• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) Menggunakan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) Menggunakan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kartu Indonesia

Pintar (KIP) Menggunakan Metode Weighted Aggregated

Sum Product Assesment (WASPAS)

Riccy Erwandy Marbun, Tiara Hidayati, Elprida Parhusip Prodi Teknik Informatika, STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia

Abstrak

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Untuk membantu penentuan kelayakan penerimaan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dibutuhkan suatu system pendukung keputusan. Pada penelitian ini digunakan metode Weighted

Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS) untuk menentukan kelayakan penerimaan KIP, ada beberapa

kriteria yang menjadi syarat pengambilan keputusan antara lain, status siswa,penerima kartu KKS (Kartu Keluarga Sehat), keluarga harapan, tanggungan keluarga lebih dari 3 bersaudara dan yang berasal dari keluarga miskin/ rentan miskin. Status penerima KIP dirancang untuk siswa yang kurang mampu. Bantuan siswa miskin yaitu apakah siswa tersebut pernah menerima bantuan siswa miskin, dilihat dari bantuan siswa miskin yang pernah diterima sebelum nya. Keluarga harapan berarti keluarga tersebut memang benar-benar orang yang kurang mampu dan itu semua dapat diketahui, dengan meninjau keadaan keluarga dan penghasilan perbulan.Yatim piatu berarti siswa atau calon penerima KIP tersebut tidak memiliki keluarga (kerabat). Sedangkan keadan terancam putus sekolah adalah keadaan calon penerima KIP dalam biaya pendidikan tidak memungkinkan.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Pemberian Kartu Indonesia Pintar, Metode WASPAS.

1. PENDAHULUAN

Dalam pemberian suatu bantuan, baik bantuan tunai atau bantuan barang, kecil maupun besar diperlukan sebuah pertimbanganyang harus diteliti terlebih dahulu. Baik secara keadan fisik maupun keadan sosial apakah calon penerima merupakan masyarakat yang layak menerima kartu siswa pintar yang mana tujuan pemberian kartu pintar ini ditujukan untuk siswa yang memang sangat membutuhkan. Sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu tentang peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan No.12 Tahun 2015 tentang program Indonesia pintar. Dengan adanya KIP siswa yang kurang mampu bisa melanjutkan pendidikan hingga kejenjang sekolah menengah atas. Namun dalam pemberian KIP pemerintah membuat syarat atau kriteria-kriteria agar bisa memutuskan apakah calon penerima kartu Indonesia pintar KIP tersebut layak menerima KIP atau tidak. Saat ini perkembangan metode yang diterapkan pada sistem pengambilan keputusan begitu sangat di perlukan, mulai dari metode yang sederhana sampai ke metode yang kompleks dan akan selalu dikembangkan dari waktu ke waktu. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS), metode WASPAS adalah perpaduan dari metode WP dan SAW.

SPK adalah bagian dari sistem informasi yang dipergunakan untuk mengambil keputusan ketika menghadapi sebuah kasus atau masalah. Dalam mendukung pengambilan keputusan, SPK menghitung kriteria-kriteria dengan menggunakan sistem komputer untuk mengolah informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan[1][2]. Penerapan SPK di dukung dengan menerapkan metode metode berbasis multikriteria[3], seperti ELECTRE[4], VIKOR[5], WASPAS[6], MOORA[7], PROMETHEE[8][9],TOPSIS[10], FUZZY[11][12].

Dalam pemberian Kartu Indonesia Pintar metode WASPAS sangat tepat jika digunakan untuk membantu menetukan kelayakan penerimaan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dalam pemberian KIP terdapat beberapa kriteria–kriteria yang harus dipertimbangkan sebelum memberikan KIP kepada calon penerima. Sehingga dengan menggunakan metode WASPAS diharapkan dapat membantu dalam menentukan kelayakan pemberian Kartu Indonesia Pintar.

Penelitian terdahulunya adalah masalah penentuan pemberian KIP yaitu dengan membangun sebuah sistem pendukung keputusan yang membantu dalam mengambil keputusan terhadap beberapa alternatif yang harus diambil dengan kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dan metode yang digunakan yaitu metode Weight Aggregated Sum Produck Assesment (WASPAS).

(2)

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Kartu Indonesia Pintar (KIP)

Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orangtuanya kurang mampu membiayai pendidikannya, sebagai kelanjutan dan perluasan sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM).

KIP mempunyai tujuan yaitu meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) sampai 21 (dua puluh satu tahun) untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah atas untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal/Rintisan Wajib belajar 12 (dua belas) tahun, mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi. Sehingga siswa yang putus sekolah (drop out) memperoleh hak melanjutkan kembali mendapatkan layanan Pendidikan.

2.2 Metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS)

Metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS) merupakan metode gabungan yang terdiri dari metode WP dan metode SAW, metode WASPAS ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam membantu penentuan sistem pendukung keputusan[13].

Langkah-langkah penyelesaian masalah menggunakan metode Weighted Aggregated Sum

Product Assesment (WASPAS)[6][14], yaitu:

1.Membuat Matriks Keputusan

X=[ 𝑥11 𝑥12 . 𝑥1𝑛 𝑥21 𝑥11 . 𝑥2𝑛 . . . . 𝑥𝑚1 𝑥𝑚1 . 𝑥𝑚𝑛 ] ... (1)

Dimana m adalah jumlah alternatif kandidat, n adalah jumlah kriteria evaluasi dan xij adalah kinerja alternatif sehubungan dengan kriteria j.

2. Menormalisasikan matrik x Kriteri keuntungan 𝑥𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗 maxi 𝑥𝑖𝑗 ... (2) Kriteria biaya 𝑥𝑖𝑗 𝑥𝑖𝑗=𝑚𝑖𝑛𝑖 𝑥𝑖𝑗 𝑥𝑖𝑗 ... (3)

3. Menghitung preferensi (Qi) Q1=0,5 ∑ xij wj+0,5 ∏n (xij)wj

j=1 n

j=1 ... (4)

Alternatif yang terbaik merupakan alternatif yang memiliki Qi dengan nilai tertinggi.

3.ANALISA DAN PEMBAHASAN

Untuk menentukan kelayakan penerima KIP tersebut, semata-mata tidak hanya terletak pada dasar-dasar yang objektif, namun subjektifitas pada tiap anak juga diperlukan. Semua itu diperlukan untuk menentukan apakah anak benar-benar layak mendapatkan KIP, untuk mengatasi atau menentukan kelayakan pemberian KIP digunakan metode WASPAS yang dapat memperhitungkan tingkat kelayakan berdasarkan syarat atau kriteria-kriteria yang terdapat dalam peraturan. Dengan menerapkan metode WASPAS dalam sebuahSistem Pendukung Keputusan, diharapkan dapat membantu pihak pengambil keputusan untuk menentukan kelayakan anak dalam menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).

(3)

menerapkan metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS) meliputi:

1. Memberikan nilai pada setiap alternatif (Ai) dan pada setiap kriteria (Ci) yang sudah ditentukan.

a. Status Siswa b. Memiliki kartu BSM c. Keluarga Harapan d. Yatim Piatu

e. Keadaan terancam putus sekolah 2. Membuat Matrik Keputusan.

3. Menghitung Matriks Ternormalisasi. 4. Mencari Nilai 𝑄𝑖.

Berikut merupakan contoh perhitungan kelayakan pemberian KIP. 1. Langkah pertama, memberikan nilai pada setiap alternatif dan kriteria.

Tabel.1 Kriteria

Kriteria Keterangan Nilai Bobot Jenis

Status Siswa (C1)

Yatim Piatu Yatim Piatu

Penyandang disabilitas Korban bencana alam

100 80 70 60 50 20% Benefit PenerimaKartu KKS/KPS (C2) Ya Tidak 100 50 10% Benefit Keluarga Harapan (C3) Ya Tidak 75 65 10% Benefit Tanggungan keluarga Lebih

Dari 3 Bersaudara (C4) Ya Tidak 80 60 30% Benefit Miskin/Rentan Miskin (C5) Ya Tidak 70 50 30% Benefit

Tabel 2. Data Alternatif

Aternatif Status Siswa(C1) Penerima Kartu KKS/KPS (C2) Keluarga Harapan (C3) Tanggungan keluarga Lebih Dari 3 Bersaudara Miskin/ Rentan Miskin (4)

Susanto (A1) Yatim Piatu Ya Tidak Tidak Ya

Sasonko(A2) Piatu Tidak Ya Ya Ya

Dedi(A3) Yatim Piatu Ya Ya Ya Tidak

Dodo(A4) Yatim Ya Tidak Tidak Ya

Dela (A5) Korban Bencana

Alam

Ya Ya Ya Ya

Dinda (A6) Korban Bencana

Alam

Tidak Tidak Ya Tidak

Dora(A7) Yatim Piatu Ya Ya Tidak Ya

Dita(A8) Yatim Piatu Ya Tidak Ya Tidak

Sanju(A9) Penyandang

Disabilitas

Tidak Ya Tidak Ya

Dari table 2 dan tabel 3 data tersebut di bobotkan sehingga mendapatkan data rating kecocokan yang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rating Kecocokan Alternatif dan Kriteria

Aternatif C1 C2 C3 C4 C5 A1 100 100 65 60 70 A2 70 50 75 80 70 A3 100 100 75 80 50 A4 80 100 65 60 70 A5 50 100 75 80 70

(4)

A6 50 50 65 80 50 A7 100 100 75 60 70 A8 100 100 65 80 50 A9 60 50 75 60 70 MAX 100 100 75 80 70 MIN 50 50 65 60 50

2. Langkah ke 2 Matrik Keputusan

X= [ 100 100 65 60 70 70 50 75 80 70 100 100 75 80 50 80 100 65 60 70 50 100 75 80 70 50 50 65 80 50 100 100 75 60 70 100 100 65 80 50 60 50 75 60 70]

3. Menghitung Matrik Ternormalisasi 𝑥11 = 100/100=1 𝑥12= 70/100=0,7 𝑥13 =100/100=1 𝑥14 =80/100=0,8 𝑥15=50/100=0,5 𝑥16= 50/100=0,5 𝑥17 =100/100=1 𝑥18 = 100/100=1 𝑥19= 60/100=0,6 𝑥21 = 100/100=1 𝑥22= 100/50=2 𝑥23 = 100/100 =1 𝑥24= 100/100 =1 𝑥25= 100/100 =1 𝑥26 = 100/50=2 𝑥27 = 100/100=1 𝑥28= 100/100 =1 𝑥29 = 100/50=2 𝑥31 = 75/65=1,1538 𝑥32 = 75/75=1 𝑥33= 75/75=1 𝑥34 = 75/65=1,1538 𝑥35 = 75/75=1 𝑥36 = 75/65=1,1538 𝑥37 = 75/75=1 𝑥38= 75/65=1,1538 𝑥39 = 75/75=1 𝑥41= 80/60= 0,75 𝑥42= 80/80=1 𝑥43= 80/80=1 𝑥44= 80/60=0,75 𝑥45= 80/80=1 𝑥46 = 80/80=1

(5)

𝑥47 = 80/60=0,75 𝑥48 = 80/80=1 𝑥49= 80/60=0,75 𝑥51= 70/70=1 𝑥52= 70/70=1 𝑥53= 70/50=1,4 𝑥54 = 70/70=1 𝑥55 = 70/70=1 𝑥56= 70/50=1,4 𝑥57 = 70/70=1 𝑥58= 70/50=1,4 𝑥59= 70/70=1

Dari hasil perhitungan sebelumnya dapat dilihat pada matriks dibawah ini.

X= [ 1 1 1,1538 1,3333 1 0,7 2 1 1 1 1 1 1 1 1,4 0,8 1 1,1538 1,3333 1 0,5 1 1 1 1 0,5 2 1,1538 1 1,4 1 1 1 1,3333 1 1 1 1,1538 1 1,4 0,6 2 1 1,3333 1 ]

Berdasarkan Persamaan 4, maka dicari nilai Qi

𝑄1 = 0,5∑(1*0,2)+(1*0,1)+(1,1538*0,1)+(1,3333*0,3)+(1*0,3)+0,5∏ (1)0,2 +( (1)0,1 ) +(1,1538)0,1)+(1,3333)0,3+(1)0,3 = 0,5∑(0,2+0,1+0,1538+0,3999+0,3)+0,5∏ (1*1*1,0144*1,0901*1) = 0,5*1,1537+0,5*1,1057 =0,5768+0,5528 = 1,1296 𝑄2 = 0,5∑(0,7*0,2)+(2*0,1)+(1*0,1)+(1*0,3)+(1*0,3)+0,5∏ (0,7)0,2 +( (1)0,1 ) +(1)0,1)+(1)0,3+(1)0,3 = 0,5∑(0,14+0,2+0,1+0,3+0,3)+0,5∏ (0,9311*1*1*1*1) = 0,5*1,04+0,5*0,9311 =0,52+0,4655 = 0,9855 𝑄3 = 0,5∑(1*0,2)+(1*0,1)+(1*0,1)+(1*0,3)+(1,4*0,3)+0,5∏ (1)0,2 +( (1)0,1 ) +(1)0,1)+(1)0,3+(1,4)0,3 = 0,5∑(0,2+0,1+0,1+0,3+0,42)+0,5∏ (1*1*1*1*1,1062) = 0,5*1,12+0,5*1,1062 = 0,56+0,5531 = 1,1131 𝑄4 = 0,5∑(0,8*0,2)+(1*0,1)+(1,1538*0,1)+(1,3333*0,3)+(1*0,3)+0,5∏ (0,8)0,2 +( (1)0,1 ) +(1,1538)0,1)+(1,3333)0,3+(1)0,3 = 0,5∑(0,16+1+0,1153+0,3999+1)+0,5∏ (0,9563*1*1,0144*1,0901*1) = 0,5*,6752+0,5*1,0574 =1,3376 +0,5287 = 1,8663

(6)

𝑄5 =0,5∑(0,5*0,2)+(1*0,1)+(1*0,1)+(1*0,3)+(1*0,3)+0,5∏ (0,5)0,2 +( (1)0,1 ) +(1)0,1)+(1)0,3+(1)0,3 = 0,5∑(0,10+0,1+0,1+0,3+0,3)+0,5∏ (0,8705*1*1*1*1) = 0,5*0,9+0,5*0,8705 =0,45+0,4352 = 0,8852 𝑄6 = 0,5∑(0,5*0,2)+(2*0,1)+(1,1538*0,1)+(1*0,3)+(1,4*0,3)+0,5∏ (0,5)0,2 +( (2)0,1 ) +(1,1538)0,1)+(1)0,3+(1,4)0,3 = 0,5∑(0,10+0,2+0,1153+0,3+0,42)+0,5∏ (0,8705*1,0117*1,0144*1*1,1062) = 0,5*1,1353+0,5*0,9882 =0,5676+0,4941 = 1,0617 𝑄7 = 0,5∑(1*0,2)+(1*0,1)+(1*0,1)+(1,3333*0,3)+(1*0,3)+0,5∏ (1)0,2 +( (1)0,1 ) +(1)0,1)+(1,3333)0,3+(1)0,3 = 0,5∑(0,2+0,1+0,1+0,3999+0,3)+0,5∏ (1*1*1*1,0901*1) = 0,5*1,0999+0,5*1,0901 =0,5499+0,5450 = 1,0949 𝑄8 = 0,5∑(1*0,2)+(1*0,1)+(1,1538*0,1)+(1*0,3)+(1,4*0,3)+0,5∏ (1)0,2 +( (1)0,1 ) +(1,1538)0,1)+(1)0,3+(1,4)0,3 = 0,5∑(0,2+0,1+0,1153+0,3+0,42)+0,5∏ (1*1*1,0144*1*1,1062) = 0,5*1,1353+0,5*1,1221 =0,5676+0,5610 = 1,1286 𝑄9 = 0,5∑(0,6*0,2)+(2*0,1)+(1*0,1)+(1,3333*0,3)+(1*0,3)+0,5∏ (0,6)0,2 +( (2)0,1 ) +(1)0,1)+(1,3333)0,3+(1)0,3 = 0,5∑(0,12+0,2+0,1+0,3999+0,3)+0,5∏ (0,9028*1,0717*1*1,0901*1) = 0,5*1,1199+0,5*1,0547 =0,5599+0,5273 = 1,0872 Tabel 4. Nilai Qi Alternatif 𝑄𝑖 Peringkat A1 1,1296 2 A2 0,9855 8 A3 1,1131 4 A4 1,8663 1 A5 0,8852 9 A6 1,0617 7 A7 1,0949 5 A8 1,1286 3 A9 1,0872 6

Berdasarkan nilai Q yang di peroleh dapat diambil kesimpulan bahwa Q4 adalah alternatif

tertinggi,yang mana merupakan alternatif terlayak menerima Kartu Indonesia Pintar.

4. KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian, diperoleh kesimpulan:

1. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat membantu pihak pemerintah selaku pemberi bantuan berupa kartu indonesia pintar dalam menentukan calon penerima KIP dengan mengambil hasil dari nilai tertinggi.

(7)

dengan tanpa menggunakan komputer sehingga membantu bagi pengambil keputusan.

REFERENCES

[1] S. Kusumadewi, S. Hartati, A. Harjoko, and Retantyo Wardoyo, “Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FUZZY MADM),” Ed. Pertama Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta., 2006.

[2] Kusrini, Konsep Dan Aplikasi Pemdukung Keputusan. Yogyakarta: Andi, 2007.

[3] I. Saputra, S. I. Sari, and Mesran, “PENERAPAN ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY ( ELECTRE ) DALAM PENENTUAN KULKAS TERBAIK,” KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. I, pp. 295–305, 2017.

[4] Mesran, G. Ginting, Suginam, and R. Rahim, “Implementation of Elimination and Choice Expressing Reality ( ELECTRE ) Method in Selecting the Best Lecturer ( Case Study STMIK BUDI DARMA ),” Int. J. Eng. Res. Technol. (IJERT, vol. 6, no. 2, pp. 141–144, 2017.

[5] A. A. Trisnani, D. U. Anwar, W. Ramadhani, M. M. Manurung, and A. P. U. Siahaan, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Menerapkan Metode Vise Kriterijumska Optimizajica I Kompromisno Resenje (VIKOR),” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol. 5, no. 2, pp. 85–90, Apr. 2018.

[6] S. Barus, V. M. Sitorus, D. Napitupulu, M. Mesran, and S. Supiyandi, “Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Guru Tetap Menerapkan Metode Weight Aggregated Sum Product Assesment ( WASPAS ),” MEDIA Inform. BUDIDARMA, vol. 2, no. 2, pp. 10–15, 2018.

[7] J. A. Elvina D Marbun1, Lilis A Sinaga1, Endang Ria Simanjuntak1, Dodi Siregar2, “Penerapan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment Dalam Menentukan Tepung Terbaik Untuk Memproduksi Bihun,” J. Ris. Komput., vol. 5, pp. 24–28, 2018.

[8] A. V. Manikrao and C. Shankar, “Facility Location Selection using PROMETHEE II Method,” Int. Conf. Ind. Eng. Oper. Manag. Dhaka, pp. 59–64, 2010.

[9] Fadlina, L. T. Sianturi, A. Karim, Mesran, and A. P. U. Siahaan, “Best Student Selection Using Extended Promethee II Method,” Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 3, no. 8, pp. 21–29, 2017.

[10] G. Ginting, Fadlina, Mesran, A. P. U. Siahaan, and R. Rahim, “Technical Approach of TOPSIS in Decision Making,” Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 3, no. 8, pp. 58–64, 2017.

[11] M. Iswan, W. Fitriani, N. Mayasari, and A. P. U. Siahaan, “Tuition Reduction Determination Using Fuzzy Tsukamoto,” Int. J. Eng. Sci. Invent., vol. 5, no. 9, pp. 68–72, 2016.

[12] T. Murti, L. A. Abdillah, and M. Sobri, “Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Pemberian Pinjaman pada PT Triprima Finance Palembang dengan Metode Fuzzy Tsukamoto,” in Seminar Nasional Inovasi dan Tren 2015 (SNIT2015), 2015.

[13] P. Simanjuntak, I. Irma, N. Kurniasih, M. Mesran, and J. Simarmata, “Penentuan Kayu Terbaik Untuk Bahan Gitar Dengan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment ( WASPAS ),” J. Ris. Komput., vol. 5, no. 1, pp. 36– 42, 2018.

[14] E. K. Zavadskas, J. Antucheviciene, J. Saparauskas, and Z. Turskis, “MCDM methods WASPAS and MULTIMOORA: Verification of robustness of methods when assessing alternative solutions,” Econ. Comput. Econ. Cybern. Stud. Res., vol. 47, no. 2, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR, FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA..

Tujuan melakukan bisnis dan penelitian adalah memaximalkan nilai dan mempertahankan perusahaan untuk itu harus memperhatikan dan menjalan fungsi bisnis secara baik salah

Minyak yang mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh seperti minyak goreng merupakan bahan yang mudah rusak oleh panas pada proses  penggorengan, karena pada

Dengan menggunakan analisis regresi berganda diperoleh kesimpulan pada hipotesis Sumber Daya Manusia dan perangkat komputer berpengaruh terhadap penerapan Sistem

[r]

Pirngadi Kota Medan yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.. Pirngadi

Keterlibatan jalur otak dan imunitas mengarah pada produksi sitokin pro-inflamasi oleh sel mikroglia. Proses tersebut melibatkan dua aktivitas dengan waktu yang

Hari berganti, restoran milik pak dahlan pun buka seperti biasanya, dengan baju yang masih tetap lusuh abdul pun kembali berniat membeli makanan di restoran pak