• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi dengan Peilaku Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak Usia 6-12 Tahun (Kajian di Desa Mudal, Temanggung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi dengan Peilaku Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak Usia 6-12 Tahun (Kajian di Desa Mudal, Temanggung)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI PADA

ANAK USIA 6-12 TAHUN

(KAJIAN DI DESA MUDAL TEMANGGUNG)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh:

Erwin Cahyo Rakhmatto J 520 130 059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI PADA

ANAK USIA 6-12 TAHUN

(KAJIAN DI DESA MUDAL TEMANGGUNG)

Intisari

Latar belakang: Anak dengan usia sekolah 6-12 tahun belum memiliki perilaku pelihara diri yang baik sehingga perlu pengawasan orang tua termasuk dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga dapat menaikkan resiko terjadinya karies gigi pada anak. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menjaga kesehatan gigi pada anak. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi analitik menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional pada orang tua di desa Mudal yang memiliki anak usia 6-12 tahun sebanyak 120 responden. Variabel bebasnya adalah pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut dan variabel terikatnya adalah perilaku menjaga kesehatan gigi pada anak. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner kemudian data di analisis dengan menggunakan uji Chi Square menggunakan Program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 23,0. Hasil Penelitian: Uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dengan hasil penelitian menujukkan pengetahuan yang baik sebanyak 76,7% dan perilaku yang baik sebanyak 86,7%. Hasil analisis dengan uji Chi Square di peroleh p-value sebesar 0,000. Kesimpulan : terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menjaga kesehatan gigi pada anak.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, orangtua, perilaku menjaga kesehatan gigi, anak

Abstract

Background: Children age 6 to 12 years old do not have good self-care behavior, so parents supervision is required in maintenance of oral and dental health. Knowledge of parents are very important in underlying the formation of behaviors

(6)

2

that supporting or not supporting the oral and teeth on child hygiene. The knowledge can be obtained naturally or in a planned manner through education process. Parents with low knowledge about oral hygiene are the predisposing factors of behaviors that do not support oral hygiene of the child resulting the increasing dental caries risk in children. Objectives: to know the relation between the level of parents knowledge about dental and oral health with the behavior of maintaining dental health in children Methods: This study was using type of analytic observational study using a questionnaire with a cross-sectional approach on children's parents in Mudal villages with children aged 6 to 12 years in 120 respondents. The independent variable was parents knowledge about oral health and the dependent variable was the behavior of maintaining dental health in children. The research instrument used questionnaire and then the data was analyzed by using Chi Square test using Statistical Package for Social Science Program (SPSS) version 23.0 Results: The statistical test using Chi Square test showed that there was a significant correlation between parental knowledge and dental health behavior with research result showed good knowledge as much as 76,7% and good behavior as much 86,7%. the result of analysis with Chi Square test obtained p-value equal to 0.000.Conclusion: There was a relation between the level of parents knowledge about oral and dental health with the behavior of maintaining dental health in children.

Keyword: knowledge level, parents, dental care behavior, children

1. PENDAHULUAN

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari[1]. Pengetahuan orang tua akan perawatan gigi pada anak usia dini mempengaruhi kondisi rongga mulut anak. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan tetapi sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan[2].

(7)

3

Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga dapat menaikkan resiko terjadinya karies gigi pada anak[3].

Berdasarkan hasil observasi penulis di Desa Mudal, ditemukan kondisi intraoralnya banyak terdapat karies. Karies yang diderita anak-anak juga bermacam-macam, seperti karies pada pit dan fissure hingga karies pulpa bahkan peneliti juga menemukan banyaknya gigi yang tinggal sisa akar hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan orang tua yang rendah sehingga akan mempengaruhi perilaku orangtua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Orangtua dengan tingkat pengetahuan yang baik akan memiliki perilaku menjaga kesehatan gigi yang baik pada anaknya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi dengan perilaku menjaga kesehatan gigi pada anak di Desa Mudal, Temanggung.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi analitik pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 120 responden yang memiliki kriteria inklusi. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada orang tua di desa mudal yang memiliki anak usia 6-12 tahun, responden di berikan kuesioner dan lembar persetujuan. Hasil penelitian di analisis dengan uji Chi Square.

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan dua poin meliputi pengetahuan dan perilaku dimana dalam poin pengetahuan meliputi

(8)

4

beberapa macam pertanyaan berupa penyebab karies, frekuensi menggosok gigi dalam sehari, pemilihan pasta gigi, pemilihan sikat gigi meliputi bulu sikat, tangkai sikat gigi, ujung kepala sikat, durasi dalam menyikat gigi makanan apa saja yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi dan mulut, serta apa yang harus dilakukan oleh orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak termasuk membawa anak ke dokter gigi. Poin perilaku meliputi frekuensi menggosok gigi dalam sehari, pemilihan pasta gigi, pemilihan sikat gigi meliputi bulu sikat, tangkai sikat gigi, ujung kepala sikat, makanan apa saja yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi dan mulut, serta apa yang harus dilakukan oleh orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak termasuk membawa anak ke dokter gigi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Dusun Mudal, Desa Mudal, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung yang dilakukan pada bulan Juli 2017, Jumlah responden yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 responden dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden

Kategori Range Jumlah

Responden Persentase Usia 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 7 29 53 31 6 % 24 % 44 % 26 % Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Buruh Pedagang

Guru Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil

75 17 3 10 7 8 62 % 14 % 3 % 8 % 6 % 7 % Pendidikan Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA 45 24 25 37 % 20 % 21 %

(9)

5 D3 S1 15 11 13 % 9 % Berdasarkan tabel 1, responden terbanyak berusia 31-35 tahun sebanyak 53 orang dengan status pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga sebanyak 75 orang, dan pendidikan terakhirnya dengan lulusan tamat SD sebanyak 45 orang.

Tabel 2. Kategori Pengetahuan Tentang Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Berdasarkan tabel 2, sebagian besar pengetahuan responden tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut masuk dalam kategori baik (76,7%).

Pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut rata-rata baik terutama pada pertanyaan makanan yang manis dan melekat dapat menyebabkan gigi berlubang, sedangkan pada pertanyaan pasta gigi yang baik mengandung fluoride, kunjungan ke dokter gigi tidak hanya untuk mengobati sakit gigi dan sikat gigi yang baik memiliki tangkai yang lurus masih banyak responden yang menjawab salah. Pengetahuan responden dengan kategori baik dengan jumlah persentase 75,44% menjawab pertanyaan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan benar. Hal ini menunjukkan responden dengan pengetahuan baik lebih tinggi dibanding dengan responden dengan pengetahuan buruk. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, faktor usia, dan tempat tinggal di wilayah pedesaan[4].

Pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut tidak hanya diperoleh melalui pendidikan yang resmi seperti sekolah, melainkan juga didapatkan dari media informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Tingginya perkembangan teknologi dan informasi saat ini dapat juga membawa dampak terhadap peningkatan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penelitian

No Kategori Frekuensi

(orang) Persentase

1 Buruk 28 23,3

2 Baik 92 76,7

(10)

6

yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut[5]. Hasil penelitian juga menunjukkan televisi dan dokter gigi merupakan sumber informasi kesehatan gigi dan mulut tertinggi jumlahnya yaitu sekitar 90%. Tabel 3. Kategori Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

No Kategori Frekuensi

(orang) Persentase

1 Buruk 16 13,3

2 Baik 104 86,7

Total 120 100

Berdasarkan tabel 3, sebagian besar perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut masuk dalam kategori baik sebesar (86,7%).

Pada penelitian ini, perilaku responden tentang kesehatan gigi dan mulut rata-rata menunjukkan perilaku yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang diberikan atas pertanyaan mengenai perilaku orangtua tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya. Jumlah persentase perilaku orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anaknya dengan kategori baik adalah 86,7%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pekerjaan dari responden dimana pada penelitian ini responden yang paling dominan adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan dengan waktu dan kesempatan yang paling banyak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Anak dibawah umur 12 tahun pada umumnya lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama orang tua terutama ibunya pada masa ini disebut juga dengan sosialisasi primer dimana kegiatan dan kebiasaan anak dibentuk dalam fase ini. Pola makan dan kebiasaan sehat termasuk kedalam kebiasaan yang dibentuk secara normal dan dibangun secara mandiri di rumah oleh orang tua[6].

Pekerjaan orang tua mempengaruhi waktu dan kesempatan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut pada anak. Perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak menunjukkan kondisi yang baik, peryataan ini

(11)

7

dibuktikan dari jawaban responden yang menjawab perlunya pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala (check up) minimal 2 kali dalam setahun[7]. Sedangkan sikap menjaga kesehatan gigi juga menunjukkan kondisi yang baik, dibuktikan dengan jawaban menyikat gigi 2 kali sehari yang dilakukan tiap hari oleh anak. Responden pada penelitian ini juga didominasi oleh ibu rumah tangga.

Tabel 4. Hasil Analisis Uji Statistik Chi square

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 51.172a 1 .000 Continuity Correctionb 46.731 1 .000 Likelihood Ratio 44.536 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association

50.746 1 .000

N of Valid Cases 120

Uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dengan hasil penelitian menujukkan pengetahuan yang baik sebanyak 76,7% dan perilaku yang baik sebanyak 86,7%. Hasil analisis dengan uji Chi Square di peroleh p-value sebesar 0,000 sehingga p value lebih kecil dari nilai alpha 0,05.

Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam menentukan sikap dan perilaku orang tua kepada anaknya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Bozorgmehr dimana perilaku kebiasaan kesehatan gigi orang tua seperti kebiasaan menyikat gigi dan frekuensi mengkonsumsi makanan manis sangat penting dalam menentukan perilaku kesehatan gigi pada anak[8].

(12)

8 4. PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menjaga kesehatan gigi pada anak usia 6-12 tahun di desa Mudal adalah : terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menjaga kesehatan gigi pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lossu, F. M., Damajanty, H.C.P., Vonny, N.S.W. 2015. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Indeks Gingiva Siswa SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. Manado : Jurnal e-Gigi. 3(2): 647-653.

2. Agusta, M.V.R., Ade, I.A.K., Muhammad, D.F. 2014. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi dengan Kondisi Oral Hygiene Anak Tunarungu Usia Sekolah. Semarang: Medali Jurnal 2(1): 53-58

3. Afiati, R., Rosihan, A., Karina, R., Sherli, D. 2017. Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Anak : Tinjauan Berdasarkan Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, dan Status Sosial di TK ABA 1 Banjarmasin. Banjarmasin : Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1): 56 – 62.

4. Sufia, S., Khan, A.A., Chaudhry, S. 2009. Maternal Factor and Child’s Dental Health, India : Journal of Oral Health & Community Dentistry. 3(3): 45-48 5. Reddy, V., Bennadi, D., Gaduputi, S., Kshetrimayum, N., Siluvai,S. 2014.

Oral Health Related Knowladge, Attitude, and Practice Among The pre-University Students of Mysore City. J Int Soc Prev Community Dent. 2014 Sep-Dec; 4(3): 154–158

6. Aurangjeb AM., Zaman, T., Shah, S. 2013. Effect of parents education on child’s oral health. Bangladesh Journal of Dental Research and Education 3:26-28.

7. Suratri, M.A.L., Sintawati, F.X.,Andayasari, L. 2016. Knowledge, Attitudes, and Behavior of Parents About Oral and Dental Health among Kindergarden Age Children in Special Region of Yogyakarta Province and Banten

Province: Media Litbangkes, 26( 2): 119 – 126

8. Bozorgmehr, Elham. 2013. Oral Health Behavior of Parents as a Predictor of Oral Health Status of Their Children.

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Statistik Chi square

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to find the effects of inflation, interest rates, money supply and exchange rates on LQ 45 and Jakarta Islamic Index in Indonesia

menurutnya melihat hukum melalui matanya sendiri dan bukan melalui mata para pendahulunya tidak akan membawa kepada pola yang secara dominan merupakan penolakan dari reasoning

Bowlegs, adalah satu atau dua kaki bengkok keluar pada lutut, kondisi ini normal samapi usia 2-3 tahun.penyebab kondisi congenital, penykit tulang, penatalaksanaan

Sesuai dengan ketentuan pasal 13 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 (“Peraturan OJK”) , maka Panggilan Rapat akan diumumkan dalam 1 (satu)

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana persepsi kepala sekolah tentang kompetensi profesional guru PAI di SMPN Kecamatan Pallangga?dan 2)

AKOMODASI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MAHASISWA (Studi Kasus Akomodasi Komunikasi Antar Budaya pada Mahasiswa Aceh dan Nusa Tenggara Timur Program Pendidikan Profesi

Pengukuran produktivitas menjadi suatu alat penting untuk menilai kenerja seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar menjadi bahan pertimbangan bagi pihak