• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG DISPENSASI PENCATATAN KELAHIRAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG DISPENSASI PENCATATAN KELAHIRAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2010

TENTANG

DISPENSASI PENCATATAN KELAHIRAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR,

Menimbang : a.

b.

c.

bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka perlu

menetapkan Peraturan Bupati Aceh Timur tentang Dispensasi Pencatatan Kelahiran Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Timur; b. bahwa menindak lanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Nomor:

472.11/2945/SJ, Tanggal 10 Agustus 2010 Perihal

Perpanjangan Masa Dispensasi Pelayanan Pencatatan

Kelahiran;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Aceh Timur tentang Dispensasi Pencatatan Kelahiran Dalam Kabupaten Aceh Timur.

Mengingat : 1.

2.

3.

4.

5.

Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3019);

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 233, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474); Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

(2)

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Undang-Udang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4894); Undang-Udang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4633);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Aceh Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun

(3)

2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Aceh Timur Menjadi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Aceh Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009 Nomor 2,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur

Nomor 23).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR TENTANG DISPENSASI

PENCATATAN KELAHIRAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah Otonom untuk selanjutnya disebut Daerah adalah Kabupaten Aceh Timur.

2. Bupati adalah Bupati Aceh Timur.

3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Timur. 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Timur.

5. Pencatatan Sipil adalah Pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang pada register catatan sipil oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

6. Instansi Pelaksana adalah Perangkat Pemerintah Kabupaten Aceh Timur yang bertanggung jawab dan berwenang

melaksanakan pelayanan dalam urusan administrasi

kependudukan.

7. Pencatatan Kelahiran adalah Pencatatan peristiwa kelahiran seseorang dalam register pencatatan kelahiran.

8. Dispensasi Pencatatan Kelahiran adalah Pemberian kemudahan dalam proses pencatatan kelahiran baik kemudahan dalam proses pencatatan kelahiran baik kemudahan persyaratan maupun biaya administrasi.

BAB II

PENCATATAN KELAHIRAN Pasal 2

(1) Setiap peristiwa kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk dan dicatat pada instansi pelaksana yang daerah tugasnya meliputi wilayah terjadinya peritiwa kelahiran, paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(2) Pencatatan peristiwa kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan:

(4)

b. diluar tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI;

c. tempat domisili ibunya bagi penduduk orang asing (WNA); d. diluar tempat domisili ibunya bagi penduduk orang asing

(WNA);

e. orang asing (WNA) pemegang izin kunjungan; dan

f. yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya.

Pasal 3

(1) Persyaratan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dan huruf b meliputi:

a. surat keterangan kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

b. kartu keluarga orang tua;

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua; dan d. akta nikah orang tua.

(2) Dalam hal pelaporan kelahiran tidak dapat menunjukkan akta nikah orang tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, pencatatan kelahiran tetap dilaksanakan dengan melampirkan Surat Keterangan dari Kantor Urusan Agama.

(3) Persyaratan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, huruf d dan huruf e meliputi:

a. surat keterangan kelahiran dari dokter; b. akta nikah orang tua;

c. kartu keluarga dan KTP orang tua;

d. surat keterangan tempat tinggal orang tua bagi pemegang izin tinggal terbatas; dan

e. paspor bagi pemegang izin kunjungan.

(4) Persyaratan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf f, dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaan dari Kepolisian.

Pasal 4

Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, dilakukan dengan tata cara:

a. penduduk WNI mengisi formulir pelaporan kelahiran dan F2.02 dengan menunjukkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) kepada petugas registrasi di kantor Geuchik/Kepala Desa;

b. formulir pelaporan kelahiran ditandatangani oleh pemohon dan Geuchik, kecuali F2.02 yang hanya ditandatangani oleh Geuchik;

c. semua berlaku persyaratan tersebut dibawa ke instansi pelaksana oleh pemohon dengan didampingi 2 (dua) orang saksi untuk diterbitkan kutipan akta kelahiran; dan

d. kepala instansi pelaksana berkewajiban menerbitkan akta kelahiran dan menyampaikan kepada pemohon.

Pasal 5

Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, dilakukan dengan tata cara:

a. penduduk WNI mengisi formulir pelaporan kelahiran pada instansi pelaksana dengan menyerahkan Surat Keterangan

(5)

Kelahiran dari Dokter/Bidan/penolong kelahiran dan menunjukkan KTP ibu dan bapak;

b. pemohon sebelumnya berkewajiban melaporkan kepada instansi pelaksana ditempat domisilinya untuk mendapatkan Nomor Induk Kependudukan (NIK);

c. instansi pelaksana mencatat laporan pemohon kedalam buku register berdasarkan nomor urut dan nomor akta; dan

d. instansi pelaksana menerbitkan kutipan akta kelahiran.

BAB III

DISPENSASI PENCATATAN KELAHIRAN Bagian Kesatu

Pencatatan Kelahiran Tepat Waktu Pasal 6

Pencatatan kelahiran tepat waktu, yaitu usia sampai 60 (enam puluh) hari diterbitkan kutipan akta kelahiran tanpa dipungut biaya.

Pasal 7

1. Dispensasi pencatatan kelahiran diberikan kepada penduduk: a. pencatatan kelahirannya yang melampaui batas waktu

sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) yaitu melampaui 60 (enam puluh) hari sampai dengan 1 (satu) tahun;

b. pencatatan kelahirannya yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun; dan

c. kelahirannya sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

2. Dispensasi pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. tidak dikenakan sanksi administrasi berupa denda; dan

b. tidak memerlukan penetapan Pengadilan Negeri bagi penduduk yang pencatatan kelahirannya melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) huruf b dan huruf c.

Pasal 8

Dispensasi pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, pencatatannya harus tetap melengkapi persyaratan administrasi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3.

Pasal 9

Masa berlaku dispensasi pencatatan kelahiran berlaku sampai dengan Desember 2010 terhitung sejak Peraturan Bupati ini diundangkan.

Bagian Kedua

Pembetulan Akta Kelahiran Pasal 10

(1) Pembetulan akta kelahiran dilakukan oleh pejabat pencatatan sipil pada instansi pelaksana yang menerbitkan akta kelahiran.

(6)

(2) Pembetulan akta kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena kesalahan tulis redaksional mengacu pada:

a. dokumen autentik yang menjadi persyaratan penerbitan akta kelahiran; dan

b. kutipan akta dimana terdapat kesalahan tulis redaksional. (3) Pejabat pencatatan sipil menarik serta mencabut akta kelahiran

yang terdapat kesalahan redaksional dari pemohon.

(4) Pejabat pencatatan sipil membuat catatan pinggir pada register akta kelahiran yang dicatat mengenai alasan penggantian dan pencabutan akta kelahiran.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Dalam rangka efektivitas pelaksanaan dispensasi pelayanan pencatatan kelahiran, perlu upaya sosialisasi pencatatan kelahiran secara menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak terkait serta tokoh agama dan masyarakat.

Pasal 12

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Aceh Timur.

Ditetapkan di Idi

pada tanggal 12 April 2010 M

27 Rabiul Akhir 1431 H

BUPATI ACEH TIMUR,

MUSLIM HASBALLAH

Diundangkan di Idi

pada tanggal 14 April 2010 M 29 Rabiul Akhir 1431 H

SEKRETARIS KABUPATEN KABUPATEN ACEH TIMUR,

SYAIFANNUR

Referensi

Dokumen terkait

secara terpadu dan terintegrasi antar moda serta penyediaan dan penuntasan jaringan jalan yang terpadu serta peningkatan kapasitas jalan secara memadai; Pembangunan

Daftar nama pada buku kuning akan terurut sesuai abjad, tetapi daftar teman Pak Dengklek yang akan dicari nomor telponnya belum tentu terurut dan satu teman Pak

Ada tulisan sebelumnya sudah banyak yang membahas tentang penambahan objek command pada objek lain seperti objek dari class List atau Form.. Berikut akan diulang sedikit tentang

Aplikasi ini dapat berjalan pada perangkat genggam (ponsel) yang mendukung aplikasi java sehingga user akan mempunyai keleluasaan dan mobilitas dalam memanfaatkan aplikasi

Program Studi yang akan mendidik tenaga kependidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya berperan sebagai lembaga yang akan mendidik tenaga yang terampil

Suvervisi yang Konstruktif: “Dalam proses supervisinya lebih bersifat membangun agar warga sekolah dapat mengembangkan potensi, fasilitas, dan dana yang ada untuk

Untuk mencapai proses perekrutan yang sistematis dan terstrukur dibutuhkan adanya sistem kebijakan yang dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam melakukan perekrutan