• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT PERTAMINA (Persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT PERTAMINA (Persero)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil PT PERTAMINA (Persero)

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA.

Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT PERTAMINA (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003 dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 9 Oktober 2003. Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)”.

(2)

2

Sesuai akta pendiriannya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari perusahaan perseroan adalah untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efektif dan efisien. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.

2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik perseroan.

3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.

4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, PERTAMINA tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar. Pada gambar 1.1 diilustrasikan logo PERTAMINA.

(3)

3

GAMBAR 1.1 LOGO PERTAMINA

Sumber : www.pertamina.com/ 1.1.2 Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan

a. Visi PERTAMINA : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.

b. Misi PERTAMINA : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

c. Tata Nilai

1. Bersih. Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak mentoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Kompetitif. Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. Percaya Diri. Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

4. Fokus. Pada pelanggan beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

(4)

4

5. Komersial. Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

6. Berkemampuan. Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

1.1.3 Struktur Organisasi

PERTAMINA dipimpin oleh seorang CEO (Chief Executive Officer). Pada jenjang berikutnya dibawah CEO (Chief Executive Officer) terdapat 7 director. Struktur organisasi PERTAMINA dapat dilihat pada Gambar 1.2 :

GAMBAR 1.2 STRUKTUR ORGANISASI

(5)

5 1.1.4 Strategi Bisnis

Kegiatan PERTAMINA dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu hulu dan hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan.

A. Usaha Hulu

Kegiatan usaha PERTAMINA hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.

Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan. Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (PERTAMINA

(6)

6

Participating Interest), serta proyek pinjaman. Sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract).

Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatra Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH Sumatra Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.

Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) di Sumatra Utara, Kamojang (140 MW) di Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi Utara.

Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.

Dalam hal pengembangan usaha, PERTAMINA telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. PERTAMINA juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui PERTAMINA Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, PERTAMINA memiliki

(7)

7

jaringan pipa gas dengan panjang total 3.800 km dan 64 stasiun kompresor.

Saat ini, Direktorat Hulu mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di bisnis hulu industri migas dan panas bumi, yaitu: PT PERTAMINA EP (PEP), PT PERTAMINA Hulu Energi (PHE), PT PERTAMINA Gas, PT PERTAMINA Geothermal Energy (PGE), PT PERTAMINA EP Cepu (PEP Cepu), dan PT PERTAMINA Drilling Services Indonesia (PDSI). Selain itu Direktorat hulu juga mengembangkan fungsi penunjang teknologi bidang hulu, yaitu Exploration & Production Technology Center (EPTC).

Masing-masing anak perusahaan dan fungsi penunjang tersebut menjalankan tugas sebagai berikut:

1. PT. PERTAMINA EP

PEP dibentuk pada 13 September 2005, dengan maksud untuk mengelola pengusahaan minyak dan gas (operasi sendiri) berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Migas yang ditandatangani pada 17 September 2005.

Sebagai anak perusahaan bidang hulu, PEP bergerak dalam operasi eksplorasi dan produksi minyak dan gas di wilayah-wilayah kerja dalam negeri seluas 140.000 km2 yang selama ini dikelola oleh PERTAMINA.

Wilayah operasi PEP dibagi dalam tiga region, yaitu:

a. Region Sumatera b. Region Jawa

(8)

8 2. PT. PERTAMINA GAS

Pada 23 Februari 2007, PERTAMINA mendirikan anak perusahaan PT Pertagas yang kemudian diubah menjadi PT PERTAMINA Gas pada 2008. PT PERTAMINA Gas bergerak di bidang transportasi, niaga, dan pemrosesan gas. Dalam kegiatan transmisi gas, PERTAMINA telah memiliki jaringan pipa dengan volume total sekitar 34.000 km-inci yang terletak di Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Timur, dan Kalimantan Timur.

Pada Januari 2009 PT PERTAMINA Gas mendapatkan Izin Transportasi dan pada Februari 2009 PT. PERTAMINA Gas memperoleh hak khusus dari BPH Migas untuk pengangkutan gas bumi melalui pipa di 43 ruas transmisi. Keluarnya Izin Transportasi dan Hak Khusus itu melengkapi terbitnya Izin Niaga pada September 2008. Dengan izin usaha dan hak khusus tersebut, PT PERTAMINA Gas telah memiliki landasan regulasi untuk menjadi pemain utama dalam bisnis gas di Indonesia.

3. PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PGE berdiri pada 12 Desember 2006. Anak perusahaan PERTAMINA ini bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi di 15 wilayah kerja pengusahaan (WKP) panas bumi Indonesia, yaitu: Sibayak-Sinabung, Sibual-buali–Sarulla, Sungai Penuh-Sumurup, Tambang Sawah-Hululais, Lumut Balai, Waypanas-Ulubelu, Cibereum-Parabakti, Pengalengan (Patuha-Wayang Windu), Kamojang-Darajat, Karaha-Telagabodas,

(9)

9

Dieng, Iyang-Argopuro, Tabanan-Bali, Lahendong-Tompaso dan Kotamobagu.

4. PT PERTAMINA EP CEPU

PEP Cepu, berdiri pada 14 September 2005, merupakan anak perusahaan PT PERTAMINA yang bergerak di bidang usaha hulu migas. Di Blok Cepu, PERTAMINA memiliki interest sebesar 45%, bermitra dengan Mobil Cepu Ltd (selaku operator) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mengelola KKS Blok Cepu.

5. PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

PT PDSI didirikan pada 13 Juni 2008 sebagai entitas bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang manajemen jasa pengeboran. Jasa yang diberikan meliputi pengeboran, workover, serta jasa pengeboran dengan sistem Daily Rate dan Manajemen Pengeboran Terpadu (MPT) untuk sumur minyak, gas, dan panas bumi.Saat ini, PT PDSI memiliki 34 unit rig pengeboran (28 milik sendiri dan 6 alih kelola dari PT Usayana)

6. EXPLORATION AND PRODUCTION TECHNOLOGY

CENTER

Direktorat hulu mengembangkan pusat penelitian dan perekayasaan bidang teknologi hulu migas, panas bumi, dan CBM disebut EPTC. Tujuan pendirian EPTC untuk meningkatkan kemandirian, penguatan nilai unggulan, serta penyedia solusi teknologi untuk percepatan pengembangan usaha seluruh anak perusahaan di lingkungan hulu.

(10)

10

Penelitian dan perekayasaan yang dilakukan EPTC menghasilkan berbagai inovasi, baik dalam rangka mencari wilayah eksplorasi baru maupun optimalisasi manajemen reservoir secara intensif dan terarah.

Dalam rangka menjaga kemandirian teknologi bidang hulu migas kehadiran EP Technology Center (EPTC) menjadi sangat penting. EPTC adalah penghasil inovasi teknologi migas untuk anak perusahan (AP), baik melalui riset dan pengembangan yang dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain. Tidak kalah penting, EPTC adalah penyedia dan pengembang solusi teknologi EP yang dibutuhkan Direktorat Hulu PERTAMINA dan AP-AP.

Di sisi lain, EPTC pun bisa berfungsi sebagai pengarah sekaligus pelaksana kebijakan teknologi Direktorat hulu di AP, sehingga bisa dikatakan fungsi ini merupakan penyelaras kebijakan teknis Direktorat hulu di tingkat AP, sekaligus pengembang kompetensi teknis sumber daya manusia di bidang hulu. Peran berikutnya, EPTC merupakan center of excellence untuk dukungan teknologi pada tataran operasional AP di Direktorat Hulu PERTAMINA.

Untuk mendukung strategi peningkatan dan pengembangan bisnis hulu, EPTC menggunakan berbagai perangkat teknologi baik perangkat lunak maupun keras untuk desain parameter penyelidikan seismik, pengolahan data seismik, pengolahan modeling seismik, interpretasi seismik, pemodelan cekungan, pemodelan geologi untuk karakterisasi reservoir, evaluasi petrofisika, simulasi reservoir, analisis produksi, analisis well testing, analisis well performance, analisis stimulasi sumur, proses

(11)

11

dan fasilitas desain, serta perangkat visualisasi 3D untuk well design sebagai pendukung kegiatan kolaborasi para ahli eksplorasi dan produksi, baik di migas maupun panas bumi.

Bidang Geodesi dan Geomatika menggunakan perangkat/aplikasi survei dan pemetaan guna mendukung seluruh kegiatan surface & sub-surface. Selain itu, pengembangan teknologi Geographic Information System (GIS) dan Global Positioning System (GPS) juga diterapkan untuk memastikan penentuan posisi yang efektif dan efisien.

Pengelolaan data fisik dan digital dilakukan secara terintegrasi, sehingga memudahkan para ahli dan spesialis di lingkungan PERTAMINA Hulu dalam melakukan kajian dan evaluasi GGR dalam upaya pengembangan bisnis hulu.

7. PT PERTAMINA HULU ENERGI

PHE merupakan salah satu anak perusahaan di jajaran Direktorat hulu PERTAMINA yang bergerak di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi serta menjadi vehicle usaha hulu dalam mengelola portofolio wilayah kerja sama di dalam dan di luar negeri dalam format : Production Sharing Contract (PSC), Joint Operating Body-Production Sharing Contract (JOB-PSC), Indonesian Participating / PERTAMINA Participating Interest (IP/PPI) dan Badan Operasi Bersama (BOB). Wilayah kerja PHE meliputi: Blok 3 Western Desert, Irak; Blok 10 & 11.1 Lepas Pantai Vietnam Selatan; Blok SK-305, Lepas Pantai Sarawak, Malaysia; Blok Sabratah 17-3, Lepas Pantai Libya; Blok Sirte 123-3, Libya; Blok-13, Laut

(12)

12

Merah Lepas Pantai Sudan; Blok-3, Lepas Pantai Qatar; Blok Basker Manta Gummy, Australia.

B. Usaha Hilir (Pengolahan, Pemasaran & Niaga dan Perkapalan)

Kegiatan usaha PERTAMINA hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga dan perkapalan serta distribusi produk hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut.

Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan. PERTAMINA TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) merupakan bagian dari usaha hilir PERTAMINA (PERSERO). Berada langsung dibawah komando dari Direktur Pemasaran dan Niaga PERTAMINA pusat, PERTAMINA TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) mempunyai fungsi inti dalam distribusi, penyaluran, penimbunan, dan penjualan bahan bakar minyak. Ada total 160 Terminal BBM tersebar diseluruh Indonesia.

1.1.5 Transformasi PERTAMINA

Peraturan pemerintah mempengaruhi peta persaingan bisnis PERTAMINA, adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 yang membuat PERTAMINA tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan bisnis di bidang produksi dan pendistribusian BBM di dalam negeri Public Service Obligation (PSO), dan penyelenggaraan PSO dimaksud akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku

(13)

13

di pasar. Undang-undang ini dibuat untuk mengatur arus investasi swasta di bidang minyak dan gas serta ketersediaan jaminan pasokan minyak dan gas untuk pasar dalam negeri.

Dengan undang-undang ini PERTAMINA dihadapkan dengan kondisi baru, perubahan hukum dan regulasi di Indonesia telah membawa konsekuensi yang mengisyaratkan PERTAMINA hadir sebagai institusi bisnis murni ditengah persaingan pasar sektor hilir dalam negeri yang telah terbuka. Perubahan regulasi ini juga memberikan implikasi dan tuntutan yang berat bagi PERTAMINA untuk dapat melakukan terobosan (breakthrough) yang efektif dalam rangka melakukan perubahan-perubahan di bawah ini:

1. Perubahan mekanisme subsidi dari “cost + free” menjadi MOPS + α (margin). Maksudnya adalah Pertamina diberi feeper liter. Setelah diberlakukannya UU Migas tahun 2001, dikenal istilah MOPS plus Alpha. MOPS-nya mengacu pada Singapura, sementara Alpha-nya dengan menghitung dalam negeri. Alpha adalah biaya distribusi dan margin. Penentuan akhir besaran Alpha di Kementerian Keuangan kepada DPR

2. Perubahan mekanisme subsidi telah barriers to entry bagi para pemain di sektor bisnis hilir.

3. Tekanan dan tuntutan untuk peningkatan budaya kinerja (performance management system).

4. Keuntungan (profit & loss) sebagai tolak ukur utama bagi perhitungan kinerja dan bukan tolak ukur berdasarkan kinerja volume.

5. Tuntutan pemerintah dan pemegang saham (shareholders) untuk pembagian dividen yang lebih besar.

(14)

14

7. Tekad pemerintah untuk memastikan transparansi dan profesionalisme dalam pelaksanaan bisnis perusahaan (Good Corporate Governance).

Menghadapi lingkungan yang terus berubah serta tuntutan yang mengharuskan PERTAMINA untuk selalu siap mengahadapi perubahan yang ada, PERTAMINA mencanangkan transformasi atau perubahan perusahaan. Program transformasi dimulai sejak 20 Juli 2006. Dua tema besar yang dicanangkan dalam transformasi meliputi tema fundamental dan tema bisnis. Berikut ini penjelasan mengenai kedua tema transformasi tersebut :

a. Tema fundamental yang merupakan hal yang mendasar yang menjadikan tujuan utama dalam transformasi. Berikut penjelasan mengenai tema fundamental dalam program transformasi PERTAMINA :

1. Pola pikir dan perilaku anti-korupsi dan terfokus pada pelayanan dan kepuasan pelanggan.

2. Mengubah pola pikir dan perilaku pekerja dari perusahaan pemegang monopoli dan birokrat, menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan berorientasi wiraswasta.

3. Meningkatkan kepercayaan publik dan pemerintah untuk menunjukkan bahwa kami dapat dipercaya.

4. Meningkatkan kepimimpinan dalam lingkungan bisnis yang baru dan menantang.

5. Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang efektif.

6. Mempersiapkan para pemimpin untuk lingkungan bisnis yang baru, memimpin perubahan, dan menunjukkan hasil kinerja yang tinggi.

7. Menyelaraskan (align and engage) organisasi perusahaan ke dalam program transformasi.

(15)

15

9. Mengembangkan manajemen stakeholders untuk peningkatan hubungan yang positif dengan publik dan regulator.

10. Mengelola secara proaktif hubungan yang konstruktif dengan para stakeholders dalam rangka sinergi yang mempengaruhi industri dan kebijakan PERTAMINA.

11. Membentuk citra publik yang baik dan mendukung kegiatan operasional perusahaan.

12. Mengembangkan kerjasama dan aliansi di tingkat korporasi untuk menangkap peluang bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

b. Tema bisnis yang lebih terfokus pada pengembangan bisnis inti perusahaan. Berikut penjelasan mengenai tema fundamental dalam program transformasi PERTAMINA :

1. Membangun perusahaan E & P yang terkemuka di tingkat regional.

2. Mengembangkan portfolio di sektor bisnis pengelolaan yang optimal dan memberikan return yang maksimal.

3. Mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar bisnis ritel di pasar domestik dan regional.

4. Mengamankan posisi market leader untuk bisnis penjualan LNG di pasar domestik, regional, dan internasional.

5. Mengembangkan pilihan-pilihan untuk pertumbuhan energi alternatif di masa depan.

Transformasi yang dilakukan PERTAMINA sejak tahun 2006-sekarang meliputi beberapa program transformasi, program transformasi tersebut dibagi dalam empat horison, yang dijelaskan di dalam tabel 1.1 :

(16)

16 TABEL 1.1

PROGRAM TRANSFORMASI PERTAMINA

Horison I (Program 100 Hari) Horison II (Program 1 Tahun) Horison III (Program 2-5 Tahun) Horison IV (Program Lebih Dari 5 Tahun) a. Pembentukan pusat program transformasi. b. Merancang dan menggerakkan sebanyak 22 Breakthrough Projects di tingkat korporat. c. Merancang dan menggerakkan sebanyak 131 Breakthrough Projects di unit operasi. a. Menunjukkan peningkatan kinerja keuangan yang maksimal. b. Memperoleh peningkatan efisiensi operasional dalam waktu yang cepat. c. Memperbaiki budaya perusahaan di tingkat korporat. d. Mengembangk an cara pandang berbisnis yang lebih kompetitif a. Membangun momentum dan kesehatan organisasi perusahaan a. Menjadikan PERTAMINA menjadi perusahaan energi terkemuka di tingkat regional dan internasional

(17)

17 1.2 Latar Belakang Permasalahan

Fenomena globalisasi bukan menjadi isu yang baru dalam dunia persaingan bisnis. Globalisasi budaya, globalisasi ekonomi, dan globalisasi informasi, dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan antar negara dan antarmanusia menjadi tidak terbatas. Hal ini menjadi tantangan baru bagi semua pelaku bisnis di seluruh dunia. Untuk globalisasi ekonomi khususnya, dimana dalam proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, negara-negara di dunia menjadi satu kekuatan pasar dengan tanpa rintangan batas teritorial antar negara.

Globalisasi ekonomi mengakibatkan adanya pasar bebas dimana pelaku bisnis dituntut untuk lebih kreatif dalam persaingan agar bisa tetap bertahan. Mempertahankan diri untuk tetap hidup dan bertahan dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah bukanlah persoalan yang mudah, sehingga mengharuskan kita untuk bergerak cepat dengan adanya perubahan yang fundamental serta lingkungan bisnis yang kompleks dan turbulen oleh karena itu sebuah organisasi harus siap melakukan perubahan (Peter Drucker dalam Rahayu, 2011:221).

Globalisasi juga berdampak pada perusahaan sekelas PERTAMINA. Badan Usaha Milik Negara yang bertugas mengelola penambangan minyak bumi dan gas bumi ini terkena dampak globalisasi secara keseluruhan terhadap kinerja keuangan PERTAMINA. Hal ini dibuktikan dari ikhtisar laba bersih PERTAMINA yang fluktuatif dalam 5 tahun terakhir, seperti yang terlihat pada tabel 1.2 :

TABEL 1.2

LABA BERSIH PERTAMINA

TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 LABA

BERSIH

16,881 19,606 16,203 16,776 20,472

Sumber : Laporan Tahunan PERTAMINA 2007-2011 (dalam triliun rupiah)

(18)

18

Menghadapi lingkungan yang terus berubah serta tuntutan yang mengharuskan PERTAMINA untuk selalu siap dengan perubahan yang ada, PERTAMINA mencanangkan program transformasi atau perubahan organisasi. Program transformasi ini dimulai sejak 20 Juli 2006, yang mengangkat dua tema besar yaitu tema fundamental dan tema bisnis.

Transformasi besar-besaran oleh PERTAMINA pusat ini berdampak pada semua struktur bisnis PERTAMINA, salah satunya adalah PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group. PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak merupakan bagian dari strategi bisnis pertamina yang langsung berada dibawah kendali Director of Marketing and Trading yang tugas pokoknya adalah penimbunan minyak, pencatatan minyak, dan penyaluran minyak.

Berdasarkan interview yang dilakukan penulis dengan kepala personalia dan kepala quality qontrol PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group, sejak transformasi dicanangkan, PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group mengalami perubahan dalam beberapa hal diantaranya dapat dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini:

(19)

19

TABEL 1.3

PERUBAHAN PERTAMINA ORGANISASI TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK GROUP BANDUNG BENTUK PERUBAHAN SEBELUM TRANSFORMASI SETELAH TRANSFORMASI

Reward System Belum ada

a. Pemilihan Operational Head (OH) terbaik setiap tahunnya.

b. Pemberian piagam untuk cabang PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak terbaik.

c. Perubahan struktur gaji menjadi lebih baik.

Organization

Culture Belum ada

a. Karyawan digaji berdasarkan kinerja (based on performance). b. Penerapan Reward and

Concequences.

c. Automation dalam penilaian kinerja karyawan.

(20)

20

sambungan tabel 1.3

Policies Belum ada

a. Adanya penyempitan organisasi untuk efisiensi organisasi. b. Sistem internal

perusahaan yang dulunya SAP menjadi MySAP (upgrading). c. Terdapat sistem GCG

baru dimana terdapat sistem untuk whistle blowing yang mencegah adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di perusahaan.

d. Kebijakan mengenai automation dalam sistem penyaluran di PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group.

(21)

21 sambungan tabel 1.3

Leadership Belum ada

a. Perusahaan menyiapkan para pemimpin baru dengan program pelatihan untuk pengembangan kepemimpinan yang langsung dieksekusi oleh PERTAMINA Pusat. b. Upgrading dalam sistem penilaian bawahan. c. Penekanan oleh pemimpin tentang prioritas perusahaan yaitu untuk sebisa mungkin perusahaan memperketat anggaran, lebih memperhatikan profit dan operasional.

Sumber : Data Hasil Interview

Perubahan organisasi yang terjadi di PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group tidak serta merta mengangkat performa perusahaan itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari biaya operasi perusahaan dari tahun 2006-2012 pada tabel 1.4:

(22)

22

TABEL 1.4

BIAYA OPERASI PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK GROUP BANDUNG TAHUN 2007-2012

Tahun Target Biaya Operasi Realisasi

2007 20,251 17,556 2008 27,110 29,179 2009 63,282 52,609 2010 52,810 58,849 2011 77,584 73,575 2012 92,125 97,056

Sumber : Data Hasil Pengolahan (dalam miliyar rupiah) Dari data diatas bisa disimpulkan bahwa kinerja PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group cenderung tidak stabil dalam 6 tahun terakhir, pada tahun 2007 PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group bisa menekan biaya operasi namun pada tahun 2008 biaya operasi justru lebih tinggi dari target. Dan kinerja yang fluktuatif ini terjadi terus sampai tahun 2012.

Terjadinya fluktuasi dalam kinerja PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group salah satunya karena kinerja dari sumber daya manusia perusahaan tersebut yang belum optimal. Menurut Hasibuan (2005:95), kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja dapat menunjukkan seberapa besar kontribusi karyawan perusahaan dalam mencapai standar kerja yang ditetapkan.

Perubahan organisasi selalu menyangkut perubahan individu, dan respon individu dalam menyikapi perubahan ini tidak semata rasional, tetapi juga melibatkan emosional. Pada dasarnya setiap orang sudah mempunyai kebiasaan, sikap, perilaku dan budaya yang dirasakan paling sesuai. Namun perubahan atau transformasi organisasi memerlukan

(23)

23

kondisi berbeda, sehingga harus ada kesediaan orang untuk mengubah dirinya. Fluktuasi tingkat kinerja karyawan membuat organisasi harus bisa mampu mendesain transformasi yang terjadi terutama dilingkungan kerja dan kebutuhan-kebutuhan karyawan agar karyawan senantiasa termotivasi untuk bekerja lebih baik sehingga meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri

Dari data diatas, penulis ingin mengetahui sampai sejauh mana “PENGARUH PERUBAHAN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PERTAMINA (Studi Kasus

PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group) ”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dengan cara membuat rumusan masalah yang diteliti. Rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perubahan organisasi yang telah dilakukan PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group? 2. Bagaimana kinerja karyawan PERTAMINA Terminal Bahan Bakar

Minyak Bandung Group?

3. Seberapa besar pengaruh perubahan organisasi terhadap kinerja karyawan PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perubahan organisasi yang telah dilakukan PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group. 2. Untuk mengetahui kinerja karyawan PERTAMINA Terminal Bahan

(24)

24

3. Untuk menghitung seberapa besar pengaruh perubahan terhadap kinerja karyawan PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group.

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Keilmuan

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi bahan penelitian selanjutnya sehingga berguna untuk pengembangan ilmu.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kesesuaian antara teori dan implementasi yang terjadi di kehidupan nyata. 2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi perusahaan di masa mendatang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak PERTAMINA Terminal Bahan Bakar Minyak Bandung Group dalam menjalankan perubahan perusahaan untuk menjadi lebih baik lagi.

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

(25)

25

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisa data-data yang telah penulis dapatkan dari penelitian dengan menggunakan metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir penelitian serta saran-saran untuk objek penelitian atau pun pihak-pihak terkait lainnya.

Gambar

GAMBAR 1.2  STRUKTUR ORGANISASI

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Batang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Retribusi Terminal Angkutan Penumpang (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah

Gambar 4.4 Tampilan Menu Bentuk Pemerintahan 63 Gambar 4.5 Tampilan Menu Kepala Negara 64 Gambar 4.6 Tampilan Menu Lagu Kebangsaan 64 Gambar 4.7 Tampilan Menu Lambang Negara 65

Bagian tulang yang terdapat implan selanjutnya dipotong melintang lagi menjadi beberapa potongan setebal ± 1-2 mm untuk pembuatan preparat gosok dan dekalsifikasi.. Pembuatan

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Salah satu teknik ekstraksi ciri yang digunakan dalam program ini adalah menggunakan histogram warna dan citra yang diklasifikasikan adalah citra dengan format warna

Fokus penelitian ini adalah mencari efek profil sudu terhadap faktor keamanan agar diperoleh desain yang optimum bila dikenai tegangan gabungan serta mendapatkan aliran yang

yang tak pernah henti melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pekerjaan Tugas Akhir dan penulisan skripsi yang berjudul “Sintesis Poliblend

Disiplin kerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak