• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. Oleh: HARDIANA Nomor Induk Mahasiswa :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi. Oleh: HARDIANA Nomor Induk Mahasiswa :"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Skripsi

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DENGAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR (Studi Pada

SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo)

Oleh:

HARDIANA

Nomor Induk Mahasiswa : 105651102216

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DENGAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR (Studi Pada SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Disusun dan Diajukan Oleh: HARDIANA

Nomor Stambuk: 105651102216

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

iii

PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Skripsi : Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Dengan Anak alam Meningkatkan Prestasi Belajar (Studi pada SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo)

Nama Mahasiswa : Hardiana

Nomor Induk Mahasiswa : 105651102216 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Diana Rina M, M.Si M. Amin Umar, S.Ag, M.Pd.i

0926096402 NBM: 804 953

Mengetahui:

Dekan Ketua Jurusan

Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Komunikasi

Dr.Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. H. Muh. Tahir, M.Si NBM: 730 727 NBM: 881 413

(4)

iv

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor: 0106/FSP/A.3-VIII/II/41/2020 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S.1) dalam program studi Ilmu Komunikasi di Makassar pada hari Jum’at tanggal 26 bulan Februari tahun 2021.

Tim Penguji :

1. Dr. Muhammad Yahya, M.Si (Ketua) ( )

2. Muh. Amin Umar, S.Ag, M.Pd.I ( )

3. Warda, S.Sos, M.A ( )

4. Arni, S.Kom, M.I.Kom ( )

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa ... : Hardiana Nomor Induk Mahasiswa : 105651102216

Program Studi :

Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar Skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 01 Februari 2021 Yang menyatakan,

HARDIANA

Nim: 105651102216 Ketua

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si

Sekretaris

(6)

vi ABSTRAK

Hardiana, Amin Umar dan Diana Rina. Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Dengan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar (Studi pada SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo).

Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling efektif dalam interaksi antara orang tua dengan ananknya, berdasarkan dari tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi antarpribadi orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SMP Negeri 3 Gilireng.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan dan menjelaskan komunikasi anatarpribadi orang tua dengan anak. Teori yang digunakan untuk mengupas penelitian ini ialah teoti komunikasi antarpribadi. Objek penelitian ini ialah orangtua dan akaknya. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan prestasi belajar anak belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari tidak tercapainya keoptimalan dalam ciri-ciri keefektivan komunikasi antarpribadi dan juga feedback yang tidak sempurna dan pengaruh yang terjadi selama proses komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang maha muliah lagi maha terpuji, karena atas nikmat-nya dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Komunikasi Antarpribadi Orangtua Dengan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar (Studi Pada Smp Negeri 3 Desa Lamata Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, pengikutnya, dan kita semua hingga dunia fana ini terlihat indah dengan segala perdaban mulia didalamnya dan kita semua mendapat syafaatnya di yaumil akhir. Aamiin ya rabbal alamin. Adapun penyusunan skripsi ini dimaksud untuk memmenuhi sebagai syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana di prodi ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial ilmu politik universitas muhammadiyah makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat menyelesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada

(8)

viii

1. Terimah kasih kepada kedua orang tua saya yaitu Bapak.Semmang Gani dan Ibu.Caya yang telah memberikan doa dan dukungan dan kerja keras selama masa kuliah saya.

2. Terimah kasih kepada Dra. Diana Rina, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi I dan M. Amin Umar, S.Ag, M.Pd.i selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesullitan dalam penulisan skripsi ini.

3. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

4. Terima kasih kepada saudara-saudaraku LF dan GF (Ogi, Fandy, Fii, Rocky, Wawan, Arjul, Aidil, Ikram, Depi, Ummi, Hikma, Tika dan , Inna). 5. Dan terima kasih juga kepada kakak-kakak IKOM 2015 atas masukan dan

dukungannya selama ini dan terakhir

6. Terima kasih kepada teman-teman IKOM 2016 yang telah membersamai selama kurang lebih 4 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusunya pada Program Studi Ilmu Komunikasi.

(9)

ix

HARDIANA DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8 B. Kajian Teori ... 10 1. Pengertian komunikasi ... 10 2. Unsur-unsur komunikasi ... 12 3. Fungsi komunikasi ... 12 4. Tujuan komunikasi ... 13

5. Pengertian komunikasi antarpribadi... 14

6. Karakteristik komunikasi antarpribadi ... 16

7. Ciri-ciri komunikasi antarpribadi ... 18

8. Fungsi komunikasi antarpribadi ... 19

9. Jenis-jenis komunikasi antarpribadi ... 21

10. Pesan komunikasi antarpribadi ... 23

11. Hambatan komunikasi antarpribadi ... 24

12. Komunikasi keluarga ... 25

C. Prestasi belajar ... 29

D. Karangka Pikir ... 31

E. Fokus Penelitian ... 32

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 34

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 34

C. Informan ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Observasi ... 35

2. Wawancara ... 35

3. Dokumentasi ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 37

1. Reduksi data ... 37

2. Model data ... 37

3. Penarikan kesimpulan ... 37

F. Teknik Pengabsahan Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran Objek Penelitian ... 39

B. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

C. Hasil dan Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu proses interaksi kepada sesama manusia baik dengan memakai sinyal-sinyal, simbol-simbol, serta perilaku dan tindakan. Komunikasi merupakan hal yang mendasar bagi aktivitas setiap kehidupan manusia, baik itu manusia sebagai individu ataupun sebagai makhluk sosial. Komunikasi adalah sesuatu yang setiap saat dilakukan manusia di dalam kehidupan, artinya seseorang memerlukan seseorang lainnya dan memerlukan kelompok atau masyarakat untuk tetap berinteraksi.

Seiring perkembangan zaman, interaksi antar manusia lebih intensif, hal tersebut dibuktikan dengan semakin besarnya kebutuhan manusia untuk berkomunikasi, baik dalam lingkup kecil maupun besar. Komunikasi mempermudah manusia dalam berinteraksi sehingga maksud dan tujuan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Hal terpenting dalam membangun sebuah hubungan sesama manusia baik kepada keluarga, kerabat, teman dan lainnya yaitu suatu komunikasi.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran media dengan maksud supaya terjadi perubahan terhadap sipenerima pesan tersebut. Komunikasi merupakan suatu proses tersendiri terhadap kunsur-unsur yakni komunikator, pesan, komunikan, media komunikasi dan pengaruh (effect). Selain unsur

(12)

tersebut, unsur lain yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi yakni respon balik (feed back), lingkungan dan gangguan yang saling terkait satu dengan yang lainnya.

Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih secara langsung (face to face) dengan efek langsung. Komunikasi yang dilakukan dengan akrab dan sangat mengenal antara orang-orang yang termaksud di dalamnya. Komunikasi berlangsung dalam skala jumlah orang-orang yang di dalamnya terbatas dan kecil, yang mana diantaranya lebih saling kenal mengenal seperti teman dan keluarga.

Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak dalam berinteraksi. Interaksi hubungan orang tua dengan anak sangat berpengaruh terhadap keseharian dan pedidikannya. Keluarga adalah salah satu lingkungan yang berperanan penting bagi keberhasilan belajar anak, karena separuh waktu dalam aktivitas hari-hari anak adalah bersama dengan keluarga. Interaksi orang tua dengan anak berdampak kepada pembentukan minat belajar anak. Orang tua yang tidak intens berkomunikasi dengan anaknya dapat menyebabkan keretakan maupun konflik hubungan, sedangkan orang tua yang bisa menerima anaknya sebagaimana halnya, maka anak cenderung dapat aktif, kreatif, menciptakan inovasi-inovasi yang membangun, belajar menyelesaikan problem, dan secara psikologis merasa bahagia, berfikir positif, semakin produktif, kreatif serta dapat mengaktualisasikan potensi dirinya.

Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya menjadi prioritas. Kadang orang tua tidak memperhatikan bahwa betapa pentingnya

(13)

komunikasi dengan anak saat ada di rumah. Komunikasi orang tua terhadap aktivitas belajar anak belum maksimal dalam hal memberikan bimbingan atau dorongan dan komunikasi yang efektif terhadap minat belajar anak karena, orang tua lebih memprioritaskan kepentingan materi untuk memenuhi kebutuhan keluarga tanpa memikirkan bagaimana prestasi anak-anak di sekolah. Orang tua hanya memenuhi kebutuhan seperti kebutuhan ekonomi, sandang pangan. Orang tua amat sibuk pada pekerjaan mereka demi memenuhi kebutuhan keluarga sehingga berkurang waktu dan perhatian terhadap anak-anak sehingga mereka makin banyak menghabiskan waktu untuk bermain

gudget dan menonton televisi. Karena itu anak-anak menjadi susah diatur dan

memilih hanya bermain gudget yang berujung pada berkurangnya minat untuk belajar hingga menimbulkan prestasi belajar menurun.

Berkurangnya Komunikasi orang tua dan anaknya yang akan mengakibatkan kerengangan maupun konflik hubungan, sebaiknya orang tua dapat menemani dan memperhatikan pertumbuhan anak, maka anak cenderung tumbuh dengan baik, belajar memecahkan masalah-masalah, menciptakan perubahan-perubahan yang membangun, dan secara psikologis merasa bahagia, produktif, kreatif dan bahagia. Komunikasi antara orang tua dengan anaknya dalam pendidikan terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahf.

Al-Qur’an Surah Al-Kahf Ayat 66 yang berbunyi:

ُُتأنَأىَلَعَكُعِبَّتَ ألَْهىَسوُمُهَلَلاَق

اًدأش ُرَتأمِ لُعاَّمِمِنَمِ لَع

(66)

”Musa berkata kepada Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu” (Q.S. Al-Kahf Ayat :66)”.

(14)

Wilayah penelitian di Desa Lamata yang bertempat pada Kec.Gilireng Kab.Wajo. Kabupaten Wajo terletak pada bagian tengah provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 242 km dari ibu kota provinsi dengan Ibu Kota Sengkang. Adapun Kecematan Gilireng menaungi 1 kelurahan dan 8 desa salah satunya adalah Desa Lamata. Sebagian besar penduduk Desa Lamata bekerja sebagai petani. Di Desa Lamata terdapat sebuah sekolah menengah pertama yaitu SMP Negeri 3 Gilireng. SMP Negeri 3 Gilireng merupakan sekolah yang bertempat di Desa Lamata Kec.Gilireng Kab.Wajo, SMP Negeri 3 Gilireng merupakan sekolah yang berada ditengah-tengah perkampungan dan jauh dari pusat Kota Kabupaten Wajo. Adapun siswa yang bersekolah disana tidak lebih dari 100 siswa dan proses pembelajaran yang kadang tidak kondusif karena fasilitas belajar yang kurang, yaitu buku dan ruang komputer, seperti sekolah-sekolah yang ada di kota.

Seperti pada anak-anak yang sekolah pada SMP Negeri 3 Gilireng ini komunikasi antara orang tuanya dan anaknya kurang intens tentang pembelajaran atau pendidikannya di Sekolah karna rata-rata tingkatan pendidikan orang tua siswa hanya sampai jenjang sekolah dasar (SD) yang mengakibatkan orang tua hanya berharap sekolah dan guru untuk membimbing anak-anak mereka tanpa menyadari apa yang dibutuhkan anak sebenarnya adalah komunikasi yang baik dari keduanya. Namun orang tua tetap berharap agar prestasi belajar anaknya meningkat dengan cara belajar dirumah atau mengulang pelajaran yang didapatkan saat disekolah.

(15)

Rata-rata pekerjaan orang tua atau masyarakat di Desa Lamata yaitu sebagai petani, membuat orang tua tidak mempunyai waktu untuk mengontrol kegiatan belajar anak, karna perekonomian masyarakat begitu kecil dan jauh dari kata cukup maka anak-anak harus turut andil dalam membantu perekonomian kelurganya salah satu caranya dengan membantu orang tua dikebun, beternak sapi, kambing, dll. Adapun untuk urusan pendidikan di serahkan langsung kepada sekolah untuk mendidik anak mereka. Sebagian anak-anak menghabiskan waktunya untuk bermain mau itu bermain gudget ataupun dalam pergaulan.

Banyak faktor yang memengaruhi komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak. Faktor faktor yang menghalangi komunikasi antarpribadi antara orang tua dengan anak di SMP Negeri 3 Gilireng Kec.Gilireng Kab.Wajo diantaranya yaitu faktor waktu dan lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah. Faktor waktu yaitu orang tua dan anak sama-sama kurang mempunyai waktu untuk dapat berkomunikasi dengan intens dan faktor lingkungan yaitu pergaulan remaja yang ada di Desa Lamata.

Melihat kurang intensnya komunikasi antarpribadi orang tua dengan anaknya dalam hal meningkatkan prestasi belajar maka hal itulah yang mendasari penulis ingin meneliti di salah satu sekolah menengah pertama di Kec.Gilireng yaitu SMP Negeri 3 Gilireng dengan judul: Komunikasi Antar

Pribadi Orang tua Dengan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar.

(16)

1. Bagaimana komunikasi antarpribadi yang efektif orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat komunikasi orang tua dengan anak dalam meningkatkan preatasi belajar?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui komunikasi antarpribadi yang efektif orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar.

2. Mengetahui Faktor penghambat komunikasi orang tua dengan anak dalam meningkatkan preatasi belajar.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang komunikasi antarapribadi dan peranan orang tua pada bidang pendidikan agar para orang tua dapat turut dalam pendidikan anak.

1. Kegunaan secara teoritis:

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam pengembangan studi tentang ilmu komunikasi terkhusus kepada komunikasi antarpribadi sebagai bentuk komunikasi yang sesekali digunakan dalam keluarga. 2. Kegunaan secara Praktis:

a. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk tugas akhir, PRODI Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas muhammadiyah Makassar.

(17)

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan bacaan agar pembaca lebih memahami tentang komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak dalam prestasi belajar.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa penelitian terdahulu berupa jurnal dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 2.1

Bagan Penelitian Terdahulu. Nama

peneliti

Judul penelitian Hasil penelitian Perbedaan penelitian Aldenis Mohibu (2015) Komunikasi Orang tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak (Studi Di Desa Buo Kec.Loloda Kab.Halmahera Barat). Hasilnya bahwa ternyata peran komunikasi orang tua dalam meningkatkan minat belajar anak belum terlalu

maksimal di

karenakan oleh faktor kesibukan, sehingga disarankan sebagai orang tua dalam menjalankan tugas dan perannya dalam meningkatkan minat belajar anak haruslah lebih maksimal untuk terus memberikan dorongan dan motivasi kepada anak dan juga orang tua harus mampu untuk bisa membagi waktu

Penelitian yang dilakukan aldenis mohibu, meneliti tentang peran orang

tua dalam meningkatkan minat belajar dan menggunakan penelitian kuantitatif, perbedaannya penulis meneliti tingkat prestasi belajar dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

(19)

dan kesempatan dengan anak. Kadaria h (2019) Peranan Komunikasi Antar Pribadi Orang tua Dengan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Di Kelas VI Pada SD Negeri BTN Pemda di Kota Makassar. Berdasarkan kesimpulkan di atas bahwa komunikasi antarpribadi orang tua ada hubungannya pada prestasi belajar siswa dengan mendapatkan prestasi belajar yang baik. Implikasi hasil penelitan ini yaitu adanya hubungan antara komunikasi antar pribadi orang tua atas prestasi belajar siswa SD Inpres Ungulan BTN Pemda di Kota Makassar. Selain itu juga terdapat beberapa implikasi yaitu: Implikasi teoritis, praktis dan pedagogis. Implikasi teoritis dengan munculnya hubungan antara komunikasi antar pribadi orang tua dengan prestasi belajar mengarahkan orang tua harus berkomunikasi secara efektif terhadap siswa agar terjadi respon balik yang positif.

Penelitian yang dilakukan kadariah, meneliti tentang peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar dan menggunakan penelitian kuantitatif, perbedaannya penulis meneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

(20)

B. Kajian Teori

1. Pengertian komunikasi

Komunikasi ialah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media untuk menimbulkan efek. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Effendi, 2003:47). Komunikasi adalah dasar dari seluruh interaksi antar manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi, (Widjaja, 2000:120).

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang individu kepada individu lainnya melalui proses tertentu sehingga tercapai apa yang dimaksud dan diinginkan oleh kedua belah pihak, (Edi Harapan, Syarwani Ahmad, 2016:2). Komunikasi berlangsung bila orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu yang dikomunikasikan. Komunikasi melibatkan sejumlah orang dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain (Jamarah Bahri Syaiful, 2004:11).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa komunikasi yaitu proses penyampaian pesan atau ide dari individu ke individu lainnya baik secara verbal atau nonverbal dengan menggunakan media ataupun secara langsung dan menimbulkan efek.

(21)

2. Unsur-unsur komunikasi

Menurut Zikri Fachrul Nurhadi (2017:91) dalam bukunya teori komunikasi kontenporer, unsur-unsur komunikasi sebagai berikut:

a. Sumber (source)

Sumber adalah dasar yang digunakan didalam penyampaian pesan yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.

b. Komunikator (communicator/penyampai pesan)

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, film, dan sebagainya.

c. Pesan (massage)

Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator.

d. Saluran (channel)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui pancaindra atau menggunakan media.

e. Komunikan (communican/penerima pesan)

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam tiga jenis yakni persona, kelompok dan massa.

f. Hasil (effect)

Hasil adalah hasil akhir dari komuikasi, yakni sikap dan tingka laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita lakukan.

(22)

g. Umpan balik (feed back)

Seseorang komunikator yang telah menyampaikan pesan kepada komunikannya, pada pelaksanaanya ia juga merupakan komunikan ketika komunikan tadi memberikan tanggapan kepadanya.

3. Fungsi komunikasi

Menurut Zikri Fachrul Nurhadi (2017:91) dalam bukunya teori komunikasi kontenporer, fungsi komunikasi sebagai berikut:

a. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan (dipersatukan) untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dala suatu organisasi.

c. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota organisasi.

4. Tujuan komunikasi

Silfia Hanani (2017:16). Komunikasi dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari aspek individual sampai pada aspek global. Kebutuhan komunikasi dari aspek individual dapat dilihat dari beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut:

a. Komunikasi sebagai alat untuk intropeksi diri b. Kepentingan keselamatan

c. Memenuhi kebutuhan

(23)

e. Membangun masyarakat global

f. Komunikasi sebagai alat resolusi konflik g. Komunikasi media kebahagiaan

h. Komunikasi informasi lintas generasi 5. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Interpersonal disebut juga Komunikasi Antarpribadi. Diambil dari kata Interpersonal, yang dibagi menjadi dua kata, inter yaitu anta atau antara, dan personal berarti pribadi, (Aldenis Mohibu, 2015:Vol IV). Komunikasi Interpersonal yaitu proses pengiriman pesan dan penerimaan pesan diantara dua orang atau antara lebih, dengan berbagai efek dan respon balik (feedback). pada definisi ini setiap unsur-unsur harus dibentangkan sebagai bagian terintegrasi pada tindakan komunikasi Interpersonal.

Deddy Mulyana (dalam Silfia Hanani (15:2017) mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi secara tatap muka antara orang-orang yang memungkinkan setiap anggotanya menangkap respon orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Struktur utama dari komunikasi ini yaitu diadik yang melibatkan cuma dua orang, seperti dua sejerawat, suami istri, dua sahabat, dan seterusnya.

Sementara Effendi (dalam Silfia Hanani 15:2017), mengatakan komunikasi antarpribadi atau disebut pula dengan diadic communication adalah komunikasi antara dua orang yang mana menjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Kontak bisa secara berhadap muka (face to face)

(24)

bisa juga melalui sebuah medium, seperti melalui telefon, sifatnya dua arah atau timbal balik (two way traffic communication).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih secara langsung (face to face) dengan efek langsung. Komunikasi yang dilakukan dengan akrab dan sangat mengenal antara orang-orang yang termaksud di dalamnya. Komunikasi berlangsung dalam skala jumlah orang-orang yang di dalamnya terbatas dan kecil, yang mana diantaranya lebih saling kenal mengenal. Oleh sebab itulah, komunikasi antar pribadi dianggap yang sangat efektif dalam memperbaiki sikap, pendapat, atau perilaku manusia.

6. Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Karakteristik-karakteristik Komunikasi Interpersonal menurut Richard L.Weaver II mengemukakan karakteristik-karakteristik komunikasi interpersonal (dalam Budyatna, 2011: 15- 21), yakni:

a. Komunnikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang, apabila kita mendefenisikan komunikasi antarpribadi dalam arti jumlah orang yang termaksud, haruslah diingat bahwa komunikasi antarpribadi sebetulnya berlangsung antara dua orang yang merupakan anggota dari kelompok yang lebih besar. Apabila dua orang pada kelompok yang lebih besar sependapat terhadapa hal tertentu, jadi kedua orang tersebut sebenarnya terlibat pada komunikasi antarpribadi.

(25)

b. Adanya respon balik atau feedback. Komunikasi antarpribadi melibatkan respon balik. Respon balik yaitu pesan yang transfer balik oleh komunikan kepada komunikator. pada komunikasi antarpribadi hampir sering melibatkan respon balik langsung, nyata, terkadang bersifat segera, dan berkesinambungan.

c. Tidak harus tatap muka, suatu komunikasi antarpribadi tidak mesti selalu bertatap muka. Pada komunikasi antarpribadi yang telah terbentuk, keadaan fisik tidakterlalu penting dengan adanya saling pengertian antara individu. contohnya, interaksi hubungan antara dua rekan kerja, bisa melalui telepon, e-mail, dan media lainnya. Namun, bentuk ideal suatu komunikasi tetap dengan adanya kehadiran secara fisik dalam berinteraksi secara antarpribadi, walaupun tanpa kehadiran fisik masih dimungkinkan.

d. Menghasilkan beberapa pengaruh atau efek, agar bisa sebut sebagai sebuah komunikasi antarpribadi yang valid, maka sebuah pesan perlu menciptakan ataupun mempunyai efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh tersebut tidak mesti segera dan nyata, namun mesti terjadi.

e. Pesan dikirim dan diterima dalam bentuk verbal ataupun nonverbal. Demi memajukan komunikasi antarpribadi yang efektif, pelaku komunikasi berusaha saling meyakinkan, serta mengoptimalkan pemakaian pesan verbal ataupun nonverbal dengan serentak, saling mengisi, saling mempererat searah dengan tujuan komunikasi.

(26)

7. Ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang Efektif

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Silfia Hanani (23:2017) mengutip pendapat Devito mengenai ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu :

a. Keterbukaan (openness)

Kesediaan merespon dengan gembira informasi yang diperoleh pada saat mengalami hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dalam komunikasi interpersonal yaitu: 1) Komunikasi interpersonal yang efektif perlu terbuka pada

komunikannya ini tidaklah berarti mereka wajib untuk segera memberitahukan seluruh riwayat hidupnya. sebenarnya ini sepertinya menarik, namun kadang tidak mendukung komunikasi. sebaliknya perlu ada kemauan agar membuka diri memberikan informasi yang umumnya disembunyikan, sekiranya keterbukaan diri itu patut dan wajar.

2) Mengacu bagi kesanggupan komunikator utuk bereaksi secara jujur tentang stimulus yang datang. Tipe orang pendiam, kurang kritis, kurang tanggap pada dasarnya adalah komunikan yang membosankan. Bila lngin komunikasi bekerja dengan apa yang komunikator katakan, komunikator bisa menunjukkan keterbukaan melalui upaya bereaksi secara spontan kepada orang lain.

(27)

3) Menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang di ungkapkan adalah miliknya dan dia betanggung jawab terhadapanya.

b. Empati (empathy)

Empati adalah suatu perasaan seseorang yang sedang merasakan sama seperti yang orang rasakan pada suatu saat itu, pada sudut pandang orang itu dan dari kacamata orang itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bersama orang lain tentang apa yang mereka rasakan. Seseorang yang berempati bisa memahami perasaan, sikap, pengalaman orang lain, serta impian dan kemauan mereka untuk masa depan agar bisa mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non-verbal.

c. Dukungan (supportiveness)

Keadaan yang terbuka untuk mendukung komunikasi berjalan secara efektif. Hubungan interpersonal yang efektif yaitu ikatan yang tampak sikap mendukung. Seseorang menampakkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif tidak evaluative, spontan bukan strategis.

(28)

Individu perlu mempunyai perasaan positif kepada dirinya, mendorong orang lain makin aktif berpartisipasi, serta membangun keadaan komunikasi kondusif demi interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (equality)

Komumkasi antarpribadi bisa lebih efektif jika keadaan lebih setara. Artinya, ada pengungkapan secara sembunyi-sembunyi bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disalurkan. demi memperoleh kecocokan pemahaman diperlukan upaya-upaya komunikatif antara anggota keluarga. Keakraban anggota keluarga membuat komunikasi bias berjalan secara efektif. Kemampuan orang tua dan melakukan komunikasi akan relatif jika orang tua dapat melihat dunia anaknya (selera, keinginan, hasrat, pikiran dan kebutuhan).

8. Fungsi komunikasi antarpribadi

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insan (human relation), menghargai dan mengatasi konflik konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat berusaha membina hubungan yang baik dengan individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik diantara individu-individu tersebut. ( Hafied Cangara, 2005 : 56)

(29)

Pesan Komunikasi Antarpribadi Terjadinya sebuah proses komunikasi, pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator dapat berupa pesan verbal yakni dengan menggunakan kata-kata atau ucapan sedangkan pesan nonverbal yakni dengan tanpa kata-kata atau bahasa tubuh, isyarat, dan simbol. Pesan yang dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemassecara nonverbal disebut komunikasi nonverbal.

a. Komunikasi verbal

Semua simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Pengertian verbal sendiri adalah lisan antar manusia lewat kata-kata dan simbol umum yang sudah disepakati antara individu, kelompok, dan Negara. Jadi komunikasi verbal adalah komunikasi manusia yang menggunakan kata-kata secara lisan dan dilakukan oleh manusia lain. Sehingga menjadi sarana utama menyatukan pikiran, pesan dan maksud kita.

Komponen-komponen komunikasi verbal adalah suara, kata-kata, berbicara, danbahasa.Suatu sistem kode disebut bahasa. Bahasa adalah suatu system dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat. Tata bahasa meliputi tiga unsur, fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan

(30)

kalimat. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kataatau gabungan kata-kata (Marhaeni Fajar 2009: 110).

b. Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal adalah menggunakan bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Menurut Larry A.Samovar dan Richard A.Porter (dalam Deddy Mulyana, 2007: 343).

komunikasi nonverbal mencakup perilaku yang disengaja dan tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruan, kita mengirimkan banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain Menurut Larry A. Samovar & Richard E. Porter dalam (Reni dan Fauzi 2019:48), komunikasi nonverbal mencakup perilaku yang disengaja dan tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan dan kita banyak mengirim pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Adapun bahasa tubuh mempunyai beberapa unsur, antara laian:

1) Gerak Tubuh

Adanya gerakan tubuh yang terjadi pada saat komunikasi, baik gerakan yang dilakukan komunikator maupun komunikan menunjukkan adanya interaksi aktif dari diri seseorang

(31)

(komunikator) dalam berkominkasi serta menunjukaan adanya perhatian dari komunikan. Misalnya gerakan tangan saat bicara, anggukan kepala sebagai ungkapan persetujuan dan gelengan kepala sebagai ungkapan penolakan.

2) Ekspresi Wajah

Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekpresi wajahnya terutapa dari lokasi sekitar mata dan mulut. Kegembiraan, kesedihan, kebingungan, atau kejengkelan dapat dilihat dari ekspresi wajah seseorang, bahkan tulus tidaknya senyuman seseorang dapat dilihat dari ekspresi seseorang. 3) Pandangan

Komunikasi yang baik dilakukan dengan adanya kontak mata, ketika berbicara komunikatar perlu memandang komunikan.Pandangan adalah hal penting dalam menilai tanda-tanda non verbal.Tatapan atau pandangan yang tajam kepada seseorang bisa bertai kekaguman atau bentuk perlawanan. Pandangan yang jauh ketika berbicara bisa berarti kesedihan atau ada sesuatiu yang difikirkan.

4) Postur

Ketika berkomunikasi dengan postur sedikit membungkuk, berdiri tegak atau dengan menopang tangan di pinggang memberikan arti dan suasan komunikasi yang berbeda.

(32)

5) Jarak Tubuh dan Kedekatan

Unsur ini juga cukup mempengaruhi dalam proses komunikasi non verbal. Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari jarak tubuh yang perlihatkan, seseorang yang sudah kenal akrab dan dekat mungkin lebih nyaman kalau komunikasi dilakukan dengan posisi yang saling berdekatan, namun berbeda bila komunikasi tersebut dengan orang lain. Jarak tubuh ini juga sangat tergantung pada usia, jenis kelamin, hubungan kedekatan,dan budaya yang berlaku.

6) Sentuhan

Ungkapan perhatian, empati dan kasih sayang dapat diungkapan melalui sentuhan. Makna sentuhan ini berbeda tergantung dari sifat dan derajat hubungan, serta kedudukan seseorang. Sentuhan seorang perawat kepada pasien bisa memberi pesan tentang adanya perhatian dan keseriusan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan .

7) Pakaian

Jenis pakaian, rambut, perhiasan, dan rias wajah seseorang berbicara banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status dan suasana hati seseorang serta ungkapan pesan yang ingin disampaikan seseorang.

(33)

10. Tujuan komunikasi antarpribadi

Komunikasi antarpribadi dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk (2005:13-15). Tujuan komunikasi antarpribadi yaitu:

a. Mengetahui diri sendiri dan diri orang lain. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan untuk kita untuk membicarakan diri kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita sendiri kepada orang lain, kita bias megetahui perspektif baru tentang diri kita serta mengenal lebih luas tentang perilaku dan sikap kita sendiri.

b. Mengetahui dunia luar. Komunikasi antarpribadi juga memungkinkan kita memahami lingkungan kita dengan baik terkait dengan objek, kejadian-kejadian, dan orang lain.

c. Membuat serta menjaga hubungan menjadi bermakna. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial sekaligus individu. Maka pada aktivitas keseharian, setiap individu hendak menciptakan serta menjaga hubungan dekat dengan orang lain.

d. Mengubah sikap dan perilaku, kita sering berusaha mengubah sikap dan perilaku seseorang. Manakala kita ingin seorang memilih cara tertentu, kita akan memengaruhi orang itu dengan komunikasi antarpribadi.

e. Bermain dan mencari hiburan. Bermain meliputi seluruh aktivitas untuk mendapatkan kebahagiaan. Bercerita bersama teman tentang kegiatan di akhir pekan, dan pembicaraan-pembicaraan lainnya yang

(34)

nyaris sama yaitu aktivitas yang bermaksud agar mendapatkan hiburan.

f. Membantu orang lain. Psikiater, psikolog klinis, dan para ahli terapi merupakan sebuah profesi yang memiliki fungsi menolong orang lain melalui komunikasi antarpribadi. Demikian pula ketika memberikan nasehat dan saran kepada orang lain.

11. Hambatan komunikasi

Menurut Rosady Ruslan 2008:9-10 ada beberapa hambatan dalam komunikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Hambatan Dalam Proses Penyampaian (Sender Barries)

Hambatan di sini bisa datang dari pihak komunikatornya yang mendapat kesulitan dalam menyampaikan pesan–pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini bisa juga berasal dari penerima pesan tersebut (receiver barrier) karena sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan faktor-faktor: feed back nya bahasa tidak tercapai, medium barrier (media atau alat yang dipergunaan kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara tepat).

(35)

Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengaran kurang tajam dan gangguan pada sistem pengeras suara (sound system) yang sering terjadi dalam suatu ruangan kuliah/ seminar/ pertemuan. Hal ini dapat membuat pesan –pesan itu tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikan.

c. Hambatan Semantik (Semantik Pers)

Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambang. Mungkin saja yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan pihak komunikan yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.

d. Hambatan Sosial (sychossial noies)

Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat stiadat, kebiasaan, persepsi, dan nilai –nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan –harapan kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.

12. Komunikasi Keluarga a. Keluarga

Menurut Shochib (2000:17), keluarga merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama dalam tempat tinggal yang sama dan setiap anggota merasakan adanya peraturan batin sehingga terjalin saling memperhatikan, saling memengaruhi, dan saling menyerahkan diri.

(36)

Keluarga merupakan rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan serta membiarkan terselenggarahnya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif suatu jaringan. Pengertian keluarga berdasarkan sudut pandang Koener dan Fitzpatrick (dalam Sri Lestari, 2012:4) dengan cara meninjaunya yang berbeda ada tiga yaitu:

1) Pengertian keluarga secara struktural

Keluarga diartikan berdasarkan keberadaan ataupun ketiadaan anggota keluarga, seperti ibu bapak, anak, dan karabat lainnya. Pengertian keluarga secara fungsional. Dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Fungsi ini memfokuskan pada tugas-tugas keluarga.

2) Pengertian keluarga secara transaksional

Sebagai sekumpulan yang menumbuhkan keakraban melalui perilaku-perilaku yang membentuk rasa identitas sebagai keluarga, seperti ikatan emosi, pengalaman hidup, ataupun impinan masa mendatang.

(37)

Kamus besar bahasa Indonesia disebut bahwa, orang tua ialah bapak dan ibu kandung. Menurut Singgih (2000:151) mengatakan bahwa, orang tua ialah dua orang yang tak sama masuk dalam kehidupan bersama dengan membawa pendapat, pandangan, dan kebiasaan sehari-hari.

Pengertian tersebut biasa dirangkumkan bahwa orang tua ialah bapak dan ibu yang terjalin pada perkawinan dan siap untuk mendapat tanggung jawab selaku orang tua atas anak-anak yang diberikan, dan individu yang berlainan memasuki kehidupan bersama dengan meberikan pendapat, pandangan, dan kebiasaan sehari-hari. Adapun ayat-ayat tentang komunikasi keluarga sebagai berikut:

Al-Qur’an Surah Al-Kahf Ayat 66 yang berbunyi:

ُُعِبَّتَ ألَْهىَسوُمُهَلَلاَق

ُاًدأش ُرَتأمِ لُعاَّمِمِنَمِ لَعُتأنَأىَلَعَك

(66)

Artinya:”Musa berkata kepada Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu” (Q.S. Al-Kahf Ayat :66)”.

Al-Qur’an Surah Al-a’alq Ayat1-5 yang berbunyi:

ْْأَرْقا َْكُّبَر َو ْ مَرْكَلأْا {3} َْقَلَخ َْناَسنِلإا ْْنِم ْ قَلَع {2} ْْأَرْقا ِْمْساِب َْكِ بَر يِذَّلا َْقَلَخ {1} َْمَّلَع َْناَسن ِلإْا ْْمَلاَم ْْمَلْعَي {5} يِذَّلا َْمَّلَع ِْمَلَقْلاِبا {4} Artinya: ”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.

Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11yang berbunyi:

ُِعَف أرَي ُُالل َُنيِذَّلا ُاوُنَماَء ُأمُكنِم َُنيِذَّلا َو ُاوُتوُأ َُمألِعألا ُ تاَجَرَد...

Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. ”(QS.Al-Mujadalah:11)

(38)

Menurut Suryo Subroto (dalam Ilyas:2004) komunikasi antara orang tua kepada anak bengitu berharga untuk pertumbuhan kepribadian anak. Apabila komunikasi antara orang tua dengan anaknya baik maka anak akan berkembang dengan baik. Suasana komunikasi di dalam rumah mempunyai peranan penting dalam menentukan kehidupan anak di sekolah. Orang tua sebaiknya menciptakan rumah menjadi tempat untuk dapat secara intens berkomunikasi dengan anak.

Menurut Jalaluddin Rakhmat (2007: 12-15), keefektifan komunikasi antara orang tua dengan anak jika masing-masing pihak saling saling menyukai, saling dekat, serta komunikasi diantara keduanya adalah sesuatu yang mengembirakan dan adanya transparasi sehingga tumbuh rasa percaya diri.

Keefektifan komunikasi didasari dengan adanya keterbukaan dan dorongan yang positif kepada anak. Komunikasi orang tua merupakan metode penyampaian pesan antara orang tua dengan anak, hingga menimbulkan ketertarikan dan efek tertentu. Ada pula tanda-tanda suatu komunikasi yang efektif yaitu kebahagiaan, perhatian, tindakan, memengaruhi sikap, dan hubungan sosial yang baik. jika terdapat terdapat tanda-tanda tersebut maka bisa dikatakan komunikasi tersebut efektif.

Menurut paparan tersebut maka bisa disimpulkan bahwa komunikasi orang tua adalah proses penyampaian pesan antara orang

(39)

tua kepada anakanya, sehingga menimbulkan perhatian serta dampak tertentu.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Pengertian prestasi belajar dalam kamus besar Indonesia prestasi di definisikan sebagai hasil penilaian yang didapat dari aktivitas belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan kadang ditetapkan menggunakan penilaian dan pengukuran. Menurut Ell-Gredler (dalam Udin S.Winataputra 2008:15) pengertian belajar adalah cara yang dilakukan oleh seseorang agar mencapai aneka macam competency, skills, and attitudes. Belajar ialah kegiatan mental yang terbentuk karena adanya interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungannya yang melahirkan inovasi-inovasi yang bersifat relatif dalam aspek-aspek kognitif, psikomotorik dan efektif. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian prestasi belajar berarti: a).penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang meningkat pada mata pelajaran, biasanya diperlihatkan dengan angka atau nilai yang dibagiakan oleh guru, b).kemampuan yang sebanar-benarnya ada dan bisa dilihat (actual ability) serta biasa diukur langsung dengan ujian tertentu.

Prestasi belajar atau hasil belajar menurut Udin S.Winataputra (2003:2-5) menyatakan bahwa prestasi belajar ialah perkembangan yang diperoleh dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan) saat proses emosional dan mental terjadi. Sedangkan menurut Dinyati (2005:3) menyatakan bahwa hasil belajar ialah perolehan dari suatu kegiatan belajar dan mengajar. Hasil

(40)

belajar ialah hubungan antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, utuk siswa hasil belajar ialah akhir dari proses belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka bisa dikatakan bahwa prestasi ialah hasil yang didapatkan siswa semasa berjalannya kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, pada dasarnya bentuk penilaian berupa angka atau nilai.

D. Karangka Pikir

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DENGAN ANAK

(41)

Gambar 4.1.Bagan Karangka Pikir Penelitian

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Komunikasi Yang Efektif

(Alo Liliweri,2017)

1. Keterbukaan (Openness) 2. Empati (Empathy)

3. Dukungan (Supportiveness) 4. Rasa Positif (Positiveness) 5. Kesetaraan (Equality)

PRESTASI BELAJAR

Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi (Rosady Ruslan, 2008)

1. Hambatan Dalam Proses Penyampaian (Sender Barries) 2. Hambatan Secara Fisik

(Phsysical Barries)

3. Hambatan Semantik (Semantik

Pers)

4. Hambatan Sosial (Sychossial

(42)

Kec.Gilireng Kab.Wajo. berfokus pada komunikasi antarpribadi, komunikasi keluarga, dan prestasi belajar.

F. Diskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini akan membahas terkait dengan komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 3 Gilireng Kecematan Gilireng Kabupaten Wajo.

1. Komunikasi adalah proses penyampaian I nformasi atau pesan dariindividu ke individu lainyya baik secara langsung maupun melalui media dan menimbulkan efek.

2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi Yng dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung dengan efek langsung.

3. Keterbukaan yaitu bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, dan komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang di ungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya. 4. Empati merupakan perasaaan seseorang yang merasakan sama seperti

apa yang orang lain rasakan, atau merasakan apa yang mereka rasakan, kejadian itu perna terjadi pada diri kita.

5. Dukungan atau support yaitu menampakkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif tidak evaluative, spontan bukan strategis.

6. Rasa positif (positiveness) yaitu adanya dalam diri seseorang untuk mendorong orang lain makin aktif berpartisipasi, serta membangun keadaan komunikasi kondusif demi interaksi yang efektif.

(43)

7. Kesetaraan pada komunikasi antarpribadi ialah pengungkapan bahwa kedua belah pihak menghargai

8. Faktor penghambat komunikasi yaitu, hambatan dalam proses penyampaian (sender barries) hambatan yang datang dari komunikator dan komunikan yang mendapat kesulitan dalam menyampaikan dan memahami pesan itu dengan baik.

9. Hambatan secara Fisik (phsysical barries) yaitu, penghambat komunikasi yang efektif misalnya pendengaran yang kurang baik. 10. Hambatan Semantik (Semantik Pers) yaitu, hambatan segi bahasa dan

arti perkataan adanya perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambang.

11. Hambatan Sosial (sychossial noise) yaitu, hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, persepsi, dan nilai–nilai yang dianut.

12. Prestasi belajar yaitu hasil yang didapatkan siswa semasa berjalannya kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu.

BAB III

METODE PENELITIAN

(44)

Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2020 sampai dengan Oktober 2020 dan peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kec.Gilireng Kab.Wajo.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleng, 2010:4) penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif seperti kata tertulis dan lisan pada individu-individu dan sikap yang diamati atas kejadian yang terjadi.

Tipe penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang mengkaji kejadian dalam masyarakat serta situasi, termasuk tentang hubungan, aktivitas, sikap-sikap, pendapat, dan proses yang masih berlangsung dan dampak dari situasi fenomena. Pengumpulan data dibantu dengan fakta-fakta yang didapatkan pada saat penelitian dilapangan bukan dengan teori. Maka dari itu penyelidikan data yang dikerjakan bersifat induktif berlandaskan fakta-fakta yang ditemukan.

C. Informan

Informan adalah seseorang yang bisa memberikan sejumlah informasi yang dibutuhkan selama proses penelitian agar dapat menyelesaikan masalah yang diajukan informan dan seorang individu tertentu yang dapat diwawancarai untuk kebutuhan informasi, yakni seseorang yang bisa memberikan informasi, keterangan atau bahan yang diperlukan. Informan pada penelitian ini adalah

(45)

orang tua dan siswa pada SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kec.Gilireng Kab.Wajo.

Tabel 3.1 Informan

No Informan Tanggal Usia Jabatan/Pekerjaan 1 Ibu Hajrah 30/09/20 36 Guru SMP Negeri 3

Gilireng

2. Pak Mustaring 28/09/20 36 Orang tua Siswa 3. Ibu Herianti 26/09/20 30 Orang tua Siswa 4. Ibu Jumarni 26/09/20 45 Orang tua Siswa 5. Ibu Samsani 28/09/20 40 Orang tua Siswa

6. Eka 26/09/20 13 Siswa/Anak

7. Asnita 26/09/20 13 Siswa/Anak

8. Fauzan 30/09/20 13 Siswa/Anak

9. Herwan 30/09/20 13 Siswa/Anak

10. Aldi 30/09/20 13 Siswa/Anak

D. Teknik Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Burhan Bungin:2003, menggunakan 3 teknik pengumpulan datayaitu:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi langsung pada objek penelitian, salah satunya yaitu menyelidiki

(46)

tingkah laku nonverbal terhadap orang yang akan diteliti. Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan kunjungan dan pengamatan secara langsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu peristiwa ataupun sebuah proses komunikasi antara pewawancara dengan sumber informasi atau yang diwawancarai melalui komunikasi langsung. Bisa juga dikatakan bahwa wawancara adalah pembicaraan secara tatap muka (face to face) terhadap pewawancara dengan sumber informasi.

3. Dokumen/dokumentasi

Dokumen yaitu pengumpulan data atau catatan seseorang tentang kejadian yang telah berlalu. Dokumen mengenai seseorang atau sekelompok orang, kejadian atau peristiwa dalam situasi sosial yang sesuai dan berkaitan dengan fokus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif. Dokumen itu dapat berupa teks tertulis, gambar, maupun foto. Dokumentasi tertulis dapat berupa sejarah hidup (life

histories), biografi, karya tulis, dan cerita. Disamping itu ada pula material

budaya, atau hasil karya seni yang merupakan sumber informasi dalam penelitian kualitatif.

(47)

Teknik analisis data semasa di lapangan menggunakan teori Miles dan Huberman, dalam (Taufli, 2014:46) menyatakan bahwa terdapat tiga macam kegiatan analisis data kualitatif yaitu :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu di catat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian data

Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya.yang paling sering digunakan dalam untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang di kemukakan adalah kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

(48)

Menurut Sugiyono ( 2018:273). Triangulasi pada pengujian kreadibilitas ini dapat diartikan sebagai pembuktian data yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai bentuk penelitian ilmiah maka perlu dilakukan pengujian keabsahan data yaitu:

1. Triangulasi sumber

Trigulasi sumber yaitu berasala dari data yang sesuai dan trigulasi pengumpulan data yaitu para peneliti yang memiliki kajian yang sama mengumpulkan data secara terpisah. Dengan demikian teknik trigulasi ini menguatkan diperoleh variasi informasi yang seluas-luasnya.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi Teknik yaitu cara mengecek keabsahan data dengan memeriksa data kepada sumber dengan cara yang berbeda.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu memengaruhi kredibilitas suatu data, misalnya ketika kita mewawancarai informan yang masih segar dipagi hari dengan kondisi masih segar dapat menyerahkan data yang masih baru sehingga lebih kredibel.

BAB IV

(49)

A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah sekolah

Lokasi penelitian di SMP Negeri 3 Gilireng Desa Lamata Kec.Gilireng Kab.Wajo. SMP Negeri 3 Gilireng merupakan sekolah yang berada di perkampungan dan jauh dari pusat Kota Kabupaten Wajo. Rata-rata pekerjaan orang tua atau masyarakat di Desa Lamata yaitu sebagai Petani

Gambar 4.1 SMP Negeri 3 Gireng

SMPN 3 Gilireng didirikan pada tanggal 07 Mei 2008 berdasarkan Surat Keputusan nomor 425/HK-V/159. SMPN 3 Gilireng merupakan sekolah di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Wajo yang terletak di Kecamatan Gilireng. Kepala Sekolah yang pertama kali sebagai pejabat pelaksana adalah Dahniar S.Pd. selaku pelaksana tugas selama 3 semester di tahun pelajaran 2008-2009, selanjutnya

(50)

turut adalah Darmawangsa, S.Pd. (2009-2014), Kambe, S.Pd. (2014-2017) dan Besse Tanti S, S.T.,M.M. (2017 – sampai sekarang).

SMPN 3 Gilireng sendiri memiliki 68 siswa terdiri dari 3 rombongan belajar dengan rincian kelas VII 1 kelas, VIII 1 kelas, dan IX 1 kelas 1. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari, masuk pukul 07:30 sampai dengan 13:10. Jumlah tenaga pendidik di SMPN 3 Gilireng sebanyak 9 orang yang terdiri dari 4 orang berstatus PNS/CPNS selebihnya berstatus honorer. Jumlah pegawai sebanyak 3 orang, 1 orang PNS, selebihnya berstatus pegawai honorer.

SMPN 3 Gilireng menempati sebidang tanah dengan luas 21.643 m², jumlah ruang belajar 3 ruang, 1 ruang laboratorium, 1 ruang multimedia, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 1 ruang gudang, 2 ruang ganti, 1 mushallah, 5 ruang wc dan 1 ruang kantin sekolah. Sekolah ini terletak di Jalan H. Makkuraga No. 1 Desa Lamata Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi.

Siswa yang belajar di SMPN 3 Gilireng 80% berasal dari daerah sekitar yaitu Desa Lamata dan 20 % berasal dari luar. Hal ini mengakibatkan kondisi sosial ekonomi, politik, keamanan, kemajuan IPTEK dan budaya masyarakat sekitar secara tidak langsung memengaruhi kemajuan pendidikan di SMPN 3 Gilireng.

B. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SMP Negeri 3 Gilireng

(51)

Tabel 4.1 Profil Sekolah

A Nama sekolah SMPN 3 GILIRENG

B NPSN 40314228

C NSS 20.1.19.08.13.003

D Alamat ( Jalan/Kec./Kab./Kota ) Jalan H. Makkuraga No. 1 Lamata Kec. Gilireng Kab. Wajo

E No. Tlp. F Fax : G Koordinat: -Lintang -Bujur -3,9471 120,1299

H Nama Yayasan ( bagi swasta ) Besse Tanti S, S.T, M.M. I Nama Kepala Sekolah

J No. Tlp./ HP 082 344 872 696 / 085 328 989 319 K Kategori Sekolah RSBI / SSN / Rintisan SSN /

Potensial * )

L Tahun Beroperasi 2008

M Kepemilikan tanah/bangunan Milik Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa / Menumpang*)

N Luas Tanah/Status 3.865 m² / SHM / HGB / Hak Pakai / Akte Jual-Beli / Hibah *)

(Copy Site Line Terlampi

O Luas Bangunan 1.085 m²

Sumber : profil spentig 2019

Tabel 4.2

Data siswa dalam 3 tahun terakhir

Tahun Ajaran

Jml Pendaft

Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah

keseluruhan (calon siswa baru) Jml siswa Jml rombel Jml siswa Jml rombel Jml siswa Jml rombel 2017/2018 21 orang 20 orang 1 rbl 21 orang 1 rbl 22 orang 1 rbl 63 orang 2018/2019 27 orang 27 orang 1 rbl 20 orang 1 rbl 18 orang 1 rbl 65 orang

(52)

2019/2020 18 orang 18 orang 1 rbl 25 orang 1 rbl 26 orang 1 rbl 69 orang

Sumber : profil spentig 2019

Table 4.3

Ruangan SMP Negeri 3 Gilireng

No Jenis ruangan Jumlah Ukuran

1 Ruang kelas 3 7x9 m 2 Perpustakaan 1 8x12 3 Lab ipa - 4 Lab computer - 5 Ruang kantor/ pimpinan 1 5x8 6 Ruang guru 1 7x8

7 Ruang tata usaha 1 3x8

8 Ruang osis 1 5x6

9 Ruang uks -

10 Ruang ibadah 1 9x9

11 Ruang kantin -

Sumber : profil spentig 2019

Data Tenaga Pendidik. Adapun Jumlah Guru / Staf, Guru Tetap ( PNS / Yayasan ) 6 orang, Guru Tidak Tetap/Guru Bantu 5 orang, Guru Menambah Jam 3 orang, dan Staf Tata Usaha 3 orang.

2. Visi-Misi SMP Negeri 3 Gilireng

Struktur SMP Negeri 3 Gilireng dipimpin oleh Besse Tanti S, S.T., M.M. selaku kepala sekolah dan Andi Bungaralle, S.E sebagai Wakil kepalas sekolah dengan masa kepemimpinan tahun 2014 hingga 2020.

(53)

Adapun visi, misi dan motto Kabupaten Pinrang tahun 2014 – 2020 adalah sebagai berikut:

a. Visi

Karakter unggul dalam prestasi beriman dan berwawasan lingkungan.

b. Misi

1) Meningkatkan pembinaan karakter religious.

2) Menanamkan keteladanan dalam bersikap dan berbuat.

3) Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan melalui pembinaan formal dan nonformal.

4) Mengoptimalkan pembelajaran SAINTIFIK, PAKEM dan bimbingan konseling.

5) Menciptakan proses belajar yang efektif, bimbingan yang komunikatif, integratif dengan prinsip tuntas dalam bidang keilmuan dan keagamaan.

6) Menunjukan keteladanan budaya patuh dan disiplin terhadap aturan dan norma-norma hidup bermasnyarakat.

7) Melaksanakan penghayatan dan pengamalan ibadah keagamaan dengan seluruh warga sekolah secara berjamaah atau individu dengan toleransi menurut agama yang dianut.

8) Mengoptimalkan pengelolaan lingkungan hidup dengan cara guna ulang (reuse), mengurangi (reduce) dan mendaur ulang (recyle).

(54)

9) Menjalin kerja sama yang harmonis antara sekolah, lingungan masyarakat dan dunia usaha.

10) Meningkatkan potensi kecerdasan dan minat sesuai kemampuan peserta didik.

(55)
(56)

4. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Gilireng `

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

Keterangan pada gambar di atas diketahui bahwa orang tua siswa lebih dominan yang berpendidikan rendah atau tamatan sekolah dasar (SD), adapun yang tidak menempuh pendidikan juga banyak, dan hanya sebagian kecil orang tua siswa yang memiliki pendidikan lebih tinggi, keterangannya sebagai berikut yaitu: Dari 68 siswa, Ayah yang berpendidikan: S1 berjumlah 2 orang, SMA berjumlah 2 orang, SMP berjumlah 9 orang, SD berjumlah 47 orang, Tidak sekolah berjumlah 8 orang. Dari 68 siswa, Ibu yang berpendidikan: SI berjumlah 2 orang, SMA berjumlah 3 orang, SMP berjumlah 4 orang, SD berjumlah 45 orang, tidak sekolah berjumlah 14 orang.

Orang tua dengan pendidikan yang rendah mempengaruhi pekerjaan mereka terbukti dari rata-rata orang tua siswa bekerja sebagai Petani, adapun data-nya yaitu sebanyak 68 orang tua siswa yang bekerja sebagai Petani sebanyak 58 orang.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Proses pelaksanaan penelitian terkait dengan “Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dengan Anak dalam Meningkatkan Prestasi Belajar”. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai apa yang diteliti. Maka peneliti melakukan wawancara kepada orang tua dan anak yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP Negeri 3 Gilireng). Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian yang dilakukan penulis berdasarkan rumusan masalah penelitian ini.

(62)

1. Komunikasi Antarpribadi yang Efektif Orang Tua dengan Anak dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Komunikasi antarpribadi adalah salah satu interaksi untuk mendekatkan dan membangun hubungan emosional antara orang tua dengan anak, maka dari itu orang tua harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan mengajak anak bercerita mengenai kegiatannya disekolah. Akan lebih baik apabila komunikasi antarpribadi dilakukan dengan saling memahami apa yang dirasakan dan melakukan komunikasi dengan intens dan secara langsung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang ibu yang bernama Herianti berusia 30 tahun dan berstatus sebagai ibu rumah tangga, ia mengatakan,

“Komunikasi yang baik adalah komunikasi secara langsung karna kita dapat merasakan secara emosional perasaan anak yang sedang berbicara dan pesan yang disampaikan akan ditangkap secara langsung sehingga tidak akan terjadi kesalapahaman” (Wawancara ibu Herianti pada tanggal 26 September 2020).

Begitupun dengan ibu Samsani 40 tahun yang merasakan bahwa komunikasi secara langsung adalah komunikasi yang efektif dalam komunikasi antarpribadi dengan anak, sebagaimana yang dipaparkan

“Saat melakukan komunikasi saya dan anak melakukan komunikasi secara langsung agar lebih memahami kemauan anak dan juga hubungan kami secara pribadi lebih akrab dan dapat saling memahami perasaan masing-masing” (Wawancara Ibu Samsani pada tanggal 28 September 2020).

(63)

Hasil dari wawancara di atas penulis menyimpulkan jika komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar yang baik adalah dengan selalu menjaga komunikasi antarpribadi baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal sehingga hubungan emosional dan kedekatan dalam berkomunikasi bisa berjalan dengan baik. Komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak dapat dilakukan orang tua untuk mengarahkan anak terhadap penigkatan prestasi belajarnya di sekolah. Pada proses komunikasi antarpribadi yang efektif tersebut, keberhasilan dalam pencapaian komunikasi antarpribadi yang efektif tersebut ditentukan oleh adanya interaksi yang seimbang antara orang tua dan anak yakni:

a. Keterbukaan (openness)

merupakan hal terpenting yang harus ada ketika terjalin komunikasi antara orang tua dan anak. komunikasi orang tua dengan anak terkadang mengalami kesulitan menghadapi anak yang tidak terbuka terhadap orang tua dalam hal mengatakan kesulitan belajarnya. Keterbukaan juga dapat diwujudkan melalui komunikasi anak dalam menceritakan kegiatannya sehari-hari selama di sekolah seperti, menceritakan pelajaran apa yang susah dan mengatakan kendalanya selama belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang ibu yang bernama Herianti berusia 30 tahun dan berstatus sebagai ibu rumah tangga. Ia mengatakan,

(64)

“Kalau pada kegiatan sehari-hari seperti orang tua pada umumnya kalau sharing itu kurang, kami sibuk mereka juga sibuk bermain

handphone, tapi selalu ingat waktu untuk bermain, dan waktu untuk

belajar.” (Wawancara Ibu Herianti pada tanggal 26 September 2020).

Begitu pula pak mustaring 36 tahun yang bekerja sebagai pedagang campuran mengungkapkan bahwa:

“anak kurang terbuka dengan kami apalagi masalah pelajarannya, kadang pekerjaan rumah (PR) tidak dikerjakan karena susah dan tidak memberitahu bahwa dia kesulitan”

Berdasarkan pemaparan kedua orang tua di atas dapat peneliti simpulkan bahwa anak tidak terbuka dengan orang tuanya sehingga komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak tidak terjalin dengan baik karna tidak terbukannya anak dengan masalah yang dialami. 2. Empati (emphaty)

Individu-individu yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi juga harus memiliki empati. Empati merupakan salah satu cara memahami perasaan orang lain serta mampu menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Peranan orang tua dalam mendidik anak-anaknya harus bisa merasakan dan memposisikan diri sebagai orang tua yang baik sehingga dapat mengerti keinginan dan kesulitan anak.

Seperti yang diungkapkan Eka siswa kelas viii yang merasakan perasaan empati dari orang tuanya jika mendapatkan kesulitan saat belajar dan ikut serta membantu saat dia kesulitan.

“Jika ada tugas yang menurut Saya itu susah seringkali Saya bertanya sama ibu dan menyarankan untuk mencari jawabannya di internet. bahkan setiap hari Saya selalu mendiskusikan tentang

Gambar

Gambar 4.1.Bagan Karangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1 Informan
Gambar 4.1 SMP Negeri 3 Gireng
Tabel 4.1   Profil Sekolah
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sistematika penulisan naskah sesuai format baku, terdiri dari: judul (max 12 kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), nama penulis (tanpa gelar akademik), abstrak (max

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Kalium adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, dan diserap tanaman dalam bentuk ion K +.. Sumber utama kalium di dalam tanah berasal dari

18 24099 AHDAN MAULANA IKBAR SMA NEGERI 1 BOJA KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN - S1.. 19 34206 AHMAD ALFITO GYMNASTIAR MA NEGERI DEMAK KABUPATEN DEMAK SI

Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia memiliki mukjizat yang mampu menghilangkan berbagai penyakit dan mampu menghidupkan orang mati, mengapa Musa yang memiliki mukjizat jauh

jika Pemerintah menganggap pemda secara sengaja tidak menerapkan sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (psl

Bila harga barang naik, maka jumlah uang yang saya belanjakan untuk barang tersebut tidak berubah maka elastisitas harga dan permintaan saya akan barang tersebut

Gambar diatas menunjukkan bahwa pada Juli 2017 terjadi peningkatan impor nonmigas, hal tersebut dikarenakan bulan sebelumnya Papua Barat tidak melakukan