• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan langsung positif yang signifikan kecerdasan dengan

pengetahuan awal.

2. Tidak terdapat hubungan langsung positif yang signifikan kecerdasan dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

3. Terdapat hubungan langsung positif yang signifikan strategi-strategi metakognitif dengan pengetahuan awal.

4. Tidak terdapat hubungan langsung positif yang signifikan strategi-strategi metakognitif dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

5. Terdapat hubungan langsung positif yang signifikan pengetahuan awal dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

6. Terdapat hubungan tidak langsung positif yang signifikan kecerdasan dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi melalui pengetahuan awal.

7. Terdapat hubungan tidak langsung positif yang signifikan strategi-strategi metakognitif dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi melalui pengetahuan awal.

Proses kognitif manusia dikendalikan oleh otak sedangkan kecerdasan ada di dalam otak sehingga proses kognitif manusia dipengaruhi kecerdasan. Kecerdasan dapat mempengaruhi reseptor, sensor pencatat, memori jangka pendek, memori

(2)

jangka panjang, generator respons, dan efektor siswa. Kecerdasan tidak semata-mata berfungsi membantu siswa dalam memecahkan masalah tetapi juga membantu siswa meningkatkan daya ingatnya terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari.

Kecerdasan tergantung pada pengetahuan. Orang yang cerdas tidak semata-mata memiliki pengetahuan tetapi yang lebih penting memanfaatkan pengetahuan itu. Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan alat intelektual dan kecerdasan mengarahkannya untuk digunakan dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan. Oleh karena itu kecerdasan hanya akan berfungsi membantu siswa dalam memecahkan masalah secara lebih baik apabila siswa telah memiliki pengetahuan awal yang relevan dengan masalah itu.

Dalam memori jangka panjang, pengetahuan awal dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mempelajari pengetahuan baru. Pengetahuan baru dapat menjadi penghalus pengetahuan awal atau dapat juga berlawanan dengan pengetahuan awal. Pengetahuan awal dapat digunakan sebagai bahan untuk mempermudah mempelajari pengetahuan baru, menguji relevansi dan ketepatan berkaitan dengan tugas baru yang akan diselesaikan. Makin banyak pengetahuan awal yang dimiliki siswa akan makin mempermudah mereka belajar bermakna (meaningful learning). Makin banyak pemanggilan kembali pengetahuan awal, makin banyak pengetahuan baru yang akan dipelajari dan diingat.

Strategi-strategi metakognitif merupakan proses yang berurutan yang digunakan untuk mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah dicapai. Proses-proses ini terdiri dari perencanaan dan pemantauan aktivitas-aktivitas kognitif serta evaluasi terhadap hasil aktivitas-aktivitas-aktivitas-aktivitas ini.

(3)

Aktivitas-aktivitas perencanaan seperti menentukan tujuan dan analisis tugas membantu mengaktivasi pengetahuan yang relevan sehingga mempermudah pengorganisasian dan pemahaman materi pelajaran. Aktivitas-aktivitas pemantauan meliputi perhatian seseorang ketika ia membaca, dan membuat pertanyaan atau pengujian diri. Aktivitas-aktivitas ini membantu siswa dalam memahami materi dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan awal. Aktivitas-aktivitas pengaturan meliputi penyesuaian dan perbaikan aktivitas-aktivitas kognitif siswa. Aktivitas-aktivitas ini membantu peningkatan prestasi dengan cara mengawasi dan mengoreksi perilakunya pada saat ia menyelesaikan tugas. Oleh karena itu peran pengetahuan awal sangat penting untuk lebih mengefektifkan fungsi strategi-strategi metakognitif.

B. Implikasi

1. Implikasi terhadap Penyusunan Materi Pelajaran

Pengetahuan awal merupakan variabel mediasi yang cukup efektif dalam mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu materi pelajaran harus disusun secara sistematis. Materi pelajaran yang memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran lanjutan harus diberikan terlebih dahulu karena materi pelajaran tersebut dapat dijadikan pengetahuan awal.

2. Implikasi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar

Belajar lebih mudah terjadi apabila kegiatan belajar mengajar selalu memperhatikan pengetahuan awal siswa. Oleh karena itu sebelum pengetahuan baru dipelajari, identifikasi terhadap pengetahuan awal siswa harus dilakukan.

(4)

Pengetahuan awal yang relevan dengan pengetahuan baru harus dimiliki oleh siswa dan apabila terjadi miskonsepsi harus diluruskan terlebih dahulu. Untuk itu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar harus berpedoman pada prinsip ketuntasan belajar (mastery learning). Prinsip ini mengharuskan kepada guru untuk selalu mengontrol keberhasilan belajar siswa sebelum mereka mempelajari materi pelajaran lanjutan. Kegagalan mempelajari materi pelajaran sebelumnya mengakibatkan mereka tidak dapat mempelajari materi pelajaran lanjutan.

Strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies) merupakan skor kuesioner perencanaan-diri, pemantauan-diri, dan evaluasi-diri, terhadap proses belajar yang dilakukan siswa. Perencanaan-diri (self-planning), mempunyai indikator-indikator tentang tujuan belajar yang akan dicapai, waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas belajar, pengetahuan awal yang relevan, dan strategi-strategi kognitif yang akan digunakan. Pemantauan-diri (self-monitoring), mempunyai indikator-indikator tentang pemantauan ketercapaian tujuan belajar, pemantauan waktu yang digunakan, pemantauan relevansi materi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan pemantauan strategi-strategi kognitif yang sedang digunakan. Evaluasi-diri (self-evaluation), mempunyai indikator-indikator tentang evaluasi ketercapaian tujuan belajar, evaluasi waktu yang digunakan, evaluasi relevansi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digunakan. Dengan demikian pada dasarnya, skor strategi-strategi metakognitif dalam penelitian ini mencerminkan kemampuan bagaimana siswa belajar (learning how to learn). Oleh karena itu di samping kemampuan kognitif, kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan kemampuan metakognitif

(5)

siswa. Ini penting karena dengan kemampuan ini siswa dapat belajar bagaimana belajar (learning how to learn) dan selanjutnya meningkatkan hasil belajarnya di masa depan. Belajar mandiri akan mudah terjadi. Dengan demikian belajar sepanjang hayat pun akan bisa dilakukan apabila siswa memiliki kemampuan ini.

3. Implikasi terhadap Indikator-indikator Hasil belajar

Sampai sekarang, indikator-indikator hasil belajar siswa di Indonesia masih berpedoman pada taksonomi kognitif Bloom. Pedoman ini berimplikasi pada pengukuran hasil belajar yang dilakukan oleh guru. Guru hanya mengukur kemampuan kognitif siswa. Akibatnya, siswa hanya mampu memahami materi pelajaran yang diajarkan guru tanpa mampu memahami bagaimana seharusnya mereka belajar. Sesuai dengan temuan penelitian ini, seharusnya pengukuran tidak semata-mata pada kemampuan kognitif siswa tapi juga pada kemampuan metakognitifnya.

4. Implikasi terhadap Sistem Penerimaan Siswa Baru

Umumnya, penerimaan siswa baru di SLTP hanya berpedoman pada NEM SD siswa. Tradisi seperti ini sudah harus ditinggalkan karena terkesan menyederhanakan data input yang akan dijadikan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar di kelas, pengelompokan siswa di dalam kelas, dan bimbingan belajar yang akan dilaksanakan tidak hanya berpedoman pada NEM SD tetapi pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Sesuai dengan temuan penelitian ini, faktor-faktor lain yang bisa dipertimbangkan untuk

(6)

dijadikan pedoman penerimaan siswa baru adalah kecerdasan, strategi-strategi metakognitif, dan pengetahuan awal.

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan, simpulan, dan implikasi hasil penelitian di atas, dapat diberikan saran sebagai berikut.

1. Para pembuat kurikulum disarankan untuk menyusun materi pelajaran secara sistematis. Materi pelajaran yang memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran lanjutan harus diajarkan terlebih dahulu karena materi pelajaran ini dapat dijadikan pengetahuan awal. Agar susunan materi pelajaran menjadi baik, analisis terhadap seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan perlu dilakukan. Evaluasi terhadap susunan materi pelajaran yang telah dibuat juga perlu dilakukan agar susunan materi pelajaran tersebut menjadi lebih baik. Evaluasi ini dapat berpedoman pada pengalaman mengajar para guru, evaluasi yang pernah dilakukannya kepada siswa, dan lingkungan sosial siswa.

2. Para guru disarankan agar selalu memperhatikan pengetahuan awal siswa. Hal ini penting untuk dilaksanakan karena pengetahuan awal merupakan variabel mediasi yang cukup efektif bagi kecerdasan dan strategi-strategi metakognitif siswa dalam mempengaruhi hasil belajarnya. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan guru harus berpedoman pada prinsip ketuntasan belajar (mastery learning). Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat memberikan pretest pada setiap kali pertemuan sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, guru dapat melakukan posttest, ulangan

(7)

harian, dan ulangan umum. Pelaksanaan tes formatif harus lebih diutamakan daripada tes sumatif. Para guru juga disarankan untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang dapat mengembangkan kemampuan metakognitif siswa karena dengan kemampuan ini siswa dapat belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Metode belajar mandiri, berkelompok, dan teman sebaya mungkin perlu dipertimbangkan untuk diterapkan. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah secara ilmiah juga perlu dikembangkan.

3. Para pengelola pendidikan disarankan agar fungsi strategi-strategi metakognitif lebih efektif dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, sekolah dapat menyelenggarakan sistem pendidikan terpadu yang memadukan kegiatan intrakurikuler dengan ekstrakurikuler. Sebagian besar materi pelajaran yang bersifat teoritis diberikan pada saat kegiatan intrakurikuler yaitu pada saat siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sedangkan kegiatan ekstrakurikuler berisi kegiatan belajar di luar sekolah yang bersifat aplikatif. Kegiatan ekstrakurikuler antara lain dapat berbentuk karya wisata, perkemahan, berkebun, penelitian, dan pameran. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menunjang pelaksanaan kegiatan intrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa akan dihadapkan pada masalah di mana mereka harus memecahkannya sendiri baik secara individual maupun secara berkelompok. Pada saat memecahkan masalah inilah siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya pada kegiatan intrakurikuler. Selanjutnya, pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler dapat dibawa sebagai pengetahuan awal

(8)

dalam kegiatan intrakurikuler berikutnya. Dengan demikian keterpaduan kegiatan belajar mengajar tidak semata-mata meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan memfungsikan pengetahuan awal tetapi juga mengembangkan kemampuan metakognitif siswa melalui pemecahan masalah (problem solving).

4. Para peneliti dibidang psikologi pendidikan disarankan untuk meneliti ulang tentang hubungan kecerdasan dengan strategi-strategi metakognitif. Ini perlu dilakukan karena temuan penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan dengan strategi-strategi metakognitif sedangkan di sisi lain ada beberapa ahli yang secara konseptual menghubungkan kedua variabel ini bahkan Stenberg memasukkan strategi-strategi metakognitif sebagai salah satu komponen kecerdasan di dalam teorinya. Livingston menyatakan sebagai sebuah konsep, metakognisi dihubungkan dengan kecerdasan (kepahaman, kecepatan memahami, dan kecakapan). Oleh karena itu berpikir metakognitif melibatkan proses menyimpan dan menstruktur pengetahuan yang cerdas, proses mencari dan memanggil pengetahuan yang cerdas, perencanaan yang cerdas, pemantauan yang cerdas, dan evaluasi yang cerdas. Bagi para peneliti eksperimen yang ingin mengetahui pengaruh pengetahuan awal terhadap hasil belajar dapat menggunakan kecerdasan dan strategi-strategi metakognitif sebagai variabel moderator. Khusus bagi para peneliti eksperimen yang berusaha mengembangkan model-model belajar berbasis metakognitif disarankan untuk menggunakan pengetahuan awal sebagai variabel moderator agar dapat diketahui efek interaksi antara model belajar yang dibuat dengan pengetahuan awal dalam mempengaruhi hasil belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Hormon testosteron merupakan suatu hormon steroid androgen yang penting dalam kehidupan seksual dan reproduksi baik jantan maupun betina, penting untuk pertumbuhan

Seperti apa yang telah dkatakan Dahrendorf, dalam pembangunan PLTU Desa Jayanti Pelabuhan Ratu terdapat dua kelas sosial dimana yang berkuasa itu adalah pihak pemerintah

Hasil penelitian menunjukkan produksi rumah tangga nelayan sebesar 5,43 ton, curahan jam kerja nelayan memungkinkan untuk mencari pekerjaan alternatif untuk mengisi waktu,

Dewa Ketut Puspaka,

Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat inflasi yang jauh lebih rendah pada kuartal pertama I 2017 (y-o-y) diperkirakan dapat mendorong tercapainya target penurunan

Atur span dengan mengubah nilai resistor cermet yang terpasang, amati di osciloscope, atur cermet agar tegangan output maksimum mencapai +9,9 Vdc, pada saat digunakan sam

Hasil analisis diperoleh Z hitung sebesar -0,686 dengan probabilitas value 0,493 > 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pemahaman mahasiswa akuntansi

Dari data dan analisis dan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya meliputi analisis trend pengunjung, aksesibilitas, fasilitas dan potensi daya tarik, maka