1
1
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN NutrisiNutrisi adalah adalah ikatan ikatan kimia yang kimia yang yang diperlukan yang diperlukan tubuh untuk tubuh untuk melakukanmelakukan
fungsinya yaitu membentuk energi, membangun dan memelihara jaringan, serta fungsinya yaitu membentuk energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
menga
mengatur tur proses-proses-proses kehidupaproses kehidupan. n. NutrisNutrisi i adalah proses adalah proses dimandimana a tubutubuh h manusmanusiaia
meng
menggunakgunakan an makanmakanan an untuk untuk membmembentuk entuk energenergi, i, mempermempertahantahankan kan kesehakesehatan,tan,
pertumbuhan dan
pertumbuhan dan untuk untuk berlangsungnya berlangsungnya fungsi fungsi normal normal setiap setiap organ dan organ dan jaringanjaringan
tubuh. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh tubuh. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh
se
sertrta a fafaktktoror-f-fakaktotor r yyanang g memempmpenengagaruruhihinynya. a. SeSecacara ra umumum um fafaktktor or yayangng
mem
mempenpengargaruhi uhi kebkebutuutuhan han nutnutrisi risi adaadalah lah fakfaktor tor fisifisioloologis gis untuntuk uk kebkebutuutuhanhan
me
metatabobolislisme me babasalsal, , fafaktktor or papatotolologigis s sepsepererti ti adadanyanya a pepenynyakakit it tetertertentntu u yayangng
men
menganganggu ggu penpencerncernaan aan atau atau menmeningingkatkatkan kan kebkebutuutuhan han nutnutrisirisi, , fakfaktor tor sossosio-
io-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi
Nutrisi parenteral parenteral adalah adalah suatu suatu bentuk bentuk pemberian pemberian nutrisi nutrisi yang yang diberikandiberikan
langsu
langsung ng melalumelalui i pembpembuluh darah uluh darah tanpa melalui tanpa melalui saluran pencernaksaluran pencernakan. an. NutrisNutrisii
parenteral
parenteral diberikan diberikan apabila apabila pasien pasien tidak tidak dapat dapat menelan menelan atau atau karena karena sesuatu sesuatu hal,hal,
misalnya
misalnya:: MalfMalformormasi asi KonKongengenital ital IntIntestiestinalnal, , ntnteroerokolkolitis itis NekNekrotrotikaikans, ns, dandan
!istres "espirasi #erat. !istres "espirasi #erat.
Malnutrisi dengan berbagai tingkatan sering terjadi pada pasien di rumah Malnutrisi dengan berbagai tingkatan sering terjadi pada pasien di rumah
sakit. $al ini dapat menekan kekebalan, mempermudah terinfeksi, mengganggu sakit. $al ini dapat menekan kekebalan, mempermudah terinfeksi, mengganggu
proses
proses penyembuhan penyembuhan luka, luka, meningkatkan meningkatkan komplikasi, komplikasi, meningkatkan meningkatkan responrespon
terhadap terapi medis, operasi yang kurang optimal, dan mengarah pada hasil terhadap terapi medis, operasi yang kurang optimal, dan mengarah pada hasil
2
2
klinis yang jelek. #anyak penyakit yang menurunkan nafsu makan, meningkatkan klinis yang jelek. #anyak penyakit yang menurunkan nafsu makan, meningkatkan
kebutuhan nutrisi, menyebabkan obstruksi saluran pencernaan dan infeksi pada kebutuhan nutrisi, menyebabkan obstruksi saluran pencernaan dan infeksi pada
mul
mulut ut sehsehingingga ga makmakan an menmenjadjadi i sulsulit it dan dan menymenyakiakitkatkan.. n.. SelSelain ain itu itu obaobat t dapdapatat
menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian
nut
nutrisi risi secasecara ra parparententeral eral perperlu lu dildilakuakukan kan untuntuk uk menmengatgatasi asi masmasalahalah-ma-masalasalahh
timbulnya malnutrisi pada pasien di rumah sakit. timbulnya malnutrisi pada pasien di rumah sakit.
BAB II BAB II
2
2
klinis yang jelek. #anyak penyakit yang menurunkan nafsu makan, meningkatkan klinis yang jelek. #anyak penyakit yang menurunkan nafsu makan, meningkatkan
kebutuhan nutrisi, menyebabkan obstruksi saluran pencernaan dan infeksi pada kebutuhan nutrisi, menyebabkan obstruksi saluran pencernaan dan infeksi pada
mul
mulut ut sehsehingingga ga makmakan an menmenjadjadi i sulsulit it dan dan menymenyakiakitkatkan.. n.. SelSelain ain itu itu obaobat t dapdapatat
menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian
nut
nutrisi risi secasecara ra parparententeral eral perperlu lu dildilakuakukan kan untuntuk uk menmengatgatasi asi masmasalahalah-ma-masalasalahh
timbulnya malnutrisi pada pasien di rumah sakit. timbulnya malnutrisi pada pasien di rumah sakit.
BAB II BAB II
3
3
PEMBAHASAN PEMBAHASAN
2.1
2.1 NutrNutrisi isi ParentParenteraleral
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
me
membmbenentutuk k enenerergigi, , memmempepertartahahanknkan an kekesehsehatatanan, , pepertrtumumbubuhahan n dadan n ununtutuk k
berlangsungnya
berlangsungnya fungsi fungsi normal normal setiap setiap organ organ dan dan jaringan jaringan tubuh tubuh . . Status Status nutrisinutrisi
normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan
terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh . terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh .
%e
%erdapat & rdapat & pilihapilihan n dalam pemberian nutrisi yaitu diet dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteraloral, nutrisi enteral
dan
dan nutnutrisi risi parparententeraleral. . !ie!iet t oraoral l dibdiberierikan kan kepkepada ada penpenderderita ita yanyang g masimasih h bisbisaa
menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik
antara dokter, ahli gi'i,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak antara dokter, ahli gi'i,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak
bisa
bisa menelan menelan dalam dalam jumlah jumlah cukup, cukup, sedangkan sedangkan fungsi fungsi pencernaan pencernaan dan dan absorbsiabsorbsi
usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi
se
sebbagagiaian n ddan an titidadak k adada a kkonontrtraiainndidikakasi si mmakaka a ddieiet t enenteteraral l ((N) N) haharuruss
dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran
darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan
hormonal dan en'imatik antara traktus gastrointestinal dan liver. hormonal dan en'imatik antara traktus gastrointestinal dan liver.
!i
!iet et enenterteral al memempmpununyayai i efeefek k enenterterototroropipik k titidadak k lalangngsusung ng dedengnganan
menstimulasi hormon usus seperti gastrin, neurotensin enteroglucagon. *astrin menstimulasi hormon usus seperti gastrin, neurotensin enteroglucagon. *astrin
mem
mempunpunyayai i efek efek trotropik pik padpada a lamlambunbung, g, duoduodendenum um dan dan colcolon on sehsehingingga ga dapdapatat
mempe
4
bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (*+%) yang berperan dalam
imunitas mukosa usus.
Nutrisi arenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. ara peneliti
sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian
makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat
yaitu Nutrisi arenteral %otal, namun demikian secara umum dipakai istilah
Nutrisi arenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui
pembuluh darah.Nutrisi parenteral total (%N) diberikan pada penderita dengan
gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi .
emberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan
nutrisi bukan untuk penyebab penyakitnya. Status nutrisi basal dan berat
ringannya penyakit memegang peranan penting dalam menentukan kapan
dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang dengan
malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan
orang-orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi.
asien-pasien dengan kehilangan 'at nutrisi yang jelas seperti pada luka
dan fistula juga sangat rentan terhadap defisit 'at nutrisi sehingga membutuhkan
nutrisi parenteral lebih aal dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan
nutrisinya normal. #erdasarkan cara pemberian Nutrisi arenteral dibagi atas /
0.1.1 Nutrisi arenteral Sentral.
a) !iberikan melalui central venous,bila konsentrasi 2 134 glukosa.
b) Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam aktu singkat
5
c) jika 2 6 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular
access device.
0.1.0 Nutrisi arenteral erifer.
a) N diberikan melalui peripheral vena.
b) N digunakan untuk jangka aktu singkat 7 -8 hari dan ketika pasien
perlu konsentrasi kecil dari karbohidrat dan protein.
c) N digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic
solution.$igh hypertonic solution dapat menyebabkan sclerosis,phlebitis
dan bengkak.
Tabel 1. Respon Oran A!"ir pa#a Malnutrisi
OR$AN TAN$$APAN ANATOMI% TAN$$APAN &ISIOLO$IS
Komposisi tubuh eningkatan pada kompartemen air ekstraseluler, berkurangnya cadangan adiposa, berkurangnya massa tubuh tanpa lemak.
-9antung elebaran (dilatasi) empat ruang: degenerasi athropic dengan nekrosis dan fibrosis:
gangguan myofibrillar.
rolongasi ;%, voltase rendah, bradikardia, hipotensi arteri, penurunan tekanan vena sentral,
konsumsi oksigen, keluaran kardiak, volume stroke, dan kontraktibilitas: intoleransi preload , penurunan kemampuan
merespons obat. aru-paru erubahan‐ perubahan emphysematous, infark
pulmonary, penurunan bersihan
bakteri, atropi otot, penurunan pada massa otot diafragma.
neumonia, penurunan kapasitas residual fungsional, kapasitas vital, dan kapasitas maksimum bernapas, pergerakan hypoxic
atau hypercarbic yang tertekan. Sistem
$ematologi
Kegagalan produksi sel puncak: sintesis eritropoietin yang tertekan: penurunan
kemotaksis MN: penurunan hitung limfosit dengan berkurangnya sel helper T , dan peningkatan sel suppressor T dan killer : penurunan blastogenesis hingga
phytohemagglutinin.
+nemia: anergy: penurunan pembentukan granuloma: respons
yang buruk terhadap kemoterapi: peningkatan laju infeksi.
Sistem *injal embengkakan epitelial: atrophy: kalsifikasi kortikal sedang: penurunan sintesis
eritropoietin.
enurunan laju filtrasi
glomerular dan ketidakmampuan menangani muatan natrium: poliuri: asidosis metabolik.
6
Sistem
*astrointestinal
Kehilangan massa yang tidak proporsional: perubahan-perubahan hypoplastic dan
atropik: penurunan pada tinggi mukosa total.
+ktivitas en'imatik yang tertekan: aktu transit yang memendek: motilitas yang buruk: kecenderungan pertumbuhan bakteri yang berlebihan:
maldigesti dan malabsorpsi. $ati Kehilangan massa dan akumulasi lemak
periportal.
enurunan sintesis protein visceral : aktivitas mikrosomal yang tertekan: hepatik yang tidak memadai.
ankreas <ibrosis dan acinar atrophy. %idak memadainya pankreatik eksokrin.
Sistem Imun enurunan total hitung limfosit, =!6>, =!?>, dan T ‐helper / rasio suppresor, sekresi
imunoglobulin, dan komplemen Serum.
enurunan delayed cutaneous hypersensitivity, transformasi limfosit, respons leukosit MN (fagositosis, metabolisme, kapasitas bakteri, kemotaksis).
%iga tipe dari malnutrisi protein-kalori adalah marasmus, kashiorkor,
dan campuran marasmus-kashiorkor. @besitas juga dapat dianggap sebagai
bentuk malnutrisi protein-kalori yang diakibatkan dari asupan mikronutrien
yang berlebihan daripada defisiensi. Sebagai tambahan, anorexia nervosa dan
bulimia merupakan kelainan makan yang dapat mengakibatkan konsekuensi
medis yang serius, salah satunya adalah malnutrisi.
1. Maramus.
Marasmus adalah kondisi kronik akibat dari defisiensi dalam asupan
energi total. Kekurangan baik protein somatik (yaitu otot rangka) dan
cadangan adiposa dapat diamati, tetapi produksi protein visceral
(misalnya/ serum albumin dan konsentrasi transferrin) dipertahankan. ada
marasmus yang parah, kekebalan termediasi sel (cell-mediated immunity)
dan fungsi otot memburuk. asien dengan penyakit yang secara bertahap
7
penampilan yang kelaparan, cachectic, atau cadaverous (sangat kurus dan
pucat). +mbang penurunan berat badan relatif untuk marasmus adalah
?74 dari berat badan ideal. 0. Kashiorkor.
Kashiokor terjadi akibat defisiensi protein seaktu bayi atau masa
kanak-kanak aal. $al ini umum pada pasien dengan asupan kalori yang
cukup tetapi dengan defisiensi protein relatif. asien-pasien ini seringkali
katabolik, biasanya terjadi setelah trauma, infeksi, atau luka bakar.
Kashiorkor melibatkan deplesi kumpulan protein visceral (dan pada
beberapa tingkatan, somatic), dengan preservasi relatif dari jaringan
adiposa. $ipoalbuminemia dan edema secara klasik dikategorikan sebagai
kashiorkor, yang dapat secara cepat terbentuk sebagai tanggapan
terhadap kehilangan protein selama stress metabolik dan dapat disertai
dengan kerusakan fungsi-fungsi imun. &. =ampuran Maramus-Kashiorkor.
=ampuran marasmus-kashiorkor terjadi pada pasien yang sakit
kronis dan kelaparan yang sedang mengalami stress hipermetabolik. $al
ini dimanifestasikan sebagai berkurangnya sintesis protein visceral yang
ditambahkan kepada penurunan protein somatic dan cadangan energi
(yaitu jaringan adiposa). Kompetensi imun (immunocompetence) menurun,
dan kejadian infeksi meningkat. enyembuhan luka yang buruk diamati
pada pasien-pasien ini. 6. @besitas.
#erlaanan dengan marasmus, kashiorkor, dan campuran
marasmus-kashorkor, obesitas terjadi akibat asupan kalori yang
8
malnutrisi. @besitas tidak dapat digunakan saling menggantikan dengan
istilah kelebihan berat badan (overweight ). #anyak atlit mungkin memiliki
pembentukan otot di atas rata-rata dan memiliki berat lebih dari biasanya
untuk tinggi badan mereka, tetapi mereka tidak memiliki kelebihan lemak.
Seseorang yang kelebihan berat badan akan memiliki body mass index
(#MI) 07.3 hingga 0B.B kgCm0. ada obesitas Kelas 1, #MI individu
berkisar dari &3.3 hingga &6.B, Kelas 0 pada &7.3 hingga &B.B, dan obesitas
ekstrim (Kelas &) didiagnosa ketika #MI lebih besar dari 63 kgCm0.
+pakah obesitas merupakan gejala suatu penyakit atau merupakan
penyakit itu sendiri masih menjadi perdebatan. Namun, obesitas
tampaknya menjadi kelainan kompleks dari selera makan, pengaturan dan
metabolisme energi. Konsekuensinya meliputi penderitaan psikologis dan
sosial sebagaimana komplikasi-komplikasi medis. 7. +noreDia Nervosa dan #ulimia Nervosa.
+noreDia nervosa dan bulimia nervosa merupakan kelainan makan
yang terjadi umumnya pada perempuan.
+noreDia nervosa dikarakterisasikan dengan membuat diri kelaparan,
penurunan berat badan yang ekstrim, gangguan pada bentuk tubuh, dan
rasa takut yang sangat akan gemuk.
#ulimia nervosa dikarakterisasikan dengan makan yang terlalu
banyak, yang biasanya diikuti dengan beberapa bentuk mencahar
(misalnya/ muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan pencahar, atau
tingkah laku berkaitan seperti penggunaan diuretik, penggunaan pil diet,
atau olah raga yang tanpa batas). Mayoritas pasien dengan
kelainan-kelainan ini, yang memiliki beberapa gejala yang saling tumpang tindih,
9
pasien mungkin aalnya datang apakah dengan anoreDia nervosa atau
bulimia nervosa tetapi kemudan berfluktuasi dari satu ke yang lain.
+. !asar enyebab atologi !engan fek-efek Nutrisional.
enyakit akut dan kronis mungkin memainkan peran dalam mengubah
asupan atau penggunaan nutrien. Malnutrisi jarang terjadi sebagai keadaan
penyakit yang terisolasi, biasanya ditemukan pada pasien dengan
penyakit- penyakit lain yang telah ada sebelumnya (%abel 1). Keadaan-keadaan
penyakit yang spesifik terhadap anak-anak dapat menempatkan anak pada
resiko tinggi defisiensi malnutrisi (%abel 0 dan %abel &).
Tabel. 2 De'isiensi Mi!ronutrien
De'isiensi Mi!ronutrien
Tan#a %linis Te(uan‐Te(uan ob)e!ti'
)an (en#u!un Eitamin + Kulit kering, pecah‐ pecah, dan bersisik:
$iperkeratosis folikuler (kulit kering, kasar): Bitot’s spots (plak berbusa pada mata):
Ferophthalmia (mata kering): Keratomalacia (kornea melunak): G"abun senjaH.
"asio %riene atau tetraene 23.6 dan enurunan retinol plasma.
Eitamin #-kompleks
Kulit kering, pecah‐ pecah, dan bersisik:
*lossitis (lidah berarna merah daging).
-Eitamin # Nasolabial seborrhea:
"uam pada kening seperti jeraat: Angular stomatitis (pecahan berarna
merah pada sisi mulut): eripheral neuropathy: =onvulsive sei'ures: !epresi:
+nemia mikrostik.
enurunan piridoksal dan fosfat:
lasma.
Eitamin # !isorientasi: Irritabilitas.
-Eitamin #1 Nyeri pada betis dan paha:
eripheral neuropathy:
Sindrom Aernicke‐Korsakoff:
*agal jantung kongestif:
10
+sidosis laktik: $iporefleksia: Kekacauan mental. Eitamin #0 Nasolabial seborrhea:
"ed conjunctivae:
=heilosis (pecahan vertikal pada bibir): +ngular stomatitis:
<otofobia, penurunan penglihatan: enyembuhan luka yang memburuk: +nemia normositik.
enurunan "#=: *lutathione: "eductase.
Eitamin #7 idah berarna magenta atau keunguan. -Eitamin #& *lossitis:
ecah‐ pecah pada kulit:
esi pada tangan, kaki, ajah, atau leher ellagrous dermatosis (hiperpigmentasi kulit
karena terpapar sinar matahari): ellagra: eripheral neuropathy: Myelopathy: ncephalopathy: =heilosis: +ngular stomatitis: +trophic papillae.
enurunan triptofan plasma: enurunan urinary N‐methyl:
Nicotinamide.
+sam <olat Konjungtiva pucat sekunder terhadap anemia makrositik.
enurunan asam folat pada serum:
enurunan "#= asam folat: Makrositosis pada
+pusan atau smear "#=. +sam antotenat Sindrom G#urning <eetH:
Kelelahan, keluhan-keluhan seperti Sakit kepala, Insomnia, Muntah dan kram bagian abdominal.
-Eitamin #10 Konjungtiva pucat sekunder terhadap anemia makrositik:
eripheral paresthesias: *lossitis:
*ejala‐gejala saraf tulang belakang.
enurunan #10 plasma: Makrositosis dalam apusan "#=.
Eitamin K etekia dan ekimosis kulit. Aaktu protrombin yang !iperpanjang.
Eitamin = etekia dan ekimosis kulit: *usi berdarah:
<olikel rambut yang menonjol: "ambut yang terpilin:
erdarahan berupa serpihan pada kuku: Nyeri sendi:
enurunan asam askorbat serum:
Selaput‐selaput tulang yang
11
etargi, depresi: Kelemahan otot: Ketombe:
#agian ekstremitas yang rapuh:
erdarahan di baah periosteum dari tulang panjang:
embesaran sambungan costochondral! enghentian osteogenesis tulang panjang. Eitamin %akikardia sekunder terhadap anemia
hemolitik (pada bayi prematur):
ucat ( pallor ) sekunder terhadap anemia hemolitik (pada bayi prematur).
enurunan vitamin serum: eningkatan hemolisis: eroksida, #ukti hemolisis pada apusan darah.
+sam inoleat Kulit kering, pecah‐ pecah, dan bersisik:
$iperkeratosis folikuler: ksema:
"ambut yang kusam, kering, dan jarang: etekia, ekimosis, perdarahan dari
%rombositopenia.
-%riptofan "etakan pada kulit:
esi pada tangan, kaki, muka, atau leher.
-emak Serum !
atau E! yang berlebihan
Fantoma (timbunan kolesterol yang berlebihan).
-Eitamin ! "raniotabes (penipisan dari tabel sebelah dalam tengkorak):
embesaran sambungan costochondral yang jelas terlihat:
enebalan pergelangan tangan dan kaki: "akitis (rickets): %etani: @steomalasia: enurunan 07-@$‐vitamin !: eningkatan alkaline hosphatase: enurunan kalsium: enurunan fosfor:
Selaput‐selaput tulang yang
panjang.
Kalsium @steoporosis:
@steomalasia.
enurunan kadar kalsium dalam serum:
Selaput‐selaput tulang yang
panjang. %embaga erubahan arna rambut:
"ambut yang terpilih:
Konjungtiva pucat sekunder terhadap anemia makrositik, anemia hipokromik: esi skeletal J osteoporosis:
ucat sekunder terhadap anemia: Sideroblastik:
Neutropenia: !ermatitis: +noreksia:
eningkatan kolesterol serum: enurunan tembaga dalam serum:
erubahan selaput mirip dengan ketombe.
12
!iare:
Kemunduran mental.
Kromium Intoleran terhadap glukosa: Neuropati periferal:
+taksia:
eningkatan kadar asam lemak bebas: enurunan tingkat respiratori:
enggunaan protein yang memburuk.
enurunan kromium serum.
odium *ondok hipotiroid:
elemahan neuromuskular: elemahan kognitif:
enurunan kesuburan: Kretinisme:
embesaran tiroid (gondok) dan miksedema.
enurunan total yodium serum seperti organik dan yodium terikat protein.
#esi Konjungtiva pucat sekunder terhadap anemia makrositik, anemia hipokromik: #oilonychia (kuku yang rapuh, runcing, atau berbentuk sendok):
%akikardia sekunder terhadap anemia: Kelelahan: Kelemahan: ucat: *lossitis: Sakit kepala: !isfagia: +tropi gastrik: aresthesias.
enurunan besi dalam serum: peningkatan kapasitas:
pengikatan besi total.
Magnesium %remor, spasme: Irritabilitas:
Kurangnya koordinasi, konvulsi.
enurunan magnesium dan serum.
Mangan Mual, muntah:
!ermatitis, perubahan arna pada rambut: $ipokolesterolemia:
"etardasi pertumbuhan:
Metabolisme karbohidrat dan protein yang tidak sempurna.
enurunan mangan serum.
Molibdenum %akikardia:
%akipnea:
erubahan status mental: erubahan penglihatan: Sakit kepala:
Mual, muntah.
enurunan molibdenum serum.
Kalium @tot yang nyeri, lemah, atau sakit. enurunan kalium serum. Selenium Kelemahan otot dan rasa nyeri (paha):
Kardiomiopati.
13
Natrium !iare: Kelemahan: Kebingungan mental: Mual: etargi: Kejang otot.enurunan natrium serum.
Seng "ambut yang kusam, kering, dan jarang alopesia: arakeratosis: $epatosplenomegali: $ipogonadisme: +noreksia: $ipogeusia: !iare: +pati: !epresi.
enurunan seng serum.
eboh !ari Satu Nutrien
$ipertropi papilar pada lidah.
-Tabel *. %ebutu"an Ma!ronutrien Untu! Oran De+asa
Nutrien %ebutu"anHarian
Eneri
Sehat, status nutrisi normal:
Kekurangan nutrisi atau stress ringan secara metabolik: Sakit kritis, hipermetabolik:
uka bakar mayor.
L07 kcalCkg L&3 kcalCkg L&3‐&7 kcalCkg
63> kcalCkg Protein
Kebutuhan harian yang direkomendasikan stress rendah: emeliharaan:
+nabolik:
Stress hipermetabolik: *agal ginjal anpa dialisis: !engan dialisis:
Kegagalan sistem hepatik parah.
3.?‐1.3 gramCkg 1.3‐1.0 gramCkg 1.&‐1.8 gramCkg 1.7‐0.7 gramCkg 3.‐1.3 gramCkg 1.0‐0.8 gramCkg 3.7‐1.7 gramCkg ,airan
Sehat, status nutrisi normal:
!emam, keringat berlebihan, hipotiroidisme, muntah, diare, keluaran fistula yang tinggi:
*agal ginjal, gagal jantung kongestif, hipoproteinemia.
&3 mCkg atau 1 mCkcal kebutuhan cairan
kebutuhan cairan
14
engkajian nutrisional didefinisikan oleh American $ociety of %nteral
and arenteral &utrition sebagai Gevaluasi komprehensif untuk
mendefinisikan status nutrisi, termasuk riayat medis, riayat diet,
pemeriksaan fisik, pengukuran-pengukuran anthropometric dan data-data
laboratorium.H %ujuan-tujuan dari pangkajian nutrisional yaitu /
'. Menyediakan data untuk mendesain rencana asuhan nutrisional yang akan
mencegah dan atau mengurangi terbentuknya malnutrisi,
(. menciptakan data patokan aal untuk mengevaluasi keberhasilan asuhan
nutrisional, dan
). untuk mengidentifikasi individu-individu yang kurang teraat atau berada
pada resiko terbentuknya malnutrisi.
angkah pertama dalam mengevaluasi status nutrisional seorang pasien
adalah penapisan ( screening ) untuk menentukan apakah terdapat potensi
untuk resiko nutrisional. enapisan nutrisional yang minimum melibatkan
pengambilan riayat kesehatan sehubungan dengan kondisi-kondisi yang
mungkin mengganggu dengan asupan makanan yang cukup, pengukuran
tinggi dan berat, dan tes-tes laboratorium rutin. %abel 6 menggambarkan
tanda dan gejala-gejala spesifik dari pasien yang mungkin berada pada resiko
tinggi untuk malnutrisi. enggunaan form standard dapat meminimalisir
aktu yang diperlukan bagi anda untuk melengkapi suatu penapisan
nutrisional. engkajian nutrisional yang komprehensif direkomendasikan
untuk semua individu dengan faktor-faktor resiko nutrisional yang
terkonfirmasi. engkajian komprehensif seperti itu berkembang melebihi
informasi yang terkumpul selama penapisan dan meliputi riayati diet dan
15
anthropometrical, dan tes-tes laboratorium. %ingkatan pengkajian nutrisional
ini tidak secara rutin dilakukan oleh farmasis, akan tetapi hasil umumnya
diterjemahkan oleh farmasis rumah sakit dalam pelayanan nutrisional.
engkajian diet yang lengkap terbentuk dari empat tahapan yaitu /
1. pengukuran konsumsi makanan,
0. kalkulasi kandungan nutrien dari makanan yang dimakan, &. pengkajian dari asupan yang diabsorpsi, dan
6. evaluasi asupan nutrien dalam hubungan dengan
rekomendasi-rekomendasi.
!ua tahapan terakhir paling baik diserahkan kepada ahli diet atau spesialis
nutrisi yang telah disertifikasi oleh badan.
Tabel -. Tan#a #an $eala‐$eala )an Menin#i!asi!an Pasien Bera#a pa#a
Resi!o Malnutrisi
Populasi Pasien Situasi‐Situasi #enan Resi!o Tini
!easa +nemia:
!iabetes mellitus: @besitas:
$iperlipidemia. Aanita hamil, pasca
melahirkan, dan menyusui
Osia 518 tahun
Kehilangan ekonomi:
Kelainan‐kelainan makan, praktek ‐ praktek diet yang tidak
sehat, vegetarian:
!alam diet khusus untuk penyakit sistemik: $iperemesis gravidarum:
reeklampsia:
Kehamilan lebih dari satu: erokok berat:
Eegetarian:
enyalahgunaan alkohol: +nemia defisiensi besi:
#erat badan 5?74 dari yang dianjurkan untuk tinggi badan:
enurunan berat badan yang drastis:
eningkatan berat badan yang rendah dengan kehamilan berakibat berat lahir bayi yang rendah:
16
Kehamilan selama menyusui. +nak ‐anak (bayi hingga usia
sekolah)
@besitas:
Kegagalan bertahan: +nak ‐anak vegetarian:
+lergi makanan yang lebih dari satu: @rang tua dengan kelainan makan: enyakit tertentu (%abel 1).
"emaja Kelainan‐kelainan makan:
@besitas: Eegetarian: "emaja hamil.
ansia Skala mengukur:
Kesedihan: Kolesterol: +lbumin:
enurunan berat badan: ermasalahan makan:
#elanja dan penyiapan makanan: Skala menentukan penyakit: Kurang makan:
*igi yang tanggal atau nyeri pada mulut: Kesulitan ekonomi:
#erkurangnya kontak sosial: engobatanCobat‐obatan:
enurunanCpeningkatan berat badan yang mendadak: Membutuhkan bantuan dalam asuhan pribadi Osia 2?3 tahun.
=. Informasi @byektif 1. emeriksaan *isik
emeriksaan fisik yang terfokus untuk pengkajian nutrisional harus
berkonsentrasi pada mengukur massa tubuh tanpa lemak dan distribusi
jaringan adiposa sebagaimana juga dengan temuan-temuan fisik dari
defisiensi vitamin, mineral runut, dan asam lemak esensial.
%emuan-temuan fisik umum yang mengarahkan kepada malnutrisi meliputi pucat,
edema, kakeksia, obesitas, asitesCbusung, dan dehidrasi. (. engukuran-engukuran Antropometrik
engukuran-pengukuran antropometrik adalah pengukuran kasar dari
17
tubuh. #obot, tinggi, dan rasio bobot-tinggi merupakan yang paling sering
digunakan untuk mengkaji pertumbuhan. Okuran-ukuran tambahan untuk
pertumbuhan meliputi lingkar kepala sebagaimana juga dengan panjang
posisi telentang dan berdiri (pada anak-anak), tinggi lutut, dan lebar siku
dan indeks rangka (yaitu ukuran rangka tubuh). ). Bobot
valuasi bobot badan merupakan langkah aal dalam pengkajian
antropometrik orang deasa. Sebagai tambahan, setiap tanda-tanda edema
yang terlihat harus direkam untuk membantu mengkaji status cairan
pasien.
#erat #adan Ideal erhitungan dan enilaian persamaan,
ria / I#A (kg) P 73 kg > Q0,& R (inci lebih dari 7 kaki)
Aanita/ I#A (kg) P 67,7 kg > Q0,& R (inci lebih dari 7 kaki)
+nak-anak (1-1? tahun)/ I#A (kg) P Q(tinggi dalam cm) 0 R 1,7 C 1333
#erat badan disesuaikan untuk obesitas P Q(+#A -I#A) R 3,07 > I#A
+. Body ,ass ndex
#ody Mass IndeD (#MI) merupakan cara alternatif untuk
menentukan kesesuaian rasio bobot / tinggi seorang individu. #MI
mungkin lebih obyektif dalam keadaan obesitas, tetapi tidak dapat
membedakan antara bobot berlebih yang diproduksi oleh jaringan adiposa,
muskularitas, atau edema. #MI dapat dikalkulasikan dengan membagi
18
. Tinggi
%inggi (atau peraakan) umumnya diukur dalam posisi berdiri untuk
anak-anak berusia lebih dari 0 tahun dan orang deasa. /. 0ebar $iku
engukuran lebar siku dapat digunakan sebagai indeks dari ukuran
rangka. %eknik pengukuran lebar siku yaitu /
• #erdiri di depan subyek
• +ngkat tangan kanan subyek ke depan ke posisi horisontal
• %ekuk siku subyek sebesar B3 derajat, dengan bagian belakang tangan
19
• %emukan lokasi epikondilus lateral dan medikal dari tulang lengan
atasChumeri.
%empatkan bilah-bilah dari jangka sorong berbilah datar pada
epikondilus, dengan bilah-bilah menunjuk ke atas untuk membagi dua
sudut tepat yang terbentuk pada siku yakni /
• #aca jarak antara kondilus
• "ekam pengukuran (cm) hingga milimeter terdekat • #andingkan nilai dengan yang normal
Ontuk laki-laki, lebar siku normal berkisar mulai dari kurang dari .
hingga .8 cm untuk rangka yang kecil, .8 hingga ?.1 cm untuk rangka
sedang, dan mulai dari 8.? hingga ?.1 cm atau lebih untuk rangka yang
besar. Ontuk perempuan, lebar siku normal berkisar dari kurang dari 7.
hingga 7.? cm untuk rangka yang kecil, 7.8 hingga 8.1 cm untuk rangka
medium, dan dari . hingga 8.0 cm atau lebih untuk rangka besar. 1. #etebalan 0ipatan #ulit
Kebalikan dari pengukuran-pengukuran antropometrikal
pertumbuhan yang telah didiskusikan sebelumnya, pengukuran ketebalan
lipatan kulit memberikan perkiraan cadangan lemak tubuh. ipatan kulit
yang dapat diukur untuk pengkajian nutrisional meliputi bisep, trisep,
lipatan subkapsular dan suprailiak. Kemudahan diakses cenderung
membuat triceps skinfold (%S<) menjadi metode yang paling umum
digunakan dalam menentukan lemak subkutan. %eknik pengukuran %S< yakni /
• Olurkan tangan pasien sehingga menggantung bebas pada sisi mereka • %emukan lokasi dan tandai ujung dari proses akromion belikat pada
20
• Okur jarak antara kedua titik tersebut menggunakan pita pengukur, dan
tandai titik tengahnya dengan pena lunak atau pensil yang tidak dapat
dihapus
• *enggam lipatan vertikal kulit, termasuk lemak tersembunyi, 1 cm di
atas titik tengah yang telah ditandai menggunakan ibu jari dan jari
tengah anda
• erlahan tarik lipatan kulit dari jaringan otot yang tersembunyi
• %empatkan rahang jangka pada sudut yang benar, tepat pada titik tengah
yang telah ditandai.
• egang lipatan kulit antara jari-jari selama pengukuran berlangsung • Olangi pengukuran sebanyak tiga kali, kemudian hitung rata-rata hasil • "ekam proses pengukuran hingga ketelitian 7 mm (3.7 cm)
• #andingkan hasil pengukuran-pengukuran yang dilakukan pada
seseorang dengan standard untuk usia dan jenis kelamin. 2. 0ingkar 0engan Bagian Tengah Atas
ingkar lengan bagian tengah-atas merupakan ukuran dari jaringan
subkutan dan otot rangka. engukuran-pengukuran ini harus diambil
dengan sebuah pita fleksibel, tidak meregang terbuat dari kaca serat
( fiberglass) atau baja: sebagai alternatif, pita dengan insersi kaca serat
dapat digunakan.
!. engukuran-pengukuran aboratorium
emeriksaan melalui laboratorium atau biokimia terutama digunakan
untuk mendeteksi defisiensi-defisiensi nutrisional yang belum menyebabkan
gejala-gejala (yaitu defisiensi-defisiensi subklinis) atau untuk
mengkonfirmasi temuan-temuan subyektif saat ini. engkajian biokimia dari
status nutrisional dapat meliputi status protein serum, penunjuk-penunjuk
hematologis, status besi, status mineral, status vitamin, dan status lemak.
21
nilai-nilai acuan. +kan tetapi, ketika menginterpretasikan nilai-nilai
abnormal, selalu kecualikan kemungkinan kesalahan laboratorium atau s
ebab-sebab lain nilai abnormal
&a!tor‐&a!tor )an Dapat Me(penaru"i Tes‐Tes Bio!i(ia
"egulasi homeostatis Eariasi diurnal Kontaminasi sampel Keadaan fisiologis Infeksi‐infeksi Status hormonal atihan fisik
Osia, jenis kelamin, dan kelompok etnis +supan diet baru‐ baru ini
$emolisis (untuk serumCplasma) @bat‐obatan
Keadaan penyakit
Interaksi‐interaksi nutrien
Stress terkait inflamasi enurunan berat badan
rosedur ‐ prosedur pengambilan dan koleksi sampel
+kurasi dan presisi metode analitik
Sensitivitas dan spesifisitas metode analitik
'. $tatus rotein
Mayoritas protein tubuh terkonsentrasi dalam otot rangka (yaitu pool
atau kumpulan protein somatik), dengan selebihnya dalam kumpulan
protein viseral. rotein viseral ditemukan dalam protein-protein serum,
eritrosit, granulosit, limfosit, hati, ginjal, pankreas, dan jantung.
Okuran-ukuran status protein viseral merupakan yang paling umum diperoleh, dan
ini meliputi protein serum total, albumin, transferin, protein pengikat
retinol (retinol-binding protein), prealbumin, fibronektin, dan
penunjuk-22
penunjuk pengkajian yang paling sering digunakan dan palng baik
dilakukan untuk memonitor perubahan-perubahan jangka panjang dalam
status nutrisional. Okuran-ukuran protein pengikat retinol dan pre-albumin
dalam serum lebih baik digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan
jangka pendek dalam status protein viseral, karena mereka memiliki total
kumpulan tubuh yang kecil, aktu paruh yang lebih pendek, dan
spesifisitas yang relatif tinggi. Somatomedin = atau faktor pertumbuhan I
serupa insulin bahkan lebih sensitif untuk perubahan-perubahan akut
dalam status protein. Okuran yang paling umum dilakukan untuk mengkaji
status protein somatik didasarkan pada kadar kreatinin. Kreatinin
diekskresikan dalam bentuk tidak berubah dalam urin sebagai produk
sampingan dari metabolisme kreatin. Kreatin utamanya terkonsentrasi
dalam otot tubuh. Indeks tinggi-kreatininCcreatinine-height index (=$I),
yang dapat dikalkulasikan setelah pengambilan sampel urin 06 jam, adalah
persentase baha ukuran kreatinin 06 jam aktual merepresentasikan nilai
yang diharapkan yaitu /
=$I P (ekskresi kreatinin 06 jam aktual C ekskresi kreatinin 06 jam ideal) D
1334
Namun, ekskresi kreatinin ideal untuk deasa bervariasi menurut
tinggi. Semakin rendah =$I, semakin parah deplesi protein somatik.
!isfungsi ginjal, dehidrasi, asupan diet protein yang tinggi, penggunaan
steroid, usia, stress, akurasi pengambilan 06 jam, dan kesesuaian dari
standard-standard berat terhadap tinggi yang ideal semuanya dapat
23
subyek. =$I memiliki kegunaan yang terbatas dalam praktek klinis kecuali
untuk memverifikasi keakuratan pengambilan urin 06 jam untuk
keseimbangan nitrogen. enentuan keseimbangan nitrogen juga dapat
digunakan sebagai penanda kecukupan nutrisi yang diberikan.
Katabolisme asam amino menghasilkan penglepasan nitrogen, yang
diekskresikan dalam urin sebagai urea. Konsentrasi urea-nitrogen dalam
urin bergantung pada asupan protein dalam diet, fungsi renal subyek, dan
volume urin. Kisaran normal ekskresi urea-nitrogen urin pada orang sehat
adalah B.& hingga 1.0 gChari. Keseimbangan nitrogen mengindikasikan
perubahan bersih dalam massa protein tubuh total dan, oleh karenanya,
dapat menyediakan bukti untuk menentukan apakah seseorang anabolik
(yaitu keseimbangan nirogen positif) atau katabolik (keseimbangan
nitrogen negatif). Keseimbangan nitrogen dapat dikalkulasikan
menggunakan formula berikut ini /
Keseimbangan rotein P +supan protein (g) C .07 J Orea-nitrogen urin (g)
> 6 g (untuk kehilangan nitrogen nonurea).
%. enanda-penanda 3ematologis
arameter-parameter hematologis yang paling sering digunakan dalam
pengkajian nutrisional termasuk dalam hitung darah lengkap, yang terdiri dari
hemoglobin, hematokrit, hitung sel darah merah, hitung platelet, jumlah dan
jenis sel darah putihCwhite blood cells (A#=: yaitu pembedaan), dan tiga
penanda sel darah merah/ (i) rata-rata volume sel, (ii) rata-rata hemoglobin
sel, dan (iii) rata-rata konsentrasi hemoglobin sel.
%eristimea, dalam pengkajian komprehensif, penanda-penanda seperti
24
penggumpalan darah, dan karakteristik tulang raan juga dapat digunakan.
enanda-penanda yang paling umum diperiksa untuk pengkajian nutrisional
adalah hemoglobin dan hematokrit.
Nilai hemoglobin bervariasi menurut usia, jenis kelamin, dan ras. tnis
+frika-+merika memiliki nilai hemoglobin yang sedikit lebih rendah
dibandingkan etnis Kaukasia. Kadar hemoglobin normal berkisar dari 1&
hingga 1? gCd pada laki-laki dan dari 10 hingga 1 gCd pada perempuan.
Kadar hemoglobin yang meningkat dapat terjadi pada dehidrasi, penurunan
kadar dapat mengindikasikan anemia, perdarahan baru-baru ini, atau
pengenceran yang diakibatkan kelebihan cairan. Nilai hematokrit juga
bervariasi menurut usia dan jenis kelamin. Nilai hematokrit normal berkisar
mulai dari &84 hingga 7&4 pada laki-laki dan dari &4 hingga 64 pada
perempuan. $ematokrit yang meningkat dapat terjadi pada dehidrasi. +kan
tetapi, nilai yang menurun lebih umum, dan dapat terjadi pada beberapa
kondisi, termasuk infeksi kronis, inflamasi kronis, perdarahan, kehamilan,
dan hidrasi berlebihan. '. $tatus Besi
Setelah penapisan terhadap status besi dilakukan menggunakan
penanda-penanda hematologis, pengujian yang lebih spesifik dapat
dilakukan untuk mengisolasi faktor penyebab dari anemia. #esi dalam
serum, kapasitas pengikatan besi tidak jenuh dalam serum, dan ferritin
serum merupakan tes-tes biokimia umum untuk mengkaji status besi
pasien. $itung besi dalam serum mencerminkan jumlah atom besi terikat
pada transferrin. Nilai besi serum normal bervariasi diantara laki-laki (73
25
serum yang rendah dapat dihasilkan dari anemia defisiensi besi, infeksi,
inflamasi, malignansiCkeganasan, dan peningkatan eritropoiesis. Nilai besi
serum yang tinggi dapat dihasilkan dari penurunan eritropoiesis,
hemokromatosis, anemia hemolitik, kerusakan hati akut, absorpsi besi
yang berlebihan dari saluran cerna, transfusi, dan terapi besi. #erkebalikan
dengan konsentrasi besi serum, total kapasitas pengikatan besi lebih
kurang terpengaruh oleh keadaan-keadaan penyakit lain, dan nilai ferritin
serum biasanya rendah hanya pada pasien dengan defisiensi besi. (. $tatus ,ineral
Komponen mineral utama tubuh manusia adalah kalsium, fosfor, dan
magnesium. Mineral-mineral tersebut berfungsi dalam mempertahankan
tulang dan jaringan lunak, dan mereka berfungsi sebagai agen-agen
pengaturan dalam cairan tubuh. Konsentrasi normal dalam serum untuk
kalsium, fosfor, dan magnesium adalah ?.? hingga 13.& mgCd (0.0 hingga
0. mmolC), 0.7 hingga 7 mgCd (3.? hingga 1. mmolC), dan 1. hingga
0.6 mUC (3.? hingga 1.0 mmolC), secara berurutan. Mineral runut
terdapat di tubuh dalam jumlah yang sangat kecil (yaitu GrunutH) dan
umumnya merupakan kurang dari 3.314 massa tubuh.
Aalaupun sebanyak 13 mineral runut telah ditentukan essensial pada
manusia, keadaan defisiensi telah diidentifikasi untuk seng, tembaga,
mangan, selenium, kromium, iodin, molibdenum, dan besi. (%anda-tanda
klinis dari defisiensi mineral dan uji-uji biokimia.
valuasi dari terapi pengobatan pasien memainkan peran penting
dalam mengkaji defisiensi mineral. #anyak pengobatan telah mengubah
26
26
keleb
kelebihan ihan mineralmineral. . !efisie!efisiensi-densi-defisiensi klinis fisiensi klinis minermineral al runut dihasilkanrunut dihasilkan
pada
pada pasien pasien dengan dengan kehilangan kehilangan mineral mineral yang yang abnormal. abnormal. !efisiensi !efisiensi sengseng
seringkali terjadi pada pasien dengan penyakit =rohnVs, sindrom-sindrom seringkali terjadi pada pasien dengan penyakit =rohnVs, sindrom-sindrom
mal
malabsabsorporpsi, si, atau atau kehkehilailangangan n fistfistulaula. . asasien ien dendengan gan keakeadaadaan-kn-keadeadaanaan
malabsorpsi, enteropathi kehilangan protein, atau sindrom nefrotik dapat malabsorpsi, enteropathi kehilangan protein, atau sindrom nefrotik dapat
mem
memberi beri keckecendenderuerungangan n terhterhadaadap p defdefisieisiensi nsi tembtembagaaga. . $am$ampir pir samsamaa
dengan itu, defisiensi molibdenum dapat terjadi pada pasien-pasien dengan dengan itu, defisiensi molibdenum dapat terjadi pada pasien-pasien dengan
keh
kehilailangangan n yanyang g berlberlebiebihan han melamelalui lui traktraktus tus gasgastrotrointintestiestinal nal (mi(misalnsalnyaya
denga
dengan sindron sindromm short short bowel bowel ). Nutrisi jangka panjang secara enteral dan). Nutrisi jangka panjang secara enteral dan
parenteral memberi pasienJpasien kecenderungan terhadap defisiensi seng, parenteral memberi pasienJpasien kecenderungan terhadap defisiensi seng,
tembaga, kromium, mangan, selenium, dan atau
tembaga, kromium, mangan, selenium, dan atau molibdenum.molibdenum. ).
). $$tatatutus vs vititaamiminn St
Statatus us vivitatamimin n adadalalah ah kekeseseimimbabangngan an anantatara ra pepenynyedediaiaan an dadann
kebutuhan vitamin pada pasien tertentu pada suatu titik tertentu dalam kebutuhan vitamin pada pasien tertentu pada suatu titik tertentu dalam
aktu. !efisiensi vitamin adalah kekurangan suatu vitamin relatif terhadap aktu. !efisiensi vitamin adalah kekurangan suatu vitamin relatif terhadap
kebutuhannya dari subyek tertentu. !efisiensi vitamin primer diakibatkan kebutuhannya dari subyek tertentu. !efisiensi vitamin primer diakibatkan
oleh kegagalan untuk mengasup vitamin dalam jumlah yang mencukupi. oleh kegagalan untuk mengasup vitamin dalam jumlah yang mencukupi.
Sebab-sebab potensial dari defisiensi vitamin primer meliputi Sebab-sebab potensial dari defisiensi vitamin primer meliputi
kebiasaan-kebiasaan makanan yang buruk, kemiskinan, ketidaktahuan, kekurangan kebiasaan makanan yang buruk, kemiskinan, ketidaktahuan, kekurangan
makan
makanan an total, total, kekukekurangan makanan-marangan makanan-makanan kaya kanan kaya vitamvitamin, in, anoreanoreksiaksia
(mi
(misalsalnyanya/ / lanlansia sia yanyang g terterpakpaksa sa tintinggaggal l di di rumrumah, ah, paspasienien-pas-pasien ien yanyangg
lem
lemah, ah, oraorang-ng-oraorang ng dendengan gan permpermasalasalahan ahan giggigi), i), tabtabu u dan dan kegkegemaemaranran
sem
semenentatara ra mamakakananan n (m(misisalnalnyaya/ / pupuasaasa), ), dadan n kekeleslesuauan. n. SeSebabaliliknknyaya,,
defisiensi sekunder diakibatkan oleh kegagalan menyerap atau sebaliknya defisiensi sekunder diakibatkan oleh kegagalan menyerap atau sebaliknya
27
27
menggunakan vitamin. Sebab-sebab potensial untuk defisiensi sekunder menggunakan vitamin. Sebab-sebab potensial untuk defisiensi sekunder
mel
melipuiputi ti penpencerncernaan aan yayang ng burburuk uk (mi(misalnsalnya/ya/ achlorhydriaachlorhydria), ), malabsmalabsorpsiorpsi
(mi
(misalsalnya / nya / diadiare, infeksre, infeksi i bakbakteriteri, , opeoperasirasi bariatricbariatric), penggunaan yang), penggunaan yang
dilemahkan (misalnya / terapi
dilemahkan (misalnya / terapi obat), kebutuhan-kebutuhan yang meningkatobat), kebutuhan-kebutuhan yang meningkat
(m
(misisalalnynya/ a/ kekehahamimilalan, n, lalaktktasasi, i, ininfefeksksi, i, pepertrtumumbubuhahan n yyanang g cecepapat)t),,
pengrusakan
pengrusakan vitamin vitamin (misalnya/ (misalnya/ penyimpanan, penyimpanan, proses proses memasak), memasak), dandan
peningkatan
peningkatan ekskresi ekskresi vitamin vitamin (misalnya/ (misalnya/ berkeringat berkeringat secara secara berlebihan,berlebihan,
diuresis, laktasi). diuresis, laktasi).
Serupa dengan defisiensi mineral, tanda-tanda klinis dari sebagian Serupa dengan defisiensi mineral, tanda-tanda klinis dari sebagian
besar
besar defisiensi defisiensi vitamin vitamin tidak tidak terlalu terlalu spesifik. spesifik. #eberapa #eberapa dari dari manifestasimanifestasi
yang paling umum defisiensi vitamin meliputi anemia (misalnya/ vitamin yang paling umum defisiensi vitamin meliputi anemia (misalnya/ vitamin
#, vitamin #10, asam folat), neuropati perifer (misalnya/ vitamin #, #, vitamin #10, asam folat), neuropati perifer (misalnya/ vitamin #,
vit
vitamin amin #10#10), ), perperubaubahanhan-pe-perubrubahaahan n padpada a kulkulit it dan dan memmembrabran n mukmukosaosa
(mi
(misalsalnyanya/ / vitvitamiamin n #0, #0, nianiasin, sin, vitvitamin +, amin +, vitvitamin amin =), =), dan dan perperubaubahan
han-- perubahan
perubahan pada pada formasi formasi atau atau komposisi komposisi tulang tulang (vitamin (vitamin = = dan dan !).!).
!efisie
!efisiensi vitamin + dapat terjadi nsi vitamin + dapat terjadi dengdengan an beragaberagam m perubperubahan pada ahan pada mata,mata,
te
termrmasasukuk Bitot’ Bitot’s s spotsspots, , eDoeDoftalftalmia mia (y(yaituaitu/ / mata mata kerkeringing), ), kerkeratomatomalasalasiaia
(yaitu/ pelembutan kornea), dan rabun senja. (yaitu/ pelembutan kornea), dan rabun senja.
!isk
!iskusiusi-di-diskuskusi si menmengengenai ai stastatus tus nutnutrisirisionaonal l biabiasanysanya a menymenyoroorotiti
presentasi
presentasi dari dari defisiensi: defisiensi: namun, dalam namun, dalam masyarakat masyarakat sadar sadar akan kesehatakan kesehatanan
masa kini, anda juga perlu untuk mengenali presentasi fisik dari kelebihan masa kini, anda juga perlu untuk mengenali presentasi fisik dari kelebihan
vi
vitamtaminin. . EEiitamtamin in + + dadan n ! ! didiananggggap ap mememimililiki ki popotetensnsi i papalinling g bebesasar r
men
menimbimbulkulkan an reakreaksi si berberlalaanan anan ketketika ika dikdikonsonsumsumsi i padpada a kadkadar ar di di ataatass
"!+. Niasin memiliki potensi sedang untuk toksisitas, dan vitamin , "!+. Niasin memiliki potensi sedang untuk toksisitas, dan vitamin ,
28
28
vit
vitamin amin =, =, tiamtiamin, in, ribribofloflaviavin, n, dan dan piripiridokdoksin sin dikdiklasilasifikfikasikasikan an sebsebagaagaii
memiliki potensi toksik rendah. Eitamin-vitamin tersebut dengan toksisitas memiliki potensi toksik rendah. Eitamin-vitamin tersebut dengan toksisitas
yang dapat diabaikan meliputi vitamin K, asam pantotenat, biotin, folat, yang dapat diabaikan meliputi vitamin K, asam pantotenat, biotin, folat,
da
dan n vivitatamimin n #1#10. 0. MeMengngukukur ur kokonsnsenentratrasi si seserurum m dadapapat t memelelengngkakapipi
kon
konfirmfirmasi asi dardari i defdefisieisiensi nsi atau atau kelkelebiebihan han vitvitamiamin. n. 9ug9uga, a, sadsadari ari bahbahaa
interaksi-interaksi dapat terjadi diantara pengobatan dan vitamin-vitamin interaksi-interaksi dapat terjadi diantara pengobatan dan vitamin-vitamin
berbeda
berbeda yang yang dapat dapat berakibat berakibat pada pada penurunan penurunan kemanjuran kemanjuran atauatau
peningkatan efek samping. peningkatan efek samping. +.
+. $tatus 0ipid $tatus 0ipid
engkajian status lipid dalam darah dapat memberikan evaluasi dari engkajian status lipid dalam darah dapat memberikan evaluasi dari
metabolisme lemak. Kolesterol serum total dan tingkat trigliserida serum metabolisme lemak. Kolesterol serum total dan tingkat trigliserida serum
paling
paling umum umum digunakan digunakan untuk untuk menapis menapis status status nutrisional nutrisional sebagaimanasebagaimana
juga resiko kardiovaskular. juga resiko kardiovaskular.
Kolesterol merupakan prekursor untuk sintesis asam empedu dan Kolesterol merupakan prekursor untuk sintesis asam empedu dan
hormon-hormon steroid. Konsentrasi kolesterol normal bervarasi menurut hormon-hormon steroid. Konsentrasi kolesterol normal bervarasi menurut
us
usia ia dadan n jenjenis is kekelamlaminin, , beberkirkisasar r dadari ri 10103 3 hihingngga ga 03033 3 mgmgCdCd. . NiNilailai
kolesterol cenderung meningkat dengan usia dan sedikit lebih rendah pada kolesterol cenderung meningkat dengan usia dan sedikit lebih rendah pada
perempuan
perempuan hingga hingga menopause, menopause, dan dan setelahnya setelahnya melampaui melampaui nilai nilai normalnormal
untuk laki-laki. Sampel darah puasa harus digunakan ketika menentukan untuk laki-laki. Sampel darah puasa harus digunakan ketika menentukan
nilai kolestero
nilai kolesterol l oleh karena oleh karena variasivariasi-varias-variasi i yang luas yang luas (W034(W034) ) diakibdiakibatkanatkan
oleh komposisi asam lemak dan kandungan kolesterol dalam diet. %ingkat oleh komposisi asam lemak dan kandungan kolesterol dalam diet. %ingkat
tri
trigligliseriserida da seruserum m digdigunaunakan kan untuntuk uk menmenapiapis s hiphiperlierlipidpidemiemia a dan dan untuntuk uk
menentukan resiko pasien terhadap pen
menentukan resiko pasien terhadap penyakit arteri koroner. engukuran iniyakit arteri koroner. engukuran ini
juga dapat
juga dapat membantu untuk membantu untuk menentukan jenis menentukan jenis spesifik spesifik dari hiperlipidemiadari hiperlipidemia
yang ada. Konsentrasi trigliserida mencapai tingkat normal deasa pada yang ada. Konsentrasi trigliserida mencapai tingkat normal deasa pada
29
hari ketiga kehidupan, dan secara berangsur-angsur meningkat setelah &3
tahun usia. erempuan cenderung memiliki tingkat trigliserida serum yang
lebih tinggi daripada laki-laki. %ingkat trigliserida normal berkisar dari 13
hingga 1B3 mgCd. asien dengan diabetes mellitus, penyakit ginjal kronis,
dan hiperlipidemia primer tertentu seringkali memiliki tingkat trigliserida
serum yang tinggi.
2.2 Tuuan
+dapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut/
1. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak
memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan
makanan.
0. %otal arenteral Nutrition (%N) digunakan pada pasien dengan luka bakar
yang berat, pancreatitis ,inflammatory boel syndrome, inflammatory boel
disease,ulcerative colitis,acute renal failure,hepatic failure,cardiac disease,
pembedahan dan cancer.
&. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energy.
6. Mempertahankan kebutuhan nutrisi
2.* Pe(berian #ari nutrisi parenteral #i#asar!an atas beberapa #asar
'isiolois/ )a!ni0
1. +pabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya,
30
0. +pabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung
dalam tubuh untuk mengubah protein menjadi karbohidrat.
&. Kebutuhan kalori Kurang lebih 1733 kaloriChari,diperlukan oleh rata-rata
deasa untuk mencegah protein dalam tubuh untuk digunakan.
6. Kebutuhan kalori menigkat terjadi pada pasien dengan penyakit
hipermetabolisme,fever,injury,membutuhkan kalori sampai dengan 13.333
kaloriChari.
7. roses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang
langsung ke dalam system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi
nutrisi yang tepat sesuai toleransi tubuh.
2.- In#i!asi Nutrisi Parenteral
In#i!asi Pe(erian Nutrisi Parenteral pa#a Oran De+asa
1. Ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi melalui saluran pencernaan karena satu atau lebih dari hal berikut/
a. #esarnya reseksi usus kecil/ biasanya pasien dengan kurang dari 133 cm distal ligamentum kecil dari %reit' tanpa kolon, atau kurang dari 73 cm dari usus kecil dengan kolon utuh.
b. Muntah yang hebat ketika pemerian nutrisi enteral selama 8- 16 hari c. !iare yang berat
d. @bstruksi usus
e. <istula *I / Nutrisi parenteral diindikasikan ketika tidak adanya asupan nutrisi selama 7-8 hari bagi yang tidak bisa diberikan nutrisi enteral 0. Kanker / terapi antineoplastic, terapi radiasi , atau $S=%
a. Nutrisi parenteral dapat diberikan untuk pasien malnutrisi berat yang aktif menerima pengobatan antikanker yang tidak bisa diberikan nutrisi enteral
b. Nutrisi parenteral tidak secara rutin diberikan bagi yang gi'i baik maupun yang mengalami malnutrisi selama pasien yang menjalani operasi, kemoterapi dan terapi radiasi
c. Nutrisi parenteral tidak mungkin bermanfaat bagi pasien dengan kanker stadium lanjut yang ganasyaitu pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan. Namun, penggunaannya mungkin lebih hati-hati bagi pasien tertentu yang telah gagal pengujian invasif dan terapi
31
medis memiliki status kinerja yang baik, harapan hidup diperkirakan lebih dari 63 - 3 hari, dengan dukungan sosial dan keuangan yang kuat
&. ankreatitis / Nutrisi parenteral dapat diberikan bagi pasien yang mengalami pankreatitis hebat ketika tidak adanya asupan nutrisi selama 7-8 hari bagi yang tidak bisa diberikan nutrisi enteral. Nutrisi parenteral harus diberikan ketika nutrisi enteral memperparah nyeri abdomen, ascites, atau output fistula
6. eraatan kritis
a. Nutrisi parenteral harus digunakan pada pasien yang kontraindikasi terhadap nutrisi enteral dan tidak memungkinkan mendapatkan asupan gi'i yang memadai selama 7-13 hari
b. Kegagalan organ (hati, ginjal, atau pernapasan)/ Nutrisi parenteral harus digunakan pada pasien yang sedang mengalami katabolisme parah ketika nutrisi enteral tidak dapat diberikan
c. uka bakar, nutrisi parenteral harus digunakan pada pasien yang tidak bisa menerima nutrisi enteral dan tidak memungkinkan mendapatkan asupan gi'i yang memadai
selama 6-7 hari
7. Nutrisi arenteral Sebelum operasi
a. ra operasi/ selama 8-16 hari untuk pasien dengan gi'i buruk hebatyang sedang menjalani operasi besar saluran cerna, jika operasi dapat dengan amanditunda
b. ascaoperasi/ Nutrisi parenteral harus digunakan pada pasien yang dikontraindikasikan nutrisi enteral atau tidak memungkinkan mendapatkan asupan gi'i yang memadai selama8-13 hari
. $iperemesis gravidarum/ ketika nutrisi enteral tidak dapat diberikan
8. *angguan makan/ Nutrisi parenteralharus dipertimbangkan untukpasien dengananoreksianervosa danmalnutrisiparah yang tidak mampuatau tidak dapatmenelannutrisi yang cukup
In#i!asi Pe(erian Nutrisi Parenteral pa#a ana!ana!
1. #ila nutrisi enteral tidak memungkin untuk menyediakan kebutuhan gi'i yang cukup
a. #ayirematurdalam aktu 06-6? jam
b. asien pediatrik lainnya dalam aktu 7-8 hari
0. Ketikasaluran pencernaantidak berfungsiatau tidak dapat digunakan
32
b. Neonatalnecroti'ingenterocolitis
c. enyakit pembengkakan usus yang hebat d. !iare danCatau muntah-muntah
e. enyakit *raft-versus-host f. oskemoterapi
&. #ayi dan anak yang memerlukan oksigenasi membran eDtrakorporeal 6. Kegagalan organ (hati, ginjal, atau pernapasan)/ Nutrisi parenteral harus
digunakan pada pasien anak yang sedang mengalami katabolisme parah ketika nutrisi enteral tidak dapat diberikan.
2. Dasar Pe(berian
emberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomendasikan pada
kondisi-kondisi klinis sebagai berikut /
1) asien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi.
0) asien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat.
&) ankreatitis akut ringan.
6) Kolitis akut.
7) +I!S.
) enyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
8) uka bakar.
34
35
a. ,airan
1. Eolume =airan
9umlah cairan sebanyak 0-0,7 liter per hari sering diberikan melalui nutrisi
parenteral, tetapi kebutuhannya dapat beragam. Sebagai contoh, pada pasien
dengan pengeluaran cairan fistula intestinal dalam jumlah besar, perdarahan,
muntah atau diare, hati dan jantung dan pasien yang mengalami
hipoalbuminaemia (secondary hyperaldosteronism) pembatasan pemberian cairan
perlu dilakukan. asien lanjut usia, pada umumnya membutuhkan cairan dalam
jumlah yang lebih kecil dan pemberian obat secara parenteral merupakan
pemasukan cairan yang cukup berarti.
a. erhitungan Kebutuhan =airan/
9umlah cairan yang diperlukan oleh tubuh dapat diperkirakan dengan
memberikan 1733 ml untuk 03 kg pertama, ditambah dengan 03 ml setiap kg berat
badan berikutnya (lihat rumus dibaah). erkiraan kebutuhan cairan juga dapat
dihitung dengan asumsi kebutuhan &3-&7 ml cairan per kg berat badan per hari.
%ambahan cairan harus diberikan untuk mengganti kehilangan cairan
akibat diare, muntah, nasogastric aspirates, cairan yang dikeluarkan oleh fistula,
dehidrasi (e.g. kadar urea serum terlalu tinggi sehingga tidak sebanding dengan
kreatinin serum), kehilangan darah Bmisalnya pembedahan, luka, trauma) dan
kehilangan cairan lain yang cukup bermakna (misalnya, demam, luka bakar).
b. @smolalitas =airan
@smolalitas menyatakan jumlah partikel (solute) yang dilarutkan dalam
36
hipertonik mengiritasi dinding pembuluh (vessels) dan pada penggunaan infuse
vena perifer sering mengakibatkan inflamasi pembuluh vena (phlebitis) dan oklusi
vena. arutan ini harus diinfuskan secara perlahan-lahan ke dalam pembuluh
darah besar yang aliran darahnya baik. Komplikasi tromboembolik dapat
dikurangi dengan menginfuskan larutan yang osmolalitasnya lebih rendah
(misalnya, volume yang lebih besar, glukosa lebih sedikit, dan lebih banyak lemak
karena emulsi lemak mempunyai osmolalitas yang hamper sama dengan
osmolalitas darah). Sebagai petunjuk, osmolalitas sediaan (campuran) untuk infus
perifer tidak boleh lebih dari 833 J ?33 m@smCkg.
!i lain pihak, osmolalitas larutan nutrisi parenteral sentral kira-kira 0333
m@smolCkg tetapi karena larutan tersebut diencerkan secara cepat dalam vena
sentral, maka risiko tromboplebitis berkurang.
b. Nitroen
asien rata-rata menerima B-16 g nitrogen per hari. 9umlah yang
sesungguhnya dibutuhkan, bagaimanapun tergantung pada situasi klinis dan
derajat malnutrisi. Kebutuhan pasien akan nitrogen kira-kira 3,17-3,& gCkgChari
(1-0 g asam aminoCkgChari) tergantung pada status metaboliknya seperti dibaah ini/
Keadaan Metabolik Nitrogen (g/kg/hari)
Normal 0,17 (0,14-0,20)
Hipermetabolik
5-25% 0,20 (0,17-0,25)
25-50% 0,25 (0,20-0,30)
>50% 0,30 (0,25-0,35)
Kehabisan cadangan 0,30 (0,20-0,40)
37
1. Sesuai dengan table diatas
0. #erdasarkan perhitungan Indeks Massa %ubuh (IM%) yaitu/
IM% P berat badan (kg) C Qtinggi badan (m)0
IMT Interpretasi
< 16 Kekurangan berat badan parah
16-19 Kekurangan berat badan
20-25 Berat badan normal
26-30 Kelebihan berat badan sedikit 31-40 Kelebihan berat badan sedang >40 Kelabihan berat badan parah
5. Eneri %arbo"i#rat #an Le(a!
Kalori adalah unsur yang mutlak harus diberikan cukup. Sumber kalori yang
utama dan harus selalu ada adalah glukosa. @tak dan eritrosit mutlak memerlukan
glukosa ini setiap saat. 9ika tidak tersedia cukup, tubuh melakukan
glukoneogenesis dari substrat lain. Sumber kalori adalh karbohidrat dan lipid.
Kebutuhan kalori secara sederhana dapat diperkirakan dari berat badan.
$oard yn menyerdehanakan perhitungan kalori menjadi/
X 07 kkalCkg##, untuk kondisi tanpa stres
X &3 kkalCkg##, untuk stres ringan
X &7 kkalCkg##, untuk stres sedang
X 63 kkalCkg##, untuk stres berat
Sumber kalori yang utama adalah karbohidrat dan lemak. %etapi bila
kebutuhan N hanya dipenuhi oleh karbohidrat, ada beberapa hal yang harus
38
1. %rombosis
0. Meningkatkan kebutuhan insulin
&. #ahaya hipoglikemia bila infus dekstrose hipertonis dihentikan mendadak
6. Meningkat #M"
7. Meningkatkan produksi =@0
Ontuk mengatasi keadaan ini, setengah sumber kalori nonprotein dapat
digantikan dengan emulsi lemak karena produksi =@0 akan ditekan. 9angan
menggunakan protein sebagai sumber energi, karena protein sangat penting untuk
regenerasi sel dan sintesis protein viseral seperti en'im, albumin dan
imunoglobulin.
#. %arbo"i#rat
4lukosa. *lukosa merupakan sumber karbohidrat selain non-glukosa,
namun glukosa merupakan pilihan yang terbaik, karena non-glukosa (fruktose,
Dylitol, sorbitol, maltose dan oligosakharida) lebih menyebabkan gangguan
metabolik dari pada glukosa. Selain itu glukosa juga lebih dipilih karena,glukosa
merupakan substrat paling fisiologis, secara natural ada dalam darah, banyak
persediaan, murah, dan dapat diberikan dalam berbagai konsentrasi dengan nilai
kalori 6 kkalCg. Ontuk dapat memberikan pengaruh maksimum terhadap
keseimbangan nitrogen, minimal diperlukan 133-173 g glukosa. Kebutuhan
tersebut juga digunakan untuk memenuhi energi yang diperlukan oleh susunan
saraf pusat dan perifer, eritrosit, leukosit, fibrolas yang aktif dan fagosit tertentu
39
Ontuk menghindari hiperglikemia yang tiba- tiba, peningkatan konsentrasi
glukosa, misal 74 menuju 034 harap bertahap, 5start slow and go slow6.
Kecepatan infus yang dianjurkan adalah - 8 mgCkg##Cmenit. #eban glukosa
akan merangsang pankreas mengeluarkan insulin. ada keadaan produksi insulin
menurun, seperti pada sepsis, infus glukosa yang berlebihan atau kecepatan infus
lebih dari yang dianjurkan berakibat lipogenesis, yang akan memperburuk
keadaan. #ila terjadi hiperglikemia, selanjutnya lebih baik mengurangi kecepatan
infus glukosa debanding dengan pemberiaan insulin. 9ika cairan glukosa diselingi
cairan yang lain, besar kemungkinan kadar glukosa darah fruktuasi karena over
shoot insulin dari aktu ke aktu. +gar fluktuasi seminimal mungkin, larutan
karbohidrat dibagi rata sepanjang 06 jam.
*ruktosa. <ruktosa merupakan sumber kalori yang potensial karena tidak
memerlukan insulin untuk masuk ke dalam sel, lebih sedikit teriritasi
vena,dimetabolisme lebih cepat di hati dan mempunyai efek hemat nitrogen lebih
baik. %etapi kebanyakkan jaringan tidak menggunakan fruktosa secara langsung.
erubahan menjadi glukosa terutama terjadi dalam hati, dan jaringan hanya dapat
menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Kerugian lain menggunakan
fruktosa ialah bila infus terlalu cepat atau berlebihan dapat menyebabkan asidosis
laktat, hipoposfatemia, penurunan nukleotida adenin hati, peningkatan bilirubin
dan asam urat.
4ula alkohol 5sorbitol dan xylitol6. 9enis ini juga tidak memerlukan insulin
untuk menembus dinding sel. Keduanya tidak dapat digunakan langsung sebelum
40
peningkatan asam urat darah dan diuresis osmotik, gula alkohol ini tidak
mempunyai keunggulan dibanding glukosa. Ontuk mendapatkan efek positif,
Dylitol diberikan dalam kemasan kombinasi dengan glukosa dan fruktosa (*<FP
*lukosa-<ruktosa-Fylitol) dengan perbandingan 6/0/1 yang dianggap ideal secara
metabolik.
,altosa. Maltosa memiliki beberapa keuntungan sebagai karbohidrat
alternatif, terutama pada pasien !M, karena/
• Mengandung 0 molekul glukosa.
• %idak memerlukan insulin saat menembus dinding sel.
• Isotonis, sehingga dapat diberikan melalui vena perifer dan dapat dicampur
dengan cairan lain yang hipertonis (untuk menurunkan osmolaritas).
Meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel, tetapi proses
intraselular mutlak masih memerlukannya. emberian dosis yang aman dan
efisien adalah 1,7 gCkg##Chari. Infus yang berlebihan menyebabkan pemborosan
melalui urin, bisa sampai eksresi melebihi 074 dari maltosa yang diinfuskan.
Nilai normal maksimum glukosa yang dapat digunakan adalah 7
gCkg##Chari. Kandungan kalori dan osmolitas larutan glukosa (dinyatakan dalam
glukosa anhidrat) dapat dilihat pada tabel berikut/
%onsentrasi Eneri Eneri Os(olitas larutan 6!!al7l8 6!47l8 6(Os(7!8 $lu!osa 6b798 : 1B3 8B6 08? 1; : &?3 17?? 77 1 : 783 0&?0 ?&6 2; : 83 &188 1110 -; : 1703 &70 0006 ; : 1B33 8B60 08?3