PENDAFTARAN PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH KARENA PEMASUKAN KE DALAM PERUSAHAAN (INBRENG) DI KANTOR PERTANAHAN KOTA
BANDAR LAMPUNG
Elis Damayanti, Sudirman Mechsan, S.H.,M.H., Ati Yunita, S.H.,M.H. Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung
Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 No.HP : 089604565617
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Pentingnya kedudukan tanah tersebut, untuk mencegah terjadinya perselisihan akibat dari pemindahan hak atas tanah atau pemecahan atas satuan bidang tanah yang dilakukan oleh masyarakat maka perlu didaftar pada Kantor Pertanahan. Agar hak milik atas tanah mendapat kepastian hukum maka diatur dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 bahwa pendaftaran tanah dilakukan dengan dua cara: 1. Pendaftaran tanah untuk pertama kali, 2. Pendaftaran tanah pemeliharaan data. Permasalahan di Kantor Pertanahan kota Bandar Lampung dalam hal pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng) adalah perusahaan yang melakukan pendaftaran karena inbreng tidak mendaftarkan pemindahan haknya sampai tuntas karena tidak bisa melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Pendekatan masalah dilakukan secara normatif dan empiris. Pendekatan secara normatif adalah pendekatan dilakukan dengan mengkaji perundang-undangan, pendekatan secara empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti untuk memperoleh data. Hasil penelitian pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (1) Syarat: Pemohon melengkapi dokumen berdasarkan SPOP antara lain: Sertifikat asli, akta pemasukan ke dalam perusahaan, akta pendirian perusahaan, (2) Tata Cara pendaftaran pemindahan hak karena inbreng: Mengisi formulir pendaftaran, petugas meneliti kelengkapan dokumen, melaksanakan pemindahan hak, (3) Biaya dalam pendaftaran pemindahan hak karena inbreng sebesar Rp. 25.000,- mengikuti ketentuan perundang-undangan. Faktor penghambat pendaftaran pemindahan hak karena inbreng yaitu: Pemilik enggan mendaftarkan pemindahan hak inbreng karena mereka beranggapan biaya mahal dan proses yang rumit.
ABSTRACT
Bounty land as God Almighty. The importance of the position of the ground, to prevent the occurrence of disputes resulting from the transfer of a right over land or breaking up plots of land units made by the community then it needs to be listed on the Office of the Land. In order for ownership rights over the land certainty the law then provided for in article 11 the Government Regulation Number 24 in 1997 that the land registry is done in two ways: 1. The land registry for the first time, 2. Land registry data maintenance. Problems in the Office of the city of Bandar Lampung land registration of the assignment because the infusion into the company (inbreng) is the company that registers as not registering the transfer of its rights inbreng until midday because could not complete the required documents. Approach to problems in the by means of research to obtain data.
An research result of registration the transfer of rights because contribution to in a corporation (1) a requirement: Supplicants furnish a document based on spop among others: a certificate native, contribution to certificate, in the company the deed of establishment of the company, (1) the procedures of transfer of rights by resgistration inbreng: fill out the registration form, officers investigating the completeness of documents; carry out the transfer of rights, (3) a charge in registration the transfer of rights because inbreng Rp. 25,000,- following the provisions of legislations.
Factor inhibitors registration the transfer of rights because inbreng namely: the owner declined to register the transfer of rights inbreng because they assume that the cost is expensive and fairly complicated process.
Keywords: the transfer of rights; inbreng; the city lampung
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Meningkatnya pembangunan dewasa ini kebutuhan akan tanah perlu mendapatkan perhatian yang serius seiring dengan kebutuhan tempat tinggal dan tempat usaha yang semakin meningkat, lalu di lain pihak persediaan tanah relatif terbatas. Hal
demikian mengakibatkan tanah menjadi sesuatu yang sangat berharga dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga menimbulkan sengketa. Untuk mencegah terjadinya perselisihan atau sengketa hak milik atas tanah akibat dari peralihan maupun perubahan hak milik atas tanah
yang dilakukan masyarakat maka perlu didaftarkan pada Kantor Pertanahan.
Peralihan hak atas tanah dan hak milik satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang, hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam keadaan tertentu sebagaimana yang ditentukan oleh Menteri, Kepala Kantor Pertanahan dapat mendaftar pemindahan hak atas bidang tanah hak milik, yang dilakukan di antara perorangan warga negara Indonesia yang dibuktikan dengan akta yang tidak di buat oleh PPAT, tetapi menurut Kepala Kantor Pertanahan dianggap cukup untuk mendaftar pemindahan hak yang bersangkutan.1
Proses pemindahan hak yang akan diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng). Inbreng dilakukan dengan cara pelepasan hak, yang aktanya berasal dari 2 Badan Hukum yang telah disepakati, jika sudah di sepakati
1 Pasal 37 ayat (1) dan (2) Peratran Pemerintah
nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
maka dilakukan pembuatan akta bersama dengan cara penurunan hak.2 Jika penurunan hak sudah dilengkapi maka, di buatlah sertifikat Hak Milik dan Hak Guna Bangunan untuk membuat akta penggabungan supaya inbreng ini dapat dilakukan.
Namun pada kenyataannya, peristiwa pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng) sering kali mendapatkan masalah di akta pendaftarannya. Ada peristiwa inbreng yang salah satu perusahaannya tidak dilengkapi dengan akta PPAT tetapi dapat diteruskan ke dalam peristiwa inbreng tidak jelas bagaimana izin pemindahan haknya, namun perusahaan tersebut bisa dikatakan sebagai perusahaan valid yang bergabung menjadi satu, yang sebelumnya memiliki masing-masing akta yang berbeda. Hal ini tentu bertentangan dengan Pasal 37 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, yang intinya mengatakan bahwa peristiwa jual beli, tukar menukar, dan pemasukan ke dalam perusahaan dll, harus di sertai dengan Akta PPAT baru dapat dianggap peristiwa yang sah.
2 Hasil Wawancara Kepada Bapak Wahyono,
Kepala Sub Seksi Peralihan Hak & PPAT di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung, Pada Hari Rabu, 3 September 2013 Pukul 11:45 WIB.
Untuk membuat Akta pemindahan atau pembebanan hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dan mendaftarnya tidak diperrlukan izin pemindahan hak, kecuali sebagai berikut: 1. Pemindahan atau pembebanan hak
atas tanah atau hak milik atas rumah susun yang di dalam sertifikatnya dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh dipindahtangankan apabila telah diperoleh izin dari instansi yang berwenang.
2. Pemindahan atau pembebanan hak pakai atas tanah negara.3
Dengan sertifikat tanah, maka jelaslah tanah tersebut ada pemiliknya. Demikian pula pendaftaran yang dilakukan atas hak seseorang, mencegah mengklaim seseorang atas tanah, kecuali memang dia lebih berhak dan dapat mengajukan ke pengadilan negeri setempat dengan membuktikan tentang kebenaran haknya itu sesuai dengan asas pendaftaran tanah yang negatif dianut dalam PP Nomor 24 Tahun 1997.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka yang
3 Pasal 98 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997, ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng) di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung? 2. Apa sajakah faktor penghambat
pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng) di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung?
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah
Upaya-upaya yang dilakukan dalam membahas dan memecahkan masalah masalah yang ada dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan dua macam metode pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Normatif 2. Pendekatan Empiris
B. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data perimer.
C. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
1. Metode Pengumpulan Data 2. Metode Pengelolahan data D. Analisis Data
PEMBAHASAN
A. Pendaftaran Pemindahan Hak Karena Pemasukan ke dalam Perusahaan (Inbreng) di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung Berdasarkan hasil penelitian data pendaftaran tanah yang terjadi dari bulan Januari sampai dengan Agustus 2013 yang tercatat di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung untuk Pemindahan Hak karena Jual Beli berjumlah 236 (dua ratus tiga puluh enam) bidang tanah, Pemindahan Hak karena Tukar Menukar berjumlah 0 (nol) data bidang tanah, Pemindahan Hak karena Hibah berjumlah 12 (dua belas) bidang tanah, Pemindahan Hak karena Pemasukan ke dalam Perusahaan (Inbreng) 0 (nol data). Pemindahan Hak karena Pembagian Hak Bersama berjumlah 110 (seratus sepuluh) bidang tanah, Pemindahan Hak karena Penggabungan Perseroan yang didahului Likuidasi berjumlah 0 (nol) bidang tanah.
Dalam penelitian ini hanya diambil contoh pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng).
B. Tata Cara Pendaftaran
Pemindahan Hak Karena Inbreng 1. Mengisi formulir pendaftaran, setelah
selesai kemudian menyerahkan dokumean yang dibawa serta formulir
pendaftaran ke petugas loket II untuk diperiksa kelengkapannya.
2. Setelah diteliti kelengkapannya oleh petugas loket II pemohon diberi tanda terima sebagai bukti penerimaan dan membuat Surat Perintah Setor (SPS) lalu SPS dibawa pemohon ke loket III untuk membayar biaya tersebut.
3. Loket III menerima uang SPS dari pemohon dan membuatkan kuitansi sebagai tanda bukti penerimaan uang permohonan dan memberikan kuitansi kepada pemohon sebagai tanda bukti pembayaran serta meneruskan salinannya ke loket II.
4. Setelah diteliti kelengkapannya oleh petugas loket II pemohon diberi tanda terima berkas.
5. Proses selanjutnya adalah dokumen tadi diserahkan ke petugas pelaksana untuk diteliti ulang kelengkapannya dan di sahkan, kemudian diserahkan ke Kasubsi Peralihan Hak dan PPAT untuk ditandatangani dan disahkan, kemudian diserahkan ke Kasi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah untuk di tanda tangani, kemudian diserahkan ke Kepala Kantor tanah untuk ditandatangani dan disahkan setelah iti diserahkan kembali ke petugas loket IV untuk pengambilan produk.
C. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendaftaran Pemindahan Hak karena Pemasukan ke Dalam Perusahaan (Inbreng) di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung 1. Persyaratan yang dibawa oleh
pemohon inbreng kurang lengkap. 2. Salah satu atau kedua belah pihak
pada waktu pengukuran tanah, pemeriksaan anggaran likuidasi perusahaan tidak hadir.
3. Kurangnya pengetahuan diantara pihak pengelola perusahaan atau masyarakat tentang inbreng.
4. Kurangnya publisitas pada masyarakat dan perusahaan tentang pentingnya pendaftaran hak atas tanah.
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pendaftaran tanah, sehingga membingungkan pemohon dalam mendaftarkan pealihan hak atas tanahnya.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu maka
penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng) antara lain (1) Syarat: Pemohon melengkapi dokumen yang disyaratkan berdasarkan ketentuan SPOP antara lain surat permohonan, sertifikat asli, akta pemasukan ke dalam perusahaan, akta pendirian perusahaan yang disahkan oleh kementrian Kehakiman. (2) Tata Cara: Surat kuasa jika permohonannya dikuasakan, bukti pelunasan SSB BPHTB dan SSP PPh Final serta copy SPPT PBB tahun berjalan. Selanjutnya akta tersebut diserahkan kepada perusahaan yang mengaku telah menerima penyerahan segala keuntungan dan kerugian yang diderita atas tanag dan bangunan terrsebut diatas menjadi hak tanggungan perusahaan sebagai pemilik yang sah. (3) Biaya: Biaya yang berkaitan dengfan pendaftaran tanah terdiri dari pelayanan pengukuran dan pemetaan bidang tanah, pelayanan pendaftaran tanah untuk pertama kal dan pelayanan pemeliharaan data.
2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendaftaran pemindahan hak karena pemasukan ke dalam perusahaan
(inbreng) di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung antara lain: pemilik enggan mendaftarkan peralihan hak atas tanahnya ke Kantor Pertanahan karena mereka beranggapan, biaya inbreng cukup besar karena melalui proses yang rumit persayaratan yang dibawa oleh pemohon inbreng belum lengkap, salah satu dari kedua belah pihak pada waktu melakukan pengukurandan pemeriksaan buku anggaran perusahaan tidak hadir, serta kurangnya pengetahuan diantara pihak pengelola perusahaan atau masyarakat tentang inbreng, Kurangnya publisitas pada masyarakat dan perusahaan tentang pentingnya pendaftaran hak atas tanah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pendaftaran pemindahan hak karena inbreng di Kota Bandar Lampung, maka penulis ingin menyampaikan saran yang mjungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut, sebagai berikut :
Perlu ditingkatkan kedisiplinan serta pemahaman bagi pemohon yang akan mengajukan permohonan melengkapi dokumen yang telah dipersyaratkan.
1. Perlu pelayanan serta kehadiran petugas untuk melayani peralihan hak atas tanah, khususnya dalam proses pengukuran, pemeriksaan anggaran dalam proses pendaftaran tanah esuai dengan ketentuan yang ada.
2. Perlu diberitahukan kepada masyarakat tentang ketentuan-ketentuan, biaya dan jangka waktu pendaftaran tanah dan pentingnya kepemilikan sertipikat atas tanah yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku:
Murad, Rusmdi, 1991, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Alumni, Bandung.
Parlindungan, AP., 1994, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.
___________, 1999, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.
___________, 1983, Berbagai Aspek Pelaksanaan UUPA, Mandar Maju, Bandung.
Harsono, Boedi, 1994, Hukum Agraria Indonesia, Djambatan, Jakarta.
Siragar, Tampil Nashari, 2005, Pendalaman Lanjutan Undang-Undang Pokok Agraria, Pustaka Bangsa Pers, Medan.
Suardi, 2005, Hukum Agraria, Badan Penerbit Iblam, Jakarta.
Lubis, Mhd Yamin, 2012, Hukum Pendaftaran Tanah, Mandar Maju, Bandung.
B. Referensi Undang-Undang
UU No. 5 tahun 1960 tentang UUPA
UU No. 21 tahun 1997 Jo UU No. 20 tahun 2000
PP No. 24 tahun 1997 tentang pendaftaran n nasioanal No. 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997
PP No. 46 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional
Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No 600-1900 tanggal 31 Juli 2003