• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

2.1.1 Analisis dan Perancangan

Menurut Laudon (2003:394), Analisis adalah memeriksa masalah yang ada dan akan diselesaikan oleh perusahaan dengan menggunakan sistem informasi, dan Perancangan adalah cara bagaimana sebuah sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi yang telah ditentukan oleh analisa sistem (Laudon (2003:394)).

2.1.2 Pendekatan Database 2.1.2.1 Pengertian Data

Menurut Turban (2003:2) data merupakan fakta-fakta yang belum diolah oleh gambar-gambarannya yang mewakili kejadian yang terjadi serta kegiatan dan transaksi-transaksi yang ditangkap, diekam, disimpan, dan diklasifikasikan tetapi tidak disusun untuk menyimpan arti khusus lainnya.

2.1.2.2 Pengertian Database

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:14), Database merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan dengan logika dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi di dalam organisasi.

Menurut C.J Date (2003:5), sistem basis data merupakan sebuah sistem yang terkomputerisasi yang memiliki tujuan untuk menyimpan data dan memungkinkan pengguna untuk mengambil dan memperbaharui informasi sesuai kebutuhan.

Dari teori-teori yang disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi yang tersusun dengan rapih dan diterapkan secara sistematis.

(2)

2.1.2.3 Arsitektur Database

Menurut Thomas Connolly (2010:34), terdapat 3 (tiga) level arsitektur database (Three-Level ANSI-SPARC Architecture) yaitu : a. External Level

External level merupakan view database yang ada pada user. b. Conceptual Level

Level ini adalah level yang menggambarkan data yang disimpan dalam database dan terhubung antara data-data tersebut.

c. Internal Level

Internal level merupakan representatif fisik dari database yang ada di komputer. Mengggambarkan bagaimana data disimpan suatu database.

Tujuan utama dari 3 level ini adalah untuk mendapatkan database yang independence, sehingga tanpa mempengaruhi aplikasi yang terkait dalam database tersebut.

2.1.2.4 Database Management System (DBMS)

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:16), Database Management System (DBMS) merupakan sistem software yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses di dalam database.

Menurut Gerald V. Post (2005:2), Database Management System (DBMS) merupakan software yang mendefinisikan database, menyimpan data, mendukung query language, menghasilkan report, dan membuat data entry screen.

Menurut Connolly dan Begg (2010:18), DBMS memiliki 5 komponen utama, yaitu hardware, software, data, procedures dan people.

(3)

Gambar 2.1 Lingkungan DBMS Sumber: Connolly dan Begg (2010:19)

1. Hardware (Perangkat Keras), mencakup mini computer, network computer, personal computer, dan mainframe.

2. Software (Perangkat Lunak), mencakup application software, DBMS software, Operating System, dan perangkat lunak jaringan (jika DBMS bekerja dalam sebuah jaringan).

3. Data, merupakan komponen terpenting dari DBMS yang merupakan komponen penghubung antara komponen mesin (hardware dan software) dengan komponen manusia (procedures dan people).

4. Procedures, merupakan instruksi dan aturan-aturan yang harus ada dalam desain dan penggunaan basis data.

5. People, merupakan komponen yang terlibat dalam sistem tersebut, yang meliputi:

a. Data Administrator (DA), mengatur sumber daya data yang meliputi perancangan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan, prosedur, dan desain basis data konseptual dan logikal.

b. Database Administrator (DBA), mengatur realisasi fisik dari aplikasi basis data yang meliputi desain fisik basis data, implementasi, pengaturan keamanan dan kontrol integritas,

(4)

pengawasan performa sistem, dan pengaturan ulang basis data.

c. Database Designer, dibedakan menjadi:

1) Logical Database Designer,

berhubungan dengan identifikasi data antara lain entitas dan atribut. Selain itu juga harus memahami proses bisnisnya.

2) Physical Database Designer,

berhubungan dengan bagaimana desain basis data tersebut dapat direalisasikan. Misalnya, memetakan basis data logika ke dalam tabel, pemilihan metode akses agar kinerjanya baik, dan merancang beberapa ukutan keamanan yang diperlukan oleh data.

d. Application Developers, merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi untuk mengembangkan program-program aplikasi yang diperlukan dalam manajemen basis data. e. End-users, dibedakan menjadi:

1) Native users, yaitu para pengguna yang tidak tahu mengenai DBMS, hanya menggunakan aplikasinya saja.

2) Sophisticated users, yaitu para pengguna yang terbiasa dengan struktur basis data dan fasilitas-fasilitas DBMS.

2.1.3 Fasilitas-Fasilitas DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010:16), DBMS memberikan beberapa fasilitas, yaitu:

1. DDL (Data Definition Language), memberikan fasilitas kepada user untuk menspesifikasikan tipe data dan strukturnya

(5)

serta batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke dalam basis data tersebut.

2. DML (Data Manipulation Language), memberikan fasilitas kepada user untuk menambah (insert), mengubah (edit), menghapus (delete), serta memperoleh kembali (retrieve) data. 3. Query Language, memberikan fasilitas kepada user untuk mengakses data. Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa query yang paling diakui dan secara de facto merupakan standar bagi DBMS.

4. Pengendalian akses ke dalam basis data, meliputi:

a. Keamanan sistem, mencegah user yang tidak memiliki hak akses untuk memasuki basis data.

b. Integritas sistem, menjaga konsistensi data di dalam basis data.

c. Pengendalian share data

d. Backup dan recovery system, mengembalikan data ke dalam kondisi semula apabila terjadi kegagalan dalam perangkat keras ataupun perangkat lunak.

e. Terdapat katalog yang dapat diakses user yang berisi deskripsi data dalam basis data.

2.1.4 Fungsi-Fungsi DBMS

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:48), DBMS memiliki sepuluh fungsi, yaitu :

a. Data Storage, retrieval, and update

DBMS dapat memungkinkan user untuk menyimpan, mengambil dan merubah data.

b. A user-accessible catalog

DBMS harus memiliki katalog yang berisikan deskripsi data item dan dapat diakses oleh user.

c. Transaction support

DBMS memiliki sebuah mekanisme yang menjamin seluruh perubahan yang berhubungan dengan sebuah transaksi dapat dilakukan ataupun tidak dapat dilakukan.

(6)

d. Concurrency control services

DBMS harus memiliki sebuah mekanisme untuk menjamin database dapat di-update ketika banyak user meng-update database secara bersamaan.

e. Recovery services

DBMS harus memiliki sebuah mekanisme untuk pemulihan database apabila terjadi kesalahan.

f. Authorization services

DBMS harus memiliki mekanisme yang menjamin bahwa hanya user yang memiliki otorisasi yang dapat mengakses database. g. Support for data communication

DBMS harus dapat terintegrritasi dengan piranti lunak komunikasi dan mendapat akses database dari lokasi yang jauh. h. Integrity services

DBMS diharuskan memiliki sarana yang menjamin data di dalam database maupun perubahan terhadap data dan mengikuti aturan- aturan tertentu (constraint).

i. Services to promote data independent

DBMS harus mempunyai fasilitas-fasilitas untuk mendukung piranti lunak terhadap struktur aktual dari database.

j. Utility services

DBMS harus menyediakan serangkaian layanan seperti program analisis statistic, pengawasan fasilitas, fasilitas reorganisasi indeks, dan lain-lain.

2.1.5 Database Life Cycle

Database life cycle adalah tahapan-tahapan terstruktur yang harus diikuti dalam siklus sistem informasi. Sangat penting untuk mengetahui bahwa tahapan daur hidup sistem informasi ini tidaklah harus berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui feed-back loop.

Menurut Connolly (2010:272), tahapan-tahapan database life cycle digambarkan sebagai berikut:

(7)

Gambar 2.2 Database Life Cycle Sumber: Connolly dan Begg (2010:272)

(8)

2.1.5.1 Database Planning

Menurut Connolly (2010:273), perencanaan database adalah kegiatan pengaturan yang memungkinkan tahap-tahap dalam aplikasi database dapat diwujudkan secara efisien dan secara efektif. Perencanaan database harus dapat diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi. Terdapat tiga hal penting yang terlibat dalam merumuskan sebuah strategi sistem informasi, yaitu:

1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan sistem informasi yang diperlukan.

2. Mengevaluasi sistem informasi yang digunakan sekarang untuk menentukan kekuatan dan kelemahan.

3. Penilaian tentang peluang teknologi informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan yang kompetitif. Tahap perancangan basis data juga harius menjelaskan :

a. Mission Statement, sasaran utama sistem basis data. Mission Statement menjelaskan tujuan sistem basis data dan menyediakan maksud lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis data secara efisien dan efektif

b. Mission Objectives, selain merumuskan tujuan dari sebuah proyek basis data namun harus diperhatikan mengenai tugas apa saja yang harus didukung oleh basis data tersebut. Setiap Mission Objectives akan menjelaskan tugas tertentu yang harus didukung oleh basis data, dengan asumsi jika basis data mendukung Mission Objectives, maka Mission Statement juga akan sesuai

2.1.5.2 System Definition

Mendeskripsikan ruang lingkup dari aplikasi database yang akan dibuat termasuk pengguna dan user view utama. User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan aplikasi database dari sudut pandang peran pekerjaan tertentu. Aplikasi database dapat memiliki satu atau lebih user view.

(9)

2.1.5.3 Requirement Collection dan Analysis

Pada tahap ini dilakukan proses mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi database, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikas kebutuhan user sistem baru.

Beberapa teknik atau cara mendapatkan informasi adalah dengan teknik fact finding. Fact finding adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikas kebutuhan. Informasi yang dikumpulkan mencakup:

1. Deskripsi tentang data yang digunakan.

2. Keterangan secara lengkap bagaimana data tersebut digunakan. 3. Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi data yang baru. Terdapat lima teknik fact finding yang umum digunakan: 1. Mengevaluasi dokumen

Pemeriksaan dokumentasi dapat berguna untuk membantu dalam penyediaan informasi sebagai bagian dari organisasi atau perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Dengan mempelajari data dokumentasi perusahaan, maka pemahaman terhadap sistem akan menjadi lebih mudah.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mendatangi pihak perusahaan dan bertanya langsung kepada pihak perusahaan yang berkepentingan mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan dan memahami sistem yang sedang berjalan. Dengan melakukan wawancara, maka informasi dapat dikumpulkan secara lebih cepat karena langsung bertanya kepada pihak yang berkepentingan.

3. Mengobservasi jalannya kegiatan kerja perusahaan

Observasi merupakan salah satu teknik fact finding yang paling efektif ketika ingin memahami sebuah sistem. Seperti teknik fact finding yang lainnya, kesuksesan dalam melakukan observasi membutuhkan persiapan yang baik. Salah satu hal yang harus menjadi pertimbangan dalam

(10)

melakukan observasi adalah mengenai waktu yang tepat untuk melakukan observasi.

4. Penelitian

Salah satu teknik fact finding yang berguna adalah dengan melakukan penelitian mengenai aplikasi dan masalah yang dihadapi. Penelitian dapat dilakukan dengan melakukan pencarian di internet atau sumber-sumber lainnya untuk menggali informasi, sehingga dapat langsung menghasilkan desain yang kemudian dapat diterapkan ke pokok permasalahan yang sedang diteliti.

5. Kuesioner

Kuisioner merupakan salah satu teknik fact finding yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan masalah untuk diberikan kepada sejumlah pihak yang berkepentingan dengan tujuan untuk mengumpulkan sejumlah fakta. Dengan menggunakan kuisioner, maka dapat dikumpulkan hasil yang dapat dihitung secara kuantitatif. Namun teknik ini mempunyai kelemahan karena mungkin saja kuisioner dikembalikan dengan data yang tidak lengkap.

2.1.5.4 Database Design

Pada tahap ini dilakukan proses menciptakan rancanganuntuk database yang akan mendukung operasi dan tujuan suatu enterprise. Menurut Connolly (2010:417-476), rancangan database dibuat dalam tiga fase utama, yaitu:

1. Perancangan Database Konseptual

Adalah proses membangun model dari data yang digunakan dalam sebuah perusahaan dan tidak tergantung pada pertimbangan fisik. Secara garis besar perancangan ini terdiri dari tiga langkah, yaitu:

a. Penentuan entitas pada database. b. Pendefinisian hubungan antar entitas. c. Penerjemahan hubungan ke dalam entitas.

(11)

2. Perancangan Database Logikal

Adalah proses membangun model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data spesifik, dan terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini berupa sebuah kamus data yang berisi semua atribut beserta key-nya (primary key, alternate key, dan foreign key) dan Entity Relational Diagram (ERD). Pemodelan logikal dapat disampaikan secara khusus, meliputi:

a. Entity Relationship Diagram (ERD). b. Business Process Diagram.

c. User Feedback Documentation

3. Perancangan Database Fisikal

Adalah proses pembuatan deskripsi dari implementasi database pada penyimpanan sekunder yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap integrity constraint yang saling berhubungan dan juga pengukuran keamanan (security). Tujuan utama untuk relasional model ini meliputi:

a. Membuat tabel relasional dan constraint pada tabel tersebut dan informasi yang didapatkan dalam model data logikal.

b. Mengidentifikasi struktur penyimpanan tertentu dan metode akses terhadap data untuk mencapai performa optimal dari sistem database.

c. Merancang proteksi keamanan untuk sistem.

2.1.5.5 DBMS Selection

Pada tahap ini dilakukan pemilihan DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi database. Pemilihan DBMS dapat dilakukan kapanpun sebelum menuju perancangan logikal, asalkan terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan sistem.

(12)

Menurut Connolly (2010:284), ada beberapa tahapan utama dalam memilih DBMS, antara lain:

1. Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi.

Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) yang akan digunakan dalam mengevaluasi produk-produk DBMS, daftar produk-produk yang dimungkinkan, semua batasan-batasan dan skala waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran.

2. Daftar singkat dua atau tiga produk.

Kriteria yang dianggap penting dalam keberhasilan implementasi dapat digunakan untuk membuat daftar produk-produk DBMS dalam evaluasi, seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kecocokan dengan perangkat lunak lainnya, dan apakah produk hanya berjalan pada perangkat keras tertentu.

3. Evaluasi produk.

Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik, kemampuan akses, penanganan keperluan-keperluan, pengembangan, dan fitur lainnya. 4. Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan

Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi atas produk DBMS tertentu.

2.1.5.6 Application Design

Pada tahap ini dilakukan perancangan antar muka pemakai dan program aplikasi yang akan memproses database. Terdapat dua aspek penting, yaitu:

(13)

1. Perancangan Transaksi

Transaksi adalah suatu rangkaian aksi yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi database. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan dan keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada database, diantaranya :

i. Data yang akan digunakan oleh transaksi ii. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi iii. Output transaksi

iv. Keuntungannya bagi user

v. Tingkat kegunaan yang diharapkan Terdapat tiga tipe utama transaksi, yaitu:

a. Retrieval Transaction, digunakan untuk pemanggilan data untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan. Contohnya tampilan detil data property (data ditampilkan dalam bentuk angka).

b. Update Transaction, digunakan untuk menambahkan baris baru, menghapus baris lama, atau memodifikasi baris yang sudah ada di dalam database. Contohnya operasi untuk memasukkan detik data property baru ke dalam database.

c. Mixed Transaction, meliputi pemanggilan dan perubahan data.

Contohnya operasi untuk mencari detil data property, menampilkannya dan kemudian meng-update nilainya.

Kegunaan dari perancangan transaksi adalah untuk menetapkan keterangan karakteristik tingkat tinggi dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada database, diantaranya sebagai berikut:

a. Data yang akan digunakan oleh transaksi b. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi. c. Output transaksi.

(14)

e. Tingkat kegunaan yang diharapkan. 2. Perancangan Antarmuka Pengguna

Connolly dan Begg (2010:301) mengemukakan bahwa sebelum mengimplementasikan suatu laporan, maka diperlukan untuk merancang tampilan terlebih dahulu. Berikut ini merupakan beberapa petunjuk pokok dalam melakukan perancangan tampilan pengguna atau user interface:

• Memilih judul yang berarti, yang sesuai dengan tujuan dari laporan yang akan dibuat

• Menyediakan petunjuk atau penjelasan dalam menggambarkan tujuan dari laporan

Menyediakan fasilitas bantuan atau help untuk memberikan penjelasan lebih lanjut ketika pengguna membutuhkan bantuan

Membuat pengelompokan dan pengurutan field dalam laporan secara logis

• Membuat tampilan laporan secara konsisten

Memperhatikan pemilihan dalam pemberian nama field agar pengguna tidak merasa asing dengan penamaan tersebut

• Menggunakan istilah-istilah dan singkatan secara konsisten

• Memperhatikan konsistensi dalam pemilihan dan penggunaan warna

Memberikan batasan terhadap panjang field yang akan diisi

• Memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memindahkan kursor pada tampilan laporan di layar

• Memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengubah isi atau nilai dari suatu field

• Menampilkan pesan kesalahan secara jelas bila terjadi kesalahan pada saat memasukkan data

(15)

• Membuat kotak pesan yang menjelaskan mengenai pengisian field pada saat menempatkan kursor di field yang akan diisi

• Memberikan tanda atau sinyal ketika pengisian formulir atau laporan sudah valid dan lengkap

2.1.5.7 Prototyping

Pada tahap ini ditujukan untuk membangun sebuah model kerja dari aplikasi database. Hasil dari model kerja tersebut akan memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana bentuk dan fungsionalitas sistem akhir. Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah:

1. Untuk mengidentifikasi apakah fitur dari suatu sistem berjalan dengan baik atau tidak.

2. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru.

3. Untuk klarifikasi kebutuhan pengguna.

4. Untuk evaluasi kemungkinan yang terjadi dari perancangan sistem khusus.

Terdapat dua strategi prototyping yang biasa digunakan, yaitu: 1. Requirement prototyping, digunakan untuk menentukan

kebutuhan suatu aplikasi database yang diusulkan dan ketika kebutuhan terhadap suatu aplikasi database tidak lengkap, maka prototype tersebut tidak digunakan lagi. 2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan

yang sama, perbedaannya adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan lebih lanjut, prototype tersebut bekerja sama dengan aplikasi database.

2.1.5.8 Implementation

Implementasi adalah realisasi fisikal dari perancangan database dan perancangan aplikasi. Implementasi database menggunakan Data Definition Languange (DDL) untuk membuat

(16)

skema database dan file database yang kosong, serta membuat tampilan pengguna yang diinginkan.

2.1.5.9 Convertion and Data Loading

Pada tahap ini dilakukan konversi data dari sistem lama ke sistem baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem database baru menggantikan sistem yang lama.

2.1.5.10 Testing

S Testing adalah suatu proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan. Beberapa keuntungan melakukan testing:

1. Menemukan error program aplikasi dan mungkin juga error struktur database.

2. Testing mendemonstrasikan bahwa database dan program aplikasi dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan.

2.1.5.11 Operational Maintenance

Tahapan ini adalah suatu proses memonitor dan memelihara sistem setelah instalasi. Tahapan ini terdiri dari aktifitas-aktifitas berikut:

1. Memonitor performa kerja sistem.

2. Memelihara dan memperbaharui aplikasi database (jika diperlukan).

2.1.5.12 Tahapan Perancangan Database

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:417-476) mendefinisikan metodologi perancangan basis data atas 3 (tiga) tahapan, yaitu :

1. Perancangan Conceptual Database

Tahap ini adalah proses pembuatan model informasi yang digunakan agar tidak tergantung pada semua masalah fisik. Awal tahap ini dimulai dengan pembuatan

(17)

Conceptual Data Model organisasi ataupun perusahaan yang secara keseluruhan bebas dari detail implementasi DBMS yang digunakan : program aplikasi, bahasa pemprograman, platform untuk hardware, tingkat kinerja maupun bentuk masalah fisik lainnya.

Secara garis besar perancangan ini terdiri dari tiga langkah sebagai berikut :

a. Penentuan entity (entitas) pada database.

b. Pendefinisian relationship (hubungan) antar entitas c. Penerjemahan hubungan ke dalam entitas

2. Perancangan Logical Database

Perancangan logical database merupakan proses tahapan model informasi yang digunakan berdasarkan model data khusus, tapi bebas dari DBMS tertentu dan masalah fisik lainnya. Database logikal ada dua, yaitu membangun dan memvalidasi model data logical masing- masing view dan model data logikal model. Tahap-tahap yang dilakukan dalam membangun dan memvalidasi data model logikal masing-masing view adalah :

1. Menghilangkan fitur-fitur yang tidak comptiibility dengan model relasional, daintaranya harus menghilangkan many-to- many binary relationship types, many-to-many recursive relationship types, relasi kompleks, dan menghilangkan atribut yang multi-valued.

2. Menurunkan relasi untuk data model logika dengan cara : a. Membuat relasi antara strong entity yang ada

b. Untuk weak entity types, primary key-nya diturunkan setiap owner entity.

c. Untuk one-to-many binary relationship, entity yang ada di satu sisi ditentukan sebagai parent entity dan sisi lainya sebagai child entity.

d. Untuk one-to-one binary relationship, apabila terdapat mandatory participation pada kedua sisi,

(18)

gabungkan entity yang terlibat dalam satu tabel dan pilih salah satu primary key dari entity asalnya menjadi primary key pada tabel yang baru. Dan primary key yang lainnya digunakan sebagai alternate key.

e. Untuk supperclass / subclass relationship types, identifikasi entity superclass sebagai parent entity dan entity subclass sebagai parent entity. f. Untuk relasi kompleks, buat sebuah tabel yang mempresentasikan relationship dan beberapa atribut yang menjadi dari bagian relationship tersebut. Kemudian letakkan primary key dan entity- entity yang berelasi kompleks ke dalam sebuah tabel yang baru dibuat sebagai foreign key. g. Untuk atribut multi-valued telah sebuah tabel yang mempresentasikan atribut multi-valued dan primary key dari suatu tabel yang lama menjadi foreign key pada tabel yang baru.

3. Memuat normalisasi terhadap tabel-tabel yang belum normal. 4. Memastikan bahwa model logika yang dibuat sesuai /

mendukung kebutuhan view.

5. Menentukan batasan –batasan seperti data yang akan dibutuhkan, batasan atribut doamain, entity integrity, referential integrity, dan enterprise constraint.

6. User melakukan review terhadap model logikal yang telah dibuat, untuk memsatikan bahwa model yang dibuat sesuai representasi dari view yang akan dibuat.

Berikut ini adalah tahap-tahapan yang dilakukan dalam merancang dan memvalidasikan model data logikal global adalah: 1. Menggabungkan data model logikal menjadi model logikal

data global.

2. Validasi data model logikal global menggunakan teknik normalisasi untuk memastikan model data yang dibuat mendukung kebutuhan user.

(19)

3. Mengecek perkembangan di masa yang akan datang untuk memastikan apakah ada perubahan yang signifikan di masa yang akan datang.

4. Review data model logikal global dengan user untuk memastikan bahwa model tersebut sudah sesuai keinginan organisasi maupun perusahaan tersebut.

3. Perancangan Fisical Database

Perancangan ini merupakan sebuah proses pembuatan deskripsi dari implementasi database secondary storage yang menjelaskan basis relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk memperoleh akses pada data yang efisien, dan masalah intergritas lainnya yang berkaitan, serta menentukan mekanisme security. Tahap ini memungkinkan perancang untuk menentukan bagaimana database diimplementasikan. Oleh karena itu, rancangan fisikal dirancang utnuk DBMS yang khusus. Antara rancangan logikal dan fisikal terdapat ketekaitan, hal ini disebabkan karena keputusan yang diambil selama pernacangan fisikal untuk meningkatkan kinerja bisa mempengaruhi logical data model.

Tujuan utama model relasional ini meliputi :

a. Membuat kumpulan tabel relasional dan constraint pada tabel tersebut dari informasi yang didapatkan dalam model data logikal.

b. Mengidentifikasi struktur penyimpanan tertentu dan metode akses terhadap data untuk mencapai perrforma yang optimal dari basis data.

c. Merancang proteksi keamanan sistem.

Aktifitas dari physical database design adalah menterjemahkan model data logikal global ke dalam sasaran DBMS, dimana dengan membuat base relation dengan menggunakan database design language yang tujuannya untuk memutuskan bagaimana representasi relasi utama yang diidentifikasi dalam model data logikal global ke dalam DBMS, merancang constraint organisasi

(20)

untuk kegiatan transaksi (update dan retrieve data), menentukan sumber daya sistem dan organisasi file.

Berikut ini adalah merupakan langkah-langkah metodologi perancangan database :

1. Perancangan konseptual basis data

Langkah 1 : Membuat data model logikal lokal yang konseptual untuk setiap tampilan

1.1 : Mengidentifikasi tipe-tipe dari entity 1.2 : Mengidentifikasi tipe-tipe dari relationship

1.3 : Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entity atau relationship

1.4 : Menemukan domain-domain dari atribut

1.5 : Menentukan atribut-atribut, candidat key, dan primary key

1.6 : Pertimbangkan penggunaan konsep enhanced modelling (optional)

1.7 : Periksa model dari redundancy

1.8 : Memvalidasikan model konseptual lokal terhadap transaksi pengguna

1.9 : Melihat kembali data model konseptual lokal dengan pengguna

2. Perancangan logika basis data untuk model relasional

Langkah 2 : Membuat dan memvalidasikan data model lokal yang logikal setiap tampilan

2.1 : Hilangkan fitur-fitur yang tidak kompatibel dengan relasional (optional)

2.2 : Turunkan relasi-relasi untuk data model logikal lokal 2.3 : Memvalidasikan relasi-relasi menggunakan normalisasi 2.4 : Memvalidasikan relasi-relasi terhadap transaksi pengguna 2.5 :Menentukan integrrity constraints (batasan-batsasn yang

diberlakukan dalam rangka menjaga suatu database agar tidak berubah menjadi tidak konsisten)

(21)

Langkah 3 :Membuat dan memvalidasikan data model global yang logikal

3.1 : Menggabungkan data model logikal menjadi model global 3.2 : Memvalidasikan data model logikal global

3.3 : Periksa untuk perkembangan mendatang

3.4 : Melihat kembali data model logikal global dengan pengguna

3. Perancangan fisikal basis data untuk basis data relasional

Langkah 4 : Mengubah data model global yang logikal untuk target DBMS

4.1 : Merancang relasi-relasi dasar 4.2 : Merancang enterprise constraints

Langkah 5 : Merancang representasi fisik 5.1 : Analisa transaksi-transaksi

5.2 : Memilih pengaturan-pengaturan file 5.3 : Memilih pengindeksan-pengindeksan 5.4 : Memperkirakan kebutuhan disk space

Langkah 6 : Merancang tampilan pengguna Langkah 7 : Merancang mekanisme keamanan

Langkah 8 : Mempertimbangkan pengenalan dari kontrol pengulangan Langkah 9 : Mengawasi dan mengatur sistem operasional

2.1.6 Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

Menurut Yourdon (1989:139) Data Flow Diagram adalah model atau alat yang digunakan untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan dari sekumpulan proses fungsional, yang dihubungkan satu dengan yang lainya oleh suatu aliran data dan meneruskannya menjadi data. Ada 3 (tiga) tingkatan aliran data, yaitu:

1. Diagram Konteks

Merupakan tingkatan yang paling pertama, yang menggambarkan ruang lingkup sistem dari sistem yang digunakan. Diagram ini hanya memliki suatu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan

(22)

dan hubungan antara sistem dengan unit-unit yang berada di luar sistem tersebut.

2. Diagram Nol

Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data yang terjadi di dalam suatu sistem. Proses-proses ini dapat dipecah menjadi aliran data yang lebih terperinci.

3. Diagram Rinci

Diagram yang menggambarkan rincian proses-proses yang ada pada diagram nol dan diagram proses proses tersebut dapat dipecah menjadi lebih terperinci.

Menurut Yourdon (1989, p141-152), diagram aliran data terdiri dari simbol simbol sebagai berikut :

a. Proses (Bubble atau function atau tranformation)

Proses menggambarkan bagian dari sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Proses digambarkan dengan sebuah lingkaran.

Gambar 2.3 Simbol Proses Data dalam DFD

b. Aliran (flow)

Aliran menggambarkan perpindahan informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem. Awal panah menggambarkan asal data sedangkan awah panah menggambarkan tujuan.

(23)

c. Store

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan penyimpanan data

Gambar 2.5 Simbol data store dalam DFD

d. Terminator

Merupakan simbol yang menggambarkan entitas yang dapat berupa orang, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan sistem.

Gambar 2.5 Simbol Terminate data dalam DFD

2.1.7 State Transition Diagram

State Transition Diagram (STD) adalah sebuah modeling tool yang menggambarkan ketergantungan waktu pada sistem real time dan human interface pada sistem online.

Notasi yang paling penting dari STD adalah:

a. State, adalah kumpulan suatu keadaan atau atribut-atribut yang mencirikan benda atau orang pada keadaan, waktu, dan kondisi tertentu.

(24)

b. Transition State, menunjukkan perubahan state ditandakan dengan tanda panah.

Gambar 2.8 Simbol Transisi dalam STD

1. Aksi

Adalah hal yang dilakukan sistem apabila ada perubahan state atau merupakan reaksi terhadap reaksi.

2. Reaksi

Adalah sebuah sinyal yang menyebabkan perubahan keadaan dari state satu ke state berikutnya.

Contoh STD:

Gambar 2.9 Contoh STD

2.1.8 Entity Relationship Modelling

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:30), salah satu aspek yang sulit dalam perancangan database adalah kenyataannya bahwa perancang, programmer, dan end user berikut ini adalah notasi Entity Relationalship Modelling menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg :

(25)

Gambar 2.10 Notasi Entity Relationalship Modelling

2.1.8.1 Entity Type

Entity type adalah kumpulan objek-objek dengan properti yang sama, yang didefinisikan oleh organisasi yang keberadaanya tidak bergantung. Konsep dasar dari bentuk Entity Relationship adalah tipe entity. Sebuah tipe entity memiliki keberadaan yang bebas dan bisa menjadi objek dengan keberadaan fisik maupun menjadi objek dengan keberadaan konseptual. Hal ini berarti dengan perancang yang berbeda memungkinkan mengidentifikasi entity yang berbeda. Entity Occurence adalah objek dan tipe entity yang dapat diidentifikasi secara unik.

2.1.8.2 Tipe Relationship

Tipe Relationship adalah gabungan yang mempunya arti diantara tipe entity. Setiap tipe relationship diberi nama sesuai dengan fungsinya. Relationship Occurence adalah suatu gabungan yang dapat diidentifikasi secara unik, yang meliputi suatu kejadian dari setiap tipe entity yang berpartisipasi.

Derajat dari Relationship adalah jumlah dari partisapasi tipe entity dalam sebuah tipe relationship tertentu. Entity yang berkaitan dalam sebuah tipe relationship dikenal sebagai participant dalam relationship dan jumlah participant dalam relationship disebut sebagai

(26)

derajat dari relationship. Oleh karena itu derajat dari sebuah relationship menunjukkan jumlah dari entity terkait dalam relationship. Sebuah relationship berderajat dua disebut binary, sedangkan relationship berderajat tiga disebut ternary, dan relationship berderajat empat disebut quarternary.

2.1.8.3 Attribute

Attribute adalah sebuah sifat dari entity atau sebuah tipe relationship. Attribute menyimpan sebuah nilai dari setipa entity occurence dan mewakili bagian utama dari data yang akan disimpan dalam basis data.

Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal degan keberadaan yang bebas. Simple attribute tidak dapat lagi dibagi ke dalam sebuah

Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen dengan keberadaan yang bebas. Dalam hal ini beberapa atribut dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas.

Single Value Attribute adalah atribut yang memiliki nilai tunggal untuk masing-masing kejadian dari entity. Multi Value Attribute adalah atribut yang memiliki banyak nilai untuk masing-masing kejadian dari entity.

Derived Attribute adalah atribut menggantikan sebuah nilai yang diturunkan dari nilai sebuah atribut yang berhubungan, tidak perlu pada jenis entity yang sama

2.1.8.4 Strong and Weak Entity Type

Tipe entity yang kuat adalah tipe entity yang keberadaannya tidak bergantung pada tipe entity yang lainnya. Karakteristiknya adalah setiap kejadian entity-nya secara unik mampu diidentifikasi menggunakan atribut primary key pada entity-nya.

(27)

Tipe entity yang lemah adalah tipe entity yang bergantung pada tipe entity yang lainnya. Karakteristiknya adalah setipa kejadian entity-nya tidak bisa diidentifikasi secara unik menggunakan atribut yang bergantung pada entity-nya.

2.1.8.5 Structural Constraints

Multiplicity adalah jumlah occurence yang mungkin terjadi pada sebuah entity yang berhubungan ke sebuah occurence dari tipe entity lain pada suatu relationship menurut Connolly dan Begg (2010:385). Relationship yang terjadi diantara dua himpunan entity (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu :

1. One-to-One (1:1) Relationships : Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entity pada himpunan entity A berhubungan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity B.

Gambar 2.11 Contoh One-to-One (1:1) Relationships

2. One-to-Many (1:*) Relationships : Setiap entity pada himpunan entity A dapat berhubungan dengan banyak entity pada himpunan entity B, tetapi setiap entity pada entity B dapat berhubungan dengan satu entity pada himpunan entity A.

(28)

Gambar 2.12 Contoh Many-to-Many (1:*) Relationships

3. Many-to-Many (*:*) Relationships : Setiap entity pada himpunan entity A dapat berhubungan dengan banyak entity pada himpunan entity B.

Gambar 2.13 Contoh Many-to-Many (*:*) Relationships

Masalah yang akan timbul dari Entity Types Model adalah : 1. Fan Traps, terjadi karena sebuah model

merepresentasikan sebuah relasi antara tipe-tipe dari entity, tetapi jalur yang terdapat diantara kejadian-kejadian entity masih ambigu.

2. Chasm Traps, terjadi ketika seuah model menganjurkan keberadaan sebuah relasi diantara tipe-tipe dari entity, tetapi tidak terdapat jalur diantara kejadian-kejadian entity tersebut.

2.1.9 Keys

Keys memiliki peran yang sangat penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Keys diletakkan pada suatu atribut yang telah ditentukan kedudukannya,

(29)

agar dapat dihubungkan dengan atribut pada entity yang lain. Beberapa jenis keys yang bisa digunakan antara lain :

1. Candidate key, yaitu himpunan atribut minimal yang secara unik mengidentifikasikan tiap-tiap keberadaan suatu entity. 2. Primary key, yaitu candidat key yang dipilih secara unik

untuk mengidentifikasikan tiap-tipa keberadaan suatu entity. 3. Foreign key, yaitu himpunan atribut dalam suatu relasi yang

cocok dengan candidat key dari beberapa relasi.

4. Alternate key, yaitu candidat key yang tidak terpilih menjadi primary key.

2.1.10 Strong Entity dan Weak Entity

Menurut Connolly dan Begg (2010:383), Strong entity (entity kuat) adalah entity yang mandiri, yang keberadaannya tidak bergantung pada keberadaan entity yang lainnya. Instansiasi entity kuat selalu memiliki karakteristik yang unik disebut identifier (sebuah atribut tunggal atau gabungan atribut-atribut yang secara unik dapat digunakan untuk membedakannya dari entity kuat yang lain).

Sedangkan Weak entity (entity lemah) menurut Connoly dan Begg (2005:383) adalah entity yang keberadaannya sangat bergantung pada keberadaan entity yang lainnya. Entity lemah tidak memiliki arti apa-apa dan tidak dikehendaki kehadirannya dalam ER diagram tanpa kehadiran entity di mana mereka bergantung.

2.1.11 Normalisasi

2.1.11.1 Pengertian Normalisasi

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:388) Pengertian normalisasi adalah suatu teknik untuk memproduksi satu set hubungan dengan kebutuhan yang diinginkan, memberi kebutuhan data dari suatu organisasi.

Dengan kata lain normalisasi itu merupakan proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu

(30)

ke dalam dua bauah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud sering disebut juga dengan istilah anomali.

Gambar 2.14 Bentuk Normalisasi Sumber: Connolly dan Begg (2010:41)

2.1.11.2 Data Redundancy and Update Anomalies

Anomali adalah efek samping yang tidak diharapkan (misalnya menyebabkan inconsistency data atau membuat suatu data menjadi hilang saat data lain dihapus) yang muncul dalam suatu proses perancangan basis data.

Suatu tujuan relational desain database yang utama adalah menggolongkan atribut ke dalam hubungan-hubungan untuk memperkecil data redundancy dan dengan demikian mengurangi tempat penyimpanan file yang diperlukan oleh hubungan-hubungan dasar yang diimplementasikan. Hubungan-hubungan yang memiliki data redundant mungkin memiliki masalah yang disebut update anomalies, yang diklasifikasikan sebagai insertion, delection, atau modification anomalies.

2.1.11.3 Functional Depedency

Functional depedency adalah menguraikan hubungan antara atribut-atribut dalam sebuah relasi. Sebagai contoh, jika A dan B adalah atribut dari relasi R, B adalah secara

(31)

functional bergantung pada A (ditandai A→B), jika setiap harga dari A diasosiasikan dengan tepat satu harga dari B (A dan B masing-masing tidak boleh lebih dari satu atribut

2.1.11.4 Bentuk Normal

Normalisasi sering dieksekusi sebagai langkah-langkah yang berangkai atau berseri. Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada tingkatan normalisasi. Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Beberapa tingkatan yang biasa digunakan pada normalisasi adalah :

1. UNF

Sebelum membahas bentuk normal yang pertama, kita mendefinisikan normal form awal yaitu UnNormalized Form (UNF).

UNF adalah sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup-grup yang berulang.

2. Bentuk normal pertama (1NF)

Sedangkan 1NF adalah hubungan dimana persimpangan dari setiap baris dan kolom berisi satu dan hanya satu harga.

3. Bentuk normal kedua (2NF)

Bentuk normal kedua didefinisikan berdasarkan ketergantungan fungsional yang penuh (Full Functional Dependency).

Full Functional Dependency menandai bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi , B adalah penuh secara fungsional tergantung pada A jika B adalah secara fingsional tergantung pada A, tetapi tidak semua pada sutset dari A. Sedangkan 2NF adalah sebuah relasi antara bentuk normal

(32)

pertama dan setiap atribut bukan primary key atau secara fungsional bergantung pada primary key.

4. Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga didefinisikan berdasarkan ketergantungan transitif (Trancitive Dependency). Transitive Dependency adalah sebuah kondisi dimana A, B, dan C adalah atribut–atribut dari relasi sperti jika A→B dan B→C , kemudian C secara transitif bergantung pada A melalui B (Dengan ketentuan bahwa A tidak secara fungsional bergantung pada B atau C). Sedangkan 3NF adalah sebuah relasi antara bentuk pertama dan bentuk kedua, dan dimana tidak ada atribut yang bukan primary key secara transitif bergantung pada primary key.

5. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:398) suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd jika penentu (determian) adalah candidate key. BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3NF karena bentuk normal ketiga berkemungkinan masih memiliki anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih jauh. Suatu relasi yang memenuhi BNCF selalu memenuhi 3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya.

Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan bentuk normal yang umum dipakai. Artinya, bahwa pada kebanyakan relasi bila ketiga bentuk normal tersebut telah dipenuhi maka persoalan anomali tidak akan muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk normal ketiga. Bentuk normal 4NF dan 5NF hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung ketergantungan banyak nilai.

(33)

2.2 Teori Khusus 2.2.1 Internet

Menurut Barry Eaglestone dan Mick Ridley (Web Database System, 2001), Internet merupakan integrasi dari jaringan dengan menggunakan standart protokol komunikasi diaman protokol ini mampu menghubungkan jaringan-jaringan yang ada. Jaringan komputer yang berbeda disatukan dengan standart yang dikenal sebagai TCP/IP (Transmisaion Control Protocol / Internet Protocol), dimana komputer dalam internet memiliki alamat yang unik, yaitu IP (Internet Protocol) address yang berupa angka- angka. TCP/IP (Transmisaion Control Protocol / Internet Protocol) menggambarkan mekanisme dan aturan untuk komputer-komputer supaya dapat berbagi informasi antar jaringan.

2.2.2 Web

Web adalah salah satu dari banyak aplikasi pada internet dimana aplikasi ini melibatkan banyak komputer dengan menggunakan internet sebagai mekanisme dasar dari penghubungnya.

Web dijalankan dengan program pada server dan menerima respon dari klien. Dari hubungan tersebut maka beberapa komputer menjadi Web Server, yakni komputer yang menyediakan informasi dan dapat diakses melalui web oleh komputer klien.

Adapun istilah-istilah yang berhubungan antara Internet dan Web : a. Browser

Browser digunakan untuk menampilkan dokumen dari web dan untuk melanjutkan link dimana link ini menghubungkan bagian-bagian dari dokumen ataupun untuk berpindah dari satu bagian dokumen ke dokumen yang lain.

b. URL

Setiap web memiliki alamat akses yang unik yaitu Universal Resource Locator (URL). URL ini juga digunakan dalam

(34)

dokumen web untuk mengaitkan link, baik antara dokumen-dokumen web, maupun antara situs-situs web.

c. HTTP

HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol komunikasi yang digunakan oleh web. Pengiriman data dari server ke klien dengan menggunakan http yang diaktifkan oleh klien.

d. HTML

Hypermedia adalah suatu media yang disimpan pada web. Sedangkan HTML (HyperText Markup Language) merupakan suatu bahasa untuk pengkodean informasi hypermedia.

2.2.3 Web Database System

Menurut Berry Eaglestone dan Mick Ridley (Web Database System, 2001), sistem Database dapat dihubungkan ke internet untuk digunakan melalui web. Berikut ini adalah beberapa tipe-tipe dari koneksi yang digunakan :

1. Remote Connections : Sebuah sistem database, dimana dapat diakses melalui webdimanapun seorang user berada.

2. Client-Server architecture : ini adalah bentuk umum dari program aplikasi database yang menggunakan internet.

3. Distributed Databases : Beberapa DBMS mempunyai fasilitas untuk mengijinkan bagian tertentu dari database disimpan pada komputer yang berbeda-beda. Data tersebut didistribusikan diletakkan di tempat-tempat berbeda, dan hal ini tidak disadari oleh user.

4. Multidatabase : Ada sebuah teknologi database yang dikenal dengan nama teknologi multidatabase dimana teknologi ini membuat beberapa database tunggal untuk di satukkan untuk mendukung akses yang terintegritasi ke tempat penyimpanan.

(35)

2.2.4 Web Database Lifecycle

Menurut Barry Eaglestone dan Mick Ridley (Web Database System, 2001). Web database lifecycle digambarkan sebagai berikut :

(36)

2.2.4.1 Model Konseptual Halaman Web

Analisis web data mengahsilkan sebuah model data konseptual untuk direpresentasikan dalam halaman web. Input-input dari proses ini adalah deskripsi dari organisasi dan kebutuhan-kebutuhan sistem, bersama dengan model konseptual untuk database yang merupakan suatu aplikasi dari sistem Web Database.

a. Membuat ER untuk Web Data Model

Sistem web database menginteraksi aplikasi database melalui halaman web. Halaman web sebagai aplikasi untuk menggambarkan entity, atribut dan relasi diantaranya sebagai data. Pada saat merancang isi data dari halaman web, sangat penting untuk mendefinisikan relasi antar halaman-halaman web dimana relasi ini berbeda dengan relasi pada tabel database. Ada dua aspek dari halaman web yang dibutuhkan untuk merancang model ER yaitu : 1. Hypermedia Links

Halaman web memiliki hypermedia links sebagai alat navigasi untuk berpindah dari entitas-entitas yang berhubungan, yang digambarkan sebagai panah untuk menunjukan arah tujuan dari tiap-tiap link.

Gambar 2.16 Notasi Link

(37)

Konsep yang merupakan representasi dari halaman-halaman web itu sendiri. Konsep ini digambarkan dalam bentuk oval, dan disebut sebagai concept box.

Gambar 2.17 Notasi Concept Box

2.2.4.2 Web Database Design

Pada proses ini kita menguraikan proses bagaimana struktur data halaman web ditentukan. Proses mengambil model konseptual web sebagai input dan mendefinisikan skema untuk setiap halaman web.

Sebuah halaman web menyediakan akses ke sumber daya web dengan menunjukkan informasi dan dengan mengijinkan user untuk berinteraksi dengan halaman.

Halaman web dapat menjadi kompleks, kedua-duanya dalam kaitan dengan gambar yang ditunjukan dan proses yang dihubungkan. Bagaimanapun, ketika merancang komponen data dari halaman web, kita terkait hanya dengan data yang dikembalikan dari database dan yang ingin ditunjukkan, dengan data yang di masukkan oleh user, dan dengan link atau alur akses ke data yang dapat diakses melalui halaman lain. Pada tahap ini, web database merancang proses, oleh karena itu kita merancang isi data untuk setiap halaman tetapi abaikan kompleksitas yang lain, seperti gambar halaman web yang laindan cara yang ditempuh oleh konektivitas database yang diterapkan.

(38)

2.2.5 PHP

Hypertext Preprocessor adalah sebuah bahasa script yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam code HTML. PHP banyak dipakai dalam pemrograman situs web dinamis. Pada awalnya PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page (situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada saat itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan scrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI.

Dengan perilisan menjadi sumber terbuka, banyak programmer yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP. Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.

Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek.

PHP sebagai suatu bahasa scripting open source yang tersedia untuk sejumlah platform biasanya dihubungkan dengan MySQL atau Postgre SQL, karena kombinasi dari database yang tersedia (untuk Unix) dan bahasa scripting yang gratis mampu memberikan sebuah paket lengkap guna membangun aplikasi web database. Beberapa kelebihan PHP, yaitu:

1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya. 2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan di mana-mana dari mulai Apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

(39)

3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. 4. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

2.2.6 MySQL

MySQL adalah sebuah aplikasi Relational Database Managemen Server (RDBMS) yang sangat cepat dan kokoh. Istilah seperti tabel, baris, dan kolom tetap digunakan dalam MySQL. Pada MySQL sebuah database mengandung satu beberapa tabel, tabel terdiri dari sejumlah baris dan kolom. Dalam konteks bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel- tabel yang secara logik merupakan struktur dua dimensi yang terdiri atas baris-baris data (row atau record) yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering disebut sebagai instance dari data sedangkan kolom sering disebut sebagai attributes atau field. Dengan menggunakan MySQL server maka data dapat di akses oleh banyak pemakai secara bersamaan sekaligus dapat membatasi akses parapemakai berdasarkan previlage (hak akses) yang diberikan. MySQL menggunakan bahasa SQL (Struktur Query Languages) yaitu bahasa standard pemrograman database. MySQL di publikasikan sejak 1996. tetapi sebenarnya di kembangkan sejak 1979. Keunggulan dari MySQL adalah : Bersifat opensource, siistem software-nya tidak memberatkan kerja dari server atau komputer, karena dapat bekerja di background.

2.2.7 HTML/XHTML (Hypertext/Extensible Markup Language) XHTML merupakan penerus dari HTML. XHTMLmerupakan sebuah rekomendasi yang terpisah dari HTML.W3C tetap merekomendasikan untuk tetap menggunakan

(40)

XHTML 1.0, XHTML 1.1, dan HTML 4.01 untuk digunakan dalam web publishing. Perlunya reformulasi HTML menjadi XHTML disebabkan karena W3C merasa adanya kebutuhan agar sebuah konten World Wide Web dapat diakses dari perangkat mobile selain komputer-komputer tradisional karena kompleksitas sintaks dari HTML yang memerlukan sumber daya dan waktu yang cukup banyak.

2.2.8 CSS (Cascading Stylesheet)

CSS atau Cascading Stylesheet adalah sebuah bahasa stylesheet berbentuk markup language yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah representasi tampilan untuk sebuah dokumen. CSS biasanya digunakan untuk menghias halaman web dalam bentuk HTML atau XHTML.

2.2.9 Java Script

Java Script adalah bahasa yang digunakan untuk membuat program yang digunakan agar dokumen HTML yang ditampilkan dalam browser menjadi lebih interaktif, tidak sekedar indah saja. Java Script memberikan beberapa fungsionalitas ke dalam halaman web, sehingga dapat menjadi sebuah program yang disajikan dengan menggunakan antarmuka web.

Umumnya program Java Script adalah program yang ditanamkan (disisipkan) ke dalam halaman web, sehingga halaman (dokumen) web menjadi sebuah aplikasi yang berjalan di dalam browser web. Beberapa sistem operasi menggunakan Java Script untuk membuat aplikasi non-web, seperti sistem operasi MS Windows, yang menggunakan istilah Windows Scripting Host (WSH) sebagai interpreter Java Script dan VB Script, sehingga program yang dibuat dengan Java Script dan VB Script dapat langsung dijalankan di atas sistem operasi, tanpa harus menggunakan browser web terlebih dahulu.

(41)

2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya

Hasil penelitian skripsi sebelumnya yang hampir sama dengan penelitian skripsi ini yang berkaitan dengan aplikasi berbasis web yaitu terdapat sebuah jurnal mahasiswa universitas Bina Nusantara tahun 2013 dengan judul “Analisis dan Perancangan Aplikasi Basis Data Penjualan, Pembelian dan Stok Barang Berbasis Web pada PT.VGA Scale Indonesia” yang ditulis olehDeny Harun (1301036156), Simran Deep Singh (1301032113), dan Yohan Caesar Haryanto (1301036603). Berikut abstrak uraian isi penelitiannya:

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem basis data yang lengkap dan mendukung proses penjualan, pembelian, stok barang dan membuat laporan yang diinginkan oleh pengelola dan mencetaknya sesuai dengan data yang dibutuhkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode wawancara, metode studi pustaka dan metode perancangan basis data. Metode wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan secara langsung kepada Manager perusahaan untuk mengetahui sistem dan kebutuhan PT.VGA Scale Indonesia. Metode studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan materi yang berhubungan dari buku literatur, situs internet, dan hasil karya orang lain sebagai panduan. Metode perancangan basis data meliputi perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal. Hasil yang dicapai adalah sebuah aplikasi basis data berbasis web yang terintegrasi dengan baik untuk mempermudah pengelola dalam mendapatkan informasi yang diinginkan dengan melihat laporan, mempermudah pengimputan dan pengeditan data, serta mendapatkan data historis yang terkomputerisasi. Kesimpulan yang diperoleh adalah sistem basis data berbasis web yang terintegrasi dengan baik yang dapat meningkatkan efisiensi pengolahan data, mulai dari penyimpanan, pengupdate-an data dan penghapusan data yang berhubungan dengan operasional kerja. Perancangan basis dara yang terkomputerisasi juga dapat menghasilkan informasi yang cepat dan akurat serta meminimalisasi data yang redundan.

(42)

Gambar

Gambar 2.1  Lingkungan DBMS  Sumber: Connolly dan Begg (2010:19)
Gambar 2.2 Database Life Cycle  Sumber: Connolly dan Begg (2010:272)
Gambar 2.8 Simbol Transisi dalam STD
Gambar 2.10  Notasi Entity Relationalship Modelling
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diatas ternyata setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model eliciting activities dalam pelajaran matematika kelas X SMK YPK Medan materi pelajaran nilai

35 Tahun 2009 tentang Narkotika, menentukan beberapa aspek penting yakni Impor dan Ekspor (Bab V), peredaran (Bab VI), Pengobatan dan Rehabilitasi (Bab IX),

Untuk itulah dibuat alat pendekteksi kebocoran gas LPG dengan menggunakan sistem notifikasi SMS dengan menggunakan SIM900a, Sensor MQ-6 yang dapat mendeteksi gas

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

 Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer  Tujuan: mengetahui kepekatan urine.  Alat

Kegiatan yang dilarang pada kawasan hutan konservasi adalah semua pemanfaatan ruang baik untuk budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian termasuk mendirikan bangunan

Pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan Giemsa dan toluidin blue menunjukkan bula subepidermal dengan peningkatan infiltrat sel mast di dermis yang mengarah pada diagnosis MKD

Faktor lingkungan internal dalam penelitian ini dilihat dari sumberdaya yang ada di Puskesmas Padangsari, menggunakan 6M yang terdiri dari Man (staf yang ditugaskan