1
KARYA TULIS ILMIAH
Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah
Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RS.Jiwa
Provinsi Sumatera Utara
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Riska Hana Nasution
102500072
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Perioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RS.Jiwa
PEMPROVSU Medan”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara
Medan.Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Dedi Ardinata M.kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatra Utara Medan.
2. Ibu Erniyati S.Kp, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
3. Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep ketua Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kebijakannya.
4. Yang terhormat kepada kedua orang tua, Ayahanda (Bachtiar Nasution) dan
Ibunda (Asmiati) serta saudara-saudara saya yang tidak pernah lelah
memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Devi Tumanggor S.Kp, Ns, M.Nurs, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Mahnum Lailan Nst, S.Kp, Ns, M.Kep penguji yang telah meluangkan
waktu, serta dengan sabar memberikan bimbingan dan saran-sarannya.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Juli 2013
Penulis
5
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
1.3. Manfaat ... 2
BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene ... 4
2.1.1 Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene ... 4
2.1.2 Klasifikasi Perawatan Diri/Personal Hygiene ... 5
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawatan Diri ... 5
2.1.4 Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri ... 6
2.1.5 Dampak dari masalah Perawatan Diri ... 7
2.1.6 Asuhan Keperawatan pada masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri ... 7
A. Pengkajian ... 7
B. Analisa Data ... 9
C. Rumusan Masalah ... 11
2.2. Asuhan Keperawatan Kasus ... 16
A. Pengkajian ... 16
B. Analisa Data ... 28
C. Diagnosa Keperawatan ... 29
D. Perencanaan Keperawatan ... 30
E. Pelaksanaan Keperawatan ... 33
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ... 37
3.2. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 40
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang lain. Dengan melihat kedua definisi diatas dapat ditarik
kesimpulan diantaranya mengenai jiwa yang merupakan bagian integral
dari bagian lainnya baik fisik, sosial maupun ekonomi. Dan ketika
seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak optimal baik
fisik, intelektual dan emosionalnya dalam keselarasan dengan orang lain
maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mengalami kelainan jiwa,
(UU Kesehatan, 1992 ).
Gangguan mood merupakan salah satu kelompok penyakit
gangguan jiwa yang bisa dialami oleh setiap individu. Salah satu
contohnya adalah depresi. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood)
yang dapat disertai dengan gejala-gejala psikologis, gangguan somatik
maupun gangguan psikomotor dalam waktu tertentu dan digolongkan
kedalam penyakit jiwa efektif. Klien yang depresi mungkin
menggambarkan diri mereka sebagai orang yang putus asa, tidak berdaya,
lemah atau cemas, mudah frustasi, marah terhadap diri mereka sendiri dan
dapat marah terhadap orang lain, (American Psychiatric Association/APA, 2000).
Klien yang depresi menjadi asosial, menarik diri dari interaksi
sosial, keluarga, teman dan hobi. Kesadaran terhadap harga diri berkurang,
klien sering merasa tidak berguna atau sama sekali tidak berharga. Mereka
merasa bersalah karena tidak mampu menjalankan fungsi mereka dan
sering menghubungkan peristiwa dengan diri mereka. Mereka menjadi
Individu yang mengalami depresi akan mengalami kekurangan energi
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan sering
mengabaikan hygiene dan berhias secara teratur (seperti mandi dan
merawat rambut). Badan mereka bau, kotor serta berdaki dan pakaian
mereka berwarna gelap, kusut dan kotor. Dan wanita tidak lagi
menghiraukan berdandan. Penampilan individu yang depresi
menggambarkan harga dirinya yang rendah dan kesadaran yang kurang
terhadap harga diri (APA, 2000).
Perawat bekerja dengan bervariasi klien yang memerlukan bantuan
hygiene pribadi atau harus belajar teknik hygiene yang sesuai. Cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut
hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan
kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Pemeliharaan hygiene
perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan. Seperti, pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan
bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. Selain itu,
beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene
klien. Perawat menentukan kemampuan klien untuk melakukan perawatan
diri dan memberikan perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan
klien ( Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan uraian diatas, penulis menarik untuk mengangkat
masalah keperawatan pada klien khusunya Tn.H dengan perioritas masalah
Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSU.Jiwa Provinsi Sumatera
Utara.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada klien Tn.H dengan masalah Pemenuhan
Kebutuhan Perawatan Diri di ruang sinabung RS.Jiwa Provinsi Sumatera
9
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn.H dengan
Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri penulis mampu :
1. Mampu melakukan pengkajian pada Tn.H dengan Pemenuhan
Kebutuhan Perawatan diri : mandi.
2. Mampu melakukan rumusan masalah pada Tn.H dengan
Pemenuhan Kebutuhan Perawatan diri : mandi.
3. Mampu melakukan perencanaan tindakan pada Tn.H dengan
Pemenuhan Kebutuhan Perawatan diri : mandi.
4. Mampu melaksanakan tindakan dalam melakukan kebersihan diri
secara mandiri pada Tn.H dengan Pemenuhan Kebutuhan
Perawatan diri : mandi.
5. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
1.3. Manfaat
1.3.1. Praktek Pelayanan Keperawatan
Hasil penulisan karya tulis ilmiah yang diperoleh dapat menjadi
sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah Pemenuhan Kebutuhan
Perawatan Diri.
1.3.2. Pendidikan Keperawatan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sangat berguna untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai penerapan ilmu yang telah
diterima selama kuliah, dan diharapkan dapat mengaplikasikan diagnosa
keperawatan NANDA International (2012), Nursing Intervetions Clarifikasi/NIC (Bulecheck 2008), dan Nursing Outcames Clarification/NOC (Moorhead, 2000) bagi ilmu keperawatan jiwa tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan mood : depresi dengan
masalah defisit perawatan diri : mandi yang dipergunakan dalam
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene
2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri (Departemen Kesehatan, 2000). Defisit perawatan diri
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting). Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Potter & Perry, 2005).
Defisit perawatan diri mandi yaitu hambatan kemampuan untuk
melakukan atau memenuhi aktivitas mandi/hygiene. Defisit perawatan diri
menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi,
berganti pakaian, makan dan eliminasi. Jika seseorang tidak dapat
melakukan semua perawatan diri, situasi ini digambarkan sebagai deficit
perawatan total. Namun, diagnosis tersebut dapat diklasifikasi dalam
masalah yang lebih spesifik, dengan batasan karakteristiknya
masing-masing, masalah-masalah ini dapat berdiri sendiri atau dalam berbagai
kombinasi, seperti Defisit perawatan diri : makan dan deficit perawatan
diri : mandi/hygiene dan makan, (Nursing Interventions Clarification/NIC, 2012).
Defisit perawatan diri sering kali disebabkan oleh intoleran
aktivitas, hambatan mobilitas fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif
11
dengan disorientasi). Sebagai etiologi, defisit perawatan diri dapat
menyebabkan depresi, ketakutan terhadap ketergantungan, dan
ketidakberdayaan ( misalnya, ketakutan menjadi ketergantungan total yang
berhubungan dengan deficit perawatan diri total sekunder akibat
kelemahan residual karena stroke), (NIC, 2012).
2.1.2. Klasifikasi Perawatan Diri/Personal Hygiene
Klasifikasi Perawatan Diri terdiri dari, (Nurjanah, 2004):
1. Kurang Perawatan Diri : Mandi
Kurang perawatan diri : mandi adalah gangguan kemampuan
unutk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang Perawatan Diri : Mengenai pakaian/berhias
Kurang perawatan diri mengenakan pakaian adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang Perawatan Diri : Makan
Kurang perawatan diri : makan adalah gangguan kemampuan
untuk menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang Perawatan Diri : Toileting
Kurang perawatan diri : Toileting adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi defisit perawatan diri
Sikap seseorang melakukan hygiene perorangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, ( Potter & Perry, 2005) :
1. Body image/Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya karena adanya perubahan fisik dan
penyakit yang dideritanya sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang dapat
3. Status sosioekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang digunakan, dan pada pasien
gangguan jiwa kemampuan untuk melakukan kebersihan diri
menurun.
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya
bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Klien juga
harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri,
pembelajaran praktik diharapkan dapat memotivasi seseorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Keadaan Fisik
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
2.1.4. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri
Tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah seperti
berikut, (Depkes, 2000) :
1. Fisik :
- Badan bau, pakaian kotor.
- Rambut dan kulit kotor.
- Kuku panjang dan kotor.
- Gigi kotor disertai bau mulut.
- Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis :
- Malas, tidak ada inisiatif.
- Menarik diri, isolasi diri.
- Merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial :
- Interaksi kurang.
13
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
- Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB
disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
2.1.5. Dampak dari masalah perawatan diri/personal hygiene
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas
kulit, gangguan membrane mukosa mulut, dan gangguan fisik
pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan
gangguan interaksi sosial.
2.1.6. Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah Pemenuhan
Kebutuhan Perawatan Diri
A. Pengkajian
Data pengkajian dapat dikumpulkan dari klien, keluarga
dan orang terdekat, catatan informasi sebelumnya, dan orang yang
terlibat dalam memberi dukungan atau perawatan klien. Menurut
Departemen Kesehatan/Depkes, (2000) hal yang dapat dikaji
berupa :
1. Riwayat masa lalu atau riwayat keluarga dengan gangguan
emosional/jiwa.
2. Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol.
3. Riwayat gangguan personal atau gangguan kesulitan untuk
makan.
5. Riwayat kondisi medis yang akut atau kronis.
6. Riwayat keperawatan
Kebiasaan dalam melakukan aktivitas terutama dalam
kebersihan diri : mandi, berpakaian, berdandan, toileting dan
makan. Pola mandi dalam sehari, Apakah ada perubahan pada
waktu mandi, jumlah mandi dalam sehari.
7. Pemeriksaan Fisik
a) Perilaku dan Penampilan : Penampilan tidak wajar, rambut
acak-acakan, dan pakaian tidak sesuai da tidak rapi, badan
bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang
dan kotor, gigi kotor disertai bau mulut.
b) Psikologis : Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi
diri, merasa rendah diri.
c) Sosial : Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu
15
B. Analisa Data
Jika merujuk kepada gejala penderita depresi (American Psychiatric Association/APA, 2000) dan analisa data berdasarkan ISDA (Intan’s Screening Diagnoses Assesment, 2000), maka dapat diuraikan bagan masalah keperawatan gangguan mood : depresi seperti dibawah ini :
Gangguan Mood ( Depresi )
Mudah lelah Konsentrasi Berkurang Harga Diri & Gg.Pola Tidur Hilang Minat & Energi
Kerusakan Memori Kepercayaan diri berkurang Gg.Pola Tidur Defisit perawatan Diri
Intoleransi Gg.Penyesuaian Individu NOC : Tidur (Mandi,pakaian,toileting,makan)
Aktivitas NOC : Ingatan Sedih Berlebih NIC : Peningkatan Tidur
NIC : Pelatihan memori Tidak Berdaya NOC : Meningkatkan perilaku kesehatan
NIC : Konseling
NOC : Toleransi Aktivitas NOC : Kondisi Psikososial NOC : Bantuan Perawatan Diri
NIC : Bantuan Perawatan Diri : Mandi
NIC : Terapi Aktivitas NIC : Mengatasi Masalah
Berdasarkan bagan diatas, maka dapat dianalisa masalah
keperawatan yang paling mungkin muncul dari penderita depresi
berdasaran diagnosa keperawatan NANDA International (2012) :
1. Defisit Perawatan Diri : mandi
Defenisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/aktivitas perawatan diri untuk diri
sendiri.
Batasan Karakteristik :
- Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
- Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
- Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
- Ketidakmampuan menjangkau sumber air
- Ketidakmampuan mengatur air mandi
- Ketidakmampuan membasuh tubuh
Faktor yang Berhubungan :
- Gangguan kognitif
- Penurunan motivasi
- Kendala lingkungan
- Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
- Ketidakmampuan merasakan hubungan spesial
- Gangguan muskuloskletal
- Gangguan neuromuskular
- Nyeri
- Gangguan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan
2. Intoleransi Aktivitas
Defenisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
17
Batasan Karakteristik
- Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
- Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
- Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
- Menyatakan merasa letih
- Menyatakan merasa lemah
Faktor yang berhubungan
- Tirah baring
- Kelemahan umum
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Imobilitas
- Gaya hidup monoton
C. Rumusan Masalah
1. Defisit perawatan diri : mandi
Outcomes/Krieria Hasil:
a. Health Promoting Behavior/Promosi perilaku kesehatan
Defenisi : Tindakan pribadi untuk mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan.
Pasien menunjukkan tindakan pribadi untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang dibuktikan
dengan indikator 1-5 (Tidak ada menunjukkan, Jarang
menunjukkan, Kadang-kadang menujukkan, Sering menunjukkan,
Sesuai ) yaitu :
a. Mampu mengutarakan motivasi dalam kebersihan diri
secara mandiri.
b. Mampu mengidentifikasi masalah kebersihan diri.
c. Mengutarakan kebiasaan yang tidak diinginkan klien
dengan kebiasaan diinginkan klien.
d. Membantu pasien dalam mengidentifikasi kebersihan diri,
e. Mengidentifikasi masalah pasien dalam hal perilaku.
f. Meningkatkan motivasi kalien dalam hal kebersihan diri
secara mandiri.
g. Menunjukkan perilaku positif yang telah diarahkan.
h. Mempertahankan harga diri positif.
i. Mengungkapkan keyakinan akan kemampuan untuk
melakukan tindakan, terutama kebersihan diri.
j. Mengungkapkan hasil kinerja yang diinginkan.
k. Mampu menyelesaikan tugas atau kegiatan.
l. Mengungkapkan niat untuk bertindak atau melakukan
aktivitas secara mandiri.
m. Klien terbebas dari bau badan.
n. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
melakukan aktivitas.
Outcomes/Kriteria hasil :
b. Assistance self care/Bantuan perawatan diri
Defenisi : membantu pasien untuk melakukan kebersihan
diri.
Pasien menunjukkan kebersihan diri dengan mandiri
yang dibuktikan dengan indikator 1-5 (Tidak ada
menunjukkan, Jarang menunjukkan, Kadang-kadang
menujukkan, Sering menunjukkan, Sesuai ) yaitu :
a. Mampu untuk perawatan mandiri.
b. Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi, mandi
berpakaian, dandan, toilet dan makan.
c. Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang
diinginkan.
d. Mampu melakukan aktivitas normal sehari-hari dengan
tingkat kemampuan.
e. Mendorong kemandirian, namun campur tangan ketika
19
f. Mampu membentuk rutinitas untuk kegiatan perawatan
diri.
2. Intoleransi Aktivitas
Outcomes/Krieria Hasil :
a. Activity Tolerance/Toleransi Aktivitas
Defenisi : Respon fisiologis untuk memperoleh energi
gerakan dengan kegiatan sehari-hari.
Pasien menunjukkan respon fisiologis untuk memperoleh
gerakan dengan kegiatan sehari-hari yang dibuktikan dengan
indikator 1-5 (Terancam, Mampu , cukup , sedikit terganggu, tidak
terganggu), yaitu :
a. Menunjukkan keadaan umum yang membaik.
b. Mengungkapkan kemauan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
c. Kemampuan untuk mengungkapkan aktivitas fisik yang
ingin dilakukan.
d. Menunjukkan tingkat pengelolaan energy aktif untuk
memulai dan memelihara aktivitas.
e. Menunjukkan tingkat dimana aktivitas dapat dilakukan
pasien sesuai energy yang dimiliki.
f. Mampu bertoleransi terhadap aktivitas yang biasanya
dapat didemonstrasikan dengan daya tahan dan aktivitas
sehari-hari.
g. Menyadari keterbatasan energi.
h. Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat.
D. Perencanaan
Perencanaan yang paling mungkin muncul berdasarkan
bagan diatas adalah intervensi-intervensi terkait perawatan diri
mandi dan kegiatan terapi, menurut McKlockey & Bucheck,
(1996).
Salah satu intervensi keperawatan yang paling bisa
dilakukan menurut NIC (Nursing Intervations Clarification) adalah:
1. Defisit Perawatan Diri
a) Konseling : Meningkatkan perilaku kesehatan
1. Bina hubungan baik dengan klien
2. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
3. Menunjukkan empati, kehangatan pada klien.
4. Tetapkan tujuan perilaku klien.
5. Berikan informasi faktual yang diperlukan dan sesuai
6. Gunakan teknik relaksasi dan klarifikasi perhatian klien.
7. Tentukan bagaimana perilaku keluarga mempengaruhi pasien.
b) Self care : bathing/Bantuan perawatan diri : mandi
1. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam kebersihan
diri : mandi, toileting, pakaian dan maka.
3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang norml
sesuai kemampuan yang dimiliki.
4. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan.
5. Memantau kebersihan diri klien dan perawatan diri.
6. Memfasilitasi klien dalam hal kebersihan diri.
7. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri.
8. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.
9. Arahkan pasien untuk melakukan aktivitas.
21
11.Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan nyaman.
12.Bantu pasien untuk memenuhi hygiene pribadi.
13.Lakukan pendidikan kesehatan, pentingnya kebersihan diri, pola
kebersihan diri, cara kebersihan diri.
2. Intoleransi Aktivitas
a. Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Membantu untuk mengungkapkan kegiatan yang disukai klien.
2. Membantu untuk memilih kegiatan sesuai dengan fisik,
psikososial, sosial klien.
3. Membantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
daya yang diperlukan untuk kegiatan yang diinginkan.
4. Membantu untuk mendapatkan transportasi ke kegiatan yang
sesuai.
5. Membantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan yang
berarti.
6. Membantu pasien untuk menjadwalkan waktu khusus untuk
kegiatan sehari-hari.
7. Membantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi defisit
dalam tingkat aktivitas.
8. Anjurkan pasien / keluarga bagaimana melakukan kegiatan
yang diinginkan klien.
9. Membantu pasien / keluarga untuk beradaptasi lingkungan
untuk menyesuaikan kegiatan yang diinginkan.
10.Menyediakan kegiatan untuk meningkatkan rentang perhatian
klien.
11.Memberikan aktivitas motorik untuk meredakan ketegangan
otot.
12.Memberikan penguatan positif untuk berpartisipasi dalam
kegiatan.
13.Membantu untuk mengembangkan motivasi diri & penguatan
2.2.
Asuhan Keperawatan Kasus
A. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : wiraswata
Alamat : Jl.Titi papan kel.Sei kambing Medan Petisah
Tanggal Masuk RS : 3 maret 2013
No. Register : 03-14-39
Ruangan/kamar : Sinabung/kamar 2
Golongan Darah : O
Tanggal pengkajian : 17 Juni 2013
Tanggal operasi : -
Diagnosa Medis : -
II. KELUHAN UTAMA :
Tn.H mengatakan bahwa dia lebih senang menyendiri dikamar dan
tidak mau melakukan aktivitas terutama tentang kebersihan dirinya karena
dia merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya terutama istri dan
anaknya.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
23
Pasien merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya
sehingga dia tidak mau melakukan aktivitas terutama kebersihan
dirinya.
2. Hal-hal yang perbaiki keadaan :
-
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan :
Pasien merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya.
2. Bagaimana dilihat :
Pasien terlihat diam, sering melamun dan lemah.
C. Region
1. Dimana lokasinya : -
2. Apakah menyebar : -
D. Severity
Pasien mengatakan tidak mau melakukan aktivitas apapun terutama
kebersihan badannya.
E. Time
-
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien tidak mengingat penyakit yang pernah dialaminya.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Pasien mengatakan tidak pernah dilakukan tindakan apapun.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya.
D. Lama dirawat
-
E. Alergi
-
F. Imunisasi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua
Pasien mengatakan kedua orang tua masih hidup dan tidak pernah
mengalami gangguan jiwa..
B. Saudara Kandung
Pasien mengatakan pasien memiliki 3 bersaudara, dan pasien
adalah anak ke-2 dari saudaranya.
C. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada
E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada
F. Penyebab meninggal
-
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan pasien merasa malu dengan penyakitnya saat
ini dan pasien ingin cepat pulang.
B. Konsep Diri :
- Gambaran diri : Pasien sangat tidak menyukai kakinya, karena
kakinya terlalu besar.
- Ideal diri : Harapan klien saat ini dia ingin cepat pulang dan
berkumpul dengan keluarga
- Harga diri : Pasien tidak mau bergaul dan lebih sering diam
- Peran diri : Pasien seorang suami da bapak dalam keluarga.
- Identitas : Pasien mengatakan sebelum masuk RS.jiwa dia
bekerja sebagai buruh bangunan, pasien juga mengatakan dia
tidak betah dengan pekerjaannya karena dia tidak senang
25
C. Keadaan emosi :
Perasaan pasien saat ini merasa sedih, dan pasien susah
untuk diajak berkomunikasi dengan orang lain. Pasien juga sering
diam dan tidur dikamar.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti : Pasien mengatakan orang
yang sangat bearti adalah anaknya.
- Hubungan dengan keluarga : Pasien mengatakan bahwa
keluarganya tidak perhatian kepadanya.
- Hubungan dengan orang lain : Pasien susah bergaul dengan
orang lain karena dia merasa malu dan minder dengan dirinya
dan penyakitnya saat ini.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien
merasa minder dan malu dengan keadaanya sehingga pasien
berdiam diri dan susah untuk diajak komunikasi.
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Pasien menganut agama islam dan
percaya pada tuhannya.
- Kegiatan ibadah : Sebelum pasien masuk rumah sakit,
pasien rajin melakukan ibadah dirumah.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran
o Bingung/orientasi
o Sedasi
o Supor
- Penampilan
o Rapi Tidak rapi
o Penggunaan pakaian tidak sesuai
- Pembicaraan
o Cepat
o Gagap
o Inkoheren
o Apatis Lambat
o Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
- Alam perasaan
o Lesu
o Ketakutan Putus asa
o Gembira berlebihan
- Afek
o Datar Tumpul
o Labil
o Tidak sesuai
- Interaksi selama wawancara
o Bermusuhan Tidak kooperatif
o Mudah tersinggung Kontak mata kurang
o Defensif
o Curiga
- Persepsi
o Pendengaran
o Penglihatan
o Perabaan
o Pengecapan
o Penghirupan
- Proses pikir
o Sirkumstansial
27
o Kehilangan asosiasi
o Flight of ideas
o Blocking
o Pengulangan pembicaraan/persepsi
- Isi pikir
o Obsesi
o Fobia
o Hipokondria
o Deporsonalisasi Ide yang terkait
o Pikiran magis
- Waham
o Agama
o Somatic
o Kebesaran
o Curiga
o Nihilstik
o Sisip pikir
o Siap pikir
o Kontrol pikir
- Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
o Gangguan daya ingat jangka pendek
o Gangguan daya saat ini
o Konfabulasi
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kondisi pasien lemah, pasien tampak lebih senang
menyendiri dikamar dan susah untuk diajak berbicara. Kondisi
badan pasien tampak kotor dan bau, kulit berdaki dan
B. Tanda-tanda Vital
- Suhu Tubuh : 370C
- Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg
- Nadi : 84 x/i
- Penapasan : 24 x/i
- Skala nyeri : -
- TB : 168 cm
- BB : 56 kg
C. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan Rambut
- Bentuk : Normal dan Simetris
- Ubun-ubun : Normal, tertutup dan keras
- Kulit kepala : Kotor dan berbau
2. Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut kotor & bau.
- Bau : Rambut berbau
- Warna kulit : Normal, sawo matang
3. Wajah
- Warna kulit : Sawo matang
- Struktur wajah : Normal dan simetris
4. Mata
- Kelengkapan & kesimetrisan : Simetris antara kanan & kiri
- Palpebra : Normal, tidak da oedema
- Konjungtivadan sclera : Anamis dan sklera tidak ikterus
- Cornea dan iris : Pupil ( +/+)
- Visus : Normal
- Tekanan bola mata : Tekanan bola mata normal
5. Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan normal
- Lubang hidung : Normal dan terlihat ada kotoran
29
6. Telinga
- Bentuk telinga : Normal
- Ukuran telinga : Simetris antara kanan dan kiri
- Lubang telinga : Normal
- Ketajaman pendengaran : Pendengaran baik
7. Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : Gigi kotor dan kuning
- Keadaan lidah : Lidah kering
- Orofaring : Baik dan mampu menelan
8. Leher
- Posisi trachea : Media normal
- Thyroid : Pembesaran kelenjar thyroid ( - )
- Suara : Pelan, lambat, dan kurang jelas
- Kelenjar limfe : pembesaran getah bening ( - )
- Vena jugularis : Normal
- Denyut nadi karotis : Teraba
9. Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Kulit kotor, berdak, dan berbau
- Kehangatan : Suhu normal
- Warna : Sawo matang
- Turgor : Kembali ≤ 2 detik
- Kelembaban : Kulit kering
- Kelainan pada kulit :Tidak ada
10.Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pengkajian
- Warna payudara dan aerola : Tidak dilakukan pengkajian
- Kondisi payudara dan putting : Tidak dilakukan pengkajian
- Produksi ASI : Tidak dilakukan pengkajian
- Aksilla dan clavicula : Tidak dilakukan pengkajian
- Inspeksi thoraks : Normal
- Pernapasan (frekuensi,irama) : 24x/I menit, irama teratur
- Tanda kesulitan bernapas : Tidak ada
12.Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : Tidak dilakukan pengkajian
- Perkusi : Tidak dilkukan pengkajian
- Auskultasi : Tidak dilakukan pengkajian
13.Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : Tidak dilakukan pengkajian
- Palpasi : Tidak dilakukan pengkajian
- Perkusi : Tidak dilakukan pengkajian
- Auskultasi : Tidak dilakukan pengkajian
14.Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi (bentuk,benjolan) : Tidak dilakukan pengkajian
- Auskultasi : Tidak dilakukan pengkajian
- Palpasi : Tidak dilakukan pengkajian
- Perkusi : Tidak dilakukan pengkajian
15.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia : Tidak dilakukan pengkajian
- Anus dan perineum : Tidak dilakukan pengkajian
16.Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas
Ekstremitas simetris normal, tidak ada kelainan
17.Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis)
Fungsi nervus normal
18.Fungsi motorik
Fungsi motorik klien baik terlihat dari klien mampu
menggenggam tangan dengan kuat, dan pasien dapat
berjalan tegak.
19.Fungsi sensorik
Pasien mampu membedakan sensori tumpul, tajam, panas
dingin yang diberikan.
31
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali
- Nafsu/selera makan : Pasien selera makan
- Nyeri ulu hati : Tidak ada
- Alergi : Tidak ada
- Mual dan muntah : Tidak ada
- Tampak makan memisahkan diri : iya, pasien sering
memisahkan diri ketika makan.
- Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan malam
- Jumlah dan jenis makan : Nasi, lauk dan sayur
- Waktu pemberian cairan/minu : Saat makan saja pemberian
cairan
- Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Tubuh tampak kotor, berbau
dan berdaki
- Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kuning, mulut kering
dan kotor
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang dan kotor
pada kuku kaki dan tangan
III. Pola kegiatan/Aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total.
Aktivitas Mandiri Sebahagian Total
Mandi
Makan
Eliminasi
Pasien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, terutama
untuk aktivitas mandi pasien dibantu dan diarahkan oleh perawat,
pasien sangat malas untuk mandi sehingga pasien selalu diarahkan
dan terkadang dipaksa untuk mandi. Aktivitas makan pasien dapat
melakukannya secara mandiri, pasien makan dengan menggunakan
tangan, sebelum makan pasien mengerti untuk mencuci tangan
terlebih dahulu. Pada saat makan, pasien selalu menghabiskan
porsi makanan yang diberikan kepadanya. Pasien dapat melakukan
eliminasi secara mandiri dan berpakaian pasien juga dapat
melakukannya secara mandiri, walau terkadang pakaian yang
digunakan pasien tidak rapi.
- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Pasien jarang melakukan kegiatan ibadah selama
dirawat di rumah sakit.
IV. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 x/hari
- Karakter feses : keras dan bewarna kuning
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
- BAB terakhir : Tanggal 17 Juni 2013
- Diare : Tidak ada
- Penggunaan laksatif : Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK : 2-3 x/hari
- Karakter urine : Kuning jernih
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
- Penggunaan diuretic : Tidak ada
33
V. Mekanisme koping
- Adaptif
o Bicara dengan orang lain
o Mampu menyelesaikan masalah
o Teknik relaksasi
o Aktivitas kontruksi
o Olahraga
- Maladaptif
o Minum alcohol
o Reaksi lambat/berlebihan
o Bekerja berlebihan Menghindar
ANALISA DATA
Analisa Data yang ditemukan pada pasien Tn.H dengan Gangguan mood :
depresi diruang sinabung RS. Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut :
No. Data Masalah Keperawatan
1. DS :
- Pasien mengatakan dia malas
untuk beraktivitas.
- Pasien mengatakan tidak perlu
dan tidak guna untuk melakukan
aktivitas terutama kebersihan
dirinya.
- Pasien mengatakan sudah 2
hari tidak ganti pakaian.
DO :
- Badan bau dan kotor
- Kulit kotor dan berdaki
- Rambut tidak rapi dan acak
- Sering menyendiri dan jarang
beraktivitas
Defisit Perawatan Diri : Mandi
2. DS : Pasien mengatakan merasa
lemah dan merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas.
DO :
- Klien tampak lemah dan lesu
- Klien tampak lebih senang
menyendiri.
35
MASALAH KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri : Mandi
2. Intoleransi Aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Defisit Perawatan Diri : Mandi berhubungan dengan Penurunan
Motivasi Kebersihan Diri ditandai dengan Badan pasien bau, kulit
kotor dan berdaki, gigi klien tampak kuning.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/
Tanggal No.
Dx
Perencanaan Keperawatan
Rabu,
19 juni
2013 I
Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan :
NOC : Health Promoting Behavior/Promosi perilaku
kesehatan
- Mampu mengutarakan motivasi dalam kebersihan diri secara
mandiri.
- Mengutarakan kebiasaan yang tidak diinginkan klien dengan
kebiasaan diinginkan klien.
- Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 : sering menunjukkan keberhasilan.
Rencana Tindakan Rasional
(Konseling : meningkatkan perilaku
kesehatan)
1. Bina hubungan baik dengan klien
2. Bangun hubungan terapeutik
berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
3. Menunjukkan empati, kehangatan
pada klien.
4. Arahkan dan memotivasi pasien untuk
melakukan kebersihan diri.
5. Arahkan pasien untuk melakukan
aktivitas mandi.
6. Berikan informasi faktual yang
diperlukan dan sesuai.
7. Gunakan teknik relaksasi dan
klarifikasi perhatian klien.
1. Mendekatkan diri
pada pasien.
5. Mendukung klien.
6. Meningkatkan
kepercayaan.
37
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/
Tanggal No.
Dx
Perencanaan Keperawatan
Rabu,
19 juni
2013 I
Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan:
NOC : Self care/Bantuan perawatan diri
- Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari- hari secara mandiri dan klien terbebas dari bau badan. - Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama
mandi dan berpakaian, dandan, toilet dan makan. - Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang
diinginkan.
- Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 : sering menunjukkan keberhasilan.
Rencana Tindakan Rasional
(Self care :bathing/Bantuan perawatan
diri : mandi)
1. Bina hubungan saling percaya dengan
pasien.
2. Pantau kebersihan diri klien dan
perawatan diri.
3. Fasilitasi klien untuk mandi secara
mandiri.
4. Bantu klien dalam kebersihan badan,
mulut, rambut, dan kuku.
5. Tingkatkan motivasi klien dalam
kebersihan badan, mulut, rambut, dan
kuku.
6. Lakukan pendidikan kesehatan
mengenai pentingnya kebersihan diri,
pola kebersihan dan cara kebersihan
diri.
1. Mendekatkan diri
pada pasien.
2. Data dasar dalam
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan :
NOC : Intoleransi Aktivitas
- Menunjukkan keadaan umum yang membaik.
- Mengungkapkan kemauan dalam melakukan aktivitas harian. - Kemampuan untuk mengungkapkan aktivitas fisik yang ingin
dilakukan.
- Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skla 3 : aktivitas sedang.
Rencana Tindakan Rasional
Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Bina hubungan saling percaya dengan
klien.
2. Bantu klien untuk mengungkapkan
kegiatan yang disukai klien.
3. Bantu klien untuk memilih kegiatan
sesuai dengan fisik, psikososial, sosial
klien.
4. Bantu pasien untuk menjadwalkan
waktu khusus untuk kegiatan
sehari-hari.
5. Berikan aktivitas motorik untuk
meredakan ketegangan otot.
6. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan.
1. Mendekatkan diri
dengan klien.
2. Data dasar untuk
melakukan
kekakuan otot klien.
6. Meningkatkan
39
Implementasi Keperawatan Evaluasi
(SOAP)
Rabu, 19
Juni2013
I (Konseling : Meningkatkan
perilaku kesehatan)
1. Membina hubungan baik
dengan klien.
2. Membangun hubungan
terapeutikberdasarkan
kepercayaan
3. Menunjukkan empati dan
kehangatan pada klien.
4. Mengarahkan dan memotivasi
pasien untuk melakukan
kebersihan diri.
5. Mengarahkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandi.
6. Memberikan informasi faktual
yang diperlukan dan sesuai.
7. Menggunakan teknik relaksasi
dan klarifikasi perhatian klien.
S : Klien mengatakan
merasa tenang dengan
intervensi yang
diberikan dan pasien
berusaha untuk
melakukan perilaku
kesehatan yang baik.
O :
- Klien tampak tenang
- Klien tampak
NOC : (perubahan
perilaku kesehatan
skala 3 :
(peningkatan perilaku
kesehatan skala : 4
sering menunjukkan)
NIC : Peningkatan
perilaku kesehatan
Implementasi Keperawatan Evaluasi
(SOAP)
Rabu, 19
Juni2013
I Self care : bathing/Bantuan
perawatan diri : mandi
1. Membina hubungan saling
percaya dengan pasien.
2. Memantau kebersihan diri klien
dan perawatan diri.
3. Memfasilitasi klien untuk mandi
secara mandiri.
4. Membantu klien dalam
kebersihan badan, mulut,
rambut, dan kuku.
5. Meningkatkan motivasi klien
dalam kebersihan badan, mulut,
rambut, dan kuku.
6. Melakukan pendidikan
kesehatan mengenai pentingnya
kebersihan diri, pola kebersihan
dan cara kebersihan diri.
S : Pasien
mengatakan merasa
tenang dan akan
berusaha untuk
melakukan
perawatan diri :
mandi.
perawatan diri :
41
untuk mandi, tapi
masih dengan
keinginan untuk
dibantu
P : Intervensi
dilanjutkan
NOC : (Bantuan
perawatan diri skala
3 : kadang-kadang
menunjukkan)
(bantuan perawatan
diri skala 4 : sering
menunjukkan)
NIC : bantuan
perawatan diri :
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/
tanggal
No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi
(SOAP)
Rabu, 20
Juni2013
II Therapy activity/Terapi
Aktivitas
1. Membina hubungan saling
percaya dengan klien.
2. Membantu klien untuk
mengungkapkan kegiatan yang
disukai klien.
3. Membantu klien untuk memilih
kegiatan sesuai dengan fisik,
psikososial, sosial klien.
4. Membantu pasien untuk
menjadwalkan waktu khusus
untuk kegiatan sehari-hari.
5. Menyediakan kegiatan untuk
meningkatkan rentang perhatian
klien.
6. Memberikan aktivitas motorik
untuk meredakan ketegangan
otot.
7. Membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan.
S : Pasien
mengatakan merasa
tenang dan akan
berusaha untuk
melakukan aktivitas
yang telah
dianjurkan.
O :
- Klien tampak lega
dan menerima tapi dengan jadwal yang telah
ditentukan.
P : Intervensi dilajutkan
43
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.H dengan masalah
Defisit perawatan diri : mandi selama 2 hari, yaitu pada tanggal 19, 20,
Juni 2013 sebagai langkah dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat
ditarik beberapa kesimpulan.
Gangguan mood adalah suatu tipe penyakit yang ditandai dengan
adanya gangguan pada mood, keadaan emosional atau perasaan pada
individu itu sendiri, (Tomb, 2004) . Klasifikasi gangguan mood terdiri dari
depresi mayor dan bipolar. Depresi mayor adalah gangguan alam perasaan
yang ditandai dengan kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas
yang biasa dan yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan gangguan
fungsi sosial, (Sadock & Sadock, 2007). Klien yang depresi menjadi
asosial, menarik diri dari interaksi sosial, keluarga, teman dan hobi.
Sehingga mereka menjadi kehilangan rasa senang dari aktivitas yang
menyenangkan sebelumnya. Individu yang mengalami depresi akan
mengalami kekurangan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari, dengan sering mengabaikan hygiene dan berhias secara teratur
(seperti mandi dan merawat rambut ), (APA, 2000).
Pengkajian Keperawatan pada Tn.H dengan masalah pemenuhan
kebutuhan perawatan diri yaitu dengan mengkaji kebersihan diri klien
dengan cara memantau kebersihan diri klien dan mengumpulkan informasi
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan defisit perawatan diri
klien , sehingga dapat digunakan untuk mendukung diagnosa yang
berhubungan dengan masalah defisit perawatan diri: mandi.
Pada diagnosa keperawatan, untuk menentukan diagnosa
keperawatan pada Tn.H dengan masalah pemenuhan kebutuhan perawatan
perawatan diri : mandi berhubungan dengan penurunan motivasi
kebersihan diri, Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum. Berdasarkan diagnosa yang ditemukan, adapun fokus intervensi
pada Tn.H dengan gangguan mood : depresi yaitu, pada diagnosa pertama
yaitu untuk meningkatkan motivasi klien dalam kebersihan diri, fokus
intervensi pada diagnosa kedua yaitu meningkatkan dan mendorong klien
dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Implementasi yang penulis lakukan sudah maksimal dan efektif
sesuai dengan perencanaan yang penulis buat sebelumnya sehingga hasil
yang diharapkan sudah mendekati kriteria hasil yang telah penulis
tetapkan. Sedangkan evaluasi dari asuhan keperawatan pada Tn.H dengan
masalah pemenuhan kebutuhan perawatan diri : mandi di RS. Jiwa
Provinsi Sumatera Utara Medan dimana kedua diagnosa keperawatan yang
penulis tegakkan belum ada diagnosa keperawatan yang dapat teratasi
sepenuhnya dan intervensi masih perlu untuk dilanjutkan.
3.2. Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan
dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan perawatan diri penulis menekankan pentingnya
mengatasi atau mengurangi masalah defisit perawatan diri : mandi yang
bisa terjadi pada pasien dengan gangguan jiwa, karena dengan mengatasi
atau mengurangi masalah defisit perawatan diri : mandi diharapkan
kebersihan diri pada pasien gangguan jiwa dapat terpenuhi dengan baik.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan :
1. Bagi mahasiswa hendaknya lebih memahami tentang kebutuhan
dasar manusia dalam pemberian asuhan keperawatan teutama
dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri. Mahasiswa
hendaknya melakukan pengkajian secara tepat dan mengambil
diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan dan
45
harus terlebih dahulu memahami masalah dengan baik, serta
mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan.
2. Gunakan waktu seefisien dan seefektif mungkin dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan pada klien.
3. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara perawat dengan tim
kesehatan lainnya serta kerjasama perawat dengan keluarga sangat
diperlukan untuk membantu kesembuhan dan meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Nanda Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC : Jakarta.
2. Tomb A David. 2004. Psikiatri. Edisi :6. EGC : Jakarta.
3. McCloskey, Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC). Second Edition. Mosby : St. Louis.
4. Bulechek G, dkk.2008.Nursing Interventions Clarification (NIC). Firth Edition. Mosby : Lowa city.
5. Moorhead S, dkk.2000.Nursing Outcames Clasification (NOC).Third Edition.Mosby : Lowa city.
6. Departemen Kesehatan/Depkes.2000.Standar Pedoman Perawatan Jiwa : Jakarta.
7. Nurjanah, I.2001.Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Momedia : Yogyakarta.
8. Newell R, Gournay K.2000.Mental Health Nursing.Churchill Livingstone : London.
9. Nurjanah, Intan Sari.2012.ISDA (Intan’s Screening Diagnose Assesment). Yogyakarta : Moco Penerbit Media.
10.Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktek.Edisi ke-4. EGC : Jakarta.
47
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
I, II
Koseling : Meningkatkan perilaku
kesehatan
1. Membina hubungan baik dengan
klien.
2. Membangun hubungan terapeutik
berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
3. Memberikan motivasi pada klien
dalam kebersihan diri.
Self care : bathing/Bantuan perawatan
diri : mandi
1. Memantau kebersihan diri pasien
2. Mengarahkan klien untuk melakukan
aktivitas kebersihan diri : mandi,
kebersihan mulut dan kuku.
3. Mengarahkan klien untuk melakukan
mandi yang benar.
4. Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
HR : 89 x/i
RR : 24 x/i
Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Memberitahu klien pentingnya dalam
melakukan aktivitas untuk
menggerakkan otot agar tidak terlalu
12.00
13.30
2. Mendorong klien untuk melakukan
beberapa aktivitas fisik ringan yang
bisa dilakukan klien, seperti
mengambil makan siang dibagian
gizi.
3. Membantu klien untuk melakukan
jadwal kegiatan yang klien sukai.
No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
I, II
Koseling : Meningkatkan perilaku
kesehatan
1. Membina hubungan baik dengan
klien.
2. Membangun hubungan terapeutik
berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
3. Memberikan motivasi pada klien
dalam kebersihan diri.
Self care : bathing/Bantuan perawatan
diri : mandi
1. Memantau kebersihan diri pasien
2. Mengarahkan klien untuk melakukan
aktivitas kebersihan diri : mandi,
kebersihan mulut dan kuku.
3. Mengarahkan klien untuk melakukan
mandi yang benar.
4. Mengukur tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 24 x/i
Therapy activity/Terapi Aktivitas
49
12.00
12.30
melakukan aktivitas untuk
menggerakkan otot agar tidak terlalu
kaku.
2. Mendorong klien untuk melakukan
beberapa aktivitas fisik ringan yang
bisa dilakukan klien, seperti
mengambil makan siang dibagian
gizi.
3. Membantu klien untuk melakukan