• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasca Sarjana UMI Makassar 2. Pasca Sarjana UMI Makassar 3. Pasca Sarjana UMI Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pasca Sarjana UMI Makassar 2. Pasca Sarjana UMI Makassar 3. Pasca Sarjana UMI Makassar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EDUKASI MENGGUNAKAN VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN

TENTANG CEDERA OLARGA, INTENSITAS LATIHAN DAN POLA TIDUR

PADA ATLET KLUB BOLA VOLI UNHAS MAKASSAR

Harvina Mukrim

1

, Suriah

2

, Andi Nurlinda

3

1Pasca Sarjana UMI Makassar 2Pasca Sarjana UMI Makassar 3Pasca Sarjana UMI Makassar

(Alamat Korespondensi:vhinamukrimmukrim@gmail.com/081242889884)

ABSTRAK

Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah kesehatan dapat pula menimbulkan dampak yang merugikan bagi tubuh antara lain berupa cedera olahraga. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menilai pengaruh edukasi menggunakan video terhadap pengetahuan klub atlet bola voli Unhas di Makassar. Pada penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat korelasi. Pada penelitian ini digolongkan dalam penelitian kuantitaif dengan metode quasi eksperiment, populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Bola Voli Club Unhas di Makassar. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah atlet putra Bola Voli Club Unhas Makassar sebanyak 30 orang, 15 kelompok eksperimen dan 15 kelompok kontrol. Hasil penelitian Berdasarkan hasil uji statistik pada hasil post-test didapatkan nilai signifikan pada pengetahuan cedera olahraga sebesar 0,0001, nilai signifikan post-test pada intensitas latihan sebesar 0,0001 sedangkan nilai signifikan post-test pada pola tidur sebesar 0,001, menyatakan bahwa ada pengaruh edukasi menggunakan video terhadap pengetahuan klub atlet bola voli Unhas di Makassar, maka dianjurkan kepada para atlet untuk lebih sering mengakses video untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang cedera olahraga, intensitas latihan dan pola tidur. Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat diberikan yaitu memperhatikan faktor internal maupun eksternal penyebab cedera, sehingga dapat meminimalkan terjadinya cedera olahraga terutama cedera pergelangan kaki dan mengikuti pengarahan yang diberikan oleh pelatih saat berlatih, bertanding maupun setelah pertandingan.

Kata Kunci : Edukasi, pengetahuan, cedera olaraga, intensitas latihan dan pola tidur

PENDAHULUAN

Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah kesehatan dapat pula menimbulkan dampak yang merugikan bagi tubuh antara lain berupa cedera olahraga.

Cedera olahraga merupakan momok yang sangat menakutkan bagi seorang atlet profesional, karena cedera akan membuat si atlet kehilangan waktu mengikuti latihan dan pertandingan. Akibatnya, atlet tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan prestasi terbaiknya, atau keadaan tersebut menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber penghasilannya (Afriwardi, 2010).

Cedera dapat terjadi pada semua olahraga. Atlet telah disosialisasikan untuk menerima sakit dan cedera sebagai bagian yang normal atau biasa dalam olahraga sebab sakit dan cidera sangat sering terjadi di dalam olahraga (Coakley dan Dunning, 2000).

Menurut hasil penelitian The Electronic Injury National Surveillance System (NEISS) di Amerika menunjukkan bahwa sprain ankle di pengaruhi oleh jenis kelamin, usia, dan keterlibatan dalam olah raga. Laki-laki berusia antar 15- 24 tahun memiliki tingkat lebih tinggi terkana sprain ankle, dan perempuan usia 30 tahun memiliki tingkat lebih tinggi terkena sprain ankle. Setengah dari semua keseleo pergelangan kaki (58,3%) terjadi selama kegiatan atletik, dengan basket (41,1%), football (9,3%), dan soccer (7,9%). Hal ini dapat membuktikan bahwa persentase

(2)

tertinggi sprain ankle adalah selama berolahraga. (Martin et al., 2013).

Menurut Junaidi (2013), melaporkan kejadian cedera ankle di Poliklinik KONI Provinsi DKI Jakarta pada bulan September-Oktober 2012 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet Pelatda PON XVIII/2012 Provinsi DKI sebanyak 419 kasus yang merupakan 41,1% dari total kasus cidera yang terjadi.

Cedera kronis dari ligamen pergelangan kaki sisi lateral sering menyebabkan terjadinya instabilitas pergelangan kaki. Gejala kronis yang nampak seperti tendinitis atau sinovitis yang persisten, kekakuan pergelangan kaki, pembengkakan, nyeri, dan kelemahan otot. Studi epidemiologi Fong melaporkan bahwa gejala paling dominan adalah nyeri, ketika sprains pergelangan kaki terjadi lima kali atau lebih, gangguan stabilitas mulai muncul dan menjadi gejala yang dominan.

Penelitian Chan (2011), melaporkan bahwa 80% sprains pergelangan kaki akut akan mengalami perbaikan dengan terapi. Dua puluh persen sprains 3 pergelangan kaki akut akan berkembang menjadi instabilitas mekanik atau fungsional dari pergelangan kaki, akibatnya terjadi instabilitas pergelangan kaki kronis yang menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif lebih awal pada pergelangan kaki karena beban yang tidak seimbang pada sisi medial pergelangan kaki.

Terdapat dua kelompok besar faktor risiko dari cedera pergelangan kaki, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik sprains ligamen pergelangan kaki sisi lateral antara lain: riwayat cedera pergelangan kaki; jenis kelamin dan usia; tinggi badan dan berat badan; sisi kaki yang dominan digunakan; tipe anatomi kaki dan ukuran kaki; kelenturan tubuh, kelenturan sendi pergelangan kaki dan rentang gerak kompleks dari sendi pergelangan kaki; kekuatan otot, waktu reaksi otot dan postural sway. Faktor ekstrinsik antara lain: penggunaan penguat (bracing) dan pengikat (taping), tipe sepatu, dan durasi dan intensitas dari kompetisi dan posisi pemain (Beynnon, 2002). Penelitian Kroner (1997) melaporkan bahwa keparahan cedera lebih rendah bila disebabkan oleh faktor ekstrinsik, dan sebaliknya, keparahan tingkat cedera lebih tinggi bila disebabkan oleh faktor intrinsik.

Salah satu cara paling bijak untuk menghindari cedera ringan adalah dengan melakukan pemanasan yang cukup, agar ketika mulai melakukan gerakan-gerakan yang berat dan intens, otot dan persendian tubuh tidak terkejut. Sebelum melakukan olahraga, kita juga dapat melakukan game kecil atau

latihan aerobik dasar untuk adaptasi tubuh. Selain pemanasan, pencegahan cedera yang lebih awal dapat dilakukan dengan melakukan recovery tubuh untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Recovery dapat dilakukan dengan cara berendam di air panas dan air dingin secara bergantian, atau lebih populer dengan istilah jacuzzi. Berendam di air es (ice

bathing therapy) untuk relaksasi. Para pakar di

bidang fisio terapi memberikan tips kesehatan bahwa dengan recovery yang dilakukan atlet sebelum atau setelah pertandingan akan membantu tubuh lebih cepat pulih dan terhindar dari kelelahan (Train,2007).

Salah satu cara agar terhidar dari cedera yaitu dengan pola tidur yang baik. Seiring dengan meningkatnya kesibukan individu maka akan mempengaruhi kualitas dan intensitas tidur individu. Salah satu problem yang paling sering dialami adalah insomnia. Insomnia bukanlah suatu penyakit melainkan kesulitan tidur atau terbangun- bangun pada saat kita tidur di malam hari, kemudian penderita merasakan bahwa dirinya kurang cukup waktu tidurnya sehingga berdampak pada aktivitas pada kesehariannya. Proses tidur akan membantu mengistirahatkan seluruh organ tubuh termasuk perbaikan metabolisme otak. Dengan waktu tidur yang cukup maka kita akan merasa segar bugar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktifitas sepanjang hari dari pagi hingga malam (Fitranda, 2014).

Dengan adanya edukasi

pembelajaran tentang cedera atlet dapat dengan mudah mempelajari tata cara melakukan pemanasan yang baik dan

pendinginan yang baik. Teknik

pembelajaranmerupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan. Di antaranya adalah keterampilan memberikan edukasi.

Kenyataannya di lapangan masih banyak atlet yang kurang aktif bergerak dikarenakan bosan dengan gerakan yang sama dan hanya diulang-ulang, hal ini perlu adanya pengembangan model pembelajaran pemberian edukasi, dengan model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.

Salah satu model pemberian edukasi yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan kesenangan atlet dan ketidak jenuhan dalam bergerak, salah satunya degan

(3)

pengembangan model video pembelajaran. Diharapkan media yang dipakai murah dan banyak manfaatnya. Jenis materipun disesuaikan dengan tingkat pemahaman serta bisa menarik perhatian atlet.

Seiring berkembangnya teknologi, muncullah berbagai macam bentuk bahan ajar cetak, lalu merabah ke bahan ajar audio, hingga bahan ajar audiovideo serta bahan ajar interaktif dengan komputer.Sekitar pertengahan abad-20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio. Dari hal ini, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkret dan terus dilakukan. Pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai

komponen utama dalam kegiatan

pembelajaran.

Hasil penelitian sebelumnya oleh penelitian Hermaningsih & Nargis (2009) meneliti tentang penggunaan media bantu audio visual dan leaflet terhadap perubahan perilaku perawatan diri pra remaja di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Buahbatu Kota Bandung, dengan hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diputarkan audio visual dengan kelompok yang diberikan leaflet terhadap peningkatan perilaku perawatan diri pada 67 remaja. Artinya dalam memberikan pendidikan kesehatan pada pra remaja khususnya yang terkait dengan materi perawatan diri dapat menggunakan kedua media tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat peningkatan nilai mean pretest dan posttest untuk masing-masing media. Secara praktis dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dengan menggunakan audio visual dan leaflet sama-sama efektif untuk meningkatkan perilaku seseorang.

BAHAN DAN METODE

Lokasi, Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat korelasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2017 di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Hasanuddin

Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Bola Voli Club Unhas di Makassar. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah atlet putra Bola Voli Club Unhas Makassar sebanyak 30 orang, 15 kelompok eksperimen dan 15 kelompok kontrol.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :

1. Editing, untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah terisi lengkap atau masih kurang.

2. Coding, mengklarifikasi jawaban/nilai dengan mengisi kode pada masing-masing jawaban menurut item dalam lembar penilaian.

3. Tabulating, untuk memudahkan pengolahan data maka dibuatkan tabel untuk menganalisis data tersebut menurut sifat-sifat yang dimiliki. Tabel dapat berupa tabel sederhana atau tabel silang.

Analisis data

1. Analisis Univariat

Pada analisis univariat data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen. 3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah tehnik analisis dengan variabel bebas yang lebih dari satu. Tehnik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara beberapa variabel bebas secara bersamaan terhadap suatu variable.

HASIL PENELITIAN

Analisis rerata skor pre-test cedera olahraga, pre-test intensitas latihan, pre-test pola tidur, post-test cedera olahraga, post-test intensitas latihan, post-test pola tidur pada kelompok kontrol dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Analisis Rerata Skor Pre-test Dan Post-test Pada Kelompok Kontrol

Skor Min Max Mean±SD

Pre-test cedera olahraga 0 100 47,00 ± 23,947 Pre-test intensitas latihan 0 80 40,00 ± 19,652 Pre-test pola tidur 0 100 52,00 ± 23,253 Post-test cedera olahraga 0 100 57,33 ± 22,118 Post-test intensitas latihan 10 90 53,00 ± 17,840 Post-test pola tidur 0 100 56,00 ± 24,439

(4)

Berdasarkan tabel 1. Tentang rerata skor pengetahuan cedera olahraga pada kelompok kontrol yang tertinggi yaitu berada pada post-test dengan nilai mean 57 dengan standar deviasi 22,118. Adapun rerata skor intensitas latihan yang tertinggi pada kelompok kontrol yaitu berada pada post-test dengan nilai mean 53,00 dengan standar deviasi 17,840

Sedangkan rerata skor pola tidur yang tertinggi pada kelompok kontrol yaitu berada pada post-test dengan nilai mean 56,00 dengan standar deviasi 24,439. Dengan demikian seluruh skor variabel pada kelompok kontrol mengalami peningkatan rerata dari pre-test ke post-pre-test. Hasil analisis uji normalitas pada kelompok intervensi dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Analisis Uji Normalitas Pada Kelompok Intervensi

Skor Statistik df Sig. Shapiro Wilk

Pre-test Cidera Olah Raga 0,971 30 0,557 Pre-test Intensitas Latihan 0,930 30 0,049 Pre-test Pola Tidur 0,948 30 0,153 Post-test Cidera Olah Raga 0,889 30 0,005 Post-test Intensitas Latihan 0,930 30 0,049 Post-test Pola Tidur 0,891 30 0.005

Berdasarkan tabel 2 tentang hasil analisis uji normalitas pada kelompok intervensi yang menyatakan bahwa data berdistribusi tidak normal yaitu pada skor nilai pre-test intensitas latihan, post-tes cidera olahraga dan post-test pola tidur sehingga analisis lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Edukasi Menggunakan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Cedera Olahraga Pada Klub Atlet Bola Voli Di UKM. Dalam kegiatan olahraga perlu adanya pengetahuan tentang cedera olahraga baik itu penyebab terjadinya cedera, cara pencegahan cedera serta terampil dalam penanganan cedera olahraga pada saat di lapangan. Pengetahuan yang erat seperti ilmu faal, ilmu urai, kinesiology, psikologi, ilmu gizi dan ilmu pengetahuan cedera olahraga.

Cedera olahraga merupakan segala bentuk kegiatan yang melampaui batas ambang kemampuan tubuh akibat berolahraga. Secara fisiologis cedera olahraga terjadi akibat ketidakseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan jaringan tubuh yang melakukan aktivitas olahraga. Pada umumnya penyebab terjadi cedera olahraga antara lain kurang pemanasan, melakukakan smash yang salah, memaksakan kodisi tubuh melampaui batas ambang kemampuan tubuh sebelum berolahraga. terutama pada jelang pertandingan yang menuntut banyak gerakan yang eksplosif.

Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini juga melaporkan hasil

penelitiannya yang berjudul Survei Cedera Olahraga Pada Atlet Puteri Bolavoli Surabaya Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Cedera ringan yaitu sebanyak 32 orang atau sebesar 64% dari jumlah 50 atlet bolavoli puteri Surabaya. Penanganan cedera dengan seorang pelatih yang mengalami cedera ringan yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 46% dari jumlah 50 atlet bolavoli puteri Surabaya, untuk cedera sedang menggunakan tim medis yaitu sebanyak 16 orang atau 32% dari jumlah 50 atlet bolavoli puteri Surabaya, dan cedera berat yaitu sebanyak 26 orang atau 52% dari jumlah 50 atlet bolavoli puteri Surabaya (Widyati, 2012).

Hardianto (2015) menyatakan bahwa atlet-atlet bola voli kota Stabat memiliki pengetahuan cedera olahraga dengan kategori “Kurang” sebagai mana sesuai dengan data yang diperoleh melalui perhitungan persentase yaitu “53,9%” yang disesuaikan dengan teori kategori pengetahuan cedera olahraga.

2. Pengaruh Edukasi Menggunakan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Intensitas Latihan Pada Klub Atlet Bola Voli Di UKM.

Intensitas latihan merupakan komponen latihan yang penting, karena tinggi rendahnya intensitas akan berkaitan dengan panjang atau pendeknya durasi latihan yang dilakukan. Jika intensitas latihan tinggi biasanya durasi latihan pendek, dan sebaliknya jika intensitas rendah, durasi latihan bisa lebih lama. Intensitas adalah fungsi kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, kuatnya rangsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan, variasi interval atau istirahat diantara ulangan.

(5)

Berdasarkan hasil uji statistik, perubahan pre-test/post-test pengetahuan intensitas latihan pada kelompok intervensi tertinggi yaitu responden yang mengalami peningkatan sebanyak 23 responden dengan nilai sig. 0,0001 Sedangkan pada kelompok kontrol tertinggi yaitu responden yang mengalami peningkatan sebanyak 20 responden dengan nilai sig. 0,0001 yang berarti bahwa ada pengaruh edukasi

menggunakan video terhadap

pengetahuan tentang intensitas latihan pada klub atlet bola voli di Makassar.

Metode edukasi menggunakan video terhadap intensitas latihan efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden terhadap intensitas latih. Peningkatan pengetahuan intensitas latihan disebabkan oleh kegiatan edukasi yang rutin dilakukan sehingga pengetahuan responden semakin meningkat dan berkembang setelah mendengarkan beberapa materi yang di sampaikan oleh konselor mengenai intensitas latihan. Pengetahuan intensitas latihan yang mereka peroleh mampu memunculkan pemahaman dan keyakinan terhadap kebutuhan pentingnya menjaga kesehatan. Selain itu, video yang menampilkan bebera intensitas latihan juga mampu memberikan dapak kepada responden untuk bersikap lebih positif tentang pentingnya untuk kesehatan diri sendiri.

Edukasi menggunakan video yang dilakukan selama 21 hari tidak hanya terbatas pada pemberian materi mengenai intensitas latihan, tetapi juga diselingi dengan sesi tanya jawab dan pemutaran beberapa video. Video yang ditampilkan berupa waktu lama latiha dalam permainan bola voli. Video yang ditampilkan rata-rata berdurasi 3 menit dengan kandungan informasi yang ringan sehingga mudah dipahami oleh responden. Dengan adanya video tersebut memicu responden untuk menjaga stamina tubuh.

Video-video yang menampilkan kejadian nyata yang terjadi disekeliling kita biasanya lebih berpengaruh besar terhadap perubahan sikap dan perilaku, sebab dari hal tersebut kita belajar merasakan kesedihan, ketakutan, serta penderitaan orang lain sehingga mendorong kita untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak merasakan hal serupa.

Prinsip latihan sangat membantu atlet untuk melakukan latihan yang optimal. Selain itu juga bagi pelatih dapat melakukan proses berlatih yang tepat agar dapat meningkatkan prestasi atlet karena

mencakup berbagai aspek baik psikis maupun biologis. Latihan yang efektif dan efisien sangat diperlukan agar potensi atlet dapat dikembangkan secara maksimal (Pekik 2002).

Menurut Sukadiyanto (2005) beban latihan harus mencapai atau melampaui sedikit diatas ambang rangsang. Sebab beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat.

Hasil penelitian yang dilakukan Andri Hermawan 2015 diperoleh kesimpulan cedera olahraga pada atlet sepak bola usia di bawah 12 tahun paling banyak adalah cedera pergelangan kaki yaitu 19,4%. Cedera olahraga atlet sepak bola dilihat dari umur diketahui paling banyak adalah cedera pergelangan kaki yang terjadi pada atlet usia 11 tahun yaitu sebanyak 9,3%. Faktor penyebab cedera dari faktor internal

violence sebagian besar dalam kategori

rendah sebesar 71,7% dan dari faktor eksternal violence sebagian besar dalam kategori rendah sebesar 85%.

Penelitian sejalan dengan penelitian Puput Prasetiawan 2015 tentang Efektivitas Metode Konseling Terhadap Perilaku Kebugaran Fisik Pemain Bolavoli Pada Siswa SMA Negeri 17 Konawe Selatan Tahun 2015. Dengan menggunakan uji statistik Mc.Nemar diperoleh hasil bahwa metode konseling efektif untuk meningkatkan pengetahun (ρ value 0,001), sikap (ρ value 0,002) dan Tindakan (ρ value 0,001) responden tentang kebugaran fisik. Adapun rekomendasi dalam penelitian ini adalah sebaiknya SMA Negeri 17 Konawe Selatan memiliki guru konseling agar kegiatan konseling dapat rutin dilakukan untuk membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa baik dalam hal kebugaran fisik maupun masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi oleh para siswa.

KESIMPULAN

1. Ada pengaruh edukasi menggunakan video terhadap pengetahuan tentang cedera olahraga pada klub atlet bola voli Unhas di Makassar, maka dianjurkan kepada para atlet untuk lebih sering mengakses video untuk mengetahui hal-hal tentang cedera olahraga.

2. Ada pengaruh edukasi menggunakan video terhadap pengetahuan tentang intensitas latihan pada klub atlet bola voli Unhas di Makassar, maka dianjurkan kepada para

(6)

atlet untuk lebih sering mengakses video untuk mengetahui hal-hal tentang intensitas latihan.

3. Ada pengaruh edukasi menggunakan video terhadap pengetahuan tentang pola tidur pada klub atlet bola voli Unhas di Makassar, maka dianjurkan kepada para atlet untuk lebih sering mengakses video untuk mengetahui hal-hal tentang pola tidur. 4. Berdasarkan hasil uji statistik pada hasil

post-test didapatkan nilai signifikan pada pengetahuan cedera olahraga sebesar 0,0001, nilai signifikan post-test pada intensitas latihan sebesar 0,0001 sedangkan nilai signifikan post-test pada pola tidur sebesar 0,001, menyatakan

bahwa ada pengaruh edukasi

menggunakan video terhadap pengetahuan klub atlet bola voli Unhas di Makassar, maka dianjurkan kepada para atlet untuk lebih sering mengakses video untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang cedera olahraga, intensitas latihan dan pola tidur

SARAN

1. Atlet Bola Voli

a. Memperhatikan faktor internal maupun eksternal penyebab cedera, sehingga dapat meminimalkan terjadinya cedera olahraga terutama cedera pergelangan kaki dan mengikuti pengarahan yang diberikan oleh pelatih saat berlatih,

bertanding maupun setelah

pertandingan.

b. Lebih sering menonton video terbaru tentang bola voli, cedera olahraga dan intensitas latihan begitu juga dengan pola tidur

2. Pelatih

a. Melakukan tindakan preventif terhadap cedera olahraga pada atlet dengan memperhatikan internal violence

maupun eksternal violence.

b. Melakukan penanganan yang cepat dan tepat saat atlet mengalami cedera olahraga, agar cedera dapat ditangani secara tepat.

c. Lebih banyak menonton video terbaru tentang cedera olahraga dan intensitas latihan agar bisa diterapkan kepada atlet dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

ACSM. (2011). ACSM Position Stand. Quantity and Quality Of Exercise for Developing And Maintaining Cardiorespiratory, Musculoskeletal, and Neuromotor Fitness In Apparently Heathly Adults: Guidance for Prescribing Exercise

Afriwardi. (2011). Ilmu Kedokteran Olahraga. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta. 2. Exercise is Medicine Singapore. Your prescription for Health. Exercise Prescription Course for Care Physicians.

Agus,W (2014).Dengan judul “Pengembangan model latihan fun swim pada renang gaya dada melalui media video bagi atlet pemula club Oscar” Kabupaten Malang

Anderson,B 1980. Stretching. Shelter Publications California USA.

Anderson C.R.M.D., 1975. Petunjuk Modern Kepada Kesehatan, Indonesia Publishing House, Bandung.

Andri Hermawan 2015. Persentase Cedera Olahraga Pada Atlet Sepak Bola Usia Di Bawah 12 Tahun Dalam Kompetisi Sepak Bola Antar Ssb Tingkat Nasional. Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Analisis Rerata Skor Pre-test Dan Post-test Pada Kelompok Kontrol  Skor                                                 Min                Max                    Mean±SD  Pre-test cedera olahraga                    0                  100

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka proposisi dari penelitian ini yang berjudul “Kinerja Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Sesuai dengan berbagai uraian yang telah disampaikan oleh peneliti sebelumnya tentang pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dengan segala faktor pendukungnya salah

berpartisipasi dalam Program Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan (Calon Kepala Sekolah, Kepala Sekolah, Pengawas, dan pegawai pemerintah daerah) sesuai dengan

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, ciri-ciri dari perpustakaan umum adalah perpustakaan yang bertujuan untuk melayani masyarakat umum dengan dana umum baik dari

Desain sangat penting terutama dalam pembuatan dan pemasaran jasa ecerean, busana, barang kemasan, dan peralatan tahan lama Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang

ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas atau ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan menaati

Hemidactylus frenatus yang diperoleh dari Pandeglang memiliki bobot badan yang lebih besar dari pada spesies yang ditemukan di Bandung, berkisar antara 1.00 sampai 4.30

Pertumbuhan tegakan jati di Kalimantan Timur secara umum menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan seiring dengan bertambahnya umur tegakan; pertumbuhan diameter