• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD

DALAM NOVEL “JATUH” KARYA ALBERT

DALAM NOVEL “JATUH” KARYA ALBERT CAMUSCAMUS

Nama : Nensy Megawati Simanjuntak Nama : Nensy Megawati Simanjuntak

A.

A. PendahuluanPendahuluan

Prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan denganadalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisipuisikarena variasi ritmekarena variasi ritme ((rhythmrhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari

leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latinbahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai   jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa   jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Novel berasal dari bahasa Italia,

Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella „berita‟. Novel adalah bentuk prosyaitu novella „berita‟. Novel adalah bentuk prosaa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

Eksistensialisme adalah sebuah aliran filsafat dewasa ini yang pengaruhnya sangat Eksistensialisme adalah sebuah aliran filsafat dewasa ini yang pengaruhnya sangat luas. Aliran ini berhasil meninggalkan menara gading filsafat sendiri dan meresapi banyak  luas. Aliran ini berhasil meninggalkan menara gading filsafat sendiri dan meresapi banyak  bidang di luar filsafat seperti: psikologi, seni lukis, sastra, drama, dan sebagainya. bidang di luar filsafat seperti: psikologi, seni lukis, sastra, drama, dan sebagainya.

(2)

Eksistensialisme

Eksistensialisme muncul setelah Peramuncul setelah Perang Dunia II. Di antara para tokohnyng Dunia II. Di antara para tokohnya, dapat disebutkana, dapat disebutkan nama-nama seperti: Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Nietzche, Kierkegaard, Sartre, dan nama-nama seperti: Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Nietzche, Kierkegaard, Sartre, dan lain-lain. Di antara mereka, kita masih membeda-bedakan macam-macam eksistensialisme lain-lain. Di antara mereka, kita masih membeda-bedakan macam-macam eksistensialisme (religius-humanis, kristiani, ateis).

(religius-humanis, kristiani, ateis).

Pusat renungan eksistensialisme adalah manusia konkret, lokal, dan bukan manusia Pusat renungan eksistensialisme adalah manusia konkret, lokal, dan bukan manusia abstrak, konseptual, universal, sebagaimana dimengerti oleh filsafat abad-abad yang silam. abstrak, konseptual, universal, sebagaimana dimengerti oleh filsafat abad-abad yang silam. Perang Dunia membenarkan permenungan filosofis pada kenyataan konkret. Oleh

Perang Dunia membenarkan permenungan filosofis pada kenyataan konkret. Oleh karena itu,karena itu,  permenungan rasionalitas Descartes yang menegaskan “Saya berpikir maka saya ada” segera  permenungan rasionalitas Descartes yang menegaskan “Saya berpikir maka saya ada” segera dibalikkan oleh para pemikir eksistensialis dengan pernyataan “Saya ada, maka saya berpikir. dibalikkan oleh para pemikir eksistensialis dengan pernyataan “Saya ada, maka saya berpikir.

Menurut Iqbal dalam bukunya yang berjudul Eksistensialisme, eksistensi manusia Menurut Iqbal dalam bukunya yang berjudul Eksistensialisme, eksistensi manusia ditunjukkan dalam kegiatan pengambilan keputusan manusia. Sebuah kegiatan yang ditunjukkan dalam kegiatan pengambilan keputusan manusia. Sebuah kegiatan yang merupakan tindakan yang amat menentukan, memungkinkan merasakan sesuatu secara merupakan tindakan yang amat menentukan, memungkinkan merasakan sesuatu secara mendalam (eksistensi). Suatu peristiwa tatkala manusia harus memilih beriman atau tidak  mendalam (eksistensi). Suatu peristiwa tatkala manusia harus memilih beriman atau tidak  beriman menyadarkan bahwa manusia itu sendiri yang harus menentukan pilihan dan bukan beriman menyadarkan bahwa manusia itu sendiri yang harus menentukan pilihan dan bukan karena instuisi agama

karena instuisi agama yang menghendayang menghendakinya atau kinya atau rasionalitas yang menghendakinya, bahkanrasionalitas yang menghendakinya, bahkan Tuhan sekali pun, melainkan “aku” sendiri menghendakin

Tuhan sekali pun, melainkan “aku” sendiri menghendakinya:ya:

“Kesenangan

“Kesenangan-kesenangan saya, kepedihan-kepedihan saya dan kehendak-kehendak saya-kesenangan saya, kepedihan-kepedihan saya dan kehendak-kehendak saya adalah kepunyaan saya semata-mata (eksklusif), merupakan bagian dari

adalah kepunyaan saya semata-mata (eksklusif), merupakan bagian dari yang tak yang tak  terpisahkan dari diri

terpisahkan dari diri pribadi saya sendiri. Perasaan-pepribadi saya sendiri. Perasaan-perasaan saya, kebencrasaan saya, kebencian-kebencianian-kebencian saya, kecintaan

saya, kecintaan-kecintaan saya, pertimbanga-kecintaan saya, pertimbangan-pertimbangan, n-pertimbangan, dan keputusan-kepudan keputusan-keputusantusan saya adalah ke

saya adalah kepunyaan saya punyaan saya semata-mata. Tuhan sensemata-mata. Tuhan sendiri tidak dapat merasakan,diri tidak dapat merasakan, mempertimbang

mempertimbangkan, dan memilih saya bilamana lebih kan, dan memilih saya bilamana lebih dari satu jalan dari satu jalan bertindak adabertindak ada terbuka buat saya” (Iqbal Muhammad, 2003:32

(3)

B.

B. Eksistensialisme Eksistensialisme Soren Soren KierkegaarKierkegaardd

Soren Kierkegaard (1813-1855), yang dikenal sebagai Bapak Eksistensialisme, Soren Kierkegaard (1813-1855), yang dikenal sebagai Bapak Eksistensialisme, menekankan pembahasannya pada peran individu yang otonom dan menolak segala bentuk  menekankan pembahasannya pada peran individu yang otonom dan menolak segala bentuk  pengelompokan masyarakat. Tekanan pada pribadi sangat menonjol dalam pemikiran pengelompokan masyarakat. Tekanan pada pribadi sangat menonjol dalam pemikiran Kierkagaard, sehingga dia dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan Kierkagaard, sehingga dia dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan eksistensialisme dengan tepat.

eksistensialisme dengan tepat.

Eksistensi manusia, dalam pemikiran Kierkegaard, digambarkan sebagai proses Eksistensi manusia, dalam pemikiran Kierkegaard, digambarkan sebagai proses “kebelumselesaian” dan perjuangan keberadaan manusia: manusia sedang dalam perjalanan “kebelumselesaian” dan perjuangan keberadaan manusia: manusia sedang dalam perjalanan menuju keberadaanya yang sejati ddan otentik. Menurutnya, setiap orang wajib memutuskan menuju keberadaanya yang sejati ddan otentik. Menurutnya, setiap orang wajib memutuskan sendiri mengenai “cara” bereksistensi. Ek 

sendiri mengenai “cara” bereksistensi. Ek sistensi bukanlah sesuatu yang sudah selesai, tetapisistensi bukanlah sesuatu yang sudah selesai, tetapi suatu proses yang terus-menerus melalui tiga tahap, yaitu dari tahap eksistensi estetis suatu proses yang terus-menerus melalui tiga tahap, yaitu dari tahap eksistensi estetis kemudian ke tahap eksistensi etis, dan selanjutnya melakukan lompatan ke tahap eksistensi kemudian ke tahap eksistensi etis, dan selanjutnya melakukan lompatan ke tahap eksistensi religious sebagai tujuan akhir manusia. Dalam hal ini

religious sebagai tujuan akhir manusia. Dalam hal ini William Rubben mengatakan:William Rubben mengatakan:

“Tahap akhir dari eksistensi Kierkegaard adalah tahap ketiga dari kehidupan spiritual “Tahap akhir dari eksistensi Kierkegaard adalah tahap ketiga dari kehidupan spiritual

yang ia alami, seperti halnya dialami oleh

yang ia alami, seperti halnya dialami oleh manusia religious lainnya: tahap estetik,manusia religious lainnya: tahap estetik, tahap etis, dan tahap r

tahap etis, dan tahap religious”.eligious”.

Dilihat dari kondisi manusia, menurut Kierkegaard, jiwa manusia berada dalam pengasingan Dilihat dari kondisi manusia, menurut Kierkegaard, jiwa manusia berada dalam pengasingan yang permanen dari Tuhan. Jika mempelajari jiwa manusia, katanya, akan ternyata bahwa yang permanen dari Tuhan. Jika mempelajari jiwa manusia, katanya, akan ternyata bahwa manusia merana oleh karena pengasingan dari Tuhan dan karena terjerumus ke dalam manusia merana oleh karena pengasingan dari Tuhan dan karena terjerumus ke dalam kehinaan. Manusia mendapatkan dirinya di dunia yang bukan buatannya. Dia menemukan kehinaan. Manusia mendapatkan dirinya di dunia yang bukan buatannya. Dia menemukan dirinya terpisah dari kekuasaan atau prinsip yang melahirkan dunia dan oleh karena itu dirinya terpisah dari kekuasaan atau prinsip yang melahirkan dunia dan oleh karena itu merasa diasingkan. Menurut Kierkegaard, pengasingan ini tidak dapat disembuhkan dengan merasa diasingkan. Menurut Kierkegaard, pengasingan ini tidak dapat disembuhkan dengan  jalan perubahan social. Dia tidak menentang peerubahan-peerubahan sosial, tetapi itu bukan  jalan perubahan social. Dia tidak menentang peerubahan-peerubahan sosial, tetapi itu bukan

hal yang terpenting. hal yang terpenting.

(4)

Pengasinga

Pengasingan insar berakar dalam n insar berakar dalam dirinya sendiri. Kalau ia dirinya sendiri. Kalau ia melihat dunia, ia tidak melihat dunia, ia tidak akanakan merasa senang di dalamnya sampai ia dapat melahirkan pertemuan kembali dengan Tuhan merasa senang di dalamnya sampai ia dapat melahirkan pertemuan kembali dengan Tuhan dan ia akan menderita suatu rasa kecemasan, suatu rasa angst, suatu rasa putus asa yang dan ia akan menderita suatu rasa kecemasan, suatu rasa angst, suatu rasa putus asa yang sedemikian dalam, sehingga tidak mungkin disembuhkan dengan analisis apa pun, apakah sedemikian dalam, sehingga tidak mungkin disembuhkan dengan analisis apa pun, apakah dengan analisis logis atau dengan psikoanalisis dan psikologis, karena ia merupakan suatu dengan analisis logis atau dengan psikoanalisis dan psikologis, karena ia merupakan suatu kehausan metafisik yang harus dipersatukan lagi dengan sumber dari kepribadian orang kehausan metafisik yang harus dipersatukan lagi dengan sumber dari kepribadian orang dengan melalui tiga tahap eksistensi. Manusia bisa hidup dalam alam keindahan, hidup demi dengan melalui tiga tahap eksistensi. Manusia bisa hidup dalam alam keindahan, hidup demi keindahan, dan berusaha mengatur

keindahan, dan berusaha mengatur kehidupannykehidupannya untuk a untuk mengejar keindahan.mengejar keindahan.

Menurut Kierkegaard hal ini tidaklah cukup, tidak serius; dan orang-orang demikian Menurut Kierkegaard hal ini tidaklah cukup, tidak serius; dan orang-orang demikian akan menjadi orang yang suka main saja. Hidup dalam tahap ini bagaikan hidup dalam akan menjadi orang yang suka main saja. Hidup dalam tahap ini bagaikan hidup dalam impian dan tidak bisa memuaskan kehausan metafisik karena ia harus mengambil impian dan tidak bisa memuaskan kehausan metafisik karena ia harus mengambil keputusan-keputusan. Jika manusia harus mengambil keputusan, ia hidup dalam dunia yang nyata, ia keputusan. Jika manusia harus mengambil keputusan, ia hidup dalam dunia yang nyata, ia hidup dalam alam pengalaman, yaitu alam etik. Dalam alam ini manusia akan berusaha hidup dalam alam pengalaman, yaitu alam etik. Dalam alam ini manusia akan berusaha mengerjakan perbuatan yang benar dan mencoba menjalankan kehidupan dengan baik. mengerjakan perbuatan yang benar dan mencoba menjalankan kehidupan dengan baik. Tetapi, sekalipun ia berusaha melakukan hal yang benar dan ia bertanya pada diri sendiri Tetapi, sekalipun ia berusaha melakukan hal yang benar dan ia bertanya pada diri sendiri mengapa ia hidup d

mengapa ia hidup demikian, maka apa emikian, maka apa pun pun penjelasan tentapenjelasan tentang prinsip moral, ia tidak puasng prinsip moral, ia tidak puas. Ia. Ia tidak menemukan dasar

tidak menemukan dasar dari pengalamanya.dari pengalamanya.

Akhirnya, kata Kierkegaard, hanya jika seseorang melompat ke dalam alam mutlak  Akhirnya, kata Kierkegaard, hanya jika seseorang melompat ke dalam alam mutlak  bila ia berusaha kembali ke Tuhan, ia akan bisa membebaskan diri dari rasa pengasingan itu. bila ia berusaha kembali ke Tuhan, ia akan bisa membebaskan diri dari rasa pengasingan itu. Tetapi, bila ia melompat kembali ke Tuhan, ia ti

Tetapi, bila ia melompat kembali ke Tuhan, ia tidak dapat membenarkadak dapat membenarkannya atas dasar logikannya atas dasar logika atau atas dasar kecerdasan. Sebaliknya, jika ditanyakan padanya mengapa ia harus hidup atau atas dasar kecerdasan. Sebaliknya, jika ditanyakan padanya mengapa ia harus hidup atasatas dasar kecerdasan, ia juga tidak bisa membenarkannya. Pada akhirnya, jika seseorang dasar kecerdasan, ia juga tidak bisa membenarkannya. Pada akhirnya, jika seseorang memutuskan untuk hidup atas dasar kecerdasan atau hidup dengan cara lain atau bila ia memutuskan untuk hidup atas dasar kecerdasan atau hidup dengan cara lain atau bila ia memutuskan untuk menerima suatu pandangan keagamaan, maka ia tidak akan bisa memutuskan untuk menerima suatu pandangan keagamaan, maka ia tidak akan bisa memberikan suatu dasar yang objektif. Puncak pertualangan pemikiran Kierkegaard berakhir memberikan suatu dasar yang objektif. Puncak pertualangan pemikiran Kierkegaard berakhir

(5)

pada Zat Yang Mutlak, yaitu Tuhan. Tuhan baginya merupakan tempat untuk menyerahkan pada Zat Yang Mutlak, yaitu Tuhan. Tuhan baginya merupakan tempat untuk menyerahkan segala kesejatian dan hidupnya.

segala kesejatian dan hidupnya.

C.

C. Eksistensialisme Jean-Eksistensialisme Jean-paul Sartre dalam Novel “Jatuh” Karya Albert Camuspaul Sartre dalam Novel “Jatuh” Karya Albert Camus

Novel yang berjudul Jatuh karya Albert Camus adalah novel terakhir yang beliau Novel yang berjudul Jatuh karya Albert Camus adalah novel terakhir yang beliau hadirkan ke kehidupan masyarakat. Awalnya, Beliau hanya ingin merangkainya ke dalam hadirkan ke kehidupan masyarakat. Awalnya, Beliau hanya ingin merangkainya ke dalam bentuk cerita pendek atau cerpen, namun dengan sedikit sentuhan lembut dari beliau maka bentuk cerita pendek atau cerpen, namun dengan sedikit sentuhan lembut dari beliau maka terciptalah sebuah prosa baru atau novel. Sebuah novel yang di dalamnya terdapat banyak  terciptalah sebuah prosa baru atau novel. Sebuah novel yang di dalamnya terdapat banyak  keun

keunikan, salah satunya menggunakan subjek “Saya” dan “Anda”. Hampir pada setiapikan, salah satunya menggunakan subjek “Saya” dan “Anda”. Hampir pada setiap karyanya, Camus menunjukkan eksistensisnya sebagai manusia. Banyak penghargaan yang karyanya, Camus menunjukkan eksistensisnya sebagai manusia. Banyak penghargaan yang telah diperoleh beliau melalui karya-karyanya. Cerita yang dibuat sungguh menarik, bahkan telah diperoleh beliau melalui karya-karyanya. Cerita yang dibuat sungguh menarik, bahkan dibutuhkan keahlian khusus dalam membacanya. Karya-karya Camus tidak dapat dibaca dibutuhkan keahlian khusus dalam membacanya. Karya-karya Camus tidak dapat dibaca secara ekstensif namun harus dibaca secara intensif. Pada kali ini, kajian eksistensi akan secara ekstensif namun harus dibaca secara intensif. Pada kali ini, kajian eksistensi akan secara khusus diperbincangkan dalam karyanya yang berjudul Jatuh. Bukti-bukti kajian secara khusus diperbincangkan dalam karyanya yang berjudul Jatuh. Bukti-bukti kajian eks

eksistensi pada novel “Jatuh” antara lain:istensi pada novel “Jatuh” antara lain:

1.

1. “Saya adalah seorang pengacara di Paris. Saya seorang pengacara yang cukup“Saya adalah seorang pengacara di Paris. Saya seorang pengacara yang cukup ternama. Tentu saja sekarang ini saya tidak memberitahukan nama asli saya pada ternama. Tentu saja sekarang ini saya tidak memberitahukan nama asli saya pada Anda”. (kutipan teks novel halaman 19)

Anda”. (kutipan teks novel halaman 19)

Pada kutipan di atas, s

Pada kutipan di atas, sebagai pembuka, Camus menggambarkan subjek “Saya” dalamebagai pembuka, Camus menggambarkan subjek “Saya” dalam ceritanya sebagai seorang pengacara yang cukup ternama, namun ia enggan mengutarakan ceritanya sebagai seorang pengacara yang cukup ternama, namun ia enggan mengutarakan identitasnya. Seakan-akan ia membuat pembaca bertanya mengapa harus ditutupi, identitasnya. Seakan-akan ia membuat pembaca bertanya mengapa harus ditutupi, tohtoh katanya pengacara ternama? Sebuah

katanya pengacara ternama? Sebuah awal dimana subjek “Saya” bercerita tentang dirinya,awal dimana subjek “Saya” bercerita tentang dirinya, namun belum secara gamblang.

(6)

2.

2. “Saya curahkan segenap hati saya dalam bekerja. Orang“Saya curahkan segenap hati saya dalam bekerja. Orang-orang benar menyangka-orang benar menyangka  bahwa keadilan tidur bersama saya setiap malam”. (kutipan teks novel halaman 20)  bahwa keadilan tidur bersama saya setiap malam”. (kutipan teks novel halaman 20)

Pada bagian ini,

Pada bagian ini, subjek “Saya” mengungkapkan bahwa dirinya bekerja dengan segenap hati,subjek “Saya” mengungkapkan bahwa dirinya bekerja dengan segenap hati, sampai-sampai ia berhasil memikat hati orang-orang di sekitarnya. Ia berhasil membangun sampai-sampai ia berhasil memikat hati orang-orang di sekitarnya. Ia berhasil membangun sebuah pemikiran mengenai dirinya di hati orang-orang di sekitarnya. Orang-orang berpikir sebuah pemikiran mengenai dirinya di hati orang-orang di sekitarnya. Orang-orang berpikir bahwa keadilan ada dalam diri

bahwa keadilan ada dalam dirinya.nya.

3.

3. “Keadaan saya membuat orang lain sangat iri”. (kutipan teks novel halaman 22)“Keadaan saya membuat orang lain sangat iri”. (kutipan teks novel halaman 22)

Melalui kutipan di atas, subjek “Saya” secara gamblang menyatakan bahwa orang lain iri Melalui kutipan di atas, subjek “Saya” secara gamblang menyatakan bahwa orang lain iri dengan keadaannya. Keadaan seperti apa yang dimaksud? Akan dijelaskan pada kutipan dengan keadaannya. Keadaan seperti apa yang dimaksud? Akan dijelaskan pada kutipan berikutnya.

berikutnya.

4.

4. “Anda dapat menilai kepuasaan hati saya. Saya menikmati sifat asli diri saya dan kita“Anda dapat menilai kepuasaan hati saya. Saya menikmati sifat asli diri saya dan kita semua tahu bahwa itulah hakikat kebahagiaan....”. (kutipan teks novel halaman 23) semua tahu bahwa itulah hakikat kebahagiaan....”. (kutipan teks novel halaman 23)

Dari kutipan ini, subjek “Saya” mulai memunculkan ek 

Dari kutipan ini, subjek “Saya” mulai memunculkan ek sistensinya sebagai manusia. Iasistensinya sebagai manusia. Ia menyatakan bahwa dirinya menikmati sifat asli yang ada pada dirinya. Tak hanya itu saja, ia menyatakan bahwa dirinya menikmati sifat asli yang ada pada dirinya. Tak hanya itu saja, ia  juga merumuskan bahwa itulah hakikat kebahagiaan, dimana seseorang menikmati sifat-sifat  juga merumuskan bahwa itulah hakikat kebahagiaan, dimana seseorang menikmati sifat-sifat

asli yang melekat pada dirinya. asli yang melekat pada dirinya.

5.

5. “Untunglah“Untunglah profesi saya yang dulu dapat memuaskan hasrat pada tempat di puncak profesi saya yang dulu dapat memuaskan hasrat pada tempat di puncak  itu. Profesi ini

itu. Profesi ini menghilangkamenghilangkan dari diri n dari diri saya segala kepahitan yang berkenaan dengansaya segala kepahitan yang berkenaan dengan sesama manusia yang terhadapnya saya selalu merasa ikut bertanggungjawab. Padahal sesama manusia yang terhadapnya saya selalu merasa ikut bertanggungjawab. Padahal sebenarnya itu semua sama sekali tidak pernah sungguh-sungguh merupakan sebenarnya itu semua sama sekali tidak pernah sungguh-sungguh merupakan tanggungjawab”. (kutipan teks novel halaman 30)

tanggungjawab”. (kutipan teks novel halaman 30)

Pada bagian ini, subjek “Saya” memuaskan hasrat di tempat pekerjaannya dulu, yakni sebagai Pada bagian ini, subjek “Saya” memuaskan hasrat di tempat pekerjaannya dulu, yakni sebagai pengacara. Ia juga menyatakan bahwa melalui pekerjaannya, ia dapat menghilangkan pengacara. Ia juga menyatakan bahwa melalui pekerjaannya, ia dapat menghilangkan

(7)

kepahitannya dengan sesama. Dengan kata lain, ia muak dengan sesama manusia. Hal ini kepahitannya dengan sesama. Dengan kata lain, ia muak dengan sesama manusia. Hal ini terbukti adanya eksistensi diri yang kuat dalam diri subjek “Saya”. Subjek “Saya” terbukti adanya eksistensi diri yang kuat dalam diri subjek “Saya”. Subjek “Saya” menginginkan hanya ada satu subjek dalam kehidupannya, yakni dirinya saja. Ia tidak mau menginginkan hanya ada satu subjek dalam kehidupannya, yakni dirinya saja. Ia tidak mau ada subjek lain dalam kehidupannya selain dirinya, bahkan ia juga tidak mau dijadikan objek  ada subjek lain dalam kehidupannya selain dirinya, bahkan ia juga tidak mau dijadikan objek  dalam kehidupan orang lain. Dalam teori eksistensi Sartre, hubungan dengan sesama dalam kehidupan orang lain. Dalam teori eksistensi Sartre, hubungan dengan sesama bersumber pada tatapan

bersumber pada tatapan pengobjekapengobjekan n yang mengandung konflik.yang mengandung konflik.

6.

6. “... hidup dalam kewenangan langsung? Itulah hidup saya”. (kutipan teks novel“... hidup dalam kewenangan langsung? Itulah hidup saya”. (kutipan teks novel halaman 32)

halaman 32)

Tidak hanya itu saja, subjek “Saya” menginginkan kebebasan yang luar biasa. Ia Tidak hanya itu saja, subjek “Saya” menginginkan kebebasan yang luar biasa. Ia menggambarkan bahwa ia hidup dalam kewenangan yang ia ciptakan sendiri. Kerajaan yang menggambarkan bahwa ia hidup dalam kewenangan yang ia ciptakan sendiri. Kerajaan yang dibangun olehnya dan dipimpin oleh dirinya sendiri. Ia eksis dalam dunia yang ia ciptakan. dibangun olehnya dan dipimpin oleh dirinya sendiri. Ia eksis dalam dunia yang ia ciptakan. Disinilah hukum eksistensi mulai berlaku.

Disinilah hukum eksistensi mulai berlaku.

7.

7. “Saya akan berhenti agar Anda tidak curiga saya melebih“Saya akan berhenti agar Anda tidak curiga saya melebih--lebihkan diri sendiri”.lebihkan diri sendiri”. (kutipan teks novel halaman 33)

(kutipan teks novel halaman 33)

Subjek “Saya” mengat

Subjek “Saya” mengatakan bahwa ia akan berhenti agar pembaca tidak curiga bahwa iaakan bahwa ia akan berhenti agar pembaca tidak curiga bahwa ia sedang

melebih-sedang melebih-lebihkan dirinya. Namun, apa yang terjadi subjek “Saya” tidak pernahlebihkan dirinya. Namun, apa yang terjadi subjek “Saya” tidak pernah berhenti mengeksiskan dirinya, ia terus bercerita tentang dirinya, tidak peduli dengan berhenti mengeksiskan dirinya, ia terus bercerita tentang dirinya, tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang dirinya, yang ia tahu ia hidup dengan konsep yang ia ciptakan. pendapat orang lain tentang dirinya, yang ia tahu ia hidup dengan konsep yang ia ciptakan. Seakan-aka

Seakan-akan kehidupan ini n kehidupan ini hanya berisi tentang dirinya.hanya berisi tentang dirinya.

8.

8. “Ya, sedikit sekali manusia yang lebih alamiah dibandingkan saya. Persetujuan saya“Ya, sedikit sekali manusia yang lebih alamiah dibandingkan saya. Persetujuan saya dengan kehidupan telah total. Saya menerimanya apa adanya, dari atas sampai ke dengan kehidupan telah total. Saya menerimanya apa adanya, dari atas sampai ke bawah, tanpa sama sekali menolak ironi-ironinya, keagungannya, maupun bawah, tanpa sama sekali menolak ironi-ironinya, keagungannya, maupun ikatan-ikatannya, terutama berupa daging, materi, atau dalam satu

(8)

sekian banyak orang kebingungan atau putus asa, baik dalam asmara ataupun sekian banyak orang kebingungan atau putus asa, baik dalam asmara ataupun kesendirian. Bagi saya, tubuh memberi kebahagiaan yang seimbang, tanpa kesendirian. Bagi saya, tubuh memberi kebahagiaan yang seimbang, tanpa memperbudak saya. Dari situlah datangnya keselarasan dalam diri saya....”. (kutipan memperbudak saya. Dari situlah datangnya keselarasan dalam diri saya....”. (kutipan teks novel halaman 53)

teks novel halaman 53) 9.

9. “Dengan rendah hati saya perlu akui, Sobat, bahwa saya senantiasa t“Dengan rendah hati saya perlu akui, Sobat, bahwa saya senantiasa terlalu bangga.erlalu bangga. Aku-Aku-Aku, itulah reffrain hidup saya yang indah dan tersebar di semua perkataan Aku-Aku-Aku, itulah reffrain hidup saya yang indah dan tersebar di semua perkataan saya. (kutipan teks novel halaman 58)

saya. (kutipan teks novel halaman 58)

Melalui dua kutipan di atas, yakni kutipan nomor sembilan dan sepuluh, kita dapat Melalui dua kutipan di atas, yakni kutipan nomor sembilan dan sepuluh, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

menarik kesimpulan bahwa eksistensieksistensi telah terjadi pada subjek “Saya”. Ia bangga dengantelah terjadi pada subjek “Saya”. Ia bangga dengan dunia yang ia ciptakan sendiri. Bahkan ia berkata bahwa reffrain kehidupannya berisi dunia yang ia ciptakan sendiri. Bahkan ia berkata bahwa reffrain kehidupannya berisi hanya tentang Aku-Aku-dan Aku. Sebuah ritem

Referensi

Dokumen terkait

Visi : Terwujudnya Program Studi Pendidikan Ekonomi yang mampu mengembangkan Ilmu Pendidikan Ekonomi serta menghasilkan tenaga Pendidik Ekonomi yang berkualitas,

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran * Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen Contoh

Salah satu puisi Korea yang penyampaian pesannya juga diperkuat dengan unsur seni rupa adalah antologi puisi kartun atau poemtoon ( 포 엠 툰 ) ‘Dangshinege Cheot Beonjjae

Secara langsung, hubungan curah hujan dengan DBD melalui peningkatan potensi tempat perkembangbiakan nyamuk, yang mengarah pada peningkatan kepadatan dan penyebaran vektor,

Dari tabel diatas yang terdiri dari 32 responden dominan memberikan jawaban kurang setuju untuk dilakukan pengembagan sarana wisata berupa jaringan Air Bersiih pada

Penerimaan Aplikasi LSD Air Freight Cargo hanya dipengaruhi oleh variabel Effort expectancy, dan social influence, terhadap use behavior. Variabel yang lain tidak

Bab keempat merupakan penyajian data berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan dan analisis, terdiri dari: Pertama penyajian data, meliputi: laporan hasil

Di sisi lain, pembangunan daerah tertinggal harus terus didorong melalui pengembangan agroindustri padat pekerja, terutama bagi kawasan yang berbasis pertanian dan