Menuju Undang‐undang Inovasi
Untuk Kemandirian dan Daya
Saing Nasional
09/08/2017 1
Sidang Paripurna DRN – Makassar, 9 Agustus 2017
Dewan Riset Nasional
http: www.drn.go.id
TUJUAN NASIONAL
PEMBUKAAN UUD 1945
1. Memajukan Kesejahteraan Umum
2. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
PEMBANGUNAN NASIONAL (RPJPN) 2005‐2025
VISI:
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR
M I S I:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila; 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya‐saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasionalhttp: www.drn.go.id
CAPAIAN NASIONAL (2016)
• Pendapatan Perkapita Indonesia US$ 3,604, berada pada
posisi ke 114 dari 186 negara
Rata‐rata dunia US$ 10,038; (IMF, 2016);
• Human Development Index 0,684, berada pada
posisi
ke 110 dari 188 negara
(UNDP, 2016);
• Indeks Daya Saing Global (2016‐2017), Peringkat 41 dari
138 negara.
• The Global Innovation Index 2017,
Peringkat 87 dari
130 negara
. Terendah kedua di ASEAN di atas Kamboja.
PERLU MEMACU PERTUMBUHAN
http: www.drn.go.id
Peringkat Berdasar Income Perkapita
http: www.drn.go.id
Pertumbuhan GDP
(Sumber: IMF, 2016)
09/08/2017 8 Negara 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*) 2017*) Bangladesh 5.50 5.30 6.00 6.50 6.30 6.00 6.30 6.40 6.60 6.90 Brunei Darussalam (2.00) (1.80) 2.70 3.70 0.90 (2.10) (2.30) (0.20) (2.00) 3.00 Cambodia 6.70 0.10 6.00 7.10 7.30 7.40 7.10 6.90 7.00 7.00 China 9.60 9.20 10.60 9.50 7.70 7.70 7.30 6.90 6.50 6.20 India 3.90 8.50 10.30 6.60 5.60 6.60 7.20 7.30 7.50 7.50 Indonesia 7.40 4.70 6.40 6.20 6.00 5.60 5.00 4.80 4.90 5.30 Lao P.D.R. 7.80 7.50 8.10 8.00 7.90 8.00 7.40 7.00 7.40 7.40 Malaysia 4.80 (1.50) 7.50 5.30 5.50 4.70 6.00 5.00 4.40 4.80 Myanmar 3.60 5.10 5.30 5.60 7.30 8.40 8.70 7.00 8.60 7.70 Papua New Guinea 6.60 6.10 7.70 10.70 8.10 5.50 8.50 9.00 3.10 4.40 Philippines 4.20 1.10 7.60 3.70 6.70 7.10 6.10 5.80 6.00 6.20 Thailand 1.70 (0.70) 7.50 0.80 7.20 2.70 0.80 2.80 3.00 3.20 Timor‐Leste 14.20 13.00 9.40 9.50 6.40 2.80 5.50 4.30 5.00 5.50 Vietnam 5.70 5.40 6.40 6.20 5.20 5.40 6.00 6.70 6.30 6.20 Negara Berkembang ASIA 7.20 7.50 9.60 7.80 6.90 6.90 6.80 6.60 6.40 6.30Pertumbuhan GDP Rata‐rata 2011‐2015:
• Indonesia
5,52%
• ASIA
7,00%
• China
7,82%
• Cambodia
7,16%
• Laos
7,66%
• Myanmar
7,40%
• PNG
8,36%
09/08/2017 9Prediksi IMF
* Projection.
Sources: IMF, World Economic Outlook April 2014 and October 2016; and World Economic Outlook April 2017.
2013 2014 2015 2016 2017* 2018*
World GDP growth
3.4
3.4
3.4
3.1
3.5
3.6
Advanced economies
1.4
1.8
2.1
1.7
2.0
2.0
‐ United States
2.2
2.4
2.6
1.6
2.3
2.5
‐ Euro area
‐0.4
0.9
2.0
1.7
1.7
1.6
‐ Japan
1.6
0.0
1.2
1.0
1.2
0.6
Developing economies
5.0
4.6
4.2
4.1
4.5
4.8
‐ China
7.7
7.3
6.9
6.7
6.6
6.2
‐ India
6.9
7.3
7.9
6.8
7.2
7.7
‐ Asean‐5
5.1
4.6
4.8
4.9
5.0
5.2
Indonesia
5.6
5.0
4.8
5.0
5.1
5.3
World trade volume growth
3.3
3.4
2.7
2.2
3.8
3.9
IMF: “…“ the global economic landscape started to shift in the second half of 2016.
Developments since last summer indicate somewhat greater growth momentum
coming into the new year in a number of important economies.”
The rise and decline of Indonesian economy:
GDP growth 1961‐2017 (%)
6.1 ‐2.3 1.1 12.0 9.8 6.2 6.0 9.2 1.1 8.5 3.5 9.1 8.4 ‐13.1 5.7 6.3 4.6 6.4 5.0 4.9 5.05.0 19 61 19 62 19 63 19 64 19 65 19 66 19 67 19 68 19 69 19 70 19 71 19 72 19 73 19 74 19 75 19 76 19 77 19 78 19 79 19 80 19 81 19 82 19 83 19 84 19 85 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 20 14 20 15 20 16 20 17 *The fall of
Old Order
Pertamina
crisis
Oil price
collapse
Economic crisis and
the end of New
Order/Soeharto era
Global
financial
crisis
Trendline-polynomial Source: BPS‐Statistics Indonesia.http: www.drn.go.id
Economic growth by province
Penyebab Rendahnya Pertumbuhan
• Dominannya perekonomian yang mengandalkan perdagangan
produk mentah atau setengah jadi;
• Volume ekspor Indonesia (2016): 95,7% merupakan produk
mentah atau setengah jadi:
•
Batu Bara
311 juta ton
•
Minyak Kelapa Sawit
24 juta ton
•
Minyak bumi mentah
17 juta ton
•
Biji Tembaga
1,7 juta ton
•
Karet Remah
2,5 juta ton
•
Ikan segar (Tuna, Tongkol) 0,08 juta ton
Sumber: BPS, 2016
http: www.drn.go.id
Volume Ekspor Indonesia (Ribu Ton)
09/08/2017 14 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 Bahan makanan dan binatang hidup 7,794.7 8,595.5 9,379.7 9,831.5 10,712.7 10,960.1 1 Minuman dan tembakau 199.3 243.6 206.2 237.1 246.5 254.0 2 Bahan‐bahan mentah, tidak untuk dimakan 68,923.3 113,049.6 108,869.7 167,697.4 32,375.7 26,330.3 3 Bahan bakar pelikan, bahan penyemir dan bahan‐ bahan yang berkenaan dengan itu 355,181.4 412,828.7 433,105.8 468,759.3 450,302.4 412,061.6 4 Lemak serta minyak hewan dan nabati 18,666.4 18,823.6 23,203.9 24,042.6 25,384.5 29,311.2 5 Bahan‐bahan kimia 9,238.6 10,782.4 9,500.6 12,810.8 12,754.3 10,868.6 6 Barang‐barang buatan pabrik dirinci menurut bahan 15,057.3 14,195.8 12,117.1 12,919.1 14,007.4 15,401.2 7 Mesin dan alat pengangkutan 1,903.5 1,904.2 1,963.4 1,928.7 1,913.0 2,746.5 8 Berbagai jenis barang buatan pabrik 1,882.3 1,796.4 1,790.2 1,778.4 1,769.0 1,728.3 9 Barang‐barang transaksi tidak dirinci ‐ ‐ ‐ 0.1 ‐ ‐ Jumlah/Total 478,846.8 582,219.8 600,136.6 700,005.0 549,465.5 509,661.8 Golongan Barang SITC Ekspor/Exports
• Volume Impor sebagian besar (54%)
merupakan produk jadi yang menguasai
pasar domestik;
• Potensi pasar domestik yang sangat besar
(250 juta penduduk), belum dimanfaatkan
secara optimal untuk pertumbuhan ekonomi.
http: www.drn.go.id
Volume Impor Indonesia (Ribu Ton)
09/08/2017 16 2010 2011 2012 2013 2014 2015 16,655.3 22,566.4 21,225.7 22,055.5 23,375.8 23,491.9 160.3 185.4 247.2 258.7 253.0 217.6 18,247.9 20,128.5 19,009.2 20,500.8 23,510.0 23,184.3 40,698.0 43,923.1 44,547.5 49,868.8 51,543.3 51,485.6 122.7 103.5 86.3 157.3 87.3 90.9 14,835.0 18,250.9 20,392.1 18,286.7 20,541.5 21,171.5 14,237.3 16,212.1 22,527.3 23,239.6 22,029.1 21,598.5 5,047.3 6,008.4 7,253.1 5,723.2 5,415.8 4,909.5 691.6 843.1 995.2 1,018.0 978.5 943.5 5.6 0.2 ‐ 1.0 ‐ ‐ 110,701.0 128,221.6 136,283.6 141,109.6 147,734.3 147,093.3 Impor/Imports 0 Bahan makanan dan binatang hidup 1 Minuman dan tembakau 2 Bahan‐bahan mentah, tidak untuk dimakan 3 Bahan bakar pelikan, bahan penyemir dan bahan‐ bahan yang berkenaan dengan itu 4 Lemak serta minyak hewan dan nabati 5 Bahan‐bahan kimia 6 Barang‐barang buatan pabrik dirinci menurut bahan 7 Mesin dan alat pengangkutan 8 Berbagai jenis barang buatan pabrik 9 Barang‐barang transaksi tidak dirinci Jumlah/Total Golongan Barang SITC
Nilai Tambah
Produk
17Melalui
penerapan
teknologi, maka
produk‐produk
mentah dapat
ditingkatkan
nilainya hingga
berlipat kali
melalui proses
hilirisasi
produk;
http: www.drn.go.id
Upaya Memacu Pertumbuhan
Ekonomi
• Menguasai iptek terutama dari hasil karya anak
bangsa;
• Menerapkan iptek di dunia usaha / industri
sehingga:
• Terjadi peningkatan produktivitas;
• Peningkatan nilai tambah;
• Pengembangan Usaha Baru berbasis iptek;
• Mendorong entrepreneur baru dan mengubah
budaya “dagang” menjadi industriawan.
Iptek baru = Inovasi
• Untuk dapat memenangkan persaingan di pasaran,
maka iptek yang digunakan dalam proses produksi
HARUSLAH BARU agar menghasilkan PRODUK YANG
UNIK dan BARU.
• World Bank (2010) mendefinisikan bahwa teknologi atau
praktek yang baru bagi masyarakat tertentu disebut
dengan Inovasi.
• OECD (2005): Inovasi adalah implementasi dari produk
(barang atau jasa) atau proses baru atau yang secara
signifikan lebih baik, suatu metoda pemasaran baru,
atau suatu metoda pengorganisasian baru dalam
praktek bisnis, lokasi kerja organisasi, atau hubungan
dengan pihak luar.
Invensi vs Inovasi
http: www.drn.go.id
Kriteria Inovasi
• Ada unsur kebaruan, dalam pengertian yang
tidak absolut, tetapi bisa saja baru didifusikan
pada suatu perekonomian atau masyarakat
tertentu.
• Adanya proses implementasi atau
komersialisasi oleh dunia usaha atau entitas
bisnis.
• Inovasi = Invensi x Komersialisasi
Jenis Inovasi (OECD, 1996)
1. Inovasi Produk, introduksi barang atau jasa yang baru
atau secara signifikan lebih baik;
2. Inovasi Proses, implementasi dari metoda produksi atau
metoda pengiriman yang baru atau lebih baik;
3. Inovasi Pemasaran, implementasi dari metoda
pemasaran baru terutama disain atau pengemasan
produk;
4. Inovasi Organisasi, implementasi dari metoda
keorganisasian baru dalam praktik bisnis perusahaan,
lokasi kerja organisasi, atau hubungan dengan pihak luar.
http: www.drn.go.id
Tipe Inovasi berdasar dimensi
Teknologi dan Pasar
(1) Incremental innovation, menggunakan teknologi yang ada
untuk pasar yang ada;
(2) Architectural innovation, menggunakan teknologi yang
ada untuk pasar yang baru;
(3) Disruptive innovation, menggunakan teknologi baru untuk
pasar yang ada; dan
(4) Radical innovation, menggunakan teknologi baru untuk
pasar yang baru;
(Jorge Lopez, 2015)
http: www.drn.go.id
Perkembangan Teori Inovasi
•
Generasi 1 (1960‐1970): Technology Push (Linear),
menganggap teknologi secara alami berasal dari sains,
pemerintah hanya perlu membangun basis sains yang baik
(ideologi ilmiah) Hilirisasi Hasil Riset;
•
Generasi 2 (1970‐1980): Demand Pull (Linear), menganggap
inovasi terjadi secara alami dalam iklim bisnis yang baik,
pemerintah hanya perlu mempertahankan lingkungan yang
kompetiitif (ideologi pasar) Apa Kebutuhan Pasar;
•
Generasi 3 (1980‐Sekarang): Menganggap penting Proses
Interaktif‐rekursif karena menyadari kompleksitas dan
dinamika inovasi dalam kerangka pembangunan ekonomi
berbasis pengetahuan (KBE)
Perkembangan Model Inovasi
http: www.drn.go.id
STRATEGI INOVASI:
Kombinasi Supply Push dan Demand Driven
Market to be identified
Take
to
market
Market identifiedDemand Driven
Product Development
TecnologyTake to
market
Basic
Research
Research
grants
Technology
grants
Innovation Support: sertifikasi, uji,
standarisasi, pilot scale, trial productin,
insentif, regulasi
Sistem Inovasi
• Sistem Inovasi: Sistem yang mendorong kelancaran
proses penciptaan atau pengadaan iptek dan
pemanfaatannya oleh dunia usaha untuk
menghasikan produk yang dibutuhkan oleh
konsumen;
• Sistem Inovasi terdiri dari institusi dan aktor
pemerintah maupun swasta yang berinteraksi yang
masing‐masing membawa kompetensi teknis,
komersial, dan finansial serta input yang dibutuhkan
untuk inovasi (World Bank, 2010)
http: www.drn.go.id
KEBIJAKAN INOVASI
Iptek – Inovasi – Pembangunan Ekonomi
World Bank (2010):
• Kebijakan Iptek
merupakan bagian dari
sistem inovasi;
• Keduanya merupakan
bagian dari Sistem
Ekonomi Berbasis
Pengetahuan (KBE);
• Dengan demikian
pembahasan tentang
Sistem Inovasi Nasional
perlu dilihat dari
perspektif KBE.
http: www.drn.go.id
ARAH PEMBANGUNAN IPTEK:
• Mengembangkan budaya inovatif yang berorientasi iptek ; • Peningkatan kualitas dan kemanfaatan iptek.
• Menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan dasar dan ilmu
pengetahuan terapan, serta mengembangkan ilmu sosial dan humaniora.
• Mendukung ketahanan pangan dan energi; Penciptaan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; Penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju;
• Peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor
produksi.
IPTEK dalam RPJPN 2005‐2025
MERUPAKAN SALAH SATU BIDANG PEMBANGUNAN : A. Sosial budaya dan kehidupan beragama (tmsk Pendidikan & kesehatan) B. Ekonomi, C. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), D. Politik, E. Pertahanan dan keamanan, F. Hukum dan aparatur, G. Pembangunan wilayah dan tata ruang, H. Penyediaan sarana dan prasarana (air, transportasi, informasi, energi, perumahan), I. Pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup. RPJMN – I : Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. RPJMN – II: Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian. RPJMN – III: Memantapkan pem‐ bangunan secara menyeluruh dengan menekankan pem‐ bangunan keunggulan perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek RPJMN IV: Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
TAHAPAN & SKALA PRIORITAS RPJMN DALAM RPJPN
RPJMN 2010‐2014
http: www.drn.go.id
“Kebijakan Inovasi”
yang diterapkan
pemerintah selama
ini masih berbentuk
kebijakan iptek,
yang hanya
melibatkan elemen
riset dan industri
(Model Linear
(Gambar 2.6);
Perlu pendekatan
model interaktif
yang melibatkan
beragai elemen
yang terlibat dalam
sistem inovasi
nasional.
Potensi Nasional
(Litbang, SDA, SDM dll)Mendorong Kekuatan
Ekonomi Nasional.Inovasi
•Masyarakat •BUMD/BUMN •Investor •PT •LPNK •Lemlit •KEUANGAN, BAPENAS •SEKTOR •RISTEKDIKTI •Perindustrian dll Industri academia PENGIKAT (Kebijakan Nasional) KESAMAAN LANGKAH (INSENTIF) TRIGGER (INSENTIF)http: www.drn.go.id
DEMAND/MARKET
PT LITBANG: LPNK/LPK/ INTERMEDIASI KOPERASI INDUST RI / MASYA RAKAT BUMN BUMD SWASTA dllPPBT
SUPRA DAN INFRASTRUKTUR KHUSUS
Standar dan Norma Dukungan inovasi dan bisnis HKI dan Informasi Perbankan dan Modal Ventura Sistem Politik Kebijakan Politik Kebijakan Sektor Kebijakan STI
Framework Conditions
Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota Kebijakan Ekonomi • Kebijakan ekonomi makro • Kebijakan moneter • Kebijakan fiskal • Kebijakan pajak • Kebijakan persaingan• Kebijakan perdagangan Kebijakan Industri / Sektoral
Kebijakan Keuangan
Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum / Dasar
Kebijakan Pendidikan SDA dan Lingkungan Budaya • Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas dan interaksi
STP, TP, SP, TTO dl
PERAN AKTOR-AKTOR INOVASI DALAM SISTEM INOVASI
Catatan : STI = Science, Technology and Innovation
PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
o Lemahnya Saluran transaksi dan partnership
o Perbedaan kepentingan o Hambatan komunikasi
dan fasilitasi (sistem informasi hasil‐litbang dan informasi clearing house)
PEMERINTAH
o Rendahnya koherensi kebijakan antarsektor o Political Wiil ‐ rendahnyapemihakan pemerintah terhadap pendayagunaan hasil litbang o Kebijakan lembaga & peraturan anggaran pemerintah tidak menunjang o Sedikitnya insentif pemerintah
INDUSTRI
o Didominasi oleh perusahaan‐perusahaan dengan permintaan atau daya serap inovasi rendah o Mahalnya sarana litbang o Keterbatasan SDM litbangLITBANG PEMERINTAH &
PERGURUAN TINGGI
o Misi dan kultur lembaga litbang/PT o Profesionalisme pelayanan jasa teknologio Penelitian tidak sesuai kebutuhan industri.
o Ketidak jelasan kebijakan pemilikan HKI/lisensi
http: www.drn.go.id
PEMERINTAH
INDUSTRI
ALTERNATIF KEBIJAKAN PENGUATAN SISTEM INOVASI
Kebijakan alih teknlogi Kebijakan HKI dan publikasi Penyelarasan ukuran kinerja Roadmap kompetensi dan
litbang Menstimulasi perkembangan kemampuan dan investasi perusahaan dalam kegiatan inovasi Meletakkan lembaga litbang pemerintah & perguruan tinggi untuk memperkuat daya dukung inovasi
LITBANG & PT
Memperkuat fungsi, memotivasi, menstimulasi, memfasilitasi, danmenciptakan iklim yang kondusif bagi
penguatan sistem inovasi
Lembaga Intermediasi STP, inkubator, pusat alih teknologi,
pusat promosi iptek, pusat kemitraan, TTO
Insentif perpajakan
Pendampingan kredit perbankan (matching fund)
Jaminan kredit perbankan (loan
guarantee)
Mobilitas Peneliti/Perekayasa/Dosen ke
Industri
Penjaminan Resiko/Asuransi Teknologi Reward bagi Peneliti/Perekayasa/Dosen
yang bekerjasama dengan industri dalam komersialisasi KI menjadi produk Inovasi
Sinkronisai & koherensi kebijakan Pelaksanaan UU terkait iptek dan
turunannya
Pengarusutamaan iptek
Insentif Fiskal & Non Fiskal (Double Tax Deduction)
Pengadaan Pemerintah untuk
prekomersial produk hasil RnD Nasional Pengaturan Royalti atas Paten Domestik Flexibility pendanaan riset,
pengembangan dan inovasi melaui skema Block Grant
• Mobilitas Peneliti/Perekayasa/Dosen ke Industri
• Insentif Fiskal dan Non Fiskal Double Tax Deduction
• Pengadaan Pemerintah untuk pre komersial produk hasil
RnD Nasional
• Penjaminan Resiko/Asuransi Teknologi
• Pengaturan Royalti atas Paten Dalam Negeri
• Reward bagi Peneliti/Perekayasa/Dosen yang
bekerjasama dengan industri dalam komersialisasi KI
menjadi produk Inovasi
• Flexibility pendanaan riset, pengembangan dan inovasi
melaui skema Block Grant
• Harmonisasi Kebijakan Sektoral
IMPLEMENTASI PENGUATAN INOVASI
REGULATING
EMPOWERING EXECUTING
http: www.drn.go.id DAYA SAING LEMBAGA YANG BERKUALITAS INOVASI SUMBERDAYA BERKUALITAS ) TENAGA KERJA TERAMPIL (SDM PROFESIONAL) PENELITIAN DAN PENEMBANGAN
IMPLEMENTASI PENGUATAN INOVASI
REGULATING EMPOWERING EXECUTINGIMPLEMENTASI PENGUATAN INOVASI
REGULATING EMPOWERING EXECUTING• Pengembangan/Penguatan unit‐unit Intermediasi/
(Technology Transfer Office – TTO): Sentra HKI, Inkubator
Teknologi, dll.
• Pengembangan Pusat – Pusat Pelatihan
• Penguatan Standarisasi berbasis hasil RnD Nasional
• Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan Industri sebagai
penggerak inovasi
• Pengembangan Help Desk untuk konsultasi inovasi bagi IKM
• Penguatan kegiatan difusi dan diseminasi; pameran dan
promosi; Business Gathering and Matching.
• Pengembangan database dan sistem informasi inovasi untuk
mempermudah akses informasi iptek bagi industri
• Penguatan Kerjasama Internasional (G to G; B to B)
• Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi
http: www.drn.go.id