• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.03/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.03/2016"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Yth.

1.! Direksi Bank; di Tempat.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR …./SEOJK.03/2016

TENTANG

UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN TERHADAP CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI, CALON ANGGOTA DIREKSI DAN CALON

ANGGOTA DEWAN KOMISARIS BAGI BANK UMUM

Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor... tentang Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Calon Pemegang Saham Pengendali, Calon Anggota Direksi Dan Calon Anggota Dewan Komisaris bagi Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ...), selanjutnya disebut dengan POJK Uji Kemampuan dan Kepatutan, perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai uji kemampuan dan kepatutan, sebagai berikut:

I.! UMUM

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan di atas, uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan terhadap calon Pemegang Saham Pengendali (PSP), calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris, untuk menilai pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan sebelum

(2)

yang bersangkutan menjadi PSP atau menjabat sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris.

II.! CAKUPAN UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

A.! Faktor yang dinilai dalam uji kemampuan dan kepatutan meliputi:

1.! Integritas dan kelayakan keuangan bagi calon PSP.

Calon PSP wajib memenuhi persyaratan integritas dan kelayakan keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 dan Pasal 7 POJK Uji Kemampuan dan Kepatutan. Terkait dengan salah satu persyaratan integritas bagi calon PSP yaitu memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat, calon PSP wajib menyampaikan:

a)! rencana calon PSP terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat, yang paling kurang memuat arah dan strategi pengembangan Bank, dan rencana penguatan permodalan Bank untuk jangka waktu paling kurang 3 (tiga) tahun.

b)! pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk tidak melakukan pengalihan kepemilikan sahamnya di Bank dalam jangka waktu tertentu.

2.! Integritas, kompetensi dan reputasi keuangan bagi calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris. B.! Pihak-pihak yang wajib mengikuti uji kemampuan dan

kepatutan adalah:

1.! Calon PSP, meliputi:

a)! orang dan/atau badan hukum yang akan melakukan pembelian, menerima hibah, menerima hak waris

(3)

atau bentuk lain pengalihan hak atas saham Bank sehingga yang bersangkutan akan menjadi PSP;

b)! pemegang saham Bank yang tidak tergolong sebagai PSP (non PSP) yang melakukan pembelian saham Bank, menerima hibah saham Bank menerima hak waris atau bentuk lain pengalihan hak atas saham Bank, sehingga mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;

c)! non PSP yang melakukan penambahan setoran modal sehingga mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;

d)! non PSP namun menurut Otoritas Jasa Keuangan dinilai melakukan Pengendalian Bank;

e)! orang dan/atau badan hukum yang digolongkan sebagai pengendali Bank karena adanya perubahan struktur kelompok usaha Bank;

f)! orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP pada “Bank hasil penggabungan” (merger);

g)! orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP “Bank hasil peleburan” (konsolidasi);

h)! orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP pada Bank yang akan didirikan.

2.! Calon anggota Direksi atau calon anggota Dewan Komisaris, meliputi:

a)! orang yang belum pernah menjadi anggota Direksi Bank atau anggota Dewan Komisaris, yang dicalonkan menjadi anggota Direksi Bank atau anggota Dewan Komisaris;

b)! orang yang sedang menjabat sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris, yang dicalonkan

(4)

menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris, pada Bank lainnya;

c)! orang yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris Bank, yang dicalonkan menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris, pada Bank yang sama atau pada Bank lainnya;

d)! anggota Dewan Komisaris Bank yang akan beralih jabatan menjadi anggota Direksi pada Bank yang sama;

e)! anggota Dewan Komisaris Bank yang akan beralih jabatan menjadi Komisaris Independen pada Bank yang sama;

f)! anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan menjadi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan pada Bank yang sama;

g)! anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan menjadi anggota Dewan Komisaris pada Bank yang sama;

h)! anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan ke jabatan yang lebih tinggi pada Bank yang sama, antara lain meliputi:

1)! anggota Dewan Komisaris Bank yang akan diangkat menjadi komisaris utama/wakil komisaris utama atau yang setara dengan itu pada Bank yang sama;

2)! anggota Direksi Bank yang akan diangkat menjadi direktur utama/wakil direktur utama atau yang setara dengan itu pada Bank yang sama;

(5)

i)! orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang berasal dari “Bank yang menggabungkan”;

j)! orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang berasal dari “Bank yang menerima penggabungan” (surviving bank) termasuk perpanjangan jabatan;

k)! orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi “Bank hasil peleburan” yang berasal dari Bank yang melakukan peleburan;

l)! orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kantor perwakilan bank asing;

m)!orang yang dicalonkan menjadi pimpinan kantor cabang bank asing.

Uji kemampuan dan kepatutan tidak dilakukan terhadap perpanjangan jabatan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, kecuali perpanjangan jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf j). Termasuk dalam pengertian perpanjangan jabatan adalah setiap penugasan kembali dalam jabatan yang sama, baik sebelum maupun sesudah masa jabatan yang bersangkutan berakhir. Perpanjangan jabatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tersebut dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

III.! PERSYARATAN ADMINISTRATIF BAGI CALON PSP

A.! Permohonan Bank untuk memperoleh persetujuan atas calon PSP disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dilengkapi dengan dokumen persyaratan administratif sebagaimana

(6)

diatur dalam POJK Uji Kemampuan dan Kepatutan dan ketentuan lain yang mengatur mengenai persyaratan pemegang saham Bank, yaitu:

1.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri;

2.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pembelian saham bank umum;

3.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara merger, konsolidasi dan akuisisi bank umum;

4.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai bank umum;

5.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai batas maksimum kepemilikan saham bank umum; dan

6.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai kepemilikan tunggal pada perbankan Indonesia

Rincian dokumen persyaratan administratif dimaksud paling kurang sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. A dan Lampiran I. B.

B.! Persyaratan laporan keuangan 3 (tiga) tahun buku terakhir dari Bank dan badan hukum yang akan melakukan pengambilalihan Bank sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. A butir 2.c, paling kurang terdiri dari laporan

(7)

neraca dan perhitungan laba rugi beserta penjelasannya yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. Laporan keuangan tersebut disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

C.! Selain dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf A, Bank juga menyampaikan Daftar Isian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I. C dan Lampiran I. D yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh calon PSP atau calon Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT).

IV.! PERSYARATAN ADMINISTRATIF BAGI CALON ANGGOTA DIREKSI DAN CALON ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Permohonan Bank untuk memperoleh persetujuan atas calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan dilengkapi dokumen persyaratan administratif sebagaimana diatur dalam POJK Uji Kemampuan dan Kepatutan dan ketentuan lain yang mengatur mengenai persyaratan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, pimpinan kantor cabang bank asing dan pemimpin kantor perwakilan bank asing, yaitu:

1.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri;

2.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum;

3.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai bank umum; dan

4.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum

(8)

5.! Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai penerapan tata kelola terintegrasi.

Rincian dokumen persyaratan administratif dimaksud paling kurang sebagaimana tercantum dalam Lampiran II. A sampai dengan Lampiran II. F.

V.! DOKUMEN PENDUKUNG PERSYARATAN ADMINISTRATIF

Dalam hal menurut penilaian Otoritas Jasa Keuangan dianggap perlu, pihak yang diuji wajib menyampaikan dokumen pendukung atas dokumen persyaratan administratif yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I. A sampai dengan Lampiran I. E dan Lampiran II. A sampai dengan Lampiran II. F. Dokumen permohonan yang disampaikan Bank dinyatakan telah diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 POJK Uji Kemampuan dan Kepatutan, apabila dokumen persyaratan administratif dan dokumen pendukungnya telah diterima secara lengkap oleh Otoritas Jasa keuangan.

VI.! PENYAMPAIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRATIF A.! Sebelum Bank menyampaikan dokumen persyaratan

administratif kepada otoritas jasa Keuangan dalam permohonan pencalonan, Bank wajib terlebih dahulu melakukan compliance checklist pemenuhan dokumen persyaratan administratif yang dilakukan oleh satuan kerja kepatuhan.

B.! Bank wajib hasil compliance checklist tersebut diatas kepada Otoritas Jasa Keuangan yang ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan dan disertai penjelasan yang menyatakan bahwa dokumen administratif yang disampaikan:

(9)

2.! Menyatakan bahwa persyaratan administratif berupa “pernyataan” dan “daftar isian” benar telah diisi dan ditandatangani oleh calon yg diajukan.

Penyampaian hasil compliance checklist disampaikan bersamaan dengan penyampaian dokumen persyaratan administratif calon yang diajukan.

C.! Dalam hal tidak terdapat Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan atau Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak dapat menjalankan tugasnya, maka compliance checklist ditandatangai oleh pejabat pengganti sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

D.!Dalam hal Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan mempunyai benturan kepentingan dengan Bank, maka compliance checklist ditandatangi oleh:

1.! anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Bank;

2.! anggota Dewan Komisaris apabila seluruh anggota Direksi tidak dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan dengan Bank; atau

3.! pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS apabila seluruh anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris tidak dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan dengan Bank.

VII.! TATA CARA DAN HASIL UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN A.! Tata cara uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana diatur

dalam Pasal 14 dan Pasal 17 POJK Uji Kemampuan dan Kepatutan dilakukan melalui penelitian administratif.

(10)

B.! Dalam rangka penelitian administratif terhadap calon PSP, calon PSP wajib melakukan pemaparan/presentasi paling kurang mengenai:

1.!rencana calon PSP terhadap pengembangan Bank yang akan dimiliki paling kurang untuk 3 (tiga) tahun sejak dimiliki; dan

2.!strategi calon PSP dalam hal Bank yang akan dimiliki mengalami kesulitan likuiditas/solvabilitas (selain opsi bail out)

C.! Bank wajib terlebih dahulu melakukan penilaian pemenuhan persyaratan integritas, reputasi keuangan, dan kompetensi terhadap calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris yang akan diajukan. Penilaian paling kurang mencakup penilaian rekam jejak termasuk sanksi yang pernah diberikan Bank, latar belakang pendidikan baik formal maupun informal dan prestasi yang dicapai dalam pelaksanaan tugas, kemampuan calon untuk menduduki posisi yang akan dijabat, rangkap jabatan, kepemilikan kredit/pembiayaan macet.

Penilaian dilakukan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai penerapan tata kelola bagi perbankan. Hasil penilaian dimaksud wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada saat pengajuan calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris.

D.! Dalam rangka penelitian administratif terhadap calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan melakukan klarifikasi kepada calon yang bersangkutan apabila:

(11)

1.!Calon yang diajukan memiliki data atau informasi negatif yang diperoleh Otoritas Jasa Keuangan;

2.!Calon yang diajukan belum mempunyai pengalaman sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris pada perbankan Indonesia dengan mempertimbangkan posisi jabatan serta ukuran dan kompleksitas Bank tempat yang bersangkutan akan dicalonkan.

Calon yang diajukan akan dilakukan klarifikasi apabila: a.! Calon yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi

pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan;

b.! Calon yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai Direktur Utama pada bank dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) yang lebih besar.

c.! Calon yang pernah menjabat sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai Direktur Utama pada bank dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) yang lebih besar.

d.! Calon yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

e.! Calon yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai Direktur Utama pada Bank pada bank dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) atau lebih besar.

f.! Calon yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris pada perbankan Indonesia yang akan

(12)

menjabat sebagai anggota Direksi, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan atau Direktur Utama. g.! Calon yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan

Komisaris pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank pada bank dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) atau lebih besar.

h.! Calon yang pernah menjabat sebagai Pejabat Eksekutif pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan atau Direktur Utama.

i.! Calon yang pernah menjabat sebagai Pejabat Eksekutif pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris pada Bank dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) yang lebih besar.

j.! Calon yang pernah menjabat sebagai Pejabat Eksekutif pada perbankan Indonesia dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) yang lebih besar dengan bidang tugas selain funding dan landing yang akan menjabat sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris Bank dengan ukuran dan kompleksitas (BUKU) yang sama atau lebih kecil.

k.! Calon yang belum pernah menjabat sebagai Pejabat Eksekutif, anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris pada perbankan Indonesia yang akan menjabat sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris.

(13)

3.!Calon yang diajukan pernah ditetapkan tidak lulus dalam pencalonan sebelumnya dalam proses klarifikasi terkait aspek kompetensi.

E.! Hasil Penilaian

1.! Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi pada Bank yang mengajukan pencalonan.

2.! Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi pada Bank yang mengajukan pencalonan.

3.! Hasil uji kemampuan dan kepatutan berupa persetujuan (predikat Lulus) atau penolakan (predikat Tidak Lulus) atas permohonan calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi disampaikan secara tertulis kepada Bank yang mengajukan pencalonan.

Hasil uji kemampuan dan kepatutan dapat disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, antara lain Pemerintah, Lembaga Penjamin Simpanan, pemegang saham bank atau pihak lain yang dianggap perlu oleh Bank Indonesia.

4.! calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus namun berasal dari peralihan jabatan sebagaimana dimaksud pada butir A.2.b.4) sampai dengan A.2.b.8), yang bersangkutan masih dapat menjalankan tugas dan

(14)

fungsinya sebagai anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi pada Bank dimaksud sepanjang yang bersangkutan belum diberhentikan dari jabatan sebelumnya.

5.! calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus yang berasal dari Pejabat Eksekutif yang sedang menjabat pada Bank, yang bersangkutan masih dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank dimaksud sepanjang yang bersangkutan belum diberhentikan dari jabatan sebelumnya.

F.! Penghentian Uji Kemampuan dan Kepatutan

1.! Otoritas Jasa Keuangan menghentikan uji kemampuan dan kepatutan calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi apabila pada saat penilaian dilakukan, calon tersebut sedang menjalani proses hukum, sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu LJK, dan/atau sedang dalam proses penilaian kembali karena terdapat indikasi permasalahan integritas, kelayakan/reputasi keuangan dan/atau kompetensi pada suatu LJK.

2.! Yang dimaksud sedang menjalani proses hukum adalah apabila calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi telah menyandang status tersangka atau terdakwa.

(15)

3.! Yang dimaksud sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu LJK adalah apabila calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi sedang diajukan sebagai calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi pada LJK lain.

Otoritas Jasa Keuangan menghentikan uji kemampuan dan kepatutan terhadap pencalonan yang terakhir diajukan Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan.

4.! Yang dimaksud dengan sedang dalam proses penilaian kembali karena terdapat indikasi permasalahan integritas, kelayakan/reputasi keuangan dan/atau kompetensi pada suatu LJK adalah apabila calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi sedang dalam proses penilaian kembali karena terdapat indikasi permasalahan integritas, kelayakan/reputasi keuangan dan/atau kompetensi dalam kapasitas yang bersangkutan sebagai pihak yang memiliki, mengelola, mengawasi, dan/atau mempunyai pengaruh yang signifikan pada LJK .

Otoritas Jasa Keuangan menghentikan uji kemampuan dan kepatutan terhadap pencalonan yang bersangkutan yang diajukan Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan. 5.! Otoritas Jasa Keuangan memberitahukan penghentian

uji kemampuan dan kepatutan kepada Bank yang mengajukan pencalonan.

(16)

6.! Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan, dapat diajukan kembali kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi apabila yang bersangkutan telah selesai menjalani:

a.! proses hukum yang dibuktikan dengan adanya: 1)! Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3);

atau

2)! Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bersalah; atau b.! Tidak terbukti memiliki permasalahan terkait

integritas, kelayakan/reputasi keuangan dan/atau kompetensi dalam proses penilaian kembali karena terdapat permasalahan integritas, kelayakan/reputasi keuangan dan/atau kompetensi pada suatu LJK.

G.! Alamat Penyampaian

Surat permohonan berikut dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf B, C dan D di atas disampaikan oleh Bank kepada:

Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan

Jalan M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, dengan tembusan kepada:

1.! Departemen Pengawasan Bank terkait, Otoritas Jasa Keuangan, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor Pusat di wilayah Jabodetabek; atau

(17)

2.! Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat, bagi Bank yang berkantor pusat di luar wilayah Jabodetabek.

Penyampaian permohonan dan/atau persyaratan dokumen administratif dapat dilalukan melalui sarana elektronik dalam hal ketentuan yang mengatur mengenai hal tersebut telah diimplementasikan.

VIII.!LAPORAN RENCANA PERUBAHAN STRUKTUR KELOMPOK USAHA

Laporan rencana perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan mencakup seluruh pihak yang terkait dengan Bank dari segi pengendalian sampai dengan PSPT.

Contoh pelaporan rencana perubahan struktur kelompok usaha adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III. Laporan rencana perubahan struktur kelompok usaha disampaikan kepada Bank Indonesia dengan alamat sebagaimana pada butir VII. G. IX.! KETENTUAN LAIN-LAIN

Lampiran I. A sampai dengan Lampiran III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. X.! PENUTUP

Dengan berlakunya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini, maka Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011 perihal Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) yang terkait dengan peraturan pelaksanaan Uji Kemampuan dan Kepatutan bagi calon PSP, calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(18)

Ketentuan di dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal………….

KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN,

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit sistem pernapasan dengan gejala batuk dapat disebabkan oleh penyebab dari luar maupun dari dalam Penyebab dari luar yang sering dijumpai dalam klinik antara lain ialah

Karena lingkungan dibersihkan oleh cacing dan bakteri baik, dan banyak ruang untuk pertumbuhan akar, dan kita tidak perlu membersihkan media tanam karena bersama dengan tanaman

Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta selain mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

Keadaan ini dapat terjadi karena dosis yang diberikan memang besar, atau karena adanya perbedaan respons kinetik atau dinamik pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada

1. Integritas bagi calon PSP, calon anggota Direksi, atau calon anggota Dewan Komisaris. Calon wajib memenuhi persyaratan integritas sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan

Konversi menjadi saham biasa atau write down yang dilakukan oleh Bank yang merupakan Perusahaan Anak yang dimiliki oleh bank di luar negeri dalam hal terjadi kondisi

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan (Non-Finance Company) yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang tahun 2010 –

Dalam pengelompokan hedging set, minyak mentah WTI dan minyak mentah Brent dapat dikategorikan dalam satu jenis komoditas sehingga transaksi nomor 1 dan transaksi