• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Technological Paedagogical And Content Knowledge Guru IPA Kelas VII SMP Muhammadiyah Di Surakarta Ditinjau Dari Penyusunan RPP Tahun Ajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan Technological Paedagogical And Content Knowledge Guru IPA Kelas VII SMP Muhammadiyah Di Surakarta Ditinjau Dari Penyusunan RPP Tahun Ajaran 2016/2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PAEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH DI

SURAKARTA DITINJAU DARI PENYUSUNAN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

Septian Teja Irawan A 420 130 157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 5 Agustus 2017

Penulis

Septian Teja Irawan A 420 130 157

(5)

1

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PAEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA DITINJAU DARI PENYUSUNAN RPP TAHUN AJARAN

2016/2017

ABSTRAK

Guru merupakan faktor paling penting dalam pembelajaran. Seorang guru harus menguasai empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional. PCK (Paedagogical

Content Knowledge) merupakan pengetahuan yang harus dipahami oleh seorang

guru. Konsep PCK ini merupakan cikal bakal dari konsep TPACK (Technological

Paedagogical And Content Knowledge) yang dibahas dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan TPACK (Technologycal

Pedagogical Content Knowledge) Guru IPA kelas VII SMP di Surakarta dalam

penyusunan RPP tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel diambil sejumlah 3 RPP dari masing-masing guru IPA. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, kemampuan TPACK Guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah di Surakarta termasuk dalam kategori cukup baik (CB) dengan persentase sebesar 55,16 %.

Kata Kunci : TPACK, Guru IPA , RPP

ABSTRACT

Teachers are the most important factor in learning. A teacher must master the four competencies includes pedagogical competence, personal competence, social competence and professional competence. PCK (PaedagogicalContent Knowledge) is the knowledge that must be understood by a teacher. PCK concept is the forerunner of the TPACK concept in this research. The purpose of this research was to determine the TPACK capability of 7th grade science teacher Muhammadiyah high school in Surakarta arranging the lesson plan 2016/2017 academic year. The research is a descriptive .The sampling technique is purposive sampling study by taking three lesson plan from each teacher. Based on the research that has been done

the TPACK capability of 7th grade high school Surakarta is good enough category (CB) with a percentage of 55,16%.

(6)

1

1. PENDAHULUAN

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki tiga tugas utama yaitu: merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan memberikan balikan. Tugas merencanakan adalah tugas untuk mendesain segala hal yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan selama dalam proses belajar mengajar. Tugas ini meliputi penentuan tujuan yang hendak dicapai, penyiapan materi yang akan diajarkan, pemilihan metode yang tepat dan penyiapan perangkat evaluasi untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan (Ali, 1992). Titik sentral kegiatan pengajaran maupun pengabdian guru ada pada peserta didik. Pesan ini mendorong guru untuk mengerti banyak tentang kondisi peserta didik pada setiap jenjang. Selain itu, kesuksesan guru ditentukan pula oleh penguasaan materi, cara penggunaan pendekatan dan strategi yang tepat serta dukungan sumber, alat dan media pembelajaran yang cukup (Mujtahid, 2011). Seorang pendidik diharuskan untuk selalu memberikan semangat para peserta didiknya untuk belajar dengan tekun, menghadapi kesusahan dengan senyum dan keterbatasan dengan semangat berubah. Memberikan motivasi dalam dunia pendidikan mutlak diperlukan. Dengan motivasi tersebut, peserta didik akan merasa dihargai dan dipercaya. Seorang guru yang baik disamping menyampaikan materi juga harus mampu memotivasi peserta didiknya untuk terus belajar dan berkarya. Motivasi yang diberikan oleh guru bisa menjadi titik terang untuk peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan guru (Asef, 2010).

Shulman (1987) mendefinisikan subjek pengetahuan pengajaran konten materi sebagai pengetahuan konten dan pedagogik (PCK). Pengetahuan konten dan pedagogik merupakan dua hal yang yang tidak bisa dipisahkan dalam setiap pembelajaran. PCK merupakan gabungan dari pengetahuan konten dan pedagogik dalam pemahaman tentang bagaimana topik bahasan tertentu dan materi atau permasalahan yang terorganisir, kemudian diwakili dan disesuaikan dengan minat dan kemampuan peserta didik yang beragam, dan dijelaskan dalam bentuk instruksi. Pengetahuan konten dan pedagogik adalah kategori yang paling mudah dalam membedakan pemahaman materi atau konten dari seorang pendidik (Kocoglu, 2009).

(7)

2

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, guru bukan hanya harus memiliki kemampuan PCK. Tetapi, guru juga harus dapat mengajarkan materi pelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini dikarenakan proses pengajaran dan pembelajaran saat ini mencerminkan semakin berkembangnya integrasi antara komputer dan aplikasi teknologi dalam kurikulum. Ide mengintegrasikan pengetahuan materi pelajaran, strategi pembelajaran, dan teknologi telah ada sejak meningkatnya kebutuhan siswa dalam penggunaan dan kebutuhan belajar dengan teknologi.

TPACK merupakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran materi tertentu menjadi suatu paket yang utuh. Guru harus memiliki pemahaman yang intuitif terhadap interaksi kompleks antara 3 komponen dasar pengetahuan, yaitu PK, CK dan TK, dengan cara mengajarkan materi tertentu menggunakan metode pedagogik dan teknologi yang sesuai (Schmidt et. al., 2009). Kemampuan TPACK seorang guru dipengaruhi oleh beberapa hal seperti usia, kebiasaan dalam pemanfaatan teknologi, serta pengalaman penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Semakin tinggi usia guru mempengaruhi kemampuan guru dalam menerima informasi dan ilmu-ilmu baru. Kebiasaan dalam penggunaan teknologi di kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan kemampuan TPACK guru. Penelitian ini dikemukakan oleh Kazu (2014).

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian jenis ini, data yang diperoleh akan dideskripsikan secara obyektif dan apa adanya mengenai kemampuan TPACK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah di Surakarta ditinjau dalam penyusunan RPP tahun ajaran 2016/2017. Selain itu penelitian jenis ini bertujuan menilai kemudian menggambarkan dan mengginterpretasikan hasil yang diperoleh dari RPP yang sudah disusun oleh guru.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa data persentase kemampuan TPACK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah di Surakarta dalam penyusunan RPP tahun ajaran 2016/2017. Hasil kemampuan TPACK guru IPA

(8)

3

kelas VII SMP Muhammadiyah di Surakarta dalam penyususnan RPP tahun Ajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kemampuan TPACK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah di Surakarta dalam penyususnan RPP tahun Ajaran 2016/2017

Penge-tahuan

Sub Aspek Guru (%)

Rata-rata (%) A B C D E F G TPACK KegiatanPendahuluan 75 75 92 75 75 100 75 80,95 KegiatanInti 25 25 50 50 25 33 50 36,90 Penutupan 50 50 25 75 50 33 50 47,62

x

(%) 50,00 (KB) 50,00 (KB) 55,56 (C) 66,67 (C) 50,00 (KB) 55,55 (C) 58,33 (C) 55,16 (C)

Keterangan diadaptasi dari kriteria interpretasi skor (Arikunto, 2011) :

84% - 100% : SangatBaik (SB) 36% - 51% : KurangBaik (KB) 68% - 83% : Baik (B) ≤35% : TidakBaik (TB) 52%-67% : Cukup (C)

Dari tabel 10 diperoleh hasil bahwa secara umum kemampuan TPACK Guru IPA kelas VII SMP Muahmmadiyah di Surakarta termasuk dalam kategori cukup (55,16%). Hasil ini dipengaruhi oleh 3 sub aspek yang diidentifiksi yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup dari ketiga sub aspek tersebut harus terdapat integrasi dan kesesuaian antara PK,CK dan TK dengan baik. Persentase sekolah paling tinggi diperoleh SMP D sebesar 66,67% (C). Sedangkan persentase terendah diperoleh 3 sekolah yaitu SMP A, SMP B dan SMP E yaitu sebesar 50,00% (KB). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru D bahwa beliau merupakan guru muda yang sering mengikuti diklat atau pelatihan. Sehingga dalam menyusun RPP terutama pada sub aspek kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup disusun dengan baik. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan TPACK guru SMP D memperoleh hasil cukup baik.

Sub aspek kegiatan pendahuluan memperoleh persentase paling tinggi yaitu sebesar 80,95% (SB). Dalamkegiatan pendahuluan indikator yang dinilai adalah adanya kegiatan apresepsi, pemberian motivasi siswa sebelum memulai pembelajaran, serta sedikit penyampaina materi serta tujuan materi yang akan dibahas. Sementara persentase terendah diperoleh sub aspek kegiatan inti. Pada sub aspek ini, guru dari sekolah F memperoleh persentase tertinggi yaitu sebesar 100% (SB), sementara guru dari sekolah lain juga mendapatkan persentase yang cukup baik berkisar antara lebih dari 75%. Hal ini berarti hampir semua guru menyusun kegiatan pendahuluan dengan baik.

(9)

4

Pada sub aspek kegiatan inti, persentase yang diperoleh sebesar 36,90% (KB). Indikator yang harus dicapai antara lain guru dapat mengintegrasikan antara teknologi dengan materi dan strategi yang digunakan. Oleh sebab itu, pada sub aspek kegiatan inti harus terdapat pengitegrasian dan kesesuaian antara PK,CK dan TK agar pembelajaran dapat berjalan baik. Faktor tersebut yang membuat perolehan persentase kegiatan inti menjadi kurang baik karena masih banyak guru yang belum bisa mengintegrasikan antara TK, CK, dan PK dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Hayati (2014), bahwa semua aspek dalam TPACK mempengaruhi secara signifikan terhadap keberhasilan integrasi antara TPACK dalam pembelajaran. Apabila aspek-aspek pada TPACK memperoleh persentase yang baik, maka dapat disimpulakan pula kemampuan TPACK juga akan baik. TPACK sangat penting bagi kemampuan menyusun perangkat pembelajaran. Guru dapat menggunakan teknologi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran, jika guru dapat mengintegrasikan enam jenis pengetahuan ke dalam perangkat pembelajaran yang disusunnya (Harris, dkk., 2011).

Kurangnya penguasaan guru terhadap pengintegrasian teknologi dengan aspek yang lain dalam TPACK dapat berdampak pada siswa. Siswa yang sudah menguasai teknologi dalam kesehariannya menjadi kurang tertarik dengan materi yang diajarkan oleh guru sehingga berakibat pada kurangnya kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Kemampuan pengintegrasian teknologi dalam pengajaran dipandang penting sebagai jawaban tentang era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pesat. Teknologi dapat membantu guru dalam pengembangan profesionalitasnya, seperti dengan adanya internet guru dapat mencari isu-isu terbaru mengenai pendidikan, strategi pembelajaran dan perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang yang diampunya. TPACK memberikan arah pemikiran yang baru bagi guru dalam menyelesaikan masalah yang sering dihadapi di kelas. Sehingga model TPACK ini dapat digunakan untuk membangun kompetensi guru yang baik di sekolah (Chai et. al, 2013 ; Doering et.al, 2009).

(10)

5

4. PENUTUP

Berdasaran hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kemampuan TPACK Guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah di Surakarta dalam penyususnan RPP tahun ajaran 2016/2017 termasuk dalam kategori cukup baik (55,16%).

PERSANTUNAN

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Hariyatmi. M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1992). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.

Chai, C. S., Koh, J. H., & Tsai, C. C. (2013). A Review of Technological Pedagogical Content knowledge. Educational Technological & Society, 31-51.

Doering, A., Velestianos, G., Scharber, C., & Miller, C. (2009). Using Technological, Pedagogical, and Content Knowledge Framework to Design Online Learning Enviroments and Professional Development. Educational

Computing Research, 319-346.

Hayati, D. K., Sutrisno, & Lukman, A. (2014). Pengembangan Kerangka Kerja TPACK pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dalam Mencapai HOTS Siswa. Edu-Sains, 3, 53-61.

Hosseini, Z., & Kamal, A. (2013). A Survey on Pre-service and In-service Teachers’ Perceptions of Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Educational Technology, 1-7.

Kazu, I. Y., & Erten, P. (2014). Teacher Technological Pedagogical Content Knowledge Self-Efficacies. Education and Training Studies, 2, 126-144.

Keengwe, J., Onchwari, G., & Onchwari, J. (2009). Technology and Student Learning: Toward a Learner-Centered Teaching Model. Associating for the

Advancement of Computing in Education , 11-22.

Mujtahid, M. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN Maliki Press.

Sutama, M. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.

Koehler, M. J., Misra, P., Akcaoglu, M., & Rosenberg, J. M. (2013). The Technological Pedagogical Content Knowledge Framework for Teacher

(11)

6

and Teacher Educators. Michigan: Commonwealth Educational Media

Centre for Asia.

Schmidt, D. A., Baran, E., Thompson, A. D., Mishra, P., Koehler, M. J., & Shin, T. S. (2009). Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) the Development and Validation of an Assessment Instrument for Preservice Teachers. Journal of Research on Technology in Education, 42, 123-149.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara deskriptif mengenai perilaku yang berhubungan dengan aktivitas makan bajing tiga warna pada siang hari di

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha pada pengelolaan hutan rakyat, mempelajari sistem pengelolaan hutan rakyat, mengetahui pola

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional F 39 Banyak contoh teks naratifyang dapat dilihat di cerita rakyat.. Berikut ini ada beberapa cerita

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Maria pada tahun 2007 dalam tesisnya yang berjudul “peran persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap

Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh antara motivasi kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB).Hal ini mendukung penelitian

Pada beberapa kali pertemuan dengan kelompok perempuan di kelurahan pesisir, mereka mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan Kartu Nelayan karena menurut penjelasan dari staf Dinas

This study was about designing a set of computer -based reading materials using task-based learning for the first grade students of Senior High School of SMA N 9