• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang semakin modern, gaya hidup yang serba cepat dan praktis mengakibatkan banyaknya ragam makanan instan yang ditawarkan, seperti produk

sereal, sari buah, margarine, hingga aneka produk susu. Banyak orang yang

tertarik untuk mengonsumsi makanan tersebut. Makanan yang dikonsumsi mengandung zat – zat gizi atau unsur – unsur yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang akan berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh (Almatsier 1). Akan tetapi, asupan pola makan yang salah akan mengakibatkan berbagai macam

penyakit seperti kebugaran menurun, sakit kepala / migrain, letih berkepanjangan,

maag, kegemukan (overweight), dan obesitas yang berpotensi menyebabkan

penyakit degeneratif (Carper 3).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) 2011, kematian

akibat penyakit tidak menular di Indonesia mencapai 60%. Angka kematian tersebut diakibatkan oleh penyakit degeneratif, dengan tiga urutan penyakit

tertinggi, yaitu stroke (26.9%), darah tinggi (12,3%), dan diabetes melitus

(10.2%). Hal ini merupakan hal yang cukup mendesak, karena penyakit degeneratif merupakan penyakit yang muncul akibat kebiasaan hidup yang tidak sehat. Kebiasaan tersebut dapat berupa pola makan yang salah dan tidak seimbang, kebiasaan merokok, kurangnya berolahraga dan kurangnya tidur yang cukup. Konsumsi obat dengan bahan kimia yang berlebihan justru akan menambah penyakit dalam tubuh manusia (Carper 11).

Perbaikan pola makan dan diet menjadi salah satu alternatif pengobatan untuk menyembuhkan penyakit – penyakit tersebut. Namun, sering muncul kesimpangsiuran tentang pola makan yang benar karena keterbatasan informasi sehingga menyebabkan orang memilih cara diet yang membahayakan bagi

tubuhnya sendiri, seperti force diet atau diet yang menginginkan hasil yang cepat

dan instan, hingga penggunakan pil diet, obat – obatan pelangsing, hingga obat pencahar. (“Diet yang salah dapat menyebabkan osteoporosis”). Tidak heran

(2)

banyak orang yang berdiet namun tidak berhasil, justru berat badan bertambah yang didapat.

Dalam buku the pH Miracle dikatakan bahwa pola makan bukan hanya

menjadi kunci untuk merampingkan, tetapi juga untuk keseluruhan kesehatan dan kebugaran (Young 10). Diantara banyaknya aturan pola makan dan diet yang

beredar, ada satu panduan pola makan alami yaitu Food Combining yang

dipopulerkan oleh Dr. William Howard Hay, seorang ahli bedah kenamaan pada tahun 1920-an di Amerika Serikat.

Dr. Retno Asti Werdhani, M. Epid. Selaku staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam artikel Tabloid Nova yang berjudul “Ibu Cermat, Keluarga Sehat” mengatakan bahwa sebaiknya orang mulai mengenali dan memahami siklus hidup. Dengan memahami siklus hidup, maka akan tercipta pola hidup berkualitas secara fisik dan sosial. Pada usia 13 hingga 18 tahun, terdapat beberapa risiko gangguan kesehatan seperti kenakalan remaja, krisis percaya diri, kehamilan remaja, disorientasi seksual, penyakit menular seksual, perilaku seks bebas dan tak aman, krisis kematangan dan kemandirian, juga ketergantungan alkohol dan narkoba. Sedangkan pada usia 19 – 40 tahun , individu berada dalam proses menyeimbangkan antara keluarga dan karier. Beberapa risiko gangguan kesehatan yang rentan dialami adalah stres, obesitas, sindrom metabolik, ketidakstabilan jiwa, perubahan gaya hidup, komunikasi anak dan orangtua tidak lancar, ketidakmampuan adaptasi terhadap lingkungan luar

rumah (“Ibu Cermat, Keluarga Sehat”).

Food Combining pada dasarnya merupakan pola makan yang diselaraskan

dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh. Tubuh memiliki irama biologis yang terdiri dari tiga fungsi tubuh, yaitu menyerap (sari-sari makanan), mencerna (zat-zat makanan), dan membuang yang tak terpakai (sampah-sampah makanan). Meskipun ketiga stimulan ini aktif, setiap delapan jam sehari masing – masing lebih intensif daripada siklus yang lain. ( “Apa itu Food Combining” ). Dengan Food Combining, kerja metabolisme tubuh menjadi lebih efisien dan proses pencernaan lebih lancar, sehingga terjadi keseimbangan dalam tubuh.

Melihat banyaknya orang yang terkena penyakit karena kebiasaan pola makan yang salah, maka diperlukan langkah konkrit untuk mengantisipasi hal

(3)

tersebut. Salah satu langkah konkritnya adalah dengan pemberian informasi yang

benar melalui buku. Masih sedikit buku tentang food combining yang beredar di

Indonesia. Buku – buku tersebut juga masih kurang memperhatikan elemen visual

di dalamnya. Maka dari itu, dengan perancangan buku visual grafis tentang food

combining, diharapkan masyarakat di Surabaya dapat tertarik dan mulai meningkatkan tingkat kewaspadaannya terhadap pola makan yang dijalani guna meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat.

Pemilihan ide dalam pembuatan buku adalah buku visual grafis, sehingga di dalam buku terkandung teks dan juga gambar – gambar visual agar dapat lebih

menarik minat baca pada target audience. Gaya ilustrasi menggunakan gambar

kartun dengan teknik pewarnaan cat air. 1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana merancang buku tentang pola makan Food Combining dengan

mempertimbangkan legibility dan readability serta ilustrasi yang baik sehingga

dapat menarik minat target audience?

1.3. Batasan Lingkup Perancangan

a. Sasaran Perancangan adalah remaja wanita masyarakat berusia 18 – 25 tahun karena krisis percaya diri pada berat badan dan penggunaan pil atau obat pelangsing banyak menyerang pada jangkauan usia tersebut.

b. Sasaran Perancangan meliputi masyarakat dari semua golongan menengah

keatas. Karena buku ini akan dicetak diatas kertas fancy dan jilid hard cover

sehingga harganya cukup mahal.

c. Lokasi dibatasi pada wilayah kota Surabaya agar pasar yang dituju tidak terlalu luas.

1.4. Tujuan Perancangan

a. Untuk merancang buku tentang pola makan Food Combining dengan

mempertimbangkan legibility dan readability serta ilustrasi yang baik

sehingga dapat menarik minat target audience.

1.5. Manfaat Perancangan 1.5.1. Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses belajar mengajar di Universitas Kristen Petra.

(4)

b. Menambah pengalaman dan wawasan yang nyata dalam pemecahan masalah Desain Komunikasi Visual.

c. Mengetahui bagaimana merancang media buku yang baik dan efektif, sehingga pesan yang tersampaikan dapat dipahami dan sasaran yang dituju dapat tercapai.

1.5.2. Bagi Institusi (Keilmuan DKV)

a. Menambah literatur buku visual grafis di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

1.5.3. Bagi Masyarakat

a. Meningkatkan kesadaran tentang bahaya pola makan yang salah dan

pengertian tentang pola makan Food Combining.

b. Mengetahui manfaat dari pola makan yang benar dan informasi seputar

pola makan Food Combining.

1.6. Definisi Operasional

a. Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (172) adalah kertas berjilid,

berisi tulisan atau kosong. Buku memiliki fungsi untuk memberi informasi dan sebagai wacana tentang sebuah tema kepada para pembacanya.

b. Visual Grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Visual grafis mencakup tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, tata letak, dan unsur gambar lainnya.

c. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah, jenis, dan jadwal makan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. d. Food Combining adalah salah satu pola makan alami yang

mempertimbangkan dan mengikuti fisiologi alamiah dan anatomi pencernaan tubuh serta menyeimbangkan kadar asam – basa dalam tubuh agar tercapai pH yang dibutuhkan oleh tubuh.

1.7. Metode Perancangan

1.7.1. Metode Pengumpulan Data 1.7.1.1. Data Primer

(5)

a. Wawancara

Wawancara akan dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada ahli gizi yang berkaitan dengan permasalahan ini untuk mendapatkan informasi

secara langsung, juga wawancara kepada responden, yaitu target audience

(Masyarakat Surabaya, wanita, dengan kisaran usia 18 hingga 25 tahun). Jawaban – jawaban dari responden dicatat atau direkam.

b. Angket / Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar

pertanyaan untuk diisi oleh responden yaitu target audience dari buku ini.

Pertanyaan yang diajukan dalam angket seputar pengetahuan tentang Food

Combining dan pola makan target audience selama ini. 1.7.1.2. Data Sekunder

Data Sekunder berupa hasil observasi studi kepustakaan baik dari buku,

artikel dari media cetak dan internet, data – data lain dari internet maupun dari

hasil dokumentasi yang digunakan sebagai penunjang dari data primer. 1.7.3. Instrumen/ Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data merupakan perantara yang penting dalam mengumpulkan dan mengolah data, alat yang digunakan adalah :

a. Alat tulis seperti pensil, ballpoint, dan kertas untuk mencatat data – data

yang ditemukan dalam penelitian.

b. Kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan foto dan data – data yang

diperlukan untuk analisis penelitian.

c. Laptop atau komputer untuk mengumpulkan studi literatur melalui

internet.

1.8 Metode Analisis Data a. Metode Kualitatif

Metode yang bersifat deskriptif yaitu dengan meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran mengenai fakta, sifat, dan hubungan terhadap fenomena yang diselidiki. Dengan mengolah data – data yang diperoleh maka akan dapat teridentifikasi tingkah laku apa saja yang mereka miliki dan bagaimana cara

(6)

untuk melakukan pendekatan yang tepat dan efektif. Dengan metode ini maka akan diperoleh rincian data yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

b. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Dalam perancangan ini, metode kuantitatif yang dilakukan berupa survey kepada target audience.

(7)

1.9. Skematika Perancangan

Gambar 1.1 Skematika Perancangan

(8)

1.10. Konsep Perancangan

Konsep perancangan dalam buku ini adalah dengan menggunakan ilustrasi

yang bergaya doodle dengan teknik pewarnaan cat air. Tema yang dibahas adalah

tentang pola makan Food Combining, yaitu pola makan yang menyesuaikan

dengan fungsi fisiologis pencernaan manusia. Warna yang akan digunakan pada

buku ini adalah warna – warna yang pastel yang soft dan cerah. Gaya layout

menggunakan gaya new simplicity untuk memberi kesan ringan, mudah dibaca,

dan dapat menonjolkan teks dan ilustrasi yang terdapat dalam buku. Dalam buku ini juga terdapat rubrik resep untuk mempermudah para pembacanya mempraktekkan pola makan ini. Dalam rubrik resep, teknik ilustrasi yang digunakan adalah fotografi still life.

Diharapkan dengan perancangan buku ini, masyarakat Surabaya dapat mencerna informasi yang terkandung dalam buku ini dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari sehingga tercipta kualitas gaya hidup yang lebih sehat.

Gambar

Gambar 1.1  Skematika Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

diperoleh sebuah pengetahuan baru n baru yang dapat dijadikan sebagai bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang

Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa Customer experience dan brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty, sehingga hal tersebut berarti

Menurut Wheelen yang dikutip oleh Dermawan Wibisono, misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang

Glositis atrofi atau hunter glossitis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh lidah mengkilap halus dan nyeri yang disebabkan oleh atrofi dari papila lingual (depapillation)..

(iv) penggunaan logo rasmi SKUM pada sijil penyertaan / penghargaan tertakluk kepada program dan aktiviti yang dijalankan oleh syarikat korporat, NGO dan badan-badan lain

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan dalam penentuan keputusan yang kompleks dari

Ukuran kinerja non-finansial merupakan respons tehadap masalah-masalah tersebut dengan cara menggunakan data fisik sederhana dibandingkan data akuntansi yang telah dialokasikan,