• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saudara Telah Disucikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Saudara Telah Disucikan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

30 September–6 Oktober

Saudara Telah Disucikan

HALAMAN 3 NYANYIAN: 125, 66

7-13 Oktober

Jangan Sekali-kali

”Murka Terhadap Yehuwa”

HALAMAN 18 NYANYIAN: 119, 80

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis,

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill,

34567

August 15, 2013

Vol. 134, No. 16 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

˝ Saudara Telah Disucikan

Sebagai hamba Yehuwa yang berbakti, kita telah disuci-kan, atau dipisahkan untuk melayani Allah. Di artikel ini, kita akan membahas Nehemia pasal 13. Kita akan meninjau empat hal yang dapat kita lakukan agar tetap kudus.

˝ Jangan Sekali-kali ”Murka Terhadap Yehuwa”

Artikel ini akan membahas lima hal yang bisa membuat seorang Kristen yang loyal ”murka terhadap Yehuwa”. (Ams. 19:3) Lalu, kita akan membahas lima cara agar kita tidak menyalahkan Yehuwa ketika ada problem.

(3)

PENDUDUK Yerusalem resah. Mengapa? Ada orang asing yang tinggal di sebuah ruangan di bait. Orang Lewi tidak lagi melakukan tugas mere-ka. Bukannya memimpin ibadat, para tua-tua ma-lah berbisnis pada hari Sabat. Banyak orang Israel menikah dengan orang asing. Ini hanya beberapa dari hal-hal meresahkan yang Nehemia lihat keti-ka ia kembali ke Yerusalem setelah tahun 443 SM. —Neh. 13:6.

1. Hal-hal meresahkan apa yang Nehemia lihat ketika ia kembali ke Ye-rusalem? (Lihat gambar di awal artikel dalam edisi standar.)

Saudara Telah Disucikan

Kamu telah dicuci bersih, . . . kamu telah

disucikan.”—1 KOR. 6:11.

APA JAWABAN SAUDARA?

Mengapa kita harus menghindari pergaulan buruk?

Bagaimana kita dapat mendukung penyelenggaraan teokratis? Bagaimana kita bisa mendahulukan hal-hal rohani dan

(4)

2 Israel adalah bangsa yang dibaktikan kepada Allah. Pada tahun 1513 SM, orang Israel dengan pe-nuh semangat mengatakan, ”Semua firman yang te-lah Yehuwa ucapkan kami rela lakukan.” (Kel. 24:3) Maka, Allah menyucikan mereka, artinya Allah me-misahkan mereka untuk menjadi umat pilihan-Nya. Sungguh besar hak istimewa itu! Empat puluh ta-hun kemudian, Musa mengingatkan mereka, ”Eng-kau adalah bangsa yang kudus bagi Yehuwa, Allah-mu. Engkaulah yang dipilih Yehuwa, Allahmu, dari antara segala bangsa yang ada di permukaan bumi untuk menjadi umatnya, suatu milik yang istime-wa.”—Ul. 7:6.

3 Sayang sekali, semangat bangsa itu untuk

mena-ati Yehuwa tidak bertahan lama. Memang, selalu ada orang-orang yang melayani Allah. Namun, bangsa Yahudi pada umumnya hanya berpura-pura kudus, atau saleh. Mereka tidak benar-benar melakukan

2. Mengapa Israel menjadi bangsa yang disucikan?

3. Bagaimana keadaan rohani orang Yahudi ketika Nehemia datang lagi ke Yerusalem?

(5)

kehendak Allah. Seratus tahun telah berlalu sejak se-kelompok orang kembali dari Babilon untuk memu-lihkan ibadat sejati. Ketika Nehemia kembali ke Ye-rusalem untuk kedua kali, lagi-lagi ia mendapati bangsa itu tidak mendahulukan hal-hal rohani.

4 Seperti orang Israel, Saksi-Saksi Yehuwa

dewa-sa ini telah disucikan oleh Allah. Artinya, orang Kristen terurap maupun anggota ”kumpulan besar” adalah kudus, atau dipisahkan untuk melayani Ye-huwa. (Pny. 7:9, 14, 15; 1 Kor. 6:11) Kita tentu ti-dak ingin kehilangan hak istimewa itu seperti hal-nya orang Israel. Bagaimana kita dapat tetap kudus dan tetap digunakan oleh Yehuwa? Dalam artikel ini, kita akan membahas empat faktor yang bisa membantu kita, yang disoroti dalam Nehemia pa-sal 13: (1) Hindari pergaulan buruk; (2) dukung penyelenggaraan teokratis; (3) dahulukan hal-hal rohani; dan, (4) pertahankan identitas Kristen. Se-karang, mari kita membahasnya satu per satu.

4. Empat hal apa yang bisa kita lakukan agar dapat tetap menjadi umat yang disucikan?

(6)

HINDARI PERGAULAN BURUK

5 Baca Nehemia 13:4-9. Di sekeliling kita ada ba-nyak pengaruh yang najis sehingga tidaklah mudah untuk menjaga diri tetap kudus. Perhatikan contoh Eliasyib dan Tobia. Eliasyib adalah imam besar, dan Tobia adalah orang Ammon yang mungkin menjadi pejabat kecil dalam pemerintahan Persia di Yudea. Tobia dan rekan-rekannya pernah menentang Nehe-mia sewaktu tembok Yerusalem dibangun kembali. (Neh. 2:10) Orang Ammon dilarang masuk ke wi-layah bait. (Ul. 23:3) Maka, bagaimana mungkin imam besar menyediakan tempat di ruang makan bait untuk orang seperti Tobia?

6 Tobia adalah sahabat dekat Eliasyib. Tobia dan

putranya Yehohanan menikahi wanita Yahudi, dan banyak orang Yahudi suka memuji Tobia. (Neh. 6: 17-19) Seorang cucu Eliasyib menikah dengan put-ri Sanbalat, gubernur Samaput-ria, yang bersahabat

de-5, 6. Siapakah Eliasyib dan Tobia? Mengapa Eliasyib akrab dengan Tobia?

(7)

ngan Tobia. (Neh. 13:28) Mungkin karena pertali-an inilah Imam Besar Eliasyib mau dipengaruhi oleh Tobia, orang non-Yahudi yang menentang Yehuwa. Tapi, Nehemia loyal kepada Yehuwa. Ia mencampak-kan semua perabot Tobia dari ruang mamencampak-kan bait.

7 Sebagai umat yang dibaktikan kepada Allah,

kita harus loyal kepada Yehuwa di atas segalanya. Jika kita tidak hidup sesuai dengan hukum-hukum-Nya yang adil-benar, kita tidak mungkin tetap suci di mata-Nya. Hubungan keluarga tidak boleh lebih penting daripada prinsip-prinsip Alkitab. Para pena-tua dibimbing oleh cara berpikir Yehuwa, bukan oleh pendapat atau perasaan mereka sendiri. (1 Tim. 5:21) Mereka selalu berhati-hati agar tidak melaku-kan apa pun yang bisa membuat mereka kehilangan perkenan Allah.—1 Tim. 2:8.

8 Kita perlu ingat bahwa ”pergaulan yang buruk

7. Bagaimana caranya agar para penatua dan orang lain tetap suci di mata Yehuwa?

8. Mengenai pergaulan, apa yang hendaknya diingat oleh semua hamba Yehuwa?

(8)

merusak kebiasaan yang berguna”. (1 Kor. 15:33) Ada kerabat yang mungkin tidak memberikan pe-ngaruh baik kepada kita. Dulu, Eliasyib menja-di teladan bagi umat Israel karena ia mendukung Nehemia dalam pembangunan kembali tembok Ye-rusalem. (Neh. 3:1) Namun lama-lama, akibat pe-ngaruh buruk Tobia dan orang lain, Eliasyib me-lakukan hal-hal yang membuatnya cemar di mata Yehuwa. Teman-teman yang baik akan menganjur-kan kita untuk melakumenganjur-kan kegiatan Kristen yang berguna, seperti membaca Alkitab, berhimpun, dan mengabar. Kita tentu mengasihi dan menghargai anggota-anggota keluarga yang mendorong kita me-lakukan hal-hal yang benar.

DUKUNG PENYELENG GARAAN TEOKRATIS

9 Baca Nehemia 13:10-13. Tampaknya, ketika

Nehemia kembali ke Yerusalem, jumlah sumbangan yang diberikan ke bait hanya sedikit. Karena tidak

9. Mengapa kegiatan di bait terganggu? Siapa yang Nehemia persalah-kan?

(9)

mendapat tunjangan ini, orang Lewi meninggalkan tugas mereka dan bekerja di ladang. Nehemia me-nyalahkan para wakil penguasa. Mereka jelas tidak melakukan kewajiban mereka. Entah mereka tidak mengumpulkan sepersepuluhan dari rakyat, atau ti-dak menyerahkannya ke bait. (Neh. 12:44) Maka, Nehemia mengatur agar sepersepuluhan dikumpul-kan. Ia mengangkat pria-pria yang dapat dipercaya untuk mengawasi tempat penyimpanan di bait dan untuk membagikan sepersepuluhan itu.

10 Apa pelajarannya bagi kita? Kita memiliki hak

istimewa untuk menghormati Yehuwa dengan ba-rang-barang berharga kita. (Ams. 3:9) Apa yang kita sumbangkan untuk mendukung pekerjaan Allah sebenarnya berasal dari Yehuwa. (1 Taw. 29: 14-16) Mungkin kita pikir, kita tidak bisa memberi banyak, tapi kalau kita rela, kita semua bisa mem-beri.—2 Kor. 8:12.

10, 11. Hak istimewa apa yang dimiliki umat Allah untuk mendukung ibadat sejati?

(10)

11 Ada sebuah keluarga besar yang tiap minggu mengundang makan suami istri perintis istimewa yang sudah lanjut usia. Dan, ini telah mereka la-kukan selama bertahun-tahun. Keluarga itu mem-punyai delapan anak, dan sang ibu mengatakan, ”Saya sudah menyiapkan makanan untuk sepuluh orang, apalah artinya menambah dua piring lagi?” Mengundang makan mungkin kelihatannya sepe-le, tapi perintis-perintis itu sangat berterima kasih atas kemurahan hati tersebut! Di sisi lain, keluarga itu juga mendapat berkat limpah. Kata-kata anjur-an danjur-an pengalamanjur-an kedua perintis itu memotivasi anak-anak untuk maju secara rohani. Belakangan, mereka semua melayani dalam dinas sepenuh waktu.

12 Pelajaran lain adalah: Seperti Nehemia,

pria-pria terlantik dewasa ini menjadi teladan dalam mendukung penyelenggaraan teokratis. Saudara-saudari lain di sidang mendapat manfaat dari te-ladan mereka. Dalam hal ini, para penatua juga

(11)

meniru rasul Paulus. Ia mendukung ibadat sejati dan memberikan banyak petunjuk yang berguna. Contohnya, saran praktis tentang memberikan sum-bangan.—1 Kor. 16:1-3; 2 Kor. 9:5-7.

DAHULUKAN HAL-HAL ROHANI

13 Baca Nehemia 13:15-21. Jika kita terlalu si-buk dengan hal-hal materi, kerohanian kita lama-lama bisa melemah. Menurut Keluaran 31:13, Sa-bat mingguan diadakan untuk mengingatkan orang Israel bahwa mereka adalah umat yang disucikan. Hari Sabat harus dikhususkan untuk beribadat ber-sama keluarga, berdoa, dan merenungkan Hukum Allah. Tapi bagi beberapa orang pada zaman Nehe-mia, hari Sabat sama saja dengan hari-hari lain. Me-reka berbisnis seperti biasanya dan ibadat menjadi nomor dua. Karena itu, Nehemia memerintahkan agar pintu-pintu gerbang ditutup pada waktu senja di hari keenam, dan para pedagang asing diusir se-belum Sabat dimulai.

(12)

14 Pelajaran apa yang kita peroleh dari teladan Nehemia? Salah satunya, kita harus membatasi urusan bisnis. Kalau tidak, kita akan mudah tersim-pangkan. Kasih kita pun bisa terbagi, khususnya jika kita sangat menyukai pekerjaan duniawi kita. Ingat-lah peringatan Yesus bahwa kita tidak bisa bekerja

untuk dua majikan. (Baca Matius 6:24.) Nehemia

punya cukup banyak uang, tapi bagaimana ia meng-gunakan waktunya di Yerusalem? (Neh. 5:14-18) Ia tidak berupaya berbisnis dengan orang Tirus atau yang lain. Sebaliknya, ia sibuk membantu saudara-saudaranya dan berupaya menyucikan nama Yehu-wa. Demikian pula dewasa ini, para penatua dan hamba pelayanan menggunakan waktu dan tenaga demi kepentingan sidang. Karena itu, mereka dika-sihi oleh rekan-rekan seiman. Dan sebagai hasilnya, umat Allah menikmati kasih, kedamaian, dan ke-amanan.—Yeh. 34:25, 28.

14, 15. (a) Apa yang bisa terjadi jika kita tidak membatasi urusan bis-nis kita? (b) Bagaimana kita bisa memasuki peristirahatan Allah?

(13)

15 Orang Kristen tidak diharuskan menjalankan Sabat mingguan. Namun, Paulus mengatakan bah-wa ”masih ada peristirahatan sabat bagi umat Allah”. Ia menambahkan, ”Orang yang telah mema-suki peristirahatan Allah, ia juga telah beristirahat dari pekerjaannya sendiri, sama seperti Allah beris-tirahat dari pekerjaannya.” (Ibr. 4:9, 10) Sebagai orang Kristen, kita bisa memasuki peristirahatan Allah jika kita selalu taat dan mendukung kehendak-Nya. Apakah Saudara dan keluarga menomorsatu-kan ibadat keluarga, perhimpunan, dan pengabar-an? Kita mungkin harus menunjukkan sikap tegas terhadap majikan atau rekan bisnis kita, terutama jika mereka tidak menganggap penting hal-hal ro-hani tersebut. Kita seolah-olah harus ’menutup pin-tu gerbang kota dan mengusir orang-orang Tirus’ agar dapat mendahulukan dan memerhatikan hal-hal suci. Karena kita telah disucikan, sebaiknya kita me-renungkan, ’Apakah cara hidup saya menunjukkan

(14)

bahwa saya dipisahkan untuk melayani Yehuwa?’ —Mat. 6:33.

PERTAHANKAN IDENTITAS KRISTEN SAUDARA

16 Baca Nehemia 13:23-27. Pada zaman

Nehe-mia, banyak pria Israel menikah dengan wanita asing. Sewaktu datang ke Yerusalem untuk perta-ma kalinya, Nehemia menyuruh semua tua-tua me-nandatangani pernyataan bahwa mereka tidak akan menikahi wanita kafir. (Neh. 9:38; 10:30) Tapi be-berapa tahun kemudian, mereka melanggarnya. Me-reka bahkan nyaris kehilangan identitas sebagai umat yang disucikan, karena anak-anak dari para wanita asing ini tidak bisa membaca atau berba-hasa Ibrani. Setelah dewasa, apakah mereka akan mengaku sebagai orang Israel? Atau, apakah mereka akan menganggap diri sebagai orang Asdod, orang Ammon, atau orang Moab? Jika mereka tidak bisa berbahasa Ibrani, apakah mereka bisa memahami

16. Pada zaman Nehemia, mengapa bangsa Israel hampir kehilangan identitas mereka sebagai umat yang disucikan?

(15)

Hukum Allah? Bagaimana mereka bisa mengenal Yehuwa, dan memilih untuk melayani Dia dan bu-kannya dewa-dewi yang disembah ibu mereka? Hal ini harus segera diatasi, dan Nehemia pun bertindak tegas.—Neh. 13:28.

17 Dewasa ini, kita perlu aktif membantu

anak-anak kita memiliki identitas Kristen. Orang tua, coba pikirkan, ’Apakah anak-anak saya fasih meng-gunakan ”bahasa yang murni”, yaitu kebenaran Alkitab? (Zef. 3:9) Apa yang nyata dari obrolan anak-anak saya? Pengaruh roh Allah atau roh du-nia?’ Jangan kecil hati jika ada hal-hal yang ma-sih perlu diperbaiki. Belajar bahasa baru membu-tuhkan waktu, apalagi jika ada banyak hal yang buat anak-anak lebih menarik. Mereka juga meng-hadapi tekanan yang besar untuk berkompromi. Ka-rena itu, bersabarlah dan gunakan acara Ibadat Ke-luarga maupun kesempatan lain untuk membantu anak-anak menjalin hubungan yang akrab dengan

17. Bagaimana orang tua dapat membantu anak-anak agar mereka sen-diri memiliki hubungan baik dengan Yehuwa?

(16)

Yehuwa. (Ul. 6:6-9) Tandaskan manfaatnya untuk berbeda dari dunia Setan. (Yoh. 17:15-17) Dan, ber-upayalah menyentuh hati mereka.

18 Akhirnya, setiap anak akan membuat

keputus-an sendiri apakah ia mau melaykeputus-ani Allah. Namun, sebagai orang tua, ada banyak hal yang dapat Sauda-ra lakukan. AntaSauda-ra lain, SaudaSauda-ra dapat memberikan teladan, menetapkan batas yang jelas, dan memba-has dengan anak-anak dampak dari setiap kepu-tusan. Orang tua, ingatlah bahwa anak-anak bu-tuh bantuan Saudara untuk bisa memiliki identitas Kristen dan mempertahankannya. Saudaralah orang yang paling tepat untuk menyiapkan anak-anak membaktikan diri kepada Yehuwa. Tentu saja, kita semua perlu waspada agar tidak kehilangan ”pakai-an luar” kias”pakai-an, atau identitas Kristen, kita. Cara-nya adalah dengan terus menaati hukum Allah dan mempertahankan sifat-sifat Kristen.—Pny. 3:4, 5; 16:15.

18. Orang tua-lah yang paling tepat untuk menyiapkan anak-anak mem-baktikan diri kepada Yehuwa. Jelaskan.

(17)

DIINGAT KARENA SETIA

19 Salah seorang nabi yang sezaman dengan

Ne-hemia adalah Maleakhi. Ia memberi tahu bahwa ”se-buah buku peringatan ditulis . . . untuk mereka yang takut akan Yehuwa dan mereka yang memikirkan namanya”. (Mal. 3:16, 17) Allah tidak akan melu-pakan orang-orang yang takut kepada-Nya dan me-ngasihi nama-Nya.—Ibr. 6:10.

20 Nehemia berdoa, ”Ingatlah aku, oh, Allahku,

demi kebaikan.” (Neh. 13:31) Seperti Nehemia, nama kita akan tercantum dalam buku peringatan Allah jika kita terus menghindari pergaulan buruk, mendukung penyelenggaraan teokratis, mendahulu-kan hal-hal rohani, dan mempertahanmendahulu-kan identitas Kristen kita. Mari kita ’terus menguji apakah kita berada dalam iman’. (2 Kor. 13:5) Jika kita men-jaga hubungan baik dengan Yehuwa sebagai umat yang disucikan, Ia akan mengingat kita karena kita setia.

(18)

BAYANGKAN situasi ini: Ada seorang pria yang selalu rukun dengan istrinya. Tapi suatu hari keti-ka pulang, ia keti-kaget seketi-kali melihat seisi rumahnya berantakan. Meja-kursi terjungkir balik dan piring-gelas pecah berserakan. Rumahnya yang nyaman telah menjadi seperti kapal pecah. Apakah ia akan

1, 2. Mengapa kita tidak boleh menyalahkan Yehuwa atas berbagai problem manusia? Ilustrasikan.

Jangan Sekali-kali

”Murka Terhadap Yehuwa”

”Kebodohan manusialah yang menyimpangkan jalannya, maka hatinya menjadi murka terhadap

Yehuwa.”—AMS. 19:3.

APA JAWABAN SAUDARA?

Apa yang bisa menyebabkan kita ”murka terhadap Yehuwa”?

Lima hal apa yang bisa membantu kita agar tidak murka terhadap Allah?

Apa yang hendaknya kita ingat sewaktu menghadapi problem-problem sulit?

(19)

langsung mengatakan, ”Kenapa istriku berbuat be-gini?” Atau, apakah ia akan bertanya, ”Siapa yang

melakukan semua ini?” Yang lebih masuk akal ten-tu reaksi yang kedua. Mengapa? Karena ia tahu be-tul bahwa istrinya yang tercinta tidak bakal mela-kukan aksi perusakan semacam itu.

2 Dewasa ini, bumi kita pun rusak akibat polusi,

kekerasan, dan amoralitas. Setelah belajar Alkitab, kita tahu bahwa bukan Yehuwa yang menyebabkan semua problem itu. Ia menciptakan planet ini un-tuk menjadi firdaus yang menyenangkan. (Kej. 2: 8, 15) Yehuwa adalah Allah kasih. (1 Yoh. 4:8) Dari Alkitab, kita juga tahu siapa sebenarnya sum-ber dari banyak kesulitan di dunia ini. Dia tak lain adalah Si Iblis, ”penguasa dunia ini”.—Yoh. 14:30; 2 Kor. 4:4.

3 Namun, kita tidak dapat menyalahkan Setan

setiap kali mengalami kesulitan. Ada problem yang muncul akibat salah kita sendiri. (Baca Ulangan

(20)

32:4-6) Kita mungkin mengakui hal itu. Tapi

ka-rena kita tidak sempurna, cara berpikir kita bisa keliru dan hal itu bisa berbahaya. (Ams. 14:12) Apa bahayanya? Sewaktu mengalami problem, bo-leh jadi kita akan menyalahkan Yehuwa, bukan diri sendiri atau Setan. Kita bahkan bisa ”murka terha-dap Yehuwa”.—Ams. 19:3.

4 Apakah memang ada gunanya kita ”murka

ter-hadap Yehuwa”? Bukankah itu sia-sia? (Yes. 41:11) Kita tidak mungkin menang melawan Allah. Ba-rangkali, kita tidak akan terang-terangan marah kepada Yehuwa, namun Amsal 19:3 mengatakan bahwa kebodohan manusia ”menyimpangkan ja-lannya, maka hatinya menjadi murka terhadap Ye-huwa”. Ya, seseorang bisa murka terhadap Allah dalam hatinya. Sikap ini mungkin tidak kentara,

tapi seseorang bisa tanpa sadar kesal terhadap Ye-huwa. Akibatnya, dia akan menjauh dari sidang atau kurang bersemangat dalam pengabaran.

(21)

5 Apa yang bisa menyebabkan kita ”murka

ter-hadap Yehuwa”? Bagaimana cara menghindari je-rat tersebut? Kita harus tahu jawaban atas dua per-tanyaan itu, sebab hal ini menyangkut hubungan kita dengan Allah Yehuwa!

APA YANG BISA MENYEBABKAN KITA ”MURKA TERHADAP YEHUWA”?

6 Mengapa seorang hamba Yehuwa yang setia

bisa mengeluh tentang Allah dalam hatinya? Mari kita bahas lima penyebabnya dan memeriksa con-toh dalam Alkitab tentang orang-orang zaman dulu yang jatuh ke dalam jerat ini.—1 Kor. 10:11, 12.

7 Kita bisa terpengaruh oleh komentar yang

negatif. (Baca Ulangan 1:26-28.) Bangsa

Isra-el baru saja dibebaskan dari perbudakan di Me-sir. Yehuwa telah mendatangkan mukjizat berupa sepuluh tulah atas bangsa penjajah itu, kemudi-an membinasakkemudi-an Firaun dkemudi-an pasukkemudi-an militernya

6, 7. Mengapa bangsa Israel pada zaman Musa mengeluh tentang Ye-huwa?

(22)

di Laut Merah. (Kel. 12:29-32, 51; 14:29-31; Mz. 136:15) Umat Allah sudah hampir memasuki Ta-nah Perjanjian. Namun, pada saat yang menentu-kan itu, orang Israel justru mengeluh tentang Yehu-wa. Mengapa mereka jadi tidak beriman? Rupanya, hati mereka ciut mendengar laporan negatif dari be-berapa orang yang dikirim untuk memata-matai ne-geri itu. (Bil. 14:1-4) Akibatnya, seluruh generasi itu tidak boleh masuk ke ”negeri yang baik” terse-but. (Ul. 1:34, 35) Apa pelajarannya? Komentar negatif orang lain kadang bisa melemahkan iman kita dan membuat kita menggerutu tentang cara Yehuwa bertindak.

8 Penderitaan dan problem bisa mengecilkan

hati kita. (Baca Yesaya 8:21, 22.) Pada zaman

Ye-saya, penduduk Yehuda mengalami masa sulit. Me-reka dikepung oleh musuh. Banyak yang kelaparan karena makanan langka. Tapi yang lebih parah, ada

8. S ewaktu menderita, apa yang menyebabkan umat Allah pada zaman Yesaya menyalahkan Yehuwa?

(23)

kelaparan rohani. Artinya, hubungan mereka de-ngan Allah telah melemah. (Am. 8:11) Jadi, bu-kannya minta tolong kepada Yehuwa untuk meng-atasi problem itu, mereka malah ”menyumpahi” raja dan Allah mereka. Ya, mereka menyalahkan Yehuwa. Jika kita mengalami musibah atau prob-lem, apakah kita juga akan mengatakan dalam hati, ’Di mana Yehuwa saat saya butuh Dia?’

9 Kita tidak tahu semua faktanya. Karena orang

Israel pada zaman Yehezkiel tidak mengetahui se-mua fakta dalam setiap situasi, mereka pikir ”ja-lan Yehuwa tidak tepat”. (Yeh. 18:29) Mereka seolah-olah mau menghakimi Allah. Mereka meng-anggap diri lebih adil daripada Yehuwa, padahal mereka tidak mengerti seluruh duduk persoalan-nya. Kadang, kita tidak sepenuhnya mengerti suatu kisah Alkitab atau mengapa kita ditimpa problem. Pada saat-saat seperti itu, apakah kita bisa merasa

9. Mengapa orang Israel pada zaman Yehezkiel memiliki cara berpikir yang salah?

(24)

bahwa Yehuwa kurang adil dan tindakan-Nya ”ti-dak tepat”?—Ayb. 35:2.

10 Kita tidak mau bertanggung jawab atas dosa

dan kesalahan kita sendiri. Pada awal sejarah manusia, Adam menyalahkan Allah atas dosanya. (Kej. 3:12) Adam sengaja melanggar hukum Allah dan tahu betul akibatnya, tapi ia menyalahkan Ye-huwa. Sepertinya ia mengatakan bahwa Yehuwa te-lah memberinya istri yang tidak baik. Sejak itu, ba-nyak orang telah mengikuti contoh Adam dengan melemparkan kesalahan kepada Allah. Maka, ada baiknya kita merenung, ’Kalau saya jadi kecewa dan frustrasi karena sering berbuat salah, apakah saya kemudian menganggap hukum Yehuwa terlalu ketat?’

11 Kita terlalu memikirkan diri sendiri. Nabi

Yunus merasa tidak senang ketika Yehuwa berbe-las kasihan kepada penduduk Niniwe. (Yun. 4:1-3)

10. Mengapa seseorang bisa mengikuti contoh buruk Adam? 11. Pelajaran apa yang kita dapatkan dari Yunus?

(25)

Mengapa? Ia rupanya takut menanggung malu se-waktu berita penghukumannya tidak menjadi ke-nyataan. Yunus terlalu memikirkan nama baik-nya sampai-sampai ia tidak merasa kasihan kepada orang-orang Niniwe yang bertobat. Bagaimana de-ngan kita? Apakah, seperti halnya Yunus, kita lebih memikirkan diri sendiri daripada kebutuhan orang lain? Misalnya, selama puluhan tahun kita mem-beritakan bahwa hari Yehuwa sudah dekat. Orang lain mungkin mengejek kita karena hari itu belum datang juga. Apakah kita mulai tidak sabar atau ke-sal kepada Yehuwa?—2 Ptr. 3:3, 4, 9.

CARANYA AGAR KITA TIDAK ”MURKA TERHADAP YEHUWA”

12 Apa yang dapat kita lakukan jika hati kita

yang berdosa mulai meragukan beberapa hal yang Yehuwa lakukan? Ingatlah bahwa itu tidak baik. Terjemahan lain untuk Amsal 19:3 mengatakan,

12, 13. Jika hati kita mulai meragukan beberapa hal yang Yehuwa la-kukan, apa yang harus selalu kita jaga?

(26)

”Manusia merugikan diri sendiri oleh kebodohan-nya, kemudian menyalahkan Tuhan atas hal itu.” (Bahasa Indonesia Masa Kini [BIMK]) Nah

se-karang, mari kita bahas lima cara agar kita tidak sekali-kali menyalahkan Yehuwa jika kita meng-alami berbagai kesulitan.

13 Jagalah hubungan baik dengan Yehuwa. Kita

tidak akan mudah marah kepada Allah jika kita se-lalu akrab dengan-Nya. (Baca Amsal 3:5, 6.) Kita

harus percaya kepada Yehuwa. Selain itu, jangan sampai kita menganggap diri paling benar atau ter-lalu memikirkan diri sendiri. (Ams. 3:7; Pkh. 7:16) Dengan demikian, kita tidak akan cepat menyalah-kan Yehuwa ketika hal-hal buruk terjadi.

14 Jangan terpengaruh oleh komentar yang

ne-gatif. Ada banyak bukti yang seharusnya meyakin-kan bangsa Israel pada zaman Musa bahwa Yehuwa akan membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian.

14, 15. Bagaimana caranya agar kita tidak terpengaruh oleh komentar negatif orang lain?

(27)

(Mz. 78:43-53) Tapi sewaktu mendengar laporan negatif dari sepuluh mata-mata yang tidak beriman, mereka tidak ”ingat akan tangan [Allah]”, atau apa yang telah Ia lakukan bagi mereka. (Mz. 78:42) Jika kita merenungkan hal-hal luar biasa yang te-lah Yehuwa lakukan untuk kita, hubungan kita de-ngan Dia akan semakin kuat. Maka, komentar ne-gatif dari orang lain tidak akan merenggangkan hubungan kita dengan Yehuwa.—Mz. 77:11, 12.

15 Bagaimana jika kita bersikap tidak baik

terha-dap rekan-rekan seiman? Hal itu bisa memengaruhi hubungan kita dengan Yehuwa. (1 Yoh. 4:20) Se-waktu orang Israel memprotes pelantikan Harun sebagai imam besar, Yehuwa menganggap hal itu sebagai protes terhadap diri-Nya. (Bil. 17:10) Sama halnya, jika kita mengomel dan mengkritik orang-orang yang Yehuwa gunakan untuk mengatur pe-kerjaan-Nya di bumi, hal itu sama dengan menge-luh tentang Yehuwa.—Ibr. 13:7, 17.

(28)

16 I ngatlah bahwa Yehuwa bukan p enyebab

problem kita. Meskipun orang Israel pada zaman Yesaya tidak lagi melayani Yehuwa, Ia tetap ingin membantu mereka. (Yes. 1:16-19) Tidak soal apa problem kita, kita bisa terhibur karena tahu bahwa Yehuwa peduli dan ingin membantu kita. (1 Ptr. 5:7) Malah, Ia berjanji akan memberi kita kekuat-an untuk bertekun.—1 Kor. 10:13.

17 Jika kita diperlakukan dengan tidak adil,

se-perti yang dialami Ayub, kita harus ingat bah-wa Yehubah-wa bukan penyebabnya. Yehubah-wa memben-ci ketidakadilan dan menmemben-cintai keadilbenaran. (Mz. 33:5) Kita hendaknya seperti Elihu, teman Ayub, yang mengatakan, ”Jauhlah dari Allah yang benar untuk bertindak dengan fasik, dan Yang Maha-kuasa untuk bertindak dengan tidak adil!” (Ayb. 34:10) Yang Yehuwa berikan bukan problem me-lainkan ”setiap pemberian yang baik dan setiap ha-diah yang sempurna”.—Yak. 1:13, 17.

(29)

18 Jangan pernah ragukan Yehuwa. Allah itu

sempurna, dan pikiran-Nya jauh lebih tinggi dari-pada pikiran kita. (Yes. 55:8, 9) Jadi, kalau kita rendah hati dan bersahaja, kita semestinya meng-akui bahwa pemahaman kita terbatas. (Rm. 9:20) Biasanya, kita tidak tahu semua fakta tentang si-tuasi tertentu. Saudara tentu setuju dengan pe-ribahasa ini, ”Pembicara pertama dalam sidang pengadilan selalu nampaknya benar, tapi per-nyataannya mulai diuji apabila datang lawannya.” —Ams. 18:17, BIMK.

19 Misalnya, sahabat karib kita melakukan

se-suatu yang awalnya tidak kita mengerti atau yang kita anggap aneh. Apakah kita akan langsung me-nuduh dia berbuat tidak baik? Atau, apakah kita akan percaya kepadanya, apalagi kalau kita sudah lama mengenal dia? Kalau terhadap sahabat yang

18, 19. Mengapa kita seharusnya tidak pernah meragukan Yehuwa? B e-rikan contoh.

(30)

tidak sempurna saja kita mau membuang prasang-ka, terlebih lagi terhadap Bapak surgawi kita. Kita harus memercayai Dia karena jalan-jalan dan pikir-an-Nya jauh lebih tinggi!

20 Persalahkan yang memang bersalah.

Meng-apa? Karena sebagian dari problem kita mungkin disebabkan oleh kesalahan kita sendiri. Kalau me-mang begitu, kita perlu mengakuinya. (Gal. 6:7) Jangan menyalahkan Yehuwa karena itu tidak ma-suk akal. Sebagai gambaran: Sebuah mobil diran-cang untuk bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Namun, bagaimana kalau di tikungan, pengemudi-nya mengebut melebihi batas kecepatan maksimum lalu mengalami tabrakan? Apakah pabrik mobil itu bisa dipersalahkan atas kecelakaan itu? Tentu tidak! Demikian pula, Yehuwa memberi manusia kebebasan untuk memilih. Tetapi, Ia juga mem-berikan petunjuk agar kita bisa membuat pilihan

(31)

yang bijaksana. Jadi, tentu tidak masuk akal un-tuk menyalahkan Allah atas kesalahan kita sendiri, bukan?

21 Tentu, tidak semua problem disebabkan oleh

kesalahan atau keputusan kita yang keliru. ”Waktu dan kejadian yang tidak terduga” juga bisa men-jadi penyebabnya. (Pkh. 9:11) Tapi yang pen-ting, jangan pernah lupa bahwa Setan Si Iblis-lah penyebab utama hal-hal buruk. (1 Yoh. 5:19; Pny. 12:9) Dialah musuh kita, bukan Yehuwa! —1 Ptr. 5:8.

JAGA BAIK-BAIK HUBUNGAN SAUDARA DENGAN YEHUWA

22 Sewaktu mengalami kesulitan, ingatlah

tela-dan Yosua tela-dan Kaleb. Tidak seperti sepuluh mata-mata yang lain, kedua pria ini memberikan lapor-an ylapor-ang baik. (Bil. 14:6-9) Mereka berimlapor-an kepada Yehuwa. Meskipun demikian, mereka harus ikut

22, 23. Apa yang hendaknya kita ingat jika kita kecil hati karena prob-lem?

(32)

mengembara di padang belantara selama 40 tahun bersama seluruh bangsa Israel. Apakah Yosua dan Kaleb mengeluh, merasa kesal, dan merasa diper-lakukan tidak adil? Tidak. Mereka percaya kepa-da Yehuwa kepa-dan mereka diberkati. Mereka berdua akhirnya masuk ke Tanah Perjanjian, sedangkan seluruh generasi Israel mati di padang belantara. (Bil. 14:30) Kita juga akan diberkati Yehuwa jika kita tidak ”lelah” dan terus melakukan kehendak-Nya.—Gal. 6:9; Ibr. 6:10.

23 Jika Saudara kecil hati karena problem,

keti-daksempurnaan orang lain, atau kelemahan sen-diri, apa yang hendaknya Saudara lakukan? Pusat-kan pikiran Saudara pada sifat-sifat baik Yehuwa. Bayangkan hal-hal indah yang Yehuwa janjikan. Renungkan, ’Apa jadinya saya tanpa Yehuwa?’ Te-taplah dekat dengan Dia, dan jangan sekali-kali murka terhadap-Nya!

Kunjungiwww.jw.org/id atau pindai kode

5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk hand soap bentuknya cair, kami menilai jenis sabun yang bersifat khusus, artinya sabun yang dikhususkan untuk membersihkan tangan dari kotoran. Jika kita perhatikan hand

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

 Sel mikroba secara kontinyu berpropagasi menggunakan media segar yang masuk, dan pada saat yang bersamaan produk, produk samping metabolisme dan sel dikeluarkan dari

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu

Selain menggunakan saluran transmisi, metode penyesuaian impedansi dapat pula dilakukan dengan menggunakan rangkaian yang terdiri dari komponen L dan C dalam

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di

Jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah 30 responden ibu hamil trimester III.Analisis data dilakukan dengan uji bivariat untuk menganalisis hubungan

Amerika Serikat melalui USAID memberikan grant, yaitu bantuan dana yang diberikan oleh badan donor tanpa komitmen dari negara penerima untuk membayar kembali, kepada