• Tidak ada hasil yang ditemukan

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

No. 7/ 9 /DPNP Jakarta, 31 Maret 2005

S U R A T E D A R A N Kepada

SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Perihal : Sistem Informasi Debitur

Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/8/PBI/2005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4477), perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut:

I. UMUM

1. Penyelenggaraan Sistem Informasi Debitur dimaksudkan untuk membantu Pelapor dalam memperlancar proses penyediaan dana, mempermudah penerapan manajemen risiko, dan melakukan identifikasi kualitas Debitur untuk pemenuhan ketentuan yang berlaku.

2. Guna mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan agar Sistem Informasi Debitur dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, Pelapor diwajibkan untuk:

(2)

a. menyampaikan Laporan Debitur kepada Bank Indonesia setiap bulan untuk posisi akhir bulan secara benar, lengkap, terkini, dan tepat waktu;

b. melakukan dan menyampaikan koreksi atas Laporan Debitur kepada Bank Indonesia dalam hal Laporan Debitur yang telah disampaikan oleh Pelapor kepada Bank Indonesia tidak memenuhi ketentuan, baik yang ditemukan oleh Pelapor sendiri, oleh Bank Indonesia, maupun oleh pihak lain;

c. bertanggung jawab atas isi dan ketepatan waktu penyampaian Laporan Debitur dimaksud.

3. Untuk menciptakan keseragaman dalam penyusunan Laporan Debitur perlu ditetapkan suatu Pedoman Penyusunan Laporan Debitur bagi Bank Umum sebagaimana terlampir, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

II. PELAPOR

1. Pelapor yang wajib menyampaikan Laporan Debitur dalam Sistem Informasi Debitur sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/8/PBI/2005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur yang selanjutnya disebut ”Bank Pelapor”, yaitu:

a. Kantor Pusat dan Kantor Cabang dari Bank Umum yang melakukan kegiatan operasional di wilayah Indonesia;

b. Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu dari bank asing yang melakukan kegiatan operasional di wilayah Indonesia.

(3)

2. Bagi Bank Pelapor yang melakukan kegiatan operasional di luar wilayah Indonesia, Laporan Debitur disusun dan disampaikan oleh Kantor Pusat Bank Pelapor yang bersangkutan.

3. Dalam hal Bank Pelapor melakukan merger atau konsolidasi, maka Kantor Bank Pelapor peserta merger atau konsolidasi menyampaikan Laporan Debitur sampai dengan proses merger atau konsolidasi selesai. Setelah proses merger atau konsolidasi tersebut selesai, kewajiban penyampaian Laporan Debitur dilakukan oleh kantor Bank Pelapor hasil merger atau konsolidasi tersebut.

III. SISTEM DAN PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN DAN PENERIMAAN INFORMASI DEBITUR

1. Dalam rangka menjamin kebenaran, kelengkapan, kekinian isi laporan, dan ketepatan waktu penyampaian Laporan Debitur serta keamanan penerimaan Informasi Debitur, Bank Pelapor harus memiliki sistem dan prosedur yang dituangkan dalam suatu pedoman tertulis yang disetujui oleh Direksi Bank, yang sekurang-kurangnya memuat:

a. wewenang dan tanggung jawab petugas yang diberi akses untuk menyusun, melakukan verifikasi, dan menyampaikan Laporan Debitur kepada Bank Indonesia;

b. wewenang dan tanggung jawab petugas yang diberi akses untuk mengajukan permohonan dan menerima Informasi Debitur dari Bank Indonesia.

2. Kantor Bank Pelapor harus melakukan pengamanan terhadap sistem teknologi informasi di Bank Pelapor yang terkait dengan Sistem

(4)

Informasi Debitur di Bank Indonesia termasuk melakukan langkah-langkah pengamanan alur/proses pengiriman Laporan Debitur dari sistem komputer Bank Pelapor ke Bank Indonesia dan penerimaan Informasi Debitur dari Bank Indonesia.

IV. LAPORAN DEBITUR DAN INFORMASI DEBITUR

1. Laporan Debitur yang disampaikan Bank Pelapor kepada Bank Indonesia meliputi:

a. identitas Debitur:

1) bagi Debitur perorangan, antara lain berisi nama, nomor KTP, nama gadis ibu kandung, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak bagi Debitur yang diwajibkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) bagi Debitur perusahaan atau badan, antara lain berisi nama, nomor akta pendirian, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan informasi keterkaitan Debitur dari sisi kepengurusan, kepemilikan, dan hubungan keuangan;

b. informasi pengurus dan pemilik perusahaan atau badan, antara lain berisi informasi mengenai nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak, jabatan, dan pangsa (persentase) kepemilikan;

c. informasi fasilitas penyediaan dana yang diterima oleh Debitur, antara lain berisi informasi mengenai jenis penyediaan dana, jumlah fasilitas yang diberikan dan kolektibilitas, termasuk penyediaan dana yang dihapusbuku, yang dihapustagih, serta yang diselesaikan dengan cara pengambilalihan agunan atau penyelesaian melalui pengadilan;

(5)

d. informasi agunan, antara lain berisi informasi mengenai bukti (status) kepemilikan, nilai agunan, nama pemilik agunan, lokasi agunan, dan jenis pengikatan;

e. informasi penjamin, antara lain berisi identitas penjamin seperti nama, alamat, dan identitas (KTP/akte pendirian) dari penjamin, serta persentase bagian fasilitas penyediaan dana yang dijamin; f. informasi laporan keuangan Debitur bagi nasabah

perusahaan/badan yang menerima fasilitas sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) atau lebih. Informasi keuangan Debitur antara lain berisi data yang berasal dari neraca dan laba rugi serta posisi laporan keuangan.

2. Bank Pelapor yang telah memenuhi kewajiban pelaporan dapat meminta Informasi Debitur dari Bank Indonesia. Permintaan Informasi Debitur harus dilakukan secara on line.

3. Informasi Debitur yang disediakan kepada Bank Pelapor meliputi antara lain:

a. identitas Debitur, yang berupa informasi Debitur individual; b. pengurus dan pemilik;

c. fasilitas penyediaan dana yang diterima Debitur; d. agunan;

e. penjamin; dan f. kolektibilitas.

(6)

V. PENANGGUNG JAWAB LAPORAN DAN INFORMASI DEBITUR 1. Dalam rangka penyampaian Laporan Debitur dan permohonan

permintaan Informasi Debitur, Bank Pelapor menunjuk petugas operator/pelaksana dan atau pejabat penanggungjawab dengan wewenang dan tanggung jawab:

a. menyusun dan menyampaikan Laporan Debitur kepada Bank Indonesia;

b. melakukan verifikasi, keabsahan, dan kelengkapan Laporan Debitur yang terkini sebelum disampaikan kepada Bank Indonesia;

c. mengajukan permohonan dan menerima Informasi Debitur dari Bank Indonesia.

2. Bank Pelapor selanjutnya memberitahukan secara tertulis:

a. nama, nomor telepon, nomor facsimile, dan alamat e-mail petugas dan atau penanggungjawab Laporan Debitur;

b. nama, nomor telepon, nomor facsimile, dan alamat e-mail petugas dan atau penanggungjawab yang berwenang meminta dan menerima Informasi Debitur;

kepada Bank Indonesia up Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan (DPIP) c.q. Bagian Data Perbankan Jl. MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110, dengan tembusan kepada Kantor Bank Indonesia setempat bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia.

3. Setiap petugas dan penanggungjawab yang telah diberi wewenang tersebut wajib menjaga dan bertanggung jawab atas kerahasiaan password dan user-id.

(7)

VI. FORMAT LAPORAN DAN TATA CARA PELAPORAN

Format laporan, tata cara pengisian, dan penyusunan Laporan Debitur berpedoman pada Pedoman Penyusunan Laporan Debitur bagi Bank Umum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

VII. PERIODE PENYAMPAIAN LAPORAN DAN KOREKSI LAPORAN DEBITUR

1. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan Debitur setiap bulan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya tanggal 12 (dua belas) setelah berakhirnya bulan Laporan Debitur yang bersangkutan. 2. Dalam hal Bank Pelapor belum atau tidak memiliki Debitur dan atau

tidak memberikan fasilitas penyediaan dana, Bank menyampaikan laporan dengan menggunakan Form 05 - Data Kontrol LBU.

3. Sesuai Pasal 6 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/8/PBI/2005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur, Bank Pelapor wajib melakukan koreksi atas Laporan Debitur yang tidak memenuhi ketentuan, baik yang ditemukan oleh Bank Pelapor sendiri maupun yang ditemukan oleh Bank Indonesia. Dalam hal terdapat perbedaan antara Bank Indonesia dan Bank Pelapor berkaitan dengan penyampaian Laporan Debitur, maka yang diberlakukan adalah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Koreksi atas Laporan Debitur yang tidak memenuhi ketentuan dan ditemukan oleh Bank Pelapor sendiri wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat tanggal 12 (dua belas) setelah berakhirnya bulan Laporan Debitur yang bersangkutan.

(8)

VIII. PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN DEBITUR DAN KOREKSI ATAS LAPORAN DEBITUR

1. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur kepada Bank Indonesia secara on line. Penyampaian secara on line dilakukan dengan cara mengirim atau mentransfer rekaman data Laporan Debitur atau koreksi atas Laporan Debitur secara langsung melalui fasilitas komunikasi/jaringan ekstranet atau saluran komunikasi lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Penyampaian Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur dapat dilakukan secara off line dengan menggunakan media perekaman seperti disket atau compact disc, dalam hal:

a. Bank Pelapor berkedudukan di daerah yang belum tersedia fasilitas telekomunikasi atau yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) seperti kebakaran, kerusuhan massa, perang, sabotase, serta bencana alam seperti banjir dan gempa bumi;

b. Kantor Bank Pelapor baru dibuka atau baru memulai kegiatan operasional, dengan batas waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah melakukan kegiatan operasional; atau

c. Bank Pelapor mengalami gangguan teknis dalam menyampaikan Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur, seperti gangguan jaringan telekomunikasi atau pemadaman aliran listrik yang berkepanjangan yang harus disertai keterangan tertulis dari pejabat Bank Pelapor.

3. Bank Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur pada tanggal diterimanya Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur oleh Bank Indonesia.

(9)

a. Penyampaian secara on line

Apabila Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur disampaikan secara on line, maka Bank Pelapor akan menerima tanda bukti penyampaian dan pengkinian Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur yang tercetak secara otomatis pada komputer Bank Pelapor setelah Bank Pelapor selesai menyampaikan dan mengkinikan Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur.

b. Penyampaian secara off line

Untuk Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur yang disampaikan secara off line, maka Bank Pelapor akan menerima tanda bukti penerimaan Laporan Debitur dan atau koreksi atas Laporan Debitur dari Bank Indonesia apabila Bank Pelapor menyampaikan secara langsung, atau tanda bukti penerimaan/cap pos apabila disampaikan melalui pos, khusus bagi Bank Pelapor yang berada di luar wilayah kedudukan Kantor Bank Indonesia.

IX. SANKSI

Tata cara pengenaan sanksi kewajiban membayar terhadap Bank Pelapor: 1. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Bank Pelapor

mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Pelapor dan sanksi yang dikenakan.

2. Pengenaan sanksi kewajiban membayar dilakukan dengan mendebet rekening giro Bank Pelapor di Bank Indonesia.

(10)

X. ALAMAT PENYAMPAIAN LAPORAN DAN KOREKSI LAPORAN DEBITUR SECARA OFF LINE

1. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan (DPIP) c.q. Bagian Data Perbankan, Jl. MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia; atau

2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia. XI. PENYAMPAIAN PERTANYAAN

1. Pertanyaan yang berkaitan dengan Laporan dan Informasi Debitur disampaikan kepada Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan (DPIP) c.q. Bagian Data Perbankan, Jl. MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 dan atau melalui e-mail sid@bi.go.id.

2. Pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi dan otomasi Sistem Informasi Debitur disampaikan kepada Help Desk Bank Indonesia melalui e-mail: hdbi@bi.go.id dan atau telepon 021-3818000.

XII. PENUTUP

Kewajiban penyampaian Laporan Debitur untuk posisi data bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2005, dilakukan secara bersamaan (paralel) antara penyampaian Laporan Debitur sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/7/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 dan penyampaian Laporan Debitur sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/8/PBI/2005 tanggal 24 Januari 2005 yang dilakukan melalui Web Aplikasi.

(11)

Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 2005.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Demikian agar Saudara maklum.

BANK INDONESIA,

MAMAN H. SOMANTRI DEPUTI GUBERNUR

Referensi

Dokumen terkait

Pada adaptive cluster sampling dapat diperoleh taksiran parameter (dalam tugas akhir ini dibatasi untuk mean dan total) yang tak bias dengan taksiran variansi yang tak bias

Dalam hal ini jika pihak pengusaha telah memenuhi kewajiban tuntutan upah kerja tersebut dan memenuhi apa yang menjadi hak para karyawan, dengan pekerjaan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program relationship marketing yaitu customer service dan loyalty program berpengaruh positif terhadap loyalitas

Terkait dengan upaya asset racing bisa saja dilakukan dengan satuan-satuan kerja teknis atau operasional terkait lainnya. Akan tetapi dikhawatirkan terlalu terbebani dengan penanganan

Dengan terjadinya peningkatan aktivitas dari guru dan siswa tersebut membawa pengaruh yang sangat positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa terhadap

Struktur masalah yang diberikan kepada siswa (pemecah masalah), seperti format secara verbal atau gambar, kompleksitas (tingkat kesulitan soal), konteks

Variabel interaksi penerbitan opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit menunjukkan nilai p-value sebesar 0,672 yang lebih besar dari α

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara peserta didik yang mengikut pembelajaran