• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL GURU DAN STAFF SMK YAYASAN PENDIDIKAN (YASPEN) WASKITO PAMULANG, CIPUTAT - TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL GURU DAN STAFF SMK YAYASAN PENDIDIKAN (YASPEN) WASKITO PAMULANG, CIPUTAT - TANGERANG"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

(YASPEN) WASKITO

PAMULANG, CIPUTAT - TANGERANG

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S1) Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

Nama : Vidyanita Adriana

NIM : 44206110067

Jurusan : Hubungan Masyarakat

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA 2008

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Judul Skripsi : Analisa Jaringan Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK

Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang, Ciputat –

Tangerang

Nama : Vidyanita Adriana

NIM : 44206110067

Jurusan : Hubungan Masyarakat

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Komprehensif di

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana.

Mengetahui,

Pembimbing

(3)

ii

LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI

Judul Skripsi : Analisa Jaringan Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK

Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang, Ciputat –

Tangerang

Nama : Vidyanita Adriana

NIM : 44206110067

Jurusan : Hubungan Masyarakat

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Jakarta, Agustus 2008

1. Ketua Sidang

Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si (...) 2. Penguji Ahli

Drs. Farid Hamid, M.Si (...) 3. Pembimbing

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Analisa Jaringan Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK

Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang, Ciputat –

Tangerang

Nama : Vidyanita Adriana

NIM : 44206110067

Jurusan : Hubungan Masyarakat

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Mengetahui

Pembimbing

Nurprapti W. W, S.Sos, M.Si.

Kajur Public Relations Dekan Fikom

(5)

iv

ABSTRAKSI

VIDYANITA ADRIANA 44206110067

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL GURU DAN STAFF SMK YAYASAN PENDIDIKAN (YASPEND) WASKITO, PAMULANG, CIPUTAT-TANGERANG

Bibliografi : V Bab; 90 Halaman; 9 Tabel; Lampiran Buku (1976-2007)

Jaringan Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi antara individu yang satu dengan yang lainnya melalui pola-pola arus komunikasi yang bersifat informal, yang berada dil uar struktur formal yang dimotivasi oleh kebutuhan individu untuk berinteraksi dan menjadi bagian dengan lingkungannya, jadi lebih kepada human

relations, maksudnya dalam komunikasi informal hubungan antar pribadi lebih

ditekankan kerena komunikasi informal menuntut adanya keakraban dan kesamaan. Komunikasi informal yaitu desas-desus, selentingan atau berita angin yang belum tentu benar dikembangkan untuk memperoleh berbagai macam informasi yang menurut mereka menarik yang tidak mereka dapati melalui jaringan komunikasi formal oleh keterbatasan wewenang ataupun karena memang arus komunikasi formal di dalam perusahaan tersebut kurang. Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah untuk mengidentifikasi jaringan komunikasi informal yang terjadi diantara karyawan SMK WASKITO beserta model atau pola jaringan dan peran-peran individu tersebut, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui jaringan komunikasi informal SMK WASKITO beserta model jaringan komunikasi yang terbentuk, juga ingin mengetahui peran apa saja yang tercipta pada klik yang terbentuk.

Penelitian ini berdasarkan pada konsep-konsep yang berkaitan dengan jaringan komunikasi informal, yaitu manfaat jaringan komunikasi informal, sifat dari jaringan komunikasi informal, peran-peran yang ada dalam jaringan komunikasi informal, model-model klik yang terbentuk beserta pola yang ada dalam klik tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode analisis jaringan komunikasi, teknik

(6)

v

Hasil penelitian ini menemukan adanya jaringan komunikasi informal antar karyawan yang ada di dalam SMK Waskito. Terdapat 6 klik yang terbentuk. 3 Klik model All Channel, I klik model Wheel, 1 klik model Cirle, 1 klik model Chain. Selain itu dapat diketahui 6 peran ndividu yang terbentuk dalam komunikasi informal, yaitu

(7)

vi

segala hikmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul penelitian yang penulis ambil adalah “Analisa Jaringan

Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang,

Ciputat – Tangerang”

Selama menyusun skripsi penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurprapti W. W. selaku pembimbing skripsi saya. Tanpa dorongan dan masukan

dari ibu penelitian mengenai jaringan komunikasi ini tidak akan saya pahami dengan

baik. Karena itu penulis secara khusus mengucapkan rasa terima kasih yang teramat

besar untuk ibu.

2. Ibu Diah Wardhani, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu

Buana

3. Ibu Agustina Zubair, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Mercu Buana juga selaku Pembimbing Akademik

4. Ibu Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si., dan Bapak Farid selaku ketua dan Waskil

bidang studi Public Relations FIKOM UMB

5. Ibu Ida Ananda dan Ibu Irmulan Sati selaku dosen Riset PR yang telah banyak

(8)

vii

6. Seluruh Staff TU Fakultas Ilmu Komunikasi atas segala bantuannya.

7. Bapak Djarot Istiarso, selaku Kepala Yayasan Pendidikan Waskito yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di yayasan beliau.

8. Bapak Udin, yang bersedia membantu penulis untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan untuk penelitian ini.

9. Seluruh Karyawan (Guru dan Staff) SMK WASKITO yang bersedia menyempatkan

waktunya untuk mengisi kuesioner ditengah-tengah kesibukannya bekerja.

10. Kedua orang tua ku dan uda tersayang yang tak pernah letih memberikan doa

beserta dukungannya. Dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan

memberikan semangat.

11. Teman dan sahabat di jurusan Public Relations angkatan 09, khususnya Anggun dan

Vosi, miss you all.

12. Teman-teman dan Sahabat semuanya yang selalu mendoakan agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi dengan lancar dan segera lulus.

13. Someone still Special, thanks for all support, if u know I Still Love you too

14. Murid-murid ku tercinta yang selalu memberikan semangat.

15. Dan untuk semua pihak yang telah banyak mendukung dan membantu penulis untuk

menyelesaikan penulisan tugas akhir ini hingga selesai, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih teramat dalam.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini mungkin masih ada

(9)

viii membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, Agustus 2008

(10)

ix

1.1. Latar Balakang Masalah………1

1.2. Rumusan Masalah……….8

1.3. Tujuan Penelitian………...9

1.4. Manfaat Penelitian………...9

1.4.1. Manfaat Akademis………...9

1.4.2. Manfaat Praktis………..9

BAB II : KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Komunikasi………10

2.2. Komunikasi Organisasi...12

2.3. Komunikasi Antar Pribadi...16

2.4. Analisis Jaringan (Network Analysis)...19

2.5. Kajian Peranan Jaringan Komunikasi Informal...23

2.6. Peran-peran Dalam Jaringan Komunikasi...27

2.7. Pola Komunikasi Informal...33

2.8. Sosiometri...35

2.9.Model Komunikasi Konvergensi...36

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian...38

3.2. Metode Penelitian...39

3.3. Populasi dan Sampel ...40

3.4. Definisi dan Operasionalisasi Konsep...40

(11)

x

3.5.1. Data Primer...48

3.5.2. Data Sekunder... 49

3.6. Teknik Analisa Data...49

BAB I V : YAYASAN PENDIDIKAN WASKITO PAMULANG, CIPUTAT 4.1. Yayasan Pendidikan Waskito Dan Hasil Penelitian...51

4.1.1. Sejarah Beridirinya...51

4.1.2. Gambaran Umum SMK Waskito...52

4.1.3. Struktur Organisasi SMK Waskito...55

4.1.4. Visi dan Misi...57

4.1.5. Tujuan...58

4.2. Hasil Penelitian...59

4.2.1. Hasil Penelitian...59

4.2.2. Karakteristik Responden... 59

4.2.3. Model-model Dalam Jaringan Komunikasi Informal...70

4.2.4. Identifikasi Peran Responden Dalam Analisa Jaringan Komunikasi Informal di SMK Waskito...76

(12)

xi 5.2. Saran-saran...89 5.2.1. Saran Akademis...89 5.2.2. Saran Praktis...90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

xii

Tabel 4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...63

Tabel 4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan status

perkawinan………..64

Tabel 4.2.2.4 Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja………65

Tabel 4.2.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir………66

Tabel 4.2.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan rutinitas

Komunikasi………67

Tabel 4.2.2.7 Intensitas melakukan komunikasi Informal………68

Tabel 4.2.2.8 Alasan Melakukan Komunikasi Dengan Orang

Yang Di Tunjuknya... 69

(14)

xiii

LAMPIRAN 2 STRUKTUR ORGANISASI SMK WASKITO

LAMPIRAN 3 PEDOMAN KUESIONER

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Balakang Masalah

Komunikasi sangat penting dalam membina kerjasama maupun dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini karena manusia sebagai makhluk individu maupun sosial tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam hidupnya dan juga memiliki dorongan rasa ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi. Sama seperti halnya dalam dunia bisnis, komunikasi merupakan hal pokok, karena tanpa komunikasi dunia bisnis tersebut tidak akan pernah ada.

Begitupula dengan Perusahaan atau organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk suatu kepentingan bisnis, profesi, sosial dan berbagai macam keperluan lainnya. Mereka bekerja sama melakukan berbagai kegiatan organisasional yang ada dalam suatu organisasi diantaranya untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai, menyusun rencana kerja, mengelola dan menjalankan operasi bisnis organisasinya, memperlancar pelaksanaan rencana kerja, termasuk menyusun peraturan, mengambil keputusan dan berhubungan dengan berbagai pihak serta memonitor kinerja organisasi atau bisnis perusahaan.

Dalam kehidupan organisasi, baik dalam bentuk organisasi perusahaan yang berorientasi laba (profit), maupun organisasi kemasyarakatan (sosial), kerjasama para anggota organisasi di dalamnya mutlak diperlukan. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang hendak dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, serta program kerja yang harus diselenggarakan, kesemuanya itu memerlukan hubungan serta kerjasama yang

(16)

harmonis baik antar personal maupun kelompok. Dengan perkataan lain bahwa setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang erat dan iklim kerja yang harmonis

Menurut Wright (1977) Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.1 Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling bergantung satu sama lain.

Setiap anggota saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas sehingga bisa dipisahkan secara tegas.

Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi. Untuk mengetahui jaringan komunikasi serta peranannya dapat digunakan analisis jaringan. Dari hasil analisis jaringan ini dapat diketahui bentuk hubungan atau koneksi orang-orang dalam organisasi serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu kelompok dengan kelompok lainnya dan orang-orang yang memegang peranan utama dalam suatu organisasi.2

Konsep utama dalam analisa jaringan adalah informasi. Analisa jaringan menganggap perilaku manusia paling esesensi adalah interaksi dimana individu-individu bertukar informasi satu sama lain. Ada individu-individu yang lebih suka melakukan kontak dengan individu tertentu dan mengesampingkan individu 1Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara. 2007. Hal. 24

2

(17)

lainnya (misalnya, si A lebih suka berbagi informasi dengan si B daripada dengan si C; si C lebih suka berbagi informasi dengan si D, dan seterusnya), yang akhirnya membentuk pola arus komunikasi interpersonal.

Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi.

Terdapat hubungan yang menarik antara jaringan komunikasi formal dengan jaringan komunikasi informal. Dalam banyak kasus, jaringan komunikasi formal ternyata kurang memberikan kepuasan kepada anggota organisasi akan kebutuhan informasi yang mereka butuhkan, oleh karena itu mereka berusaha memenuhi kebutuhan mereka akan informasi tersebut dengan mengembangkan komunikasi informal.

Jaringan komunikasi formal memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi-instruksi dalam bentuk lisan dan tulisan sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku. Biasanya yang menjadi andalan dalam komunikasi adalah pimpinan organisasi atau perusahaan yang bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok di dalam organisasi sehingga akan membentuk suatu jaringan komunikasi.

Sedangkan jaringan komunikasi informal tidaklah direncanakan dan biasanya tidaklah mengikuti struktur formal organisasi, komunikasi terjadi tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi tetapi lebih kepada human

relations-nya, maksudnya dalam komunikasi informal hubungan antar pribadi

lebih ditekankan karena dengan adanya komunikasi informal akan muncul keakraban dan kesamaan.

(18)

Dalam komunikasi informal, Informasi mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir keseluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Informasi yang mengalir dalam jaringan grapevine ini terlihat berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal.3

Tingkat intensitas dari interaksi antara pribadi yang berkesinambungan akan membentuk pola hubungan komunikasi diantara mereka. Pribadi tersebut kemudian berkelompok kecil atau klik yang saling menciptakan jaringan informal organisasi. jaringan ini berkembang secara spontan seiring dengan interaksi antar individu.

Komunikasi di dalam jaringan komunikasi informal sangatlah penting, karena informasi tentang kondisi lingkungan kerja hubungan atau keterkaitan antara karyawan yang satu dengan yang lainnya, masalah-masalah keluarga, teman sekerja, fasilitas dan yang lainnya akan sangat mudah diketahui dengan menggunakan jalur komunikasi informal.

Selain itu peran-peran yang terdapat dalam jaringan komunikasi informal akan sangat membantu terciptanya penyebaran pesan yang lebih cepat dan efektif. Dengan memanfaatkan peranan-peranan yang ada dalam jaringan komunikasi informal, maka kita tidak perlu menyampaikan informasi ke tiap-tiap individu dalam organisasi, cukup dengan menyampaikannya pada seseorang yang dianggap

3

(19)

opinion leader, maka secara otomatis pesan-pesan itu akan menyebar dengan

mudah tanpa melalui birokrasi yang biasanya berlaku dalam sebuah organisasi.4 Aliran informasi di dalam sebuah organisasi adalah suatu proses dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan diciptakan, dimunculkan, dan ditafsirkan. Aliran informasi berdampak pada efisiensi, iklim, penyesuaian dan inovasi organisasi, dan hal ini dapat ditinjau dari sudut pandang hubungan posisional, antar persona, atau berurutan. Hubungan antar persona berdasarkan kepada kepedulian, perhatian, keramahan dan kemampuan merespon. Hubungan posisional berdasarkan pada otoritas yang paling umum adalah hubungan atasan dan bawahan. Sedangkan hubungan berurutan berdasarkan pada kebutuhan akan orang-orang untuk berlaku sebagai pengulang informasi dalam organisasi.5

Penulis ingin menganalisa jaringan komunikasi informal yang terjadi antara guru dan staff SMK WASKITO. SMK WASKITO berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan (YASPEN) WASKITO. Sebuah yayasan pendidikan yang tepatnya terletak di JL. Raya Pamulang Ciputat, tangerang ini telah berdiri sejak tahun 1966. Kemudian pada tahun 1996 dengan SK No.227101/E/96 telah secara resmi membuka jenjang pendidikan menengah kejuruan (SMK).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu nara sumber yaitu Bapak Saefuddin, selaku Kepala Sekolah SMK WASKITO menyatakan bahwa melihat prospek kedepan yang nantinya daerah Pamulang ciputat akan menjadi daerah kawasan pemerintahan kota Tangerang Selatan akan menjadi tantangan bagi SMK WASKITO untuk tetap eksis ditengah persaingan tentunya dengan

4Dedy Mulyana, Komunikasi organisasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hal. 183 5Don F, FAules, R. Wayne pace. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya 2005. Hal. 215-216

(20)

menjaga kualitas mutu pendidikannya dan melakukan inovasi guna memenuhi kebutuhan ilmu di zaman modern ini.

Untuk mendukung program sekolah untuk tetap eksis ditengah persaingan tentunya dibutuhkan dukungan serta kerjasama semua pihak terutama yang ada di internal SMK WASKITO terutama para Guru dan staff. Karena aspek yang terpenting bagi kesuksesan sebuah organisasi atau perusahaan adalah karyawan, sebelum ada hubungan dengan pihak lain diluar organisasi, manajemen harus lebih dahulu memperhatikan orang-orang yang bekerja kepada mereka, yakni para karyawan.6

Hal yang paling utama agar seseorang dapat bekerja dengan maksimal ditempat mereka bekerja tentunya hal yang paling mempengaruhi adalah lingkungan kerjanya. Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya bahwa setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang erat dan iklim kerja yang harmonis. Permasalahan mengenai iklim kerja atau lingkungan kerja merupakan topik yang sering dibicarakan dalam jaringan komunikasi informal di SMK WASKITO, karena lingkungan kerja yang kondusif merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kinerja dan kenyamanan mereka dalam bekerja.

Berdasarkan informasi diatas Penulis ingin lebih spesifik lagi untuk menganalisa jaringan komunikasi informal di SMK WASKITO, yang nantinya akan memberikan gambaran bagaimana pola jaringan komunikasi informal yang terjadi di organisasi tersebut. Pada penelitian ini analisa jaringan komunikasi informal para karyawan yang ada di SMK Yayasan Pendidikan Waskito sengaja

6

(21)

dipilih karena pada umumnya pendapatan (honor) para karyawan di organisasi ini tergolong berkecukupan dibanding dengan tugas dan tanggung jawab mereka untuk mendidik dan memberikan ilmu kepada para siswa sehingga siswa-siswa mereka menjadi siswa-siswa yang berprestasi dibekali dan bertingkah laku yang baik di masyarakat dan membawa nama baik bagi sekolah. Agar tujuan organisasi dapat tercapai tentunya tidak terlepas pada individu-individu yang ada di dalam internal organisasi tersebut. Pendekatan antar pribadi lebih efektif sehingga dengan gaji yang tergolong tidak seberapa dengan tanggung jawab yang diembannya, misi dan semangat kebersamaan para karyawan di dalam organisasi dapat tetap dijaga.

Di dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Komunikasi yang terjadi secara pribadi tersebut akan memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan. Maka komunikasi di dalam jaringan komunikasi informal sangatlah penting, kerena informasi tentang lingkungan kerja, hubungan atau keterkaitan antara responden yang satu dengan yang lainnya, masalah-masalah baik masalah gaji dan tunjangan, masalah keluarga, kehidupan pribadi, fasilitas kantor, promosi karyawan, sikap atasan, kesehatan, teman sekerja yang terjadi di dalam organisasi akan sangat mudah diketahui dengan menggunakan jalur komunikasi informal.

Analisa jaringan komunikasi ini dapat membantu seorang Public Relations atau manajemen perusahaan atau pimpinan organisasi (dalam penelitian ini adalah kepala yayasan pendidikan Waskito) untuk mendapatkan informasi tentang pola-pola interaksi diantara karyawan didalam organisasi mereka. Sehingga apabila terdapat informasi terutama yang menyangkut masalah organisasi agar dapat

(22)

segera diatasi sehingga masalah tersebut tidak tersebar keluar organisasi. untuk itu PR atau manajemen dalam organisasi tersebut harus mengetahui dulu detail permasalahannya dan mengetahui siapa saja atau kelompok apa saja yang mempunyai pengaruh besar terhadap karyawan. Mereka adalah pemuka opini (opinion leaders) yang dipercaya dan menjadi sumber informasi bagi karyawan lainnya. Sehingga antara opinion leaders dengan PR ataupun Manajemen dapat bekerjasama mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

Khalayak sasaran yang akan diteliti yaitu semua karyawan yang berada di SMK WASKITO yang berjumlah 25 orang. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu sekitar 3 bulan terakhir terhitung Juni-Agustus 2008.

Dengan adanya jaringan komunikasi informal diharapkan dapat menghubungkan kedudukan-kedudukan setiap individu dalam jaringan komunikasi informal tersebut dengan bermacam-macam aspek komunikasi anggota.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana jaringan komunikasi informal beserta peran-peran dan pola yang ada dalam jaringan komunikasi informal guru dan staff di SMK WASKITO?

(23)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari jaringan komunikasi informal ini adalah:

1. Penulis ingin mengetahui pola jaringan komunikasi yang terbentuk di dalam jaringan komunikasi informal.

2. Penulis ingin menganalisa peran-peran individu yang terdapat dalam jaringan komunikasi informal.

1. 4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu dan teori kehumasan (Public Relations) mengenai jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi organisasi tentang manfaat jaringan komunikasi informal di SMK WASKITO. Adapun manfaat jaringan komunikasi informal sangat berperan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi organisasi.

(24)

BAB II

KERANGKA KONSEP

2.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi barasal dari bahasa Latin Communis yang artinya "sama", communico, atau communicare yang berarti "membuat sama" (to make

common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau

suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat "Kita berbagi pikiran", "Kita mendiskusikan makna, dan "Kita mengirimkan pesan".6

Komunikasi merupakan salah satu obyek terpenting dalam kegiatan hubungan antar individu, tanpa adanya komunikasi maka aktivitas keseharian suatu individu, organisasi atau instansi tidak akan berjalan sebagaimana layaknya, contohnya jika dua orang berkomunikasi berbicara memahami dan mengerti apa yang akan dibicarakan tersebut, maka dapat dikatakan komunikasi tersebut komunikatif. Dalam kegiatan komunikasi itu sendiri, tidak semata-mata hanya berupa penyampaian informasi tetapi lebih dari pada itu yakni mengandung unsur persuasif sehingga orang lain akan bersedia, menerima, memahami dan terpengaruh serta mau melakukan suatu perintah atau kebijakan tersebut.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pemikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, 6Mulyana. Deddy.Ilmu komunikasi Suatu Pengantar .PT, Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001. Hal: 41-42

(25)

kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka atau melalui media lain dengan tujuan tertentu sehingga menimbulkan efek tertentu pula .7 Komunikasi adalah kekuatan yang mengikuti bersama orang-orang dari satu organisasi”.8

Definisi di atas menjelaskan pada dasarnya komunikasi merupakan salah satu objek terpenting dalam kegiatan hubungan antar individu, tanpa adanya komunikasi maka aktifitas keseharian suatu individu, organisasi dan institusi tidak akan berjalan sebagaimana layaknya. Dalam hal ini komunikasi memberikan pemahaman sebagai kekuatan yang berasal dari orang atau individu didalam organisasi. Sehingga dalam suatu organisasi, komunikasi, dan aspek-aspek yang terdapat didalamnya berperan mengikat seluruh anggota dan kegiatan yang ada dengan maksud mencapai tujuan organisasi.

Dalam organisasi, komunikasi menjadi sumber bagi kehidupan dan kedinamisan usaha karena komunikasi menjadi sarana yang menghubungkan semua individu dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka komunikasi dalam organisasi sangat diperlukan untuk menghubungkan anggota-anggota organisasi. Terdapat dua jenis komunikasi dalam organisasi yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal yang keduanya dapat dikelola secara harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk 7Onong U. Effendy, Human Relations dan Public Relations, 1993, hal .27

8

(26)

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

2.2. Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan interaksi atau proses penyampaian pesan atau informasi antara komunikator dengan komunikan melalui saluran komunikasi sehingga menimbulkan umpan balik antara komunikator dengan komunikan untuk mencapai suatu tujuan. Komunikasi juga bisa dikatakan sebagai proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang diantara dua orang atau lebih dengan maksud dan tujuan tertentu.

Schein mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yang mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.9

Komunikasi dalam organisasi merupakan proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.

9

(27)

Riyono Praktiko mengatakan bahwa ” Komunikasi dalam organisasi merupakan faktor yang terpenting dalam usaha mempertahankan kesatuan dalam kelompok organisasi untuk mencapai tujuan bersama”.10

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

a. Fungsi informatif.

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.

b. Fungsi regulatif.

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: 1. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya

10

(28)

dilaksanakan sebagaimana semestinya. 2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

c. Fungsi persuasif.

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi integratif.

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:

a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.

b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

(29)

Tujuan dilakukannya komunikasi dalam organisasi didasarkan alasan-alasan sebagai berikut

1. Kebutuhan Sosial

Keinginan untuk berafiliasi dengan orang lain. Tujuan utamanya adalah kebersamaan. Bila seseorang merasa cocok dengan anggota lainnya maka ia akan terpuaskan, tetapi bila ia dikucilkan maka timbul rasa tidak puas. Rasa memiliki dan pengenalan diri, hubungan ini seringg disebut solidaritas, integrasi sosial, kecenderungan hidup berkelompok.

2. Pengetahuan Tentang Perilaku Yang Dapat Diterima

Dengan berkomunikasi seorang karyawan dapat mengetahui perilaku mana yang sesuai dengan budaya organisasi.

3. Perhatian Atau Simpati

Untuk melepaskan stress dan frustasi dalam pekerjaan, anggota mencari perhatian anggota lain. Dengan berkomunikasi mereka dapat saling memberikan dan meminta empati atau perhatian atas permasalahan yang mereka hadapi dalam pekerjaan.

4. Bantuan Dalam Pencapaian Tujuan

Seseorang dapat mencapai tujuannya dengan berkomunikasi. Biasanya kasus yang terjadi adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapai dalam mencapai tujuan perusahaan.

(30)

5. Pelestarian Nilai-nilai Budaya

Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok di Organisasi biasanya cenderung untuk mengembangkan dan melestarikan budaya kelompoknya dalam hal ini organisasi atau perusahaan.

6. Komunikasi dan Informasi

Komunikasi dalam organisasi merupakan sarana penyebaran informasi baik melalui jaringan komunikasi formal maupun jaringan komunikasi informal.11

Point-point yang telah dijabarkan diatas menjelaskan bahwa individu mempunyai tujuan atau alasan untuk terlibat dalam organisasi. Hubungan antar individu inilah yang mendasari terjadinya komunikasi didalam organisasi atau perusahaan yang selanjutnya dari komunikasi tersebut akan berkembang membentuk suatu jaringan komunikasi.

2.3. Komunikasi Antar Pribadi

Awalnya timbul suatu komunikasi dalam organisasi akan dimulai dari suatu hubungan antar pribadi, karena adanya kesamaan yang mereka miliki sehingga mereka akan semakin membuka hubungan mereka dan merekapun akan membina hubungan mereka didalam organisasi.12

11Reksohadiprojo, Sukanto, Organisasi Perusahaan Teori, Struktur dan Perilaku, BPFE, Yogyakarta, 1982

12

(31)

Komunikasi antar pribadi (interpersonal Communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. 13 Verbal dan non verbal berangkat dari pemahaman bagaimana pesan itu dikemas, seperti komunikasi pada umumnya selalu mencakup dua unsur pokok; isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan, baik secara verbal (tersurat) maupun non verbal (tersirat).

Komunikasi interpersonal yang efektif adalah sebagai salah satu dasar untuk berhasilnya suatu organisasi. Setelah kita memahami pengertian komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemaparan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut de Vito adalah:

1. Keterbukaan (Opennes)

Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.

Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.

13Mulyana. Deddy.Ilmu komunikasi Suatu Pengantar .PT, Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001. Hal: 73

(32)

2. Positif (Positiveness)

Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

3. Kesamaan (Equality)

Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.

4. Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.

5. Dukungan (Supportiveness)

Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.

Komunikasi antarpribadi salah satunya dipengaruhi oleh hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.

(33)

Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut

hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”

Asumsi dari penjelasan diatas bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.14

Berdasarkan penjelasan tersebut maka hubungan antar individu inilah yang mendasari terjadinya komunikasi didalam organisasi yang selanjutnya dari komunikasi tersebut akan berkembang membentuk suatu jaringan komunikasi informal.

2.4. Analisis jaringan ( Network Analysis)

Analisis Jaringan Komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasikan struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan-hubungan korelasional sebagai unit-unit analisis. Tipe hubungan dalam Analisis Jaringan bukanlah analisis monadic (individu), tetapi dyadic (2 orang) atau lebih.

14

(34)

Bertujuan untuk memetakan kegiatan-kegiatan komunikasi yang melibatkan responden dalam organisasi ataupun unit-unit kerjanya baik secara formal maupun informal. Responden secara khusus diminta menunjukkan sejauh mana dan bagaimana ia terlibat dalam komunikasi dengan rekan dalam kelompok atau organisasi.

Ciri analisa jaringan komunikasi terletak pada analisis hubungan antara dua orang atau lebih dalam struktur jaringan komunikasi. Unit analisis dalam jaringan bukan lagi individu-individu pelaku komunikasi secara terpisah dan mandiri, tetapi adalah hubungan antara pelaku-pelaku interpersonal, pada tingkat klik dan pada tingkat sistem yang besar.

Ada beberapa tipe analisis hubungan perilaku komunikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan-hubungan komunikasi yang ada dalam jaringan komunikasi, Yaitu:

(1) hubungan komunikasi pada tingkat personal atau pribadi, (2) hubungan komunikasi pada tingkat klik,

(3) hubungan komunikasi pada tingkat system

61

.

Hubungan komunikasi pada tingkat personal atau pribadi mempunyai cirri struktural yang sangat penting yaitu derajat dimana seseorang terintegrasi dengan individu-individu lainnya didalam jaringan komunikasinya. Integrasi jaringan komunikasi personal adalah derajat dimana hubungan-hubungan komunikasi ada diantara anggota-anggota jaringan individual atau jaringan komunikasi personal.

(35)

Makin besar jumlah hubungan ini makin besar derajat integrasi jaringan komunikasi khusus individual atau jaringan komunikasi personal.15

Makin besar jumlah hubungan ini makin besar derajat integrasi jaringan komunikasi khusus individual. Contoh: jaringan personal yang interlocking (saling mengunci) mempunyai derajat yang tinggi, sedang suatu jaringan personal jari-jari (radial) mempunyai integrasi yang rendah.16

Kelebihan metode jaringan komunikasi yaitu dapat menggambarkan stuktur komunikasi dalam sebuah jaringan secara lengkap dan menyeluruh, baik mengenai arus informasi yang beredar, posisi dan peranan masing-masing personal pelaku, dan kadar atau intensitas hubungan yang dimiliki.17

Jaringan personal “jari-jari” (radial) tingkat integrasinya rendah, karena teman seseorang tidaklah menjadi teman lainnya (saling berteman). Jaringan yang demikian lebih terbuka bagi lingkungan. Kita dapat berharap bahwa seseorang yang mempunyai tipe jaringan yang demikian akan menerima pesan khusus yang dapat menyebar didalam sistemnya sendiri, yang secara relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan jaringan yang saling mengunci. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat integrasi jaringan personal, semakin kurang informasi yang dapat diterimanya. Jaringan personal yang terintegrasi lebih banyak memuat topik-topik pembicaraan yang sensitif atau issue yang tabu daripada yang biasa-biasa.

15

Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Terbitan Universitas Terbuka, 2004, hal. 2.3

16Ibid, hal 2.4 17

(36)

Hubungan komunikasi pada tingkat klik dapat dipertimbangkan dengan adanya berbagai variable struktural yang dapat diukur, yaitu18:

1. Keterhubungan klik, keterhubungan klik adalah derajat para anggota suatu klik berhubungan satu sama lain melalui arus komunikasi. Hal ini dapat Atau dapat ditulis sebagai berikut :

kontak-kontak nyata (actual contact) kemungkinan hubungan (possible contact)

Indeks keterhubungan komunikasi dapat dihitung pada masing-masing klik, oleh karena itu klik menjadi unit analisis. Indeks ini memungkinkan kita meneliti derajat hubungan suatu klik dengan variabel-variabel lainnya.

2. Kedominanan klik, kedominana klik adalah derajat dimana pola-pola hubungan komunikasi antar klik tidak memungkinkan kesamaan. Pola hubungan yang berbentuk roda mempunyai derajat kedominanan yang tinggi, karena seluruh arus komunikasi harus melalui seorang individu. Pemusatan yang demikian menimbulkan informasi terpusat dan cenderung mengurangi keterbukaan. 3. Keterbukaan klik, keterbukaan klik adalah derajat dimana anggota-anggota

suatu klik saling bertukar informasi dengan klik-klik yang ada diluarnya. Suatu gagasan baru akan lebih mudah masuk ke dalam suatu klik yang lebih terbuka. 4. Keintegrasian klik, keintegrasian klik dalam jaringan yang lebih luas dapat

diukur dengan ada tidaknya penghubung yang menghubungkan klik dengan jaringan yang lebih luas tersebut.

18

(37)

Hubungan komunikasi pada tingkat sistem dapat dianalisis dengan melihat : 1. Keterhubungan sistem, yaitu derajat dimana klik-klik dalam suatu sistem

berkaitan satu sama lain melalui arus komunikasi. Indeks ini memungkinkan kita menggunakan matematika untuk memperhitungkan derajat saling keterhubungan klik dalam suatu sistem sosial.

2. Kedominanan sistem, yaitu derajat dimana pola-pola hubungan komunikasi antar klik dalam suatu sistem sosial tidak mempunyai kesamaan. Hal ini berarti suatu pengukuran terhadap derajat pemusatan yang menguasai komunikasi antar klik. Makin besar kontrol dilakukan oleh suatu klik terhadap arus informasi pada sekelompok klik, makin tinggi kedominanan sistem tersebut.

3. Keterbukaan sistem, yaitu derajat dimana suatu sistem saling bertukar informasi dengan lingkungannya. Suatu sistem yang derajat keterbukaannya besar adalah inovatif.19

2.5. Kajian Peranan Jaringan Komunikasi Informal.

Jaringan komunikasi adalah saluran-saluran yang merupakan tempat informasi mengalir. Ada dua bentuk jaringan, yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal (Suwarto, 1999).

1. Jaringan komunikasi formal adalah komunikasi yang bertalian dengan tugas, proses komunikasi mengikuti rantai wewenang. Jaringan ini biasanya vertikal.

19

(38)

2. Jaringan komunikasi informal biasanya berupa bisikan atau selentingan komunikasi.

Organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan. Pada saat orang-orang tersebut saling berkomunikasi maka berkembanglah keteraturan dalam kontak siapa berbicara dengan siapa. Lokasi setiap individu dalam pola jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut. Pertukaran pesan melalui jalan tertentu itulah yang dinamakan jaringan komunikasi.20

Jaringan komunikasi informal terjadi karena interaksi diantara orang-orang yang bekerja bersama dalam suatu organisasi. Jaringan komunikasi informal (grapevine) merupakan analisis jaringan yang menggambarkan hubungan atau koreksi orang-orang serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu sama lain dan tidak memandang jabatan atau posisi dalam organisasi.

Penelitian ini mengacu pada konsep jaringan informal (Grapevine) yang mempunyai beberapa karakteristik dan dianggap penting dalam memahami bekerjanya grapevine, sebagaimana dikemukakan oleh Keith Davis dalam penelitiannya:

1. Speed of Transmission (kecepatan transmisi)

Pada saat karyawan tertarik dengan urusan teman sekerja, informasi akan menyebar secara cepat, apabila ada ketertarikan antar karyawan mengenai urusan pribadi mereka maka arus informasi akan menyebar secara cepat.

20

(39)

2. Degree of Selectivity (tingkatan selektivitas)

Mereka yang menggunakan grapevine dengan memperhatikan kehendak dan intelegensi dari organisasi yang akan membawa informasi tersebut.

3. Locale of operation

Grapevine dilakukan hanya pada areal perusahaan atau organisasi dan topiknya hanya seputar masalah organisasi atau perusahaan.

4. Relation of Formal Communication

Sistem komunikasi formal dan informal bekerjasama atau tidak satu sama sekali, ketika sistem formal tidak aktif, grapevine pun tidak ada kesibukan untuk mengisi kesenjangan informal tersebut, jadi tidak ada komunikasi sama sekali. Ketika berkomunikasi formal aktif, begitupula dengan grapevine.21 Apabila ada komunikasi formal maka dengan sendirinya akan terbentuk komunikasi informal begitu pula sebaliknya, karena mereka saling keterkaitan dan berhubungan satu sama lainnya.

Jaringan komunikasi informal ini muncul dari interaksi-interaksi diantara orang-orang, informasi ini mengalir dengan arah yang tidak dapat diduga, dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine). Informasi yang mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan juga terlihat berubah-ubah dan tersembunyi.

21

(40)

Jaringan komunikasi informal mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:

1. Jaringan komunikasi informal dapat memuaskan salah satu kebutuhan karyawan, yaitu dapat memelihara dan menikmati hubungan persahabatan dengan rekan sekerjanya.

2. Jaringan komunikasi informal dapat membantu karyawan dalam memahami lingkungan kerjanya, terutama dalam menginterpretasikan perintah-perintah yang kurang jelas dari atasan.

3. Jaringan komunikasi informal dapat berfungsi sebagai ” katup pengaman” pada orang yang sedang bingung atau kurang jelas dengan apa yang terjadi pada mereka. Mereka dapat menggunakan jaringan komunikasi ini untuk memperbesar keingintahuan mereka atau untuk mengurangi kegelisahan mereka. Setiap individu akan merasa gelisah apabila ada suatu ketidakpastian maka dengan komunikasi informal ketidakpastian itu akan terjawab.

4. Ketika orang menggosipkan seseorang yang tidak ada, mereka sering mengadili. Beberapa orang menghakimi orang lain untuk keberadaannya. Ini merupakan suatu cara dalam menghadapi keraguan, ketidakamanan, kebingungan.22

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan komunikasi informal tidak hanya membawa dampak yang negatif bagi perusahaan tetapi dapat membawa dampak yang positif bila seiring di bawah kontrol struktur formal.

Dalam hubungan dengan penelitian ini, kebijakan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi di lingkungan perusahaan adalah satu hal yang terkait

22

(41)

antara atasan dan bawahan atau sesamanya. Masalah yang terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan merupakan hal yang menyangkut kepentingan karyawan perusahaan sehingga menjadi topik pembicaraan yang banyak diminati oleh para karyawan

Masalah-masalah seputar pekerjaan yang sering dijadikan topik pembicaraan oleh para karyawan antara lain adalah tentang pembagian tugas, masalah gaji, kebijakan perusahaan, fasilitas perusahaan dan topik-topik yang lainnya.

Sesuai dengan teori-teori yang telah diberikan, maka jaringan komunikasi informal (grapevine) dikalangan karyawan mengenai masalah-masalah pekerjaan, diasumsikan terjadi disetiap perusahaan atau organisasi. Saluran informal ini juga dapat dijadikan wadah bagi mereka untuk mendiskusikan masalah-masalah pekerjaan dan sekaligus menjadi jalan keluar atau pemecahan dari masalah yang ada.

2.6. Peran-peran Dalam Jaringan Komunikasi

Dalam jaringan komunikasi informal tersebut terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan mendapatkan informasi dirinya. Studi tentang jaringan komunikasi yang lebih baru dilakukan pada kehidupan organisasi yang sesungguhnya. Studi ini mengemukakan mengenai peran komunikasi yang terjadi pada jaringan kelompok. Ada 7 peranan jaringan komunikasi yaitu:

(42)

1. Klik

Sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota lainnya. Kebanyakan anggota klik relatif akrab satu dengan yang lainnya dalam hierarki formal organisasi dan ini menunjukkan kemiripan sistem komunikasi formal dan informal.

Satu syarat bagi anggota klik adalah bahwa individu–individu harus mampu melakukan kontak satu dengan yang lainnya bahkan dengan cara tidak langsung. Hal ini terjadi dalam klik, pada saat berkomunikasi mereka cenderung lebih suka melakukan komunikasi tatap muka meskipun harus menempuh jarak tertentu. Hal ini tidak berlaku bila kita berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak atau kurang kita sukai maka kita cenderung menghindari komunikasi tatap muka.

2. Penyendiri ( Isolate/ Loners)

Mereka yang hanya melakukan sedikit kontak atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya. Goldhaber merumuskan sifat-sifat khusus penyendiri. Penyendiri berbeda dengan anggota kelompok lainnya dalam arti kurang aman dalam konsep diri mereka diantaranya adalah:

a. Kurang termotivasi oleh cita-cita

(43)

c. Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam sistem

d. Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi

e. Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran informasi

f. Relatif tidak puas dengan sistem komunikasi

g. Beranggapan bahwa sistem komunikasi tertutup bagi mereka

3. Jembatan (Bridge)

Jembatan adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan kelompok lainnya. Individu ini membantu saling memberi informasi diantara kelompok-kelompok dan mengkoordinasi kelompok lainnya. Mereka ini adalah merupakan manajer tingkat puncak yang melakukan kontak dengan organisasi. Mereka selalu mengikuti perubahan lingkungan organisasi yang terjadi, dan berupaya untuk mengadaptasikan organisasi dengan perubahan lingkungan tersebut.

4. Penghubung (liason)

Liason adalah sama peranannya dengan Bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan diantara kelompok-kelompok dalam organisasi. Penghubung adalah seseorang yang menghubungkan dua kelompok atau lebih dalam suatu organisasi dan ia bukan sebagai salah satu anggota kelompok tersebut. Penghubung sedikit

(44)

mirip dengan penjaga gawang, akan tetapi kalau penjaga gawang berada dalam struktur organisasi dimana ia melakukan komunikasi keatas, sedangkan penghubung berada diantara kelompok yang tidak tersusun dalam hierarki. Liason orang yang menghubungkan dua atau lebih klik dalam suatu jaringan komunikasi.

Ciri objektif dari penghubung anatara lain:

a. Memiliki kesepakatan lebih tinggi tentang identitas kontak mereka dibanding dengan yang bukan penghubung

b. Berlaku sebagai sumber informasi pertama lebih besar daripada unsur lainnya dalam organisasi

c. Memiliki status formal lebih tinggi

d. Telah menjadi anggota lebih lama

e. Tingkat pendidikan dan usia sama dengan yang bukan penghubung

Cara memandang diri sendiri sebagai:

a. Memiliki kontak komunikasi yang lebih besar

b. Memiliki jumlah informasi yang lebih besar berkenaan dengan dimensi isi pesan yang dijadikan sebagai definisi peranan mereka

c. Berpartisipasi dalam sistem komunikasi yang lebih terbuka. Informasi dipandang sebagai lebih tepat waktu, lebih dapat dipercaya, lebih bermanfaat

(45)

d. Memiliki pengaruh lebih besar

Para penghubung dipandang orang lainnya sebagai:

a. Memiliki jumlah kontak komunikasi yang lebih besar

b. Memiliki cakupan yang lebih luas di seluruh srtuktur organisasi

c. Memiliki informasi yang lebih banyak

d. Memiliki kendali yang lebih ketat atas aliran informasi

e. Memiliki pengaruh yang lebih besar

f. Lebih kompeten

5. Penjaga Gawang ( Gate Keeper)

Penjaga gawang adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada ditengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Ia dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini penjaga gawang mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak. Jika penjaga gawang memutuskan bahwa informasi itu tidak penting, kemudian seseorang harus mendapatkan informasi tersebut, maka mungkin informasi

(46)

tersebut tidak diberikan. Nyatalah bahwa peranan penjaga gawang ini sangat penting dalam jaringan komunikasi.

6. Pemimpin pendapat ( Opinion Leader)

Opinion leader tidak selalu orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi secara informal sikap dan perilaku para anggota. Pemimpin informal memiliki peranan yang penting disebut ” model aliran dua langkah dari perubahan sikap”. Pesan persuasif mengalir dari media massa ke pemimpin informal, menginterpretasikan informasi dan menyampaikannya kepada para anggota kelompok. Pemimpin informal dapat mempengaruhi sikap anggota kelompok dengan membantu mereka menginterpretasikan informasi yang baru dan menentukan situasi dan sikap.

7. Kosmopolit

Individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu di luar organisasi untuk kepentingan organisasi. Kosmopolit menghubungkan para anggota dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas struktur organisasi. Anggota organisasi yang aktif keluar biasanya lebih menyukai peran ini. Mereka melakukan kontak dengan sumber-sumber diluar organisasi dan bertindak sebagai saluran bagi gagasan baru yang akan diadopsi organisasi.

(47)

Dari apa yang sudah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa jaringan komunikasi informal (grapevine) terjadi sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk bergaul dan keinginan menyampaikan informasi yang dimiliknya kepada teman. Grapevine berfungsi menjaga hubungan baik antara karyawan, dengan grapevine arus informasi atau pesan berjalan dengan cepat secara informal tanpa dapat dikontrol oleh pihak manajemen atau perusahaan.

2.7. Pola Komunikasi Informal

Salah satu ciri komunikasi organisasi yang paling nyata adalah konsep hubungan Goldbaher (1979) mendefinisikan organisasi sebagai ” sebuah jaringan hubungan yang saling bergantung. Bila sesuatu saling bergantung, ini berarti bahwa hal-hal tersebut saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi satu sama lainnya.23

Selain setiap orang memainkan peranannya masing-masing, di dalam jaringan komunikasi informal juga dapat membentuk lima model jaringan komunikasi, yaitu :

1. Model lingkaran (circle)

Model ini tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain yang terdekat.24

2. Model roda (wheel)

Model ini memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Pemimpin merupakan satu-satunya orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari 23Don. F. faules, R. Wayne Pace. Komunikasi Organisasi. Strategi Meningkatkan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: PT. remaja Rosda Karya. 2005 24

(48)

semua anggota. Jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.

3. Model huruf “Y”

Model ini relatif kurang tersentralisasi dibandingkan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan model lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah). Anggota-anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua (orang dari bawah). Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Komunikasi ketiga anggota lainnya hanya dengan satu orang lainnya.

4. Model rantai (chain)

Model ini sama dengan model lingkaran, akan tetapi anggota yang di bagian ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini, yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.

5. Model saluran bebas (all-channel)

Model saluran bebas atau model bintang hampir sama dengan model lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam model semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Model ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara maksimal.25

25

(49)

2.8. Sosiometri

Sosiometri adalah berkenaan dengan pola memilih, berkomunikasi dan berinteraksi dari individu-individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa sosiometri adalah studi dan pengukuran tentang pilihan sosial (social choice), baik tentang pemilihan orang-orang, pemilihan garis komunikasi, dan pemilihan garis pengaruh. Dalam penelitian dengan menggunakan metode sosiometri, maka subjek dimintakan untuk memilih satu atau beberapa dari item yang telah ditentukan.26

Analisis data menggunakan analisis sosiometri, yaitu teknik analisis data dengan jalan melakukan pendekatan teoritis dan metodologis terhadap kelompok-kelompok. Dalam teknik ini pertama-tama akan disusun suatu tabel matriks sosiometri untuk mengetahui pilihan hubungan komunikasi antar responden. Selanjutnya dibuat suatu sosiogram berdasarkan matrik sosiometri yang menyatakan arah hubungan komunikasi di antara para responden.27

Dalam metode sosiometri, pengumpulan data ditujukan untuk memperoleh keterangan tentang adanya interaksi di antara anggota kelompok, antara kelompok dengan kelompok, antara pribadi dengan anggota kelompok.

Mengumpulkan data dengan metode sosiometri secara relatif lebih mudah dibandingkan dengan teknik yang digunakan dalam menganalisis data sosiometri. Data sosiometri dapat memberikan jawaban tentang posisi individu dalam kelompok, tentang hubungan dalam sub kelompok ataupun tingkat kohesi dari kelompok dalam studi tentang pengaruh variasi struktur kelompok terhadap

26

Ibid., hal. 2.13 27

Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi II, Jakarta: Terbitan Universitas Terbuka, 2000, hal. 2.12

(50)

perilaku anggota kelompok, ataupun dalam melihat ciri perorangan yang selalu dipilih dan yang jarang-jarang dipilih. Dalam analisis data sosiometri, ahli-ahli dapat menggunakan cara metriks sosiometri, sosiogram dan indeks sosiometri.28

Sosiometri merupakan sebuah konsepsi psikologis yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan teoritis terhadap kelompok. Asumsi yang dimunculkan adalah bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa tertarik satu sama lain akan lebih banyak melakukan tindakan komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindakan komunikasi.29

2.9. Model Komunikasi Konvergensi (Komunikasi Sebagai Proses

Konvergensi)

Apabila akan dikaitkan dengan pemikiran Interaksionisme Simbolik tentang proses interaksi sosial yaang sifatnya dinamik dan berlangsung terus menerus maka ada suatu model komunikasi, yang melihat proses komunikasi sebagai pertukaran (exchange) dan pembagian bersama (sharing of) informasi selama beberapa waktu tertentu. Dengan model komunikasi ini diharapkan akan dicapai suatu cara pendekatan yang tidak terikat pada kaidah atau batasan salah satu kebudayaan tertentu saja, tetapi sebaliknya dapat menggambarkan kenyataan kenyataan yang sesungguhnya dalam masyarakat.

Model yang dimaksud ialah Model Komunikasi Konvergensi (convergence model of communication) yang menekankan komunikasi sebagai

28

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hal. 218

29S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004, hal. 3.30

(51)

proses penciptaan dan pembagian bersama informasi untuk tujuan mencapai saling pengertian bersama (mutual understanding) antara para pelakunya .30

Komunikasi disini dilihat tidak sebagai komunikasi yang berlangsung secara linear dari sumber kepada penerima, melainkan sebagai sirkum atau melingkar (cyclical). Pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi berganti-ganti peran sebagai sumber ataupun penerima yang diistilahkan sebagai “transceivers”, sampai akhirnya mencapai tujuan, kepentingan atau pengertian bersama. Dengan demikian, komunikasi selalu mengandung makna adanya saling berhubungan.

30Everett M. Rogers dan Kincaid D.L, Communication Networts Toward a New Paradigm For Research, New York: The Free Press, 1981.

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data, dengan menyajikan data, menganalisa dan menginterpretasikan data.20

Menurut Whitney (1960) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.21

Pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial menekankan kepada pembuktian terhadap hubungan-hubungan antar variabel, atau keterpengaruhan antara variabel satu dengan lainnya, atau perbedaan sifat dan kemampuan dari beberapa variabel, maupun identifikasi terhadap variabel. Sifat-sifat analisis seperti ini lebih tepat menggunakan alat-alat statistik dalam pengujian data di lapangan. Dengan demikian, maka analisis kuantitatif menekankan pada empat hal yang dicari dari hubungan-hubungan variabel penelitian, yaitu persoalan hubungan, pengaruh, perbedaan dan identifikasi.

20

Masri Singarimbun dan Sopian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta. 1989. LP3ES hal: 67 21

Moh. Nazir, Metode Penelitian,Ghalia Indonesia, 2003, hal. 54-55

(53)

Dengan melihat dari kegunaan dari tipe penelitian deskriptif, maka peneliti ingin menggali lebih dalam untuk menganalisa jaringan komunikasi informal beserta peran-peran yang ada dalam jaringan komunikasi informal di organisasi SMK WASKITO.

3.2. Metode Penelitian

Pengertian metode, berasal dari Yunani yaitu dari kata methodos yang artinya adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja yang sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan suatu jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan ilmiah dan termasuk keabsahannya.22

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah analisa jaringan komunikasi untuk mengidentifikasi struktur jaringan komunikasi informal di SMK WASKITO.

Rogers dan Kincaid (1981) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem.23

22Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2006.

23

Everett M. Rogers dan Kincaid D.L, Communication Networts Toward a New Paradigm For Research, New York: The Free Press, 1981, hal. 134

(54)

3.3. Populasi dan Sampel

Sugiyo dalam bukunya yang berjudul ”Statistika Untuk Penelitian” mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik untuk kesimpulannya.24

Sampel penelitian dalam analisa jaringan adalah semua orang yang menjadi anggota jaringan sosial, atau yang secara riil menjadi anggota kelompok tersebut. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah karyawan SMK WASKITO yang berjumlah 25 orang. Sedangkan tekhnik penarikan sampelnya adalah total sampling karena jumlah populasinya berjumlah 25 orang sehingga keseluruhan populasi tersebut dijadikan sample pada penelitian ini.

3.4. Definisi dan Operasionalisasi Konsep

3.4.1. Definisi Konsep

1. Jaringan Komunikasi informal

Adalah komunikasi yang terjadi antara individu yang satu dengan yang lainnya melalui pola-pola arus komunikasi yang bersifat informal, yang berada diluar struktur formal yang dimotivasi oleh kebutuhan individu untuk berinteraksi dan menjadi bagian dengan lingkungannya, jadi lebih kepada

human relations, maksudnya dalam komunikasi informal hubungan antar

pribadi lebih ditekankan kerena komuniksi informal menuntut adanya 24Sugiyono. Statitiska Untuk Penelitian (2002:55). Yang dikutip dalam buku Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2006.hal 133

(55)

keakraban dan kesamaan. Komunikasi informal yaitu desas-desus, selentingan atau berita angin yang belum tentu benar dikembangkan untuk memperoleh berbagai macam informasi yang menurut mereka menarik yang tidak mereka dapati melalui jaringan komunikasi formal oleh keterbatasan wewenang ataupun karena memang arus komunikasi formal di dalam perusahaan tersebut kurang lancar.

2. Analisis jaringan komunikasi

Merupakan salah satu pendekatan dari penelitian yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan model komunikasi konvergensi. Analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem. Struktur komunikasi yang dimaksud adalah susunan dari unsur-unsur komunikasi yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus komunikasi dalam suatu sistem.

3. Derajat Integrasi Pada Jaringan Komunikasi Informal

Pada tingkat terbawah, ciri struktural yang penting ialah derajat dimana seseorang terintegrasi dengan individu-individu lainnya di dalam jaringan komunikasinya. Integrasi jaringan komunikasi personal adalah derajat dimana hubungan-hubungan komunikasi ada di antara anggota-anggota jaringan

(56)

individual atau jaringan komunikasi personal. Makin besar jumlah hubungan ini makin besar jumlah derajat integrasi jaringan komunikasi khusus individual. Contoh : jaringan personal yang interlocking (saling mengunci) mempunyai derajat yang tinggi, sedang suatu jaringan personal jari-jari (radial) mempunyai integrasi yang rendah.

Pada tingkat klik, kita dapat mempertimbangkan betrbagai variabel struktural yang dapat diukur, yaitu :

(1) keterhubungan klik, adalah derajat para anggota suatu klik berhubungan satu sama lain melalui arus komunikasi. Hal ini dapat dihitung dari jumlah arus informasi interpersonal yang ada dibandingkan dengan derajat kemungkinan hubungan yang potensial. Indeks keterhubungan komunikasi dapat dihitung pada masing-masing klik, oleh karena itu klik menjadi unit analisis

(2) kedominanan klik, adalah derajat dimana pola-pola hubungan komunikasi antar klik tidak memungkinkan kesamaan. Pola hubungan yang berbentuk roda mempunyai derajat kedominanan yang tinggi, karena seluruh arus komunikasi harus melalui seorang individu

(3) keterbukaan klik, adalah derajat dimana anggota-anggota suatu klik saling bertukar informasi dengan klik-klik yang ada di luarnya

(4) keintegrasian klik, keintegrasian klik di dalam jaringan yang lebih luas dapat di ukur dengan ada tidaknya penghubung yang menghubungkan klik dengan jaringan yang lebih luas tersebut.

4. Peran individu didalam jaringan komunikasi informal berlangsung didalam hubungan antar individu dalam konteks komunikasi interpersonal, klik-klik

(57)

dan sistem menjadi unit analisis, berarti kedudukan individu pelaku komunikasi tidak dilihat secara terpisah atau mandiri dalam sebuah konteks komunikasi. Dengan demikian yang diperhatikan adalah komunikasi antar pelaku, bukan pelaku-pelaku itu sendiri secara terpisah.

3.4.2. Operasionalisasi Konsep

Secara operasional jaringan komunikasi informal dijabarkan sebagai komunikasi diantara karyawan SMK WASKITO yang tidak melalui jalur resmi. Jaringan komunikasi ini terjadi tanpa melihat kedudukan atau posisi mereka dalam struktur organisasi, dimana terdapat proses penyampaian informasi mengenai berbagai hal.

No Konsep Dimensi Indikator

1 Peranan individu dalam struktur jaringan komunikasi informal

Klik - Hubungannya relatif akrab dengan anggota lainnya

Isolate

(Penyendiri)

-Melakukan sedikit atau

sama sekali tidak

melakukan kontak dengan anggota lainnya.

-Bukan klik maupun anggota klik

(58)

Bridge

(Jembatan)

-Orang yang berhubungan

dengan klik-klik dan menjadi anggota salah satu klik

-Manajer tingkat puncak

- Mengikuti perubahan lingkungan - Mengadaptasi kan organisasi dengan perubahan lingkungan tersebut. - Memberi informasi - Mengkoordinasi klik-klik Liason (Penghubung)

-Bukan anggota klik

- Orang yang

menghubungkan dua atau lebih individu dalam suatu sistem

-Tidak tersusun secara hierarki

(59)

-Memberi informasi Penjaga

gawang

(Gate keeper)

-Mengendalikan pesan

-Orang yang berada dalam suatu struktur jaringan

komunikasi yang memungkinkan dia melakukan kontrol komunikasi Pemimpin pendapat (Opinion Leader)

- Tidak selalu orang yang

mempunyai otoritas formal.

-Mampu membimbing dan mempengaruhi sikap dan perilaku anggota

-Dapat menginterpetasikan pesan

-Orang yang Banyak dipilih sebagai sumber informasi

Kosmopolit -Menghubungkan antara

organisasi dengan

(60)

-Mengumpulkan informasi

-Memberikan informasi Bintang

(Star)

-Pusat jalur komunikasi

-Mempunyai banyak informasi mengenai penerapan kebijakan

-Individu yang paling banyak dipilih oleh anggota lain dalam suatu sistem

Neglectee -Tidak dipilh oleh anggota

lain

-Memilih anggota lain 2 Topik yang dibicarakan Kebijakan

perusahaan

Sebuah peluang yang diberikan pihak karyawan dengan satu pertimbangan yang menggunakan objektivitas dan pikiran yang jernih

Pembagian tugas

Penempatan karyawan dalam mengerjakan suatu pekerjaan sesuai dengan

Gambar

Gambar Jaringan Komunikasi Informal di SMK Waskito

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian menggunakan analisis korelasi Rank Spearman yang bertujuan mengetahui hubungan antara variabel motivasi (X1) dan

Aspek format terdiri dari dua kriteria, yaitu kesederhanaan materi yang disajikan dalam animasi stop motion dan kesesuaian tampilan gambar dan tulisan pada animasi stop

Sedjarah yang pasti adalah sedjarah DIRI, kedjadian yang dialami oleh diri kita dimulai dari tidak ada, mendjadi ada, dan kemudi- an tidak ada.Kita semua mengalami itu, dan

Hasil penelitian menemukan bahwa anggota komunitas yang memiliki persepsi negatif terhadap perusahaan lebih banyak dari yang bersikap positif, sehingga dari keragaan persepsi

Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media gambar berseri, (2) Mendeskripsikan hasil belajar menulis narasi

Melalui pendekatan andragogi pada Pembelajaran Jarak Jauh di lembaga PAUD Qolbun Salim Desa Jatiendah Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung kualitas hasil belajar

kembali pelanggaran dapat dikatakan tinggi. Sanksi edukatif merupakan salah satu cara untuk meminimalisir pelanggaran yang terjadi agar siswa dapat menimba ilmu

Dari Gambar 19 dapat dilihat bahwa nilai C atau ketajaman warna yang dihasilkan dari pewarnaan kain meningkat dengan penurunan jumlah konsentrasi gambir yang digunakan,