• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 3.1

Luas Desa di wilayah Kecamatan Warungasem BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Gambaran Umum Kecamatan Warungasem

Kecamatan Warungasem secara umum dapat gambarkan sebagai berikut.106

1. Keadaan Fisik

Secara administratif, Kecamatan Warungasem merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yang terletak di sebelah barat Kabupaten Batang, jaraknya ± 15 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Batang.

Sedangkan secara geografis, wilayah Kecamatan Warungasem memiliki luas wilayah 23,55 km2, mencakup 18 Kelurahan, 72 RW dan 221 RT. Rinciannya sebagai berikut :

106

Katalog Kecamatan Warungasem, 2014.

No Desa Luas Wilayah

(ha) Persentase (%) RW RT 1 Pandansari 184.946 7.85 4 13 2 Kaliwareng 202.225 8.59 5 10 3 Pejambon 116.480 4.95 2 5 4 Sariglagah 103.160 4.38 1 6 5 Pesaren 181.269 7.70 4 16 6 Sidorejo 165.334 7.02 5 16 7 Cepagan 126.652 5.38 5 16 8 Masin 76.500 3.25 5 9 9 Banjiran 48.774 2.07 2 12 10 Warungasem 19.652 0.83 4 12 11 Gapuro 71.545 3.04 3 14 12 Kalibeluk 185.730 7.89 9 20 13 Sawahjoho 142.100 6.03 4 10 14 Candiareng 257.997 10.95 3 15 15 Lebo 220.932 9.38 5 17 16 Menguneng 77.930 3.31 4 17 17 Terban 86.532 3.67 5 8 81

(2)

Sumber : Data diolah BPS Kab. Batang tahun 2013 Sumber : Monografi Desa tahun 2013

2. Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Warungasem adalah 48.049 jiwa, yang terdiri dari 24.439 laki-laki dan 23.610 perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 10.072 KK. Penggolongan penduduk berdasarkan usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian adalah sebagai berikut :

Grafik 3.1

Komposisi Penduduk Kecamatan Warungasem Berdasarkan Kelompok Umur

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan Warungasem didominasi oleh penduduk usia angkatan kerja yaitu sebesar 62%. Sisanya adalah usia balita dan usia sekolah sebesar 31%, serta usia lanjut (lansia) sebesar 7%.

18 Sijono 87.621 3.72 2 5

(3)

Sumber : Data diolah BPS Kab. Batang tahun 2013 Sumber : Data diolah BPS Kab. Batang tahun 2013

Grafik 3.2

Komposisi Penduduk Kecamatan Warungasem Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan Warungasem 38% tamatan sekolah dasar (SD), 23% SMP, 11% SMA, 3% lulusan Diploma/Sarjana dan sisanya 25% tidak tidak memiliki ijazah pendidikan formal.

Grafik 3.3

Komposisi Penduduk Kecamatan Warungasem Berdasarkan Mata Pencaharian

(4)

Grafik 3.3 menunjukan bahwa mata pencaharian terbesar warga Kecamatan Warungasem adalah di sektor industri yaitu sebesar 46% yang terdiri dari industri pengolahan kerajinan dan pangan sebesar 33%, serta industri konveksi dan tekstil sebesar 13%. Kemudian di sektor perdagangan sebesar 23%, dan sisanya adalah usaha dibidang jasa 14%, Pertanian 1,35%, peternakan, perikanan, perkebunan, dan lain-lain sebesar 11,95%,

3. Kondisi Ekonomi

Dari hasil kajian yang dilakukan pihak Kecamatan Warungasem, diperoleh data bahwa sebagian besar masyarakat Kecamatan Warungasem bermata pencaharian sebagai buruh industri, pendapatan mereka berkisar antara Rp 1.000.000,00 sampai dengan Rp 2.000.000,00 perbulan. Meskipun masih banyak warga yang hanya berpendidikan SD namun pendidikan bukan menjadi persoalan yang sangat menghambat dalam kegiatan ekonomi masyarakat karena sebagian besar masyarakat Kecamatan Warungasem bekerja di sektor industri baik usaha rumahan, usaha kelompok maupun usaha mikro menengah. Selain itu pada dasarnya sifat masyarakat Warungasem adalah pekerja keras sehingga masalah rendahnya pendidikan ini masih dapat diperbaiki dengan adanya upaya pemerintah melalui perluasan lapangan kerja dengan berbagai program pengembangan usaha.

4. UMKM di Kecamatan Warungasem

Pada grafik 3.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar warga Kecamatan Warungasem bekerja di sektor Industri dimana industri-industri

(5)

tersebut tergolong dalam sektor UMKM. Di Kecamatan Warungasem UMKM merupakan kegiatan usaha yang selalu menjadi perhatian utama pemerintah Kecamatan dan pemerintah kabupaten. Karena UMKM mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas ekonomi.

Kecamatan Warungasem merupakan Kecamatan yang mempunyai jenis industri UMKM paling beraneka ragam dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lain dikabupaten Batang. Meskipun Kecamatan-Kecamatan Warungasem adalah Keacamatan paling kecil diwilayah Kabupaten Batang namun dalam hal keaneka ragaman industri UMKM Kecamatan Warungasem merupakan daerah yang paling populer di Kabupaten Batang.

Di Kecamatan Warungasem terdapat banyak UMKM baik bidang kerajinan maupun pengolahan sudah menjadi urat nadi bagi perekonomian masyarakat. Kecamatan Warungasem tidak hanya terkenal dengan satu jenis UMKM saja tetapi banyak sekali, diantaranya yang sudah menjadi ciri khas bagi Kecamatan Warungasem dalam industri UMKM adalah seperti Tenun Desa Cepagan, kerajinan kulit Desa Masin, konveksi, kerajinan dari bambu, serabi kalibeluk, tempe kripik, wajik kletik, krupuk rambak dan UMKM pengolahan makanan lainnya. Sudah banyak hasil produk UMKM di Kecamatan Warungasem yang dikenal di berbagai kota di Indonesia bahkan sudah ada yang di ekspor ke luar Negeri seperti hasil tenun. Sebagai bukti

(6)

kesuksesan industri UMKM di Kecamatan Warungasem adalah usaha Jeans Fallas yang sekarang ini sudah menjadi usaha atau bisnis besar di Indonesia. Secara letak wilayah Kecamatan Warungasem memang cukup strategis dari sisi ekonomi, karena dekat dengan pusat kota Kabupaten Batang dan merupakan perbatasan antara Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan. Selain itu didukung juga dengan jaringan listrik yang sudah masuk ke berbagai pelosok di wilayah kecamatan Warungasem dan infrastruktur yang sudah baik sehingga memudahkan semua orang mengaksesnya. Karena banyaknya fakror pendukung yang ada perkembangan UMKM dari tahun ke tahun di Kecamatan Warungasem selalu mengalami peningkatan yang luar biasa, banyak usaha UMKM yang dapat bertahan berpuluh-puluh tahun dan dijalankan secara turun temurun, dan banyak pula industri UMKM baru yang muncul dan dapat berkembang dengan baik.

5. Klasifikasi dan Potensi UMKM di Kecamatan Warungasem a. Kerajinan

1) Kerajinan Kulit

Salah satu UMKM unggulan Kecamatan Warungasem adalah kerajinan kulit, Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Warungasem bersentral di Desa Masin tergabung dalam satu organisasi atau satu kelompok usaha bersama yang disebut dengan PKM (Penyamak Kulit Masin). Usaha kerajinan kulit ini merupakan usaha yang sudah turun-temurun dan sudah ada sekitar tahun 1960-an.

(7)

Kerajinan kulit yang dihasilkan oleh PKM berupa dompet, tas, sabuk, ikat pinggang, jaket, sepatu dan aksesoris. Pemasaran produk hasil kerajinan kulit ini sudah mencapai ke berbagai kota di pulau Jawa seperti Bandung dan Tasikmalaya, bahkan sampai ke luar Jawa seperti Bali dan Bukittinggi. Kerajinan kulit yang dihasilkan PKM ini mampu bersaing dengan produk hasil kerajinan kulit di Cibaduyut-Jawa Barat dan Magetan-Jawa Timur. Kerajinan kulit dari Desa Masin kecamatan Warungasem dijadikan sebagai salah satu kerajinan kulit unggulan di Jawa Tengah.

Omset yang diperoleh pengrajin kulit di Kecamatan Warungasem dapat dikatakan sangat bagus, dapat diambil contoh bahwa dalam satu bulan, sedikitnya para pengrajin mampu menerima pesanan pembuatan ikat pinggang dan dompet sebanyak 200-300 buah. Untuk ikat pinggang ditawarkan mulai Rp 50.000,00 hingga Rp 70.000,00 sedangkan dompet pria dihargai Rp 30.000,00 dan dompet wanita dihargai Rp 40.000,00. Data dari Kecamatan Warungasem menyebutkan bahwa usaha kerajinan dan penyamakan kulit ini rata-rata memperoleh total produksi sebanyak 1.254 juta buah per tahun, dengan rata-rata pendapatan kotor minimal Rp 30.000.000,00 perbulan.

Peminat kerajinan kulit dari Desa Masin mempunyai peminat yang sangat banyak karena hasil produknya yang memiliki beragam model yang disesuaikan dengan trend serta perkembangan pasar tanpa

(8)

merusak ciri khas atau keunikan yang sudah ada. Ini terbukti dengan banyaknya pesanan baik dari lokal maupun luar kota terlebih lagi setelah diikutkan pameran, permintaan dan pesanan biasanya meningkat. Namun sampai saat ini pengrajin mengaku hanya mampu memproduksi dengan jumlah yang terbatas karena kurangnya modal juga sarana dan prasarana produksi.

Melihat penuturan beberapa sumber terkait dengan kerajinan kulit di Kecamatan Warungasem tersebut, usaha kerajinan kulit di Kecamatan Warungasem memiliki potensi yang sangat baik untuk leih berkembang. Mengingat pemasaran produk kerajinan kulit ini mampu merambah keberbagai tempat di Nusantara dan banyaknya permintaan pasar. Pengembangan produksi Karajinan kulit di Kecamatan Warungasem memenag harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah Kabupaten Batang. Pemerintah harus melakukan upaya yang dapat membuat peningkatan produksi bagi usaha kerajinan kulit agar mereka dapat memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan pendapatan sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang. Jika tidak ada dukungan yang tepat, maka seiring maraknya pertumbuhan kerajinan kulit diberbagai daerah lainnya dan karena tidak dapat memenuhi permintaan pasar, dapat menjadikan kerajinan kulit Di Kecamatan Warungasem tidak mampu bersaing dan kehilangan pembeli.

(9)

2) Kerajinan Bambu

Selain kerajinan kulit, kerajinan lain yang dapat di perhitungkan di Kecamatan Warungasem dan sudah banyak dikenal orang adalah kerajinan bambu. Kerajinan bambu di Kecamatan Warungasem ini terdapat di Desa Kalibeluk dan Kaliwareng dua desa ini menjadi sentra kerajinan bambu karena banyak warga yang memproduksi kerajinan bambu dan masih terdapat banyak pohon bambu sehingga mendukung usaha tersebut. Hasil dari kerajinan bambu dari dua desa di Kecamatan Warungasem ini berupa besek (wadah makanan), tampah (Pengayak beras), topi, kurungan (kandang unggas), pagar bambu, tali dan kadang menerima pesanan pembuatan alat-alat dari bambu lainnya. Keberadaan pengrajin bambu ini mempunyai nilai tersendiri dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Warungasem karena dapat menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan.

Usaha kerajinan dari bambu sudah ditekuni banyak warga di Desa Kalibeluk dan Kaliwareng sejak jaman dahulu. Kerajinan dari bambu ini merupakan kerajinan tradisional dan kerajinan warisan di Kecamatan Warungasem. Membuat kerajinan dari bambu memang tidak perlu banyak modal, yang dibutuhkan adalah ketrampilan menganyam dan merangkai atau menyusun lembaran-lembaran bambu menjadi berbagai bentuk benda. Ini jugalah yang menjadikan banyak warga menekui usaha kerajinan bambu. Membuat kerajinan bambu

(10)

bagi sebagian besar pengrajin adalah pekerjaan sampingan diwaktu luang untuk menambah penghasilan dalam mencukupi biaya dapur.

Pendapatan yang dihasilkan pengrajin bambu memang dapat

dikatakan minim, untuk satu kali penjualan rata-rata pendapatan yang diperoleh pengrajin bambu hanya berkisar Rp 400.000,00 sampai

dengan Rp 700.000,00 padahal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tidaklah sebentar dan cukup melelahkan. Murahnya harga ini karena alat-alat dari kerajinan bambu tersaingi oleh peralatan-peralatan modern baik dari bahan plastik maupun lainnya yang lebih menarik dan tampilannya lebih beragam.

Memang nilai ekonomis kerajinan bambu saat ini masih rendah, seperti yang dikatakan para pengrajin bambu di Desa Kalibeluk Kecamatan Warungasem, hal ini karena kerajinan-kerajinan dari bambu terkalahkan oleh peralatan modern yang ada sekarang. Karena peralatan modern mempunyai tampilan yang lebih beragam dan lebih menarik. Pemrintah dan beberapa pihak perlu melakukan upaya untuk melestarikan karya seni dari bambu ini sehingga mempunyai daya saing ekonomi yang tinggi dan dapat terus berkembang sebagai alternatif yang dapat menolong masyarakat untuk meningkatkan pendapatan mereka.

b. Konveksi

Usaha konveksi adalah salah satu jenis usaha yang banyak dijalankan oleh warga Kecamatan Warungasem, usaha konveksi di Kecamatan Warungasem tersebar di Desa Kaliwareng, Warungasem,

(11)

Banjiran, Masin, Kalibeluk, Pesaren, dan Gapuro. Usaha konveksi di Kecamatan Warungasem memproduksi pakaian jadi untuk wanita, pria, anak, baik pakaian sehari-hari, pakaian sekolah, maupun pakaian kerja, dan lain sebagainya.

Tingginya usaha konvesksi di Kecamatan Warungasem ini disebabkan karena dua hal : Pertama, karena produk yang dihasilkan oleh konveksi adalah pakaian yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka market untuk usaha konveksi akan selalu ada. Pangsa pasar yang jelas inilah membuat tidak sedikit warga Kecamatan Warungasem tertarik memjalankan usaha ini dan selalu berusaha memaksimalkan potensi yang ada. Kedua, usaha konveksi menjadi sangat diminati warga Kecamatan Warungasem karena modal dasar untuk memulai bisnis tidak terlalu besar. Usaha konveksi bisa dimulai dengan hanya bermodalkan dua atau tiga buah mesin jahit. Karena modal yang tidak terlalu besar inilah banyak warga di Kecamatan Warungasem berani mencoba usaha konveksi.

Usaha konveksi di Kecamatan Warungasem pertahunnya tumbuh hingga 6%, dengan pendapatan rata-rata Rp 7.500.000,00 sampai dengan Rp 20.000.000,00 per bulan. Kebanyakan usaha konveksi di Kecamatan Warungasem menggunakan sistem pesanan dalam menjalankan usahanya, hal ini dilakukan karena minimnya modal yang dimiliki oleh pengusaha, namun ada juga beberapa pengusaha konveksi yang memproduksi produk tanpa pesanan.

(12)

Saat ini usaha konveksi menjadi salah satu alternatif usaha dikalangan masyarakat Kecamatan Warungasem dimana kelangsunganya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat secara luas karena dapat menyerap tenaga kerja. Permintaan akan produk dari usaha konveksipun terus mengalir baik di dalam partai kecil maupun besar. Namun permasalahan yang terjadi pada usaha konveksi di Kecamatan warungasem adalah karena beberapa keterbatasan seperti mesin yang masih sedikit baik jenis dan jumlahnya, modal untuk mengembangkan usaha yang sulit untuk diperoleh, dan keterbatasan jumlah tenaga kerja yang dianggap terampil. Ini mengakibatkan ketika ada tawaran pesanan dalam jumlah yang besar dan masih mengerjakan pesanan lain maka tidak dapat menerima pesanan lagi karena keterbatasan-keterbatasan tersebut.

Keterbatasn-keterbatasan yang dialami konveksi di Kecamatan Warungasem ini menghambat perkembangan dan peningkatan pendapatan usaha konvekasi yang ada. Karena itu usaha konveksi di Kecamatan Warungasem perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam hal perkembangan usaha dan peningkatan pendapatannya sehingga dapat terus bertahan.

c. Usaha Makanan

Usaha makanan merupakan industri UMKM yang ada di setiap Desa di Kecamatan Warungasem baik yang berskala rumahan maupun yang sudah menengah. Bahkan karena setiap desa ada, masing-masing Desa di Kecamatan Warungasem mempunyai hasil olahan makanan yang

(13)

menunjukan ciri khas tiap-tiap Desa tersebut. Diantaranya seperti di Desa Pandansari : Opak ketela, Kaliwareng : Telur Asin, Emping Melinjo, Sariglagah : Tauco, Sidorejo : Rengginan, Cepagan : Kerupuk Rambak, Banjiran : Kripik Tahu, Gapuro : Keripik Paru, Kalibeluk : Serabi, Sawahjoho : Wajik Kletrik, Candiareng : Keripik Andil, Lebo : Tempe, Menguneng : Keripik Tempe, dan lainnya.

Membuka usaha makanan atau camilan dianggap oleh sebagian besar warga Kecamatan Warungasem sebagai bisnis yang sangat potensial karena makanan merupakan satu hal yang paling dicari oleh manusia dan selalu dibutuhkan. Karena itu di Kecamatan Warungasem hampir setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan jumlah usaha di sektor makanan. Dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2014, industri makanan di Kecamatan Warungasem mengalami peningkatan sebesar 8%. Menurut analisa Pemerintah Kecamatan Warungasem usaha sektor makanan di Kecamatan Warungasem akan terus berkembang dan banyak bermunculan pengusaha-pengusaha makanan baru lainnya sejalan dengan kebutuhan dan maraknya makanan ringan yang semakin digemari masyarakat.

Kendala yang dihadapi oleh usaha makanan ringan di Kecamatan Warungasem ini umumnya adalah akses pemasaran yang masih terbatas, volume produksi yang rendah karena keterbatasan alat produksi, dan biaya untuk membeli bahan baku, memang dalam usaha makanan ketersediaan bahan baku menjadi komponen utama karena itu

(14)

tidak adanya biaya yang cukup untuk menyediakan bahan baku usaha tidak dapat memproduksi dalam skala besar. Masalah lain adalah rendahnya kualitas pemasaran, pengusaha tidak memiliki strategi penetrasi pasar yang jitu untuk memasarkan produknya.

Melihat kurang mampunya pengusaha makanan di Kecamatan Warungasem, memang perlu adanya dukungan untuk dapat mengembangkan usaha makanan di Kecamatan Warungasem ini, baik itu pembinaan secara kelompok maupun individu dan pemberian bantuan modal usaha baik alat produksi maupun dana untuk biaya produksi agar usaha makanan di Kecamatan Warungasem dapat berkembang dana menjadi salah satu kegiatan ekonomi masyarakat yang dapat menopang perekonomian daerah.

d. Peternakan dan Perikanan

Usaha dalam sektor peternakan dan perikanan merupakan salah satu jenis UMKM di Kecamatan Warungasem yang mampu memberikan kontribusi ekonomi yang baik bagi masyarakat. Peternakan dan perikanan skala rumah tangga menjadi alternatif dalam kegiatan ekonomi warga untuk memperoleh pendapatan. Keuntungan peternak di Kecamatan Warungasem ini rata-rata sekitar Rp 3.000.000,00 sampai Rp 5.000.000,00 sekali panen.

Sistem budi daya ternak dan ikan di Kecamatan Warungasem sebenarnya sangat ekonomis dari biaya operasional baik dari sisi biaya pemeliharaan maupun pembelian bibitnya. Faktor alam di Kecamatan Warungasem sudah mendukung dalam usaha peternakan dan perikanan.

(15)

Seperti tersedianya ladang dan persawahan yang dapat digunakan sebagai area usaha, ketersediaan bahan makanan dari alam yang memadai dan kemudahan menjangkau sumber-sumber tersebut menjadi nilai tambah bagi usaha ini.

Usaha di bidang peternakan dan perikanan di Kecamatan Warungasem mampu memberi kontribusi bagi perekonomian Kecamatan Warungasem. Selain dapat memberi kontribusi bagi perekonomian, peternakan dan perikanan ini juga bermanfaat bagi perwujudan swasembada pangan di Kecamatan Warungasem, dimana populasi penduduk di Kecamatan Warungasem merupakan populasi yang tinggi jumlahnya dan diikuti pula dengan konsumsi daging baik dari jenis unggas, daging sapi. kambing dan ikan yang tinggi.

Usaha peternakan dan perikanan di Kecamatan Warungasem memang masih berskala usaha kecil dengan teknologi sederhana dan produktivitas rendah, namun demikian kualitas yang dihasilkan mempunyai mutu produk yang cukup terjamin. Melihat bahwa kelompok usaha peternakan dan perikanan merupakan salah satu penggerak ekonomi warga Kecamatan Warungasem, maka dengan meningkatkan kapasitas keahlian beternak dan pemeliharaan ikan serta permodalan harus mendapat dukungan dari Pemerintah, sehingga kedepan Kecamatan Warungasem bisa menjadi produsen daging dan ikan yang potensial untuk Kecamatan Warungasem sendiri, serta untuk wilayah Kabupaten Batang dan sekitarnya.

(16)

B.Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Batang

Profil Disperindagkop Kabupaten Batang dapat dijelaskan sebagai berikut :107

1. Alamat Kantor

Kantor Departemen Perdagangan Kabupaten Batang beralamat di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No 27 Batang dan kantor cabang Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, yang khusus menangani urusan koperasi dan UMKM terletak di Jl. Urip Sumohardjo No 34 Batang.

2. Visi dan Misi

Visi : “Terwujudnya struktur industri dan perdagangan yang kokoh”

Makna visi diatas adalah bahwa struktur industri yang kokoh adalah industri yang mempunyai pondasi kuat, yaitu: 1) Secara internal (skala mikro), pemantapan struktur usaha melalui pemantapan potensi bahan baku, SDM, permodalan dan teknologi. 2) Secara Eksternal (skala makro), pemantapan pola keterkaitan usaha antar perusahaan. Perdagangan yang kokoh, yaitu perdangan yang mempunyai akses pasar, kekuatan bahan baku dalam negeri dan ketersediaan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat/konsumen. Jadi makna dari visi tersebut di atas adalah mewujudkan usaha industri yang memiliki potensi bahan baku, SDM, permodalan, teknologi dan pola keterkaitan usaha yang mantap serta perdagangan yang memiliki akses pasar dan ketersediaan barang kebutuhan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

107Sumber : Arsip Sub Bagian Administrasi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabuparen Batang, Provinsi Jawa Tengah. 2014

(17)

Misi :

a. Menumbuh kembangkan industri yang mampu bersaing, berwawasan lingkungan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

b. Memantapkan dan mengembangkan perdagangan dan jasa untuk meningkatkan produktivitas.

c. Menciptakan persaingan usaha yang sehat dan menumbuh kembangkan perlindungan konsumen.

Maksud misi tersebut adalah menumbuhkan usaha industri baru dan mengembangkan usaha industri yang telah ada untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing serta mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Mengembankan usaha perdagangan dan jasa melalui pengembangan sarana dan prasarana, pemasaran regional dan internasional serta pemantapan jalur distribusi. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan melakukan penertiban, pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha industri dan perdagangan serta barang dan jasa yang beredar, sesuai ketentuan yang berlaku.

3. KedudukanDisperindagkop

a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(18)

4. Tupoksi Disperindagkop

Tugas Pokok : Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan atas otonomi dan tugas pembantuan.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan, perlindungan konsumen, serta permodalan, teknologi industri dan perdagangan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian, perdagangan, perlindungan konsumen, serta permodalan, teknologi industri dan perdagangan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perindustrian, perdagangan, perlindungan konsumen, serta permodalan, teknologi industri dan perdagangan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dapat disimpulkan bahwa Tupoksi Disperindagkop adalah melaksanakan pembinaan dan pengembangan UMKM baik itu IKM, UDKM, KUB dan koperasi agar dapat maju dan berkembang. Untuk melaksanakan Tupoksi Disperindagkop tersebut pemerintah Kabupaten Batang membentuk kebijakan dalam pengeluaran APBD yang dapat mewujudkannya.

(19)

5. Pemberdayaan UMKM oleh Disperindagkop Kabupaten Batang

UMKM merupakan penyangga perekonomian rakyat yang perlu memperoleh perhatian secara intensif. Dengan alasan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Batang melalui Disperindagkop melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan industri UMKM sehingga tercipta ekonomi daerah yang baik dan kokoh. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Batang melalui Disperindagkop dalam mendukung perkembangan UMKM adalah dengan program sebagai berikut :

a. Permodalan

Dalam hal pemodalan Disperindagkop memberikan bantuan modal untuk usaha pemula dan bantuan modal untuk usaha yang sudah berjalan sebagai perkuatan modal. Besar kecilnya bantuan yang diberikan tergantung pada besar kecilnya usaha, bantuan modal dari Disperindagkop meliputi dua hal yaitu bantuan modal dana dan bantuan modal peralatan atau mesin penunjang usaha. Pemberian bantuan sesuai dengan pengajuan proposal yang dibuat pemilik usaha atau pengelola usaha. Pemberian bantuan modal baik itu dalam bentuk dana maupun peralatan ini bersifat pemberian sukarela atau hibah yang dianggarkan dari APBD sehingga tidak ada perjanjian untuk mengembalikan atau membayar kembali bantuan yang sudah diberikan.

(20)

b. Pelatihan

Program pelatihan yang dilakukan Disperindagkop dilakukan dengan tujuan meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) para pelaku UMKM agar lebih terampil, ahli dan kreatif. Dalam pelatihan Disperindagkop mendatangkan pelatih yang sudah berpengalaman dibidangnya dan peserta latihan tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti pelatihan tersebut. Pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan ketrampilan, pelatihan teknologi yang meliputi kapasitas dan mutu, pelatihan manajemen dan administrasi, serta pelatihan promosi dan inovasi produk.

c. Pemasaran

Masalah pemasaran memang menjadi perhatian penting untuk UMKM dengan produk lokal. Beberapa dari pelaku UMKM yang tradisional masih menggunakan metode pemasaran kadaluarsa seperti memasarkan produknya hanya dari mulut ke mulut saja. Hal tersebut bisa membuat UMKM tidak mengalami perkembangan yang baik atau bahkan bisa menurun. Karena itu Disperindagkop berupaya untuk mendorong perkembangan UMKM dengan memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan UMKM melalui beberapa program, seperti : pameran-pameran yang digelar di dalam daerah maupun luar daerah, dan promosi produk melalui dalam even-even tertentu yang dilakukan Disperindagkop. Selain itu pemerintah juga berupaya membantu memasarkan produk UMKM

(21)

melalui pelatihan pemasaran agar UMKM dapat melakukan pemasaran sendiri dengan lebih inovatif dan tidak monoton.

d. Sarana dan prasarana usaha

Disperindagkop juga melakukan pendampingan usaha terhadap UMKM dengan melakukan pembinaan, pengawasan, pengarahan dan menyediakan program klinik sebagai sarana dan prasarana bagi UMKM dalam permasalahan usaha. Klinik UMKM ini menyediakan beberapa layanan yaitu :

1) Layanan Konsultasi Bisnis 2) Layanan Informasi Bisnis

3) Layanan Advokasi dan Pendamping penyelesaian masalah 4) Layanan Akses kemitraan

5) Layanan Akses kelembagaan

6. Tujuan Pemberdayaan UMKM oleh Disperindagkop Kabupaten Batang

Tujuan Disperindagkop Kabupaten Batang mendukung perkembangan UMKM di berbagai wilayah di Kabupaten Batang secara umum adalah :

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten batang melalui kegiatan usaha produktif yang dapat menggerakkan perekonomian daerah.

2. Memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi kegiatan industri mikro, kecil dan menengah dalam melakukan kegiatan usahanya.

(22)

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan usaha serta mendorong terciptanya teknologi tepat guna untuk menumbuhkan usaha daerah. 4. Mengatur dan menata keberadaan dan pendirian UMKM di Kabupaten

Batang agar semakin berkembang serta menjaga kegiatan ekonomi yang memiliki nilai historis dan dapat menjadi aset daerah.

5. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat agar berperan secara aktif dalam pembangunan.

Referensi

Dokumen terkait

15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk

Desa Sidokumpul merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah kecamatan Paciran kabupaten Lamongan dan merupakan desa yang terletak di belahan utara (pantai) laut

2 Dengan ditetapkannya misi Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru tersebut diatas, nantinya diharapkan gerak pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

Kecamatan Kelumbayan merupakan salah satu dari 20 Kecamatan yang ada di kabupaten Tanggamus, Luas Kecamatan Kelumbayan sendiri adalah 121,09 Km 2 atau dengan

Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan termasuk masyarakat yang sudah maju dalam bidang pendidikan, hal ini dibuktikan dengan

Sejak tahun 2004 alat tangkap pancing dengan alat bantu rumpon laut dalam mulai beroperasi di perairan sebelah Selatan Palabuhanratu, yang merupakan salah satu upaya nelayan

Desa Ngargomulyo merupakan salah satu desa penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang masuk dalam Resort Dukun yang berada dalam wilayah Kabupaten Magelang. Desa

Untuk memberikan penjelasan lebih detail, maka di bawah ini akan dibuatkan gambaran tentang terbentuknya Kecamatan Jailolo Timur yang wilayahnya meliputi enam desa sengketa