Mulani, M. Atmomarsono, dan Nurhidayah
PATOGENISITAS BEBERAPA
BAKTERI Vibrio
YANG
DIISOLASI
DAR|
SEDIMEN
TAMBAK
TERHADAP
UDANG
wtNDu,
penaeus
monodon
Muliani-', Muharijadi Atmomarsono*), dan Nurhidayah. j
ABSTRAK
Penelitian bertuluan untuk mengetahui tingkat patogenisitas beberapa bakteri Vibrio yang diisolasi dari sedimen tambak terhadap udang windu , Penaeus monodon. penelitian dilakukan di Laboratorium Basah Balai Penelitian Perikanan Pantai yang meliputi beberapa tahapan kerja yaitu: (1) lsolasidan identifikasi bakteri vibrio dari sedimen tambak, (2) perbanyakan bakterivibiio hasil
identifikasi menggunakan nutrient broth, (3) Infeksi buatan dengan bakteri V. alginotyticus, V.
costicola, V. harueyi, atau V. mimicus dengan kepadatan 102, 104, dan 106 cfu/ml kedalam wadah pemeliharaan udang windu, dan
(4)
Pengamatan perkembangan populasi bakteri Vibrio oan mortalitas udang windu. Rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola faktorial diaplikasikan dalam pengujian empat jenis Vibrio dan tiga kepadatan berbeda, masing-masing dengan tiga ulangan. Analisis statistik menunjukkan bahwa pada perendaman 24jan
V. narveyi oengan T<onsenirasi106 cfu/mL menyebabkan kematian paling banyak (P<0,0q dibandingkan perlakuan lainnya. Setelah
perendaman 96 jam, kematian udang akibat perlakuan V. harueyi 10a cfu/ml tidak berbeda nyata
(P>0,05) dengan perlakuan V. harveyi 106cfu/mL dan V. alginolyticus 106cfu/ml, namun berbeoa nyata (P<0,05) dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa V. harveyilebrh patogen daripada
V
alginolyticus, V. cosflcola, dan V. mimicus.ABSIRACI
:
Pathogenicityof vibrios
isolated from pond sedirnenfs on tiger shrimp,Penaeus monodon. By: Muliani, Muharijadi Atmomarsono, and Nurhidayah.
This experiment ainted to determini the pathogenecity of vibrios rso/afed from pond sediments on tiger shrimp, Penaeus monodon. This experiment was conducted in wet laboratory of the Re-search lnstitute for Coastal Flsherles including several activities i.e. (1) !solation and identification
of vibrios from pond sediments, (2) Cuttivation the identified vibrios in nutrient broth medium, (3)
lnoculation of 102, 10a, and 106 cfu/mL of V. atginotyticus, V. costicola, V. harveyi, or V. mimticus separately in the shrimp culture media, and (4) Monitoring the poputation of inoculated vibrios (V.
alginolyticus, V. costicola, V. harveyi, and V. mimicus) and moftality of tiger shrimp comptetely
factorial randomized design was apptied. Sfatistlca/ analysis showed that moftality of the ttger shrimp after 24-h exposure with 106 cfu/mL of V. harveyi was significanily higher (p<0.05) than those of the other treatments. After g6-h exposure, moftatity of tiger shrimp
in
10acfu/mL of V.harveyi was not significantly different (P>0.05) with that
of
106 cfu/mLof
V. harveyior
V. alginolyticus, but they were significantty different (P<0.05) with the other treatments. These re-su/ts showed that V. harveyi is the most pathogenic bacteria among the tested vibrios.KEYWORDS : Vibrio spp., pond sediment, pathogenicity, tiger shrimp PENDAHULUAN
Di antara beberapa permasalahan yang timbul dalam usaha budi daya udang windu adalah adanya
serangan penyakit baik
di
panti benih maupun ditambak. Rukyani (1993) metaporkan bahwa akibat
adanya serangan penyakit, hanya sekitar 40% dari
seluruh areal pertambakan di Indonesia yang masih
beroperasi, sehrngga menimbulkan kerugian yang
cukup besar. Selanjutnya dikatakan bahwa sekitar
150
milyar rupiah per tahun
hilang
dari
arealpertambakan di Jawa Timur dan sekurang-kurangnya
300 milyar rupiah telah hilang per tahunnya dari seluruh areal pertambakan di Indonesia. Salah satu
jenis penyakit yang cukup membahayakan udang ') Peneliti pada
Balai Penelitian Perikanan pantai
adalah vibriosis yang disebabkan oleh bakteri Vibrio.
Masuknya
bakteri
Vibrio dalam usaha budi dayaudang ditambak dapat berasal dari air laut dan benur
yang
digunakan
Boer
et al.
(1993)
melaporkanbahwa induk yang berasal dari laut positif memDawa
bakteri bercahaya sehingga dapat menular pada benur (larva) dan bakteritersebuut akhirnva terbawa
masuk ke tambak.
Bakteri Vibrio merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang (rods), bersifat anaerobik
fakultatif,
katalase
dan
oksidase
positif,
dapatmemfermentasi gula dan meng uraikan n itrat ( Lewis,
'1973; Austin & Austin, 1993; Alsina & Btanch, 1994:
ienis
bakten Vibrio yang ditemukan menyerang udang antara lainV
harveyl (Lightner, '1988 & 1992Boer
et a/..
1993: Jiravanichpaisalef al.,
1994Atmomarson o et al., 1 995) Bakteri ini menyerang baik
larva udang di pantt-panti perbenihan maupun udang
yang dibudidayakan
di
tambak. Penyakit
yangditimbulkan oleh bakteri int dikenal dengan nama
penyakit kunang-kunang
atau
penyaklt
udangmenyala. Pada kondisi
gelap,
larva udang yanEterserang V. harveyiakan bercahaya dalam tangki pemeliharaannya, sedangkan udang yang dipelihara di tambak tampak bercahaya jika air tambak diterpa angin. Selain V. harueyi,juga diidentifikasijenis Vrbrlo lain yang menyerang udang ditambak, antara lain V
parahaemolyticus, V. alginolyticus, dan V. anguillarutrt (Anderson et al.,1988; Lightner et al.,1992; Nash ef
a|.,1992', Partasasmita '1993; Chen & Hanna, 1994,
Abraham
&
Manley, 1995; Chanratchakoolet
ai.1995)
Udang yang
terserang
Vibrio
biasanyamenunjukkan gerakan yang lemah dan
menyentak-nyentak, kulit karapas rusak dan berwarna coklat atatt hitam, dan kadang-kadang benruarna merah di bagian
ekor atau kaki renangnya (Rukyani 1 993).
Sedimen tambak merupakan salah satu media pertumbuhan bakteri, baik yang bermanfaat maupun
yang merugikan. Pemberian pakan yang
tidal'lterkontrol selama proses budi daya mengakibatkart akumulasi limbah organik di dasar tambak, sehingga
menyebabkan terbentuknya lapisan anaerob yang menghasilkan HrS dan bahan toksik lainnya
(Ander-son
et a/., 1988)
Akibatnya bakteri
patogen (Aeromonasspp. dan Vibrro spp.),jamur, parasit danvirus
mudah berkembang
dan
memungkinkantimbulnya penyakit pada udang
(Austin,
1987.Lightner et a\.,1992; Nash et a\.,1992, Atmomarsono
et
al.
1993; Madeali
ef a/.,
1993, Muliani
&Mangampa, 1993; Tompo et al., 1993). Hasil isolasi
dan identifikasi bakteri Vlbrio spp. pada sedimen tambak mineral dan tambak tanah gambut ditemukan
beberapa bakteri Vibilo, antara
lain
Vibrio sp,
y
alginolyticus,
V
anguillarum,
V.
cholerae,
Vcosticola, V. harveyi, V. mimicus, V. nereis, dan V
tubiashii (Muliani & Hanafi 1997; Muliani et a\.,1997) Keberadaan bakteri Vibrio spp. di dalam lingkungan
tambak tidak akan
menimbulkan penyakit, jikakualitas tanah dan air tambak dapat dipertahankan dan udang tidak dalam keadaan stres.
Tingkat
patogenisitas beberapajenis
bakteriVibrio yang diisolasi
dari
air
laut,
udang dan air pemeliharaan larva udang telah banyak dilakukan(Lavilla-Pitta go et al.,'1990; Karunasagar et al., 1994, Prayitno & Latchford 1995). Penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui tingkat patogenisitas beberapa
jenis bakteri Vibilo spp. yang diisolasi dari sedimen tambak terhadap udang windu.
Jurnal Penelltian Pertkarran lndonesia Volume 6 Nomor 3-4 Tahun 2000
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Basah Balai
Penelitian Perikanan Pantai, dengan tahapan kerla sebagai berikut:lsolasi dan identifikasi bakteri Vibrio
spp
darr sedimen tambakSedimen tambak diambil dengan menggunakan
bor
tanahberdiametell0
cm yang
di
dalamnyadilengkapi dengan cincin-cincin pembatas. Sedimen
dibawa
ke
Laboratorium Patologi Balai Penelitian Pei'rkanan Pantai menggunakan botol sampel steril.lsolasi bakteri
Vibrio dilakukan dengan
cara mengambil 1 g sedimen yang kemudian diencerkan dengan menggunakan larutan air laut buatan (Muir &Owens, 1996) Setelah itu diinokulasikan satu mL ke
dalam media TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose)
broth dalam multiwell plate 24 lubang (Muir & Owens,
1996)
dan
kemudian diinkubasi pada suhu 2BoCselama 48
jam
Pemisahankoloni bakteri
Vibrlodilakukan menggunakan TCBS agar dalam cawan
petri
sedangkan uji karakterisasi untuk identifikasispesies dilakukan berdasarkan
metode
yang dikemukakan oleh Austin (1991), Austin & Austin(1993); Alsina & Blanch (199a); Baumann et al., 1994, Brock et
al
(1994)', Muir (1996a). Untuk menentukanspesies dari bakteri Vibrio, data hasil uji biokimia yang
diperoleh diolah dengan menggunakan perangkat lunakFortran Computer Progam (Muir, 1996b). lsolat bakteri Vibriospp. yang diperoleh diremalakan secara berkala untuk selanlutnya diuli patogenisttasnya.
Perbanyakan
bakteri
Vibrio sPP.Sebelum dilakukan perbanyakan bakteri dalam
nutrient broth untuk infeksi buatan ke dalam media pemeliharaan udang, dilakukan uji pendahuluan untuk
pendugaan kepadatan bakteri dengan cara sebagal
berikut
yaitu isolat bakteri dari
sedimen tambak ditumbuhkan pada media TCBS agar dalam cawan petriselama 48 jam pada suhu 28oC, kemudian diambtlsebanyak 15 jarum ose dan ditumbuhkan pada
nutrt-ent broth volume 100 mL selama 48 jam pada suhu
28'C
dengan tiga ulangan. Penghitungan populasibakteri dalam nutrient broth dilakukan dengan cara
pengenceran bertingkat (10-1, 102, 10-3, 10-4, dan seterusnya), yaitu tiap 1 mL larutan bakteridiencerkan
ke dalam 9 mL larutan garam fisiologis (Benson, 1985).
Kemudian dart masing-masing pengenceran diambil
0,1 mL dan ditumbuhkan pada media TCBS agar dalam cawan petri selama 48 jam pada suhu 28"C, Setelah diketahui populasi bakteri dalam nutrient broth,
maka volume suspensi bakteri dalam nutrient broth
yang akan diinfeksrkan ke dalam medta pemeliharaan
udang windu dapat dihitung dengan menggunakan rumus pengenceran sebagai berikut:
N2=
vl=
Mulani, M. Atmomarsono, dan Nurhidavah
N'1Vl = N2V2
dengan :
N1
=
Kepadatan populasi bakteri Vibrio dalam nutrr_ent broth
Vl
=
Volume suspensi bakteri Vibrio dalam nutrient broth yang dibutuhkanKepadatan populasi bakteri yang dikehendaki Volume media air dalam wadah pemeliharaan udang windu
lnfeksi buatan
bakteri
Vibrio ke dalam wadah pemeliharaan udang winduStoples yang berkapasitas 3 L sebanyak 39 buah
digunakan sebagai wadah penelitian. Setiap stoples
diisi air laut bersalinitas 25 ppt sebanyak
2
L yangtelah disterilkan dengan
kaporit
150 mg/L
dandinetralisir dengan Natrium Tiosulfat 75 mg/1. pada
setiap stoples ditebarkan 10 ekor udang windu pL
45 sebagai hewan uji. Infeksi bakteri terhadap benur windu dilakukan dengan cara perendaman (Hameed.
1995).
Bakteri
V.alginotyticus,
V.
costicota, V.harveyi, dan V. mimicus yang diisolasi darisedimen tambak diuji patogenisitasnya terhadap udang windu
dengan kepadatan 102, 104, dan 106 cfu/ml, masing_
masing dengan tiga ulangan
Pengamatan perkembangan
populasi
bakteridan mortalitas udang
windu,
p. monodonPerkembangan populasi bakteri Vibrio dalam
ai
media pemeliharaan udang pada setiap perlakuan
diamati setiap 24 jam hingga 96 jam perendaman.
Sedangkan mortalitas udang windu diamati sejak
diinfeksi dengan
bakteri
Vibrio hingga 96
jim
perendaman. Data mortalitas udang yang diperoleh
dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan
uji
BedaNyata Terkecit (BNT) dengan bantuan perangkat
lunak "Statistik versi 3".
HASIL DAN BAHASAN
fdentifikasi
Bakteri
Vibrio pada SedimenTambak
Keempat jenis bakteri Vibriospp. yang digunaran
dalam penelitian ini merupakan bakteri yang diisolasi dari sedimen tambak udang. Hasil identifikasi secara
biokimiawi menunjukkan bahwa
keempat jenisbakteri tersebut adalah V. atginotyticus, V. costicola, V. harveyi, dan V. mimicus. Hasil uji biokimiawidari
masln g-masing 1en is bakteri V i b rio tersebut d isajikan
pada Tabel
1.
Dari Tabel tersebut terlihat bahwamasing-masing
jenis
bakteri
mempunyai sifat
biokimiawi yang berbeda satu sama lain. Beberapa straln (galur) dari V. harveyimampu mereduksi lisin
dan ornitin, tetapi tidak
terhadap
arginin,
menghasilkan asam dari kellobiosa, glukosa, sukrosa
dan dapat mereduksi nitrat dengan Voges-proskauer (VP) negatif (Austin
&
Austin,j993).
Setanjutnya dikatakan bahwa diantara strain dari V. atginolyticusao? yang mampu menghasilkan H,S, indol, ornitin dekarboksilase, dan Voges-proskauier positif. Alsina
& Blanch (1994) melaporkan bahwa beberapa strain
V. costicola mampu memproduksi arginin, Voges-Proskauer
positif
dan
mampumereduksi
nitrat,sedangkan strain V. mimicus beberapa diantaranya
memproduksi lisin dan dapat tumbuh pada suhu 40oC
dengan indol positif tetapi Voges-proskauer negatif dan dapat mereduksi nitrat,
Uji perbanyakan
bakteri
VibrioHasil
uji
pendahuluanterhadap
perbanyakanbakteri V. alginolyticus, V. cosficola, V. harveyi, dan
V. mimicus menggunakan media nutrient broth 100
mL yang diinkubasi selama 48 jam pada suhu 2goC
maslng-mastng mencapai kepadatan 109, 109, 109,
dan 109
cfu/ml.
Hal ini menunjukkan bahwa padakondisi yang sama perkembangan populasi bakteri
V. harveyilebih lambat dibanding ketiga bakteri Vibrio
lainnya.
Perkembangan
populasi bakteri
Vibrio dalam wadah pemeliharaan udangwindu
Perkembangan bakteri V. harveyidalam wadah
pemeliharaan udang windu disajikan pada Gambar
1, Pada gambar tersebut terlihat bahwa pada24 jam pertama dengan konsentrasi inokulum 102 cfulmL,
V. harueyi memperlihatkan perkembangan populasi yang lebih lambat (5,5x105 cfu/mL) dibanding dengan
ketiga
jenis
vibrio lainnya
yaitu
V. atginolyticus(1,0x106 cfu/mL), V. costicola (1,2x106 cfu/mL), dan
V. mimicus (1,0x106 cfu/mL ). Dari gambar tersebut
telihat pula bahwa populasi bakteri meningkat pada hari pertama, tetapicenderung menurun setelah hari
ke dua dan ke tiga dan meningkat lagi pada hari ke
empat.
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
Atmomarsono et al. (1995) yang mengatakan bahwa pergantian air tambak yang menggunakan air tandon
dianjurkan setelah air ditandon selama tiga hari. Hal
ini
disebabkan populasi bakteri
akan
menurunsetelah tiga hariditampung dalam petak tandon.
Mortalitas udang
windu
Hasil pengamatan terhadap mortalitas udang windu yang diinfeksi dengan beberapa jenis bakteri
Vibrio dapat dilihat pada Tabet 2. pada Tabet tersebut
terlihat bahwa pada perendaman
24
jam oengan kepadatan 102 dan 1 0a cfu/mL, keempat jenis bakteriJurnal Penelitian Perikanan lndonesia Volume 6 Nomor 3-4 Tahun 2000
Tabel '1. Hasil uji biokimiawi bakteri Vibrioyang digunakan sebagai bioindikator
Table 1 . Biochemical test of vibrios used as bioindicator
Tes
Biokimiawi
JenisBaKera
lKindof
Eacteria) lBiochemical tesl)Swarming Luminescence
VP test
Arginine dihydrolase Gas from glucose Growth at 40oC Lysine decarboxylase Pigmentation Amylase Sucrose Indole
Ornithine decarboxy lase
Putriscine Ethanol Serine Heptanoate Xanthine Aminobutyrate L-Arabinose D-Cellobiose Glucuronate Alfa-ketoglutarate L-alanine Leucine Propionate ? + t + + + + + ? + + + + ? + + ? ? + ? + + + ?
t
? ? ? ? +t
+ + + If
+ -) tro '-EA6-ES
4 -(b'a\
6XJ=6'
^oE o't z (Uo0
48 hours 72 hours 96 hours
Waktu
I
Timec
Vibrioalginolyticus
t
Vibriocosticola
*--Vibrio harveyix
Vibriomimicus
--a-Control
Gambar
1
Perkembangan populasi bakteri dalam wadah pemeliharaan udangwindu P. monodon selama 96 jam
Figure 1
.
The growth of bacteria population of tiger shrimp P. monodon in culturedMulani, M. Atmomarsono. dan Nurhidayah
(P>0,05)dengan kontrot. Tetapi pada kepadatan 106
cfu/mL V. harveyitelah menyebabkan kematian lebih
banyak (P<0,05) dibanding pertakuan yang tainnya.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa V. harveyt
yang
digunakan dalam penelitran ini lebih bersifat patogen dibanding dengan V. alginolyticus, V. costicola, dan
V
mimicus.Uji
patogenisitasbakteri
V. harveyiterhadap udang windu dengan metode penyuntikan
yang dilakukan oteh Jiravanichpaisat
ef
a/. (1994) menyebabkan kematian udang g0% setelah 24 jam.Pada masa
perendaman
4g
jam
oengankepadatan 102 dan 104, V. alginotyticus, V. costiCota,
dan V. mimicus belum menyebabkan kematian yang berbeda (P>0,05),
tetapi
ketiganya nyata kurangpatogen
(P<0,05) bita
dibandingkandengan
V.harveyi pada kepadatan
106cfu/mL yang
telahmematikan 53,3% udang uji. Tingkat kematian udang
tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan yang dilaporkan oleh Lavilta-Pitogo (1990) dan prayitno &
Latchford (1 995) masing-masing sebesar 69,0% dan 51,5% dengan kepadatan bakteri 103
cfu/ml
danmasa perendaman 48
jam
Halini
menunjukkanbahwa dengan kepadatan 103
cfu/ml
Vibrio harveyi sudah patogen terhadap udang windu, sementaraketiga lenis Vibrio lalnnya belum tergolong patogen.
Seperti halnya pada masa perendaman
24
dan 48 1am, pada perendaman 72jam
V. atginotyticus,V. costicola, dan V.
mimicus
belum menyebabkankematian yang berbeda nyata (p<0,05) untuK semua
tingkat kepadatan. Pada kepadatan 10a
cfu/ml,
Vharveyi menyebabkan kematian yang lebih banyak
(P<0,05) dibandingkan dengan V. alginotyticus (102
cfu/ml),
V. costicola ('l 02 dan '10a cfu/mL), V. harvevi(1O'z cfu/mL),
serta
kontrol. Sedangkan kemailanudang windu pada kepad atan V. harueyii 06 cfu/mL
berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya,
dengan kematian udang telah mencapai 93,3%. .
Pada perendaman 96 jam , V. atginotyticus oengan
kepadatan 106cfu/mL, menyebabkan
kematiansebesar 50%, sedangkan V. harueyipada kepadatan
104
dan
106 cfu/mL telah menyebabkan kematianmasing-masing
sebesar 66,7%
dan
jOO%. Karunasagaret al.
(1994) mengemukakan bahwa pada kepadatan '106cfu/mL. V. harveyiyang diisolasidari
air
laut dan tangki pemeliharaan larva uoangwindu menyebabkan kematian terhadap post larva
udang windu masing-masing sebesar g0% dan 100% setelah hari ke lima.
Secara
statistik
kematian udang
uji
oleh
Valginolyticus dengan kepadatan 106
cfu/ml
dan
V. harveyidengan kepadatan l0a cfu/mL adalah tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan pada kepadatan yang sama, V harveyinyata lebih patogen (p<0,05)dari pada
V.alginolyticus,
V.
costicola, dan
V. mimicus. Duajenis
Vibrio terakhir bahkan dapatdikatakan tidak patogen terhadap udang windu pL45
Tabel 2 Table 2
Rata-rata tingkat kematian udang windu p. monodon selama 96 jam perendaman Average mortality rate (%) of tiger shrimp p. monodon during g6 hour incubation Pe rla kua n
Treatments
Awal
penebaran (ekor)Stocking densrfy (pcs)
ma Perendaman )
24
hours
48hours
72hours
96 hours:9
o(0.0c)
2@lb11 2(6.7c)
3(1o.od)19
o (ooc)
(33c)
+lis
sb;y
7(n
3cd)30
z@l\
5(16.7bc)
9(3o.ob)
1s (50.0b;) 102 cfu/mL 104 cfu/mL 106 cfu/mL 102 cfu/mL 104 cfu/mL 106 cfu/mL:9
2
G7\
4 (133b)
4 (133bc)
5 (1619
o (ooc)
o (ooc)
2@7c)
5 (1630
o(0.0")
2(6.7c)
5(16.7c)
5(16 7"o) 7'o) 7"d) 102 cfu/mL 104 cfu/mL '106 cfu/mL:9
1 (33b")
2(67b\
3(,lo.obc)
4 (13.3d)19
2$.7\
s (2oob)
giso
obi
zo iooi"ll
30
o(0.0a)
16 (53.3a) 28 (933a)
30 (100")102 cfu/mL 104 cfu/mL 106 cfu/mL ?n ?n 0 (0.0c) 0 (0.0c) o (0.0c) 0 (0") 0 (0") 1
(3.3")
2 (6.7d) 1(3.3c)
4 (13.3cd) 1(3.3c)
3('l0.0bc)
7 (233cd\ Kontrol (Controt) 0(0.0")
0(0")
2(6.7c)
3 (10.0c) values in brackets follottted by the sanle supersc ript in the same column are not significanily different (p>0.0s)1.
Jurnal Penelitian Perikanan lndonesia Volume 6 Nomor 3-4 Tahun 2000
dalam perendaman selama 96 jam, dengan
kematian
Austin,B
1991 . Methods in Aquatic Bacteriology. Johnyang ditimbulkannya tidak berbeda nyata
(P>0,05)
Wiley and Sons. Chichester. NewYork
Brisbane.dengan kontrol (Tabel
2).
Toronto. Singapore. 425 pp.KESIMPULAN
Austin, B. and D. A. Austin. 1993. Bacterial Fish Patho-gens. Disease in Farmed and Wild Fish. Second
edi-tion. New York. London Toronto. Sydney. Tokyo Singapore. 38a pp
Baumann P.
A L
Furniss. and J. V. Lee. 'l 994Faculta-tive anaerobic gram negative rods. In J. G. Holt, N. R.
Krieg,
P
H A. Sneath, J. T. Staley, and S. T, Wilkins (Eds.), Bergey's Manual of DeterminativeBacteriol-ogy Ninth Edition. The William and Wilkins, Battimore, Maryland, USA p.175-289.
Benson,
fl
J
1985 MicrobiologicalApplications.ALabo-ratory Manual in General Microbiology. Fourth Edi-tion. Wm. C. Brown Publishers. Dubuoue. lowa. 450 pp.
Boer,
D. R
Zafran,
and
T
Ahmad.
1993Penanggulangan penyakit udang windu (Penaeus
ntonodon)
di
panti benih. Dalam Hanafi, A.,
M.Atnrornarsono, dan S. lsmawati (Eds.), Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Perikanan Budidaya Pantai,
Maros. 16-19 Juli 1993. o.9-12.
Brock, T. D., M. T. Madigan, J.M. Martinko, and J. Parker. 1994. Biology of Microorganism. Seventh Edition Prentice Hall International, Inc. 909pp.
Chanratchakool, P., J.
F
Turnbull, S. F. Smith, and C. Limsuwan 1995. Health Managementin
ShrimpPonds.2"" Edition. Aquatic Animal Health Research Institute. Department of Fisheries. Kasetsart Univer-sity Campus. Bangkok 11'1 pp
Chen, D. and P. J. Hanna. 1994, lmmunodetection of specific Vibrio bacleria attaching to tissue of the giant
tiger prawn Penaeus monodon. Dis. Aqua. Org.,
20 159-162.
Hameed, A S
S
1995 Susceptibility of three Penaeus sp. to a Vibrio campbellAike bacterium. J. World Aqua. Soc , 26 (3):315-319.Jiravanichpaisal, P. T., T. Miyasaki, and C. Limsuwan.
1994
Histopathology,
biochemistry,
and pathogenecity of Vibrio harveyi infecting black tiger prawn Penaeus monodon, J. Aqua. Animal Health, 6:27-33.Karunasagar, l , R. Pai, G.R. Malathi, and L Karunasagar.
1994. Mass mortality of Penaeus monodon larvae oue to a nti b iotic-resistant V i b ri o h a rv eyi rnfection. Aq u
ac-ulture (128\ 203-209.
Lavilla-Pitogo, C R,
C
L. Baticados, E.R. Cruz-Lacierda, and L. D. de Ia Pena. '1 990. Occurrence of luminousbacterial disease of Penaeus monodon larvae in the
Philippines Aquaculture (91):1-13.
Lewis, D. 1973. Predominant aerobic bacteria of fish and shellfish. Texas A & M University, Sea Grant Publ.
No 401 '102pp
Lightner, D V. 1988. Vibrio disease of penaeid shrimp. /rr
Sirrdermann, C.J. and D.V. Lightner (Eds.), Dlsease
Diagnosis And Control
ln
Nofth American Marine Aquaculture. 2"d Edition. Elsevier, Amsterdam-Oxford-New York-Tokyo. p.42-47 .Dengan kepadatan bakteri dan masa perendaman
yang sama didapatkan bahwa V.
harveyi
tergolong lebih patogen daripada V algrnolyticus, V. costicola. dan
V
mimicus.Tingkat kematian udang windu yang diinfeksi
dengan V. harveyi
106cfu/mL pada
masaperendaman 241am lebrh tinggi (P<0,05) daripada perlakuan yang larnnya
3.
V
alginolyttcrls patogen terhadap udang windupada
kepadatan
106cfu/mL dengan
masaperendaman 48|am atau 104 cfu/ml dengan masa
perendaman 96jam.
4.
V. costicoladan
V. mimicus yang berasal darisedimen tambak tergolong bakteri yang tidak
patogen terhadap udang windu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Diucapkan terima kasih kepada
Sdri
Nur.lannadan
Nurbaya
atas
bantuan mereka
dalam pelaksanaan penelitiandi
Laboratorium PatologiBalai Penelitian Perikanan Pantai, Maros.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, T J., and R. Manley. '1
995
Luminous andnonluminous Vibrio harveyi associated with shell
dis-eases in cultured Penaeus indicus J. Aqua. Trop. (10) 273-276
Alsina, M. and A.R. Blanch 1994 A set of keys for bio-chemical identification of environmental Vlbrlo soe-cies.
J
Applied Bacteriology (76):79-85Anderson, LG., M.N. Shamsuddin, M. Shariff, and G. Nash. '1 988, Bacterial septicemia in juvenile tiger
shrimp, Penaeus monodon, cultured in Malaysian brackishwater ponds. Asian Fisheries Science
2:93-1 08.
Atmomarsono, M., Muliani, dan S. lsmawati. l995.
Prospek penggunaan tandon pada budi daya udang
windu
Makalah disalikanpada
Ekspose HasilPenelrtian di lnstalasi Pengkajian Teknologi Perlanian Wonocolo. Surabaya Tanggal 3-4 JLtli 7995. 10 pp. Atmomarsono, M.,
M.l
Madeali, Mulianr, dan A. Tompo.'1
993
Kasus penyakit udang windudi
KabupatenPinrang. Dalam Hanafi, A., M. Atmomarsono, dan S.
lsmawati (Eds) Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Budi Daya Pantai, Maros 16-19 Juli 1993. p 35-40
Austin,
B.
1987
Marine Microbiology. CambridgeMulani, M. Atmontarsono, dan Nurhidayah
Lightner, D.V. T A. Bell, R.M. Redman, L.L. Mohley, J.M. Natividad, A. Rukyani, and A. Poernomo. 1992. A re-vrew of some major diseases of economic significant
on penaeid prawns/shrimps of the Americans and Indopacific. /rr Shariff,
I
N., R.P. Subasinghe, and R.J.Arthur (Eds.), Dlseases
in
Asian Aquaculture. FishHealth Section, Asian Fisheries Society, Manila. Phil-ippines. p.57-80.
Madeali, M.l , M. Atmomarsono, A. Tompo, dan Muliani.
'l 993. Studi kasus penyebab kematian udang windu,
Penaeus monodon di tambak intensif. J. Penelitian Budidaya Pantai,
I
(4).23-28.Muir, P. 1996a. Media Used in Vibrio and Photobacterium ldentification. Department of Microbiology,
Biomedi-cal and TropiBiomedi-cal Veterinary Sciences. James Cook University of North Queensland. Australia. 7 pp.
Muir,
P
1996b ldentification of Vibrio and Pseudomo-nas Bacteria. Departmentof
Microbiology,Biomedi-cal and TropiBiomedi-cal Veterinary Sciences. James Cook University of North Queensland. Australia. 6 pp. Muir, P. and L. Owens 1996. Sarnpling for Sulphur-Cycle
Bacteria of Sediment. Department of Microbiology, Biomedical and Tropical Veterinary Sciences. James Cook University of North Queensland. Australia. 7 pp. Muliani dan M. Mangampa. 1993. ldentifikasi parasit pada budi daya udang, Penaeus monodon. Dalam Hanafi,
A.,
M. Atmomarsono,dan S.
lsmawati (Eds.).Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan
Budidaya Pantai, Maros 16-19 Juli 1993. p.31-34. Muliani, M. Atmomarsono, M.l. Madeali, T. Ahmad, dan
A. Hanafi. 1997. Kelimpahan dan komposisi jenis
bakteri Vibrio pada sedimen tambak. Laporan Hasrl Penelitian. Balai Penelitian Perikanan Pantai. 10 pp. Muliani dan A. Hanafi. 1997. ldentifikasi dan karakterisasi organisme pada tambak tanah gambut. Prosiding ll.
Seminar Nasional Biologi XV. Perhimpunan Biologi
Indonesia Cabang Lampung
dan
UniversitasLampung. Bandar Lampung. p.470-475.
Nash,
G., C.
Nithimathachoke, C. Tungmandi, A.Arkarjamorn,
P.
P rathampipat,
and
P.Ruamthaveesud. 't 992. Vibriosis and its control in
pond-reared Penaeus monodon in Thailand. /n Shariff,
l. N., R.P. Subasinghe, and R.J. Arthur (Eds.),
Dls-eases
in
Asian Aquaculture. Fish Health Section,Asian Fisheries Society, Manila. Philippines.
p.143-1 50.
Partasasmita, S. 'l 993. Hama dan penyakit udang. Warla
Balitdita 5( 1 ):31 -32 .
Prayitno, S.B. dan J.W. Latchford. 1995. Experimental infections of crustaceans with luminous bacteria re-lated to Photobacterium and Vibrio. EfIect of salinity and pH on infectiousity. Aquaculture, (135):105-112.
Rukyani,
A
1993
Penanggulangan penyakit udangwindu, Penaeus monodon. Dalam Hanafi, A., M.
Atmomarsono, dan S. lsmawati (Eds.). Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Perikanan Budidaya Pantai.
Maros 16-19 Juli 1993. p.1-8.
Tompo, A., M. Atmomarsono, M.l. Madeali, dan Muliani,
1993. Prevalensi dan intensitas ektoparasit pada udang windu , Penaeus monodon di tambak Sulawesi