolah dasar yang cukup besar maka pembangunan akan dapat lebih dikonsentrasikan

2020 (Juta Rupiah)/ Gross Regional Domestic Product of Tojo Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2016- Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tojo Una-una Atas..

5   Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan dengan Tahun Dasar tahun 2000 Dirinci menurut Lapangan Usaha (Dalam Jutaan Rupiah) Kabupaten

Hal ini dapat dilihat dari besaran angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pamekasan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun

Dengan terbitnya Publikasi KECAMATAN TENAYAN RAYA DALAM ANGKA 2014 ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan program pembangunan wilayah Kecamatan

Penerbitan publikasi Statistik Daerah Kecamatan Jambi Selatan 2012 dimaksudkan untuk melengkapi publikasi Kecamatan Jambi Selatan Dalam Angka yang telah terbit secara