• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Sejarah Fotografi dimulai pada abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada saat itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa

(2)

fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura. sebut saja Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera.

Seniman pada abad-19 menggunakan kamera obscura untuk membuat sketsa Berbagai penelitian dilakukan mulai pada awal abad ke-17 ,seorang ilmuwan berkebangsaan Italia – Angelo Sala menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak. Pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), foto pertama permanen “View from the Window at Le Gras” foto pertama yang berhasil dicetak meskipun masih tampak kabur, dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce. Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pata tanggal tanggal 19 Agustus 1839, desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas

(3)

merkuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling. Januari 1839, Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa

temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma1.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Melalui perusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera Nikon yang kemudian disusul dengan Canon. Tahun 1972 kamera Polaroid temuan Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film. kamera Smartphone adalah Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Foto adalah pesan yang dibangun oleh beberapa elemen, yakni sumber pemancar pesan, saluran transmisi (media social), dan pihak penerima. Yang disebut sebagai sumber pemancar pesan adalah para pengguna kamera yang berkarya di media online yang juga memberi judul, keterangan singkat dan komentar. Pihak

1

(4)

penerima adalah public yang melihat media online tersebut. Sementara saluran transmisi adalah media social itu sendiri atau tepatnya,kompleksitas pesan-pesan yang bersama dengan foto sebagai pusat yang disokong oleh berbagai elemen seperti teks, judul, penjelasan tata letak atau lokasi pada media social itu sendiri. Dari tinjauan sederhana ini kita dapat memahami bahwa, berkaitan dengan foto, ketiga elemen yang memediasi pesan diatas menggunakan metode investigasi yang berbeda. Aktifitas pengiriman dan penerimaan pesan merupakan kajian sosiologi, kedua aktivitas ini menjadi perkara mempelajari kelompok-kelompok hidup manusia dengan totalitas social tempat mereka hidup. Meski begitu metode yang dipakai untuk menilisik pesan dalam foto itu sendiri tetap beragam, apapun hulu dan muara penyampaian foto bukan sekedar produk atau saluran. Tetapi,tanpa bermaksud melecehkan otonomi structural foto, tetap perlu dikembangkan metode tertentu yang bertugas menganalisis dampak sosiologisnya. Hanya saja analisis sosiologis itu harus bersifat imanen terhadap struktur atau anatomi khas yang dibangun oleh foto itu sendiri.

Apa yang dipahami pesan pada fotographi? Apa yang ditransmisikan oleh foto? Pada dasarnya, scene (peristiwa,aktifitas,pemandangan) yang terekam dalam foto merupakan realitas literal yang mudah terbaca. Tetapi, pada saat pemindaian objek nyata ke dalam sebuah bentuk imaji (citra, foto, gambar) terjadi reduksi entah reduksi proposi atau ukurana, sudut pandang, maupun warna. Meski demikian, proses pemindahan itu tidak pernah mereduksi proses transformasi itu sendiri. Jadi, untuk memindahkan realitas kedalam foto, sama sekali tidak perlu mencincang realitas

(5)

terlebih dahulu menjadi unit-unit kecil serta tidak perlu menyisipkan tanda karena kan mengurangi kekuatan foto itu sendiri. Atau tidak perlu membangun jembatan persambungan, yakni kode, antara objek realitas dengan imajinya. Imaji fotographi adalah analogon (turunan, salinan, copyan) yang sempurna dengan realitas dan justru kesempurnaan analogis inilah yang diterima umum sebagai kekhasan atau kekuatan foto. Sampai disini akhirnya kita tahu bahwa imaji fotographi menyandang status istimewa adalah pesan tanpa kode.

Menurut etimologi kuno, kata imaji (image) harus digali dari akar kata imitari ( meniru ). Dengan begitu, kita akan sampai ke jantung persoalan yang paling penting dalam semiologi imaji: dapatkah representasi analogis ( kopian) menghasilkan system tanda-tanda symbol yang sejati, yang bukan sekedar perkawinan begitu saja terhadap symbol-simbol yang yang ada, beberapa pemikir berpendapat bahwa imaji merupakan system yang tidak sempurna jika dibandingkan dengan bahasa sebagai system petandaan, sementara pemikir lainya menggangap bahwa system pertandaan tidak dapat melemahkan kekuatan imaji yang tak terbatas.

Dalam foto hubungan segitiga tanda tidak berupa ground, denotatum dan

interpretant 2, dalam hubungan ini memperkuat logika tentang kenaturalan fotografis.

Secene yang ada disana (realitas) sama dengan yang ada di sini ( dalam foto). Realitasnya adalah apa yang masih dan terus ada disana karena foto menghadirkan kita beberapa petunjuk atau keterangan yang berlimpah tentang bagaimana sesungguhnya realitas yang ada disana itu, imaji meyerahkan untuk ditafsir oleh

2

(6)

masing-masing orang, bahkan multi tafsir itu bisa munculdari satu individu, satu lexia memobilitasi leksikon berbeda. Apa yang dimaksud leksikon? Suatu bagian dalam

ranah simbolik (pada bahasa) yang berurusan dengan hal-hal praktis dan teknis3 hal

ini yang menjadi alasan kenapa mebaca tafsir bervariasi, setiap tanda terkoneksi dengan begitu banyak pemahaman . turisme, rumah tangga, pengetahuan tentang seni dan beberapa gagasan tersebut mungkin diketahui oleh seseorang tapi tidak oleh orang lain. Pluralitas dan keterkaitan beberapa leksikon bisa jadi ada atau mengendap pada satu orang yang sama.jumlah dan keserupaan leksikon-leksikon ini, pada tingkat

tertentu membentuk ideolek4 (gaya bahasa personal yang khas) seseorang.

Foto sefie yang sudah tidak asing lagi didengar bagi yang aktif dalam jejaring media sosial. Selfie memiliki arti pengambilan foto diri sendiri atau beramai-ramai melalui kamera smartphone tanpa bantuan orang lain yang kemudian di unggah ke situs media sosial. Selfie bisa dibilang menjadi tren fotographi terbesar hingga saat ini. Demam potret diri semakin menjalar dengan berbagai macam ekspresi di media sosial membuktikan bahwa banyak orang yang semakin mengagumi dirinya sendiri. Selfie merupakan cara baru untuk berkomunikasi yang bisa diterima secara luas. “ selfie adalah cara baru untuk menarik perhatian karena sekarang ini sebagian besar

3

Cf.A.J.Greimas ‘les problemes la description mecanographique”, cahiers de lexicologie,1,1989

4

(7)

orang bertenu dan berkomunikasi secara online5. Selfie merupakan cara baru untuk

menarik perhatian guna menunjukkan pada dunia seberapa kerennya kita6.

Memotret diri sendiri atau lebih dikenal dengan kata selfie sudah ada sejak tahun 1893 yang dilakukan pertama kali oleh seorang fotographer asal amerika bernama Robert Cornelius. Cornelius memang dikenal sebagai salah satu tokoh awal dunia fotographi. Foto selfie Cornelius diciptakan dengan teknik fotographi bernama Dguerreotype. Dengan segala keterbatasan proses fotographi di kala itu, diperkirakan ia membutuhkan waktu lima sampai lima belas menit dalam posisi diam agar foto

selfie nya sukses7. Di tahun 2013 kata selfie sendiri masuk ke dalam kamus bahasa

asing Oxford. Menurut definisi kamus tersebut, selfie iyalah “ sebuah foto yang telah diambil dari diri sendiri, biasanya melalui smartphone atau webcam dan di unggah

kemedia sosial”8.

Pada tahun 2013 perkembangan selfie semakin pesat yang diunggah ke situs jejaring sosial dengan berbagai teknik dalam melakukan foto selfie diantaranya adalah foto selfie dengan menggunakkan teknik monographi yaitu dimana teknik ini menggunakan smartphone atau perangkat kamera biasanya dalam teknik ini hanya memperlihatkan salah satu bagian tubuh saja berbeda dengan selfie biasa yang

5

Psikolog Diana Parkinson,Pengantar Semiotika Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan kontemporer, Tiara Wacana 2010

6

Psikolog klinis Salma Prabhu. Semiotika Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi Tanda. Kreasi Wacana.2011

7

Hasman, Don.2013/XIV. “Teknik Selfie yang Baik” Bulletin GPA (group of photographi artists) 8

Dewi Widya Ningrum post sejarah selfie, www.hipwee.com/hiburan/momen-krusial-dalm-sejarah-selfie/

(8)

memperlihatkan hampir semua bagian tubuh sementara dalam foto selfie monographi hanya memperlihatkan bagain tertentu dalam tubuh contohnya foto yang hanya memperlihatkan bagian kaki,mata,bibir,tangan saja. Foto selfie dengan teknik monographi ini menjadi tren pada jejaring sosial instagram awalnya.

Instagram berasal dari dua kata insta dan gram. Insta bermula dari kata instan, dahulu foto instan adalah sebutan lasin dari kamera Polaroid. Layaknya kamera polroid , instagram juga bisa menghasilkan foto-foto secara instan. Namun kata gram bermula dari kata telegram , taukah anda bahwa telegram berfungsu sebagai pengirim informasi yang cepat. Begitu juga dengan instagram , melalui instagram kita dapat meng-upload foto dan membagikannya ke masyarakat umum melalui internet yang menyediakan informasi secara cepat.

Fotographi adalah sebuah media komunikasi, yang mengkomunikasikan pesan melalui gambar, dan terdapat beragam makna di dalamnya. Sebuah pameo ternama menggambarkan bahwa selembar foto lebih berbicara dari seribu kata. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam penyampaian pesan seorang manusia ikhwalnya tidak hanya selalu dengan menggunakan kata-kata konvensional yang verbal atau non verbal.

1.2 Fokus Penelitian

Foto dalam sebuah media elektronik dalam hal ini media sosial memiliki

(9)

sebuah foto tertentu akan mempegaruhi persepsi masyarakat khusus pengguna media sosial online. Disisi lain foto juga mempengaruhi isi informasi yang terkait sebuah foto yang di posting dalam media sosial.

Penelitian ini di fokuskan pada tanda dan makna yang terdapat isi foto selfie dengan teknik monographi yang dimana adalah foto selfie pada bagian tertentu yang di munculkan atau di bidik dengan latar belakang yang memberikan makna dan tanda. Foto juga memberikan informasi yang memperakurat dengan informasi tulisan caption dalam media sosial itu sendiri. Karena foto menampilkan apa yang terjadi dan langsung di rekam oleh bidikan seseorang itu sendiri.

Peneliti tentu ingin mengetahui apa makna sebenarnya yang terkandung pada isi foto selfie dengan menggunakan teknik monographi yang sedang hits atau trend di media sosial intagram.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dan simbol yang terdapat pada foto selfie dengan teknik monografis ( foto yang hanya pada bagian tertentu) yang sering muncul pada jejaring media social Instagram.

(10)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1Manfaat Akademis

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan terutama di bidang komunikasi non verbal. Serta masukan secara umum tentang perkembangan komunikasi yang dapat dilakukan melalui gambar atau foto serta dapat memberikan manfaat tentang penggunaan metode semiotika dalam mengungkap sebuah tanda dalam sebuah foto khusunya foto selfie dengan menggunakan teknik monographi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada seluruh masyarakat yang aktif pada media sosial agar dapat mengetahui bahwasanya dapat memilah dan memilih yang mana dan pantas foto selfie dengan teknik monographi yang akan di posting menjadi sumber informasi yang positif.

1.4.3 Manfaat Sosial

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan akan tanda dan

makna yang terdapat pada ” foto selfie dengan teknik monographi” yang bermanfaat

(11)

sosial sehingga dapat dimengerti makna, tanda dan simbol yang terdapat pada foto selfie dengan teknik monographi di media sosial. Selain itu penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai foto apa saja yang dapat di posting atau tidak dapat diposting pada media sosial.

Gambar

Foto  juga  memberikan  informasi  yang    memperakurat  dengan  informasi  tulisan  caption  dalam  media  sosial  itu  sendiri

Referensi

Dokumen terkait

SNV mengembangkan teknologi mengubah limbah menjadi energi untuk industri kecil dan rumah tangga di sektor tahu, singkong, kelapa dan sawit.. SNV memperkenalkan teknologi ini

Seperti halnya penerapan ICT berdasarkan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada di Museum Angkut, dimana penerapan ICT ini bertujuan untuk mempermudah

Salah satu cacing yang dapat menyerang kuda adalah cacing Nematoda Cacing nematoda yang biasa teridentifikasi pada saluran pencernaan kuda antara lain: cacing

5(3) Akta tersebut, Pengawal sebelum meluluskan pemohonan pemaju tersebut, akan dapat mengetahui mengenai kedudukan pemaju perumahan tersebut sama ada sesuai dan wajar

Windows 95 adalah sistem operasi lengkap yang tidak dibatasi oleh MS Dos dan punya semua manfaat dari sistem operasi grafis yang lengkap yang ada pada dirinya. Dalam

Dalam tahap persiapan pembelajaran pada SBI, guru harus menyusun strategi pembelajaran, ialah mulai dari bagaimana mengorganisasi bahan ajar, memilih model/

Jika pada alas prisma, dibentuk segi beraturan secara terus menerus, misalnya segidelapan, segienambelas, segitigapuluhdua, dan seterusnya maka alasnya akan menyerupai lingkaran

L : Ya Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib, hanya oleh karena kasihMu kepada orang berdosa ini. P : Ajarilah kami selalu mengingat Tuhan yang mati di kayu