• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci: kepribadian; lirik; musik; seni ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci: kepribadian; lirik; musik; seni ABSTRACT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Musik dan Lirik terhadap Perubahan Jangka Pendek Kepribadian

(The Effects of Music and Lyrics on Short Term Personality Change)

Muhammad Faisal Khaeri Yuwono, Bagus Takwin

Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

ABSTRAK

Penelitian replikasi dari penelitian Djikic (2011) ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel 90 partisipan mahasiswa sarjana Universitas Indonesia (rata-rata usia = 23,8 tahun) yang menguji kemampuan musik untuk menghasilkan perubahan yang signifikan pada penilaian kepribadian. Setelah mengisi serangkaian kuesioner, termasuk didalamnya NEO-FFI, partisipan dialokasikan ke dalam 3 kelompok; kelompok Musik dan Lirik mendengarkan lagu berbahasa Perancis sambil membaca terjemahannya, kelompok Musik mendengarkan lagu sambil membaca teks lirik bahasa Perancis, dan kelompok Lirik mendengarkan rekaman terjemahan lirik secara lisan sambil membaca terjemahannya. Partisipan mengisi kembali kuesioner NEO-FFI. Hasil menunjukkan bahwa musik meningkatkan variabilitas dalam penilaian kepribadian secara tidak signifikan, sedangkan lirik menurunkan variabilitas secara tidak signifikan.

Kata kunci: kepribadian; lirik; musik; seni

ABSTRACT

The present replication experiment of the experiment conducted by Djikic (2011) tested whether music can produce significant changes in the experience of one’s own personality traits under laboratory conditions. Participants were 90 Universitas Indonesia undergraduates (M = 23.8 years). After completing a set of questionnaires including the NEO-FFI, they were divided into 3 groups: the Music-and-Lyrics group listened to a French song while reading the Indonesian translation of lyrics, the Music group listened to a French song while following the text of lyrics in French, and the Lyrics group listened to the Indonesian translation of the lyrics, while following its text. Participants were then readministered the NEO-FFI within another set of questionnaires. The results show that music insignificantly produced increases, and lyrics insignificantly produced decreases, in the short-term self-reported experience of change of one’s personality traits.

Keywords: art; lyrics; music; personality

PENDAHULUAN

Sejumlah penelitian menunjukkan efektifitas seni literatur dalam mempengaruhi karakteristik manusia, termasuk kemampuan sosial dan kepribadian. Kegiatan membaca melibatkan proses identification dan self-implication dan kedua proses ini mempunyai efek transformatif atau self-modifying (Miall & Kuiken; Kuiken, Miall, dan Sikora, dalam Djikic,

(2)

2011). Paparan terhadap karya tulis fiksi menimbulkan hasil performa yang positif dalam pengukuran sejumlah kemampuan sosial (Mar, Oatley, De la Paz, Hirsh, dan Peterson, 2006). Djikic, Oatley, Zoeterman dan Peterson (2009) menemukan bahwa membaca cerita pendek dalam keadaan eksperimen merubah pengalaman subyektif dari trait kepribadian seseorang. Hasil penelitian tentang pengaruh seni literatur terhadap kepribadian menimbulkan pertanyaan: Apakah bentuk kesenian lainnya mempunyai pengaruh terhadap kepribadian? Musik, salah satunya, merupakan bentuk seni yang menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia. Sehingga, ada kemungkinan bahwa musik mempunyai potensi untuk mempengaruhi kepribadian, seperti halnya dengan literatur.

Maja Djikic, peneliti psikologi dari University of Toronto, mempelajari efek musik dan lirik terhadap kepribadian individu (2011). Djikic ingin menunjukkan bahwa musik bisa mengubah penilaian individu terhadap kepribadiannya sendiri. Perubahan kepribadian merupakan suatu konstruk yang sifatnya jangka panjang, maka yang hanya dapat diteliti dalam laboratorium adalah syarat wajib untuk terjadinya perubahan. Dynamical Systems Theory menjelaskan bahwa perubahan dalam sistem yang stabil, termasuk sistem psikologis, selalu didahului oleh semacam diskontinuitas yang disebut critical fluctuations (Bak & Chen; Schiepek, Eckert, & Weihrauch; van der Maas & Molenaar dalam Djikic, 2011). Artinya, sebelum suatu sistem mereorganisasi diri dan melakukan transisi ke level baru yang stabil, peningkatan variabilitas atau perubahan harus muncul terlebih dahulu. Djikic berhipotesis bahwa musik dapat mengakibatkan peningkatan variabilitas dalam trait kepribadian self report dalam kondisi laboratorium. Perubahan dalam menilai kepribadian diri sendiri ini diharapkan menjadi prasyarat untuk perubahan yang berjangka panjang. Partisipan terdiri dari 87 mahasiswa dan mahasiswi S1 di sebuah universitas di Kanada. Setelah partisipan mengisi sejumlah kuesioner termasuk Big Five Inventory (John et al., 1991), mereka dibagi menjadi 3 kelompok yang diberi tiga stimulus yang berbeda: musik only), lirik (lyrics-only), serta musik dan lirik secara bersamaan (music-and-lyrics). Kelompok music-only mendengarkan lagu dalam Bahasa Jerman dan membaca lirik dalam Bahasa Jerman, kelompok lyrics-only membaca sambil mendengarkan lirik yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris, sedangkan kelompok music-and-lyrics mendengarkan lagu dalam Bahasa Jerman sambil membaca lirik yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Perlu diketahui bahwa partisipan yang mengerti Bahasa Jerman dikeluarkan dari hasil penelitian. Lagu

(3)

Standchën, dengan lirik yang ditulis oleh Franz Grillparzer (1791–1872) dan dibawakan oleh Sarah Walker dan Graham Johnson. Setelah diberi stimulus yang berdurasi kurang lebih 6 menit, masing-masing partisipan mengisi kembali Big Five Inventory dalam set kuesioner baru.

Hasil dari penelitian Djikic (2011) menunjukkan bahwa musik meningkatkan variabilitas pada penilaian trait kepribadian self-report. Sebaliknya, lirik menekan variabilitas pada penilaian trait kepribadian self-report. Koeksistensi musik dan lirik sebagai stimuli yang ditampikan secara bersamaan juga menekan variabilitas. Hal ini sesuai dengan penelitian Ali dan Peynircioglu (2006) dimana ketika musik dan lirik ditampilkan secara bersamaan, musik menjadi sumber dominan timbulnya emosi, sedangkan emosi ditemukan sebagai mediator dampak literatur terhadap trait kepribadian (Djikic et al., 2009). Lirik merupakan bentuk komunikasi verbal yang kontennya secara eksplisit mengandung emosi, kebalikan dari musik instrumental yang hanya bisa menunjukkan emosi secara implisit melalui nada, melodi, tempo, instrumen yang digunakan dan seterusnya. Hasil yang diperoleh merupakan suatu penemuan menarik karena secara sekilas hasilnya berlawanan dari asumsi yang mungkin dimiliki, yaitu lirik sebagai bentuk komunikasi verbal yang bersifat eksplisit dapat memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap trait kepribadian dibandingkan musik instrumental yang bersifat implisit.

Walaupun demikian, penelitian yang dilakukan oleh Djikic (2011) menghasilkan data yang cenderung terbatas dalam variasinya. Partisipan pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi sarjana S1 dengan mean usia = 18.3 tahun (Djikic, 2011). Mean usia sampel mengimplikasikan bahwa populasi sampel masih berada dalam tahap perkembangan remaja. Masa remaja didefinisikan sebagai masa transisi dalam perkembangan yang dimulai saat seseorang berusia 10 atau 11 tahun dan berlangsung hingga mencapai usia belasan akhir atau 20 awal (Papalia, Olds & Feldman, 2007). Djikic mengakui bahwa pada tahap perkembangan remaja, kepribadian seseorang cenderung fluktuatif dan rentan perubahan. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang cukup signifikan dalam kepribadian seseorang dalam rentang usia remaja hingga kira-kira usia 30 tahun (Costa & McCrae et al., 1999). Hasil yang didapat menunjukkan bahwa agreeableness dan conscientiousness umumnya meningkat saat usia dewasa dan neuroticism, extraversion dan openness to experience cenderung menurun (Costa, McCrae et al., 2000). Pola ini ditemukan dalam berbagai negara dan budaya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan kepribadian yang terjadi sifatnya universal dan berkorelasi dengan usia.

(4)

Adanya kemungkinan bahwa penilaian trait kepribadian seseorang melalui self-report cenderung fluktuatif sejalan dengan usia, menarik peneliti untuk melakukan penelitian replikatif dengan menggunakan sampel yang terdiri dari partisipan dengan rentang usia dewasa muda. Dengan pertimbangan tersebut, maka penulis memilih untuk mengambil sampel dari Universitas Indonesia Program Ekstensi dan Program Paralel dengan alasan kedua program tersebut memiliki populasi mahasiswa dengan rentang usia yang lebih variatif dan memenuhi kriteria dewasa muda yang ditetapkan oleh Papalia, Olds dan Feldman (2007). Berdasarkan literatur yang ada dan sebagai usaha untuk memperkaya hasil penelitian yang dilakukan oleh Maja Djikic (2011), maka penulis melakukan studi kuantitatif dan membangun hipotesis bahwa musik lebih berpengaruh terhadap perubahan jangka pendek intrapersonal dalam trait kepribadian daripada lirik.

TINJAUAN TEORITIS Kepribadian

Kepribadian adalah pola traits yang relatif permanen dan karakteristik-karakteristik unik yang memberikan individualitas dan konsistensi kepada perilaku seseorang. Traits berkontribusi terhadap perbedaan perilaku antar individu, konsistensi perilaku sejalan dengan waktu, serta stabilitas perilaku dalam segala situasi. Sedangkan karakteristik adalah kualitas unik individu yang dalamnya termasuk atribut seperti temperamen, intelligence dan fisik (Feist & Feist, 2009).

Trait-trait dalam teori kepribadian The Five Factor Model adalah sebagai berikut (dalam Burger, 2010):

1. Openness to experience membedakan orang yang lebih menyukai keberagaman dengan mereka yang memerlukan closure dan mendapatkan kenyamanan dari yang familiar.

2. Neuroticism membedakan orang yang cenderung tegang dan emosional dengan mereka yang cenderung tenang.

3. Extraversion membedakan orang yang pandai bergaul dengan mereka yang cenderung menarik diri dari lingkungan.

(5)

4. Agreeableness membedakan orang yang berhati lembut dengan mereka yang cenderung kejam.

5. Conscientiousness membedakan orang yang terorganisir dengan mereka yang cenderung ceroboh.

Perubahan Kepribadian

Dalam laporan penelitian mengenai pengaruh musik dan lirik terhadap kepribadian, Djikic (2011) menyadari bahwa perubahan kepribadian terlalu kompleks untuk dipelajari dalam setting laboratorium. Djikic berargumen bahwa peneliti bisa meneliti syarat wajib terjadinya perubahan kepribadian dalam setting laboratorium. Menurut teori Dynamical Systems Theory, perubahan dalam sistem yang relatif stabil (termasuk sistem-sistem psikologis) selaku diawali oleh sebuah diskontinuitas yang bernama critical fluctuations (Bak & Chen; Schiepek, Eckert, & Weihrauch; van der Maas & Molenaar, dalam Djikic, 2011). Untuk menjadi sesuatu yang cukup kuat untuk merubah kepribadian, seni musik harus mampu memproduksi fluktuasi dalam kepribadian yang merupakan prasyarat untuk terjadinya perubahan berjangka panjang.

Maka dari itu, dalam penelitian yang akan dilakukan, penulis berminat untuk mengukur pengaruh musik dan lirik terhadap perubahan jangka pendek kepribadian, yang perubahannya dilihat dari ada atau tidaknya peningkatan dalam variabilitas penilaian trait kepribadian setelah diberikan treatment (i.e. kondisi musik, musik dan lirik, lirik). Peningkatan variabilitas disini artinya adalah besarnya perubahan penilaian kepribadian yang diwakili oleh indeks perubahan kepribadian setiap partisipan dalam kelompok kondisi.

Musik

Definisi musik dalam penelitian ini adalah bahasa komunikasi ekspresif antar manusia yang melibatkan susunan suara, yang didalamnya mengandung komponen-komponen seperti nada, melodi, harmoni dan ritme dalam bentuk verbal maupun non-verbal, yang mempunyai tujuan untuk menimbulkan kepuasan estetik dan afektif bagi pendengarnya.

(6)

Dewasa Muda

Dari sudut pandang biologis, manusia dianggap telah masuk kategori dewasa setelah melewati masa pubertas (Papalia, Olds & Feldman, 2007). Dari sudut pandang kognitif, orang dewasa adalah orang yang telah mengalami, yang disebut oleh Piaget, kemampuan membentuk abstract thought (Wadsworth, 1996). Pendekatan sosiologis mendefinisikan seseorang telah dewasa apabila sudah melalui fase-fase kehidupan yang mengharuskan mereka untuk melakukan tindakan yang dianggap ‘dewasa’, seperti bekerja atau memiliki keluarga (Papalia, Olds & Feldman, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan batasan usia yang ditetapkan oleh Papalia, Olds dan Feldman (2007) yaitu seseorang yang berusia 20 sampai 40 tahun.

METODE PENELITIAN

Permasalahan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah musik mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada lirik terhadap jangka pendek perubahan kepribadian?

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

H01: Musik tidak menghasilkan peningkatan variabilitas penilaian kepribadian yang secara signifikan lebih besar daripada lirik.

Ha1: Musik menghasilkan peningkatan variabilitas penilaian kepribadian yang secara signifikan lebih besar daripada lirik.

H02: Lirik tidak menghasilkan peningkatan variabilitas penilaian kepribadian yang secara signifikan lebih besar daripada musik.

Ha2: Lirik menghasilkan peningkatan variabilitas jangka pendek kepribadian yang secara signifikan lebih besar daripada musik.

Perlu diperjelas disini bahwa pada hipotesis pertama, yang dimaksud dengan musik adalah kelompok-kelompok yang mengandung musik dalam treatment, yaitu gabungan kelompok

(7)

Musik dan kelompok Musik dan Lirik. Sedangkan yang dimaksud dengan lirik adalah kelompok yang tidak mengandung musik, yaitu kelompok Lirik.

Pada hipotesis kedua, yang dimaksud dengan lirik adalah kelompok-kelompok yang mengandung lirik dalam treatment, yaitu gabungan kelompok Musik dan Lirik dengan kelompok Lirik. Sedangkan yang dimaksud dengan musik disini adalah kelompok yang tidak mengandung lirik yaitu kelompok Musik.

Variabel Terikat (Dependent Variable): Perubahan Kepribadian

Seperti dalam penelitian Djikic (2011), perubahan kepribadian diukur menggunakan personality change index atau indeks perubahan kepribadian. Indeks yang dirancang oleh Djikic ini diukur dengan melakukan analisis residual skor post-test terhadap skor pre-test (menggunakan alat ukur kepribadian), diikuti dengan menjumlahkan nilai absolut dari residual terstandarisasi dari kelima traits.

Variabel Bebas (Independent Variable) 1: Musik

Stimulus musik dalam penelitian ini menggunakan lagu berjudul "Memoria" karya grup band asal Perancis bernama Indochine (2012) yang berdurasi 6 menit. Sama seperti penelitian Djikic, kriteria musik yang dipakai dalam eksperimen ini adalah musik berbahasa asing, kali ini Bahasa Perancis, yang diharapkan tidak dimengerti arti liriknya oleh partisipan. Maka dari itu, kelompok yang mendapatkan kondisi 1 (kelompok musik) mendengarkan lagu dan membaca lirik dalam bahasa Perancis yang ditampilkan pada layar komputer.

Variabel Bebas (Independent Variable) 2: Musik dan Lirik

Stimulus musik dan lirik dalam penelitian ini menggunakan lagu yang sama seperti variabel bebas 1, "Indochine-Memoria" yang berdurasi 6 menit. Partisipan dalam kelompok musik dan lirik mendengarkan lagu sambil membaca terjemahan Bahasa Indonesia dari lirik lagu yang ditampilkan di layar komputer.

Variabel Bebas (Independent Variable) 3: Lirik

Stimulus lirik dalam penelitian ini berupa terjemahan lirik dari lagu "Indochine - Memoria" yang ditampilkan di layar komputer dalam Bahasa Indonesia. Agar setiap kondisi/kelompok

(8)

mendapatkan input stimulus yang sama (audio dan visual), partisipan dalam kondisi lirik mendengarkan terjemahan tersebut secara lisan menggunakan headphones.

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan menggunakan between group design, yaitu eksperimen yang menggunakan beberapa kelompok dengan lebih dari satu perlakuan (treatment).

Partisipan Penelitian

Karakteristik sampel adalah sebagai berikut:

a) Laki-laki atau perempuan dewasa muda dalam rentang usia 20 sampai dengan 40 tahun.

b) Terdaftar sebagai mahasiswa atau mahasiswi di Program Pendidikan S1 Program Reguler/Paralel/Ekstensi di Universitas Indonesia.

c) Tidak bisa berbahasa Perancis.

Gravetter dan Forzano (2009) mengemukakan bahwa sampel yang berjumlah 25 atau 30 orang pada setiap kelompok agar mendapatkan gambaran sampel yang mendekati kurva normal. Maka dari itu, jumlah total partisipan yang diharapkan adalah 90 individu, karena terdapat tiga kelompok eksperimen. Partisipan yang pada akhirnya masuk dalam data eksperimen berjumlah 87 orang yang terdiri dari 48 laki-laki dan 39 perempuan (M = 23.8 tahun). Sebanyak tiga partisipan dikeluarkan karena mampu berbahasa Perancis atau datanya tidak lengkap.

Alat Ukur Penelitian

Eksperimen ini menggunakan serangkaian alat ukur yang dirancang agar peneliti dapat menghitung perubahan kepribadian yang terjadi setelah ditunjukkannya materi (i.e., video musik/lirik/musik dan lirik). Selain kuesioner demografis (usia, jenis kelamin, bisa/tidak bisa berbahasa Perancis), alat ukur yang dipakai adalah NEO-FFI (pre-test dan post-test), Manipulation Check, dan dua alat ukur tambahan yaitu alat ukur Subjective Well-Being (SWB) dan Self Assessment Questionnaire (SAQ). Dua alat ukur terakhir tidak sama sekali digunakan

(9)

datanya karena digunakan untuk menutupi tujuan asli eksperimen dan diharapkan dapat mengurangi demand characteristics.

Alat Ukur NEO-FFI

Penelitian ini menggunakan NEO-Five Factor Inventory (NEO-FFI) versi singkat (short form) (Costa & McCrae, 1992) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dahlan (2005) dan diuji reliabilitas dan validitasnya (α = 65). NEO-FFI adalah alat ukur kepribadian yang terdiri dari 60 item berisi pernyataan deskriptif yang mewakili tiap dimensi kepribadian— extraversion, conscientiousness, agreeableness, emotional stability/neuroticism, dan openness.

Secara umum, kisi-kisi alat ukur NEO-FFI dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur NEO-FFI

*Reversed Item Score

Dapat dilihat bahwa tiap trait diwakili oleh 12 item. Setiap item yang diberi tanda bintang merupakan item yang perlu dibalik nilai skornya. Setiap item dijawab menggunakan skala Likert 1 sampai 5 (1 = sangat tidak sesuai, 5 = sangat sesuai).

Dimensi/Trait Item Contoh-Contoh Item

Openness 3*, 8*, 13, 18*, 23*, 28, 33*, 38*, 43, 48*, 53, 58

"Saya sering mencoba makanan baru dan asing." "Sekali saya menemukan cara yang benar untuk melakukan sesuatu, saya akan tetap menggunakan cara tersebut."*

Conscientiousness 5, 10, 15*, 20, 25, 30*, 35, 40, 45*, 50, 55*, 60

"Saya cukup mampu untuk menyelesaikan sesuatu pada waktunya."

"Saya bukan orang yang terlalu sistematis dalam mengerjakan sesuatu."*

Extraversion 2*, 7, 12*, 17, 22, 27*, 32, 37, 42*, 47, 52, 57*

"Saya benar-benar menikmati berbicara dengan orang lain."

"Saya biasanya lebih menyukai bekerja sendiri."* Agreeableness 4, 9*, 14*, 19, 24*,

29*, 34, 39*, 44*, 49, 54*, 59*

"Saya mencoba untuk sopan kepada siapapun yang saya jumpai."

"Saya cenderung untuk sinis dan tidak yakin akan maksud orang lain."*

Neuroticism 1*, 6, 11, 16*, 21, 26, 31*, 36, 41, 46*, 51, 56

"Saya sering merasa tegang dan gelisah." "Saya jarang merasa takut dan cemas."*

(10)

Alat Ukur Manipulation Check

Dalam laporan penelitiannya, Djikic (2011) menyatakan bahwa manipulation check dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai penilaian artistik partisipan terhadap materi/stimulus yang disimak oleh mereka. Penilaian ini diisi oleh partisipan setelah menonton video musik/lirik/musik dan lirik (sebelum mengisi tes NEO-FFI untuk kedua kalinya) lalu partisipan ditanya "Seberapa artistik materi yang baru saja Anda tonton?" dan memberi penilaian dalam bentuk skala Likert dari 0 sampai 10 (0 = tidak artistik sama sekali, 10 = sangat artistik). Ini dilakukan untuk verifikasi bahwa kondisi yang mengandung musik dialami sebagai sesuatu yang lebih artistik daripada kondisi lirik. Djikic menekankan bahwa pengalaman "artness" pada kondisi Musik dan Lirik harus lebih besar daripada kondisi Lirik. Dengan kata lain, apabila hipotesisnya adalah tambahan musik kepada lirik menghasilkan perubahan kepribadian yang lebih besar daripada lirik, tambahan musik pada lirik seharusnya dianggap lebih artistik daripada lirik saja. Perlu diingat bahwa penelitian-penelitian menunjukkan bahwa art atau kesenian menghasilkan perubahan kepribadian manusia. Maka apabila musik tidak menambahkan nilai artistik, kesimpulan yang didapat yang melibatkan pengaruh tambahan dari musik (sebagai bentuk seni) terhadap kepribadian akan dianggap tidak valid.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Alat yang digunakan dalam eksperimen ini adalah dua buah komputer Macbook Pro 13" dan dua pasang noise-canceling headphones. Program yang digunakan bernama Inquisit yang dibuat oleh perusahaan piranti lunak Millisecond Software. Inquisit biasa digunakan oleh peneliti behavioral untuk merancang dan mengadministrasi alat ukur kognitif, sosial maupun neuropsikologis dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1.285 institusi penelitian di seluruh dunia (http://www.millisecond.com).

Setiap peserta diberi instruksi awal secara oral, lalu membaca instruksi yang lebih spesifik pada layar komputer di hadapan mereka. Inquisit melakukan random assignment yang mengalokasikan setiap partisipan ke dalam kelompok 1 (Musik), kelompok 2 (Musik dan Lirik), atau kelompok 3 (Lirik). Mereka diminta untuk terus mengenakan noise-canceling headphones yang disediakan dari awal sampai akhir eksperimen. Hal ini dilakukan karena selain mereka akan diberi stimulus audio dan visual, diharapkan headphones dapat meminimalisikan gangguan suara

(11)

eksternal dari lingkungan. Semua pengisian data dilakukan di komputer menggunakan mouse dan keyboard. Peserta mengisi data demografis (i.e., usia, jenis kelamin, dan mampu atau tidak berbahasa Perancis), yang kemudian diikuti dengan pengisian kuesioner tambahan (i.e., SAQ dan SWB) dan kuesioner NEO-FFI sebagai pre-test dalam eksperimen. Setelah melakukan pengisian kuesioner pre-test, video diputar di hadapan peserta secara individual, sesuai dengan kondisi eksperimen masing-masing kelompok. Setelah menonton video, peserta mengisi pertanyaan Manipulation Check dan mengisi kuesioner NEO-FFI untuk kedua kalinya yang berlaku sebagai post-test dalam eksperimen ini. Setelah itu setiap peserta di-debrief dan di berikan reward berupa kantung plastik berisi makanan ringan.

Tahap Pengolahan Data

Data diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 22.0.0.0. Teknik-teknik yang digunakan untuk melakukan analisa data adalah statistika deskriptif, t-test, ANOVA dan Fisher's LSD.

HASIL

Gambaran Umum Partisipan

Jumlah total partisipan adalah 87 orang, dengan 48 orang berjenis kelamin laki-laki (55.17 %) dan 39 orang perempuan (44.83%). Dalam kondisi Musik terdapat 15 laki-laki (53.57%) dan 13 perempuan (46.43%) dari total 28 partisipan. Pada kondisi Musik dan lirik terdapat 18 laki-laki (62.07%) dan 11 perempuan (37.93%) dari total 29 partisipan. Sedangkan kondisi yang terakhir, Lirik, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan, masing-masing 50% dari total 30 partisipan.

Pada kelompok Musik (N = 28), rata-rata usia adalah 25.14 tahun. Pada kelompok Musik dan Lirik (N = 29), rata-rata usia adalah 23.55 tahun. Pada kelompok Lirik (N = 30), rata-rata usia adalah 22.93 tahun. Pada semua kelompok (N = 87), rata-rata usia adalah 23.85 tahun.

Pengukuran Variabel Terikat: Indeks Perubahan Kepribadian

Perbandingan kondisi eksperimen dilakukan dengan menggunakan nilai indeks perubahan kepribadian. Untuk mendapatkan indeks, dilakukan langkah-langkah berikut. Pertama, skor post-test dari masing-masing faktor kepribadian diregresikan ke skor pre-post-test. Proses ini menghasilkan skor residual yang terstandarisasi untuk mengukur perubahan tanpa mempedulikan arah, maka

(12)

dari skor residual ini diambil nilai absolutnya. Dengan ini maka semua skor menjadi nilai positif. Kelima nilai absolut ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor indeks. Adapun mean dan standar deviasi indeks perubahan kepribadian setiap kelompok eksperimen ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 1. Indeks Perubahan Kepribadian

Kelompok Mean SD Min. Maks. Std.

Error

F Sig.

Musik (1) 3.70 2.20 .71 11.22 .42

Musik dan Lirik (2) 3.60 2.49 .80 11.10 .46

Lirik (3) 3.48 2.01 1.05 8.19 .37

Total (1, 2, 3) 3.59 2.21 .71 11.22 .24 .068 .934

Mean dan standar deviasi pada ketiga kondisi adalah M = 3.59 (SD = 2.21). Dapat dilihat bahwa kelompok yang paling banyak mengalami perubahan adalah kondisi Musik (M = 3.70, SD = 2.20), diikuti oleh kondisi Musik dan Lirik (M = 3.60, SD = 2.49) dan yang paling rendah tingkat perubahannya adalah kondisi Lirik (M = 3.48, SD = 2.01). Analysis of Variance (ANOVA) satu arah menunjukkan bahwa ketiga kondisi tidak mempengaruhi indeks perubahan kepribadian secara diferensial, F(2, 84) = .07, p > .05.

Hasil uji post hoc Fisher's LSD dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 2. Post Hoc Fisher's LSD Indeks Perubahan Kepribadian

Kondisi Mean difference Sig.

Musik Musik dan Lirik .09 .867

Lirik .22 .713

Musik dan Lirik Musik -.09 .867

Lirik .12 .841

Lirik Musik -.22 .713

Musik dan Lirik -.12 .841

Uji Fisher's LSD menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata indeks perubahan kepribadian yang signifikan pada tiap kelompok.

(13)

Untuk menguji hipotesis bahwa musik menghasilkan peningkatan variabilitas terhadap penilaian kepribadian yang lebih besar secara signifikan daripada lirik (dan sebaliknya), peneliti melakukan dua perbandingan:

1. Gabungan kondisi yang mengandung musik (i.e., kondisi Musik dan kondisi Musik dan Lirik) dibandingkan dengan kondisi yang tidak mengandung musik (i.e., kondisi Lirik).

2. Gabungan kondisi yang mengandung lirik (i.e., kondisi Lirik dan kondisi Musik dan Lirik) dibandingkan dengan kondisi yang tidak mengandung lirik (i.e., kondisi Lirik).

Perbandingan pertama ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 3. Perbandingan 1: Kondisi-kondisi Musik dengan kondisi Lirik

Walaupun terdapat perbedaan rata-rata indeks perubahan, hasil perbandingan gabungan kelompok yang mengandung Musik (M = 3.65, SD = 2.33) dengan kelompok lirik (M = 3.48, SD = 2.01) tidak signifikan, t(85) = .33, p = .741. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa hipotesis nol 1 (H01) diterima dan hipotesis alternatif 1 (Ha1) ditolak.

Perbandingan kedua ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 4. Perbandingan 2: Kondisi-kondisi Lirik dengan Kondisi Musik

Walaupun terdapat perbedaan rata-rata indeks perubahan, hasil perbandingan gabungan kelompok yang mengandung Lirik (M =3.54, SD = 2.24) dengan kelompok Musik (M = 3.70, SD = 2.20) tidak signifikan, t(85) = -.31, p = .756. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa hipotesis nol 2 (H02) diterima dan hipotesis alternatif 2 (Ha2) ditolak.

KESIMPULAN

Kelompok N Mean SD Std. Error

Musik + Musik dan Lirik 57 3.65 2.33 .31

Lirik 30 3.48 2.01 .37

Kelompok N Mean SD Std. Error

Lirik + Musik dan Lirik 59 3.54 2.24 .29

(14)

1. Perubahan terhadap penilaian kepribadian berjangka pendek ditemukan pada setiap kondisi, baik itu musik, musik beserta lirik, maupun lirik saja.

2. Dari ketiga kondisi, Musik merupakan kondisi yang paling besar nilai rata-rata indeks perubahan kepribadiannya, diikuti oleh Musik dan Lirik. Kelompok yang relatif paling kecil nilai rata-rata indeks perubahan kepribadiannya adalah kondisi Lirik.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata indeks perubahan kepribadian setiap kondisi eksperimen.

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata indeks perubahan kepribadian kondisi yang mengandung musik dengan kondisi Lirik, walaupun kondisi-kondisi yang mengandung musik menghasilkan rata-rata indeks perubahan kepribadian yang lebih tinggi.

5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata indeks perubahan kepribadian kondisi yang mengandung lirik dengan kondisi Musik, walaupun kondisi-kondisi yang mengandung lirik menghasilkan indeks perubahan kepribadian yang lebih rendah.

6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata penilaian artistik gabungan kondisi yang mengandung musik dengan kondisi Lirik. Kondisi-kondisi mengandung musik secara signifikan dinilai lebih artistik daripada kondisi Lirik.

7. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata penilaian artistik gabungan kondisi yang mengandung lirik dengan kondisi Musik. Kondisi-kondisi mengandung lirik secara signifikan dinilai lebih rendah nilai artistiknya daripada kondisi Musik.

DISKUSI

Sebelum memasuki diskusi hasil analisis, perlu diingatkan bahwa walaupun penelitian ini sama-sama mengukur perubahan kepribadian pada partisipan yang diberikan tiga kondisi (musik, musik dan lirik, dan lirik), terdapat beberapa perbedaan variabel dengan penelitian awal yang dilakukan Djikic (2011). Perbedaan yang dimaksud adalah musik yang digunakan sebagai stimulus, alat ukur kepribadian yang dipakai, dan usia populasi sampel yang rata-rata 5.55 tahun lebih tua (M = 18.30 pada penelitian Djikic, M = 23.85 pada penelitian ini).

(15)

Perbandingan kondisi eksperimen dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata indeks perubahan kepribadian. Untuk mendapatkan indeks, dilakukan langkah-langkah berikut. Pertama, skor post-test dari masing-masing faktor kepribadian diregresikan ke skor pre-test. Proses ini menghasilkan skor residual yang terstandarisasi untuk mengukur perubahan tanpa mempedulikan arah, maka dari skor residual ini diambil nilai absolutnya. Dengan ini maka semua skor menjadi nilai positif. Kelima nilai absolut ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor indeks. Uji ANOVA menunjukkan bahwa skor rata-rata indeks perubahan kepribadian ketiga kondisi tidak berbeda secara signifikan, namun kondisi yang mengandung treatment musik (i.e., Musik, Musik dan Lirik) menghasilkan rata-rata indeks perubahan kepribadian yang lebih tinggi daripada kelompok yang tidak mengandung musik (i.e., Lirik), menyerupai hasil penelitian Djikic (2011). Dari ketiga kelompok eksperimen, kelompok kondisi Musik mendapatkan skor rata-rata indeks yang lebih besar daripada dua kondisi lainnya, seperti halnya ditemukan dalam penelitian awal. Juga seperti hasil penelitian tersebut, kelompok kondisi Lirik mempunyai rata-rata indeks perubahan kepribadian yang paling rendah. Persamaan juga ditemukan ketika dilakukan perbandingan antara rata-rata indeks gabungan kelompok yang diberi musik saja dengan kelompok yang diberi lirik saja, dimana ditemukan bahwa kelompok gabungan musik menghasikan indeks lebih tinggi, walaupun perbedaannya tidak signifikan. Arah perubahannya sesuai dengan hasil penelitian Djikic (2011) tetapi dayanya dalam menangkap pengaruh musik lebih kecil sehingga ketika diuji perbedaan maka perbedaannya tidak signifikan. Begitu pula ditemukan dalam perbandingan rata-rata indeks gabungan kelompok lirik dengan kelompok Musik, dimana ditemukan bahwa gabungan kelompok lirik mempunyai skor indeks yang lebih rendah dengan perbedaan tidak signifikan.

Peneliti memiliki dua dugaan awal mengenai hasil temuan penelitian ini yang tidak menghasilkan perbedaan-perbedaan signifikan. Terkait dengan fakta bahwa terdapat perbedaan variabel dengan penelitian awal, ada beberapa kemungkinan, yakni:

1. Manipulasi atau pemberian stimulus eksperimen yang kurang menonjol (salien), kurang kuat atau kurang menggugah untuk menghasilkan perbedaan perubahan yang signifikan pada tiap kondisi.

(16)

Dapat dilihat pada bab sebelumnya bahwa semakin besar rata-rata penilaian artistik pada suatu kondisi, semakin besar rata-rata indeks perubahan kepribadian. Walaupun demikian, perbedaan rata-rata indeks perubahan kepribadian tidak signifikan. Hal ini mungkin terjadi karena tidak semua orang merasa tergugah oleh stimulus yang mereka dapatkan. Ini terlihat dari nilai standar deviasi yang relatif tinggi pada setiap kondisi eksperimen. Penelitian awal yang dilakukan Djikic (2010) memakai lagu bergenre musik klasik, sedangkan penelitian kali ini memakai lagu bergenre musik rock alternatif. Kedua genre tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Mengacu pada penelitian Rentfrow dan Gosling (2003), genre musik klasik tergolong dalam dimensi genre musik Reflective and Complex dengan tema utama introspektif dan kompleks secara struktural, sedangkan rock alternatif tergolong dalam dimensi Intense and Rebellious yang mempunyai tema utama enerjik dan memberontak. Ada kemungkinan bahwa saat mendengarkan ataupun membaca lirik lagu dari kedua genre yang berbeda tersebut menimbulkan serangkaian perasaan/emosi, imajinasi, maupun memori yang berbeda pada setiap orang. Oleh karena itu, hasil dapat berbeda pada dua eksperimen yang sama tetapi menggunakan lagu yang berbeda. Dengan dasar ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan efek genre musik terhadap perubahan kepribadian untuk dapat memperoleh penjelasan lebih komprehensif mengenai hal ini.

Kemungkinan kedua adalah alat ukur yang bisa jadi kurang sensitif dalam mengukur perubahan kepribadian dalam skala kecil, dalam hal ini alat ukur NEO-FFI. Alat ukur ini memang didasari oleh teori kepribadian Big Five Model yang dianggap salah satu yang terbaik dalam mendefinisikan kepribadian dan dianggap pervasif antar budaya (Germans et al., 2013). NEO-FFI adalah alat ukur versi lebih pendek (60 item) dari NEO-PI (240 item) yang telah diuji realibilitasnya, seperti yang dijelaskan pada Bab 3. Walaupun demikian, banyak usulan yang bertolak belakang dari peneliti-peneliti lain yang mengatakan bahwa NEO-FFI memiliki reliabilitas dan validitas struktural yang tidak baik. Sebuah penelitian yang melibatkan 1.021 responden dari populasi dewasa muda Jamaika menghasilkan kesimpulan melalui berbagai estimasi faktor dan metode rotasi bahwa performa item-item NEO-FFI buruk pada semua trait kecuali Conscientiousness (Hull et al., 2010). Penelitian lain yang dilakukan di negara-negara yang berbeda menunjukkan bahwa item-item NEO-FFI performanya buruk, terutama pada domain Extraversion, Openness to Experience, dan Agreeableness (e.g., Egan et al.; Becker;

(17)

Hong et al., dalam Hull et al, 2010). Atas dasar ini, peneliti mempertanyakan sensitifitas alat ukur NEO-FFI dalam mengukur kepribadian, terutama dalam mengukur sampel orang Indonesia.

Selain dugaan-dugaan di atas, peneliti juga mendapatkan keterbatasan-keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini yang mungkin mempengaruhi hasil temuan. Salah satunya adalah durasi penelitian yang cukup lama (paling cepat 30 menit, paling lambat mencapai hingga 40-50 menit) karena setiap partisipan harus mengisi kuesioner NEO-FFI sebanyak dua kali (secara teori 15-20 menit per administrasi menurut Costa dan McCrae, 2007) ditambah kuesioner filler dan stimulus yang berdurasi hingga 6 menit sendiri. Peneliti menduga bahwa durasi yang cukup lama tersebut bisa menghasilkan experimental fatigue yang mempengaruhi partisipan dalam merespon kuesioner.

Kendala lain yang dihadapi saat melaksanakan penelitian adalah stabilitas program Inquisit saat menjalankan eksperimen. Beberapa kali program tersebut mengalami permasalahan (i.e., kursor mouse hilang/tidak terlihat, tombol enter tidak merubah halaman) sehingga mengganggu pengalaman partisipan. Selain itu, kondisi lingkungan yang ramai di perpustakaan juga dapat mengganggu pengalaman partisipan. Partisipan yang mengisi kuesioner kadang diganggu oleh peer yang sedang bersamanya.

SARAN

Saran Metodologis:

1. Penggunaan hanya dua komputer dalam menjalankan eksperimen dengan 90 partisipan memakan waktu yang lama. Penelitian-penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan ruangan komputer dengan jumlah komputer lebih banyak agar manajemen waktu pelaksanaan lebih efisien. Alternatif lain adalah menggunakan satu ruangan kelas dengan satu proyektor untuk penyajian stimulus, dan kuesioner dilakukan dengan pulpen dan kertas.

2. Ada baiknya penelitian dilaksanakan dalam lingkungan lebih tenang sehingga partisipan diberi kenyamanan dalam menjawab kuesioner dan terisolasi dari gangguan-gangguan ekstenal.

(18)

3. Pemilihan musik perlu dipertimbangkan dengan penuh konsiderasi, baik itu genre, tempo, jenis nyanyian dan lirik yang digunakan. Perlu diingat bahwa stimulus ini adalah variabel yang diharapkan memunculkan perubahan, maka dari itu penelitian-penelitian lain dapat menggunakan tipe musik yang berbeda sehingga dapat melakukan generalisasi hasil penelitian.

4. Untuk penelitian yang dilakukan di masa yang akan datang, apabila menggunakan program komputer untuk menjalankan eksperimen, perlu dipastikan bahwa programnya bebas dari hambatan, coding yang dilakukan sudah benar dan bugs dieliminir. Pastikan juga bahwa program sudah menggunakan update terbaru, sehingga stabilitas program yang digunakan lebih terjamin.

5. Perlu dilakukan penelitian khusus mengenai pengaruh perbedaan genre musik terhadap perubahan kepribadian dengan metode yang dirancang khusus untuk dapat mengukur efek perbedaan genre musik terhadap perubahan kepribadian.

Saran Praktis:

1. Ada baiknya penelitian selanjutnya dirancang sedemikian rupa agar dapat melihat arah perubahan maupun trait mana saja yang berubah. Dengan demikian pengetahuan mengenai pengaruh seni musik terhadap kepribadian dapat diperluas.

2. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan seni pada dasarnya mempunyai potensi untuk mempengaruhi manusia. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini tidak hanya menjadi tambahan pengetahuan yang berguna bagi peneliti yang tertarik dengan topik pembahasan, tetapi juga berguna bagi pendengar musik sehari-hari. Dengan bekal pengetahuan bahwa kesenian dapat mempengaruhi aspek-aspek psikologis, peneliti berharap bahwa orang dapat lebih terbuka pikirannya dan mengambil keuntungan dari dampak-dampak positif yang ditawarkan oleh kegiatan mendengarkan musik.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S. O., & Peynircioglu, Z. F. (2006). Songs and emotions: Are lyrics and melodies equal partners? Psychology of Music, 34, 511–534.

Burger, J. M. (2010). Personality 8th ed. Wadsworth CENGAGE Learning.

Costa, P. T., dan McCrae, R. R. (1992). The PI-RTM professional manual: Revised NEO-Personality Inventory (NEO-PI-RTM) and NEO Five-Factor Inventory (NEO-FFI). Odessa, FL: Psychological Assessment Resources.

Costa P. T. Jr., dan McCrae, R. R. (2000). Overview: Innovations in assessment using the revised NEO personality inventory. Assessment, 7: 325- 329.

Costa, P. T., McCrae, R. R., Pervin, L. A., & John, O. P. (1999). Handbook of personality: Theory and research. New York: Guilford Press.

Dahlan, W. (2005). Model proses stress dengan tiga strategi coping. Disertasi Doktoral tidak dipublikasikan. Depok: Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia.

Djikic, M. (2011). The effect of music and lyrics on personality. Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts, 5(3), 237-240.

Djikic, M., Oatley, K., Zoeterman, S., & Peterson, J. (2009). On "being moved" by art: How reading fiction transforms the self. Creativity Research Journal, 21, 24–29.

Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality 7th ed. New York: McGraw Hill.

Gravetter, F. J. & Forzano, L. (2009). Research Method for the Behavioral Sciences. Wadsworth CENGAGE Learning.

John, O.P., Robins, R. W.& Pervin, L.A. (2008). Handbook of personality 3rd ed. New York: Guilford Press.

Mar, R. A., Oatley, K., Hirsh, J., dela Paz, J., & Peterson, J. B. (2006). Bookworms versus nerds: Exposure to fiction versus non-fiction, divergent associations with social ability, and the simulation of fictional social worlds. Journal of Research in Personality, 40, 694–712. Marczyk, G. R., DeMetteo, D., & Festinger, D. (2005). Essentials of research design and

methodology. New Jersey: John Wiley & Sons.

McCrae, R. R. & Costa, P. T. (1997). Personality trait structure as a human universal. American Psychologist.

Papalia, D., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2007). Human development 10th ed. New York: McGraw Hill.

Rentfrow, P. J., dan Gosling, S. D. (2003). The do re mi’s of everyday life: The structure and personality correlates of music preferences. Journal of Personality and Social Psychology, 84, 1236–1256.

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur NEO-FFI
Tabel 4. 1. Indeks Perubahan Kepribadian  Kelompok  Mean  SD  Min.  Maks.  Std.
Tabel 4. 3. Perbandingan 1: Kondisi-kondisi Musik dengan kondisi Lirik

Referensi

Dokumen terkait

cabang Bekasi yang berasal dari rumah sakit ataupun klinik untuk diproses lebih lanjut (1.0), kemudian PT Taspen (Persero) cabang Bekasi akan melanjutkan proses

Dari deskripsi dan analisis data, ditemukan bahwa (1)intensi dramatisasi dikonstruksi melalui struktur plot, relasi antar karakter, pemunculan kontingensi, dan waktu

Namun demikian pemilihan genotipe untuk program pengembangan berikutnya dapat diperoleh dari informasi bahwa, terkait dengan sifat pembungaan dan pembuahan jarak

Setelah mengevaluasi hubungan antara produksi dengan ekspor dalam jangka panjang, penelitian ini juga menguji hubungan antar indikator daya saing ekspor dengan produksi

Kandungan lemak paling tinggi adalah for mula 1, yaitu sebesar 0,09 gram dan paling rendah DGDODK IRUPXOD \DLWX VHEHVDU JUDP %HU dasarkan hasil analisis kandungan zat gizi, serbuk

Padahal pembelajaran IPA di sekolah menengah hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial (tidak terpisah- pisah). Pembelajaran yang disajikan

Dalam mendesain jaringan FTTH sangat perlu diketahui tentang teknologi perangkat aktifnya, karena ada kaitannya dengan penggunaan core optik, Pada panduan atau Panduan

Penelitian yang dilakukan dengan pengujian regresi logistik menghasilkan bahwa variabel opini audit memiliki pengaruh dalam artian opini audit mampu menerima ketepatan