• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Unilever Indonesia, Tbk a. Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 PT. UNILEVER INDONESIA, TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Unilever Indonesia, Tbk a. Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 PT. UNILEVER INDONESIA, TBK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT. Unilever Indonesia, Tbk

a. Profil Perusahaan

GAMBAR 1.1

PT. UNILEVER INDONESIA, TBK

(Sumber: www.unilever.co.id)

PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang personal and beauty care yang telah memasarkan produknya di Indonesia yang didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Setelah mengalami perubahan nama sesuai dengan perkembangan perusahaan dan pada akhirnya dengan akta no. 92 tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk yang disetujui oleh Menteri Kehakiman tertanggal 23 Februari 1998 dan mengalami pertumbuhan yang pesat sampai perusahaan Go Publik dan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981 dengan kode IDX : UNVR .

UNVR memiliki 2 divisi yaitu Home & Personal care (76%) dan Foods and Ice cream (24%).

(2)

2

TABEL 1.1

PRODUK PT.UNILEVER INDONESIA, TBK

NO. Brand Produk

1. Makanan Bango, Blue Band, Buavita,

Royco, Taro, SariWangi, Walls

2. Perawatan Rumah CIF, Domestos, Rinso, Pure,

Sunlight, Viso, Vixal, Wipol

3. Perawatan Pribadi AXE, Dove, CLEAR, Citra, LUX,

Lifebouy, Pepsodent, Ponds,

SUNSILK, Rexona, Vaseline.

(Sumber:www.unilever.co.id)

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000 UNVR bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran yang oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

b. Visi dan Misi PT. Unilever Indonesia, Tbk

1. Visi

“To become the first choice of costumer, costumer and community”

2. Misi

a. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen

b. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas

c. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses

d. Menjadi perusahaan yang terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi

(3)

3

e. Betujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham

f. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup

1.1.2 PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk a. Profil Perusahaan

GAMBAR 1.2

PT. SARA LEE BODY CARE INDONESIA, TBK

(Sumber: www.saralee.com)

PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk (Sara Lee) didirikan pada tanggal 11 Agustus 1962 berdasarkan akta notaris yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. JA 5/138/23 tanggal 24 Oktober 1963 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 97 tanggal 3 Desember 1963. Struktur kepemilikan saham Sara Lee yaitu Sara Lee/DE N.V. 89% dan publik 11%.

Sara Lee memproduksi beberapa merek produk di Indonesia yaitu Zwitsal, brylcreem, she, sanex, ambipur.

b. Visi & Misi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk

1. Visi

“To simply delight you... every day”

2. Misi

“To be the first choice of consumers and customers around the world by bringing together innovative ideas, continuous improvement and people who make things happen.

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan pertumbuhan perekonomian yang semakin pesat berdasarkan Badan Usaha Statistik perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp2.313,8 triliun dan Rp2.178,9 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp990,8 triliun, yaitu dari Rp6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi

sebesar Rp7.427,1 triliun pada tahun 2011.

(www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf) diakses pada 20 Juli 2012 pukul 09:47 wib. Hal tersebut didukung dengan perilaku masyarakat Indonesia yang tergolong konsumtif bahkan berdasarkan data Bank Dunia tahun 2010 tingkat pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia yaitu sebesar Rp.113,4 triliun untuk belanja pakaian dan alas kaki, belanja rumah tangga dan jasa sebesar Rp.194,4 triliun, belanja di luar negeri Rp.50 triliun, dan biaya transportasi Rp. 283,6 triliun. ( http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/01/17/kelas-menengah-dan-perilaku-konsumtif/)diakses pada 3 Februari 2012 pukul 18:48 wib.

Sifat konsumtif menjadi acuan perusahaan untuk dapat membuat suatu produk yang mampu diterima oleh masyarakat dan tak sedikit perusahaan di Indonesia mampu untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan strategi yang tepat didukung dengan kemampuan kompetitif perusahaannya sehingga mampu mempertahankan eksistensinya dalam persaingan perusahaan lain yang sifat jangka pendek ataupun jangka panjang.

Strategi jangka panjang dilakukan melalui pengembangan dimensi internal dan eksternal perusahaan. Pengembangan dimensi internal

(5)

5

perusahaan mencakup perencanaan pengembangan produk baru, peningkatan teknologi produksi serta peningkatan keahlian sumber daya manusia dalam perusahaan. Pengembangan dimensi eksternal perusahaan dapat dilakukan dengan strategi investasi yang tepat sehingga dapat dijadikan usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnis perusahaan baik investasi aktiva riil maupun aktiva secara financial. Salah satu bentuk investasi aktiva riil yaitu melalui cara pengambilalihan perusahaan (akuisisi).

Tak sedikit perusahaan memilih untuk melakukan akuisisi horizontal dimana akuisisi ini dilakukan pada bidang usaha yang sama untuk memperkuat pangsa pasarnya dan meminimalkan biaya sehingga lebih efisien baik dalam membeli bahan baku ataupun proses produksinya. Akuisisi diyakini sebagai langkah yang tepat pada pertumbuhan ekonomi sekarang ini karena dapat memenuhi motif keuntungan yang dapat diraih (Serfianto, 2011:28) yaitu akuisisi strategis untuk meningkatkan sinergi perusahaan sehingga dapat mengurangi risiko usaha dan akuisisi financial untuk mendapatkan profit perusahaan sesuai dengan target yang diinginkan.

Berdasarkan laporan tahunan pada tahun 2010 dari Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tercatat terdapat 7 perusahaan nasional dan multinasional yang menyerahkan laporan tentang pra-notifikasi merger dan akuisisi.

TABEL 1.2

DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2010

No Perusahaan Pengakuisisi Perusahaan yang diakuisisi

1 PT. Komatsu Indonesia PT. Pandu Dayatama Patria

2 Meadown Asia Company Limited PT. Matahari Department Store

(6)

6

No Perusahaan Pengakuisisi Perusahaan yang diakuisisi

3 Prudential Plc AIA Group Limited

4 PT. Unilever IndonesiaTbk PT. Sara lee Body Care Tbk

5 PT. Tuah Turangga Agung PT. Agung Bara Prima

6 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk PT. Bank Agroniaga Tbk 7 PT. Astra International Tbk PT. General Elektrik Service

(Sumber: Laporan KPPU Tahun 2010)

Tabel 1.2 menunjukkan daftar perusahaan nasional dan multinasional yang beberapa diantaranya melakukan akuisisi dan merger dengan perusahaan besar yang diyakini bisa mengakibatkan praktek monopoli seeprti Prudential Plc yang mengakuisisi AIA Group Limited, PT Unilever Indonesia, Tbk yang mengakuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk, dan PT. Astra Internasional, Tbk yang mengakuisisi PT. General Elektrik Service. Perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin dan berkala dalam memantau kinerja dari hasil melakukan akuisisi sebagai bentuk alat ukur untuk menentukan apakah akusisi mampu membawa perusahaan ke dalam keadaan yang lebih menguntungkan

(profitable), analisis yang dilakukan untuk mengevaluasi perusahaan

berdasarkan dari laporan keuangannya diantaranya dari mulai pergerakan atas aktiva, tingkat penjualan, kegiatan operasi, ekuitas atas pemegang saham.

Analisis laporan keuangan menurut Fraser (2008:60) dapat diukur melalui Rasio Solvabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas. Berdasarkan sudut pandang manajemen analisis laporan keuangan berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki kinerja dimasa depan (Brigham dan Houston, 2010:133).

(7)

7

Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Menurut Keown (2004:108), rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana likuiditas perusahaan?

2. Apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva?

3. Bagaimana perusahaan didanai?

4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup?

Pengukuran efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan serta untuk mengetahui secara relatif apakah laba yang dihasilkan sudah cukup jika dibandingkan aktiva yang diinvestasikan (Keown et al, 2011:79) melalui Rasio Profitabilitas yang dapat dilakukan dengan empat macam rasio yaitu Gross Profit

Margin (GPM) menunjukan berapa besar keuntungan kotor yang

diperoleh dari penjualan produk , Net Profit Margin (NPM) menunjukkan

besarnya keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, mengukur

tingkat pengembangan dari bisnis atas seluruh aset yang ada dengan

Return on Investment (ROI) dan pemegang saham ingin mendapatkan

tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham (Brigham dan Houston, 2010:133).

(8)

8

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kendall tahun 1953 (dalam Samsul, 2006:269) menyatakan bahwa sifat harga saham yang tidak dapat diprediksi (unpredictable) karena bergerak secara acak atau

random walk yang dipengaruhi oleh psikologi pasar atau “animal spirit”

yang mengikuti aturan yang tidak logis. Animal spirit merupakan istilah yang dikemukkan oleh Keynes yang merujuk pada keputusan-keputusan yang sifatnya tidakpasti akan perilaku ekonomi pasar yang diambil oleh para investor dalam melakukan investasi. Seperti halnya yang dikemukkan oleh Malkiel (2003:294) menyatakan bahwa tidak adanya pola yang mendasari harga saham karena meyakini pergerakannya secara acak dan tidak memiliki “memori”. Sifat yang fluktuatif tersebut tergantung pada informasi harga saham karena informasi memegang peranan penting terhadap transaksi perdagangan saham di pasar modal serta berkaitan erat dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para investor untuk memilih portofolio investasi yang efisien dan efektif serta dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal.

Informasi mengenai pergerakan perusahaan melalui pergerakan pasar ataupun dari kinerja perusahaan, akan tetapi investor pada dasarnya lebih banyak memanfaatkan situasi pasar untuk memprediksi dan melakukan penilaian terhadap surat berharga, namun demikian kinerja perusahaan menjadi faktor yang dapat dipertimbangkan investor dan secara internal mencerminkan efektif tidaknya pengelolaan perusahaan, yang pada akhirnya mampu menaikkan kesejahteraan pemegang saham. Salah satu cara untuk menilai dan mengetahui kinerja perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan perusahaan.

Rasio nilai pasar merupakan salah satu rasio keuangan yang diperhitungkan oleh para investor dalam menganalisis situasi pasar serta

(9)

9

memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap resiko dan prospek perushaan di masa depan (Brigham dan Houston, 2010:150). Elemen didalam rasio nilai pasar yaitu Earning seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun

earning yang diperoleh oleh perusahaan emiten mengalami kenaikan. Sehingga earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh perusahaan emiten. Tak sedikit investor menggunakan price earning sebagai salah satu cara tercepat dan termudah untuk menentukan suatu saham diperdagangkan untuk tujuan investasi atau hanya untuk spekulasi. Namun sebelum menghitung price earning, investor harus lebih dulu mengetahui laba bersih per saham (earning per share/EPS). Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan atau return yang diterima pemegang saham.

Rasio keuangan juga dapat mengetahui likuiditas perusahaan dengan Rasio likuditas yang dapat dilakukan dengan 2 macam rasio yaitu Current

Ratio yang digunakan untuk mengatahui seberapa jauh aktiva lancar

perusahaan digunakan untuk melunasi utang lancar yang akan jatuh tempo atau segera di bayar, Quick Ratio (Acid Test Ratio) merupakan pengukuran terhadap likuiditas yang terfokus dengan mengeluarkan unsur persediaan yang termasuk aktiva lancar yang paling tidak likuid dalam pembilang (Keown et al, 2011:76).

Evaluasi lebih lanjut mengenai perubahan komponen pada total aset dapat berguna dalam analisis suatu perusahaan. Total Assets Turnover salah satu indikator untuk mengetahui tingkat perputaran aset yang dimiliki perusahaan, dengan ukuran utilitas aset yang paling relevan

(10)

10

adalah penjualan karena penjualan dilakukan untuk dapat memperoleh laba (Subramanyam & Wild, 2010:159).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang meneliti mengenai perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi membuktikan bahwa kegiatan akuisisi dan merger tidak selalu adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2010) yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan NPM, ROA, ROE, DER, DR, EPS, TATO dan CR antara sebelum dan sesudah terjadinya merger dan akuisisi. Penelitian

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mangoting (2009) yang menganalisis kinerja dengan menggunakan Metode By Purchase menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atas aktiva dari penggabungan usaha sedangkan dengan metode Pooling of Interest tidak membuktikan secara signifikan adanya perbedaan sebelum dan sesudah melakukan penggabungan usaha. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2010) dan Mangoting (2009) diperoleh adanya perbedaan dari masing-masing penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Salah satu contoh perusahaan hp yang melakukan penggabungan usaha dengan Compaq dimana pada mulanya diyakini mampu memberikan

benefit bagi dua belah pihak untuk dapat menguasai pangsa pasar

produknya namun diluar dugaan perusahaan tersebut mengalami penurunan dibanding dengan sebelum melakukan kerja sama pengggabungan usaha. Lain halnya dengan Synergy Drive Bhd yang mengambilalih Guthrie Bhd dan Golden Hope Plantation Bhd pada tahun 2006 yang kemudian mengalami peningkatan hingga nilai kapitalisasi perusahaan baru diperkirakan RM 31 miliar.

(11)

11

Hal tersebut dijadikan permasalahan dalam penelitian ini dengan menganalisis perbedaan kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk sebelum dan sesudah mengakuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk. UNVR merupakan salah satu perusahaan yang resmi melakukan akuisisi pada 9 Juli 2010 terhadap Sara Lee yang didukung dengan

dikeluarkannya surat penetapan dari KPPU Nomor

128/KPPU/PEN/VII/2010 yang menyatakan bahwa tidak keberatan (No

Objection) terhadap proses pengambilalihan UNVR terhadap Sara Lee

dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Berdasarkan dokumen notifikasi, tidak ditemukan pengendalian yang sama antara UNVR dan Sara Lee sehingga kedua perusahaan tersebut merupakan pelaku usaha yang independen, maka Ketentuan Pedoman Pelaksanaan Perkom 1/2009 Terpenuhi.

2. Tidak ada perilaku anti persaingan yang mungkin menciptakan kerugian bagi konsumen pasca pengambilalihan Sara Lee oleh Unilever.

3. Pengambilalihan Sara Lee oleh UNVR tidak didasarkan karena alasan kepailitan, maka tidak ada kekhawatiran terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat pasca pengambilalihan

UNVR tergolong perusahaan besar yang memiliki kemampuan dalam melakukan usahanya di Indonesia dan memiliki pangsa pasar yang luas dan listing di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 November 1981.

(12)

12

TABEL 1.3

PANGSA PASAR UNTUK PASAR BODY WASH & SHOWER GEL DI INDONESIA

Merek Perusahaan 2009

Biore Kao Corp 21.2

Lux Unilever Group 17

Purbasari PT Gloria Origita Cosmetics 11

The Body Shop L'Oreal Groupe 10.5

Lifebuoy Unilever Group 7.9

Shinzui PT Bina Karya Prima 5.5

Nuvo Wings Corp 4.2

Dove Unilever Group 3

Dettol Reckitt Benckiser Plc 2.3

Cussons PZ Cussons Plc 2.1

Sumber Ayu Unza Nusantara Sdn Bhd 1.6

Citra Unilever Group 1.3

Oriflame Oriflame Cosmetics SA 1.2

Gatsby Mandom Corp 1.1

Sanex Sara Lee Corp 0.7

Master PT Kino Sentra Industrindo 0.5

Amway Amway Corp 0.4

Nu Skin Nu Skin Enterprises Inc 0.3

Others Others 8.2

(Sumber: Euromonitor International Report, 2009)

Pada Tabel 1.3 diketahui bahwa produk dari UNVR mampu menguasai pangsa pasar berdasarkan dari target pasar pada setiap produknya. UNVR tergolong perusahaan yang sudah memiliki konsumen

(13)

13

tetap berdasarkan terget pasar produknya sehingga UNVR dituntut untuk bisa mempertahankan dan terus mengembangkan inovasi produknya.

TABEL 1.4

NILAI PENJUALAN DAN ASET UNVR 2007-2009

Tahun 2007 2008 2009

Nilai Penjualan Rp. 12.545 M Rp. 15.578 M Rp. 18.247 M

Nilai Aset Rp. 5.333 M Rp. 6.505 M Rp. 7.485 M

(Sumber: Annual Report Unilever 2007-2009)

Pada Tabel 1.4 pada tahun 2009 UNVR mampu mendapatkan penjualan sebesar Rp. 18.247 Milyar sehingga diyakini mampu untuk melakukan akuisisi terhadap PT. Sara Lee, Tbk yang melakukan usaha di bidang yang sama.

GAMBAR 1.3

LAPORAN KEUANGAN PT. SARA LEE BODY CARE INDONESIA,TBK 2007-2009 45000000000 40000000000 35000000000 30000000000 25000000000 20000000000 15000000000 10000000000 5000000000 0 2007 2008 2009

(Sumber: Annual Report, 2009)

Bersadarkan pada Gambar 1.1 diketahui pergerakan laba/rugi dari tahaun 2007 sampai tahun 2009 tidak mengalami penurunan yang drastis bahkan ditahun 2008 sebelum diakuisisi UNVR mengalami

Tahun Laba/Rugi

(14)

14

peningkatan. Sara Lee bergerak dibidang yang sama dengan UNVR yaitu memproduksi produk perawatan tubuh untuk orang dewasa, anak-anak, bayi serta barang-barang kosmetik lainnya dan produk perawatan gigi. Keadaan perusahaan tersebut tidak sedang mengalami kepailitan, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan tiga tahun terakhir yang tidak menunjukkan terjadi penurunan keuangan yang dapat mengancam perusahaan Sara Lee, bahkan di tahun 2008 Sara Lee mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Tujuan utama UNVR melakukan pengambilalihan PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk karena Sara Lee bermaksud untuk memfokuskan kegiatan usahanya di bidang makanan dan minuman, Sara Lee merupakan sebuah grup perusahaan multinasional yang memproduksi sejumlah produk terkenal di dunia yang meliputi tiga perusahaan, yakni PT Sara Lee Indonesia, PT Sara Lee Household Indonesia dan PT Sara Lee Body Care Indonesia. Keputusan melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk memberikan peluang UNVR untuk berusaha meningkatkan pangsa pasar karena PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk memproduksi sektor produk kecantikan dan perawatan tubuh yang sama dengan UNVR. Salah satu produk kedua perusahaan tersebut yaitu produk deodorant roll on yang memberikan peluang UNVR mengambil kebijakan untuk mencapai efisiensi dari produk tersebut pasca pengambilalihan karena deodorant roll on di Indonesia masih relatif sangat baru. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap deodorant roll on hanya sebesar 2,5 ml per tahun/orang. Dasar pertimbangan fokus terhadap produk tersebut dilihat dari sisi biaya produksinya, bahan untuk membuat isi roll on hanya membutuhkan beberapa campuran bahan kimia dan tidak perlu memakai teknologi tinggi. Sehingga

(15)

15

adanya pengambilalihan Sara Lee oleh UNVR akan menciptakan efisiensi dengan bertambahnya kapasitas produksi, namun hal ini harus memperhatikan biaya-biaya lain yang termasuk pada biaya variabel

(variable cost) yang dapat menciptakan sunk cost.

Pencapaian tingkat efisiensi yang dapat diraih UNVR pada bahan baku dalam pembuatan produk t e r u t a m a p a d a p r o d u k

deodorant roll on dan produk men's hair style cream, memungkinkan

membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih banyak dengan harga yang lebih rendah.

Akuisisi yang dilakukan oleh UNVR diyakini berpengaruh terhadap pergerakan penjualan saham UNVR yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, hal itu dapat dilihat saham (UNVR) mencatatkan kenaikan tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Pada 24 Januari 2012 pukul 11.31, saham UNVR melonjak hingga 7,33% menjadi Rp 21.950. Ini merupakan lonjakan tertinggi sejak 13 Oktober 2010.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul:

“Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Melakukan Akuisisi (Studi kasus PT. Unilever Indonesia, Tbk yang mengakuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk)”

1.3 Perumusan Masalah

a. Berapa ROI, ROE, GPM, NPM, ATR, TATO, PER dan EPS UNVR sebelum melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk?

b. Berapa ROI, ROE, GPM, NPM, ATR, TATO, PER dan EPS UNVR sesudah melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk (Tahun 2010)?

(16)

16

c. Seperti apa perbedaan ROI, ROE, GPM, NPM, ATR, TATO, PER dan EPS UNVR sebelum dan sesudah melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk ?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui ROI, ROE, GPM, NPM, ATR, TATO, PER dan EPS UNVR sebelum melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk.

b. Untuk mengetahui ROI, ROE, GPM, NPM, ATR, TATO, PER dan EPS UNVR sesudah melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk.

c. Untuk mengetahui perbedaan ROI, ROE, GPM, NPM, ATR, TATO, PER dan EPS UNVR sebelum dan sesudah melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

a. Diharapkan mampu untuk memberikan informasi secara ilmiah bahwa adanya pengaruh dari melakukan pengambilalihan (akuisisi) PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk oleh PT Unilever Indonesia Tbk.

b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya pada topik yang relevan.

1.5.2 Aspek Praktis

a. Bagi Emiten

Dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam

mempertimbangkan untuk melakukan akuisisi dengan perusahaan lain.

(17)

17

1. Sebagai penilaian apakah melakukan akuisisi PT Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk merupakan langkah yang tepat atau tidak dan menguntungkan perusahaan.

2. Menjadi bahan acuan dalam pembuatan kebijakan internal perusahaan terhadap kegiatan perusahaan.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan input dalam mempertimbangkan keputusan investasi berdasarkan kinerja keuangan perusahaan setelah terjadi akuisisi.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Isi bab ini meliputi gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini mengemukakan dengan ringkas, padat dan jelas tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Bab ini akan meliputi uraian tentang: tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang: jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data,uji validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data.

(18)

18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasannya yang diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan maslah serta tujuan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian ini dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, untuk perusahaan, dan investor.

Gambar

Tabel 1.2 menunjukkan daftar perusahaan nasional dan multinasional  yang  beberapa  diantaranya  melakukan  akuisisi  dan  merger  dengan  perusahaan  besar  yang  diyakini  bisa  mengakibatkan  praktek  monopoli  seeprti  Prudential  Plc  yang  mengakuisi

Referensi

Dokumen terkait

(2009), yang melakukan penelitian mengenai Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial: Pengetahuan Tentang Manajemen Biaya sebagai Variabel Pemoderasi menunjukkan

Berdasarkan uraian tersebut penulis mencoba menganalisis Sektor Keuangan dengan menggunakan model Value at Risk (VaR). Untuk membahas lebih lanjut permasalahan ini

Latar belakang penulis untuk melakukan penelitian adalah untuk mengetahui secara langsung tentang pelaksanaan employee engagement pegawai Antam terhadap kinerja

Hasil kinerja yang kurang ditunjukkan oleh hasil penilaian yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Telkom dengan menggunakan TS 3.0 sesuai empat tabel diatas mulai dari TK

Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang apakah E-WOM dari produk sepatu Nike dapat mempengaruhi Brand Image dan Purchase Intention konsumen terhadap

Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menganalisis efektivitas program pemasaran berbasis komunitas (community marketing) dalam meningkatkan loyalitas

Pembelian Minyak Goreng Bimoli pada Ibu Rumah Tangga Desa Kebonagung Kecamatan Purworejo kota Pasuruan”, JIBEKA, Volume 11 NO.2, Februari 2017: 11 -20, h.18.. konsumen

Berdasarkan latarbelakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA