• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA SIRIP 2 DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK ANTARA SIRIP BERCELAH DENGAN SIRIP UTUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA SIRIP 2 DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK ANTARA SIRIP BERCELAH DENGAN SIRIP UTUH"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i. PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA SIRIP 2 DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK ANTARA SIRIP BERCELAH DENGAN SIRIP UTUH TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin. Disusun oleh: ANTONIUS ADITYA PANJU ARIANSURYA NIM : 075214040. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii. UNSTEADY STATE HEAT TRANSFER FOR TWODIMENSIONAL FIN FINAL ASSIGNMENT Presented as partial fulfillment of the requirement as to obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering. By :. ANTONIUS ADITYA PANJU ARIANSURYA Student Number : 075214040. MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2012 ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.. Yogyakarta, 30 Juli 2012. Antonius Aditya Panju Ariansurya. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi. HALAMAN PERSEMBAHAN. Dipersembahkan kepada:. 1. Tuhan Yesus Kristus. 2. Bapak Drs. Andreas Waluyo beserta Ibu Dra. Florentina Suwardaniyah selaku orangtua beserta kedua adiku, Maria Maya Oktariza dan Felix Budi Satria Jati. Atas support materi dan dukunganya. 3. Keluarga besar Y. Djakiman Broto Susastro dan Amad Dasuki. 4. Theodora Adeline Lupita Ratri atas cinta, kasih sayang, support dan kesabaran yang selalu mendukung dan membantu. 5. Laptop dan komputer yang telah rela digilir dan bekerja nonstop membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini. 6. Teman-temanku, modem dengan koneksi internetnya, dan banyak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii. INTISARI. Sirip (fin) digunakan untuk memperluas permukaan pada alat pendingin. Penggunaan sirip tidak hanya dibidang otomotif saja (misalnya sirip pada motor bakar). Sirip juga digunakan pada komputer untuk mendinginkan komponen yang ada didalamnya. Banyak penelitian mengenai sirip, tujuanya adalah mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang maksimal berupa perpindahan panas, efisiensi dan efektivitas dari penggunaan. sirip. Penelitian ini bertujuan untuk. membandingkan dua bentuk sirip 2D berbahan aluminium murni terhadap laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu ke waktu pada keadaan tak tunak. Dari tujuan diatas, penelitian memberikan hasil : besarnya laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu kewaktu dipengaruhi oleh luas permukaan sirip. Nilai tertinggi laju aliran kalor, efisiensi dan efektifitas yang dilepas sirip diperoleh dari sirip yang luas permukaannya lebih lebar, yaitu sirip utuh.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Antonius Aditya Panju Ariansurya. Nomor mahasiswa. : 075214040. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul:. PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA SIRIP 2 DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK ANTARA SIRIP BERCELAH DENGAN SIRIP UTUH Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan seksama.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 2012 Yang menyatakan. Antonius Aditya Panju Ariansurya. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul: PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS,. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA SIRIP 2 DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK ANTARA SIRIP BERCELAH DENGAN SIRIP UTUH Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Ir. P.K. Purwadi, M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak R. Benedictus Dwiseno Wihadi, selaku dosen pembimbing Akademik. 4. Bapak Ir. P.K. Purwadi, M.T., selaku pembimbing Tugas Akhir ini. 5. Dosen-dosen program studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, atas ilmu pengetahuan dan bimbingannya kepada penulis semasa kuliah .. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x. 6. Semua pihak yang telah membantu penulis sampai dengan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis tulis diatas. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu teknik.. Yogyakarta, 30 Juli 2012 Penulis. Antonius Aditya Panju Ariansurya. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i. TITLE PAGE ................................................................................................ ii. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii. HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v. HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi. INTISARI ................................................................................................... vii. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................... viii. KATA PENGANTAR .................................................................................. ix. DAFTAR ISI ................................................................................................ xi. DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1. 1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1. 1.2. Batasan Masalah ......................................................................... 2. 1.3. Asumsi ........................................................................................ 4. 1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4. 1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5. BAB II DASAR TEORI .............................................................................. 6. 2.1. Perpindahan Kalor........................................................................ xi. 6.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii. 2.2. Perpindahan Kalor konduksi ........................................................ 6. 2.3. Konduksi Termal.......................................................................... 8. 2.4. Perpindahan Kalor Konveksi ........................................................ 10. 2.4.1 Konveksi Alamiah ............................................................. 11. 2.4.2 Konveksi Paksa ................................................................. 11. 2.5 Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi ........................................ 12. 2.6 Efisiensi dan Efektivitas sirip...................................................... .. .. 12. 2.7 Bilangan Nusselt (Nu)...................................................................... 14. 2.7.1 Bilangan Reynold (Re) ..................................................... .. 15. 2.7.2 Bilangan Prandtl (Pr) .......................................................... .. 16. 2.7.3 Bilangan Rayleigh (Ra) ........................................................ 16. 2.7.4 Bilangan Grashoff (Gr) ........................................................ 17. 2.8 Hubungan Nu, Re, dan Pr............................................................... 18. 2.9 Aliran Laminar Rata-rata pada Konveksi Paksa ............................ 19. 2.10 Aliran di atas Plat Rata pada Konveksi Paksa ............................... 22. 2.10.1 Aliran di atas Plat Vertikal pada Konveksi Alami ............. 22. BAB III PERSAMAAN NUMERIK TIAP VOLUME KONTROL .......... 24. 3.1. Kesetimbangan Energi Keadaan Tak Tunak ................................. 24. 3.2. Persamaan Numerik tiap node dari waktu ke waktu ...................... 25. BAB IV METODE PENELITIAN................................................ ............... 37. 4.1. Metode Peneltian.......................................................................... 37. 4.2. Pengumpulan Data ....................................................................... 37. 4.3 Instrumen Penelitian .................................................................... 38. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii. 4.3.1 Benda Uji dan Bahan ............................................................. 38. 4.3.2 Peralatan Pendukung .............................................................. 38. 4.4 Definisi Operasional ........................................................................ 39. 4.5 Cara Pengolahan Data dan Kesimpulan ......................................... 39. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 41. 5.1. Hasil Perhitungan dan Pembahasan Perpindahan Kalor ................ 41. 5.2. Hasil perhitungan dan Pembahasan Efisiensi (%) ………………. 45. 5.3. Hasil Perhitungan dan Pembahasan Efektivitas …………………. 49. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 54. 6.1 Kesimpulan....................................................................................... 54. 6.2 Saran ................................................................................................ 55. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 56. LAMPIRAN ............................................................................................ 57. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv. DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Nilai konduktivitas termal beberapa bahan ............................... 9. Tabel 2.2. Nilai koefisien perpindahan kalor konveksi .............................. 13. Tabel 2.3. Persamaan untuk aliran yang melewati plat rata ........................ 20. Tabel 2.4. Aliran yang melewati silinder penampang lingkaran dan tidak lingkaran .................................................................................. 21. Tabel 2.5. Nilai C dan m untuk aliran laminer ............................................. 23. Tabel 4.1. Sifat bahan yang digunakan dalam penelitian ............................. 38. Tabel 5.1. Perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh ........................................................ Tabel 5.2. Perbandingan efisiensi sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh ......................................................... Tabel 5.3. 43. 47. Perbandingan efektivitas sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh ......................................................... xiv. 51.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1.a. Sirip bercelah ..................................................................... 3. Gambar 1.1.b. Sirip tak bercelah ................................................................ 3. Gambar 2.1. Skema perpindahan kalor konduksi..................................... 7. Gambar 2.2. Skema perpindahan kalor konveksi...................................... 10. Gambar 2.3. Perpindahan kalor secara konveksi ..................................... 14. Gambar 2.4. Perpindahan kalor secara konduksi .................................... 14. Gambar 2.5. Skema Perpindahan kalor konveksi pada plat rata .............. 18. Gambar 2.6. Berbagai daerah aliran lapisan batas di atas plat rata ........... 22. Gambar 3.1. Kesetimbangan energi dalam volume kontrol ..................... 24. Gambar 3.2.a. Setengah bagian sirip bercelah ........................................... 26. Gambar 3.2.b. Setengah bagian sirip tak bercelah ..................................... 27. Gambar 3.3. Volume kontrol pada bagian tepi sirip ................................ 28. Gambar 3.4. Volume kontrol pada bagian pojok sirip ............................. 31. Gambar 3.5. Volume kontrol pada bagian tengah sirip ........................... 33. Gambar 5.1.a. Grafik perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh, 60 detik pertama ... Gambar 5.1.b. Grafik perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh keadaan tunak ......... Gambar 5.2.a. 42. Grafik perbandingan efisiensi sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh, 60 detik pertama ............... Gambar 5.2.b. 41. 45. Grafik perbandingan efisiensi sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh keadaan tunak .................. xv. 46.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvi. Gambar 5.3.a. Grafik perbandingan efektivitas sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh, 60 detik pertama ............... Gambar 5.3.b. 49. Grafik perbandingan efektivitas sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh keadaan tunak ................... xvi. 50.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Saat ini banyak kasus aplikasi di bidang teknik memerlukan komponen-. komponen perpindahan kalor dengan unjuk kerja tinggi. Pada umumnya aplikasi yang sering dijumpai untuk mendapatkan peningkatan laju aliran kalor adalah penggunaan permukaan yang menonjol (extended surface) dalam bentuk sirip. Sebagai contoh penggunaan sirip, misalnya untuk proses pendinginan silinder pada motor pembakaran dalam, pendinginan silinder kompresor, pendinginan peralatan elektrikal seperti transformator, komputer dan lain sebagainya. Permukaan yang menonjol dalam bentuk sirip ini juga digunakan secara luas dalam alat penukar kalor (heat exchangers), untuk memperbesar luas permukaan perpindahan kalor, sehingga daya guna alat tersebut dapat meningkat. Proses pembakaran bahan bakar yang berlangsung terus-menerus dalam mesin mengakibatkan temperatur mesin dalam kondisi yang sangat tinggi. Temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal. Fungsi sirip (fin) secara umum adalah untuk memperluas permukaan benda, agar laju perpindahan panas dapat diperbesar, sehingga dapat mempercepat proses pendinginan. Misalnya pemasangan sirip pada motor bakar. Silinder motor. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. bakar yang dipasangi sirip akan terhindar dari “piston mengunci” yang diakibatkan karena panas berlebih (overheat) (PK Purwadi, 2008). Sebagai penulis, saya ingin menunjukkan bahwa sirip sangatlah penting dan banyak sekali dipergunakan dalam proses laju aliran perpindahan kalor diberbagai peralatan yang sering kita gunakan sehari-hari. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh karakteristik sirip 2D pada keadaan tak tunak.. 1.2. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah akan dilakukan perbandingan. terhadap laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip antara sirip bercelah (Gambar 1.1a) dengan sirip tidak bercelah / utuh (Gambar 1.1.b) pada keadaan tak tunak. Benda uji (sirip) mula-mula mempunyai suhu seragam sebesar  , suhu. udara disekitar sirip sebesar  , dengan nilai h (koefisien perpindahan kalor konveksi) tertentu dan bersifat tetap serta merata. Kemudian dasar sirip dikondisikan tetap dan merata pada suhu  . Persoalannya adalah menghitung besarnya laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu ke waktu..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Gambar 1.1.a Sirip bercelah. Gambar 1.1.b Sirip tak bercelah.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. 1.3. Asumsi Beberapa asumsi yang diberlakukan dalam penelitian ini adalah: a) Nilai koefisien perpindahan kalor konveksi h di sekitar sirip bersifat tetap dan merata. b) Massa jenis bahan sirip ρ, kalor jenis bahan sirip  bersifat tetap dan merata. c) Konduktivitas termal bahan k (koefisien perpindahan kalor koduksi) bersifat tetap dan merata. d) Perpindahan. panas. secara. radiasi. diabaikan,. karena. dianggap. pengaruhnya kecil. e) Suhu fluida  disekitar sirip diasumsikan tetap dan merata. f) Tidak ada pembangkitan energi  didalam sirip. g) Penyelesaian penelitian ini dilakukan simulasi komputasi dengan mempergunakan metode “beda hingga cara eksplisit“.. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: a) Menghitung distribusi suhu, laju aliran kalor, efisiensi dan efektivitas sirip pada keadaan tak tunak. b) Mengetahui perbandingan laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip tak bercelah..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah: a) Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang perhitungan laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip 2D pada keadaan tak tunak untuk sirip berbentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.a dan Gambar 1.1.b. b) Penelitian ini dapat membantu dalam merancang sirip dan pemilihan bahan sirip dengan mempertimbangkan laju aliran kalor, efisiensi dan efektivitas pada sirip. c) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi para peneliti lain untuk mengembangkan penelitian dengan bentuk penampang sirip yang berbeda. d) Pada aplikasi langsung pembuatan sirip motor bakar, dengan adanya penelitian ini diharapkan dalam merancang sirip, engineer selalu mempertimbangkan pengaruh luas penampang sirip, jenis bahan sirip, dan faktor kecepatan fluida dalam perancangan suatu sistem pendingin motor bakar..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. BAB II DASAR TEORI. 2.1 Perpindahan Kalor Kalor didefinisikan sebagai bentuk energi yang dapat berpindah antara dua sistem atau sistem dengan lingkungannya karena perbedaan temperatur. Transformasi energi panas dari sistem bertemperatur tinggi ke sistem bertemperatur lebih rendah disebut perpindahan kalor. Ilmu perpindahan panas tidak hanya memaparkan transfer energi panas dari benda satu ke benda lainnya, tetapi bisa digunakan untuk merencanakan atau meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu (J.P.Holman, 1995). Pada dasarnya terdapat tiga macam perpindahan panas (Heat transfer), yaitu perpindahan panas secara konduksi, perpindahan panas secara konveksi dan perpindahan panas secara radiasi (J.P.Holman, 1995). Dalam penelitian ini perpindahan panas secara radiasi diabaikan, karena hasil yang diperoleh tidak maksimal.. 2.2 Perpindahan Kalor Konduksi Perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan kalor antar molekul dalam suatu zat. Proses konduksi terjadi pada benda padat, benda cair, maupun gas jika terjadi kontak secara langsung. Dicontohkan pada aliran panas dari dinding silinder merambat menuju sirip - sirip silinder. Semakin luas permukaan silinder, semakin cepat pula transfer panas yang dialirkan dan dibuang ke udara. Terdapat empat hal penting dalam perpindahan kalor konduksi, yaitu konduktivitas kalor,. 6.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. konduktansi kalor, resistivitas kalor dan resistansi kalor (Rafael Falcon, FT UI, 2008). Konduktansi panas (k) adalah perhitungan kapasitas dari perpindahan panas materi dalam menghantarkan panas. Persamaan konduktansi panas adalah  . . . ,. , dengan. . adalah laju perpindahan kalor dengan satuan Watt, dx adalah. tebal benda dengan satuan meter, A adalah luas permukaan benda yang tegak lurus arah perpindahan kalor, dT adalah beda perpindahan temperatur. Resistivitas kalor (r) dan resistansi kalor (R) adalah kebalikan dari konduktivitas panas (k) dan konduktansi panas (K).. Gambar 2.1 Skema perpindahan kalor konduksi Persamaan perpindahan kalor konduksi adalah:   .   . .  .    . ...................................................................................................(2.1). dengan : q. : Laju perpindahan kalor konduksi (Watt).

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. A : Luas permukaan benda yang tegak lurus arah perpindahan kalor ( m2) k. : Konduktivitas termal bahan (Thermal conductivity) (. ). : Perbedaan suhu (℃ dx : Tebal benda (m) Tanda minus digunakan untuk memenuhi hukum kedua termodinamika, yaitu kalor akan mengalir ketempat yang lebih rendah dalam skala suhu. Persamaan (2.1) disebut hukum Fourier tentang konduksi kalor.. 2.3 Konduksi Termal Konduktivitas termal (k) merupakan perhitungan kapasitas hantar panas suatu bahan, atau bisa juga dikatakan konduktivitas adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa cepat bahan itu menghantarkan panas konduksi. . Persamaan konduktivitas kalor (k) adalah   .   . Nilai konduktivitas termal suatu bahan dapat diukur berdasarkan hukum Fourier. Nilai konduktivitas termal bahan dapat dilihat dalam Tabel 2.1, untuk memperlihatkan urutan besaran yang mungkin didapatkan dalam praktek. Pada umumnya konduktivitas termal bahan sangat tergantung pada suhu dan struktur atomik bahan..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Tabel 2.1 Nilai konduktivitas termal beberapa bahan (J.P.Holman, Sixth Edition hal 8) Bahan Logam : Perak (murni) Tembaga (murni) Alumunium (murni) Nikel (murni) Besi (murni) Baja karbon 1% Timbal (murni) Baja krom-nikel (18% Cr, 8% Ni) Bukan logam : Kuarsa (sejajar sumbu) Magnesit Marmer Batu pasir Kaca jendela Wol kaca Zat cair Air raksa Air Amoniak Minyak pelumas SAE 50 Freon 12 Gas Hidrogen Helium Udara Uap air (jenuh).  . ℃.  . .! ". 410 385 202 93 73 43 34. 237 223 117 54 42 25 20,3. 16,3. 9,4. 41,6 4,15 2,08-2,94 1,83 0,78 0,038. 24 2,4 1,2-1,7 1,06 0,45 0,02. 8,21 0,556 0,54 0,147 0,073. 4,74 0,327 0,312 0,085 0,042. 0,175 0,141 0,024 0,0206. 0,101 0,081 0.0139 0,119. Nilai k semakin besar artinya kalor dapat mengalir dengan mudah dan cepat. Bahan logam, umumnya memiliki nilai konduktivitas termal yang lebih baik dibandingkan dengan bahan yang bukan logam..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 2.4 Perpindahan kalor konveksi Perpindahan kalor konveksi adalah proses transfer panas cairan atau gas (fluida) yang suhunya lebih tinggi mengalir ke permukaan benda yang suhunya lebih rendah. Fluida mengalir melalui permukaan benda yang suhunya berbeda, energi panas akan mengalir diantara permukaan benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Laju aliranya tergantung pada sifat fisik fluida dan macam aliran fluida (J.P.Holman, 1995). Dengan kata lain, perpindahan kalor konveksi adalah perpindahan aliran panas melalui molekul– molekul. Contoh, pada waktu kita merebus air, air panas yang dibawah naik ke atas. Contoh aplikasi pada motor, pada radiator.. Gambar 2.2 Skema perpindahan kalor konveksi Persamaan Perpindahan kalor konveksi adalah: q = h.A.( - ). .................................................................................................(2.2). dengan : q. : Laju perpindahan kalor konveksi (Watt). A : Luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida (m2).

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. h. : Koefisien Perpindahan kalor konveksi dengan satuan (. ). : Suhu permukaan benda (℃ : Suhu fluida (℃ Perpindahan kalor konveksi terjadi jika ada medium yang bergerak, misalnya fluida (udara, air, gas). Perpindahan kalor konveksi dibedakan menjadi 2 yaitu: konveksi alami dan konveksi paksa. Persamaan (2.2) disebut hukum Newton tentang konveksi kalor. 2.4.1 Konveksi alamiah Perpindahan kalor konveksi alamiah adalah perpindahan panas karena beda suhu dan beda kerapatan fluida, tidak ada energi luar yang mendorongnya. Perbedaan suhu antara permukaan benda padat dengan fluida mengakibatkan panas mengalir. Permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida mengalami perubahan kerapatan, perubahan kerapatan mengakibatkan fluida yang lebih berat mengalir ke bawah, dan fluida yang lebih ringan akan mengalir ke atas. Arus konveksi bebas dan arus konveksi paksa berfungsi mentransferkan energi panas yang tersimpan dalam fluida. Perbedaannya adalah intensitas gerakan pencampurannya, konveksi bebas umumnya memiliki nilai koefisien perpindahan kalor konveksi lebih kecil dibandingkan konveksi paksa. 2.4.2 Konveksi paksa Perpindahan kalor konveksi paksa adalah perpindahan panas yang terjadi karena adanya beda suhu, aliran fluida disebabkan karena energi luar yang mendorongnya; yang berasal dari pompa, kipas (fan)..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2.5 Koefisien perpindahan kalor konveksi Koefisien perpindahan kalor konveksi (h) bervariasi terhadap: jenis aliran (laminer dan turbulen), bentuk ukuran benda dan area yang dialiri fluida, sifatsifat dari fluida, suhu rata-rata dan posisi sepanjang permukaan benda. Selain pengaruh diatas, nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (h) juga dipengaruhi mekanisme perpindahan panas dengan konveksi paksa (gerakan fluida karena bantuan pompa atau kipas), atau dengan konveksi bebas. Pada Tabel 2.2 disajikan nilai Koefisien perpindahan kalor konveksi (h) dengan kondisi yang berbeda. 2.6 Efisiensi dan Efektivitas sirip Efisiensi sirip (η) adalah perbandingan antara kalor sesungguhnya yang dilepas sirip, dengan kalor ideal yang dilepas sirip. Efektivitas sirip (ε) adalah perbandingan antara kalor sesungguhnya yang dilepas sirip, dengan kalor yang dilepas sirip jika tidak bersirip. E$isiensi sirip η.  ,-./,0  123,0. Efektivitas sirip ε. 89 ∑ 5.1,7 .1,7 : .  ,-./,0. 5.;: .<89 : .  .,8B, ;1C1B. ................................................(2.3). 89 ∑ 5.1,7 .1,7 : . 5.,< .<89 : . .......................................(2.4). dengan:  DEFGDH.   IDH.  FDJD KL. ,M. : Kalor. sesungguhnya yang dilepas sirip (Watt). : Kalor. ideal yang dilepas sirip (Watt). : Kalor. yang dilepas sirip jika tidak bersirip (Watt). : Luas. permukaan volume kontrol pada posisi i,j yang bersentuhan. dengan fluida (NO ).

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. K. D. JPQ. JPQ ,M. : Luas. permukaan sirip (NO ). : Luas. dasar sirip (NO ). : Suhu. dasar sirip saat n+1 (℃). : Suhu. volume kontrol diposisi i,j saat n+1 (℃). Tabel 2.2 Nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (J.P.Holman, Sixth Edition hal 13)  R . ℃.  .  R . ". Plat vertikal (tinggi 0,3 m) atau (1 ft di udara).. 4,5. 0,79. Silinder horizontal (diameter 5 cm) di udara.. 6,5. 1,14. 890. 157. 12. 2,1. 75. 13,2. 65. 11,4. 3500. 616. 180. 32. Dalam kolam atau bejana.. 2500-35000. 440-6200. Mengalir dalam pipa.. 5000-100000. 880-17600. Muka vertikal.. 4000-11300. 700-200. Diluar tabung horizontal.. 9500-25000. 1700-4400. Modulus Konveksi bebas, dT= 30 ℃. Silinder horizontal ( diameter 2 cm ) di air. Konveksi paksa. Aliran udara 2 m/s di atas plat bujur sangkar 0,2 m.. Aliran udara 35 m/s di atas plat bujur sangkar 0,75 m. Udara 2 atm mengalir di dalam tabung (diameter 2,5 cm), kecepatan 10 m/s. Air 0,5 kg/s dalam tabung 2,5 cm. Aliran Udara mengalir didalam tabung (diameter 5 cm), kecepatan 50 m/s. Air mendidih. Pengembunan uap air, 1atm.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 2.7 Bilangan Nusselt (Nu) Bilangan Nusselt merupakan rasio perpindahan panas konveksi dengan perpindahan panas konduksi pada kondisi yang sama. Artinya, pada suatu titik (misalnya: n) pada permukaan benda yang tipis, terjadi perpindahan panas secara konveksi dan konduksi. Besarnya kalor yang dilepaskan benda secara konveksi sama dengan besarnya kalor yang dilepaskan benda secara konduksi. Pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 diperlihatkan perpindahan panas secara konveksi dan konduksi tersebut.. Gambar 2.3 Perpindahan kalor secara konveksi STJUISK V. . W ..........................................................................................(2.5). Gambar 2.4 Perpindahan kalor secara konduksi . STJ GSK  . .  . ..................................................................................(2.6). Perbandingan persamaan (2.5) dengan persamaan (2.6) disebut bilangan Nusselt. XY. STJUISK V. . W. STJ GSK . . W  WZ. XY [\8]3[;1. [\82/[;1. 5.  S. .........................................................................................(2.7).

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. dengan : : Bilangan Nusselt k. : Koefisien perpindahan panas kondukksi fluida (. h. : Koefisien perpindahan kalor konveksi (. dx. : Panjang karakteristik (m). ) ). 2.7.1 Bilangan Reynold (Re) Bilangan Reynold (Re) merupakan rasio antara gaya inersia ( ) dengan gaya viscous ( ). Bilangan Reynold (Re) menggabungkan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.. .............................................................................................................(2.8) dengan : : Bilangan Reynold V. : Kecepan fluida yang mengalir (. ). L. : Panjang benda yang sejajar aliran fluida (m). ρ. : Kerapatan (densitas fluida) (. µ. : Viskositas absolut fluida dinamis (. ν. : Viskositas kinematik fluida (. ) ) ), satuan (. Nilai ρ, μ, v tergantung jenis fluida (lampiran).. ).

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 2.7.2 Bilangan Prandtl (Pr) Bilangan Prandtl merupakan rasio antara difusifitas momentum (kinematic viscosity, ν ) dengan difusifitas panas (. ).. ...........................................................................................................(2.9) dengan : Pr. : Bilangan Prandtl. μ. : Viskositas absolute fluida dinamis ( ) : Kalor jenis fluida (. k. : Koefisien. ). perpindahan panas konduksi fluida (. ). 2.7.3 Bilangan Rayleigh (Ra) Bilangan Rayleigh adalah bilangan tak berdimensi yang terkait dengan aliran konveksi bebas atau konveksi natural. Bilangan Rayleigh digunakan untuk menentukan jenis aliran laminar atau turbulen pada aliran konveksi bebas. ....................................................................................(2.10).

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. dengan : : Bilangan Rayleigh pada arah x. : Kecepatan gravitasi `Na O b. g. : Koefisien termal ekspansi `N 2 b a. ß. ß = ( 1/ Tf ), Te . T∞. f∞ Pfg O. . : Temperatur fluida (K) : Temperatur permukaan benda (K : Temperatur pada suhu film (K. x. : Panjang karakteristik (m). α. : Thermal diffucity, `N 2 b a. O : Viskositas kinematik fluida, `N ab. ν. 2.7.4 Bilangan Grashoff (Gr) Bilangan Grashoff adalah bilangan tak berdimensi yang terkait dengan aliran konveksi bebas atau konveksi natural. Grj. k.ß.fg fl  m. . xn ..................................................................................................(2.11). dengan : : Bilangan Grashoff pada arah x. g. : Kecepatan gravitasi `N 2b a. ß. : Koefisien termal ekspansi ( ß = ( 1/ Tf ), Te . f∞ Pfg O. . ).

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. T∞. : Temperatur fluida (K) : Temperatur permukaan benda (K : Temperatur pada suhu film (K. x. : Panjang karakteristik (m). ν. : Viskositas kinematik fluida ( ). 2.8. Hubungan Bilangan Nusselt (Nu), Reynold (Re), Prandtl Number (Pr) Nilai Re, dan Pr mempengaruhi besar nilai h (koefisien perpindahan kalor. konduksi).. Gambar 2.5 Skema perpindahan kalor konveksi pada plat rata. Pada Gambar (2.5) temperatur fluida rata-rata Te . f∞ Pfg O.  dari nilai Te bisa. didapatkan nilai (ρ, μ, v, k, Pr) fluida yang bekerja. Berdasarkan persamaan (2.6) nilai Re bisa diketahui, sehingga persamaan Nu (bilangan Nusselt) bisa diketahui berdasarkan jenis alirannya. Pada Tabel 2.3 bisa didapatkan persamaan Nu berdasarkan jenis aliranya pada plat rata, dan pada Tabel 2.4 bisa diketahui persamaan Nu berdasarkan penampang benda yang dilalui fluida..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2.9. Aliran laminar rata-rata pada konveksi paksa Pada Tabel 2-3 persamaan untuk aliran laminar rata-rata adalah : .........................................................................................(2.12). 5.  S. 0,664. rs . Q Q O . tu n. V  S .0,664. rs. .....................................................................................(2.13). Q Q O . tu n. ........................................................................................(2.14). dengan : h. ). : Koefisien perpindahan panas konveksi fluida (. dx : Panjang karakteristik (m). k. : Koefisien perpindahan panas konduksi fluida (. V. : Kecepatan fluida yang mengalir (. L. : Panjang benda yang sejajar aliran fluida (m). ν. : Viskositas kinematik fluida (. ). ). ), satuan (. ). Pr : Bilangan Prandtl (Bilangan tidak berdimensi). Pada persamaan 2.14, besarnya nilai h (Koefisien perpindahan panas konveksi fluida) sebanding dengan besarnya nilai k (Koefisien perpindahan panas konduksi fluida). Artinya semakin besar nilai k, nilai h juga semakin besar. Tetapi nilai h berbanding terbalik dengan nilai L. Jadi, nilai h suatu fluida dipengaruhi oleh nilai k, Re, Pr, dan L..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Tabel 2.3 Persamaan untuk aliran yang melewati plat rata (J.P.Holman, Sixth Edition Tabel 5.2) Aliran Laminar lokal. Laminar lokal. Batas / syarat T∞ = konstan;. Persamaan v.j. Re | 5.10 ;. w. 0,6 < Pr < 50. T∞ = konstan; Re | 5.10 ;. 0,332. ReQ/O . PrQ/n v.j w. Pr < 100.. Laminar lokal Laminar lokal Laminar rata-rata. q∞ = konstan; Re | 5.10 ; 0,6 < Pr < 50. q∞ = konstan;. v.j w. w. v.j w. Re | 5.10 .. T∞ = konstan; Laminar lokal. Laminar lokal. Turbulen lokal Turbulen lokal Turbulen lokal Laminar-Turbulen rata-rata. Pr<1 (logam cair). T∞ = konstan; Mulai pada x=x0; Re | 5.10 ;. 0,6 < Pr < 50. T∞ = konstan; 5.10 | Re | 5.10 . T∞ = konstan; 5.10 | Re | 5.10™ . q∞ = konstan; 5.10 | Re | 5.10 . T∞ = konstan; Re | 5.10 ; . rsSLF 5.10 .. v.j w. †QP`.  ‡,‡ˆ‰Š   b  ˆ ‹Œ. €,Žn.‚/ .ƒ„/ †QP`. ‡,‡‡‘ / /ˆ b  ‹Œ. 0,664. ReQ/O . PrQ/n. v.j w. Re | 5.10 ;. €,nnO.‚/ .ƒ„/ . 0,435. ReQ/O . PrQ/n. v.j. Re | 5.10 ;. 0,564. Re. PrQ/n. . . . € ˆ. 0,332. Re . Pr . 1  `  b Q/n St, Pr O/n 0,0296. Re€,O St, Pr O/n 0,185. logReO,˜Ž v.j w. 1,04. . v.š› w. Tw konstan. St, PrO/n 0,037. Re€,O   850. ReO  Q h. x. Pr n 0,037. Re€,˜   850 k.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Tabel 2.4 Aliran yang melewati silinder penampang lingkaran dan tidak lingkaran (Cengel, Tabel 7-1) Penampang silinder. Fluida. Batas. Lingkaran 0,4 - 4 4 - 40 Gas atau Cair. 40  4.10n. 4.10n  4.10Ž. 4.10Ž  4.10. Segiempat Gas. 5.10n  1.10. Gas. 5.10n  1.10. Gas. 5.10n  1.10. Bilangan Nusselt. h. D. 0,989. Re€,nn€ . PrQ/n k h. D. 0,911. Re€,n˜ . PrQ/n k h. D. 0,683. Re€,Ž . PrQ/n k h. D. 0,193. Re€,Q˜ . PrQ/n k h. D. 0,027. Re€,˜€ . PrQ/n k h. D. 0,102. Re€, . PrQ/n k. Segiempat diputar 45T v.  w. 0,246. Re€,˜˜ . PrQ/n. Segienam. Segienam diputar 45T. v.  w. 0,153. Re€,n˜ . PrQ/n. 5.10n  19,5.10n. h. D. 0,160. Re€,n˜ . PrQ/n k. 19,5.10n  1.10. h. D. 0,0386. Re€,˜O . PrQ/n k. Gas. Plat vertikal. Gas. 4.10n  15.10Ž. v. . 0,228. Re€,nQ . PrQ/n. Gas. 2,5.10n  15.10Ž. v. . 0,248. Re€,Qn . PrQ/n. w. Elips w.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 2.10. Aliran di atas plat rata pada Konveksi Paksa Pengelompokan aliran yang mengalir di atas plat diketahui dari bilangan. Reynolds, Re. ¡ ¢ £ ¤. ¢.¤ U. Gambar 2.6 Berbagai daerah aliran lapisan batas di atas plat rata Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen terjadi bila Re > 5.105, untuk aliran sepanjang plat rata, lapisan batas selalu turbulen untuk Re ≥ 4. 106 dan untuk mengetahui jenis aliran fluida dapat dilihat pada Tabel (2.3).. 2.10 .1 Aliran di atas plat atau silinder vertikal pada Konveksi Alami Koefisien perpindahan kalor konveksi bebas rata-rata untuk berbagai situasi dinyatakan dalam bentuk : XY ¥. ¦u . tu §. 5. . ...............................................................................(2.15). S. dengan : Nue. : Bilangan Nusselt. C, m. : Konstanta perpindahan kalor konveksi bebas. Gre. : Bilangan Grashoff. Pre. : Bilangan Prandtl pada suhu film. pada suhu film. pada suhu film.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. f menunjukkan bahwa sifat-sifat untuk gugus tak berdimensi dievaluasi pada suhu .........................................................................................2.16). film : dengan : Tw Ts. : Suhu fluida kerja (℃. : Suhu permukaan benda (℃. Bilangan Rayleigh (Ra) = Hasil perkalian Gr.Pr .........................................(2.17). dengan : Ra. : Bilangan Rayleigh. Gr. : Bilangan Grashoff. Pr. : Bilangan Prandtl. Nilai C dan m untuk aliran laminer bisa dilihat pada tabel berikut:. Tabel 2.5 Nilai C dan m untuk aliran laminer Jenis aliran Laminar. Ra=Gr.Pr 10Ž  10™ 10™  10Qn. C 0,59 0,10. m 1/4 1/3.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. BAB III. PERSAMAAN NUMERIK TIAP VOLUME KONTROL. 3.1 Kesetimbangan Energi Keadaan Tak Tunak Kesetimbangan energi keadaan tak tunak yaitu, jumlah energi yang masuk atau yang keluar pada volume kontrol selalu tidak tetap/ berubah-ubah terhadap waktu. Kesetimbangan Energi persatuan waktu pada volume kontrol (ruang yang dibatasi control surface dimana energi dan materi dapat lewat) dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: ­J ® ­¯  ­TGF ­KF .....................................................................................(3.1). Dengan: ­J. = Energi yang masuk volume kontrol persatuan waktu (Watt).. ­¯. = Energi yang dibangkitkan volume kontrol persatuan waktu (Watt).. ­KF. = Energi yang tersimpan di dalam volume kontrol persatuan waktu (Watt).. ­TGF = Energi yang keluar volume kontrol persatuan waktu (Watt).. Gambar 3.1 Kesetimbangan energi dalam volume kontrol. 24.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Berdasarkan persamaan kesetimbangan Energi pada keadaan tak tunak, maka persamaan kesetimbangan energi dalam volume kontrol sebagai berikut: ∑² ±³Q q ± ρ. cµ . V. . f¸9 f¸ · · š¹. ) ............................................................................(3.2). Dengan : ∑§ ³Q  = Jumlah kalor yang masuk dalam volume kontrol. ρ. = Massa jenis bahan sirip (kgmn). ¥. = Kalor jenis bahan sirip ( º»¼. ℃ ). V. = Volume kontrol (Nn ). n. = Menunjukan waktu.. dt. = Selang waktu (detik). 3.2 Persamaan Numerik tiap node dari waktu ke waktu Sirip yang akan di analisis berbentuk seperti pada Gambar 1.1a dan Gambar 1.1.b, masing-masing dibagi menjadi 2 bagian bagian sama besar. Kemudian penampang tersebut masing-masing dibagi menjadi 175 dan 231 volume kontrol (node). Setiap volume kontrol (node) memiliki nilai WZ W½ 0,01 N, dengan. tebal sirip (¾ 1.10n N. Pembagian volume kontrol (node) kedua sirip dapat. dilihat pada Gambar 3.2.a dan Gambar 3.2.b. ..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Gambar 3.2.a Setengah bagian sirip bercelah.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Gambar 3.2.b Setengah bagian sirip tak bercelah/ utuh.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Pada Gambar 3.2.a dan Gambar 3.2.b, dapat dilihat penelitian ini terdapat 4 persamaan yang menjadi pokok dalam perhitungan distribusi suhu pada tiap volume kontrol (node) dari waktu ke waktu. Persamaan tersebut, yaitu: a). Volume kontrol (node) pada suhu dasar sirip.. Volume kontrol dikondisikan tetap sebesar  (Suhu dasar sirip). Volume kontrol tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2.a (sirip bercelah) dengan nomor : 1; 22; 43; 64; 85; 106; 127; 148; 155; 162; 169, dan pada Gambar 3.2.b (sirip tak bercelah/ utuh) dengan nomor : 1; 22; 43; 64; 85; 106; 127; 148; 169; 190; 211. Persamaanya sebagai berikut : ¿ÁÀ ¿ÁPÂ. ¿Ã ................................................................................................(3.3) À. b). Volume kontrol (node) bagian tepi sirip,. Gambar 3.3 Volume kontrol pada bagian tepi sirip.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. •. Sirip bercelah (Gambar 3.2.a) pada nomor : 2-20; 42; 63; 84; 105; 126; 134-146; 154; 161; 168; 175.. •. Sirip tak bercelah/ utuh (Gambar 3.2.b) pada nomor : 2-20; 42; 63; 84; 105; 126; 147; 168; 189; 210; 231.. STJ GSK Q . W½. ¾. Ä .F. b.Ä. STJ GSK n . `. .F. b.Ä. O. . 8 8 1,7Å 1,7. STJ GSK O . `. O. 8 8 1Å,7 1,7. Ç. 8 8 1,79 1,7. Ç. Æ ………………...…………………….(3.4). Æ ……………………….………………(3.5) Æ ……….................................................(3.6). J STJUISK Ž V. W½. ¾. È∞J  ,M É ...........................................................(3.7) . Ç. STJUISK  V.(. O. J ). È∞J  ,M É ...……..................................................(3.8). O. J ). È∞J  ,M É ...……..................................................(3.9). . Ç. STJUISK  V.(. Persamaan numerik volume kontrol keadaan tak tunak :   ∑§ ³Q  Ê. . Ë.  F  ; dx = dy ......................................................................(3.10).  1 ® 2 ® 3 ® 4 ® 5 ® 6 Ê. . `  . W½. ¾. Ä. 8 8 1Å,7 1,7. . 89 8 1,7 1,7 . Ç.F . b Ä Æ ....................(3.11) O F.  8  8 .F . Ä 1,7Å 1,7 Æ ® b O Ç. Æ ® . `. . `.  8  8 .F . Ä 1,79 1,7Æ ® b O Ç. J J É ® V.W½. WZ. È∞J  ,M É = Ê. . ` V. W½. ¾. È∞J  ,M. Kedua ruas dikali. Q S.F. J J  ÈQ,M  ,M É®Ä ¡.E. Ê. . WZ O 1. . W¾ ÌÍ. …………………………………….………………(3.12). 8 8 1,7Å 1,7. J ,M É O.S.F . WZ O . Ä. 89 8 1,7 1,7 . Ç.F b . Ä Æ O F. O. Æ®Ä. 89 8 1,7 1,7. F. 8 8 1,79 1,7. O. Æ®. 5. Ç . È∞J S. 5. J  ,M É ® S.F . WZ O . È∞J . Æ. V. WZ ÎÏ. ………..………………………(3.13).

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. J J  ÈQ,M  ,M É®Ä. 8 8 1,7Å 1,7. O. Æ®Ä. 8 8 1,79 1,7. O. 5. J Æ ® ÎÏ. È∞J  ,M É ® S.F . WZ O . È∞J . Q. J JPQ J ,M É O.ÐT . È,M  ,M É Q. Kedua ruas dikali O.ÐT …………………………………...………………(3.14). J J J J J J  2. ÌÍ. ÈQ,M  ,M  ,M  ,M É ® ÌÍ. È,MQ É ® ÌÍ. È,MPQ É ® 2. ÌÍ. ÎÏ. ÈÑJ  5. J J JPQ J ,M É ® 2. ÌÍ. S.F . WZ O . ÈÑJ  ,M É È,M  ,M É …(3.15) Á Á Á Á  ¿ÁP À,Ò ÓÔÈR. ¿ÀÂ,Ò ® ¿À,Ò ® ¿À,ÒPÂ É ® ¿Ñ ÕR. ÓÔ. ÖÀ ® `. R.ÓÔ.×.ØÙR bÜ ® Ú.Û. R.ÓÔ.×.ØÙR bÜ ………………...………… Ú.Û. ¿ÁÀ,Ò Õ  Ý. ÓÔ  R. ÓÔ. ÖÀ  `. (3.16). Syarat stabilitas : 0 Þ 1  4. ÌÍ  2. ÌÍ. ÎÏ   ` 1 ß 4. ÌÍ ® 2. ÌÍ. ÎÏ  ® ` O.à. . 1 ß ÌÍ Ä4 ® 2ÎÏ ® ` Q. ÌÍ Þ. ĎPOàP`. ã. F.     Þ. Q. Õ4®2ÎÏ®`.  . W¾ Þ `. .á1.2â bÆ .. ã. b.. 2.ÎÏ.WZ bÜ ¾ Q. Õ4®2ÎÏ®`. F. O.ÐT.5.   S.F. O.ÐT.à.  F. b .....................................................(3.17). b .............................................................(3.18). bÆ .........................................................................(3.19). .......................................................................................(3.20) .....................................................................................(3.21). 2.ÎÏ.WZ bÜ ¾. .................................................................................(3.22).

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. c). Volume kontrol (node) bagian pojok sirip, •. Sirip bercelah (Gambar 3.2.a) pada nomor : 21 dan 147.. •. Sirip tak bercelah/ utuh ( Gambar 3.2.b) pada nomor : 21.. Gambar 3.4 Volume kontrol pada bagian pojok sirip. STJ GSK Q . `. Ç.F O. STJUISK O V. `. Ç.F. STJUISK n V. `. .F. O. STJ GSK Ž . `. O. 8 8 1Å,7 1,7. . Æ ...........................................................(3.23). J b . È∞J  ,M É …......................................................(3.24). J b . È∞J  ,M É …......................................................(3.25). .F O. b.Ä. 8 8 1,79 1,7. b.Ä. . Ç. STJUISK  6 V.(. O. Ç. Æ ……………………….……………..(3.26). J ). È∞J  ,M É .................................................(3.27).

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Persamaan numerik pada volume kontrol keadaan tak tunak :   ∑§ ³Q  Ê. . Ë.  F  ; dx = dy ......................................................................(3.28).  1 ® 2 ® 3 ® 4 ® 5 ® 6 Ê. . ä. Ä 8. 8. 1Å,7 1,7 Ç.F b . Ä  Æ ® O.  . `. V. `. Ç.F b . È∞J O. 8 8 1,79 1,7 .F . Ç . b Ä Æ ® V.( O ). È∞J O Ç. . `. Ê. . ä. Ä. 89 8 1,7 1,7. F. 89 8 1,7 1,7. F. Æ ................................(3.29) .F b . È∞J O. J  ,M É®. . Ç ). È∞J O. J  ,M É. J  ,M É ® V. ` J  ,M É ® V.(. Æ Ž. Kedua ruas dikali S.F …………………………………………..…………(3.30) J J  2. ÈQ,M  ,M É®`. `. O.5.  b . È∞J å.F. O.5.  b . È∞J å. J  ,M É. O.5.  b . È∞J S. J  ,M É®`. ¡.E.  . JPQ È,M S. F. Ê. . WZ O 1. . W¾ ÌÍ. ÎÏ. J J J  ,M  ,M É ® 2. È,MPQ É®. J  ,M É. V. WZ. ………………………………..(3.31). J J J J J J  ,M  ,M  2. ÈQ,M É ® 2. ÎÏ. È∞J  ,M É ® 2. ÎÏ. È∞J  ,M É ® 2. È,MPQ É®. `. O.5.  b . È∞J S.F. Q. J JPQ J  ,M  ,M É ÐT È,M É…………………...……………(3.32). Á Á Á  ¿ÁP À,Ò ÓÔÈR. ¿ÀÂ,Ò ® R. ¿À,ÒPÂ É ® ¿À,Ò Ä  Ý. ÓÔ  Ý. ÓÔ. ÖÀ  `. R.ÓÔ.ÖÀ.ØÙ bÆ ® Û. R.ÓÔ.ÖÀ.ØÙ bÆ ..............................................(3.33) Û. ¿ÁÑ ÄÝÓÔ. ÖÀ ® `. Syarat stabilitas : 0 Þ 1  4. ÌÍ  4. ÌÍ. ÎÏ  ` 1 ß 4. ÌÍ ® 4. ÌÍ. ÎÏ ® `. 2.ÌÍ.ÎÏ.WZ b ¾. 2.ÌÍ.ÎÏ.WZ b ¾. ..............................................................(3.34). .....................................................................(3.35).

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 2.ÎÏ.WZ bÆ ¾. 1 ß ÌÍ. Ä4 ® 4. ÎÏ ® ` ÌÍ Þ . ã. F  . Q. Õ4®4.ÎÏ®`. Þ. d). Q. Õ4®4.ÎÏ®`.  . W¾ Þ `. 2.ÎÏ.WZ bÜ ¾. ã. b.. ..........................................................................................(3.37). 2.ÎÏ.WZ bÜ ¾ Q. Õ4®4.ÎÏ®`. ............................................................................(3.36). ......................................................................................(3.38). 2.ÎÏ.WZ bÜ ¾. .................................................................................(3.39). Volume kontrol (node) bagian tengah sirip, •. Sirip bercelah (Gambar 3.2.a) pada nomor : 23-41; 44-62; 65-83; 86-104; 107-125; 128-132; 149-153; 156-160; 163-167; 170-174.. •. Sirip tak bercelah/ utuh (Gambar 3.2.b) pada nomor : 23-41; 44-62; 65-83; 86-104; 107-125; 128-146; 149-167; 170-188; 191-209; 212-230.. Gambar 3.5 Volume kontrol pada bagian tengah sirip.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. æÏ1,ç æÏ,ç Ü WZ. ...................................................................(3.40). æÏ®1,ç æÏ,ç Ü WZ. …………...................................................(3.41).  ÍæWY aÏ n WZ. ¾ Õ. æÏ,ç®1æÏ,ç Ü W½. ..................................................................(3.42).  ÍæWY aÏ Ž WZ. ¾ Õ. æÏ,ç1æÏ,ç Ü W½. ……….......................................................(3.43).  ÍæWY aÏ Q W½. ¾ Õ.  ÍæWY aÏ O W½. ¾ Õ. J STJUISK   V. WZ. W½. ÈÑJ  ,M É ……….................................(3.44). Persamaan numerik pada volume kontrol keadaan tak tunak :   ∑§ ³Q  Ê. . Ë.  F  ; dx = dy ......................................................................(3.45).  1 ® 2 ® 3 ® 4 ® 5 ® 6 Ê. . WZ. W½. ¾. Ä. 89 8 1,7 1,7. F. Æ .................(3.46). æÏ1,ç æÏ,ç æÏ®1,ç æÏ,ç æÏ,ç®1 æÏ,ç æÏ,ç1 æÏ,ç Æ ® W½. ¾ Ä Æ ® WZ. ¾ Ä Æ ® WZ. ¾ Ä Æ® WZ WZ W½ W½.  W½. ¾ Ä. 2. `V. WZ. W½. Èæ∞  æÏ,çÉb Ê. . WZ. W½. ¾. Õ. æ æ®1 Ï,ç Ï,ç Ü W¾. Q. Kedua ruas dikali S.F ………………..........................................................(3.47) J J J J J J J J  ÈQ,M  ,M  ,M  ,M  ,M É ® ÈPQ,M É ® È,MPQ É ® È,MQ É® O.5. J Ä S.F . WZ O . ÈÑJ  ,M ÉÆ. 8  89 1,7 ¡.E WZ O . Ä 1,7 . Æ S F. WZ. V ÎÏ. Ê. . WZ O 1. . W¾ ÌÍ. …………….......................(3.48). J J J J J J J J  ÈQ,M  ,M  ,M  ,M  ,M É ® ÈPQ,M É ® È,MPQ É ® È,MQ É® O.5. Q. J JPQ J  ,M Ä S.F . WZ O . ÈÑJ  ,M ÉÆ ÐT . È,M É. Kedua ruas dikali Fo ……….....................................................................(3.49).

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. J J J J J J J J  ÌÍ. ÈQ,M  ,M  ,M  ,M  ,M É ® ÌÍ. ÈPQ,M É ® ÌÍ. È,MPQ É ® ÌÍ. È,MQ É®. ÌÍ. Ä. O.5 . WZ O . ÈÑJ S.F. J JPQ J  ,M  ,M ÉÆ È,M É...............................(3.50) R.ÓÔ.ÖÀ.ØÙ bÆ Û. Á Á Á Á Á  ¿ÁP À,Ò ÓÔ. È¿ÀÂ,Ò ® ¿ÀPÂ,Ò ® ¿À,ÒP ® ¿À,ÒÂ É ® ¿À,Ò Ä  Ý. ÓÔ  `. ®. R.ÓÔ.ÖÀ.ØÙ b ....................................................................(3.51) Û. ¿ÁÑ `. Syarat stabilitas : 0 Þ 1  4. ÌÍ  `. 2.ÌÍ.ÎÏ.WZ b …………………………..............................................(3.52) ¾. 2.ÌÍ.ÎÏ.WZ b ………………………........................................................(3.53) ¾. 1 ß 4. ÌÍ ® `. 2.ÎÏ.WZ bÆ …………………………........................................................(3.54) ¾. 1 ß ÌÍ Ä4 ® ` ÌÍ Þ `. ã. F  . Õ4®`. bÞ. ՎP`.  . W¾ Þ `. Q. ã. ……………...…………………………............................................(3.55). 2.ÎÏ.WZ bÜ ¾. b.. Q. .á1.2â bÜ .. Q. …………………………............................................................(3.56). 2.ÎÏ.WZ bÜ Õ4®` ¾. ………………………………….............................................(3.57). dengan : J. : adalah suhu volume kontrol ke-i, saat t= n (℃). J ,M. : adalah suhu volume kontrol diposisi i,j, saat t= n (℃). . : adalah suhu fluida disekitar sirip (℃). JPQ : adalah suhu volume kontrol ke-i, saat t= n+1 (℃). JPQ ,M : adalah suhu volume kontrol diposisi i,j, saat t= n+1 (℃). Î. : Bilangan Biot..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. ÌT. W. WÇ. : Bilangan Fourrier. : Jarak antara volume kontrol dalam arah x (m) : Jarak antara volume kontrol dalam arah y (m). WF. : Selang waktu (s). t. : Tebal sirip (m). k. : Koefisien perpindahan panas konduksi ( éN℃ ). h ρ. : Koefisien perpindahan panas konveksi ( éNO ℃ ) : Masa jenis bahan sirip ( »¼N3 ). C. : Kalor jenis bahan ( º»¼O ℃ ). α. O : Difusivitas thermal bahan ( N a ).

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan secara. komputasi, data pada program diperoleh dari penurunan rumus suhu dari waktu ke waktu secara numerik dengan metode beda hingga eksplisit.. 4.2. Pengumpulan Data Setelah program untuk perhitungan distribusi suhu, laju aliran kalor,. efisiensi dan efektivitas dibuat, maka input dari variabel penelitian dimasukkan. Dan dengan menjalankan program, maka akan diperoleh data dari hasil penelitian seperti yang diinginkan. Kemudian data hasil penelitian disimpan dan siap untuk diolah. Langkah perhitungan data untuk variasi bentuk sirip sebagai berikut: 1. Penurunan rumus suhu dari waktu ke waktu secara numerik. 2. Pembuatan program distribusi suhu sirip dari waktu ke waktu secara komputasi. 3. Pembuatan program kalor yang dilepas sirip dari waktu ke waktu secara komputasi. 4. Pembuatan program efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu ke waktu secara komputasi.. 37.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 5. Pembuatan grafik perbandingan terhadap laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas kedua sirip. 6. Nilai sifat bahan sirip (ρ, α, k, Cp) sesuai dengan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan tersebut adalah : alumunium murni.. 4.3. Instrumen Penelitian. 4.3.1 Benda uji (sirip), ukuran dan bahan Bentuk dan gambar benda uji (sirip) dapat dilihat pada Gambar 1.1.a dan Gambar 1.1.b, dengan ukuran 20cm x 20cm x 1mm. Data bahan sirip yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : No. 1. Bahan. Aluminium murni. êë ρ (  í) ì. 2707. î Cp ( êë. ℃). 896. α ( ì ï) í. 8,418x10. -5. k ( ðì℃). 204. Tabel 4.1 Sifat bahan yang digunakan dalam penelitian. 4.3.2 Peralatan Pendukung a. Perangkat keras (Hardware) : 1). Laptop HP Compaq 510, processor Intel® Core™ 2 Duo CPU T5870 2.00 GHz 2). Kalkulator CASIO fx-4500PA b. Perangkat lunak (Software) 1). Ms-Word 2007 2). Ms-Excel 2007 3). AutoCAD 2007 4). Photoshop.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 4.4. Definisi Operasional Dalam penelitian ini, definisi operasional yang diberlakukan pada bahan sirip sebagai berikut: 1. Bahan sirip dan sifat bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukan pada Tabel 4.1. 2. Nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (h) sebesar 50 éNO ℃ diasumsikan tetap dan seragam dari waktu ke waktu. 3. Suhu fluida disekitar sirip ( 25℃) diasumsikan tetap dan seragam dari waktu ke waktu. 4. Suhu mula-mula sirip ( 25℃) diasumsikan tetap dan seragam dari waktu ke waktu. 5. Suhu dasar sirip ( 100℃) diasumsikan tetap dan seragam dari waktu ke waktu. 6. perbandingan dilakukan terhadap laju perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas sirip antara sirip bercelah (Gambar 1.1a) dengan sirip tidak bercelah/ utuh (Gambar 1.1.b), pada keadaan tak tunak.. 4.5. Cara pengolahan data dan kesimpulan Cara pengumpulan data dilakukan dengan perhitungan secara komputasi,. mulai dari penurunan rumus dan pembuatan program. Data-data diolah dengan bantuan program tertentu yang dapat menghasilkan bentuk grafik. Dengan membawanya ke dalam bentuk grafik, pembahasan dan kesimpulan terhadap hasil penelitian dapat dilakukan dengan mudah..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Hasil perhitungan secara komputasi dapat dilihat dari grafik hubungan pada tiap sirip. Dari grafik hubungan kalor yang yang dilepas sirip, efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu ke waktu. Dari grafik hubungan tersebut, maka dapat diketahui pengaruh nilai suhu dasar sirip (Tñ ), suhu fluida disekitar sirip (Te ), nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (h) dan jenis bahan sirip terhadap kalor yang yang dilepas sirip, efisiensi dan efektivitas sirip dari waktu ke waktu..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Hasil Perhitungan dan Pembahasan untuk Perpindahan Kalor Hasil dari perhitungan dan perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip tak bercelah/ utuh dengan bahan aluminium murni, tersaji pada Gambar 5.1.a, Gambar 5.1.b dan Tabel 5.1 berikut :. 80 70. sirip bercelah. Kalor (Watt). 60 50 sirip utuh 40 30. Syarat batas : 20. Tb Tf Ti h. 10 0 0. 10. 20. 30. 40. 50. = = = =. 100 ºC 25 ºC 25 ºC 50. 60. Waktu ( detik ). Gambar 5.1.a Grafik perbandingan laju perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh pada 60 detik pertama..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. 72 sirip bercelah. 71. Kalor (Watt). 70 sirip utuh 69 68. Syarat batas : Tb Tf Ti h. 67 66 60. 90. 120. 150. 180. 210. 240. 270. = = = =. 100 ºC 25 ºC 25 ºC 50. 300. Waktu ( detik ). Gambar 5.1.b Grafik perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh pada detik ke-60 ke 60 sampai keadaan tunak..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Tabel 5.1 Perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh No.. waktu (detik). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 120 180 240 300. Q total, Watt sirip bercelah sirip utuh 7,91 7,91 23,55 23,55 31,79 31,79 37,67 37,67 42,25 42,26 45,93 45,98 48,97 49,09 51,51 51,71 53,65 53,97 55,46 55,92 57,01 57,61 58,33 59,10 59,48 60,41 60,47 61,56 61,33 62,58 62,08 63,49 62,74 64,30 63,32 65,02 63,83 65,66 64,28 66,24 64,67 66,76 65,02 67,22 65,34 67,64 65,61 68,02 65,86 68,36 66,08 68,66 66,28 68,94 66,46 69,18 66,61 69,41 66,76 69,61 66,88 69,79 68,00 71,48 68,06 71,58 68,06 71,58 68,06 71,58. % selisih penurunan 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % - 0,02 % - 0,11 % - 0,24 % - 0,39 % - 0,59 % - 0,82 % - 1,04 % - 1,30 % - 1,54 % - 1,77 % - 2,00 % - 2,22 % - 2,43 % - 2,61 % - 2,79 % - 2,96 % - 3,13 % - 3,27 % - 3,40 % - 3,54 % - 3,66 % - 3,76 % - 3,86 % - 3,93 % - 4,03 % - 4,09 % - 4,17 % - 4,87 % - 4,92 % - 4,92 % - 4,92 %.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. Hasil dari perhitungan perbandingan laju perpindahan kalor secara komputasi dapat dilihat pada Gambar 5.1.a, Gambar 5.1.b dan Tabel 5.1. Pada Gambar 5.1.a (60 detik pertama) dan Gambar 5.1.b (keadaan tunak) tampak bahwa perpindahan kalor pada sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip tak bercelah/ utuh dengan bahan yang sama (aluminium murni) berbeda. Dengan demikian, bentuk geometri sirip berpengaruh terhadap besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada sirip. Bentuk sirip yang utuh (tidak bercelah) menunjukkan bahwa nilai laju perpindahan kalor lebih besar dibandingkan dengan sirip bercelah. Besarnya penurunan laju perpindahan kalor pada sirip bercelah dibandingkan dengan sirip utuh (yang dinyatakan dalam prosentasi), tersaji pada Tabel 5.1, bergerak antara 0 % s.d 4,92 %. Dengan demikian, selisih perbedaannya sebesar 4,92 %. Pada detik ke-60 untuk sirip utuh, besar kalor yang dipindahkan sebesar 69,79 Watt, sedangkan pada sirip bercelah sebesar 66,88 Watt. Penurunan laju perpindahan kalor karena adanya celah pada sirip sebesar 2,91 Watt atau 4,17 %. Pada keadaan tunak, untuk sirip utuh, besar kalor yang dipindahkan sebesar 71,58 Watt, sedangkan pada sirip bercelah sebesar 68,06 Watt. Besarnya penurunan laju perpidahan kalor karena adanya celah pada sirip sebesar 3,52 Watt atau 4,92 %. Penurunan sebesar 5 % untuk proses perpindahan kalor dapat dianggap kecil (dapat diabaikan). Jika faktor ekonomi turut menentukan dalam pemilihan sirip, maka akan lebih ekonomis penggunaan sirip yang bercelah dibandingkan dengan sirip utuh. Sirip bercelah mempunyai ukuran yang lebih kecil.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. dibandingkan kan dengan sirip utuh, yaitu 1/1,4 x sirip utuh. Sehingga pengeluaran biaya pembelian sirip dapat ditekan.. 5.2 Hasil Perhitungan dan Pembahasan untuk Efisiensi (%) Hasil dari perhitungan dan perbandingan efisiensi dari waktu ke waktu antara sirip bercelah h dengan sirip tak bercelah/ utuh dengan bahan aluminium murni, tersaji pada Gambar 5.2.a, Gambar 5.2.b dan Tabel 5.2 berikut :. 60 sirip bercelah. 50. Efisiensi (%). 40 sirip utuh 30. 20. Syarat batas :. 10. Tb Tf Ti h. 0 0. 10. 20. 30. 40. 50. = = = =. 100 ºC 25 ºC 25 ºC 50. 60. Waktu ( detik ). Gambar 5.2.a Grafik ik perbandingan efisiensi sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh pada 60 detik pertama..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. 57 56. sirip bercelah. 56. Efisiensi (%). 55 sirip utuh. 55 54 54. Syarat batas :. 53. Tb Tf Ti h. 53 52 60. 90. 120. 150. 180. 210. 240. 270. = = = =. 100 ºC 25 ºC 25 ºC 50. 300. Waktu ( detik ). Gambar 5.2.b Grafik perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh pada detik ke-60 ke 60 sampai keadaan tunak..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. Tabel 5.2 Perbandingan efisiensi dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh No.. waktu (detik). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 120 180 240 300. Efisiensi sirip bercelah sirip utuh 6,21 6,21 18,47 18,47 24,93 24,93 29,55 29,55 33,13 33,14 36,03 36,06 38,41 38,50 40,40 40,56 42,08 42,33 43,50 43,86 44,71 45,19 45,75 46,35 46,65 47,38 47,43 48,28 48,10 49,08 48,69 49,80 49,21 50,43 49,66 51,00 50,06 51,50 50,41 51,95 50,72 52,36 51,00 52,72 51,24 53,05 51,46 53,35 51,66 53,61 51,83 53,85 51,98 54,07 52,12 54,26 52,25 54,44 52,36 54,60 52,46 54,74 53,33 56,06 53,38 56,14 53,38 56,14 53,38 56,14. % selisih penurunan 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % - 0,03 % - 0,08 % - 0,23 % - 0,39 % - 0,59 % - 0,82 % - 1,06 % - 1,29 % - 1,54 % - 1,76 % - 2,00 % - 2,23 % - 2,42 % - 2,63 % - 2,80 % - 2,96 % - 3,13 % - 3,26 % - 3,41 % - 3,54 % - 3,64 % - 3,75 % - 3,87 % - 3,94 % - 4,02 % - 4,10 % - 4,17 % - 4,87 % - 4,92 % - 4,92 % - 4,92 %.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. Hasil dari perhitungan perbandingan nilai efisiensi secara komputasi dapat dilihat pada Gambar 5.2.a, Gambar 5.2.b dan Tabel 5.2. Pada Gambar 5.2.a (60 detik pertama) dan Gambar 5.2.b (keadaan tunak) tampak bahwa efisiensi pada sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip tak bercelah/ utuh dengan bahan yang sama (aluminium murni) berbeda. Dengan demikian, bentuk geometri sirip berpengaruh terhadap efisiensi pada sirip. Bentuk sirip yang utuh (tidak bercelah) menghasilkan nilai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan sirip bercelah. Besarnya penurunan efisiensi pada sirip bercelah terhadap sirip utuh (yang dinyatakan dalam prosentasi), tersaji pada Tabel 5.2, bergerak antara 0 % s.d 4,92 %. Dengan demikian, selisih perbedaan maksimal sebesar 4,92 %. Pada detik ke-60 untuk sirip utuh, nilai efisiensi sebesar 54,74, sedangkan pada sirip bercelah sebesar 52,46. Penurunan efisiensi yang disebabkan karena adanya celah pada sirip sebesar 2,28 atau 4,17 %. Pada keadaan tunak, efisiensi untuk sirip utuh sebesar 56,14, sedangkan pada sirip bercelah sebesar 53,38. Besarnya penurunan efisiensi karena adanya celah pada sirip sebesar 2,76 atau 4,92 %. Penurunan sebesar 5 % untuk nilai efisiensi dapat dianggap kecil (dapat diabaikan). Jika faktor ekonomi turut menentukan dalam pemilihan sirip, maka akan lebih ekonomis penggunaan sirip yang bercelah dibandingkan dengan sirip utuh. Sirip bercelah mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sirip utuh, yaitu 1/1,4 x sirip utuh. Sehingga pengeluaran biaya pembelian sirip dapat ditekan..

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. 5.3 Hasil Perhitungan dan Pembahasan untuk Efektivitas Hasil dari perhitungan dan perbandingan efektivitas dari waktu waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip tak bercelah/ utuh dengan bahan aluminium murni, tersaji pada Gambar 5.3.a, Gambar 5.3.b dan Tabel 5.3 berikut :. 140 120. sirip bercelah. Efektivitas. 100 80. sirip utuh. 60. Syarat batas :. 40. Tb Tf Ti h. 20 0 0. 10. 20. 30. 40. 50. = = = =. 100 ºC 25 ºC 25 ºC 50. 60. Waktu ( detik ) Gambar 5.3.a Grafik perbandingan efektivitas sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh pada 60 detik pertama..

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50. 120 119. sirip bercelah. Efektivitas. 118 117 sirip utuh. 116 115 114. Syarat batas :. 113. Tb Tf Ti h. 112 111 60. 90. 120. 150. 180. 210. 240. 270. = = = =. 100 ºC 25 ºC 25 ºC 50. 300. Waktu ( detik ). Gambar 5.3.b Grafik perbandingan perpindahan kalor dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh pada detik ke-60 ke 60 sampai keadaan tunak..

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51. Tabel 5.3 Perbandingan efektivitas dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip utuh No.. waktu (detik). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 120 180 240 300. Efektivitas sirip bercelah sirip utuh 13,19 13,19 39,25 39,25 52,98 52,98 62,79 62,79 70,41 70,43 76,56 76,64 81,62 81,81 85,85 86,19 89,41 89,95 92,43 93,19 95,01 96,02 97,22 98,50 99,13 100,68 100,78 102,60 102,22 104,30 103,47 105,82 104,57 107,16 105,53 108,37 106,38 109,44 107,13 110,40 107,79 111,26 108,37 112,04 108,89 112,74 109,36 113,36 109,77 113,93 110,14 114,43 110,46 114,89 110,76 115,31 111,02 115,68 111,26 116,02 111,47 116,32 113,33 119,13 113,43 119,29 113,44 119,30 113,44 119,30. % selisih penurunan 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % - 0,03 % - 0,10 % - 0,23 % - 0,39 % - 0,60 % - 0,82 % - 1,05 % - 1,30 % - 1,54 % - 1,77 % - 1,99 % - 2,22 % - 2,42 % - 2,62 % - 2,80 % - 2,96 % - 3,12 % - 3,28 % - 3,41 % - 3,53 % - 3,65 % - 3,75 % - 3,86 % - 3,95 % - 4,03 % - 4,10 % - 4,17 % - 4,87 % - 4,91 % - 4,91 % - 4,91 %.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52. Hasil dari perhitungan perbandingan efektivitas secara komputasi dapat dilihat pada Gambar 5.3.a, Gambar 5.3.b dan Tabel 5.3. Pada Gambar 5.3.a (60 detik pertama) dan Gambar 5.3.b (keadaan tunak) tampak bahwa efektivitas pada sirip dari waktu ke waktu antara sirip bercelah dengan sirip tak bercelah/ utuh dengan bahan yang sama (aluminium murni) berbeda. Dengan demikian, bentuk geometri sirip berpengaruh terhadap efektivitas pada sirip. Bentuk sirip yang utuh (tidak bercelah) menghasilkan nilai efektivitas yang lebih besar dibandingkan dengan sirip bercelah. Besarnya penurunan efektivitas pada sirip bercelah terhadap sirip utuh (yang dinyatakan dalam prosentasi), tersaji pada Tabel 5.3, bergerak antara 0 % s.d 4,91 %. Dengan demikian, selisih perbedaan maksimal sebesar 4,91 %. Efektivitas pada detik ke-60 untuk sirip utuh, sebesar 116,32, sedangkan pada sirip bercelah sebesar 111,47. Penurunan nilai efektivitas yang disebabkan karena adanya celah pada sirip sebesar 4,85 atau 4,17 %. Pada keadaan tunak, efektivitas untuk sirip utuh sebesar 119,30, sedangkan pada sirip bercelah sebesar 113,44. Besarnya penurunan nilai efektivitas yang disebabkan karena adanya celah pada sirip sebesar 5,86 atau 4,91 %. Penurunan sebesar 5 % untuk nilai efektivitas dapat dianggap kecil (dapat diabaikan). Jika faktor ekonomi turut menentukan dalam pemilihan sirip, maka akan lebih ekonomis penggunaan sirip yang bercelah dibandingkan dengan sirip utuh. Sirip bercelah mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sirip utuh, yaitu 1/1,4 x sirip utuh. Sehingga pengeluaran biaya pembelian sirip dapat ditekan..

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53. Jadi, kesimpulan dari ketiga pembahasan di atas adalah bentuk sirip yang utuh (tidak bercelah) menunjukkan bahwa lebih baik dalam proses perpindahan kalor, efisiensi dan efektivitas pelepasan kalor dibandingkan dengan sirip bercelah. Namun bentuk sirip yang bercelah juga baik untuk digunakan jika memperhitungkan dari segi nilai ekonomis dan mengabaikan selisih penurunan nilai laju perpindahan kalor, efisiesnsi dan efektivitas..

(70) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian : a) Perhitungan distribusi suhu dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan simulasi komputasi menggunakan metode “beda hingga eksplisit”. b) Besarnya laju perpindahan kalor dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh bentuk geometri sirip. Bentuk sirip utuh mempunyai laju perpindahan kalor yang lebih besar dibandingkan dengan sirip bercelah. Perbedaan laju perpindahan kalor berkisar antara 0 % s.d 4,92 %. c) Bentuk geometri sirip berpengaruh terhadap nilai efisiensi sirip. Bentuk sirip yang utuh (tidak bercelah) menghasilkan nilai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan sirip bercelah. Perbedaannya berkisar antara 0 % s.d 4,92 %. d) Bentuk geometri sirip berpengaruh terhadap nilai efektivitas sirip. Bentuk sirip yang utuh (tidak bercelah) menghasilkan nilai efektivitas yang lebih besar dibandingkan dengan sirip bercelah. Perbedaannya berkisar antara 0 % s.d 4,91 %.. 54.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B-2640 / M.PAN-RB / 07 / 2014 Tanggal 02 Juli 2014 Tentang Persetujuan

(1) Rencana sistem dan jaringan drainase di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 752 ayat (1) huruf c, dilakukan melalui pengembangan sistem

Pada tabel 3, Graduated Annuity Interest Factor (GAIF) menunjukkan sebesar 78,4047 untuk masa pinjaman 20 tahun, bunga pinjaman 20% per tahun, dengan lima tahun pertama

Setelah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Keberhasilan Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Operasi di Bangsal Arofah dan Marwah RS PKU

Berdasarkan hal tersebut maka untuk menciptakan nilai tambah dari produksi minyak sawit perusahaan perkebunan, sudah saatnya membangun industri hilir minyak sawit yang

Penetapan harga dasar gabah dan harga atap beras di tingkat konsumen lebih rendah daripada harga keseimbangan di pasar dengan tidak ada subsidi kepada produsen maka

• Double reported; • PA dilaporkan PB; • Create demand; • Perkuat jaringan pelayanan; • Disiplin pelaporan; CPR naik, tapi TFR juga naik; • Peserta KB kebanyakan usia tua

BB 2757 MI yang dikemudikan oleh korban Marmeilin Sipahutar (meninggal dunia) dengan cara terdakwa keluar dari kantor CU Pinangsori lalu pergi dengan mengendarai