• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TAHUN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

i

RENCANA

STRATEGIS

RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH KARDINAH

TAHUN 2019-2024

SUD KARDINAH

(2)

1 1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tegal 2019 - 2024 merupakan arah Pembangunan yang ingin dicapai Daerah dalam kurun waktu masa bakti Kepala Daerah yang disusun berdasarkan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih, dimana kegiatan yang direncanakan sesuai dengan urusan Pemerintah dengan mempertimbangkan kemampuan Keuangan Daerah.

RPJMD Kota Tegal mengintegrasikan rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-OPD, serta masukkan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Dalam penyusunan RPJMD Kota Tegal tahun 2019 - 2024 sebagai penjabaran Visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, juga berpedoman pada RPJMD Propinsi Jawa Tengah, serta Kementerian/Lembaga yang terkait. Sedangkan tata cara penyusunan RPJMD Kota Tegal mengacu pada peraturan Menteri Dalam Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda Tentang RPJPD Dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.

Sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kota Tegal, RSUD Kardinah mepunyai kewajiban menyusun Renstra ( Rencana Strategis) tahun 2019 - 2024 dan selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan RSUD Kardinah Kota Tegal selama kurun waktu lima tahun kedepan.

Rencana strategis merupakan konsep yang digunakan dalam berbagai organisasi untuk menentukan arah, tujuan dan masa depan yang hendak dicapai secara komprehensif. Rencana strategis menjadi perangkat penting bagi organisasi untuk

(3)

2 menjelaskan apa yang hendak dicapai dan bagaimana mencapainya.

RSUD Kardinah memiliki peran strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sebagai Lembaga Teknis Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, maka perlu untuk menyusun dan menetapkan Rencana Strategis. Rencana strategis yang dimaksud sebagai panduan bagi RSUD Kardinah untuk mewujudkan Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota Tegal melalui penetapan visi dan misi organisasi, cara untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui strategi yang terukur dan dijabarkan dalam kebijakan, program dan kegiatan dan kerangka pendanaan bersifat indikatif yang akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun kedepan.

Rencana strategis tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja yang disusun tiap tahun guna menjadi landasan pokok penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) termasuk didalamnya Belanja untuk Modal maupun Belanja Barang dan Jasa Operasional serta rancangan pembiayaan bersumberkan dari hasil pendapatan operasional rumah sakit yang nantinya akan disusun dalam bentuk dokumen tersendiri dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Rencana Strategis RSUD Kardinah.

Sejalan dengan perkembangan dalam era globalisasi Rencana Strategis RSUD Kardinah ini diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi dalam arti sekaligus dapat mengakomodasi berbagai kepentingan yang berbeda sekaligus dapat membantu pembuatan kebijakan untuk membuat keputusan secara tertib dan atau sebagai indikator keberhasilan terhadap implementasi kegiatan. Rencana Strategis juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan sekaligus sebagai bahan evaluasi atas kinerja yang dapat dicapai. Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma pelayanan publik yang menekankan

(4)

3 antara lain pada unsur-unsur akuntabilitas, maka segala tindakan yang dilakukan selayaknya dapat dipertanggungjawabkan, yang menekankan adanya pertanggungjawaban publik atas kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan.

Sehubungan dengan hal ini maka penyusunan Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan sekaligus sebagai bahan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai.

Keterkaitan Rencana Strategis dengan dokumen perencanaan yang lainnya :

1. Hubungan Rencana Strategis (RENSTRA) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun yang merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah yang memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program dalam rencana kerja yang bersifat indikatif. Pada Lembaga Teknis Daerah, RPJMD ini selanjutnya dijabarkan dalam bentuk Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah atau lebih dikenal dengan RENSTRA-SKPD.

2. Hubungan Rencana Strategis (RENSTRA) dengan Rencana Kerja (RENJA)

RENSTRA SKPD ini selanjutnya dijabarkan lagi dalam rencana pembangunan tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja (RENJA). RENJA-SKPD merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 tahun. RENJA-SKPD yang disusun dengan mengacu pada RENSTRA SKPD dan pagu indikatif selanjutnya menjadi pedoman penyusunan RKA-SKPD. RKA inilah yang menjadi muara dari dokumen perencanaan dan penganggaran. Selanjutnya RKA-SKPD ini akan menjadi dasar ditetapkannya dokumen pelaksanaan anggaran yaitu Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

(5)

4 1.2. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. 3. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010–2014. 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda Tentang RPJPD Dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Badan Layanan Umum Daerah.

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit;

(6)

5

17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025.

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029.

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018.

21. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tegal Tahun 2005-2025.

22. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tegal Tahun 2011-2031. 23. Peraturan Walikota Tegal Nomor 38 Tahun 2008 tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tegal; 24. Peraturan Walikota Tegal Nomor 39 Tahun 2008 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal;

25. Peraturan Walikota Tegal Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Pengelolalan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal.

26. Peraturan Walikota Tegal Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal.

27. Keputusan Walikota Tegal Nomor 445/244/2008 Tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal Sebagai Unit Kerja Yang Menerapkan Pola Pengelollan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh.

(7)

6 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. MAKSUD

Maksud disusunnya Renstra adalah sebagai pedoman dan arah untuk menjabarkan visi, misi, strategi dan kebijakan Pemerintah Kota Tegal yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2019 - 2024 kedalam visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi RSUD Kardinah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

1.3.2. TUJUAN

1. Menjaga keselarasan antara perencanaan jangka menengah Rencana Strategis RSUD Kardinah Kota Tegal dengan perencanaan jangka menengah daerah Kota Tegal.

2. Menjadi dokumen perencanaan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pimpinan, staf dan karyawan RSUD Kardinah dalam melaksanakan seluruh program dan kegiatan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan;

3. Menetapkan indikator penilaian sebagai pedoman dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pertanggunjawaban kinerja.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I Pendahuluan.

Bab ini menguraikan latar belakang, landasan hukum penyusunan, maksud dan tujuan penyusunan RENSTRA, hubungan antar dokumen RPJMD dengan dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, serta sistematika penulisan.

(8)

7 Bab ini memaparkan informasi tentang peran (tugas dan fungsi) RSUD Kardinah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RENSTRA periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu.

BAB III. Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi. Bab ini memaparkan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tupoksi, telaahan visi misi dan program Walikota Tegal, telahaan rencana strategi Kementerian Kesehatan dan penentuan isu-isu strategis.

BAB IV. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi dan Kebijakan. Bab ini memaparkan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan Visi dan Misi RSUD Kardinah, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan.

BAB V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif.

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif selama periode RENSTRA.

BAB VI. Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja RSUD Kardinah yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(9)

8 Pada bagaian ini akan dikemukakan tentang kaidah pelaksanaan RENSTRA.

(10)

9

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Tegal, RSUD Kardinah sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

TUGAS

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pelayanan kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

FUNGSI

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya RSUD Kardinah mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang kesehatan;

c. pembinaan dan fasilitasi bidang pelayanan kesehatan lingkup kota;

d. pelaksanaan tugas di bidang pelayanan pengobatan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (emergensi) dan tindakan medik;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan kesehatan;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsi.

(11)

10 STRUKTUR ORGANISASI

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Tegal membentuk Peraturan Daerah Kota Tegal nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis daerah dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tegal. Dalam Peraturan Daerah tersebut memuat Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kardinah sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah dengan susunan sebagai berikut :

a. Direktur;

b. Wakil Direktur Pelayanan, terdiri dari: 1) Bidang Pelayanan, terdiri dari:

a) Seksi Pelayanan dan Pendayagunaan Sarana Medik; b) Seksi Rekam Medik dan Pengolahan Data Elektronik. 2) Bidang Keperawatan, terdiri dari:

a) Seksi Pelayanan Keperawatan; b) Seksi Etika dan Mutu Keperawatan.

c. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, terdiri dari: 1) Bagian Umum, terdiri dari:

a) Subbagian Tata Usaha;

b) Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas; c) Subbagian Perlengkapan dan Rumah Tangga. 2) Bagian Keuangan, terdiri dari:

a) Subbagian Perencanaan dan Pemasaran;

b) Subbagian Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan; c) Subbagian Akuntansi.

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan struktur organisasi RSUD Kardinah berdasar Peraturan Daerah Kota Tegal nomor 12 Tahun 2008 tersebut adalah sebagai berikut :

(12)

11 Gambar 1.1 : STRUKTUR ORGANISASI

Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 24 Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 12 Tahun 2008 tersebut maka perlu menetapkan Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tegal dalam suatu Peraturan Walikota Tegal Nomor 30 Tahun 2008. Dalam peraturan Wailikota Tegal tersebut, dijabarkan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja RSUD Kardinah sebagai berikut :

(13)

12 a. Direktur

Membawahkan:

1) Wakil Direktur Pelayanan;

2) Wakil Direktur Umum dan Keuangan; 3) Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Wakil Direktur Pelayanan

Dipimpin oleh seorang Wakil Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. Wakil Direktur Pelayanan, membawahkan :

1) Bidang Pelayanan; 2) Bidang Keperawatan.

Tugas Pokok

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang pelayanan.

Fungsi

1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang pelayanan;

2. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keperawatan;

3. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai tugas dan fungsi.

c. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Dipimpin oleh seorang Wakil Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahkan :

(14)

13 1) Bagian Umum;

2) Bagian Keuangan.

Tugas Pokok

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan keuangan.

Fungsi

1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, peng-koordinasian,penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum; 2. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

peng-koordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;

3. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai tugas dan fungsi.

d. Bidang Pelayanan

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan. Kepala Bidang Pelayanan, membawahkan :

1) Seksi Pelayanan Dan Pendayagunaan Sarana Medik; 2) Seksi Rekam Medik Dan Pengolahan Data Elektronik.

Tugas Pokok

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang pelayanan, meliputi : pengelolaan pelayanan dan pendayagunaan sarana medik, rekam medik dan pengolahan data elektronik di lingkungan Rumah Sakit.

(15)

14 Fungsi

1. penyusunan dan penyiapan konsep pelaksanaan tugas di bidang pelayanan;

2. pengumpulan dan pengolahan tugas di bidang pelayanan; 3. penyajian data di bidang pelayanan;

4. pelayanan teknis di bidang pelayanan;

5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai tugasdan fungsi.

e. Bidang Keperawatan

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan. Kepala Bidang Keperawatan, membawahkan :

1) Seksi Pelayanan Keperawatan; 2) Seksi Etika dan Mutu Keperawatan.

Tugas Pokok

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keperawatan, meliputi : pengelolaan pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan di lingkungan Rumah Sakit.

Fungsi :

1. penyusunan dan penyiapan konsep pelaksanaan tugas di bidang keperawatan;

2. pengumpulan dan pengolahan tugas di bidang keperawatan; 3. penyajian data di bidang keperawatan;

4. pelayanan teknis di bidang keperawatan;

5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai tugas dan fungsi.

f. Bagian Umum

Dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Kepala Bagian Umum, membawahkan :

(16)

15 1) Subbagian Tata Usaha;

2) Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas; 3) Subbagian Perlengkapan Dan Rumah Tangga.

Tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum, meliputi : pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian, hukum dan humas, perlengkapan dan rumah tangga Rumah Sakit.

Fungsi

1. penyusunan dan penyiapan konsep pelaksanaan tugas di bidang umum;

2. pengumpulan dan pengolahan tugas di bidang umum; 3. penyajian data di bidang umum;

4. pelayanan teknis di bidang umum;

5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan sesuai tugas dan fungsi.

g. Bagian Keuangan

Dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Kepala Bagian Keuangan, membawahkan :

1) Subbagian Perencanaan dan Pemasaran;

2) Subbagian Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan; 3) Subbagian Akuntansi.

Tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi : perencanaan dan pemasaran, pendapatan, belanja dan pembiayaan, akuntansi di lingkungan Rumah Sakit.

(17)

16 Fungsi :

1. penyusunan dan penyiapan konsep pelaksanaan tugas di bidang keuangan;

2. pengumpulan dan pengolahan tugas di bidang keuangan; 3. penyajian data di bidang keuangan;

4. pelayanan teknis di bidang keuangan;

5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan sesuai tugas dan fungsi.

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Direktur.

Berdasarkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 38 Tahun 2008 tentang Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, yang dimaksud dengan Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari :

1) Komite Medik;

2) Satuan Pengawas Internal; 3) Instalasi;

4) Staf Medik Fungsional (SMF);

5) Jabatan Fungsional lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2. SUMBER DAYA

2.2.1. Sumber daya Manusia

Rumah sakit adalah suatu institusi yang memberikan pelayanan kesehatan, karenanya didalam rumah sakit akan tampak 2 jenis unit kerja atau kelompok karyawan:

1. Karyawan /pekerja yang bekerja pada pelayanan langsung terhadap pelanggan/ pasien yang mengakibatkan munculnya transaksi keuangan antar pasien dengan rumah sakit, seperti tenaga dokter, perawat, analis lab, asisten apoteker, radiologi,

(18)

17 fisioterapi dan sejenisnya. Kelompok ini selanjutnya berada pada suatu tempat yang disebut revenue center ( medis, paramedis, penunjang medis );

2. Karyawan /pekerja yang menunjang para pemberi layanan langsung, seperti bidang keuangan, administrasi dan sejenisnya. Kelompok ini selanjutnya berada pada sustu tempat yang disebut cost center (non medis).

Pada tahun 2018, RSUD kardinah Kota tegal dalam melaksanakan kegiatannya didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) sejumlah 963 orang, yang terdiri dari :

Tabel 2.1 : SDM RSUD Kardinah berdasar Jenis Ketenagaan

NO. KATEGORI JENIS KETENAGAAN JUMLAH

1 PNS 506

2. Kontrak BLUD 504

3. Tamu 2

TOTAL 1.012

Tabel 2.3 : SDM RSUD Kardinah berdasar Jenis Tenaga Medis

NO. KATEGORI TENAGA MEDIS JUMLAH TOTAL

PNS NON PNS

1 Dokter Spesialis Anak 2 2 4

2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 1 2 3 Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi 3 1 4

4 Dokter Spesialis Bedah 3 1 4

5 Dokter Spesialis THT 2 2 4

6 Dokter Spesialis Kulit Kelamin 1 0 1

7 Dokter Spesialis Mata 1 2 3

8 Dokter Spesialis Syaraf 3 0 3

9 Dokter Spesialis Rehab Medik 1 1 2 10 Dokter Spesialis Bedah Orthopedi 2 0 2

11 Dokter Spesialis Radiologi 2 0 2

12 Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh

(19)

18

13 Dokter Spesialis Anastesi 2 2 4

14 Dokter Spesialis Bedah Syaraf 1 0 1 15 Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik - 1 1 16 Dokter Spesialis Patologi Klinik 2 1 3

17 Dokter Spesialis Paru 1 1 2

18 Dokter Spesialis Urologi 1 0 1

19 Dokter Spesialis Jiwa 1 1 2

20 Drg. Spesialis Bedah Mulut - 1 1

21 Drg. Spesialis Konservasi Gigi 1 0 1

22 Dokter Umum 24 5 29

23 Dokter Gigi 2 1 3

TOTAL 56 25 83

Tabel 2.4 : SDM RSUD Kardinah berdasar Golongan PNS

NO. KATEGORI GOLONGAN PNS JUMLAH

1 Golongan IV 45

2 Golongan III 300

3 Golongan II 158

4 Golongan I 4

TOTAL 507

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Gambaran umum mengenai sarana dan prasarana yang dikelola oleh RSUD Kardinah dapat di lihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 2.5 : Prasarana Pendukung Pelayanan RSUD Kardinah

NO. PRASARANA JUMLAH SATUAN

A TANAH

1 Sertifikat I 42.095 M2

2 Sertifikat II 5.970 M2

B BANGUNAN

(20)

19

2 Ruang Penunjang Pelayanan Medis 1 Unit

3 Instalasi Gawat Darurat 1 Unit

4 Instalasi ICU /ICCU /PICU /NICU 1 Unit

5 Instalasi Rawat Jalan 1 Unit

6 Gedung RI dan RJ DEWADARU 1 Unit

7 Gedung Rawat Inap CENDANA 1 Unit

8 Gedung Rawat Inap EDELWEIS 1 Unit

9 Gedung Rawat Inap Kelas III

PUSPANIDRA 1 Unit

10 Gedung Rawat Inap Kelas III ROSELLA 1 Unit

11 Gedung Rawat Inap Kelas III LAVENDER 1 Unit

12 Gedung Rawat Inap WIJAYAKUSUMA 1 Unit

13 Gedung RI Ponek (MAWAR ) 1 Unit

16 Gedung HAEMODIALISA 1 Unit

17 Gedung Instalasi Farmasi 1 Unit

18 Gedung IPLPSRS 1 Unit

19 Gedung Instalasi Jenazah 1 Unit

20 Gedung Instalasi Laboratorium 1 Unit

21 Gedung Instalasi Radiologi 1 Unit

22 Gedung Instalasi Bedah Sentral 1 Unit

23 Gedung Cathlab 1 Unit

24 Rumah Dinas Direktur 1 Unit

25 Instalasi Gizi 1 Unit

26 Instalasi Cuci Hama 1 Unit

27 Tempat Ibadah 1 Unit

Tabel 2.6 : Sarana Pendukung Pelayanan RSUD Kardinah

NO. SARANA JUMLAH SATUAN

A ALAT ANGKUT

1 Jenis Station Wagon 3 Buah

2 Jenis Ambulance 118 1 Buah

3 Jenis Ambulance Pasien 1 Buah

4 Jenis Ambulance Jenazah 2 Buah

5 Jenis Sepeda Motor 3 Buah

B SARANA PENDUKUNG

1 Kapasitas Listrik 1,3 M gwatt

2 Generator Set 1.330 KVA

3 IPAL 1 Buah

4 Air PDAM 6 Buah

(21)

20

6 Sumur Dangkal 24 Buah

7 Lahan Parkir 1 komplek

8 Kantin 2 komplek

9 Taman Bermain anak 1 komplek

10 Lapangan Tenis 1 komplek

C ALAT KEDOKTERAN CANGGIH

1 C - Arm 1 Unit

2 Cathlab 1 Unit

3 ESWL 1 Unit

4 EDSWT 1 Unit

5 Computerized Radiography ( CR ) 1 Unit

6 Endoscopy 1 Unit

7 Laparascopy 1 Unit

8 Haemodialisa 20 Unit

9 Mesin Repirasi /Ventilator 9 Unit

10 Defibrilator 7 Unit 11 Arthroscopi 1 Unit 12 EEG 1 Unit 13 ECT 1 Unit 14 USG 3 D 3 Unit 15 Treadmill 1 Unit

16 Ultrasonic Surgical Aspirator CUSA 1 Unit

18 Laser Stone 1 Unit

19 ventilator 22 Unit

20 Laser Kulit 1 Unit

21 Autoclave Low Temperature 2 Unit

22 General X-Ray 500 mA 1 Unit

23 Foto Rontgen 2 Unit

24 Mobile X-Ray 1 Unit

Tabel 2.7 : Jumlah Tempat Tidur RSUD Kardinah

NO. RUANGAN JUMLAH TT

1 Cendana I 9 2 Cendana II 9 3 Cendana III 5 4 Unit Stroke 8 5 Dewadaru 11 6 PWK Atas 22 7 PWK Bawah 22

(22)

21 8 EDELWEIS ATAS 34 9 EDELWEIS BAWAH 34 10 LAP 24 11 LAW 24 12 LBP 24 13 LBW 24 14 ROSELLA 24 15 ROSELLA TBMDR 6 16 PUSPA NIDRA 38 17 MAWAR 25 18 DAHLIA 9 19 PICU 5 20 NICU 6 21 ICU 9 22 ICCU 10 23 HCU 13 TOTAL 395

Dari data sarana dan prasarana tersebut di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan perorangan, RSUD Kardinah memiliki keunggulan Pelayanan Traumatology dalam rangka menetapkan diagnosa pada kasus-kasus yang dirujuk maupun tindakan operatif. Layanan ini memberikan layanan yang siap sedia setiap saat terhadap kasus dikarenakan kecelakaan, benturan dan sejenisnya. Dengan didukung oleh dokter spesialisasi Bedah, Bedah Mulut, dan Bedah Orthopedi serta spesialisasi lain yang terkait. Hal ini sesuai dengan letak Kota Tegal yang berada di jalur padat Pantura pulau jawa.

Unit stroke merupakan unit pelayanan rawat inap komprehensif untuk pasien stroke yang terdiri dari dokter spesialis saraf, perawat terlatih, tim rehabilitasi medik, ahli gizi dan berbagai dokter spesialis lain yang terkait.

Rumah Sakit Rujukan program ‘EMAS’ ( Expanding Maternal & Neonatal Survival ) maka RSUD Kardinah menjadi rujukan bagi RS yang berada di daerah program Emas, yakni memberikan layanan bagi ibu dan bayi baru lahir dan merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan

(23)

22 kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Daerah sekitar Kota Tegal menjadi daerah program ‘EMAS’ yakni Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal, yang jika Rumah Sakit di daerah tersebut tidak mampu melaksanakan pelayanan yang diperlukan maka RSUD Kardinah menjadi rujukannya. Selain 2 kabupaten tersebut, RSUD Kardinah juga telah ditetapkan menjadi Rumah sakit rujukan regional Pantura Barat sebagai pusat rujukan bagi Rumah Sakit lain di daerah sekitar.

Pelayanan klinik VCT (Visite Consult Therapy) merupakan pelayanan terpadu konsultasi maupun tindakan pengobatan bagi pasien penderita HIV positif. Pelayanan ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan pemecah batu ginjal dan batu saluran kemih dengan gelombang kejut tanpa melakukan operasi.

2.3. KINERJA PELAYANAN 2.3.1. JENIS PELAYANAN

RSUD Kardinah sebagai Lembaga Teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam pelayanan publik di bidang kesehatan dan rujukan kesehatan perorangan, menawarkan beberapa produk pelayanan dan jasa yang bersifat spesialistik dan profesional kepada masyarakat.

Jenis-jenis pelayanan kesehatan di RSUD Kardinah berdasarkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 28 Tahun 2011 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan pada Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Gawat Darurat (24 Jam & 7 hari seminggu); 2. Pelayanan Medik Rawat Jalan :

A. Pelayanan Medik Dokter Spesialis 1.) Penyakit Dalam;

(24)

23 3.) Jantung dan Pembuluh Darah;

4.) Anak; 5.) Bedah;

6.) Bedah Orthopedi dan Traumatologi; 7.) Bedah Syaraf;

8.) Urologi;

9.) Obstetri & Genekologi; 10.) Mata;

11.) Kulit & Kelamin;

12.) Telinga Hidung Tenggorokan; 13.) Syaraf;

14.) Kedokteran Jiwa; 15.) Geriatri

16.) Pelayanan Rehabilitasi Medik.

B. Pelayanan Medik Dokter Gigi Spesialis, terdiri : 1.) Bedah Mulut;

2.) Konservasi Gigi. 3.) Orthodontia

C. Pelayanan Subspesialis

1) Penyakit Dalam Subspesialis Endokrin metabolik dan diabetik

2) Orthopedi Subspesialis Panggul dan lutut (Hip and Knee);

3) Pembuluh Darah Jantung Intervensi (Cateterisasi Jantung )

D. Pelayanan Klinik VCT; E. Pelayanan Psikologi;

F. Pelayanan Rehabilitasi Ketergantungan Obat (NAPZA);

G. Pelayanan TB MDR; H. Pelayanan Haemodialisa; I. Pelayanan Bedah Sentral; J. Pelayanan Anestesi;

K. Pelayanan One Day Care :

L. Pelayanan Intensive Care, terdiri dari :

(25)

24 4. Pelayanan Rawat Inap, terdiri dari :

5. Pelayanan Penunjang Diagnostik : a. Laboratorium Patologi Klinik; b. Laboratorium Mikrobiologi Klinik; c. Laboratorium Patologi Anatomi; d. Radiologi;

e. Electromedik ; f. CT Scan.

6. Pelayanan Medical Check Up. 7. Pelayanan Farmasi

8. Pelayanan Gizi

9. Pelayanan Kateterisasi Jantung ( Cathlab) 10. Pelayanan Limbah Medis

11. Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal. 12. Pelayanan CSSD

2.3.2. KINERJA CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN

Sebagai rujukan regional maka RSUD Kardinah melayani pasien bukan hanya berasal dari Kota Tegal saja, hal ini dapat terlihat dari jumlah kunjungan selama tahun 2018 di RSUD Kardinah yang sebagian besar justru didominasi warga dari luar Kota Tegal. Hal tersebut terlihat dalam grafik berikut :

(26)

25 23

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN TAHUN 2018

32,82% 52,81% 6,65% 0,58% 0,02% 0,02% 1,10% Kota Tegal Kab. Tegal Kab. Brebes Kab. Pemalang Kota Pekalongan Kab. Pekalongan Daerah Lain

Dari keseluruhan kunjungan terdapat 67,18% berasal dari luar Kota Tegal, dengan perincian sebagai berikut : Kota Pekalongan 0,02% kab.Pekalongan 0,02%, Kab.Pemalang 0,58%, Kab.Brebes 6,65%, lainnya 1,10%. Pasien yang berasal dari Kabupaten Tegal sebanyak 52,81% jumlahnya melebihi dari warga Kota Tegal yakni sebanyak 32,82% hal ini juga dipengaruhi oleh letak RSUD Kardinah yang lebih mudah dijangkau dan persepsi masyarakat sejak lama bahwa layanan di RSUD Kardinah lebih lengkap.

1. TOTAL KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN Tahun 2018 Dari tahun ke tahun 2013 s/d 2017 terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat jalan, tetapi pada tahun 2018 terjadi penurunan sebesar 0,95%. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, jumlah kunjungan pasien rawat jalan mengalami titik tertinggi pada tahun 2017 yakni sebesar 256.794 kunjungan atau rata-rata 21.399 perbulan dengan rata-rata perhari 892 kunjungan per hari kerja. Hal tersebut seperti terlihat dalam grafik berikut :

(27)

26 22

TOTAL KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN TAHUN 2013 – 2018

2. PENGUNJUNG POLIKLINIK RSUD KARDINAH

Pengunjung di poliklinik rawat jalan mengalami penurunan yang signifikan di tahun 2018. Hal terjadi diantaranya karena mulai diberlakukannya rujukan berjenjang bagi pasien BPJS di seluruh Indonesia dan hampir 90% pasien di RSUD Kardinah adalah pasien peserta BPJS sehingga berimbas pada penurunan pasien rawat jalan tersebut. Seperti terlihat dalam grafik di bawah berikut ini :

(28)

27

PENGUNJUNG RSUD KARDINAH

Tahun 2018

19 5729 4516 5010 5008 42992990 6165 4301 3950 4296 3357 3456 17637 161011744016790 16812 11716 16454 15978 14526 13502 11859 10822 Pengunjung Baru Pengunjung Lama

3. KUNJUNGAN BARU – LAMA POLIKLINIK DEWADARU RSUD KARDINAH TEGAL TAHUN 2018

Kunjungan baru di Poliklinik Dewadaru kunjungan baru lebih banyak dibandingkan kunjungan lama, terjadi peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan dalam hal jumlah pasien yang berobat di poliklinik dewadaru. Hal tersebut terlihat dalam grafik berikut ini :

KUNJUNGAN BARU – LAMA POLIKLINIK DEWA DARU RSUD KARDINAH TEGAL TAHUN 2018 21 94 64 100 108 69 67 110 41 78 130 113 81 84 70 61 56 48 47 59 20 34 110 46 38 Kunjungan Baru Kunjungan Lama

(29)

28 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. HASIL PELAYANAN RADIOLOGI

Jika dilihat dari jumlah hasil pemeriksaan radiologi tahun 2018, maka nampak bahwa telah mengalami efisiensi dalam penggunaan sarana penunjang dari keseluruhan unit Radiologi dari tahun 2013. Hal tersebut seperti tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.8 Hasil Pelayanan Radiologi

29

HASIL PELAYANAN RADIOLOGI TAHUN 2013– 2018 FOTO 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TANPA KONTRAS 14168 11706 17452 17476 19683 18272 DENGAN KONTRAS 310 259 374 566 415 442 GIGI/ PANORAMIK 1190 1060 1599 1975 1840 1781 CT Scan 1128 400 2231 2280 2910 1549 JUMLAH 16796 13425 21656 22297 24848 22044 30

HASIL PELAYANAN RADIOLOGI TAHUN 2013– 2018

2013 2014 2015 2016 2017 2018

14168 11706 17452 17476 19683 18272 3101190 2591060 3741599 566 415 442 1975 1840 1781 1128 400 2231 2280 2910 1549 16796 13425 21656 22297 24848 22044 Tanpa Kontras Dengan Kontras Gigi / Panoramik CT Scan Jumlah

(30)

29 b. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium selama 6 tahun terakhir menunjukkan bahwa tahun 2018 mengalami tingkat penggunaan tertinggi, yakni 274.550. Pada saat program JKN dilaksanakan mulai tahun 2014 penggunaan pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan upaya efisiensi, sesuai dengan prinsip kendali biaya.

Tabel. 2.9 31 LABORATORIUM NO JENIS PELAYANAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 Sederhana 60.539 47.747 83.908 88.889 86.589 78.575 2 Sedang 22.716 30.517 22.552 26.840 23.899 18.368 3 Canggih 194.504 146.975 155.975 165.147 164.062 149.785 JUMLAH 232.759 225.239 262.435 280.876 274.550 246.728

Secara fluktuatif maka dapat dilihat bahwa pemeriksaan dengan menggunakan peralatan canggih menduduki tingkat tertinggi, disusul secara sederhana dan sedang. Nampak dalam grafik dibawah ini :

(31)

30 32

JENIS PELAYANAN LABORATORIUM

2013 2014 2015 2016 2017 2018 60539 47747 83908 88889 86589 78575 22716 30517 22552 26840 23899 18368 194504 146975 155975 165147 164062 149785 232759 225239 262435 280876 274550 246728 Sederhana Sedang Canggih Jumlah c. PEMERIKSAAN HEMODIALISA

Pemeriksaan hemodialisa yang dilakukan di RSUD Kardinah selama tahun 2018 pasien Hemodialisa yang menggunakan BPJS non PBI menduduki tingkat tertinggi dibandingkan yang lain, dikarenakan adanya peningkatan kepesertaan BPJS di masyarakat khususnya yang mengalami kondisi penyakit kronis.

TINDAKAN HEMODIALISA RSUD KARDINAH TEGAL Tahun 2018

35

2.3.3. CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP

Untuk pelayanan rawat inap, RSUD Kardinah sebagai rujukan regional juga dapat terlihat dari jumlah pasien yang rawat inap berdomisili di daerah sekitar seperti dari Kabupaten Tegal sebanyak 49,46%; sedangkan dari Kota Tegal sendiri

(32)

31 hanya sejumlah 40%. Daerah sekitar lain yang cukup banyak adalah Kabupaten Brebes sejumlah 7,71%.

37

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP TAHUN 2018

40% 49,46% 7,71% 1,08% 0,03% 0,04% 1,68% Kota Tegal Kab. Tegal Kab. Brebes Kab. Pemalang Kota Pekalongan Kab. Pekalongan Daerah Lain

2.3.4. Kinerja Mutu Pelayanan Rawat Inap

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus :

BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%

(33)

32 2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya

pasien dirawat)

AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus :

AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari

dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus :

TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +mati)

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

(34)

33 Rumus :

BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

5. NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus :

NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰

6. GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

Rumus :

GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰

Tabel 2.10 : Indikator Mutu Pelayanan RSUD Kardinah

PARAMETER SATUAN STANDAR TAHUN KEGIATAN

2014 2015 2016 2017 2018

BOR % 60 - 85 % 64,0 64,7 72,4 69,9 62 Av LOS Hari 6 - 9 hari 4,2 3,9 4,0 4,1 4,1 TOI Hari 1 - 3 hari 2,5 2,4 1,7 1,9 2,9 BTO Kali 40 - 50 X 52,2 53,0 60,6 57,1 47,3 NDR ‰ /1000 < 25 39,7 30,4 26,2 30,8 31,5

GDR ‰ /1000 < 45 67,5 58,9 52,0 55,5 55,9

Dengan memperhatikan data indikator kinerja mutu pelayanan secara umum RS tersebut di atas, maka terlihat bahwa indikator dari tahun ke tahun menunjukkan kondisi yang memenuhi standar adalah BOR, BTO, Av LOS dan TOI, sedangkan

(35)

34 indikator yang terkait dengan NDR dan GDR cenderung tidak memenuhi standar.

Secara tampilan terlihat dalam grafik berikut :

TINGKAT PEMANFAATAN TEMPAT TIDUR

TAHUN 2013

– 2018

43 2013 2014 2015 2016 2017 2018 76,4 64 64,7 72,4 69,9 62 46,4 52,2 53 52 57,1 47,3 1,4 2,5 2,4 1,7 1,9 2,9 58,9 67,5 58,9 52 55,5 55,9 34,7 39,7 30,4 26,2 30,8 31,5 4,1 4,2 3,9 4 4,1 4,1 BOR BTO TOI GDR NDR Av LOS

Tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas tempat tidur RS oleh masyarakat selama 4 tahun terakhir ini meningkat hal ini dapat diketahui dari Bed Occupacy Rate ( BOR ) yang semakin meningkat (lebih baik) , namun turun di tahun 2017 dan 2018 yang disebabkan karena kebijakan baru dari BPJS mengenai rujukan berjenjang.

Bed Turn Over (BTO) yang cenderung turun menunjukan angka yang baik karena sesuai standar yang telah ditentukan. Indikator Av Lenge of Stay (Av LOS), Bed Turn Over Interval (TOI) yang cenderung stabil dan berada di posisi ideal.

Rerata angka Net Death Rate (NDR) dan Gross Date Rate (GDR) selama 4 (empat) ahun terakhir cenderung tinggi menunjukkan angka yang jauh dari ideal (<25 per mill untuk NDR) dan 40 per mill untuk GDR).

Berdasarkan data penyebab tingginya angka kematian kurang dari 24 jam, dimungkinkan karena RSUD Kardinah adalah rumah sakit rujukan yang secara data menerima kasus-kasus lambat rujuk disamping lemahnya sistem penatalaksanaan pelayanan gawat darurat sehingga mendorong angka kematian kurang dari 24 Jam tinggi. Sementara angka GDR dan angka NDR

(36)

35 yang tinggi di ICU hal ini dimungkinkan karena lemahnya sistem penanganan kasus-kasus komplikasi akibat post operasi maupun penyakit kronis lainnya disamping rendahnya ratio antara tenaga medis dan perawat dibanding jumlah pasien sehingga tidak optimal dalam memberikan pelayanan.

2.3.5. PELAYANAN FARMASI JUMLAH RESEP YANG DILAYANI TAHUN 2013-2018

Terjadi peningkatan pelayanan resep obat generik sejak tahun 2013 sampai dengan 2017. Dan terjadi penurunan pada tahun 2018. Hal ini disebabkan salah satunya karena seiring dengan berjalannya program Jaminan Kesehatan Nasional yang mengutamakan penggunaan generik untuk kendali biaya. Terlihat dalam grafik berikut :

PELAYANAN FARMASI

JUMLAH RESEP YANG DILAYANI TAHUN 2013– 2018

47 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1043142 1208848 1533067 1664916 1834140 1406880 665963 737675 264269 351 55680 324438 9273 3597 1138 399611 371680 127540 Obat Generik Obat Non Generik Formularium

Obat Non Generik Non Formularium

2.3.6. DISTRIBUSI OPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESULITAN

Sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 tindakan operasi besar selalu menduduki peringkat terbanyak dibandingkan dengan tindakan operasi sedang maupun kecil. Hal ini terjadi dikarenakan RSUD Kardinah menjadi pusat rujukan regional yang diandalkan kasus operasi yang lebih sulit. Seperti terlihat dalam grafik berikut:

(37)

36

DISTRIBUSI OPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESULITAN RSUD KARDINAH TEGAL TAHUN 2013 – 2018

49 Khusus Besar Sedang Kecil

1444 2482 1685 1071 1639 3134 1341 365 1719 3400 1860 328 1999 3789 1447 169 1816 3645 1794 11 1332 3056 1469 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018

DATA OPERASI BERDASARKAN SPESIALIS

Data operasi berdasarkan Spesialis dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 kasus bedah menduduki tindakan terbanyak disusul kasus urologi dan obsgyn, seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

51

DATA OPERASI BERDASARKAN SPESIALIS RSUD KARDINAH TEGAL TAHUN 2013 – 2018

51 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1914 1775 1829 1949 1855 1227 166 155 134 132 138 155 699 709 646 683 672 431 1009 1047 1058 1009 1018 1021 427 408 487 462 475 422 500 602 663 726 766 644 711 683 1222 1284 1257 1167 Bedah Obsgyn Bedah Saraf THT Mata Bedah Mulut Orthopedi Urologi

(38)

36 sasaran/target Renstra tahun sebelumnya.

Tabel 2.11 Kinerja Pelayanan Perangkat daerah

No Indikator Kinerja sesuai Tusi Perangkat Daerah Target NSPK

Target Renstra Perangkat

Daerah Tahun ke - RealisasiCapaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke - 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1 BOR (Bed Occupancy Ratio 60 - 85 % 74,00 76,40 73,20 74,70 76,20 64,0 64,7 72,4 69,9 62 0,864 0,846 0,989 0.935 0,813 2 AVLOS (Average Length of Stay = rata-rata lamanya pasien dirawat) 6 - 9 hari 4,30 5,30 5,30 5,30 5,30 4,2 3,9 4,0 4,1 4,1 0,976 0,735 0,754 0,773 0,773

3 TOI (Turn Over

Interval) 1 - 3 hari 1,50 1,60 1,90 1,80 1,70 2,5 2,4 1,7 1,9 2,9 1,666 1,5 0,894 1,055 1,705

4 BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur) 40 - 50 X 56,40 47,50 45,50 46,40 47,30 52,2 53,0 60,6 57,1 47,3 0,925 1,115 1,331 1,230 1 5 NDR (Net Death Rate) /1000 < 25 32,30 32,60 31,70 31,40 31,10 39,7 30,4 26,2 30,8 31,5 1,229 0,932 0,826 0,980 1,012 6 Skor Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) RSUD 78,00 78,50 78,70 79,00 79,50 77,75 77,68 77,38 80,71 0,990 0.987 0,979 1,015 7 Zero Komplain 0,018 0,021 0,022 0,022 0,021 0.00059 0.00048 0.00043 0.00019 0.025 0.021 0.019 0.009

(39)

37 Dengan memperhatikan data indikator kinerja pelayanan secara umum RS tersebut di atas, maka terlihat bahwa indikator dari tahun ke tahun menunjukkan kondisi yang memenuhi standar adalah BOR, BTO, Av LOS dan TOI, sedangkan indikator yang terkait dengan NDR dan GDR cenderung tidak memenuhi standar. Tingginya NDR dan GDR itu dimungkinkan karena RSUD Kardinah adalah rumah sakit rujukan yang secara data menerima kasus-kasus lambat rujuk disamping lemahnya sistem penatalaksanaan pelayanan gawat darurat sehingga mendorong angka kematian kurang dari 24 Jam tinggi serta lemahnya sistem penanganan kasus-kasus komplikasi akibat post operasi maupun penyakit kronis lainnya disamping rendahnya ratio antara tenaga medis dan perawat dibanding jumlah pasien sehingga tidak optimal dalam memberikan pelayanan.

Di tahun-tahun awal untuk indikator Skor IKM tidak mencapai target yang di tetapkan dan cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena belum mantapnya penerapan sistem pelayanan kesehatan utamanya ketepatan waktu pelayanan dan kurangnya kenyamanan akses layanan kesehatan yang menyebabkan indikator kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dokter masih belum memenuhi standar. Namun di tahun 2018 Skor IKM sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 80,71 dari target 80 %. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan RSUD Kardinah sudah cukup baik sehingga indeks kepuasan masyarakat meningkat.

Peningkatan Skor Indeks Kepuasan masyarakat tersebut disebabkan juga oleh penambahan layanan yang dilaksanakan RSUD Kardinah ditahun 2018, diantaranya :

1) Inovasi perbaikan system antrian pendaftaran melalui sms untuk pasien lama/control sehingga memudahkan masyarakat dalam mendaftar tanpa harus mengantri lama.

2) Meningkatkan layanan unggulan yang tidak dimiliki oleh rumah sakit sekitar, yaitu :

3) Layanan Katerisasi Jantung & Angiografi (Cathlab) , yaitu pelayanan untuk diagnostic penyakit jantung dan pembuluh darah yang selanjutnya dilakukan Intervensi Bedah dengan menggunakan kateter atau elektroda.

(40)

38 4) Peningkatan kapasitas layanan inovatif lainnya seperti :

- Layanan Geriatri , yaitu Pelayanan khusus untuk para lansia (Mulai di terapkan Januari 2018)

- Layanan Endokrin, yaitu pelayanan untuk penderita diabetes. (diterapkan tahun 2018).

2.3.8. KINERJA PENCAPAIAN SPM RS

Untuk mengukur kinerja pelayanan rumah sakit juga telah ditetapkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 39 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel. 2.12 Capaian SPM 2018 NO Jenis Indikator Standar Total Pelayanan Rata-rata 2018 A Gawat Darurat

1 Kemampuan menangani life saving pada anak dan dewasa 100% 100.00

2 Jam buka pelayanan gawat darurat 24 Jam 24.00

3

Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikasi yang masih berlaku

A

CLS 100% 73.75

TLS 100% A 62.92

TCLS 100% B 63.75

4 Ketersediaan tim penanggulangan bencana 1 team 1.00

5 Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat

≤ 5Menit terlayani setelah pasien datang 3.82 6 Kepuasan pelanggan ≥ 70% 77.86

7 Kematian pasien ≤ 24 jam

≤ 2‰ (pindah ke pelayanan

rawat inap setelah 8 Jam)

9.56

8 Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka 100% 100.00

B Rawat Jalan

1 Dokter pemberi pelayanan di Poliklinik Spesialis 100% dokter spesialis 98.50

2 Ketersediaan pelayanan

a. Klinik anak 100.00 b. Klinik

(41)

39 dalam

c. Klinik

kebidanan 100.00 d. Klinik bedah 100.00

3 Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa

a. Anak remaja 100.00 b. NAPZA c. Gangguan psikotik d. Gangguan Neurotik e. Mental retardasi f. Mental organik g. Usia lanjut

4 Jam buka pelayanan

08.00 - 13.00 setiap hari kerja

kecuali jumat 08.00 - 11.00

100.00

5 Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 Menit 63'26"

6 Kepuasan Pelanggan ≥ 90 % 79.60

7 a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikrokopis TB ≥ 60 % 61.42

b. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di

RS ≥ 60 % 62.17

C Rawat Inap

1 Pemberi pelayanan di rawat inap

a. Dr. Spesialis a. Dr. Spesialis b. Perawat minimal pendidikan D3 b. Perawat minimal pendidikan D3

2 Dokter penanggungjawab pasien rawat inap 100% 100.00

3 Ketersediaan pelayanan rawat inap

a. anak a. anak b. penyakit

dalam b. peny dalam c. kebidanan c. kebidanan d. bedah d. bedah 4 Jam visite dokter spesialis setiap hari kerja 08.00 - 14.00 08.00-14.00

5 Kejadian infeksi pasca operasi ≤ 1,5 % 0.11

6 Kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,5 % 0.04

7 Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian

100% 99.99

(42)

40

9 Kejadian pulang paksa ≤ 5 % 3.13

10 Kepuasan pelanggan ≥ 90 % 80.46

11 Rawat inap TB

a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikrokopis TB 100% 100.00

b. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di

rumah sakit 100% 100.00

12

Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa NAPSA, Gangguan psikotik, gangguan nerotik dan gangguan mental organik NA

13 Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri

100% NA

14 Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu ≤ 1 bulan

100% NA

15 Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa ≤ 6Minggu NA

D Bedah Sentral

1 Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2Hari 2.49

2 Kejadian kematian di meja operasi ≤ 1% 0.00

3 Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 100% 100.00

4 Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100% 100.00

5 Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100% 100.00

6 Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/ lain pada tubuh pasien setalah operasi

100% 100.00

7

Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan salah penempatan endotrachela tube

≤ 6% 0.00

E Persalinan dan perinatologi (kecuali rumah sakit khusus di luar rumah sakit ibu dan anak)

1 Kejadian kematian ibu karena persalinan

a. Pendarahan ≤ 1% 0.00 b. Pre Eklampsia ≤ 30% 0.00 c. Sepsis ≤ 0,2 % 0.00

(43)

41 b. Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal) b. Dr umum terlatih (asuhan persalinan normal) c. Bidan c. Bidan

3 Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit yang terlatih Tim PONEK Tim PONEK yang terlatih

4 Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

a. Dokter Sp.

OG a. Dr. Sp. OG b. Dokter Sp.A b. Dr. Sp.A c. Dokter Sp.AN c. Dr Sp.AN 5 Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2000 gr 100% 96.92

6 Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria ≤ 20 % 40.67

7 Keluarga berencana:

a. Presentase KB (Vasektomi dan tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr. SpOG, dr. Sp. B, dr. SP. U, dokter bedah terlatih

100% 100.00

b. Presentasi peserta KB mantap yang mendapat konseling KB

mantap oleh bidan terlatih 100% 100.00 8 Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 80.87

F Intensif Care Unit

1 Rata-rata pasien kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

≤ 3% 0.97

2 Pemberi pelayanan unit intensif

a. Dokter Sp. Anestesi dan dokter spesialis seseuai dengan kasus yang ditangani a. Dokter Sp. Anestesi dan dokter spesialis seseuai dengan kasus yang ditangani b. 100% perawat minimal D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/ Setara (D4) 100.00 G Radiologi

1 Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3Jam 2'38"

2 Pelaksana ekspertisi Dokter Sp. Rad Dokter Sp. Rad

3 Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen Kerusakan foto ≤ 2% 0.84

(44)

42

H Lab. Patologi Klinik

1 Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

≤ 140 menit Kimia darah

dan darah rutin 131.22

2 Pelaksana ekspertisi Dokter Sp. PK Dokter Sp. PK

3

Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan

laboratorium 100% 100.00

4 Kepuasan pelanggan ≥ 80% 81.45

I Rehabilitasi medic

1 Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan

≤ 50% 36.67

2 Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik 100% 100.00

3 Kepuasan pelanggan ≥ 80% 80.71

J Farmasi

1 Waktu tunggu pelayanan

a. Obat jadi a. ≤ 30Menit 29.25

b. Obat racikan b. ≤ 60Menit 49.17

2 Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100% 99.98

3 Kepuasan pelanggan ≥ 80% 77.58

4 Penulisan resep sesuai formularium 100% 91.75

K Gizi

1 Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien ≥ 90% 94.67

2 Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien ≤ 20% 21.51

3 Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet 100% 100.00

L Transfusi darah

1 Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi terpenuhi 100 % 94.23 2 Kejadian reaksi transfusi ≤ 0,01% 0.17 M Pelayanan GAKIN

1 Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

100 %

terpenuhi 100.00

N Rekam medic

1 Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

100% 97.73

2 Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas

100% 97.82

3

Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat

(45)

43

4 Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap ≤ 15menit 11.67

O Pengelolaan limbah

1 Baku mutu limbah cair

a. BOD < 30 mg/l 7.09 b. COD < 80 mg/l 16.67 c. TSS < 30 mg/l 9.42 d. PH 6-9 7.88 2 Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan 100% 100.00

P Administrasi dan Manajemen

1 Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi 100% 100.00

2 Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja 100% 100.00

3 Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 100% 100.00

4 Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala 100% 100.00

5 Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun ≥ 60% 14.06

6 Cost recovery ≥ 40% 87,23

7 Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 100% 100.00

8 Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat

inap ≤ 2 Jam 2

9 Ketepatan waktu pemberian imbalan (intensif) sesuai

kesepakatan waktu 100% 100.00

Q Ambulance/Kereta jenazah

1 Waktu pelayanan ambulance/kereta

jenazah 24 Jam 24

2 Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di

rumah sakit ≤ 30 menit 27.75

3 Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan Sesuai ketentuan daerah Sesuai ketentuan daerah R Pemulasaran jenazah

1 Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaran jenazah ≤ 2 Jam 2.16 S Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

1 Kecepatan waktu menangapi kerusakan alat ≤ 15 menit ≥ 80 % 86.00

2 Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100% 99.08

3

Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam

pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi

100% 100.00

T Pelayanan laundry

(46)

44 linen yang hilang

2 Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 100% 86.13 U Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

1 Ada anggota tim PPI yang terlatih ≥ 75% 40.00

2 Tersedia APD disetiap instalasi/departemen ≥ 60% 90.00

3

Kegiatan pencatatan dan

pelaporan infeksi nosikomial/HAI (health care associated infections) di rumah sakit (minimun 1

parameter)

≥ 75% 100.00

2.3.9. Kinerja Keuangan

Tabel 2.13 : Cost Recovery Ratio Parsial

TAHUN REALISASI PENDAPATAN REALISASI BELANJA OPERASIONAL CRR PARSIAL 2014 133.860.833.129,00 135.165.451.420,00 99,03% 2015 154.026.085.063,00 153.321.468.850,00 100,45% 2016 160.037.532.399,00 163.161.214.138,00 98,09% 2017 155.909.110.817,56 158.004.423.172,51 98,67% 2018 130.982.507.086,41 123.598.347.651,69 105,97%

Tabel 2.14 : Cost Recovery Ratio Total

TAHUN REALISASI PENDAPATAN REALISASI BELANJA TOTAL CRR TOTAL 2014 133.860.833.129,00 168.902.505.315 79,25% 2015 154.026.085.063,00 190,411.595.217 80,89% 2016 160.037.532.399,00 201.215.541.526 79,53% 2017 155.909.110.817,56 217.806.827.494 71,58% 2018 130.982.507.086,41 150.152.211.211 87,23%

Pada tabel 2.14 di atas terlihat bahwa Cost Recovery Ratio (CRR) Parsial pada tahun 2014, 2016 dan 2017 tidak mencapai nilai Break Even Point (100 %). Baru pada tahun 2015 dan 2018 mencaoai nilai 100%. Pada tabel 2.15 di atas terlihat bahwa Cost Recovery Ratio (CRR) Total dari tahun ke tahun belum mencapai nilai Break Even Point (100 %). Kondisi keuangan rumah sakit ini menunjukkan bahwa saat ini rumah sakit masih memerlukan subsidi dari Pemerintah , baik Pemerintah

(47)

45 Pusat, Provinsi maupun Pemkot Tegal untuk penyelenggaraan pelayanan rumah sakit.

Kondisi manajemen keuangan rumah sakit dengan CRR > 40 % sudah dapat dikatakan sehat, namun bila diperhitungan secara nyata keseluruhan anggaran termasuk gaji PNS dan belanja modal /investasi utamanya untuk Peralatan Kedokteran Canggih yang dibutuhkan maka akan didapatkan defisit sebesar 25 % s/d 30 %

(48)

46

Tabel 2.15 : Perbandingan antara Anggaran dan Realisasi

Uraian Anggaran Pada Th. Realisasi Pada Th Rasio Capaian Pada Th %

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

PENDAPATAN 130,510,100,000 150,183,500,000 160,255,000,000 173,861,000,000 169,621,000,000 133,860,833,129 154,026,085,063 160,037,532,399 155,909,110,818 130,982,507,086 1.03 1.03 1.00 0.90 0.77 Pendapatan BLUD 130,510,100,000 150,183,500,000 160,255,000,000 173,861,000,000 169,621,000,000 133,860,833,129 154,026,085,063 160,037,532,399 155,909,110,818 130,982,507,086 1.03 1.03 1.00 0.90 0.77

BELANJA 175,637,272,000 193,273,060,000 205,433,082,000 239,503,109,000 218,901,747,000 171,824,324,625 190,411,595,217 201,215,541,526 217,806,827,495 150,152,211,212 3.69 3.82 3.67 3.71 2.55

Belanja Bantuan APBD 38,826,090,000 38,093,096,000 39,477,002,000 63,064,710,000 48,798,661,000 36,658,873,205 37,090,126,367 38,054,327,388 59,802,404,322 26,553,863,560 1.91 1.96 1.92 1.89 0.83 * Belanja Tidak Langsung 27,268,294,000 25,385,367,000 27,060,381,000 28,958,950,000 32,113,009,000 25,322,070,605 24,471,900,134 26,303,589,893 26,437,353,870 26,553,863,560 0.93 0.96 0.97 0.91 0.83 * Belanja Langsung 11,557,796,000 12,707,729,000 12,416,621,000 34,105,760,000 16,685,652,000 11,336,802,600 12,618,226,233 11,750,737,495 33,365,050,452 0 0.98 0.99 0.95 0.98 0.00

Belanja Operasional

BLUD 136,811,182,000 155,179,964,000 165,956,080,000 176,438,399,000 170,103,086,000 135,165,451,420 153,321,468,850 163,161,214,138 158,004,423,173 123,598,347,652 1.78 1.87 1.75 1.82 1.72 * Belanja Tidak Langsung 3,700,000,000 8,518,565,000 8,849,318,000 11,470,181,000 4,775,000,000 2,921,819,310 7,434,207,700 6,717,210,800 10,580,107,161 4,773,162,691 0.79 0.87 0.76 0.92 1.00 * Belanja Langsung 133,111,182,000 146,661,399,000 157,106,762,000 164,968,218,000 165,328,086,000 132,243,632,110 145,887,261,150 156,444,003,338 147,424,316,011.51 118,825,184,960.69 0.99 0.99 1.00 0.89 0.72

Gambar

Tabel 2.1 : SDM RSUD Kardinah berdasar Jenis Ketenagaan  NO.  KATEGORI JENIS KETENAGAAN  JUMLAH
Tabel 2.5 : Prasarana  Pendukung  Pelayanan RSUD Kardinah
Tabel 2.6 : Sarana  Pendukung  Pelayanan RSUD Kardinah
Tabel 2.7 : Jumlah Tempat Tidur RSUD Kardinah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seksi Upaya Kesehatan Rujukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan rujukan,

2.. 28| LKIP RSUD Kota Yogyakarta Realisasi belanja yang dicapai dalam Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja tahun 2020 secara keseluruhan cenderung

Bappeda sebagai lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah memiliki peran dan fungsi strategis dalam perencanaan,

Analisis Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Dalam Aspek pengelolaan Limbah Medis Padat (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah).. xvi+112 halaman+4

Dengan demikian Renstra RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah mensinergikan perencanaan pembangunan kesehatan nasional dan daerah melalui program-program kesehatan yang merupakan

Publik 2018 Jumlah peserta sosialisasi Daftar Informasi Publik 2018 70 orang 700.000 Anggaran BLUD RSUD Kelet Tahun 2018  Bidang Pengolahan Data dan Klasifikasi Informasi 3

Pada tahun 2016 RSUD Kota Semarang melaksanakan penilaian akreditasi KARS versi 2012 dengan hasil Lulus Paripurna hal ini sangat membanggakan karena setiap

Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru Lembaran Daerah