• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ceramic Matrix Composite (Cmc)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ceramic Matrix Composite (Cmc)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

.

.

A

A

g

g

i

i

l

l

S

S

e

e

n

n

o

o

A

A

j

j

i

i

(

(

1

1

6

6

1

1

9

9

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

9

9

1

1

)

)

2.

2.

Dwi

Dwi

Velidatur

Velidatur

Maulida

Maulida

(1619101

(1619101

01095)

01095)

3.

3.

Ega

Ega

Bagaskara

Bagaskara

(1619101

(1619101

01101)

01101)

4

4

.

.

P

P

u

u

t

t

r

r

i

i

N

N

u

u

r

r

H

H

i

i

d

d

a

a

y

y

a

a

h

h

(

(

1

1

6

6

1

1

9

9

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

1

1

0

0

6

6

)

)

5.

5.

Abdul

Abdul

Rahman

Rahman

Yamin

Yamin

Z(1619101

Z(1619101

01107)

01107)

Kelompok 6

Kelompok 6

(2)
(3)

Pendahuluan

Pendahuluan

 Ceramic matrix composites (CMCs) adalahCeramic matrix composites (CMCs) adalah subgrup dari material komposit sebagaimana subgrup dari material komposit sebagaimana subgroup dari keramik teknik.

subgroup dari keramik teknik.

• CMC terdiri dari fiber keramik yang diletakkan CMC terdiri dari fiber keramik yang diletakkan

pada matriks keramik, sehingga membentuk  pada matriks keramik, sehingga membentuk  sebuah material

sebuah material ceramic fiber reinforced ceramic fiber reinforced ceramic (CFRC).

ceramic (CFRC).

• Matriks dan fiber dapat terdiri dari berbagai jenis Matriks dan fiber dapat terdiri dari berbagai jenis

material keramik, dimana karbon dan fiber  material keramik, dimana karbon dan fiber 

carbon juga dapat dianggap sebagai material carbon juga dapat dianggap sebagai material keramik.

(4)

Gelas, gelas-keramik dan

Gelas, gelas-keramik dan

keramik merupa

keramik merupa

kan

kan

material yang memiliki nilai

material yang memiliki nilai

modulus Young

modulus Young

(stiffness) yang tinggi, kekuatan kompresi yang

(stiffness) yang tinggi, kekuatan kompresi yang

baik dan sedikit

baik dan sedikit

lebih padat dibandingkan dari

lebih padat dibandingkan dari

kebanyakan logam struktural.

kebanyakan logam struktural.

Penggunaan

Penggunaan

material

material

gelas,

gelas,

gelas-keramik

gelas-keramik

dan keramik sangat terbatas pada

dan keramik sangat terbatas pada

aplikasi

aplikasi

struktural, yang disebabkan oleh

struktural, yang disebabkan oleh

kerapuhan,

kerapuhan,

ketahanan patahan yang

ketahanan patahan yang

rendah,sensitivitas

rendah,sensitivitas

terhadap cacat, dan kekuatan tarik yang

terhadap cacat, dan kekuatan tarik yang

sangat rendah pada kondisi

sangat rendah pada kondisi

bulk.

bulk.

Fasa fill

Fasa fill

er mampu

er mampu

meningkatkan

meningkatkan

toleransi

toleransi

terhadapkerusakan (toleransi toughness),

terhadapkerusakan (toleransi toughness),

meningkatkan reliabil

meningkatkan reliabil

itas

itas

(modulus yang tinggi)

(modulus yang tinggi)

dan kekuatan kelenturan dan

dan kekuatan kelenturan dan

tegangan yang

tegangan yang

tinggi.

(5)

Hal utama yang mempengaruhi sifat komposit

adalah bentuk dari fasa filler/fibernya.

Komposit dengan fiber yang kontinu memiliki

kemungkinan lebih kuat dan tangguh

dibandingkan yang mengandung partikulat.

Sedangkan komposit yang mengandung

whisker dan platelet berada pada daerah

transisi dari fasa fiber yang kontinu dengan

partikulat.

Secara umum fasa filler dari material yang

isotropik akan membentuk komposit dengan

sifat-sifat isotropik. Dengan demikian, partikulat

yang bulat sebagai inklusi kedalam material

gelas, gelas-keramik dan keramik akan

menghasilkan komposit dengan sifat mekanik 

yang isotropik.

(6)

 Inklusi material kecil yang anisotropik seperti whisker dan platelet akan menghasilkan komposit yang

memiliki sifat mikroskopik yang anisotropik, namun sifat secara makroskopiknya akan isotropik, yang akan terjadi dengan asumsi orientasi inklusi terjadi secara acak.

 Penyusunan fiber kontinu yang anisotropik ke dalam material gelas, gelas-keramik dan keramik umumnya akan membentuk komposit yang memiliki sifat

mekanik dengan anisotropik yang tinggi juga.

 Fasa filler yang membentuk struktur internal CMC lainnya adalah material komposit yang terdiri atas berlapis-lapis fasa filler, partikel yang disusun gradasi (Functionally Gradient Material=FGM), material

(7)

Fitur berikut sangat penting dalam mengevaluasi data bending (kelenturan) dan tensile (kuat tarik) dari material CMC:

 Material CMC dengan kandungan matriks rendah (di bawah nol) mempunyai tensile strength yang tinggi (menutupi tensile strength dari fiber), tetapi bending strength nya rendah.

 Material CMC dengan kandungan fiber rendah (di bawah nol) mempunyai bending strength tinggi

(menutupi strengthnya keramik monolitik), tetapi tidak ada elongasi melebihi 0.05% beban tensile.

(8)
(9)

 Komposit matriks keramik yang diperkuat dengan fiber kontinu menunjukkan adaya perilaku kausi-perpatahan ulet seiring dengan panjangnya fiber.  Ketangguhan perpatahan material ini mampu lebih

dari20 M Pa m1/2 apabila antara fiber dan matriks terbentuk antarmuka yang lemah.

 Sedangkan komposit matriks keramik yang diperkuat partikulat atau whisker, menunjukan perilaku

kerapuhan diiringi dengan peningkatan kekuatan dan ketangguhan perpatahan. Ketangguhan

perpatahan material tersebut berkisar 10 M Pa m ½ atau lebih.

(10)

 Material yang rapuh yang mengandung

fasa filler terdispersi memiliki kemampuan

kekuatan yang tinggi dibandingkan

material yang homogen.

Kekuatan meningkat seiring dengan

peningkatan fraksivolum partikel terdispersi

dan akan menurun seiring menurunnya

faksi volum partikel terdispersi.Kekuatan

dipengaruhi oleh jarak partikel. Pengaruh ini

tidak hanya ditemukan pada sistem dispersi

partikel kuat saja tetapi ditemukan juga

pada sistem yang mengandung

kekosongan disebabkan ujung retakan

mengalami penumpulan yang terlokalisir 

pada kekosongan.

(11)

Pada Gambar 1, ditunjukkan ilustrasi

retakan yang melengkung diantara dua partikel terdispersi. Jarak antara partikel

memegang peranan terhadap peningkatan fraksi muka retakan per satuan

penambahan panjangnya. Dengan asumsi energi perpatahan tidak hanya bergantung pada luas permukaan yang baru terbentuk saja, tetapi bergantung

 juga pada panjang dari muka retakan yang baru terbentuk.

Gambar 1. Lengkung retakan akibat tarikan antara partikel terdispersi.

Besar laju pelepasan energi regangan dari retakan yang terdefleksi

mampu meningkatkan ketangguhan perpatahan. Butir dengan bentuk  batang sangat efektif untuk mendefleksikan rambatan retakan.

Mekanisme defleksi retakan

yang meningkatkan ketangguhan keramik disebabkan adanya tegangan sisa

(12)

Gambar 2. Defleksi retakan oleh partikel terdispersi akibat

adanyategangan pada matriks akibat perbedaan pemuaian termal.

Pada Gambar 2, ditunjukan resultan tegangan tarik  yang terjadi pada matriks menyebabkan terjadinya defleksi retakan disekitar partikel yang membuat

(13)

 Tegangan sisa pada partikel terdispersi diakibatkan oleh

koefisien muai termal yang berbeda yang terjadi saat pendinginan pada proses termal.

 Tegangan sisa secara spontan menyebabkan retakan

mikro. Bila tegangan sisa lebih rendah dari kekuatan lokal pada material, tegangan internal akan tetap berada di dalam material. Dalam kondisi tersebut, pemberian

tegangan akan menyebabkan retakan mikro pada ujung retakan dimana terbentuk tegangan lokal yang besar, hal ini terjadi karena tegangan yang diberikan akan

mengurangi ukuran kritis retakan miko dari retakan mikro spontan. Mekanisme dari retakan mikro diawali dari

munculnya retakan mikro pada ujung retakan. Terjadi perluasanarea retakan mikro menuju retakan sehingga membentuk lapisan retakan yang megakibatkan adanya tegangan kompresi padapermukaan retakan dan

menyebabkan peningkatan ketangguhan perpatahan .

(14)

Mekanisme lainnya adalah ketangguhan

akibat dari perubahan fasa material.

Mekanisme peningkatan ketangguhan akibat

transformasi fasa adalah serupa dengan

retakan mikro dimana tegangan kompresi

terbentuk pada antarmuka retakan akibat

perluasan volume.

Perubahan fasa mengakibatkan perubahan

volume dan morfologi partikel diujung retakan,

dan mengubah distribusi tegangan.

Peningkatan ketangguhan perpatahan

dihasilkan oleh tegangan sisa kompresi pada

ujung retakan.

(15)

 Komposit dengan susunan fiber sepanjang tegangan tarik, akan

memperoleh kekuatan perpatahan dan energi perpetahan yang tinggi.

 Energi perpatahan yang tinggi umumnya diperoleh ketika fiber

yang panjang menjulur sepanjang permukaan perpatahan, karena tegangan geser antara fiber dengan matriks

menghambarambatan retakan selama proses penarikan.

 Antramuka yang lemah akan mengakibatkan lepasnya fiber

darimatriks yang menjadi penting untuk menghasilkan komposit yang tangguh.

 Perpindahan tegangan yang serupa antara permukaan retakan

 juga terjadi pada keramik polikristalin. Hal ini mengakibatkan peningkatan dalam ketangguhan perpatahan karena

 jembatan butir memindahkan tegangan yang menghambat pentumbuhan retakan. Tegangan yang dijembatani dihasilkan oleh berbagai proses mikro, seperti interlocking gesekan,

(16)

 Dalam memperoleh keunggulan maksimum dari fiber sebagai penguat diperlukan penyusunan secara

paralel terhadap arah tegangan yang akan diberian.

 Bila sudut fiber dan tegangan tidak paralel dalam penyusunannya, kekuatan dan ketangguhan

patahan dari komposit akan menurun dengan cepat.

 Penurunan kekuatan mencapai nilai minimum pada saat arah tegangan yang bekerja pada komposit

tegak lurus dengan arah fiber.

 Meskipun CMC yang diperkuat fiber memberikan hasil yang baik, mekanisme patahannya sangat berbeda dari material gelas, gelas-keramik dan keramik.

(17)

Pada kurva tegangan dan regangan CMC yang diperkuat fiber ada tiga (3) daerah yang berbeda seperti pada Gambar 3, yaitu:

Daerah pertama, adalah daerah penambahan regangan linier seiring penambahan tegangan. Aplikasi siklus pada komposit di daerah ini akan menghasilkan

kelelahan minimal.

Daerah kedua berawal pada saat tingkat tegangan mendekati nilai regangan ultimat dari matriks yang tidak diperkuat. Siklus kelenturan pada daerah ini menyebabkan kelelahan komposit. Derajat penuaan CMC sebanding dengan rasio siklus tegangan terhadap kekuatan ultimat komposit. Kemampuan siklus dari CMC yang diperkuat fiber   pada daerah kedua ini merupakan ukuran intrinsik “toleransi kerusakan” material ini.

Daerah ketiga berawal dari titik kekuatan ultimat komposit. Titik awal daerah ini merupakan patahan dari fiber penguatnya.

Gambar 3. Grafik hubungan stress-strain

untuk CMC yang diperkuat dengan fiber 

(18)
(19)

 CMC yang diperkuat oleh partikulat isotropik dapat memberikan

sifat mateial yang baik dan isotropik secara 3 dimensi.

1. Material seperti ini memiliki kekuatan tarik, kelenturan dan

ketangguhan patahan yang lebih rendah dibandingkan dengan CMC yang diperkuat dengan fiber kontinu.

2. Karakteristik mekanik dari CMC yang mengandung patikulat,

berasal dari interaksi antara material penguat dengan material matriks.

3. Pada komposit yang mengandung partikulat, terjadi interaksi

kimia dan perubahan pada koefisien muai termal antara matriks dan fillernya. Sedangkan mekanisme patahan CMC yang diperkuat menggunakan partikulat umumnya serupa dengan matriksnya dibandingkan CMC yang diperkuat fiber kontinu.

(20)

Gambar 4. Grafik hubungan stress-strain untuk CMC yang diperkuat dengan partikulat.

(21)

Pada CMC diperkuat partikulat sangat menjanjikan untuk 

pengembangan komposit dengan biaya yang rendah. Produk yang dihasilkanpun menarik secara komersil karena biaya yang efektif

dan secara teknis mempunyai kehandalan yang tinggi. CMC inipun sangat luas penggunaannya baik untuk industri ataupun domestik.

(22)

 Pada komposit fasa nano keramik dapat dibagi dua kelompok berdasarkan ukuran butir dari matriks-nya: 1) matriks dengan ukuran mikrometer dan 2) matriks dengan ukuran nanometer.

Kelompok pertama

 adalah matriks dengan ukuran mikrometer yang

mendispersi fasa kedua yang ukurannya nanometer.  Fasa kedua sangat mempengaruhi mikrostruktur 

komposit dan sifat-sifatnya. Klasifikasi dari distribusi

fasa kedua didalam matriks dapat bagi menjadi tiga bagian yaitu, intragranular, intergranular dan

(23)

Kelompok kedua

dari kompost fasa nano keramik merupakan

komposit dengan matriks yang nanokristalin,

dikenal juga sebagai keramik nano, dimana

ukuran butir dari matriks dibawah 100nm.

Jenis mikrostruktur nano-nano akan terbentuk

bila fasa kedua juga dalam ukuran nano.

Keramik nano menunjukkan sifat-sifat yang

menjanjikan dalam mekanisme deformasi bila

ukuran butir diperkecil mendekati 100 nm.

Keramik nano menunjukkan juga ketangguhan

yang tinggi, dimana mekanisme ketangguhan

yang terbaru disebut Ferroelectric Domain

Switching, yang berbeda dari jenis komposit

keramik mikro-nano.

(24)

 Komposit mikro-nano awalnya menggunakan

material penguat yang keras dan terdispersi kuat, seperti Si3C,Si3N4,TiC dan lainnya, dimana tujuan utamanya adalah meningkatkan sifat mekanik.  Namun kini, peningkatan kekuatan patahan juga

dapat dicapai dengan menambahkan material penguat baik yang lunak dan terdispersi lemah seperti logam, grafit dan h-BN.

 Densitas, mikrostruktur dan sifat mekanik dari

material penguat partikulet yang berukuran nano dalam komposit nano sangat dipengaruhi oleh fraksi volum dari partikulat dan kondisi sintering.

 Pada keramik jenis nano-nano, material nano kristalin sebagai matriks dan fasa penguat

memberikanpeningkatan pada sifat mekanik  komposit.

(25)

Conventional mixing and pressing

Problems: 1. nonuniform mixing

2. low volume fraction of reinforcement

(26)

 Teknik densifikasi komposit akan berbeda untuk  tiap-tiap jenis penguat pada komposit.

Tabel 3. Teknik densifikasi untuk komposit matriks kemarik.

Ket:

HAP (hot atmospheric pressure processing) : proses panas dengan tekanan atmosfer  HUP (hot uniaxial pressure processing) : proses panas dengan tekanan uniaxial HIP (hot isostatic pressure processing) : proses panas dengan tekanan isostatik 

(27)

 Pembuatan komposit yang mengandung partikulat sering menggunakan tekanan atmosfer. Material

penguat yang terarah akan meningkatkan densifikasi pada komposit yang diperlukan dalam optimasi sifat-sifat mekanik.

 Sedangkan untuk meminimalisasi porositas komposit dengan penguat whisker dan fiber kontinu dengan matriks yang dibuat dari serbuk, sangat diperlukan prosedur penekanan panas.

 Sintering dengan tekanan atmosfer seringkali digunakan dalam pembuatan komposit yang mengandung platelet yang jumlahnya rendah, sedangkan untuk memperoleh komposit dengan

porositas yang rendah pada platelet dengan jumlah yang tinggi, pembuatannya dapat menggunakan prosedur dengan penekanan panas.

(28)

 Matriks dari serbuk dengan penguat fiber kontinu dapat dibuat

dengan berbagai teknik seperti penekanan, slip-casting, ekstrusi dan tape-casting.

 Pembuatan berbagai bentuk mulai dari bentuk pelat hingga

bentuk yang kompleks dapat diperoleh melalui prosedur  sintering dengan tekanan atmosfer pada komposit dengan penguat partikulat.

 Bentuk produk kompleks yang dapat dipenuhi sangat terbatas

pada komposit dengan penguat whisker dan fiber dengan matriks dari serbuk dengan penekanan panas unidirectional.

 Pembuatan produk dengan bentuk yang kompleks dari serbuk 

sangat memerlukan penggunaan penekantan panas isostatik.

 Tingginya biaya proses penekanan panas dalam pembuatan

(29)

 Susunan ion sederhana dalam ikatan

padatan secara ionik ditentukan oleh

faktor-faktor berikut:

Ukuran relatif ion-ion pada padatan ionik.

(30)
(31)
(32)

Structural defects (cacat):

(1) surface crack 

(2) voids/kekosongan (porosity)

(3) inclusions

Gambar

Gambar 2. Defleksi retakan oleh partikel terdispersi akibat
Gambar 4. Grafik hubungan stress-strain untuk CMC yang diperkuat dengan partikulat.
Tabel 3. Teknik densifikasi untuk komposit matriks kemarik.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pembelajaran yang selama ini umum digunakan pada PAUD untuk memberikan pelajaran tentang cara cepat membaca dan berhitung, melalui konvensional yaitu dengan

Tahap awal yang dilakukan adalah pemilihan salah satu tipe kurva pada Gambar 1 yang digunakan metode empiris pengurangan luas untuk mengestimasi pengurangan kapasitas waduk akibat

Kami dari meja Pimpinan mengapresiasi atas semuanya itu, dan kepada Sekretariat Jenderal sebagaimana tadi yang diamanatkan mohon daripada laporan tadi, baik yang

Peneliti dari penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa pelaksanaan telemarketing yang telah mencapai tujuan utama (baris) dengan cara merebut pasar sasaran

Peserta Workshop Kering “Tatalaksana TB yang sulit & Penerapan ISTC” pada Kongres Nasional PAPDI XIV Hotel Indonesia Kempinski, Grand Hyatt & Hotel Sahid

lbltinggi.Visible = True lblhasil.Visible = True lbljenis.Visible = True txttinggi.Visible = True txthasil.Visible = True pria.Visible = True wanita.Visible = True

Baik data hasil survey (data 5 observasi) maupun data olahan (data 6 observasi) dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis semua indikator, dimensi maupun