• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK

PENDAPATAN

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Disampaikan dalam Multilateral Meeting I Penyusunan RKP 2017

Jakarta, 29 Februari 2016

(2)

Pendahuluan

Strategi, Sasaran dan Arah Kebijakan

Isu Pelaksanaan Pembangunan

Perencanaan Terintegrasi

Kerangka Kelembagaan dan Kerangka Regulasi

Tindak Lanjut

OUTLINE

(3)

PENDAHULUAN

(4)

TUJUAN

1.

Mengintegrasikan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh K/L ke dalam satu tujuan (

goal

) yang jelas dan

terukur.

2.

Menginformasikan mengenai Prioritas Nasional Tahun 2017, hasil identifikasi awal Sasaran Prioritas Nasional,

Arah Kebijakan Prioritas Nasional, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas Tahun 2017.

3.

Menginformasikan mengenai Kerangka Regulasi yang diperlukan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

prioritas.

4.

Memperoleh masukan dari K/L.

MULTILATERAL MEETING I

PERSIAPAN PENYUSUNAN RKP 2017

KELUARAN

1.

Kesepakatan sasaran prioritas nasional dan arah kebijakan prioritas nasional,

2.

Masukan untuk Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas.

(5)

TARGET PEMBANGUNAN

Kondisi Terkini

2015

6,18 %

5,5-5,8

4,0-5,0 %

RPJMN

2019

11,13%

10,0-10,8

7-8 %

Target Pembangunan akan tercapai bila

pertumbuhan ekonomi dan investasi yang

tinggi serta inflasi terkendali

Kondisi Terkini

2015

0,41

0,38

0,36

2017

RPJMN

2019

Strategi Kebijakan RPJMN 2015-2019: Pemerataan

Pendapatan antar kelompok masyarakat

(satu dari 3 Dimensi Pembangunan Nasional)

TPT

Tk. Kemiskinan

Gini Rasio

2017

(6)

PENDEKATAN PEMBANGUNAN:

HOLISTIK, TEMATIK, TERINTEGRASI, DAN SPASIAL

Holistik-Tematik

: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional Dimensi Pembangunan untuk

Pemerataan Pendapatan, perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain BKPM,

Kemendagri, Kemenaker, Kemensos, Kemen KUKM, Kemen PUPR, Kemendes PDTT, dan

pemerintah daerah, dan Kementerian Teknis lainnya.

Integratif

: Pencapaian pemerataan pendapatan antarkelompok penduduk perlu dilakukan

secara terintegrasi dengan cara memutus siklus ketimpangan antargenerasi melalui:

menciptakan lapangan kerja yang baik dan peningkatan keterampilan tenaga kerja;

memperbaiki akses pada pelayanan dasar;

memastikan perlindungan bila terjadi goncangan;

Spasial

: pembangunan sarana prasarana layanan dasar rumah tangga untuk mempercepat

pengurangan ketimpangan harus mempertimbangkan penargetan wilayah prioritas lokasi yang

tingkat kesejahteraannya rendah (

geographic targeting

).

(7)

STRATEGI, SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

(8)

Memperbesar

lapangan

kerja

berkualitas

dan investasi

padat karya

Memperluas

akses usaha

mikro dan

kecil

Mendorong

tumbuh-kembangnya

jumlah

wirausaha

baru

Memperkuat

basis

perekono-mian

perdesaan

Pemenuhan

pelayanan

dasar

masyarakat

terbawah

Mengurangi

beban

penduduk

miskin/rentan

PERTUMBUHAN INKLUSIF

(memaksimalkan potensi ekonomi, menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja, dan ramah

keluarga miskin)

Pengangguran dan kemiskinan berkurang

Strategi Pembangunan Nasional:

DIMENSI PEMBANGUNAN UNTUK PEMERATAAN

1

2

3

4

5

6

(9)

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Sasaran (1)

9

Sasaran

2014

2015

2016

2017

2019

1. Penciptaan lapangan kerja

a. Penyediaan lapangan kerja (orang)

1,73 juta

191,2 ribu

+ 2 juta

+ 2 juta

+ 2 juta

b. Tenaga kerja formal (%)

40,5

42,1

43,6

46,0

51,0

2. Peningkatan kualitas dan keterampilan pekerja

a. Pelatihan kerja (orang)

523.870

815.705

810.000

1.000.000

1.200.000

b. Sertifikasi (orang)

151.250

93.813

123.000

150.000

200.000

3. Peningkatan produktivitas usaha mikro dan kecil, penguatan koperasi, serta pengembangan kewirausahaan

a. Diklat dan pendampingan usaha

(orang/unit usaha)

22.790 /

52.720

31.540/

58.186

31.067/

84.016

42.000/

89.000

43.000/

97.000

b. Kewirausahaan (orang)

91.000

70.400

112.600

138.000

150.000

c. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Subsidi KUR (Rp triliun)

3,409

3,04

10,5

10,5

Target Penyaluran (Rp Triliun)

37

30

105-120

105-120

(10)

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Sasaran (2)

10

Sasaran

2014

2015

2016

2017

2019

4. Akses terhadap pelayanan dasar

a. Kepemilikan akte lahir

64,6%

72,3%

74,0%

75,0%

77,4%

b. Akses perumahan, air minum,

sanitasi layak, dan penerangan

n.a

n.a

n.a

Ditentukan

kemudian

100%

5. Perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan

a. Bantuan iuran jaminan

kesehatan/KIS (individu)

86,4 juta

88,2 juta

92,4 juta

94,4 juta

107,2 juta

b. Bantuan tunai bersyarat/PKH

(keluarga)

2,8 juta

3,5 juta

6 juta

7 juta

8 juta

c. Bantuan pendidikan/KIP (anak usia

sekolah)

11,9 juta

20,3 juta

21,6 juta

21,6 juta

21,6 juta

d. Subsidi pangan

(11)

11

ARAH KEBIJAKAN

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Redesain program yang memungkinkan perubahan

mindset

masyarakat miskin menjadi produktif,

mandiri, dan bermartabat;

2. Mengaitkan program sosial yang mendorong

masyarakat miskin peduli dengan kesehatan,

pendidikan dan keluarga berencana;

3. Mempromosikan solidaritas sosial di masyarakat;

4. Penegakan aturan dan disiplin.

1.

Mendorong aktivitas ekonomi untuk menghasilkan

kesempatan kerja dan usaha yang lebih luas:

Memperluas industri manufaktur untuk memperluas

lapangan kerja baru yang berkualitas;

Mendorong pengeluaran pemerintah dan penciptaan

investasi yang padat karya;

Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi;

Hubungan industrial yang harmonis.

2.

Pengembangan ekonomi produktif:

Meningkatkan akses permodalan dan layanan kredit mikro;

Pendampingan dan pengembangan kelompok usaha;

Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, dan

perlindungan usaha.

3.

Perluasan pelayanan dasar, melalui:

Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana;

Pengembangan dan penguatan sistem penyediaan layanan

dasar;

4.

Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif:

Efektivitas program Bidik Misi;

Penataan asistensi sosial: KIS, KIP, dan KKS;

Perluasan cakupan SJSN dan Bantuan Tunai

(12)

ISU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

(13)

Pertumbuhan ekonomi

4,73%, Tahun 2015

Penambahan

Kesempatan Kerja 2015

sebesar 191.173

SD atau lebih rendah

50,8 Jt orang SMA/SMK 30,6 Jt orang Universitas 9,5 Jt orang SMP 20,7 Jt orang Diploma 3,1 Jt orang

PASAR KERJA DAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

TPT: 6,18%

2014

2015

2013

571.640 jam hilang

124 kasus

melibatkan 85.406

Tenaga Kerja

265,166 jam

hilang

193 kasus

melibatkan 48.212

Tenaga Kerja

130.999 jam

hilang

239 kasus

melibatkan 32.209

Tenaga Kerja

Pertumbuhan ekonomi tidak menyerap tenaga kerja

seperti yang diharapkan

Masih tingginya perselisihan hubungan industrial yang

mengakibatkan inefisiensi produktivitas

1

3

Daya saing tenaga kerja Indonesia masih rendah,

tenaga kerja masih didominasi lulusan SMP ke bawah

2

Rata-rata kesempatan

kerja 2010-2014 per

1% pertumbuhan

adalah 300 ribu.

13

4

(14)

MEMPERKUAT DAYA TAHAN (RESILIENCE)

USAHA MIKRO DAN KECIL

Peningkatan Kemampuan Usaha Mikro Kecil untuk Berkembang Secara Berkelanjutan

Peningkatan Produktivitas

Endowment

: aset, kualitas SDM, kapasitas kewirausahaan

Akses ke peluang usaha, akses ke sumber daya produktif, akses

peningkatan keterampilan, akses pasar, akses jaringan usaha.

Jenis dukungan: bantuan teknis, stimulan, insentif, inisiasi

dukungan yang belum tersedia, misalnya

seed/start-up capital

bagi wirausaha baru

Jangkauan dan jangka waktu pemberian dukungan

Sinergi dan kemitraan dengan dunia usaha

Hambatan Melakukan Bisnis

UKM (%)

Kendala kredit

19,9

Bahan mentah

18,8

Tenaga kerja dan SDM

17,2

Akses pasar

16,7

Penjualan dan distribusi

9,7

Perijinan

7,5

Pelatihan manajerial

3,2

Produksi

3,2

Teknologi produksi

2,2

Keuntungan dan pertumbuhan

1,6

0 10 20 30 40 PNPM Other Government… KUR Bank Cooperation Personal Loans Others

Total Top 60% Bottom 40% Lainnya Pinjaman Personal Koperasi Program Pemerintah Lainnya 60% Teratas 40% Terbawah

Akses masyarakat terhadap sumber kredit

Optimalisasi Dukungan Bagi Usaha Mikro Kecil

Sumber: Susenas, 2013, diolah staf Bap-penas

14

(15)

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2013)

FOKUS PENGUATAN

PENGUATAN KOPERASI

Koperasi tersebar di berbagai wilayah sehingga dapat mendukung pemerataan

pembangunan dengan menggerakkan sektor-sektor strategis berbasis usaha-usaha

masyarakat dan keunggulan lokal.

Jumlah Koperasi

Jumlah koperasi aktif:

147.249 unit

Jumlah anggota

koperasi: 36,4 juta

2014

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2014)

(16)

BUSINESS PROCESS KEWIRAUSAHAAN

Informasi

Peluang

Usaha

Talent Scouting

(Perekrutan

Calon

Wirausahawan)

Standardisasi

kurikulum dan

metode diklat

Training of

Trainers

Mentor dan

Pendamping

Sinergi dalam

Dukungan

Promosi dan

Kemitraan

Sinergi dalam

Penyediaan

Seed/Start-up

capital

Kerjasama

Pelatihan,

Pemagangan

& Mentoring

Lingkup Kemitraan Pemerintah dan Dunia Usaha

Calon

Wirausahawan

Penyediaan

Informasi

Sosialisasi &

Perekrutan

Pengembangan

Kapasitas

Diklat &

Magang

Rencana Bisnis

DukunganModal &

Pendampingan

Seed/Start-up Capital &

Mentoring

Mulai Usaha Baru

Tahapan Pengembangan Wirausaha Baru

(17)

JANGKAUAN PELAYANAN DASAR

50%

Usia 0-17 tahun tanpa

akta lahir

40%

imunisasi tidak lengkap

31%

persalinan tidak di

faskes

14,6%

Usia SMP tidak

sekolah

44%

air minum tidak

layak

80%

sanitasi tidak layak

ISU UTAMA

Sumber: Susenas, 2014

(18)

Peta jumlah rumah tangga tanpa jamban,

dengan sebaran menurut kabupaten

secara

nasional

.

Sebaran

kabupaten

dalam

suatu provinsi,

indikator jumlah

rumah tangga

tanpa jamban,

contoh Kabupaten

Brebes, Provinsi

Jawa Tengah.

Sebaran

kecamatan

dalam

suatu kabupaten,

indikator jumlah

rumah tangga

tanpa jamban,

contoh Kecamatan

Larangan,

Kabupaten Brebes,

Provinsi Jawa

Tengah.

CONTOH: PETA JUMLAH RUMAH TANGGA TANPA JAMBAN

SECARA NASIONAL

,

PROVINSI, KABUPATEN, DAN KECAMATAN

Sumber: TNP2K

(19)

MEMASTIKAN PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN

LEBIH SEJAHTERA

Dari

73,1%

konsumsi makanan, konsumsi

beras di perdesaan dan perkotaan

berkontribusi masing-masing sebesar

28,74%

dan

22,10%

(Susenas, 2015)

Kunjungan Neonatal pertama (KN1)

kuintil 1 = 49,9%; kuintil 5 = 80,9%

(Riskesdas, 2013)

APK SMP kuintil 1 = 82,3%; kuintil 5 =

92,3%; APK SMA kuintil 1 = 58,8%;

kuintil 5 = 83,8%;

(Susenas, 2014)

Persentase persalinan di fasilitas

kesehatan

kuintil 1= 29,7%; kuintil 5 =

88,1%

(SDKI, 2012)

Akses layanan keuangan digital bagi

penduduk miskin baru sebesar

4,12%

(diolah dari PPLS, 2011)

MENINGKATKAN KESEMPATAN DAN KAPABILITAS YANG TERINTEGRATIF

MENUJU KESEJAHTERAAN YANG BERKELANJUTAN

Persentase balita yang diberi suplemen

vitamin A dalam 6 bulan terakhir

kuintil

1 = 53%; kuintil 5 = 65,1%

(SDKI 2012)

(20)

1.

Pendekatan pemberdayaan dengan memprioritaskan

membangun manusianya;

2.

Membangun perilaku masyarakat miskin menjadi mandiri dan pro-aktif (contoh: dengan membiasakan

menabung dan berkelompok);

3.

Menjaga kesinambungan melalui

pendampingan intensif dan peningkatan kapasitas

;

4.

Peran pemda dan swasta untuk mengidentifikasi potensi ekonomi lokal dan membangun jaringan pasar.

MENDORONG KEMANDIRIAN PENDUDUK KURANG MAMPU

20

LIMA KRITERIA AGAR PENDUDUK MISKIN MEMILIKI

KEHIDUPAN YANG BERKELANJUTAN

(SDM, SDA, Sosial, Finansial, Infrastruktur)

Akses transportasi,

air bersih, dan

sanitasi sesuai

kondisi lokal

Jaminan akses ke

sumber daya

lokal yang

terbarukan

Akses ke layanan

keuangan (modal,

tabungan, dan

asuransi)

Keterampilan,

termasuk

pengetahuan

finansial

Kemampuan

berorganisasi dan

jejaring (akses

pasar dan

informasi)

1

2

3

4

5

(21)

PERENCANAAN TERINTEGRASI

(22)

22

Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya. Tidak

boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan.

Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritas untuk mencapai

tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan

money follow function

, tetapi

money follow

program prioritas

.

Tidak perlu semua tugas dan fungsi

(tusi)

harus dibiayai secara merata.

Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi rakyat. Semua

nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017

(HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)

TEMA RKP 2017

“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan

Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan

(23)

23

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Rata-rata pertumbuhan nasional = 3,41%

Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita 2008-2014

Sumber: Susenas 2008-2014, diolah

Layanan Dasar

Akses rumah tangga seperti sanitasi layak, air minum layak,

dan penerangan sudah diberikan tetapi masih terbatas,

terutama di daerah yang sulit dijangkau.

Perumahan layak huni masih terbatas.

Bantuan Penduduk Miskin dan Rentan

Seluruh penduduk miskin dan rentan hingga 36 persentil

menerima bantuan iuran jaminan kesehatan.

Penduduk miskin dan rentan hingga 25 persentil

diberikan bantuan pendidikan dan pangan (beras).

Penduduk miskin juga mendapatkan bantuan tunai

bersyarat untuk mendorong perubahan perilaku dan

peningkatan kapasitas keluarga.

Kegiatan Produktif

Program-program seperti pemberdayaan, pengembangan

ekonomi peroduktif, usaha secara berkelompok, belum

terkelola, masih tersebar dan terbatas.

Penyaluran KUR

KUR diterima oleh seluruh kelompok penduduk. 68%

penerima adalah kelompok 40-90 persentil (Susenas 2015).

Subsidi bunga KUR diharapkan untuk meningkatkan kinerja

UMK.

Peningkatan Kapasitas Angkatan Kerja

Program kewirausahaan, pelatihan dan sertifikasi

diprioritaskan bagi kelompok penduduk 20-40 persentil.

Pelaksanaan program di dorong untuk melakukan kerjasama

dengan dunia usaha.

PROGRAM PEMBANGUNAN

(24)

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Perencanaan Terintegrasi

24

Peningkatan

Taraf Hidup

Penduduk 40%

Ekonomi

Terbawah

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inflasi

yang rendah Penciptaan lapangan kerja dengan memperbesar investasi padat karya Perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil Pengembangan kewirausahaan Perkuatan basis perekonomian perdesaan Perluasan pelayanan dasar Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan (Bantuan Sosial)

LEVEL 1

1

2

3

4

5

6

Memaksimalkan potensi ekonomi, menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja, dan ramah keluarga miskin

Menciptakan kesempatan kerja dengan meningkatkan iklim investasi, memperkuat kelembagaan informasi pasar kerja, dan meningkatkan keahlian pekerja

Meningkatkan keterampilan usaha; akses pembiayaan; kualitas produk; akses pemasaran;

koperasi dan kemitraan usaha; dan kemudahan, kepastian, dan perlindungan usaha

Meningkatkan kesadaran, inovasi,

keterampilan dan produktivitas wirausaha Meningkatkan kapasitas

masyarakat miskin dalam berusaha dan atau bekerja secara

berkelanjutan Meningkatkan tata kelola dalam penyediaan, keterjangkauan dan

kemudahan akses pelayanan dasar bagi masyarakat miskin

Melindungi

penduduk miskin dan rentan dari berbagai guncangan ekonomi dan sosial

(25)

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Sinergi Pemangku Kepentingan

25

Peningkatan

Taraf Hidup

Penduduk 40%

Ekonomi

Terbawah

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inflasi

yang rendah Penciptaan lapangan kerja dengan memperbesar investasi padat karya Perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil Pengembangan kewirausahaan Perkuatan basis perekonomian perdesaan Perluasan pelayanan dasar Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan (Bantuan Sosial) Kemendikbud Kemenristekdikti Kemen KUKM Kemenaker BNP2TKI Kemensos Bekraf Kemenperin Kementan Kemenpora BPPT LIPI Kemendes PDTT KKP Pemda Perguruan tinggi Dunia usaha Lembaga keuangan Kemen KUKM Kemenaker Kemensos KKP Kementan Kemensos Kemenkes Kemendikbud Kemenag Kemen ESDM Kemen PUPR BULOG Kementan Kemendagri Kemenaker Kemenperin BKPM Kemenhub Kementan Kemendag Kemen PDTT Kemenkumham Kemenkes Kemendikbud KKP Kemen PUPR Kemenpar Kemenkominfo Pemda Dunia Usaha

LEVEL 1

1

2

3

4

5

6

Alokasi

diprioritaskan

kepada

program-program yang

sudah teruji

manfaatnya.

Kemendes PDTT Kemendagri Pemda Dunia usaha Kemen KUKM Pemda Bank Penyalur KUR Kemendag Kemenperin Kementan KKP Bekraf Kemenaker Kemendes PDTT Kemenpar Kemenpora Kemenkominfo BPOM BKPM Kemen LHK Dunia Usaha Kemen PUPR Kemendikbud Kemenkes Kemendes PDTT Kemen ESDM BKKBN Kemenag Kemenkumham Kemendagri Kemensos Pemda

(26)

Penciptaan

Lapangan

Kerja

---2 juta lapangan kerja Iklim Ketenagaker-jaan dan Hubungan Industrial

Keahlian

Pekerja

Layanan

Informasi

Pasar Kerja

Peningkatan

Iklim

Investasi dan

Iklim Usaha

Pembangunan

Infrastruktur

Skala Kecil

dan

Menengah

PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DENGAN MEMPERBESAR INVESTASI PADAT KARYA

Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

26

1

Penyempurnaan regulasi

Harmonisasi peraturan

ketenagakerjaan

Penyerapan tenaga

kerja melalui

program-program

infrastruktur padat

karya

Penerapan standar

pelatihan berbasis

kompetensi

Perluasan sistem

sertifikasi keahlian

Perluasan bursa

kerja daerah

industri/kota besar

Kelembagaan

penyedia layanan

informasi

Memperbesar nilai investasi

dalam dan luar negeri

Pengembangan sistem

investasi nasional dan

layanan terpadu perijinan

(27)

PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

DENGAN MEMPERBESAR INVESTASI PADAT KARYA

Sinergi Pemangku Kepentingan

LEVEL 2

27

Penciptaan

Lapangan

Kerja

---2 juta lapangan kerja Iklim Ketenagaker-jaan dan Hubungan Industrial

Keahlian

Pekerja

Layanan

Informasi

Pasar Kerja

Peningkatan

Iklim

Investasi dan

Iklim Usaha

Pembangunan

Infrastruktur

Skala Kecil

dan

Menengah

BKPM

Kemendag

Kemenperin

Kemenaker

Pemda

Kemenaker

Pemda

Kemen PUPR

Kemenhub

Kementan

Kemendes PDTT

Kemenaker

Pemda

Kemenaker

Kemenkumham

Pemda

1

Kemenaker

Kemenperin

Kemen PUPR

Kemenhub

KKP

Kemenpar

Kemendikbud

Kemenkes

Kemenkominfo

Dunia usaha

(28)

PERHATIAN KHUSUS KEPADA USAHA MIKRO, KECIL DAN KOPERASI

Perencanaan Terintegrasi

Perhatian Khusus kepada Usaha Mikro, Kecil dan

Koperasi

---Peningkatan Produktivitas Usaha Mikro dan

Kecil dan Koperasi

Keterampilan

Usaha

Akses

Pembiayaan

Kualitas

Produk dan

Akses

Pemasaran

Koperasi dan

Kemitraan

Usaha

Kemudahan,

Kepastian,

dan

Perlindungan

Usaha

KURDana bergulir

Layanan keuangan mikro melalui KSP dan LKM

Sistem resi gudangHarmonisasi regulasi

Ijin usaha mikro kecilPersaingan usaha yang

sehat

Antisipasi dampak bencana

Penguatan kelompok usaha/sentra

Penguatan koperasiKemitraan usaha

Manajemen produksi dan pemasaranDiversifikasi dan kualitas produkEco tourism

Akses pasar: pasar rakyat, penataan PKL, koperasi distribusi, fasilitasi promosi,

trading house, e-commerce

Upgradingketerampilan: manajemen, teknis, dan perkoperasian

Konsultasi dan pendampingan usaha

LEVEL 2

28

(29)

Perhatian Khusus kepada Usaha Mikro, Kecil dan

Koperasi

---Peningkatan Produktivitas Usaha Mikro dan

Kecil dan Koperasi Keterampilan Usaha Akses Pembiayaan Kualitas Produk dan Akses Pemasaran Koperasi dan Kemitraan Usaha Kemudahan, Kepastian, dan Perlindungan Usaha

Komite Pembiayaan (Kemenko

Perekonomian, Kemenkeu, Kemendagri, KemenKUKM, Kemenperin, Kemendag, Kementan, KKP, Kemenaker, KemenBUMN, Setkab, BPKP, BNP2TKI,

Kemenpora) Pemda

Kemitraan dengan dunia usaha KemenKUKM Kemendes PDTT KKP Kemenpar Pemda KemenKUKM Kemenperin Kemendag KemenLHK Kemendes PDTT BKPM Pemda

Kemitraan dengan dunia usaha

Kemenperin Kementan KKP KemenKUKM Kemendag Kemenaker Kemendes PDTT KemenKUKM Kemenperin Kemenaker KKP Kemenpora

LEVEL 2

29 Kemendes PDTT Kemenpar Pemda

Kemitraan dengan dunia usaha

Kemenkominfo BPOM

Pemda

Kemitraan dengan dunia usaha

PERHATIAN KHUSUS KEPADA USAHA MIKRO, KECIL DAN KOPERASI

Sinergi Pemangku Kepentingan

(30)

LEVEL 2

30

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Perencanaan Terintegrasi

Pengembangan

Kewirausahaan

---Wirausaha Inovatif dan Berpotensi Tumbuh

Pendidikan

kewirausa-haan

Pengem-bangan

bisnis

rumahan

Inovasi

Pemagangan wirausaha Peningkatan produktivitas

Inkubasi

bisnis

3

Membangun kesadaran

berwirausaha mulai dari sekolah

hingga perguruan tinggi

Pelatihan-pelatihan

praktis kepada

masyarakat kurang

mampu

Pelatihan pembiayaan

wirausaha, organisasi,

kepemimpinan, izin usaha,

dan pemasaran

Akses ke teknologi tepat guna

Kerjasama mentoring dengan

sciencepark/technopark/

kawasan industri/dunia usaha/

perguruan tinggi/litbang

Perluasan skala

usaha, pemanfaatan

teknologi, produksi,

dan perluasan

pemasaran (inovasi)

Pembekalan keterampilan

kerja, pendampingan,

konsultasi bisnis

(31)

LEVEL 2

31

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Sinergi Pemangku Kepentingan

Pengembangan

Kewirausahaan

---Wirausaha Inovatif dan Berpotensi Tumbuh

Pendidikan

kewirausa-haan

Pengem-bangan

bisnis

rumahan

Inovasi

Pemagangan wirausaha Peningkatan produktivitas

Inkubasi

bisnis

3

Kemendikbud

Kemenristekdikti

Pemda

Kemenaker

BNP2TKI

Kemendes PDTT

Kemensos

Pemda

Kemitraan dengan

dunia usaha

KemenKUKM

Kemenaker

Kemenpora

Kemenperin

KKP

BNP2TKI

Bekraf

Lembaga

Keuangan

Pemda

Kemitraan dengan

dunia usaha

Kemenperin

Kemenristekdikti

Kementan

KKP

Bekraf

BPPT

LIPI

Kemitraan dengan

dunia usaha

Perguruan Tinggi

KemenKUKM

Kemenristekdikti

Kemenaker

Kemenperin

BPPT

Pemda

Perguruan Tinggi

Kemitraan dengan

dunia usaha

KemenKUKM,

Kemitraan dengan

dunia usaha

(32)

PERKUATAN BASIS PEREKONOMIAN PERDESAAN

Perencanaan Terintegrasi

Perkuatan

Basis

Perekonomian

Perdesaan

---Peningkatan Ekonomi Produktif

Lembaga

Keuangan

berbasis

komunitas

Keterampilan teknis

Sarana

Prasarana

dan Sistem

Pendukung

Kegiatan

Ekonomi

Pendampingan Masyarakat Desa

Pengadaan alat dan sarana pemasaran

Identifikasi dan penggunaan sumber daya lokal sebagai bahan produksi

Pemanfaatan SDA (sumber daya alam) secara berkesinambungan

Kemitraan dengan pelaku pasar

Dukungan kebijakan daerah dalam mengembangkan kegatan ekonomi masyarakat rentan

Pembekalan keterampilan kerja atau usaha bagi masyarakat kurang mampuPerluasan akses keuangan

mikro bagi masyarakat kurang mampu

Pemanfaatan dana bergulir yang beredar di masyarakat melalui koperasi

Pelibatan masyarakat dalam berorganisasi dan pengambilan keputusan

Pendampingan yang intensif sebelum dan selama masyarakat menjalankan usaha/ kerja

LEVEL 2

32

(33)

PERKUATAN BASIS PEREKONOMIAN PERDESAAN

Sinergi Pemangku Kepentingan

Perkuatan

Basis

Perekonomian

Perdesaan

---Peningkatan Ekonomi Produktif

Lembaga

Keuangan

berbasis

komunitas

Keterampilan teknis

Sarana

Prasarana

dan Sistem

Pendukung

Kegiatan

Ekonomi

Pendampingan Masyarakat Desa

LEVEL 2

33

4

Kemendes PDTT

Pemda

Kemendes

PDTT

KKP

Kemen KUKM

Kementan

Kemenaker

Kemensos

Kemendagri

Pemda

Lembaga Keuangan

Mikro (Non-Bank)

Kemen KUKM

OJK

Kemendes PDTT

Kemenaker

KKP

Kementan

Kemendes PDTT

Kemensos

Kemen KUKM

Pemda

(34)

PERLUASAN PELAYANAN DASAR

Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

34

Akses Pelayanan Dasar Masyarakat Miskin ---Meningkatkannya persentase masyarakat miskin mendapat pelayanan dasar

Peningkatan

Tata Kelola

Penyediaan

Layanan Dasar

Pendampingan

Masyarakat

5

Peningkatan kapasitas Pemerintah

Daerah dalam penyediaan layanan

dasar

Penyediaan sarana

dan prasarana

Pelayanan dasar yang

berkualitas dan

inklusif

Perluasan jangkauan

pelayanan dasar

untuk daerah khusus

atau terpencil

Pembinaan

masyarakat dalam

mengakses layanan

dasar

Pelibatan masyarakat

dalam perbaikan

layanan dasar

(35)

PERLUASAN PELAYANAN DASAR

Sinergi Pemangku Kepentingan

LEVEL 2

35

Akses Pelayanan Dasar Masyarakat Miskin ---Meningkatkannya persentase masyarakat miskin mendapat pelayanan dasar

Peningkatan

Tata Kelola

Penyediaan

Layanan Dasar

Pendampingan

Masyarakat

5

Kemendesa PDTT

Pemda

Kemendagri

Pemda

Kemen PUPR

Kemendikbud

Kemenkes

Kemen ESDM

BKKBN

Kemenag

Kemenkumham

Kemendagri

Kemensos

Pemda

(36)

PENGURANGAN BEBAN PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN

Perencanaan Terintegrasi

Pengurangan Beban Penduduk Miskin dan Rentan ---Bantuan Sosial Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) Subsidi Pangan Masyarakat Berpenghasil an Rendah (RASKIN/ RASTRA) Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bantuan Stimulan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Bantuan Tunai Pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Pelaksanaan Subsidi Energi, Bibit dan Pupuk

Perbaikan 6 Tepat (sasaran, kuantitas, kualitas, waktu, harga, administrasi)Tata kelola pengadaan dan penyaluran

beras

Pengembangan alternatif penyaluran bantuan pangan

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen, monev, dan pengawasan.Verifikasi dan validasi data

penerima

Pengaturan penyaluran subsidi bagi rumah tangga miskin dan rentan

Pengembangan sistem monitoring & evaluasi pelaksanaan subsidi

Penyaluran bantuan tunaiPenjangkauan anak di luar

sistem sekolah termasuk anak TKI apabila memenuhi syarat

Verifikasi dan validasi data penerima bantuan

Pemberian bantuan premi

kesehatan (termasuk keluarga TKI yang memenuhi syarat)

Verifikasi-validasi data penerima bantuan iuran secara berkalaPemberian pelayanan kesehatan &

pembayaran klaim

Penyaluran bantuan tunai berdasar verifikasi pemenuhan kondisionalitas, termasuk keluarga TKI yang memenuhi syaratPeningkatan kapasitas keluarga miskin & inklusi keuanganPeningkatan jumlah dan kualitas pendamping

Pengurangan pekerja anak

LEVEL 2

36

6

Penetapan sasaran dan verifikasi

Penyaluran bantuan stimulan rehabilitasi rumah tidak layak huniPendampingan

(37)

PENGURANGAN BEBAN PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN

Sinergi Pemangku Kepentingan

Kemensos Kementan Kemendagri Kemenkeu Bulog KemenESDM Kementan Kemensos Kemendikbud Kemenag Kemensos Kemensos Kemenkes BPJS Kesehatan Kemensos Kemkes Kemendikbud Kemenag Kemenaker

LEVEL 2

37 Kemensos KemenPUPR Pemda Pengurangan Beban Penduduk Miskin dan Rentan ---Bantuan Sosial Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) Subsidi Pangan Masyarakat Berpenghasil an Rendah (RASKIN/ RASTRA) Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bantuan Stimulan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Bantuan Tunai Pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Pelaksanaan Subsidi Energi, Bibit dan Pupuk

6

(38)

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN

KERANGKA REGULASI

(39)

KERANGKA PENDANAAN, KELEMBAGAAN, DAN REGULASI

Kerangka Pendanaan

• Optimalisasi sumber dana

masyarakat melalui:

• sumbangan masyarakat dan

keagamaan;

• dana tanggung jawab lingkungan

perusahaan atau

corporate social

responsibility

(CSR);

• kontribusi/iuran masyarakat pada

Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN);

• Penyaluran dana KUR yang

bersumber dari bank dan didukung

subsidi bunga pemerintah.

Kerangka Kelembagaan

• Penguatan Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(TKPKD);

• Penguatan lembaga informasi pasar

kerja;

• Pengembangan lembaga khusus

yang memfasilitasi akses

usaha-usaha produktif;

• Pengembangan sistem layanan dan

rujukan terpadu perlindungan

sosial;

Trading house

untuk produk UMKM

dan koperasi.

Kerangka Regulasi

• Penyusunan regulasi terkait praktik

pekerjaan sosial;

• Regulasi yang mendukung percepatan

pembentukan kelembagaan pelatihan

dan sertifikasi;

• Penyusunan RPP tentang Perkoperasian.

(40)

KRITERIA YA TIDAK A. Memenuhi Aspek Legalitas

Tidak menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat V Tidak multitafsir (tidak menimbulkan pemahaman berbeda) V

Dapat dilaksanakan V

B. Berdasarkan Kebutuhan

Memenuhi hak-hak dasar masyarakat V Mempercepat pemberantasan korupsi V Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum V Mendukung pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional V

C. Beban yang Ditimbulkan

Tidak menimbulkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) V Tidak memberatkan masyarakat dengan menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak perlu. V Mudah diawasi pelaksanaanya. V

Prioritas Nasional : Pemerataan Antarkelompok Pendapatan

Program Prioritas : Pengurangan Beban Penduduk Miskin dan Rentan Kegiatan Prioritas : Bantuan Tunai Bersyarat

Judul Regulasi : Peraturan Pemerintah Tentang Pengasuhan Anak K/L Penanggungjawab : Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri

URGENSI PENGUSULAN

Untuk menjamin terpenuhi hak-hak anak diperlukan pengasuhan dalam keluarga atau pengasuhan alternatif yang memadai.

Memastikan lembaga kesejahteraan sosial anak menyelenggarakan pengasuhan anak yang memenuhi hak-hak anak, sesuai dengan standar yang ditentukan. Memperkuat pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pengasuhaan dalam keluarganya.

Memfasilitasi instansi yang berwenang untuk mengembangkan sistem pengeloaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarganya, termasuk dalam hal pengambilan keputusan tentang pengasuhan, perijinan pendirian Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, monitoring dan evaluasi kinerja Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak.

Sesuai dengan amanat dari Pasal 38A Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

KERANGKA REGULASI

CONTOH USULAN REGULASI

(41)

KERANGKA REGULASI

CONTOH REGULASI YANG BERMASALAH

KRITERIA YA TIDAK

A. Memenuhi Aspek Legalitas

Menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat. V

Multitafsir (menimbulkan pemahaman berbeda). V Tidak dapat dilaksanakan V

B. Berdasarkan Kebutuhan

Tidak memenuhi hak-hak dasar masyarakat V

Memhambat pemberantasan korupsi V Tidak memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum V Tidak mendukung pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional V

C. Beban yang Ditimbulkan

Menimbulkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pelaksanaan regulasi tersebut.

V Memberatkan masyarakat dengan menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak perlu / memberatkan. V Sulit diawasi pelaksanaanya. V Prioritas Nasional : Pemerataan Antarkelompok Pendapatan

Program Prioritas : Pengurangan Beban Penduduk Miskin dan Rentan Kegiatan Prioritas : Bantuan Tunai Bersyarat

Judul Regulasi : Undang – Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah K/L Penanggungjawab : Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri

REKOMENDASI

AKHIR RINGKASAN ANALISIS

Revisi regulasi Pembagian urusan pemerintahan bidang sosial dalam UU 23/2014 adalah bahwa rehabilitasi sosial yang dilaksanakan di dalam panti hanya akan menjadi

wewenang pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota), sedangkan pemerintah pusat hanya melakukan rehabilitasi sosial bagi korban NAPZA saja. Hal ini tidak sejalan dengan UU No. 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan UU No.13/2011 tentang Penanganan Fakir Miskin yang mengamanatkan pemerintah pusat melaksanakan kegiatan pelayanan dan kesejahteraan sosial.

Saat ini terdapat beberapa panti rehabilitasi sosial yang dikelola langsung Kemensos sebagai pusat penanganan antara lain khusus disabilitas ganda, netra, rungu-tuna wicara, dsb; sementara itu, rehabilitasi sosial NAPZA banyak juga yang diselenggarakan oleh Pemda dan masyarakat. Pengaturan UU 23/2014 di atas

membutuhkan peningkatan kapasitas fiskal daerah, pendampingan dan pelayanan yang cukup besar agar tidak berdampak buruk pada klien yang di rehabilitasi.

(42)

TINDAK LANJUT

(43)

43

Program Prioritas (Level 1)

- Perlu dipilih fokus atau penekanan pada satu atau beberapa (2-3) program prioritas tertentu

dari keseluruhan program prioritas

Kegiatan Prioritas (Level 2)

- Nomenklatur Kegiatan Prioritas perlu dipertajam

- Perlu dipilih fokus pada satu atau beberapa (2-3) kegiatan prioritas tertentu

- Dijabarkan secara cermat dalam program dan kegiatan K/L melalui Form B

Penyusunan Sasaran Kegiatan

(penyederhanaan nomenklatur)

- Program dan Kegiatan K/L hanya “rumah” dari pelaksanaan program dan kegiatan prioritas

- Dalam penyusunan sasaran kegiatan harus mencerminkan barang atau jasa yang konkret dari

suatu kegiatan dan tidak menggunakan kalimat ‘bersayap’

.

PENAJAMAN PROGRAM, KEGIATAN

DAN SASARAN KEGIATAN PRIORITAS

(44)

44

CONTOH: PRIORITAS PENGURANGAN BEBAN PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN

Program Prioritas (Level 1) Kegiatan Prioritas (Level 2) Kementerian

/ Lembaga Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi

Target 2017 Alokasi (Juta Rp.) Ket

Pengurangan

beban penduduk

miskin dan

rentan

Bantuan Tunai

Bersyarat

Kementerian

Sosial

Program

Perlindungan

dan Jaminan

Sosial

Jaminan Sosial

Keluarga

Bantuan tunai bersyarat

bagi keluarga miskin

Jumlah

keluarga

miskin yang

memperoleh

bantuan tunai

bersyarat

(KK)

Seluruh

Provinsi

7,000,000 21,268,73

1

Pengurangan

beban penduduk

miskin dan

rentan

Subsidi pangan

masyarakat

berpenghasilan

rendah

Kementerian

Sosial

Program

Pemberdayaan

Sosial

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya

Kementerian

Sosial Ditjen

Pemberdayaan

Sosial

Pelaksanaan subsidi

pangan dalam rangka

memenuhi 6Tepat

(sasaran, jumlah, harga,

waktu, kualitas,

administrasi)

Jumlah

laporan

pelaksanaan

subsidi

pangan

(Rastra)

selama 12

bulan

(dokumen)

Seluruh

Provinsi

1

34,213

Usulan Penyederhanaan

Nomenklatur

(45)

45

CONTOH: PRIORITAS PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DENGAN

MEMPERBESAR INVESTASI PADAT KARYA

Program Prioritas (Level 1) Kegiatan Prioritas (Level 2) Kementerian

/ Lembaga Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi

Target 2017 Alokasi (Juta Rp.) Ket

Penciptaan

Lapangan Kerja

Dengan

Memperbesar

Investasi Padat

Karya

Iklim

Ketenagakerjaan

dan Hubungan

Industrial

Kementerian

Ketenagakerja

an

Program

Pengembangan

Hubungan

Industrial dan

Peningkatan

Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

Pengelolaan

Kelembagaan

dan Kerjasama

Hubungan

Industrial

Meningkatnya hubungan

industrial yang

harmonis di perusahaan

Jumlah kasus

hubungan

industrial di

perusahaan

Seluruh

Provinsi

84.360

Penciptaan

Lapangan Kerja

Dengan

Memperbesar

Investasi Padat

Karya

Layanan

Informasi Pasar

Kerja

Kementerian

Ketenagakerja

an

Program

Penempatan

dan

Pemberdayaan

Tenaga Kerja

Peningkatan

Pengembangan

Pasar Kerja

Integrasi sistem

informasi pasar kerja

antar pusat-pusat

layanan

Jumlah BKK

dan BKS yang

terhubung

dengan sistem

IPK

Jumlah pusat

pelayanan IPK

sesuai standar

ISO-9001

Seluruh

Provinsi

Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kab Sukabumi, Kab Gunung Kidul, Kab Bantul, Kota Binjai, Kab Batanghari, Kab Semarang, dst.

100

20

33,690

5.000

Usulan Penyederhanaan

Nomenklatur

(46)

HASIL MULTILATERAL MEETING

I DAN

PERSIAPAN BILATERAL MEETING

K/L memberi masukan atas sasaran dan arah kebijakan serta Program dan

Kegiatan Prioritas Nasional dengan memperhatikan lintas sektor.

Hasil dari Multilateral Meeting Tahap I berupa kesepakatan atas Sasaran,

Program Prioritas (Level 1) dan Kegiatan Prioritas (Level 2):

Kemen PPN/Bappenas menyempurnakan sasaran, level 1 dan 2, di dalam aplikasi SIMU

sebagai bahan dasar

Bilateral Meeting

.

K/L menentukan Program dan Kegiatan K/L beserta sasaran, indikator, target, lokasi dan

indikasi alokasi pendanaan sebagai bahan pembahasan dalam

Bilateral Meeting

.

Bilateral Meeting

akan membahas penajaman penugasan Kegiatan Prioritas Nasional (target

dan pendanaannya), verifikasi kegiatan di luar prioritas, dan hal-hal penting dan mendesak

lainnya untuk didanai (contoh: 100 prioritas presiden) (Form B sampai dengan Form E).

(47)

Kata Kunci :

“Holistik, Tematik dan Terintegrasi” “Money Follow Program”

RANC. ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS TA 2017

PEMBAHASAN :

• Pembahasan dan penajaman program prioritas dan kegiatan Prioritas

OUTPUT : • Form A

MULTILATERAL MEETING I

PEMBAHASAN :

• Penajaman kegiatan prioritas, sasaran, target dan rincian pendanaan 2016 –

2017-dan Forward Estimate

• Verifikasi program/kegiatan di luar prioritas (umum)

• Identifikasi kebutuhan mendesak lainnya (termasuk 100 prioritas Presiden)

OUTPUT : • Form B-E

• Usulan Target dan Kebutuhan Pendanaan Prioritas (detail)

• Catatan pembahasan termasuk kebutuhan lainnya (mendesak/prioritas Presiden)

BILATERAL MEETING

1. Penyampaian RA RKP TA 2017 2. Penyampaian Pagu Indikatif 2017

(SB MenPPN/Bappenas – Menkeu) RAKORBANGPUS 1. Penyampaian pemuktahiran Prioritas Nasional 2. Penajaman sasaran-target-lokus MULTILATERAL MEETING II

Lanjutan pembahasan dan penajaman program/kegiatan K/L TRILATERAL MEETING

23 – 29 Feb

4 – 11 Mar

31 Mar

4 – 8 Apr

30 Apr s/d akhir Juni

Penajaman dan peningkatan kesiapan program/kegiatan Prioritas termasuk DAK bersama dengan K/L & Daerah

RANGKAIAN MUSRENBANG (Prov dan Nas) DAN TRILATERAL MEETING

31 Mar – 30 Apr

Penyampaian Draft Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif K/L 2017

SIDANG KABINET

29 Mar

AGENDA PELAKSANAAN

Rancangan RKP RANCANGAN RKP

Mei

Pembicaraan Pendahuluan KEM PPKF dan Rancangan RKP dengan DPR

PEMBICARAAN PENDAHULUAN

Mei

Pagu Anggaran dan Ranc Akhir RKP

RKP

Akhir Juni – Awal Juli

(48)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Strategis ini adalah untuk menindak lanjuti perwujudan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang, maka

Adanya media informasi buku ini merupakan penggabungan terhadap penelitian tersebut, dengan permasalahan pengunjung yang datang masih banyak yang belum mengetahui

Apabila fenomena tersebut benar maka semangat pemekaran daerah telah mengikari semangat otonomi daerah karena yang terjadi justru adanya ketergantungan daerah hasil

Pada penelitian tersebut penulis memaparkan bahwa Naïve Bayes Classification merupakan model yang sesuai untuk melakukan klasifikasi dengan data teks dalam jumlah

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).. Correlation is significant at the 0.01

Skala konformitas negatif dan perilaku seks bebas remaja disusun dalam. bentuk skala likert dengan empat pilihan, yaitu SS (sangat sesuai), S

Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

Selain itu akan lebih baik jika diperoleh data nilai tanah primer dari daerah rawan banjir sehingga dapat dibandingkan dengan data nilai tanah primer dari