• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

36

BAB IV

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

IV.1 Proyeksi Kebutuhan Kargo

Berdasarkan pada hasil survei Origin-Destination Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2001, diketahui bahwa lebih kurang 16% penumpang Soekarno-Hatta berasal tujuan wilayah Bandung, Cirebon dan sekitarnya. Pesawat-pesawat yang membawa penumpang tersebut juga mengangkut barang dari atau menuju bandara lain. Data mengenai informasi dari kawasan-kawasan industri di Jawa Barat dan Banten belum menghasilkan angka potensi dan produksi dari jenis industri yang ada sehingga sulit untuk mengetahui berapa persen dari angkutan kargo Soekarno-Hatta yang berasal dari Propinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa paling tidak 16% barang Soekarno-Hatta diangkut melalui BIJB. Demikian juga, kargo untuk bandara Husein Sastranegara akan diangkut melalui BIJB.

Metode proyeksi yang akan digunakan untuk prakiraan barang menggunakan metode

Socio Econometric

, dengan model regresi linear berganda, dimana variabel bebas yang digunakan adalah jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari Kabupaten/Kota yang menjadi

hinterland

dari Bandara Internasional Jawa Barat.

Formula yang digunakan seperti diberikan dalam persamaan berikut ini: Y = (m1X1) + (m2X2) + b

Dimana:

Y = Variabel tak bebas yaitu jumlah Kargo Domestik atau Internasional X1,X2 = Variabel bebas yaitu jumlah penduduk dan PDRB

m1,m2 = Koefisien X atau parameter slope

Sebagai variabel bebas, jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berasal dari daerah

hinterland

Bandara Internasional Jawa Barat yang meliputi 13 Kabupaten atau Kota pada Provinsi Jawa Barat.

Berikut tabel yang menunjukkan data jumlah penduduk dan PDRB dari daerah hinterland Bandara Internasional Jawa Barat.

(2)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

37

Tabel 4.1 Data Penduduk dan PDRB Jawa Barat

(13 Daerah Tingkat II Provinsi Jawa Barat) Tahun  Penduduk*  PDRB**  1995  17.894  27.701  1996  18.083  31.502  1997  18.268  32.264  1998  18.449  27.906  1999  18.626  28.026  2000  18.799  28.067  2001  18.968  29.446  2002  19.132  30.843  2003  19.292  32.277  2004  19.448  33.338 

Ket : *) Penduduk dalam ribuan.

**) PDRB Jawa Barat dalam milyar rupiah. Sumber : Jawa Barat Dalam Angka

PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Barat

Master Plan Bandara Udara Internasional Jawa Barat

Untuk melakukan proyeksi jumlah barang yang akan dilayani pada Bandara Internasional Jawa Barat maka perlu dilakukan proyeksi jumlah penduduk dan PDRB dari daerah tersebut sampai tahun perencanaan yaitu tahun 2035. Prakiraan jumlah penduduk dan PDRB ini dilakukan dalam tiga kemungkinan atau skenario, yaitu kemungkinan rendah (

low

) atau pesimis, kemungkinan sedang (

moderat

) dan kemungkinan tinggi (

high

)atau optimis. Tiga skenario tersebut berdasarkan kemungkinan kejadian sosial masyarakat yang dapat mempengaruhi prakiraan jumlah penduduk dan PDRB. Asumsi kemungkinan rendah (

low

) atau pesimis adalah apabila faktor sosial masyarakat yang terjadi mempengaruhi pertumbuhan PDRB sehingga lebih rendah daripada proyeksi pertumbuhan PDRB yang telah ditetapkan (

moderat

). Asumsi kemungkinan sedang (

moderat

) adalah pertumbuhan PDRB yang sesuai dengan proyeksi atau persentase pertumbuhan PDRB setiap tahun yang telah ditetapkan. Sedangkan asumsi kemungkinan tinggi (

high

) atau optimis adalah apabila faktor sosial masyarakat yang terjadi mempengaruhi pertumbuhan PDRB sehingga lebih tinggi daripada proyeksi pertumbuhan PDRB yang telah ditetapkan (

moderat

). Persentase rata-rata pertumbuhan Penduduk Jawa Barat pertahun adalah sebesar 0,8%. Persentase rata-rata pertumbuhan PDRB Jawa Barat pertahun untuk skenario pesimis (

low

) adalah sebesar 3,5%, untuk skenario sedang (

moderat

) adalah sebesar 4,0%, sedangkan untuk skenario optimis (

high

) adalah sebesar 4,5%.

(3)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

38 Hasil proyeksi jumlah penduduk dan PDRB sampai tahun 2035 untuk masing-masing asumsi disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk dan PDRB Jawa Barat

(13 Daerah Tingkat II Provinsi Jawa Barat) Tahun  Penduduk*  PDRB**          L  20.464  40.877  2010 M  20.464  41.488           H  20.464  42.947          L  21.317  48.465  2015 M  21.317  50.26           H  21.317  53.195          L  22.183  57.697  2020 M  22.183  61.192           H  22.183  66.275          L  23.952  82.594  2030 M  23.952  91.793           H  23.952  104.273           L  24.888  99.22  2035 M  24.888  112.949           H  24.888  131.464  Ket : *) Penduduk dalam ribuan.

**) PDRB Jawa Barat dalam milyar rupiah.

Sumber : Master Plan Bandara Udara Internasional Jawa Barat

Sebagai variabel tidak bebas, jumlah kargo domestik dan internasional (barang ekspor dan impor) dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan PDRB. Untuk mendapatkan persamaan yang akan digunakan dalam proyeksi jumlah kargo yang akan dilayani oleh Bandara Internasional Jawa Barat, maka digunakan data barang yang ditangani oleh Bandara Soekarno Hatta dan Husein Sastranegara baik penerbangan luar negeri maupun domestik.

Berikut disajikan dalam tabel data barang ekspor-impor yang ditangani oleh Bandara Soekarno Hatta dan Husein Sastranegara baik penerbangan luar negeri maupun penerbangan domestik dari tahun 1990-2003.

(4)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

39

Tabel 4.3 Data Barang (Ekspor + Impor)

Bandara Soekarno Hatta Penerbangan Luar Negeri Tahun  Total Barang Luar  Negeri (ton)  Majalengka Jawa  Barat (16%)  1990  97.551  15.608  1991  94.113  15.058  1992  113.543  18.167  1993  119.334  19.093  1994  150.754  24.121  1995  167.742  26.839  1996  183.026  29.284  1997  224.384  35.901  1998  167.156  26.745  1999  179.705  28.753  2000  180.278  28.844  2001  173.520  27.763  2002  191.975  30.716  2003  175.637  28.102  2004  165.998  26.560 

Sumber : Master Plan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Tabel 4.4 Data Barang Domestik

Bandara Soekarno Hatta Penerbangan Dalam Negeri Tahun  Total Barang  Nasional (ton)  Majalengka Jawa  Barat (16%)  1990  63.903  10.224  1991  69.503  11.120  1992  74.355  11.897  1993  87.184 13.949 1994  96.267  15.403  1995  106.025  16.964  1996  118.712 18.994 1997  126.740 20.278 1998  96.457  15.433  1999  93.431  14.949  2000  98.829 15.813 2001  102.274  16.364  2002  114.281  18.285  2003  134.492  21.519  2004  156.581 25.053

(5)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

40

Tabel 4.5 Data Barang Domestik

Bandara Husein Sastranegara

Tahun  Penduduk*  PDRB**  Barang (ton)  1995  11.230  19.159  920  1996  11.348  20.876  1.000  1997  11.463 21.758 837 1998  11.575  18.205  368  1999  11.683  18.699  206  2000  11.788  18.154  251  2001  11.888 19.412 209 2002  11.985  20.343  276  2003  12.077  21.380  353  2004  12.165  21.790  1.158  Ket : *) Penduduk dalam ribuan

**) PDRB Jawa Barat dalam milyar rupiah Sumber : Badan Pusat Statistik, Pemda Jawa Barat

Dari data-data tersebut kemudian dilakukan proyeksi barang untuk 30 tahun ke depan yaitu sampai tahun 2035 sesuai dengan tahapan pembangunan yang direncanakan. Berikut adalah data penduduk, PDRB dan jumlah kargo domestik yang akan digunakan untuk mendapatkan persamaan proyeksi kargo domestik Bandara Internasional Jawa Barat.

Tabel 4.6 Data Untuk Proyeksi Kargo Domestik

Tahun  Penduduk*  PDRB**  Kargo  Domestik  (ton)  1995  17.894  27.701  16.964  1996  18.083  31.502  18.994  1997  18.268  32.264  20.278  1998  18.449  27.906  15.433  1999  18.626  28.026  14.949  2000  18.799  28.067  15.813  2001  18.968  29.446  16.364  2002  19.132  30.843  18.285  2003  19.292  32.277  21.519  2004  19.448  33.338  25.053  Ket : *) Penduduk dalam ribuan

(6)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

41 Persamaan berdasarkan data-data tersebut yang digunakan untuk proyeksi kargo domestik Bandara Internasional Jawa Barat adalah sebagai berikut: Kargo Domestik = 1,045853 Penduduk + 1,420494 PDRB – 43646,3 Dengan R2 = 0,8372

Hasil analisis regresi (menggunakan program Microsoft Exel) dapat dilihat pada lampiran.

Pada tabel berikut disajikan hasil proyeksi jumlah kargo domestik yang akan dilayani oleh Bandara Internasional Jawa Barat.

Tabel 4.7 Proyeksi Kargo Domestik BIJB

Tahun  Penduduk*  PDRB**  Kargo  Domestik  (ton)          L  20.464  40.877  35.822  2010 M  20.464  41.488  36.689          H  20.464  42.947  38.762          L  21.317  48.465  47.492  2015 M  21.317  50.260  50.042          H  21.317  53.195  54.211          L  22.183  57.697  61.512  2020 M  22.183  61.192  66.477          H  22.183  66.275  73.697          L  23.952  82.594  98.728  2030 M  23.952  91.793  111.795          H  23.952  104.273  129.523          L  24.888  99.220  123.324  2035 M  24.888  112.949  142.826          H  24.888  131.464  169.127  Ket : *) Penduduk dalam ribuan

**) PDRB dalam milyar rupiah

Sedangkan data penduduk, PDRB dan jumlah kargo internasional yang akan digunakan untuk mendapatkan persamaan proyeksi kargo internasional Bandara Internasional Jawa Barat adalah seperti pada tabel berikut.

(7)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

42

Tabel 4.8 Data Untuk Proyeksi Kargo Internasional

Tahun  Penduduk*  PDRB**  Kargo  Internasional  (ton)  1995  17.894  27.701  26.839  1996  18.083  31.502  29.284  1997  18.268  32.264  35.901  1998  18.449  27.906  26.745  1999  18.626  28.026  28.753  2000  18.799  28.067  28.844  2001  18.968  29.446  27.763  2002  19.132  30.843  30.716  2003  19.292  32.277  28.102  2004  19.448  33.338  26.560  Ket : *) Penduduk dalam ribuan

**) PDRB dalam milyar rupiah

Persamaan berdasarkan data-data tersebut yang digunakan untuk proyeksi kargo internasional Bandara Internasional Jawa Barat adalah sebagai berikut: Kargo Internasional = 0,431942 PDRB + 15948,81

Dengan R2 = 0,1125

Hasil analisis regresi (menggunakan program Microsoft Exel) dapat dilihat pada lampiran.

Pada tabel berikut disajikan hasil proyeksi jumlah kargo internasional yang akan dilayani oleh Bandara Internasional Jawa Barat.

(8)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

43

Tabel 4.9 Proyeksi Kargo Internasional BIJB

Tahun  Penduduk*  PDRB**  Kargo  Internasional  (ton)          L  20.464  40.877  33.605  2010 M  20.464  41.488  33.869           H  20.464  42.947  34.499          L  21.317  48.465  36.883  2015 M  21.317  50.260  37.658           H  21.317  53.195  38.926          L  22.183  57.697  40.871  2020 M  22.183  61.192  42.380           H  22.183  66.275  44.576          L  23.952  82.594  51.625  2030 M  23.952  91.793  55.598           H  23.952  104.273  60.989          L  24.888  99.220  58.806  2035 M  24.888  112.949  64.736           H  24.888  131.464  72.734  Ket : *) Penduduk dalam ribuan

**) PDRB dalam milyar rupiah IV.2 Penentuan Kapasitas dan Luas Terminal

Dari hasil proyeksi kargo berdasarkan tabel di atas, maka hasil yang akan digunakan adalah hasil moderat. Periode pengembangan yang akan dilakukan pada tugas akhir ini adalah tahap pengembangan I yaitu sampai pada tahun 2020.

Berdasarkan tabel di atas, jumlah kapasitas barang yang akan dilayani oleh BIJB pada tahun 2020 untuk penerbangan domestik adalah sebesar 60.630 ton dan untuk penerbangan luar negeri adalah sebesar 42.711 ton.

Tabel 4.10 Jumlah Kapasitas Barang/Kargo BIJB

No  Tahun  Barang/Kargo (ton) 

Domestik  Internasional  Total   1  2020  66.477  42.380  108.857  2  2030  111.795  55.598  167.393  3  2035  142.826  64.736  207.562 

(9)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

44 Dari tabel di atas terlihat bahwa total kebutuhan kargo yang akan dilayani oleh BIJB sampai pada tahap pengembangan I adalah sebesar 108.857 ton. dari nilai tersebut kemudian akan dihitung kebutuhan luas terminal kargo. Langkah-langkah untuk menentukan luas terminal kargo:

1. Penentuan luas gudang airline.

Luas gudang airline dihitung dengan menggunakan rumus: Q = N/p

dimana Q = luas gudang airline (m2)

N = volume kargo tahunan (ton/tahun)

p = volume kargo tahunan/unit luasan gudang (ton/m2)

Besarnya nilai p bergantung kepada besarnya nilai N. Hubungan antara p dan N dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.11 Hubungan volume kargo tahunan dan besaran p

Sumber: SNI 03-7047-2004 Terminal Kargo Bandar Udara

Karena nilai 108.857 ton tidak berada dalam tabel di atas maka kemudian dilakukan ekstrapolasi untuk mendapatkan nilai p. Ekstrapolasi yang digunakan adalah ekstrapolasi linier. Hasil ekstrapolasi untuk nilai 108.857 ton adalah 27,20.

Jadi luas gudang airline (Q) = 108.857/27,20 = 4.002,1 m2

2. Penentuan luas gudang agen kargo

Luas gudang agen kargo dihitung dengan menggunakan rumus: S = Q x r dimana S = luas gudang agen kargo (m2) Q = luas gudang airline (m2)

r = 0,5

S = 4.002,1 x 0,5 = 2.001,05 m2

Volume kargo tahunan p (ton/m2) 1000 ton 2000 ton 5000 ton 10000 ton 50000 ton 2,0 3,3 6,8 11,5 15,0

(10)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

45 3. Penentuan lebar terminal kargo

Lebar terminal kargo ditentukan dari luas gudang agen kargo ditambah dengan luas gudang airline dibagi dengan kedalaman standar teminal kargo.

U = (Q+S)/t dimana U = lebar terminal kargo (m)

t = kedalaman standar terminal kargo Kedalaman standar terminal kargo ditentukan dari bentuk gudang airline dan agen kargo. Besarnya kedalaman standar terminal kargo berdasarkan bentuk gudang airline dan agen kargo dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.12 Kedalaman standar terminal kargo

Sumber: SNI 03-7047-2004 Terminal Kargo Bandar Udara

Untuk terminal kargo BIJB, gudang airline dan gudang agen kargonya dibuat terpisah. Sehingga:

U =

5

,

12

05

,

2001

25

1

,

4002 +

= 160,084 + 160,084 = 320,168 m 4. Penentuan luas area sisi udara

Luas area sisi udara dihitung dengan menggunakan rumus: Y = U x w

dimana Y = luas area sisi udara (m2) U = lebar terminal kargo (m)

w = kedalaman standar sisi udara (10-15 m) Y = 320,168 x 15 = 4.802,52 m2

5. Penentuan luas area sisi darat

Luas area sisi darat dihitung dengan rumus:

X = U x v dimana X = luas area sisi darat (m2) U = lebar terminal kargo (m) v = kedalaman standar sisi darat Kedalaman standar sisi darat ditentukan dari bentuk gudang airline dan agen kargo. Besarnya kedalaman standar sisi darat berdasarkan

(11)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

46 bentuk gudang airline dan agen kargo dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.13 Kedalaman standar sisi darat

Sumber: SNI 03-7047-2004 Terminal Kargo Bandar Udara X = (160,084 x 40) +(160,084 x 15) = 8.804,62 m2

Dari perhitungan di atas maka luas kebutuhan total terminal kargo merupakan penjumlahan dari kelima aspek di atas.

Luas terminal kargo = Q + S + Y + X

= 4002,1 + 2001,05 + 4802,52 + 8804,62 = 19.610,29 m2, dibulatkan menjadi 20.000 m2. IV.3 Perencanaan Tata Ruang dan Sirkulasi

Setelah mengetahui luas dari terminal barang yang akan direncanakan maka kemudian dibuat perencanaan tata ruang dan sirkulasi dari barang yang akan ditangani pada terminal ini.

Layout untuk tata ruang dan sirkulasi dari terminal yang direncanakan dapat dilihat pada lampiran gambar 1.

IV.4 Perencanaan Struktur Atas IV.4.1 Sistem Struktur

Sistem struktur yang akan dipakai adalah struktur bangunan industri yaitu struktur rangka baja yang memakai

truss

. Pada kolom diberikan

bracing

yang berfungsi sebagai batang tarik yang akan menambah kekakuan struktur. Analisis gaya dalam dikerjakan dengan menggunakan software SAP.

(12)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

47

Gambar 4.1 Gambar Pemodelan Struktur Pada SAP

Gambar rencana bangunan secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar di bawah.

(13)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

48 IV.4.2 Preliminary Design

Preliminary design

adalah perencanaan awal untuk profil yang akan digunakan untuk kolom, balok, bracing, dan gording.

1. Profil yang akan digunakan untuk kolom adalah profil IWF 400x400.

2. Profil yang akan digunakan untuk balok adalah profil double siku 150 x 150 x 18.

3. Profil yang akan digunakan untuk gording adalah profil light lip channel 150 x 65 x 20 x 3,2.

4. Profil yang akan digunakan untuk bracing adalah profil double siku 150 x 150 x 18.

IV.4.3 Kombinasi Beban

Kombinasi pembebanan yang diperhitungkan dalam sistem struktur ini adalah: 1. 1,4 D 2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 La 3. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 H 4. 1,2 D + 1,6 La + 0,5 L 5. 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W 6. 1,2 D + 1,6 H + 0,5 L 7. 1,2 D + 1,6 H + 0,8 W 8. 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 La 9. 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 H 10. 1,2 D – 1,3 W +0,5 L + 0,5 La 11. 1,2 D – 1,3 W + 0,5 L + 0,5 H 12. 0,9 D + 1,3 W 13. 0,9 D – 1,3 W

IV.4.4 Pemeriksaan Kelangsingan

Dalam perencanaan kolom maka harus dilakukan pemeriksaan kelangsingan penampang atau batang yang digunakan.

Data profil yang digunakan untuk struktur kolom adalah sebagai berikut:

Profil IWF 400 x 400 BJ 37 (fy = 240 Mpa; fu = 370 Mpa) d = 400 mm r0 = 22 mm

bf = 400 mm rx = 175 mm tw = 13 mm ry = 101 mm

tf = 21 mm h = d – 2(tf + r0)

(14)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

49 Periksa kelangsingan penampang:

Flens

52

,

9

21

2

/

400

2

/

=

=

f f

t

b

97

,

10

240

170

170

=

=

=

y p

f

λ

f f

t

b

/

2

<

y

f

170

Penampang Kompak Web

15

,

24

13

314 =

=

w

t

h

27

,

32

240

500

500

=

=

=

y p

f

λ

f f

t

b

/

2

<

y

f

500

Penampang Kompak Panjang tekuk: kc = 0,8 L = 15.000 mm (tinggi kolom) Lk = kc L = 12.000 mm x

λ

=

68

,

6

175

12000 =

=

x k

r

L

y

λ

=

118

,

8

101

12000 =

=

y k

r

L

Cek sumbu kuat

76

,

0

10

.

200

240

6

,

68

3

=

=

=

π

π

λ

λ

E

f

y x cx 0,25 <

λ

cx

(0,76) < 1,2

cx x

λ

ω

67

,

0

6

,

1

43

,

1

=

= 1,31

183

31

,

1

240 =

=

=

x y cr

f

ω

σ

MPa.

4002210

183

21870

×

=

=

=

g cr n

A

N

σ

N

Nu (gaya aksial dari kolom) = 3396014 N.

Nu/ΦcNn = 3396014/(0,85x4002210) = 0,998 < 1

OK

Maka profil IWF 400x400 dapat digunakan dalam perencanaan kolom struktur bangunan gedung terminal barang ini.

(15)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

50 IV.4.5 Perencanaan Gording

Pemilihan Material

Material yang dipilih adalah dari baja. Profil baja yang digunakan diusahakan profil simetri dan diatur supaya beban-beban yang bekerja pada sumbu simetrinya.

Profil baja yang digunakan untuk gording adalah Light Lip Channel. Perhitungan Beban

Beban yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Beban angin pada atap.

Tekanan tiup diambil 25 kg/m2.

Atap yang direncanakan berbentuk segitiga dengan α = 20°

Maka: α = 20°

Koefisien angin didepan = 0,02α x 0,4 = 0,02 x 20° x 0,4 = 0. Koefisien angin dibelakang = -0,4 untuk semua α.

2. Beban air pada atap.

Beban air pada atap = 40 – 0,8 α = 24 kg/m2.

Karena maksimal adalah 20 kg/m2, maka diambil 20 kg/m2. 3. Beban orang atau pekerja.

Untuk beban orang diambil 100 kg untuk gording. 4. Beban MEP.

Dianggap 10 kg/m2.

5. Beban sendiri atap ditambah insulator. Diambil 20 kg/m2.

Tata Letak Gording

(16)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

51 Pembebanan

Pembebanan yang bekerja pada gording adalah sebagai berikut: 1. Beban angin pada atap.

Arah depan = 0 kg/m2.

Arah belakang = 25 kg/m2 x -0,4 x 2,5 m = -25 kg/m. 2. Beban air pada atap.

Beban air = 20 kg/m2 x 2,5 m = 50 kg/m. 3. Beban orang = 100 kg. (ditengah gording). 4. Beban MEP

Beban MEP = 10 kg/m2 x 2,5 m = 25 kg/m. 5. Beban sendiri atap dan insulator.

Beban atap = 20 kg/m2 x 2,5 m = 50 kg/m. 6. Berat sendiri gording.

Untuk menentukan berat sendiri gording maka digunakan uji coba gording yang akan dipakai adalah dari profil Light Lip Channel 150x65x20x3,2.

Berat profil = 7,51 kg/m. Perhitungan

Vektor Momen arah X

Dianggap seperti balok sederhana diatas dua tumpuan, sebagai berikut:

q cos α

P cos α

Balok sederhana: Mmax = dan

=

25

/

20 2,5

untuk beban MEP

=

50

/

20 2,5

untuk beban air

=

25

/

20 2,5

untuk beban angin

(17)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

52 =

50

/

20 2,5

untuk beban atap sendiri

=

7,51

/

20 2,5

untuk berat sendiri

=

100

/

20 2,5

untuk berat orang

Mmax = 702, 94 kgm.

δmax = dan

25

20

, untuk beban MEP

50

20

, untuk beban air

25

20

, untuk beban angin

50

20

, untuk atap sendiri

7,51

20

, untuk berat sendiri

100

20

, untuk berat orang δmax = 105,88 kgm3/ EI.

Vektor Momen arah Y

Gaya-gaya pada arah Y dianggap dipikul oleh sistem cladding, sehingga tidak menimbulkan tegangan pada gording. Gording yang digunakan adalah light lip channel, dimana nilai C > 0.

Data profil Light Lip Channel 150x65x20x3,2 adalah sebagai berikut: (dari data profil baja)

A = 150 mm. t = 3,2 mm. B = 75 mm. cy = 2,11 mm.

Modulus plastis menjadi:

Zx = A.t = 54 000 mm3.

Zy = t [A (cy – t/2) + (cy – t)2 + (B – cy)2] = 172 500,48 mm3. Diambil Baja dengan mutu BJ 37 fy = 240 MPa.

Fu = 370 MPa. Cek Flens: B/t < λp B/t = 23,43 λp = √ = 32,28

(18)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

53 B/t < λp memenuhi. Web: A/t < λp A/t = 46,875 λp = √ = 108,44 A/t < λp memenuhi. Mnx = fy x Zx = 240 MPa x 54000 mm3 = 12 960 000 Nmm. Mny = fy x Zy = 240 MPa x 172500,48 mm3 = 41 400 115,2 Nmm. Dengan φb = 0,9

1,0

0,59 1,0 Memenuhi Lendutan Arah X

Lendutan gording akibat beban hidup dan beban mati harus < L/250 L / 250 = 10 000 / 250 = 40 mm

Lendutan arah X = = 0,98. Memenuhi. Arah Y

Δijin = 25 mm. (Berdasarkan PPBBI tahun 1987 hal 104)

Karena semua persyaratan telah memenuhi maka dipakai gording dengan bahan:

Baja profil Light Lip Channel 150 x 65 x 20 x 3,2 Dengan berat 7,51 kg/m.

BJ 37 (fy = 240 MPa dan fu = 370 MPa). Perhitungan gording yang dibutuhkan:

Dalam satu bentangan terdapat 33 titik gording yang diperlukan. Terdapat 20 bentangan sepanjang bangunan terminal kargo.

Sehingga total jumlah titik gording yang diperlukan pada semua bentangan adalah 33 x 20 = 600 bentang.

Untuk masing-masing bentang panjangnya adalah 10 meter.

Sehingga total panjang baja yang dibutuhkan untuk gording adalah 600 x 10 meter = 6000 meter.

Profil baja yang digunakan adalah profil Light Lip Channel 150 x 65 x 20 x 3,2.

(19)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

54 Dengan demikian baja yang dibutuhkan adalah sebanyak:

= 600 x 7,51 kg/m

= 4506 kg.

Maka diperlukan Baja profil Lip Channel 150 x 65 x 20 x 3,2 dengan mutu BJ 37 sebanyak 4506 kg.

IV.4.6 Perencanaan Sambungan

Sambungan terdiri dari sambungan baut dan keling. Sambungan baut dapat terbuat dari baut mutu tinggi atau baut mutu normal. Sambungan keling umumnya terbuat dari mutu normal.

Sambungan baut mutu tinggi mengandalkan gaya tarik awal yang terjadi karena pengencangan awal, gaya ini disebut proof load. Gaya ini akan menimbulkan friksi, sehingga sambungan baut mutu tinggi hingga taraf gaya tertentu dapat merupakan tipe friksi, sambungan jenis ini baik untuk gaya bolak balik. Untuk taraf gaya yang lebih tinggi, sambungan tersebut merupakan gaya tumpu.

Baut mutu normal dipasang tanpa gaya tarik awal dan merupakan tipe tumpu. Baut mutu normal dipasang kencang tangan, berbeda dengan baut mutu tinggi yang dipasang dengan awalnya kencang tangan dan kemudian diikuti dengan setengah putaran setelah kencang tangan. Sambungan dengan baut biasanya akan lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan sambungan tipe keling, berikut adalah spesifikasi baut dan keling:

Tabel 4.14 Daftar Spesifikasi Sambungan Baut dan Keling

Baut Mutu db Proof Strees Kuat Tarik

(mm) (MPa) (fu, Mpa)

A 307 Normal 6,4 - 10,4 - 410 BJ 41 A 325 Tinggi 12,5 - 25,4 585 825 BJ 82

28,6 - 38,1 510 725 BJ 72

Keling Normal - 370 BJ 37

Sumber: Diktat Kuliah Struktur Baja (Dr.Ir.Sindur P. Mangkoesoebroto,2004) Dalam perencanaan sambungan pada struktur bangunan terminal kargo bandara internasional jawa barat ini digunakan sambungan baut

(20)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

55 dengan mutu normal, yaitu baut A 307 dengan kuat tarik fu = 410 MPa dan mutu baja BJ 41.

Dalam perencanaan baut untuk struktur terminal kargo maka dapat dibagi kedalam beberapa jenis profil sambungan yang menghubungkan struktur bawah (kolom) struktur atas pada pada bagian atap, sebagai berikut: 1. Sambungan antara kolom dengan pondasi.

2. Sambungan antara kolom dengan rafter atap secara keseluruhan. 3. Sambungan antara bagian-bagian dalam rafter atap.

4. Sambungan antara rafter atap dengan gording. Masing-masing bagian akan dibahas sebagai berikut. Sambungan Kolom dengan Rafter Atap

Kolom yang terbuat dari baja profil IWF ukuran 400 x 400 dengan mutu BJ 37, akan disambungkan dengan bagian dari rafter atap yang terbuat dari baja profil double diku ukuran 150 x 150 x 18 dengan mutu BJ 37. Sambungan akan menggunakan pelat siku dengan mutu BJ 37, yang akan menempel pada tiap sisi kedua profil dan dikencangkan dengan baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82.

Beban yang bekerja diambil beban yang terbesar yang mungkin terjadi pada titik sambungan antara kolom dengan rafter atap. Diambil beban terbesar adalah jumlah semua beban yang bekerja sepanjang bagian atap yang ditopang oleh satu bagian kolom.

Beban = Pw = 3.550,2 Kg = 362,26 N 400 N. Diambil komposisi beban D = 2 L

Sehingga L = 133,3 N 140 N. D = 266,7 N 270 N.

Beban ultimate (Pu) = 1,2 D + 1,6 L = 548 N. Gaya Tarik Terfaktor (Tu) = 4/5 x 548 N = 438,4 N. Gaya Geser Terfaktor (Vu) = 3/5 x 548 N = 328,8 N. Baut A 325 fub = 825 MPa.

Diambil (

trial and error

) jumlah baut untuk perhitungan awal = 6 baut.

Jumlah bidang geser (m) = 1

Diambil baut dengan diameter db = 22 mm. Menggunakan Pelat dengan Tebal = 18 mm. Lebar = 150 mm.

Leleh pada pelat:

Tn = fy Ag = 0,9 x 240 x 18 x 150 = 583 200 N. Fraktur pada pelat:

(21)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

56 Tumpu pada pelat:

Rn = 0,75 2,4 fup dl t) x 6

= 0,75 (2,4 x 370 x (22+1,5) x 18) x 6 = 1 690 308 N.

Maka tahanan sambungan yang menentukan adalah yang terkecil = 583 200 N.

Rn Tu

583 200 N 438,4 N (memenuhi)

Untuk sambungan tipe friksi (LRFD) karena menggunakan baja mutu tinggi.

Vn = 1,13 μ x

Proof Load

x m = 1,13 x 0,35 x

Proof Load

x 1

Proof Load

= 0,75 Ab x

Proof Strees

= 0,75 (1/4 X 3,14 x 222) x 585 = 166 698,7 N. Vn = 1,13 x 0,35 x 166 698,7 x 1 = 65 929,3 N. Vn = 1 x 65 929,3 N = 65 929,3 N. = 328,8 / 6 = 54,8 N Vn 1 , / = 65 903,7 N Vn1 , / (Memenuhi)

Sehingga dapat dipakai baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82 dengan diameter 22 mm sebanyak 6 buah yang dipasang merata dengan tiga buah dimasing-masing sisi dan pelat dengan tebal 18 mm dan lebar 150 mm dengan mutu BJ 37.

Sambungan Kolom dengan Pondasi

Kolom yang terbuat dari baja profil IWF ukuran 400 x 400 dengan mutu BJ 37, akan disambungkan dengan pondasi. Sambungan akan menggunakan pelat siku dengan mutu BJ 37, yang akan menempel pada tiap sisi baja dan pondasi dan dikencangkan dengan baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82.

Beban yang bekerja diambil beban yang terbesar yang mungkin terjadi pada titik sambungan antara kolom dengan pondasi. Diambil beban terbesar adalah jumlah semua beban yang bekerja sepanjang bagian atap yang ditopang oleh satu bagian kolom.

Beban = Pw = 12 625,2 Kg = 1 288,3 N 1300 N. Diambil komposisi beban D = 2 L

(22)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

57 D = 866,7 N 870 N.

Beban ultimate (Pu) = 1,2 D + 1,6 L = 1 748 N. Gaya Tarik Terfaktor (Tu) = 4/5 x 1 748 N = 1 398,4 N. Gaya Geser Terfaktor (Vu) = 3/5 x 1 748 N = 1 048,8 N. Baut A 325 fub = 825 MPa.

Diambil (

trial and error

) jumlah baut untuk perhitungan awal = 6 baut.

Jumlah bidang geser (m) = 1

Diambil baut dengan diameter db = 22 mm. Menggunakan Pelat dengan Tebal = 18 mm. Lebar = 400 mm.

Leleh pada pelat:

Tn = fy Ag = 0,9 x 240 x 18 x 400 = 1 555 200 N. Fraktur pada pelat:

Tn = fu An = 0,75 x 370 x 18 x (400–2(22+3)) = 1 748 250 N. Tumpu pada pelat:

Rn = 0,75 2,4 fup dl t) x 6

= 0,75 (2,4 x 370 x (22+1,5) x 18) x 6 = 1 690 308 N. Maka tahanan sambungan yang menentukan adalah yang terkecil = 1 555 200 N.

Rn Tu

1 555 200 N 1 398,4 N (memenuhi)

Untuk sambungan tipe friksi (LRFD) karena menggunakan baja mutu tinggi.

Vn = 1,13 μ x

Proof Load

x m = 1,13 x 0,35 x

Proof Load

x 1

Proof Load

= 0,75 Ab x

Proof Strees

= 0,75 (1/4 X 3,14 x 222) x 585 = 166 698,7 N. Vn = 1,13 x 0,35 x 166 698,7 x 1 = 65 929,3 N. Vn = 1 x 65 929,3 N = 65 929,3 N. = 1 048,8 / 6 = 174,8 N. Vn 1 , / = 65 847,7 N. Vn1 , / (Memenuhi)

Sehingga dapat dipakai baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82 dengan diameter 22 mm sebanyak 6 buah yang dipasang merata dengan tiga buah dimasing-masing sisi dan pelat dengan tebal 18 mm dan lebar 400 mm dengan mutu BJ 37.

(23)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

58 Sambungan Antar Bagian Dalam Rafter Atap

Kuda-kuda atap akan terbentuk dari baja profil double siku ukuran 150 x 150 x 18 mutu BJ 37, akan disambungkan dengan bagian dari rafter atap lainnya yang juga terbuat dari baja profil double diku ukuran 150 x 150 x 18 dengan mutu BJ 37. Sambungan akan menggunakan pelat siku dengan mutu BJ 37, yang akan menempel pada tiap sisi kedua profil dan dikencangkan dengan baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82.

Beban yang bekerja diambil beban yang terbesar yang mungkin terjadi pada titik sambungan antara bagain pada rafter atap. Diambil beban terbesar adalah jumlah semua beban yang bekerja sepanjang bagian atap.

Beban = Pw = 2 375 Kg = 242,3 N 250 N. Diambil komposisi beban D = 2 L

Sehingga L = 83,3 N 84 N. D = 166,7 N 170 N.

Beban ultimate (Pu) = 1,2 D + 1,6 L = 338,4 N. Gaya Tarik Terfaktor (Tu) = 4/5 x 338,4 N = 270,72 N. Gaya Geser Terfaktor (Vu) = 3/5 x 338,4 N = 203,04 N. Baut A 325 fub = 825 MPa.

Diambil (

trial and error

) jumlah baut untuk perhitungan awal = 4 baut.

Jumlah bidang geser (m) = 1

Diambil baut dengan diameter db = 22 mm. Menggunakan Pelat dengan Tebal = 18 mm.

Lebar = 150 mm.

Leleh pada pelat:

Tn = fy Ag = 0,9 x 240 x 18 x 150 = 583 200 N. Fraktur pada pelat:

Tn = fu An = 0,75 x 370 x 18 x (150–2(22+2)) = 509 490 N. Tumpu pada pelat:

Rn = 0,75 2,4 fup dl t) x 6

= 0,75 (2,4 x 370 x (22+1,5) x 18) x 4 = 1 126 872 N.

Maka tahanan sambungan yang menentukan adalah yang terkecil = 509 490 N.

Rn Tu

(24)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

59 Untuk sambungan tipe friksi (LRFD) karena menggunakan baja mutu tinggi.

Vn = 1,13 μ x

Proof Load

x m = 1,13 x 0,35 x

Proof Load

x 1

Proof Load

= 0,75 Ab x

Proof Strees

= 0,75 (1/4 X 3,14 x 222) x 585 = 166 698,7 N. Vn = 1,13 x 0,35 x 166 698,7 x 1 = 65 929,3 N. Vn = 1 x 65 929,3 N = 65 929,3 N = 203,04 / 6 = 33,84 N. Vn1 , / = 65 905,6 N. Vn1 , / (Memenuhi)

Sehingga dapat dipakai baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82 dengan diameter 22 mm sebanyak 4 buah yang dipasang merata dengan dua buah dimasing-masing sisi dan pelat dengan tebal 18 mm dan lebar 150 mm dengan mutu BJ 37.

Sambungan Antara Rafter Atap Dengan Gording

Rafter atap baja profil siku ukuran 150 x 150 x 18 mutu BJ 37, akan disambungkan dengan gording yang terbuat dari baja profil Lip Channel 150 x 65 x 20 x 3,2 dengan mutu BJ 37. Sambungan akan menggunakan pelat siku dengan mutu BJ 37, yang akan menempel pada tiap sisi kedua profil dan dikencangkan dengan baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82.

Beban yang bekerja diambil beban yang terbesar yang mungkin terjadi pada titik sambungan antara rafter atap dengan gording. Diambil beban terbesar adalah jumlah semua beban yang bekerja sepanjang bagian gording yang ditopang oleh kuda-kuda atap.

Beban = Pw = 1790 Kg = 182,65 N 185 N. Diambil komposisi beban D = 2 L

Sehingga L = 61,67 N 62 N. D = 123,3 N 125 N.

Beban ultimate (Pu) = 1,2 D + 1,6 L = 249,2 N. Gaya Tarik Terfaktor (Tu) = 4/5 x 249,2 N = 199,36 N. Gaya Geser Terfaktor (Vu) = 3/5 x 249,2 N = 149,52 N. Baut A 325 fub = 825 MPa.

Diambil (

trial and error

) jumlah baut untuk perhitungan awal = 4 baut.

Jumlah bidang geser (m) = 1

(25)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

60 Menggunakan Pelat dengan Tebal = 18 mm.

Lebar = 150 mm.

Leleh pada pelat:

Tn = fy Ag = 0,9 x 240 x 18 x 150 = 583 200 N. Fraktur pada pelat:

Tn = fu An = 0,75 x 370 x 18 x (150–2(22+2)) = 509 490 N. Tumpu pada pelat:

Rn = 0,75 2,4 fup dl t) x 6

= 0,75 (2,4 x 370 x (22+1,5) x 18) x 6 = 1 690 308 N.

Maka tahanan sambungan yang menentukan adalah yang terkecil = 509 490 N.

Rn Tu

509 490 N 199,36 N (memenuhi)

Untuk sambungan tipe friksi (LRFD) karena menggunakan baja mutu tinggi.

Vn = 1,13 μ x

Proof Load

x m = 1,13 x 0,35 x

Proof Load

x 1

Proof Load

= 0,75 Ab x

Proof Strees

= 0,75 (1/4 X 3,14 x 222) x 585 = 166 698,7 N Vn = 1,13 x 0,35 x 166 698,7 x 1 = 65 929,3 N. Vn = 1 x 65 929,3 N = 65 929,3 N. = 149,52 / 6 = 24,92 N. Vn1 , / = 65 911,8 N. Vn1 , / (Memenuhi)

Sehingga dapat dipakai baut mutu tinggi (A 325) dengan mutu BJ 82 dengan diameter 22 mm sebanyak 4 buah yang dipasang merata dengan dua buah dimasing-masing sisi dan pelat dengan tebal 18 mm dan lebar 150 mm dengan mutu BJ 37.

IV.4.7 Perencanaan Pelat

Untuk pelat yang akan digunakan dalam perencanaan terminal barang ini, analisis yang digunakan adalah analisis metode garis leleh (

yield

line method

).

Beban yang akan bekerja di atas pelat adalah berat kargo dan berat mobile crane = 0,04974 N/mm2.

Asumsi: pelat persegi, perletakan jepit, tulangan isotropis dan beban merata.

(26)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

61 W = dimana W = kapasitas momen lentur (N/mm2)

m = beban merata (N) L = dimensi pelat (mm) Metode kerja virtual:

Î mL mL

Kerja luar – kerja dalam = 0 Æ Kerja luar = Kerja dalam 4 (mL + mL) = w x x 2L

W = ...(1)

Penyederhanaan momen leleh perhitungan: ACI 318 M-99 : α = β1 = 0,85 f’c = 30 Mpa ∑H = 0 Æ 0,85 f’c . Cc = fy . Cc = α.c jd = d - = d – 0,5 . , . m = Ts . jd = = fy . x (d - 0,5 . , . ) ...(2)

(27)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

62 Masukkan persamaan (2) ke persamaan (1):

W =

= (fy . x (d - 0,5 . , . ))

s s s s s Asb Dengan metode trial and error, maka dicoba untuk nilai: fy = 400 Mpa tulangan d10 Æ Asb = 78,5 mm2 Dimensi pelat = 5x5 m2 s = 100 mm d = 200 mm (tebal pelat) W = . (400. , x (200 - 0,5 , . , . )) = 0,11686 N/mm2 > 0,04974 N/mm2 Æ ok!!

Berarti dimensi pelat yang akan digunakan dalam gedung terminal barang ini adalah 5mx5m dengan tulangan d10 berjarak 10 cm. IV.5 Perencanaan Pondasi

IV.5.1 Profil Tanah

Bangunan terminal kargo yang direncanakan akan dibangun pada elevasi 38 meter. Sedangkan tanah pada daerah terminal kargo ini berada pada elevasi 34,79 meter sehingga tanah tersebut harus ditimbun setinggi 3,21 meter. Berikut adalah profil tanah dari daerah terminal kargo tersebut.

(28)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

63 PROFIL TANAH

Asumsi tanah merah ideal c = 75 kN/ m2 ø = 10˚ γT = 18 kN/m3 E = 75 x 300 kN/m2 V = 0,35 Tanah CLAY N = 8,67 ø

0˚ Cu = 5,2 E = 1950 kN/m2 γT = 15,71 kN/m3 mat Tanah SILT N = 30 ø

0˚ Cu = 18 E = 6750 kN/m2 γT = 15,71 kN/m3 Tanah SAND N = 50 ø = 37˚ Cu = 30 c = 0 E = 38 300 kN/m2 γT = 14,14 kN/m3 Tanah CLAY N = 25 ø

0˚ Cu = 15 E = 5625 kN/m2 γT = 15,71 kN/m3 3,21 m 34,79 m -4 m -2,5 m -12 m -4 m -2,5 m

(29)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

64 Pondasi yang akan digunakan untuk gedung ini adalah pondasi dangkal. Pondasi akan direncanakan berada pada kedalaman 3 m dengan dimensi pondasi adalah 3m x 3m.

Beban yang akan dipikul pondasi:

a. Beban dari kolom. Beban dari kolom berupa gaya aksial dan momen. Gaya aksial dan momen didapat dari gaya dalam yang menggunakan software SAP.

Gaya aksial yang dihasilkan oleh kolom adalah sebesar 3.396,014 kN dan momen yang dihasilkan adalah 1531,689 kN-m.

b. Beban dari pelat. Beban dari pelat merupakan beban yang harus dipikul oleh pondasi akibat dari berat pelat dan beban hidup. Beban dari pelat sebesar luas pelat dikalikan dengan tebal pelat dan berat jenis dari beton. Jadi beban dari pelat = 25m2 x 0,2 m x 24 kN/m3

= 120 kN

Berat beban hidup = 400kg/m2 x 25 m2 = 100 kN Jadi beban aksial yang diterima oleh pondasi adalah 3616,014 kN dan momen sebesar 1.531,689 kN-m. IV.5.2 Daya dukung pondasi

Parameter eksentrisitas: e = = 0,4 m

qmax = 1

= 723,2028 kN/m2 a. Dimensi efektif pondasi

B’ = lebar efektif = B = 3 = 3 m

L’ = panjang efektif = L - 2e = 3 – 0,4 =2,6 m b. Gunakan persamaan umum daya dukung

qu’ = cNcFcsFcdFci + qNqFqsFqdFqi + 0,5γB’NγFγsFγdFγi

qu’ = 75.8,35.1,34.1,4.1 + 54.2,47.1,2.1,24.1 + 0,5.18.3.0,57.1.1

= 1174,845 + 198,469 +15,39 = 1388,704 kN/m2

(30)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

65 c. Daya dukung total ultimate pondasi adalah,

Qult = qu’.A’

= 1388,704 x 7,8 = 10831,89 kN A’ = luas efektif = B’ x L’ = 3 x 2,6 = 7,8 m2 d. Angka keamanan terhadap keruntuhan daya dukung

adalah,

FS = = 3 Æ ok!!

e. Cek angka keamanan terhadap qmax qmax = = 1,92 Æ ok!!

IV.5.3

Elastic Settlement

Setelah menghitung daya dukung pondasi yang akan digunakan, maka kemudian dihitung penurunan yang akan dialami oleh pondasi tersebut.

Settlement

yang terjadi adalah

elastic settlement

dan

consolidation settlement

.

Elastic

settlement

yang terjadi pada pondasi yang direncanakan adalah:

a. Qult(e) = 10831,89 kN. b. Angka keamanan = 3.

c. Qult pada e = 0. B = 3, L = 3. Qult(e=0) = qu. A

qu = cNcFcsFcdFci + qNqFqsFqdFqi + 0,5γBNγFγsFγdFγi

= 1345, 26 kN/m2

Qult(e=0) = qu. A = 1345,26 x 9 = 12107,38 kN d. Q(e=0) = , = 4035,8 kN e. Se(e=0) = . 1 Æ L/B = 1, =0,82 = , (1-0,52)0,82 = 0,06.0,615 = 0,0369 m = 36,9 mm f. Se = Se(e=0) 1 2 2 = 36,9 [1 – 2(0,13)]2 = 20,2 mm

(31)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

66 IV.5.4

Consolidation Settlement

Untuk perhitungan

consolidation settlement

, metode yang biasa digunakan adalah metode distribusi tegangan 2:1. Asumsi yang digunakan adalah tanah yang mengalami konsolidasi adalah lempung yang terkonsolidasi normal. Rumus untuk lempung terkonsolidasi normal adalah: Sc = . log ∆

po = (3,21)(18) + (4)(15,71) = 120,62 kN/m2 Δpav = Δpt + 4Δpm + Δpb)

Dimana:

Untuk bagian atas lapisan lempung, z = 0,21 m Δpt = ,, , 1175 kN/m2 Δpm = ,, , = 446,04 kN/m2 Δpb = ,, , =232,9 kN/m2 Jadi: Δpav = Δpt + 4Δpm + Δpb) = 1175 + 4.(446,04) + 232,9) = 532,01 kN/m2 Sc = . log ∆ = , ., log , , , = 0,0563 m = 56,3 mm

Jadi penurunan total pondasi = 56,3 mm + 20,2 mm = 76,5 mm.

IV.5.5 Perencanaan Tulangan Pondasi Mu = 153168900 Nmm

B = 1500 mm H = 500 mm Selimut beton = 50 mm

Tulangan yang akan digunakan = D19 mm d = H – selimut – ½ D tulangan

(32)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

67

8

.

0

Mu

Mn

>

)

875

,

0

(

8

,

0

8

,

0

d

fy

Mu

jd

fy

Mu

perlu

As

×

×

×

=

×

×

=

=

)

5

,

440

875

,

0

(

400

8

,

0

153168900

×

×

×

= 1241,84 mm 2 Cek As minimum : 2 2

1, 4

1, 4

1500 440.5

2312.6

400

min

'

30

1500 440.5

2262

4

4 400

b d

mm

fy

As

maks

fc

b d

mm

fy

× × =

×

×

=

=

× × =

×

×

=

×

Karena As perlu < As min, maka As = As min = 2312.6 mm2 Tulangan yang akan digunakan adalah D19 mm,

As satuan D19 = 0,25 x 3,14 x 192 = 283,4mm2. Maka jumlah tulangan yang dibutuhkan adalah :

2312.6

8.16

9

283, 4

As

n tulangan

buah

As satuan tulangan

=

=

=

Spasi tul.tarik =

2 lim

1500

(2 50)

(9 19)

153.6 mm

1

9 1

b

se

ut beton

nD

n

=

− ×

− ×

=

Jarak antar tulangan = spasi tulangan + ½ Dkanan + ½ Dkiri = 153.6+8,5+8,5 =170.6mm

Maka jarak antar tulangan diambil = 170 mm. Jadi tulangan tarik yang digunakan adalah D19-170.

Tulangan tekan didesain disamakan dengan tulangan tariknya.

(33)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

68 IV.6 Estimasi Biaya

Dalam menentukan biaya konstruksi, maka seperti yang telah disebutkan dalam metodologi, terlebih dahulu dibuat

Work Breakdown Structure

(WBS) dari proyek Bandara Internasional Jawa Barat. Dari WBS tersebut, kemudian akan diidentifikasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan analisa harga satuan terhadap pekerjaan tersebut.

WBS dari pekerjaan gedung terminal barang dapat dilihat pada gambar berikut.

(34)

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

69

(35)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018) HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117)

70

(36)

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 71

Dari WBS di atas terlihat bahwa pekerjaan yang akan dianalisis dalam Tugas Akhir ini hanyalah pekerjaan struktural yang meliputi pekerjaan struktur atas dan pekerjaan struktur bawah ditambah dengan pekerjaan arsitektural dasar.

Untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan sipil, maka harus dilakukan analisa harga satuan untuk tiap pekerjaan di atas. Pekerjaan struktur atas dan bawah masih bisa dipecah menjadi pekerjaan yang lebih spesifik lagi untuk menetukan analisa harga satuan.

Untuk pekerjaan struktur bawah:

1. Pekerjaan struktur bawah 1.1 Pekerjaan sloop 1.2 Pekerjaan pondasi Untuk pekerjaan struktur atas:

2. Pekerjaan struktur atas 2.1 Pekerjaan kolom

2.1.1 Erection 2.1.2 Sambungan 2.2 Pekerjaan rangka atap

2.2.1 Rafter 2.2.2 Gording 2.2.3 Ring Balk 2.2.4 Sambungan

Untuk mendapatkan koefisien pengali pada analisa harga satuan maka dilakukan analisa metoda pelaksanaan pekerjaan. Analisa metoda pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada sub bab berikutnya.

Koefisien pengali dari analisis metoda pelaksanaan konstruksi digunakan dalam analisa harga satuan dari setiap pekerjaan yang telah disebutkan diatas. Analisa harga satuan dari setiap pekerjaan tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Setelah mengetahui besarnya harga satuan untuk tiap-tiap item pekerjaan dan volume pekerjaan yang telah dihitung berdasarkan gambar rencana, maka biaya untuk tiap-tiap pekerjaan dapat dihitung besarnya. Rencana anggaran biaya ini memaparkan semua anggaran biaya yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan proyek konstruksi khususnya bagian struktur dan arsitektural dasar.

Dalam rencana anggaran biaya (RAB) terdapat biaya langsung (direct cost) yang perhitungannya berdasarkan harga satuan pekerjaan, selain itu terdapat juga biaya tambahan yang terdiri dari:

(37)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR TERPADU PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 72

a. Biaya Over Head.

Biaya over head adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja. Biaya ini digunakan seperti untuk membayar tagihan listrik, telepon dan air selama pekerjaan kostruksi berlangsung. Biaya over head yang digunakan dalam proyek konstruksi ini adalah sebesar 10 % dari total biaya langsung (direct cost).

b. Biaya Tidak Terduga (Contingency Cost).

Biaya tidak terduga adalah biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi, meskipun belum pasti terjadi. Biaya tidak terduga yang digunakan dalam proyek konstruksi ini adalah sebesar 5 % dari total biaya langsung (direct cost).

c. Keuntungan (Profit).

Keuntungan atau profit adalah jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Dalam tugas akhir ini bagian keuntungan tidak dihitung karena kesepakatan kontraktual tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan.

d. Pajak (Tax).

Pajak adalah kewajiban yang harus dibayar oleh pemilik proyek kepada pemerintah berkenaan dengan jalannya proyek konstruksi rumah tinggal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam tugas akhir ini bagian pajak tidak dihitung karena sub total sesudah keuntungan sebagai dasar perhitungan pajak tidak dihitung.

Rencana anggaran biaya (RAB) untuk konstruksi bangunan gedung Terminal Barang Bandara Internasional Jawa Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

(38)

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 73

Tabel 4.15 Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Gedung Terminal Barang BIJB

Total biaya yang direncanakan untuk melakukan pekerjaan konstruksi bangunan Gedung Terminal Kargo Bandara Internasional Jawa Barat ini adalah sebesar Rp. 38.489.028.200,00 (Tiga Puluh Delapan Milyar Empat Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Dua Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Rupiah). Biaya konstruksi yang dibutuhkan tiap m2 bangunan ini adalah sebesar Rp.1.924.452,00 (Satu Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Empat Ribu Empat Ratus Lima Puluh Dua Rupiah).

(39)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR TERPADU PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 74

IV.6 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan

Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah analisis yang menjelaskan bagaimana sebuah pekerjaan konstruksi dilakukan dengan tenaga dan peralatan yang ada disertai dengan asumsi-asumsi yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Untuk metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam tugas akhir ini dipilih satu jenis pekerjaan dari pekerjaan struktur untuk dianalisis. Pekerjaan struktur yang dipilih untuk dianalisis metoda pelaksanaannya adalah pekerjaan rangka atap yaitu pemasangan gording rangka baja gedung terminal kargo.

Asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

a. Material baja yang akan dipakai sebagai gording dipabrikasi di

workshop

dimana material baja tersebut dipesan.

b. Pemasangan gording dilokasi dilakukan secara manual oleh tenaga kerja konstruksi.

c. Jam kerja dalam pekerjaan pemasangan gording selama satu hari adalah sebanyak delapan jam.

d. Kerja efektif dalam satu jam pekerjaan pemasangan gording adalah sebanyak empat puluh lima menit.

e. Produktivitas masing-masing pekerja dalam pekerjaan pemasangan gording adalah sebesar 30 kg per hari.

f. Diasumsikan dibutuhkan satu orang mandor dalam setiap satu jenis pekerjaan untuk mengawasi beberapa orang tenaga kerja.

Urutan pekerjaan dalam pelaksanaan pemasangan gording adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan atau pabrikasi material baja yang dibutuhkan sesuai dengan ukuran yang direncanakan di workshop.

b. Rangka baja yang akan dipasang sebagai gording disiapkan di tempat konstruksi atau di lapangan.

c. Material rangka baja kemudian diposisikan di tempat dimana akan dipasang.

d. Pekerjaan pemasangan rangka baja sebagai gording dengan menggunakan baut sebagai pengencang.

Bahan material yang digunakan sebagai gording dalam gedung terminal kargo ini adalah rangka baja profil Lip Channel dengan ukuran 150x65x20x3,2 dengan mutu baja BJ 37, yaitu baja dengan fy = 240 Mpa dan fu = 370 Mpa.

(40)

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 75

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan gording ini adalah sebagai berikut:

a.

Crane

dengan kapasitas 5 – 10 ton.

Faktor efisiensi alat

crane

ini diasumsikan sebesar 0,9, artinya dalam satu satuan pekerjaan yang dilakukan dengan alat ini maka pekerjaan efisien yang dihasilkan adalah sebesar 0,9 satuan pekerjaan.

Time cycle

yang dibutuhkan alat untuk sekali angkut dan antar material adalah sebagai berikut:

Waktu untuk mengangkut material ke alat crane 5 menit. Waktu tempuh alat dari tempat material ke lokasi pemasangan 6 menit. Waktu untuk meletakkan material dari alat crane ke titik pasang 6 menit.

Waktu tempuh kosong alat 3 menit.

Total time cycle alat adalah sebesar 20 menit. Kapasitas produksi alat setiap jam adalah sebagai berikut

1 1

)

1000

(

)

60

(

Ts

T

kg

menit

Fa

v

Q

×

×

×

×

=

dengan:

v = kapasitas alat (10 ton) Fa = faktor efisiensi alat (0,9) T = jam kerja per hari Ts1 =

time cycle

alat

Didapat kapasitas produksi alat tiap jam adalah sebesar 56,25 kg/jam. Koefisiensi alat per kilogram adalah sebesar 1/Q1 = 0,017778.

b. Alat bantu lainnya seperti:

kunci inggris ukuran besar, kabel sling sesuai kebutuhan dan lainnya. Tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan gording adalah sebagai berikut:

a. Mandor, dalam pemasangan satu bagian gording diasumsikan dibutuhkan sebanyak 0,15 mandor.

b. Pekerja baja terampil, dalam pemasangan satu bagian gording diasumsikan dibutuhkan sebanyak 2,5 pekerja baja terampil.

c. Pekerja baja setengah terampil, dalam pemasangan satu bagian gording diasumsikan dibutuhkan sebanyak 2,5 pekerja baja setengah terampil sebagai pembantu pekerja baja terampil.

Koefisien masing-masing tenaga kerja per m3 pekerjaan pemasangan gording dapat dilihat pada tabel analisis metoda pelaksanaan konstruksi.

Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan pemasangan gording adalah sebagai berikut.

(41)

SI-40Z1 TUGAS AKHIR TERPADU PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 76

Qt

Vp

Mp

=

dengan:

Vp = volume pekerjaan pemasangan gording. Qt = produktivitas pasang gording per jam.

Analisa metoda pelaksanaan pekerjaan pemasangan gording diatas dapat disederhanakan dalam tabel sebagai berikut.

(42)

DANIEL P. SINURAT (15002018)

HIZKIA ADI PUTRA WIJAYA (15003117) 77

Gambar

Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk dan PDRB Jawa Barat  (13 Daerah Tingkat II Provinsi Jawa Barat)
Tabel 4.4 Data Barang Domestik
Tabel 4.6 Data Untuk Proyeksi Kargo Domestik  Tahun  Penduduk*  PDRB**  Kargo  Domestik  (ton)  1995  17.894  27.701  16.964  1996  18.083  31.502  18.994  1997  18.268  32.264  20.278  1998  18.449  27.906  15.433  1999  18.626  28.026  14.949  2000  18.7
Tabel 4.7 Proyeksi Kargo Domestik BIJB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 15 : Penilaian pada tiap-tiap lokasi Pada Gambar 15, penilaian pada aspek teknikal dan aspek sosial ekonomi pada tiga lokasi penelitian yang telah dilakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons pertumbuhan dan hasil cabai merah terhadap waktu pemberian dan konsentrasi herbafarm berpengaruh sangat nyata terhadap umur

Analisis data dilakukan dengan menggunakan: (1) Analisis deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan faktor motivasi berprestasi dan faktor iklim organisasi sebagai peubah bebas

Karakteristik morfologi 21 varietas padi aromatik menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap varibael tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur berbunga,

1) LPPHPL/LVLK yang telah habis masa berlaku akreditasinya wajib untuk mentransfer S-PHPL/S-LK yang telah diterbitkan kepada LPPHPL/LVLK terakreditasi dan telah

menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang

Dalam penelitian ini kekerasan yang ditunjukkan sesuai dengan kekerasan menurut Sunarto terdapat beberapa bentuk – bentuk kekerasan antara lain ( Sunarto, 2009 : 137 ) Kekerasan

Untuk membantu mengurangi masalah – masalah yang terjadi dalam perusahaan ini maka penulis telah merancang sistem informasi yang dapat digunakan didalam