• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene: Defisit Perawatan Diri di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Provsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene: Defisit Perawatan Diri di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Provsu"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Dx

Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. membina hubungan saling percaya dengan klien

2. memantau kebersihan diri klien dan perawatan diri

3. memfasilitasi dan mengarahkan klien untuk melakukan aktivitas kebersihan diri mandi secara mandiri

4. meningkatkan motivasi klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku

5. melakukan penkes mengenai pentingnya kebersihan diri, pola kebersihan

S: klien mengatakn

sudah membiasakan mandi secara teratur yaitu 2 kali dalam

Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. membina hubungan saling percaya dengan klien 2. membantu klien

mengembangkan dan meningkatkan keterampilan sosial interpersonal

3. membantu klien membina hubungan terapeutik dengan

(2)

klien yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain. 4. memfasilitasi kemampuan

individu untuk berinteraksi dengan orang lain

5. membuat jadwal kegiatan klien agar berinteraksi dengan orang lain

6. membantu klien berkenalan dengan orang lain.

dengan orang lain

P: intervensi

(3)
(4)

DAFTAR PUSTAKA

Departeman Kesehatan/Depkes. (2000). Standar Pedoman Perawatan Jiwa : Jakarta.

Carpenito, L J. (2009). Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis, Jakarta: EGC 9 ed.

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP), Jakarta:

Salemba Medika.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan Konsep,

Proses dan Praktek. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Tarwoto, Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto, Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Nanda Internasional. 2012. Diagnosis keperawatan 2012-2014. EGC: Jakarta. Alimul, A. H.(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia :Aplikasi Konsep dan

(5)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. R dengan prioritas

masalah Defisit Perawatan Diri: Mandi dan toileting selama 4 hari, yaitu pada tanggal 23-26 Mei 2016 di rumah sakit jiwa prof Muhammad Ildrem Pemerintahan Sumatera Utara dan melakukan pembahasan teoritis dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa kesimpulan dan sekiranya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Pengkajian keperawatan pada Tn. R ditemukan data pendukung mengatakan malas mandi, karena mengantri, dan air yang sedikit, klien terlihat kotor dan bau, dikarenakan klien tidak pernah membersihkan diri setalah BAB/BAK.kulit kotor, kuku panjang dan kotor, dengan data tersebut ditegakkan beberapa masalah keperawatan seperti Defisit Pearawatan Diri : Mandi dan toileting. Dan setelah dilakukan beberapa asuhan keperawatan pada Tn. R dan pada saat ini Tn.R sudah bisa melakukan perawatan kebersihan diri secara mandiri.

Dan setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.R dengan masalah isolasi sosial, Tn. R sudah mau berinteraksi dengan orang lain, dan dari data yang di dapat klien sudah memiliki beberapa teman.

B.SARAN

(6)

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan: 1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan dan informasi bagi pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jiwa dalam mengambil kebijakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien yang mengalami gangguan personal hygiene.

2. Bagi Pendidikan

Dapat meningkatkan penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, untuk menigkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa.

3. Bagi pasien

(7)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar perawatan diri/personal hygiene

1. Defenisi perawatan diri/personal hygiene

Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan nya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan nya, klien dikatakan terganggu perawatan diri nya jika tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (Departemen kesehatan, 2000).

Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).

Defisit perawatan diri mandi merupakan hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas mandi/hygiene.Defisit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan dan eliminasi.Jika seseorang tidak dapat melakukan semua perawatan diri, situasi ini digambarkan sebagai defisit perawatan diri total. Namun diagnosis tersebut dapat diklasifikasi dalam masalah yang lebih spesifik, dengan batasan karakteristiknya masing-masing masalah ini dapat berdiri sendiri atau dalam berbagai kombinasi, seperti defisit perawatan diri mandi/hygiene (NIC, 2012).

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

(8)

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene menurut (Tarwoto, 2006).

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat memengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihanya.

2. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakan nya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

3. Jenis personal hygiene

Jenis personal hygiene menurut Carpenito (2009) adalah sebagai berikut: 1. Defisit perawatan diri: mandi/hygiene

Kondisi ketiaka individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi/hygiene untuk diri nya sendiri

(9)

Kondisi ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk dirinya sendiri.

3. Defisit perawatan diri: makan

Kondisi ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan untuk dirinya sendiri. 4. Defisit perawatan diri: eliminasiKondisi ketika individu mengalami

hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi untuk dirinya sendiri.

4. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis defisit perawatan diri menurut Depkes (2000) adalah sebagai berikut:

1. Fisik

Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi

2. Psikologi

Malas, tidak inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Sosial

Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berprilaku normal, cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat

5. Dampak dari masalah perawatan diri/personal hygiene

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpelihara nya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

(10)

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguang kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

(Tarwoto, 2010).

6. Tujuan personal hygiene

Tujuan perawatan personal hygiene menurut Tarwoto,(2010) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang 2. Memelihara kebersihan diri seseorang 3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang 4. Pencegahan penyakit

5. Meningkatkan percya diri seseorang 6. Menciptakan keindahan

7. Pengkajian

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien.

1. Gangguan kebersihan diri: Mandi

Ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

2. Gangguan kebersihan diri: berdandan/berhias

Ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.

3. Gangguan kebersihan diri: Makan

Ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempat nya.

4. Ganguan kebersihan diri: Toileting

(11)

A. Riwayat keperawatan

Menanyakan pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

B. Pemeriksaan fisik

Menurut potter dan perry (2005) pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada maslah personal hygiene mulai dari ekstremitas atas sampai ekstremitas bawah adalah:

1. Rambut

- Amati kondisi rambut(warna, struktur, kualitas) - Apakah tampak kusam

- Apakah ditemukan kerontokan 2. Kepala

- Amati kebersihan kulit kepala

- Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, dan tanda-tanda kemerahan

3. Mata

- Amati adanya tanda-tanda ikterus - Conjunctiva pucat

- Secret pada kelopak mata - Kemerahan

- Gatal-gatal pada kelopak mata 4. Hidung

- Amati kondisi kebersihan hidung - Kaji adanya sinusitis

- Pendarahan hidung

(12)

5. Mulut

- Amati kondisi mulut

- Kelembaban mulut perhatikan adanya lesi - Tanda-tanda radang gusi atau sariawan - Bibir kering atau pecah-pecah

6. Gigi

- Amati kebersihan gigi

- Perhatikan adanya tanda-tanda karies pada gigi - Gigi tidak lengkap

- Perhatikan adanya gigi palsu 7. Telinga

- Amati kondisi dan kebersihan telinga

- Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga - Adanya infeksi pada telinga

- Adanya perubahan pada daya pendengaran 8. Kulit

- Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) - Kebersihan kulit

- Perhatikan adanya perubahan warna kulit - Kulit keriput

9. Kuku tangan dan kaki

- Amati bentuk dan kebersihan kuku - Perhatikan adanya kelainan atau luka

8. Analisa data

(13)

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dala proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Potter & Perry, 2005).

Tujuan pengumpulan data:

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetukan langkah-langkah berikutnya.

Tipe data:

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005). 2. Data Objektif

(14)

Masalah keperawatan

1. Defisit perawatan diri: Mandi Domain 4: aktivitas

Kelas 5: perawatan diri

Batasan karakteristik

1. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi 2. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh

3. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi 4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air

5. Ketidakmampuan membasuh tubuh

Faktor yang berhubungan

1. Ganguan kognitif 7. Gangguan neuromuskular 2. Penurunan motivasi 8. Nyeri

3. Ketidaknyamanan 9. Gangguan persepsi 4. Kendala lingkungan 10. Ansietas berat

5. Keletihan 11. Kelemahan

6. Keletihan ganguan muskuloskletal

2. Defisit perawatan diri: berpakaian/berhias

Batasan karakteristik

Hambatan kemampuan untuk: 1. Mengancingkan pakaian 2. Mengambil pakaian

3. Mengenakkan atau melepaskan bagian-bagian pakaian yang penting 4. Memilih pakaian

(15)

6. Mengambil pakaian

7. Mengenakkan pakaian tubuh bagian bawah dan atas 8. Mengenakkan sepatu

9. Mengenakkan kaus kaki 10.Melepas pakaian

11.Menggunakan resleting

Faktor yang berhubungan

1. Ganguan kognitif 7. Gangguan neuromuskular 2. Penurunan motivasi 8. Nyeri

3. Ketidaknyamanan 9. Gangguan persepsi 4. Kendala lingkungan 10. Ansietas berat

5. Keletihan 11. Kelemahan

6. Keletihan ganguan muskuloskletal

3. Defisit perawatan diri: Makan

Batasan karakteristik

Ketidakmampuan untuk:

1. Menyuap makanan kepiring 2. Mengunyah makanan 3. Menyelesaikan makanan 4. Meletakkan makanan ke piring 5. Memegang alat makan

6. Mengingesti makanan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat 7. Mengingesti makanan secara umum

8. Mengingesti makanan yang cukup 9. Memanipulasi makanan dimulut 10.Membuka wadah makanan 11.Mengambil cangkir atau gelas

(16)

14.Menggunakan alat bantu

Faktor yang berhubungan

1. Ganguan kognitif 7. Gangguan neuromuskular 2. Penurunan motivasi 8. Nyeri

3. Ketidaknyamanan 9. Gangguan persepsi 4. Kendala lingkungan 10. Ansietas berat

5. Keletihan 11. Kelemahan

6. Keletihan gangguan muskuloskeletal

4. Defisit perawatan diri: Eliminasi

Batasan karakteristik

1. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi dengan tepat 2. Ketidakmampuan menyiram kloset

3. Ketidakmampuan mencapai kloset

4. Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi 5. Ketitakmampuan untuk duduk atau abnagun dari kloset.

Faktor yang berhubungan

1. Ganguan kognitif 7. Gangguan neuromuskular 2. Penurunan motivasi 8. Nyeri

3. Ketidaknyamanan 9. Gangguan persepsi 4. Kendala lingkungan 10. Ansietas berat

5. Keletihan 11. Kelemahan

6. Keletihan ganguan muskuloskletal

9. Rumusan masalah

(17)

1. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam mebersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

2. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, melepaskan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien jg memiliki ketidakmampuan untuk alat tambahan, menggunakan kancing baju, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan.

3. Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, serta mencerna cukup makanan dengan aman.

4. BAB/BAK (Toileting)

Klien memiliki kesterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri steelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar mandi.

Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena sressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, makan, maupun BAB dan BAK.Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009).

10. Perencanaan

(18)

A. Tujuan

1. klien mampu mandi secara mandiri

2. klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3. klien mampu melakukan makan dengan baik 4. klien mampu membersihkan diri setalah BAB

B. Tindakan keperawatan

1. Melatih klien cara perawatan diri mandi untuk menjaga kebersihan diri:

a. mengidetifikasi penyebab malas mandi

b. menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri. c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

d. Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

e. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan

2. Melatih klien berdandan/berhias

Perawat dapat melatih pasien berdandan. Pasien laki-laki harus dibedakan dengan wanita

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:

a. Berpakaian

b. Menyisir rambut

c. Bercukur

Untuk pasien wanita latihan meliputi:

a. Berpakaian

b. Menyisir rambut

c. Berhias

3. Melatih pasien untuk makan secara mandiri

Untuk melatih pasien makan secara mandiri adalah sebagai berikut: a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b. Menjelaskan cara makan yang tertib

c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4. Melatih klien perawatan diri toileting

a. Menjelaskan tempat BAB/BAK

(19)

c. menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien.

strategi pertemuan pada klien perawatan diri mandi dan toileting

No Kemampuan pasien

SP 1

1. mengidetifikasi penyebab malas mandi

2. menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri.

3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

4. Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

5. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan

SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Menjelaskan cara berdandan

3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 3

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Menjelaskan cara makan yang baik

3. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 4

1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. menjelaskan tempat BAB/BAK

3. menjelaskan pentingnya membersihkan diri setelah BAB

4. menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

PROGRAM DII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

B. FORMAT PENGKAJIAN KLIEN DI RUMAH SAKIT JIWA

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. R

(20)

Umur : 55 tahun Status Perkawinan : sudah menikah

Agama : Kristen

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : wiraswasta

Alamat : Desa Situnggaling Kec. Merek Kab.karo Tanggal Masuk RS : 24 Maret 2016

No. Register : 003737 Ruangan/kamar : Pusuk Buhit Golongan darah : -

Tanggal Pengkajian : 23-28 Mei 2016 Tanggal operasi : Tidak pernah operasi Diagnosis Medis : skizofrenia paranoid

II. KELUHAN UTAMA :

Klien tampak kotor dan bau, pakaian klien terlihat berantakan, klien sering melamun dan jika diajak bicara klien mudah marah dan tersinggung.dan setelah diperhatikan klien tidak pernah membersihkan diri setelah BAB/BAK Setiap hari klien tidak mau melakukan apa-apa, sejak dirawat di rumah sakit jiwa pemprov sumut medan, klien merasa dirinya tidak berguna lagi dan sudah tidak pantas untuk bersih dan klien lebih suka menyendiri.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya

Karena merasa tidak berguna lagi dan klien tidak memiliki perlengkapan mandi.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

(21)

B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat dirumah sakit, karena banyak teman, meskipun tidak berkomunikasi dengan mereka. 2. Bagaimana dilihat

Klien tampak belum mau berkomunikasi dengan orang yang disekitar nya, klien tampak sering menyendiri.

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan kondisi nya sekarang yang kotor dan bau.

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A.Penyakit yang pernah dialami

klien sudah mengalami gangguan jiwa 4 tahun terakhir ini

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien berobat jalan di rumah sakit jiwa 3 tahun terakhir ini

C.Pernah dirawat/dioperasi

klien tidak pernah di operasi.

D.Lama dirawat

klien tidak pernah dirawat sebelumnya

E. Alergi

Kien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat.

F. Imunisasi

Lengkap

V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

(22)

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien dan kedua orang tua klien sudah meninggal

B. Saudara kandung

klien mengatakan anak ke enam dari sepuluh bersaudara.

C.Penyakit keturunan yang ada

klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan.

D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

tidak ada kecuali klien.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orang tua klien sudah meninggal

F. Penyebab meninggal

Sakit

IV. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A.Persepsi pasien tentang penyakitnya

Kien mengatakan malu dengan penyakit nya saat ini dan klien ingin cepat pulang untuk bertemu dengan keluarga nya, karena selama klien dirawat jarang dijenguk oleh keluarga.

B. Konsep Diri:

1. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai anggota tubuh nya 2. Ideal diri : klien berharap agar ia cepat sembuh dan dapat

segera pulang, agar dapat kembali berkumpul dengan keluarga nya.

3. Harga diri : klien mengatakan tidak berguna sebagai seorang suami dan ayah, kerena klien tidak bisa lagi menafkahi istri dan anak nya.

4. Peran diri : klien berperan sebagai kepala keluarga dan seorang ayah untuk anak- anak nya.

(23)

C.Keadaan emosi : perasaan klien saat ini merasa sedih dan susah di

ajak berkomunikasi dengan orang lain, klien lebih senang menyendiri.

D.Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :

klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup nya adalah kedua orang tua nya terumata ibunya karna klien paling dekat dengan ibunya, namun ibu nya sudah meninggal 3 tahun yang lalu, sejak ibunya meninggal klien merasa sedih karna ibu nya adalah satu-satu nya orang terdekat klien.

2. Hubungan dengan keluarga :

Klien memiliki hubungan baik dengan keluarga. 3. Hubungan dengan orang lain :

Sejak 4 tahun terakhir klien tidak mau bergaul dengan orang lain karena klien merasa tidak percaya dengan orang lain, dan klien merasa minder dengan orang lain karena penyakit yg dialaminya sekarang.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Klien mengatakan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain selama drumah sakit.

E. Spritual

1. Nilai dan keyakinan :

Klien menganut agama Kristen dan klien percaya dengan agama yang dianaut nya.

2. Kegiatan ibadah :

Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan rajin mengikuti ibadah, tapi Selama dirumah sakit klien tak pernah lagi mengikuti kegiatan ibadah.

(24)

1. Tingkat kesadaran : bingung

2. Penampilan : tidak rapi dan penggunaan pakaian tidak sesuai

3. Pembicaraan : lambat

4. Alam perasaan : lesu dan putus asa

5. Interaksi selama wawancara : selama diwawancara klien kooperatif. 6. Persepsi : klien malu bergaul dengan teman nya

karena merasa kotor dan bau. 7. Proses pikir : sirkumstansial

8. Isi pikir : saat diwawancara klien tidak mengalami gangguan isi pikir

9. Waham : klien tidak memiliki waham 10. Memori : ingatan baik

IX. PEMERIKSAAN FISIK

A.Keadaan Umum

Kondisi klien lesu, klien tampak suka menyendiri, klien gelisah, kondisi penampilan tidak rapi, tampak kotor dan bau, baju kotor, kuku panjang dan kotor

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 37 C

2. Tekanan darah : 130/80 mmHg 3. Nadi : 80x/i

4. Pernafasan : 20x/i

5. TB : 155 cm

6. BB : 65 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan Rambut

1. Bentuk : normal dan simetris 2. Ubun-ubun : normal

(25)

Rambut

1. Penyebaran dan keadaan rambut : merata kotor dan berbau

2. Bau : rambut berbau

3. Warna kulit : sawo matang

Wajah

1. Warna kulit : sawo matang 2. Struktur wajah : simetris

Mata

1. Kelengkapan dan kesimetrisan : kanan dan kiri simetris

2. Palpebra : normal

3. Konjungtiva dan sklera : Anemis dan sclera normal

4. Pupil : normal

5. Cornea dan iris : normal

6. Visus : normal

7. Tekanan bola mata : normal

Hidung

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal

2. Lubang hidung : normal

3. Cuping hidung : normal

Telinga

1. Bentuk telinga : normal

2. Ukuran telinga : simetris kanan dan kiri 3. Lubang telinga : normal

4. Ketajaman Pendengaran : pendengaran kurang baik

Mulut dan Faring

(26)

2. Keadaan gusi dan gigi : gigi kotor dan kuning 3. Keadaan lidah : lidah kering

4. Orofaring : baik dan mampu menelan

Leher

1. Posisi trachea : media normal

2. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid 3. Suara : lambat dan kurang jelas

4. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran 5. Vena Jugularis : normal

6. Denyut nadi karotis : teraba

Pemeriksaan Integumen

1. Kebersihan : kulit kotor dan berbau 2. Kehangatan : suhu normal

3. Warna : sawo matang

4. Turgor : kembali

5. Kelembaban : kulit kering

6. Kelainan pada kulit : tidak ada bekas luka dikulit

X. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/hari : 3 x sehari 2. Nafsu/selera makan : Baik 3. Nyeri ulu hati : Tidak ada

4. Alergi : Tidak ada riwayat alergi 5. Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah

6. Tampak makan memisahkan diri : Pada saat makan pasien tampak memisahkan diri

dari teman nya 7. Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore

(27)

10. Kesulitan menelan, mengunyah : Tidak ada kesulitan menelan

II.Perawatan diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh : klien terlihat kotor dan bau, malas mandi, 2. Kebersihan gigi dan mulut : gigi klien tampak kuning dan kotor

3.Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku terlihat bersih karena sering dipotong perawat ruangan.

4. klien tidak pernah melakukan kebersihan diri setelah BAB/BAK

III. Pola kegiatan/aktivitas

1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan sebahagian.

Tn. R melakukan aktivitas mandi, makan, eliminasi, dan ganti pakaian harus diarahkan terlebih dahulu

2. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit

Tn. R selama dirawat di RSJ tidak pernah mengikuti ibadah

IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1x/hari

- Karakter feses : lembek - Riwayat perdarahan : tidak ada - BAB terakhir : pagi hari

- Diare : tidak ada

- Penggunaan laksatif : tidak ada

2. BAK

- Pola BAK : 4-6 x/ hari

- Karakter Urine : jernih

(28)

V. Mekanisme koping

1. Adaptif

klien hanya memendam masalahnya sendiri tanpa menceritakan kepada siapapun.

2. Maladaptif

Klien mengatakan kalau ada masalah selalu menhindari nya, klien tidak peduli dengan masalah nya.Klien lebih memilih untuk berdiam diri

- Klien mengatakan tidak ada sikat gigi dan sabun

(29)

2. Data subyektif:

1. Klien mengatakan klien suka menyendiri

2. Klien merasa sedih karna tidak pernah dijenguk keluarga

3. Klien merasa malu dan tidak mampu melakukan apapun

Data obyektif:

1. Klien tidak mampu memulai pembicaraan, harus perawat terlebih dahulu yang memulai

2. Pembicaraan klien lambat, suara pelan 3. Klien tampak suka menyendiri

Skizofrenia

Perubahan status mental

Isolasi sosial

Isolasi Sosial

3. RUMUSAN MASALAH.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka rumusan masalah dari kasus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Defisit perawatan diri: Mandi dan Toileting 2. Isolasi sosial

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS).

1. Defisit perawatan diri mandi dan toileting berhubungan dengan penurunan motovasi dan kendala lingkungan ditandai dengan klien megatakan malas mandi, klien tampak kotor dan bau, kulit kaki dan tangan tampak berdaki, gigi klien tampak kotor.

(30)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

1. Tujuan dan kriteria Hasil: Tujuan:

1. klien mampu mandi secara mandiri

2. klien mampu membersihkan diri setalah BAB

kriteria hasil:

1. klien dapat melakukan mandi secara mandi tanpa bantuan.

2. Klien dapat membersihkan diri setelah BAB tanpa bantuan

Rencana Tindakan Rasional

Jam 09.30 Srategi pertemuan 1

1. menyediakan alat mandi (sabun, odol, sikat gigi)

2. mengidetifikasi penyebab malas mandi

3. menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri.

4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

5. Bantu klien

mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

6. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan.

1. Memotivasi klien untuk melakukan

1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. menjelaskan tempat BAB/BAK

3. menjelaskan pentingnya membersihkan diri setelah BAB

4. menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

1. Memantau kegiatan yang telah dilakukan

2. Klien mengetahui tempat BAB/BAK

3. klien mengetahui penting nya membersihkan diri setelah BAB

(31)

pasien

2 Tujuan dan kriteria Hasil:

1. Mampu membina hubungan sosial satu sma lain

2. Mampu berpastisipasi dalam kegiatan

Rencana Tindakan Rasional

Jam 10.00 Strategi pertemuan 3

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien

2. Jelaskan makna manfaat berhubungan dengan

4. Fasilitasi individu untuk berinteraksi dengan orang lain

5. Buat jadwal kegiatan klien agar berinteraksi dengan orang lain

1. Mendekatkan diri pada klien

2. Agar klien termotivasi untuk berinteraksi

3. Memotivasi klien agar dapat berinteraksi

4. Memudahkan klien untuk melakukan aktivitas dan berinteraksi

(32)

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Selasa 24 mei

2016

Jam 09.30

1 1. mengidetifikasi penyebab malas mandi

2. menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri.

3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

4. Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

5. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan.

S: klien mengatakan

sudah mengerti cara kebersihan diri, dan klien mngatakan tidak malas mandi

O:klien tampak bersih

dan senang

1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Menjelaskan tempat BAB/BAK

3. menjelaskan pentingnya membersihkan diri setelah BAB

4. menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien

O:klien tidak bau lagi A: klien sudah bersedia

membersihkan diri, tetapi harus diarahkan.

P: intervensi

saling percaya dengan klien

2. Jelaskan makna manfaat berhubungan dengan oaring lain dan kerugian menarik diri

3. Bantu klien membinah hubungan terapeutik dengan klien yang mengalami kesulitan berinteraksi

4. Fasilitasi individu untuk berinteraksi dengan orang lain

5. Buat jadwal kegiatan klien agar berinteraksi dengan orang lain

S: kien mengatakan mengerti manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri setelah dijelaskan.

(33)

6. Evaluasi

Evaluasi dari implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan masalah defisit perawatan diri: Mandi dan toileting dapat teratasi, dandidapatkan:

Data subyektif: Klien mengatakan mau mandi, gosok gigi, dan keramas, klien mengatakan setelah mandi badan lebih bersih dan Klien mengatakan selalu membersihkan diri setelah BAB.

Data obyektif: Klien tampak bersih, tidak bau lagi dan klien tampak lebih segar dari sebelumnya

Analisa: Klien mengerti pentingnya kebersihan diri, klien mengetahui cara melakukan perawatan diri, klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

Evaluasi dari implementasi pada masalah keperawatan isolasi sosial didapatkan:

Data subyektif: klien mengatakan sudah mulai berkomunikasi dengan teman nya, dank lien bnyak mendapat teman baru

Data obyektif: klien tampak berinteraksi dengan teman nya, klien tampak ikut aktif dalam kegiatan, klien tidak lagi menyendiri.

Analisa: kien mengatakan mengerti manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik dank lien merasa senang memiliki banyak teman.

(34)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Aziz, 2009).

Abraham maslow mengatakan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan tertinggi.

Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamtan dan keamanan, kebutuhan cinta dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien adalah

personal hygiene pada pasien dengan gangguan defisit perawatan diri (Mubarak,

2007).

Keterbatasan perawatan diri biasa nya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien, sehingga dirinya tidak mau mengurus merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, dan berhias. Keterbatasan tersebut akan terus berlanjut dalam pemenuhan kebutuhan dasar lain nya. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam, namun pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Salah satu nya yang mengalami defisit perawatan diri adalah pasien yang memiliki gangguan jiwa (skizofrenia) (Asmadi, 2008).

(35)

Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem didapat data mulai bulan januari sampai desember tahun 2015, pasien dengan perilaku kekerasan 286 0rang 5,82% pasien dengan masalah Harga diri Rendah 213 orang 4,33%, pasien dengan masalah halusinasi 3432 orang 69,9%, pasien dengan masalah isolasi sosial 327 orang 6,65%, pasien dengan waham 95 orang 1,94 %, pasien dengan masalah defisit perawatan diri 528 orang 10,75%, pasien dengan masalah fisik 30 orang 0,61%.

Pengambilan kasus Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilaksanakan di ruangan Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa prof. Muhammad ildrem provinsi Sumatera Utara selama 6 hari, dimulai dari tanggal 23 – 28 Mei 2016. Berdasarkan laporan periode Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad ildrem Provinsi Sumatra Utara Medan, didapatkan data dari bulan mei 2016 tercatat jumlah pasien rawat diruangan Pusuk Buhit rumah sakit jiwa prof. Ildrem Medan didapatkan dengan gangguan defisit perawatan diri dengan jumlah pasien 15 dari 25 pasien yang masuk di ruang Pusuk Buhit. Situasi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri sehingga muncul masalah baru yaitu defisit perawatan diri (Dokumentasi RSJ Provinsi Sumatera Utara, 2016).

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto, 2006).

B.Tujuan

1. Tujuan umum

(36)

toileting) pada pasien dengan Defisit perawatan diri di ruang Pusuk Buhit Rumah sakit Prof. Muhammad ildrem Pemprovsu Medan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengkajian keperawatan personal hygiene

b. Merumuskan diagnosa keperawatan personal hygiene c. Merencanakan tindakan keperawatan personal hygiene

d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan personal hygiene e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan personal hygiene

C.Manfaat

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis

Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan khusus nya pada klien dengan gangguan defisit perawatan diri.

2. Pendidikan keperawatan

Membekali mahasiswa untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ganngguan defisit perawatan diri.

3. Praktek keperawatan

(37)

Abstrak

(38)

Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene:

Defisit Perawatan Diri Di RS Jiwa

Prof. dr. M. Ildrem

Provsu

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

MEILAN KABAN

132500040

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(39)
(40)
(41)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene: Defisit Perawatan

Diri di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Provsu” Karya Tulis Ilmiah ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalam nya kepada ayahanda Jansen Kaban dan ibunda tercinta murniati yang telah memberikan motivasi dengan kesabaran dan kasih sayang, serta telah memberikan bantuan moril, materil, dan doa selama penulis menjalankan perkulihan hingga selesai nya karya tulis ilmiah ini.

Segala bimbingan, bantuan, serta fasilitas yang tidak ternilai selama penulis melaksanakan penelitian hingga selesai nya penulisan karya tulis ilmiah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

4. Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp. MNS. Ph.D selaku penguji dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

(42)

Stambuk 2013 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan yang telah diberikan berbagi pihak untuk penulis selama ini.Penulis menyadari banyak kekurangan pada karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai masukan bagi penulis untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis serta bagi para pembaca.

Medan, 21 Juni 2016 Hormat Saya

(43)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

1. Tujuan umum ... 2

2. Tujuan Khusus ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar perawatan diri/personal Hygiene ... 4

1. Defenisi perawatan diri/personal hygiene ... 4

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ... 5

3. Jenis personal hygiene ... 5

4. Manifestasi klinis ... 6

5. Dampak dari masalah perawatan diri/personal hygiene .. 6

6. Tujuan personal hygiene ... 7

7. Pengkajian ... 7

8. Analisa data ... 9

9. Rumusan masalah ... 13

10. Perencanaan ... 14

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 16

1. Pengkajian ... 16

2. Analisa Data ... 24

3. Rumusan Masalah ... 25

(44)

5. Pelaksanaan keperawatan ... 28

6. Evaluasi ... 29

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 32

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit perawatan diri meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, evaluasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan masalah Defisit Perawatan Diri: Mandi selama 2 hari, yaitu pada tanggal 18, 19 mei 2015 di Rumah Sakit Jiwa

klien dengan gangguan defisit perawatan diri. d) Merumuskan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan pada. klien gangguan defisit perawatan diri. e) Mengimplementasikan

melakukan perawatan diri secara individu sesuai dengan asuhan keperawatan.. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan

kepada pasien dengan gangguan kebetuhan personal hygiene, khususnya gangguan personal hygiene pada Tn.A yang megalami stroke. Mampu melakukan pengkajian keperawatan

Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta:

S: klien mengatakn sudah membiasakan mandi secara teratur yaitu 2 kali dalam sehari, karena dapat membuat badan segar.. O: klien memiliki keinginan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit perawatan diri meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, evaluasi