• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul Proyek adalah Perumahan Tepi Air Banda Aceh yang artinya, sebagai berikut : Waterfront :

• Land at the water edge, especially the part of town facing the sea, the habour, a lake etc

• The water edge a seashore, river banks or line side – has come to be known as the waterfront.

Housing : Perumahan, hunian, pemukiman

Jadi waterfront dalam terjemahan bebas dapat diartikan sebagai lahan atau areal yang terletak berbatasan dengan air, terutama bagian kota yang berorientasi ke laut, sungai, danau, dan sejenisnya.

“Daerah tepi air pada suatu kota merupakan daerah yang memiliki suatu kebudayaan tersendiri, daerah itu unik karena terdapat beragam kegiatan seperti ekonomi, pembangunan, tempat – tempat rekreasi dan indentitas kota”

“… sebuah kota mempunyai kesempatan untuk memberikan kepada masyarakatnya suatu kondisi yang menyenangkan dimana mereka dapat menikmati air dengan berjalan – jalan dan duduk – duduk di tepiannya dan menikmati kehidupan yang ada diatasnya, dimana mereka juga dapat menikmati udara dan langit secara bebas…, yang hasilnya dapat memperoleh kota itu sendiri, kesehatandan kebahagiaan dari masyarakatnya dan menimbulkan kebanggaan bagi masyarakatnya..”

Kesimpulan yang dapat diambil dari waterfront housing adalah perumahan yang berada dan berorientasi ke tepian air, batas air, badan air.

(2)

2.2. Lokasi Site

Lokasi Perancangan proyek Perumahan Tepi Air Banda Aceh berada dikawasan Ulhe Lheue Banda Aceh dengan sudut pandang pesona keindahan Laut Syiah Kuala yang luas.

a. Judul Proyek : Perumahan Tepi Air Banda Aceh b. Fungsi Proyek : Perumahan Penduduk

c. Tema : Arsitektur Tepi Air d. Status Proyek : Fiktif

e. Lokasi Proyek : Jl.Pelabuhan Ulee Lheue

f. Data Penunjang : Studi literature dan studi banding

g. Asumsi : Diasumsikan dana proyek ini dari Pemerintah Kota Banda Aceh

h. Luas Site : 5 Ha. i. Batas – batas Site :

• Sebelah Utara : Jalan Pelabuhan Ulee Lheue • Sebelah Timur : Laut Banda Aceh

• Sebelah Selatan : Muara Syiah Kuala • Sebelah Barat : Laut Banda Aceh

(3)

Gambar 2.1 Peta Aceh

Gambar 2.2 Peta Kota Banda Aceh Gambar 2.3 Peta Banda Aceh

Gambar 2.4 Peta Lokasi Gambar 2.5 Peta Ulhee Lhee

PETA ACEH

PETA BANDA ACEH PETA BANDA ACEH

PETA ULEE LHEU PETA LOKASI

(4)

2.3 Luas dan Kondisi Lahan

Kondisi lahan datar tidak berkontur, dengan luas lahan sekitar 5 Ha.Pada saat ini lahan merupakan lahan yang separuh kosong dan separuhnya dibangun taman kecil yang tidak terpakai dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya.

Gambar 2.6 Peta Kota Banda Aceh

Gambar 2.7 Lahan Kosong Gambar 2.8 Taman Umum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 10

(5)

Gambar 2.9 Lahan Kosong Gambar 2.10 Lahan Kosong

Gambar 2.11 Muara Syiah Kuala Gambar 2.12 Lahan Kosong

Gambar 2.13 Jalan Pelabuhan Gambar 2.14 Muara Syiah Kuala

3 4

5 6

(6)

Gambar 2.15 Muara Buatan Gambar 2.16 Laut Banda Aceh

2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 laju pertumbuhan penduduk Banda Aceh mempunyai angka laju pertumbuh penduduk yang tinggi. Dibawah ini adalah table laju pertumbuhan penduduk tahun 2010.

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PRE-TSUNAMI 2003 PASCA-TSUNAMI 2005 PASCA-TSUNAMI 2010 1. Baiturrahman 37.449 36.783 37.340 2. Kuta Alam 55.062 43.113 50.165 3. Meuraxa 31.218 5.657 20.298 4. Syiah Kuala 42.779 35.514 39.067 5. Lueng Bata 18.360 18.254 19.287 6. Kuta Raja 20.217 5.122 14.023 7. Banda Raya 19.071 19.015 19.134 8. Jaya Baru 22.005 11.384 16.120 9. Ulee Kareng 17.510 17.388 17.610 TOTAL 263.668 192.194 234.194

Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Banda Aceh

(7)

2.5 Letak dan Geografis 2.5.1 Geografi

Letak geografis Kota Banda Aceh antara 5°30’ – 05035’ LU dan 95°30’ – 99016’ BT. Tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 61,36 km2. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara : Selat Malaka

Selatan : Kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar

Barat : Kecamatan Peukan Bada , Kabupaten Aceh Besar

Timur : Kecamatan Barona Jaya dan Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar

Adapun Wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 Kecamatan, 70 desa

dan 20 kelurahan dengan pembagian tiap kecamatan seperti pada Gambar 2.17. Sedangkan luas dan prosentase untuk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1 di

bawah ini.

(8)

NO KECAMATAN LUAS ( Km²) PERSENTASE (%) 1. Baiturrahman 7,258 11,83 2. Kuta Alam 4,539 7,40 3. Meuraxa 10,047 16,37 4. Syiah Kuala 14,244 23,21 5. Lueng Bata 6,150 10,02 6. Kuta Raja 4,789 7,80 7. Banda Raya 5,211 8,49 8. Jaya Baru 5,341 8,70 9. Ulee Kareng 3,780 6,16 JUMLAH 61,359 100,00

Tabel 2.2 Luas dan Prosentase Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh

2.5.2 Topografi

Kota Banda Aceh secara geologi merupakan dataran banjir Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50 m di atas muka laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut.

2.5.3 Hidrologi

Ada delapan sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Catchment Area) dan sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Berikut pada Tabel 2.3, menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya.

(9)

NAMA SUNGAI LUAS DAERAH RESAPAN (KM2)

Krueng Aceh 1712,00

Krueng Daroy 14,10

Krueng Doy 13,17

Krueng Neng 6,55

Krueng Lhueng Paga 18,25

Krueng Tanjung 30,42

Krueng Titi Panjang 7,80

Tabel 2.3 Sungai di Kota Banda Aceh

II.5.4 Klimatologi

Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,50Cº hingga 27,50Cº dengan tekanan (minibar) 1008-1012. Sedangkan untuk suhu terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00Cº hingga 20,00Cº dan antara 33,00Cº hingga 37,00Cº.

Curah hujan kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang

Bintang menunjukkan bahwa curah hujan yang terjadi selama tahun 1986 sampai dengan 1998 berkisar antara 1.039 mm sampai dengan 1.907 mm dengan curah hujan

tahunan rata-rata 1.592 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret, Oktober dan Nopember, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari, Februari dan Agustus. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan agustus yaitu 20-21 hari dan terendah pada bulan februari dan maret dengan jumlah hari hujan hanya 2 – 7 hari. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada

keadaan iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara 75% - 87 %. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan juni. Kecepatan angin bertiup antara 2 – 28 knots.

2.6 Kajian Terhadap Perumahan Tepi Air

Suatu kawasan yang diperuntukan untuk daerah pemukiman elite yang bernuansakan “Air” dan / atau natural, dituntut untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan

(10)

2.6.1 Teritorial

Teritorial adalah ruang – ruang hunian yang bersifat pribadi yang merupakan milik keluarga yang menghuni seperti taman depan, balkon, teras, dan sebagainya.

Biasanya territorial dibatasi dengan pemagaran, deretan pepohonan, pembedaan tinggi lantai, dinding – dinding setempat atau bentuk – bentuk rumah itu sendiri serta skala ruang antara yang satu dengan ruang yang lain.

2.6.2 Orientasi

Orientasi yang dimaksud disini adalah pemandangan / view yang bersifat kualitatif ( sinar matahari, angin dan pemandangan ) sebagai gaya – gaya dinamis. Untuk itu, baik itu tampak atau denah rumah haruslah tanggap dan peka terhadap kualitas – kualitas dinamis guna menjamin para penghuni atas kualitas lingkungan tempat tinggal yang menyenangkan.

2.6.3 Privasi

Pada perumahan yang berkepadatan menengah, keleluasaan pribadi diciptakan terutama oleh penghalang / pembatas yang dipakai bersama, seperti dinding, partisi, lantai dan pagar. Hal mengenai keleluasaan pribadi pada bagian dalam ruangan biasanya diciptakan dengan cara mendirikan kamar – kamar dengan pintu dan jendela dan bukaan lainnya yang tidak mudah untuk dilihat kearah yang dilindungi.

2.6.4 Identitas

Faktor utama pada bentuk perumahan dan pemukiman adalah social budayanya, bukan hanya iklim, bahan ataupun teknologi bangunan yang bersangkutan. Untuk mencari identitas rumah biasanya lebih condong kepada pemilihan suatu gaya bangunan. Bentuk – bentuk rumah yang beraneka ragam dan akrobatis telat timbul untuk menciptakan suatu identitas individual yang menyolok.

2.6.5 Kemudahan

Kemudahan adalah suatu derajat kemudahan fisik atau kurangnya kesulitan yang dijumpai pada pergerakan melalui kegiatan penghuni sehari – hari, diantaranya adalah kemudahan pencapaian ( aksesibilitasi ), kemudahan pencapaian kepada semua bagian

(11)

lingkungan perumahan oleh semua anggota keluarga penghuni dapat dianggap sebagai kebutuhan dasar manusia. Aksesibilitas tidak dapat disamaratakan, harus secara hati – hati disesuaikan kepada kebutuhan – kebutuhan dari kelompok pemakai yang dimaksud dan aspek aksesibilitas harus mudah untuk ditangani dan dapat bermanfaat bagi semua orang.

2.6.6 Keselamatan

Keselamatan adalah suatu rasa keamanan pada tempat tinggal seseorang, baik siang ataupun malam hari. Rasa aman juga termasuk dalam hal terhindar dari bermacam gangguan baik itu yang dapat mengancam keselamatan manusia ataupun keamanan terhadap harta benda.

Dalam perancangan dan perencanaan perumahan tepi air, tidak terlepas kepada pengkajian terhadap calon penghuni. Sasaran utama terhadap perumahan ini adalah :

Penghuni yang bermata pencaharian disektor perairan misalnya pengusaha transportasi air, dan sebagainya.

Penghuni yang berasal dari golongan menengah ke atas.

Penghuni dengan ukuran keluarga sebagai tipe penghuninya, yaitu:

Pasangan muda, pasangan muda dengan anak-anak kecil, pasangan pertengahan usia dengan anak-anak belasan tahun dan pasangan pertengahan usia dengan anak – anak remaja.

Perumahan ini direncanakan untuk kalangan yang berpenghasilan menengah keatas dikarenakan dalam perancangan perumahan tepi air ini bertujuan untuk menciptakan suatu kawasan hunian elite, yang mana akan dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas pendukung yang mewah pula.

(12)

terbuka. Untuk menciptakan lingkungan perumahan yang ekslusif, dan berkesan mewah maka unit hunian yang akan dibangun dibatasi, sedangkan tipe perumahan tidak dibatasi jumlahnya, yaitu sekitar 28 unit dengan 6 tipe perumahan. Dibatasinya jumlah unit hunian dikarenakan tapak tidak sepenuhnya dipergunakan untuk fungsi perumahan saja, tetapi juga fasilitas pendukung lainnya serta faslitas umum dan rekreasi. Dan untuk tipe bangunan tidak dibatasi karena, ingin meberikan bermacam bentuk bangunan pada perumahan ini dan memberikan banyak pilihan untuk para penghuni.

Gambar

Gambar 2.1 Peta Aceh
Gambar 2.6 Peta Kota Banda Aceh
Tabel 2.1  Laju Pertumbuhan Penduduk Banda Aceh
Gambar 2.17  Peta Kabupaten Aceh Besar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jangan sampai kita malah menyakiti orang lain karena lidah kita, tapi mari kita mau menjadi berkat bagi orang lain dengan kata-kata yang keluar dari

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi kehamilan usia muda pada umur kehamilan trimester satu sampai dengan memasuki trimester ke dua, begitu hebat dimana segala apa

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Masih menurut Dwijoseputro (1979) jka medium selalu diadakan pembaruan dan kondisi lingkungan disekitar bakteri selalu dijaga kondusif, beberapa jenis

Preheating ini dilakukan selama 180 jam pada sagger 1-5 dan ini dilakukan hingga suhu mencapai 800 o C imana akan terjadi pencairan pitch, penguapan pitch hal ini bertujuan