• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Penghitung Jumlah Burung Walet yang Keluar Masuk Sarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Alat Penghitung Jumlah Burung Walet yang Keluar Masuk Sarang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hal - 1

Rancang Bangun Alat Penghitung Jumlah Burung Walet

yang Keluar Masuk Sarang

Ferly (

ferly1713@yahoo.com

), Muhammad Uzlianda (

uzlianda@gmail.com

)

Rachmansyah (

Email@rachmansyah.web.id

)

TEKNIK KOMPUTER

AMIK GI MDP

Abstrak : Alat penghitung burung walet yang keluar masuk sarang yang kami bangun ini menitik beratkan kepada bagaimana orang bisa mengetahui berapa jumlah burung walet yang keluar masuk dari gedung, proses ini di mulai dari deteksi sensor yang di letakkan di depan pintu gedung walet, sensor di program dengan menggunkan ATmega 32 dari Atmega hasil perhitungan di tampilakn di layar lcd.

Kata kunci : Mikrokontroler, Led Infrared, Sensor Fotodioda, LCD

Abstract : Counter and out swiftlet nest we built it focuses on how people can find out how many birds nest in and out of the building, the process starts from the detection sensor in place at the front door of the building swallows, sensors in the program by using ATmega 32 of Atmega calculations viewing on lcd screen.

Keywords : Microcontroller, Led Infrared photodiode sensor, LCD

.

1 PENDAHULUAN

Pada tugas akhir ini penulis bermaksud membuat sebuah rancang bangun alat penghitung jumlah burung walet yang keluar masuk sarang. Di mana alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah burung walet yang keluar masuk dari sarang menggunakan sensor sebagai pendeteksi keluar masuknya burung walet dan LCD sebagai penampil hasil hitung dari alat ini, agar pengguna dapat melihat hasilnya secara riil.“Rancang Bangun Alat Penghitung Jumlah Burung Walet yang Keluar Masuk Sarang”.

2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori

Menurut Abeng Ko, (2005 hal 5) nwalet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil. Sayapnya

berbentuk sabit yang sempit dan runcing. Sayap walet ini sangat kuat kakinya kecil sehingga burung jenis ini tidak pernah hinggap di pohon.

Komponen – komponen yang digunakan pada pembuatan alat ini ialah sebagai berikut : 1. ATmega32. 2. Sensor Fotodioda. 3. Led Infrared. 4. LCD 16x2. 5. Resistor. 6. Transistor. 7. Kapasitor. 8. Dioda. 9. Led. 10. Potensio/VR 11. LM393 12. Sensor LDR 2.2 Perancangan PCB

PCB adalah tempat komponen dimana komponen – komponen tersebut diletakkan seperti dioda, resistor dan

(2)

Hal - 2

komponen lainnya.PCB harus diproses

menjadi jalur – jalur yang dapat menghubungkan komponen – komponen agar membentuk rangkaian yang diinginkan. Proses pembuatan PCB dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

1. Pembuatan lay out PCB 2. Pembuatan jalur PCB 3. Proses Pembuatan PC

4. Pelapisan PCB dan pemasangan komponen 1. Pembuatan Layout PCB

Proses ini adalah langkah pertama didalam pembuatan PCB, dimana tata letakkomponen harus dirancang terlebih dahulu agar nantinya komponen dapat dipasang teraturdan rapi. Pengaturan tata letak komponen disesuaikan dengan bentuk dan besar komponenserta hubungannya dalam rangkaian.Perencanaan tata letak komponen dapat dibuat pada software aplikasi Proteusagar mudah diketahui ukuran – ukurannya dan hubungan – hubungannya antara komponen agar tidak terjadi kekeliruan atau tidak terjadi pertemuan antara satu jalurdengan jalur yang lainnya.

2. Pembuatan Jalur PCB

Perencanaan jalur – jalur pada software aplikasi Proteus dalam pembuatan jalur PCB sesuai dengan tata letak komponen, hubungan dibuat sesingkat mungkin dan sedapat mungkin dihindari penggunaan kabel penghubung. Jika perencanaan jalur – jalur sudah jadi maka rangkaian itu di print pada kertas foto.

3. Proses pembuatan

Dalam proses pembuatan PCB ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, hal pertama yang dilakukan adalah lapisan tembaga dibersihkan dengan menggunakan bahan pencuci sehingga permukaan bebas dari debu dan bahan lemak yang melekat. Pola

yang telah dibuat pada kertas dipindahkan kepermukaan PCB.

Bila penggunaan ini telah dianggap sempurna maka proses pembuatan ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan cairan kimia yang dapat melarutkan tembaga yaitu FeClO 3

(ferrit clorit). Larutan ini dibuat dengan perbandingan volume FeClO 3 dan air

kira – kira 1 : 5 maka proses pelarutan tembaga akan memerlukan waktu kira – kira 15 menit sampai 20 menit.

FeClO3 ini dapat dilarutkan

kedalam air panas, tapi harus diperhatikan bahwa larutan ini dapat menyebabkan korosi sehingga wadah yang digunakan harus terbuat dari bahan non logam. PCB yang telah dipersiapkan dimasukkan kedalam larutan dengan permukaan tembaganya menghadap keatas sambil digoyang – goyangkan sampai lapisan tembaga yang tidak tertutup spidol atau tinta larut dengan sempurna.

Proses selanjutnya adalah mencuci PCB ini dengan menggunakan air sampai PCB ini benar – benar bersih kemudian dikeringkan. PCB yang telah dikeringkan dibor untuk pemasangan komponen dengan menggunakan mata bor 0.8 sampai dengan 1 milimeter. Bila telah selesai bersihkan serbuk – serbuk yang menempel pada papan PCB tersebut.

4. Pelapisan Dan Pemasangan Komponen

Dalam pelapisan dan pemasangan komponen yang pertama sisi jalur PCB diamplas untuk meyakinkan jalur tersebut benar – benar bersih, kemudian jalur PCB dipoleskan dengan lotfet. Jalur yang telah dipoles lalu dilapisi dengan timah tipis secara merata kemudian pemasangan komponen dapat dilakukan.

2.2 Bahasa pemograman Bascom AVR Menurut Lingga Wardhana, (2006 hal 1). BASCOM – AVR adalah program dengan

(3)

Hal - 3

bahasa basic yang ringkas serta mudah

dimengerti, dirancang untuk compiler bahasa mikrokontroller AVR, dan BASCOM – AVR mendukung semua fitur – fitur yang ada pada IC ATmega 32 Berikut jendela Program BASCOM AVR.

2.3 ISP downloader Khazama – AVR Khazama AVR programer merupakan salah satu sofware untuk menulis (mendownload) file. hex ke board mikrokontroler.Tujuan dari program ini adalahkecil bagus, program cepat, handal dan mudah digunakan. Anda bisa mendapatkandan menginstalnya pada OS berbasis windows XP dan Vista untuk USB asp.

3 PERANCANGAN ALAT

3.1 Perangkat Keras dan Rangkaian Elektronika

Berbeda dengan bab-bab sebelumnya, pada bab ini kita akan merancang alat yang akan dibuat. Di mana perancangan ini akan sangat berguna sebagai acuan dalam pembuatan alat dan program. Dengan perancangan ini diharapkan kita dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada alat maupun programnya.

Adapun sistem yang digunakan yaitu : 1. Power supplay untuk daya

mikrokontroler dan lcd.

2. Mikrokontroler Atmega32 sebagai pengendali semua perangkat yang digunakan.

3. ISP sebagai alat pemmrogram mikrokontroler.

4. Keypad 4*4 sebagai input waktu. 5. Fotodioda sebagai penerima data yanag

dikirm melalui LED Infrared. 6. Lcd 16x2 sebagai penampil karakter. 7. LED Infrared sebagai pemancar.

Gambar 3.1 Blok Diagram Tabel 1 : Metode Framework

PIECES 3.2 Rancang Bangun Alat

Alat ini terdiri dari beberapa peralatan elektronika yaitu mikrokontroler, keypad, LCD, relay, power suply dan LED Infrared yang merupakan komponen utama yang digunakan.

3.2.1 Bahan Casing

Untuk desain casing digunakan bahan dari kertas padi dan arkrilik, pemilihan bahan kertas padi dan akrilik berdasarkan pertimbangan bahwa disamping ringan bahan kertas padi dan arkrilik ini juga gampang dibentuk untuk mendapatkan rancangan bentuk body mesin yang akan dibuat dan juga dapat menghindari terjadinya hubung singkat diantara komponen elektronika yang dipakai terutama mikrokontroler, karena sifat mikrokontroler yang berupa PCB terbuka dan sumber arus sangat beresiko kalau dipasang dengan menggunakan bahan yang bisa menghantarkan arus listrik maka dipilih bahan kertas padi dan arkrillik untuk bahan casing. Pada Gambar 3.2 dapat dilihat gambar dari bahan casing.

(4)

Hal - 4

Gambar 3.2 Bahan Casing 3.2.2 Mikrokontroler Atmega32

Komponen kendali utama pada alat ini adalah Mikrokontroler Atmega32. Atmega32 beserta komponen pendukungnya difungsikan untuk memberikan sinyal output ke LCD 16*2 untuk menampilkan hasil hitung jumlah burung walet yang masuk dan keluar.

Penggunaan port-port input dan

output pada mikrokontroler Atmega32

yaitu sebagai berikut :

1. PORT A Pin 33 sampai 40 digunakan untuk fotodioda. 2. PORT B Pin 1 sampai 8

digunakan untuk LCD.

3. PORT C Pin 22 sampai 29 tidak digunakan.

4. PORT D Pin 14 sampai 21 tidak digunakan .

Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 11MHz dan kapasitor 100 uf sebagai sumber clocknya seperti tertera pada Gambar 3.3. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.

RESET R e s e t X2 X1 PB0/T0/XCK 1 PB1/T1 2 PB2/AIN0/INT2 3 PB3/AIN1/OC0 4 PB4/SS 5 PB5/MOSI 6 PB6/MISO 7 PB7/SCK 8 RESET 9 XTAL2 12XTAL1 13 PD0/RXD 14 PD1/TXD 15 PD2/INT0 16 PD3/INT1 17 PD4/OC1B 18 PD5/OC1A 19 PD6/ICP1 20 PD7/OC2 21 PC0/SCL 22 PC1/SDA 23 PC2/TCK 24 PC3/TMS 25 PC4/TDO 26 PC5/TDI 27 PC6/TOSC1 28 PC7/TOSC2 29 PA7/ADC7 33PA6/ADC6 34PA5/ADC5 35PA4/ADC4 36PA3/ADC3 37PA2/ADC2 38PA1/ADC1 39PA0/ADC0 40 AREF 32 AVCC 30 U1 ATMEGA32 10k A1 5 VDC 33p 33p C R Y S T A L F R E Q = 1 1 M H z Grd

Gambar 3.3 Rangkaian Sistem Minimum

3.2.3 Fotodioda

Sensor fotodioda digunakan sebagai penerima sinyal dari LED

infrared. Rangkaiannya tampak seperti

Gambar 3.4 : R1 100R D1 FOTODIODA R2 100R 1 2 3 J3 sensor1 1 2 3 J4 sensor2 RESIFFER(SENSOR) D6 FOTODIODA

Gambar 3.4 Rangkaian fotodioda Pada rangkaian di atas, digunakan resistor variabel 50 kΩ untuk membatasi arus yang masuk pada rangkaian sedangkan pada kapasitor elco 104 mikrofarad digunakan agar arus masuk ke Sensor fotodioda lebih stabil.

Sensor ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau tegangan kurang lebih 4,5 volt pada outputnya, jika Sensor ini mendapatkan pancaran sinyal infra merah dan Sensor ini mengeluarkan low (0) atau tegangan kurang lebih 0,109 volt, jika pancaran sinyal infra merah berhenti, maka

(5)

Hal - 5

logika high (1) tersebut yaitu sekitar

1200 mikrosecond, setelah itu

outputnya akan kembali menjadi high.

Sifat ini yang di manfaatkan sebagai pengiriman data.

3.2.4 LCD 16x2

Untuk menampilkan hasil dari inputan TSOP dan Keypad, maka dibutuhkan sebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid

Crystal Display) 16*2. Rangkaian display LCD ditunjukkan pada Gambar

3.5 dan Gambar 3.6 P O R T D B 7 P O R T D B 6 P O R T D B 4 P O R T D B 0 P O R T D B 1 P O R T D B 2 P O R T D B 5 RV20K 123456789 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 LCD 16X2 IN 4 0 0 7 Grd 5 VDC 5 VDC V s s V d d V e e R s R / W ED 0 D 1 D 2 D 3 D 4 D 5 D 6 D 7 V + V -LCD 16X2 Gambar 3.5 Rangkaian LCD 16x2 Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks yang kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini, dan modul LCD secara berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri.

3.2.5 Power Suply

Rangkaian catu daya berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian catu daya ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian yang berkapasitas 5 volt, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke rangkaian LED infrared, karena rangkaian LED infrared

memerlukan tegangan input sebesar 12 volt .

Gambar 3.7 Rangkaian Power Suply Setelah semua skematik rangkaian telah dibuat maka semua rangkaian terdsebut di gabungkan satu persatu sehinggan menjadi satu skematik rangkaian keseluruhan. Skematik dapat dilihat pada Gambar 3.8. RESET R es et X2 X1 Reset Sck Miso Mosi P O R T D B 7 P O R T D B 6 P O R T D B 4 P O R T D B 0 P O R T D B 1 P O R T D B 2 P O R T D B 5 PB0/T0/XCK 1 PB1/T1 2 PB2/AIN0/INT2 3 PB3/AIN1/OC0 4 PB4/SS 5 PB5/MOSI 6 PB6/MISO 7 PB7/SCK 8 RESET 9 XTAL2 12XTAL1 13 PD0/RXD14 PD1/TXD15 PD2/INT016 PD3/INT117 PD4/OC1B18 PD5/OC1A19 PD6/ICP120 PD7/OC221 PC0/SCL22 PC1/SDA23 PC2/TCK24 PC3/TMS25 PC4/TDO26 PC5/TDI27 PC6/TOSC128 PC7/TOSC229 PA7/ADC7 33PA6/ADC6 34PA5/ADC5 35PA4/ADC4 36PA3/ADC3 37PA2/ADC2 38PA1/ADC1 39PA0/ADC0 40 AREF32 AVCC30 U1 ATMEGA32 10k A1 5 VDC 33p 33p C R Y ST A L F R E Q = 11 M H z Grd R1 100R D1 FOTODIODA R2 100R 1 2 3 4 5 6 INPUT SENSOR CONN-SIL6 1 2 3 4 5 6 OUTPUT KOMPARATOR CONN-SIL6 5 6 7 8 4 U1:B LM339 RV2 10K GND R2 470 D2 DIODE-LED PD 1 S2 3 2 1 8 4 U2:A LM339 RV3 10K GND VCC R3 470 D3 DIODE-LED PD 2 S3 VCC VCC GND sensor1 sensor2 sensor3 sensor4 VCC GND PD 0 PD 1 PD 2 PD 3 1 2 3 J3 sensor1 1 2 3 J4 sensor2 1 2 3 4 5 6 INPUT KOMPARATOR CONN-SIL6 1 2 3 4 5 6 D O W N L O D E R 1 2 3 Grd 5 VDC INPUT 5 VDC D4 LED D5 LED R12 100R R13 100R 5 V dc G rd TRANSMITER RESIFFER(SENSOR) KOMPARATOR D6 FOTODIODA RV20K 123456789 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 LCD 16X2 IN 4 00 7 Grd 5 VDC 5 VDC V s s V d d V e e R s R /WED0D1D2D34DD5D6D7V+V -LCD 16X2

SKEMATIK KESELURUHAN RANGKAIAN

Gambar 3.8 Skematik Rangkaian keseluruhan

3.3 Kontruksi Alat

Konstruksi alat terdiri dari beberapa peralatan yaitu mikrokontroler, Fotodioda,

keypad, LCD, relay dan prosedur

operasionalnya, kita hidupkan mikrokontrolernya menggunakan catu daya

(6)

Hal - 6

teganagan 5 volt kemudian kita beri tegangan

untuk LED infrared 12 volt dalam hal ini alat siap untuk dipakai. Untuk mengetahui board masing – masing rangkaian dapat dilihat pada Gambar 3.9, Gambar 3.10, Gambar 3.11, Gambar 3.12, Gambar 3.13 dan Gambar 3.14.

1. Board Sistem Minimum Atmega32

Gambar 3.9 Board Sistem Minimum ATmega32 2. Board Power Suply

Gambar 3.10 Board Power

Suply 3. Board LCD 16*2 Gambar 3.11 Board LCD 16x2 4. Board Komparator Gambar 3.12 Board Komparator 5. Board Fotodioda

Gambar 3.13 Board Fotodioda 6. Board Led Infrared

Gambar 3.14 Board Led Infrared 3.4 Flowchart Program Alat

Flowchart sebagai berikut, alat

ini memiliki 2 (dua ) inputan yaitu sensor A dan sensor B. Apabila sensor A diteksi burung walet dan sensor B diteksi juga maka program akan menghitung burung yang masuk dan langsung menampilkan pada LCD. Begitu juga sebaliknya apabila sensor

(7)

Hal - 7

B diteksi dan sensor A diteksi maka

program akan menghitung burung yang keluar dan langsung menampilkan pada LCD. Setelah itu apabila untuk mengetahui jumlah burung yang berada dalam sarang maka jumlah burung masuk dikurangi jumlah burung keluar. Gambar Flowchart dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Flowchart 4 PENGUJIAN ALAT

4.1 PENGUJIAN ALAT

Untuk memastikan bahwa alat yang dibuat bisa digunakan dengan baik, maka dilakukan proses pengujian pada alat dan program yang telah dibuat. Beberapa tahapan pengujian yang dilakukan meliputi :

1. Pengujian power supply telah mensupply seluruh rangkaian. 2. Pengujian pembacaan sensor

potodioda.

3. Pengujian pemancar sensor inframerah.

4. Pengujian LCD.

5. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler.

1. Pengujian Tegangan Supply

Tegangan supply akan digunakan untuk mengaktifasi seluruh komponen yang ada. Tegangan power

supply akan diuji menggunakan voltmeter pada titik-titik keluaran

dari power supply.

Kelua ran Tegang an Diharap kan Hasil Bacaa n Voltm eter Persent ase Kesala han IC781 2 12 V 11,8 V 8,3% IC780 5 5 V 4,9V 2%

Tabel 4.1 Pengujian Power Supply (

alat standby )

Perhitungan persentase kesalahan : IC7812

IC7805

2. Pengujian Rangkaian Sensor Fotodioda

Pengujian Rangkaian Sensor potodioda dengan cara menggukur tegangan yang dikirimkan ke mikrokontroler pada saat pancaran led infrared dihalangi dengan tidak dihalangi.

(8)

Hal - 8

Dihalangi

Tidak

dihalangi

0 v

4,9 v

Tabel 4.2 Hasil Pembacaan Sensor Photodoida 3. Pengujian Rangkaian Led Infrared

Pengujian rangkaian led infrared dengan cara mengukur tegangan yang masuk pada rangkaian dan aktifnya rangkaian. Untuk meliat rangkaian aktif atau belum dengan cara melihat led infrared melalui kamera handphone. 4. Pengujian Rangkaian LCD

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang berfungsi untuk menampilkan dari beberapa keterangan yang diperlukan . LCD dihubungkan langsung ke Port 0 dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD . mpilan karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/

Write. Ketika RW berlogika low (0),

maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memory dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ( 0 ).

Gambar 4.1 LCD 16x2

5. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler atmega 32 ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian minimum mikrokontroler Atmega32 dengan power suplay

sebagai sumber tegangan. Kaki 10 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 Volt, sedangkan kaki 11 dan 31 dihubungkan dengan ground.

Kemudian tegangan pada kaki 10 diukur dengan menggunakan Volt meter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10 sebesar 4,9 Volt.

Gambar 4.2 Rangkaian Sistem Minimum

Setelah semua rangkaian telah diuji coba dan semua rangkain tersebut berkerja dengan baik. Maka semua rangkain tersebut di susung / digabungkan sehingga menjadi satu kesatuan dan dapat berkerja dengan baik / hidup. Gambar prototipe keseluruan dapat dilihat pada gambar

(9)

Hal - 9

4.3 dan gambar 4.4 yang berada

dibawah ini.

Gambar 4.3 Gambar Prototipe Tampak Depan

4.2 Analisis Kerja Alat

Dalam tugas akhir yang dibuat ini , terdapat beberapa error yang mungkin terjadi , mulai dari faktor solderan, kesalahan dalam memprogram alat, kerusakan pada komponen yang dipakai, maupun faktor lainnya. Berikut akan dibahas beberapa error yang mungkin terjadi saat alat beroperasi.

1. Alat Tidak Menyala

Alat tidak menyala yang ditandai dengan matinya lampu indikator pada mikrokontroller menandakan adanya error pada

power supply. Bila hal ini terjadi ,

maka langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah :

1 Pastikan terlebih dahulu bahwa jalur tegangan positif dan negatif tidak short , jika ada yang short segera antisipasi untuk memutus jalur tersebut.

2 Periksa apakah komponen – komponen pada power supply dalam kondisi baik , jika ada yang sudah tidak bekerja normal segera lakukan penggantian komponen.

2. LCD Error

Error pada LCD seperti LCD

tidak menyala , tulisan tidak keluar ,

LCD bergaris dan sebagainya dapat disebabkan beberapa faktor , jika hal ini terjadi langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:

1. Periksa apakah jalur-jalur terhubung dengan baik , jika tidak segera perbaiki jalur-jalur tersebut.

2. Periksa apakah tegangan masukan pada LCD masih dalam keadaan normal , jika tidak periksa bagian power supply dan perbaiki bagian tersebut.

3. Periksa apakah mikrokontroller mengirim data pada LCD , jika tidak periksa bagian mikrokontroller dan perbaiki.

3. Error pada Mikrokontroller

Mikrokontroller merupakan komponen utama pada tugas akhir ini . Error – error yang mungkin terjadi pada Mikrokontroller adalah :

1. Mikrokontroller tidak menyala. Jika hal ini terjadi sebaiknya lakukan terlebih dahulu pengecekan terhadap power supply, bila kondisi power supply

dalam keadaan baik dan semua jalur-jalur terhubung dengan benar, dapat dipastikan kerusakan terjadi pada mikrokontroller tersebut.

2. Mikrokontroller tidak dapat berkomunikasi dengan sensor dan rangkaian lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh, kesalahan penggunaan kristal dan masalah tegangan sumber. Bila hal ini terjadi maka harus diperiksa dan diperbaiki masing-masing komponen tersebut.

5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari perancangan dan pengujian yang telah kami laksanakan maka dapat disimpulkan :

(10)

Hal - 10

1. Perancangan alat penghitung

jumlah burung walet yang keluar masuk sarang telah berhasil dirancang dan telah diuji hasil perancangannya.

2. Alat ini menggunakan potodioda

Sensor sebagai penangkap

cahaya, inframerah sebagai pengirim cahaya, dan lcd 16*2 untuk menampilkan hasil perhitungan.

3. Pada saat penggunaannya manusia harus memasang alat ini di depan pintu masuk burung dan diletakan di posisi tengah pintu , agar bisa mendapatkan hasil yang akurat.

4. Alat ini hanya dapat mengukur apabila burung melewatinya. 5.2 Saran

Adapun saran yang kami berikan adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan untuk pembuatan selanjutnya alat penghirung jumlah burung walet tersebut dapat dikembangkan lagi. 2. Rangkaian ini dapat

dikembangkan sehingga membantu para penggusaha burung walet.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bishop, Owen 2004, Dasar – dasar Elektronika , PT.Erlangga, Jakarta.

[2] Budiharto, Widodo 2006, Belajar Sendiri 12 Proyek Mikrokontroler untuk Pemula, PT.Elek Media Komputindo, Jakarta. [3] Budiharto, Widodo 2008, Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATMega32, PT.Elex Media Komputinda, Jakarta.

[4] Green, DC 1987, Pedoman Elektronika 1, PT.Elex Media Komputinda, Jakarta.

[5] Wardhana, Lingga 2006, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega32 Simulasi, Hardware, Aplikasi, AndiOffset , Yogyakarta.

[6] Abeng, Ko 2005, Memancing Walet dengan Sarang Kertas, Penebar Swadaya, Jakarta.

Gambar

Gambar  3.3 Rangkaian Sistem Minimum
Gambar 3.9 Board Sistem   Minimum ATmega32  2.  Board Power Suply
Gambar  Flowchart  dapat  dilihat  pada  Gambar 3.15.
Gambar 4.2 Rangkaian  Sistem  Minimum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pola keterlambatan siswa SMA Negeri 1 Gresik, (2) faktor penyebab keterlambatan siswa di SMA Negeri 1 Gresik, (3) penanganan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui peran penyuluh pertanian dalam usahatani kelapa sawit pola swadaya; (2) Mengetahui tingkat keberdayaan petani kelapa

Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan dapat ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase yang sesuai

Sedangkan biaya transportasi yang dikeluarkan dengan metode Traveling Salesman Problem (Branch and Bound) lebih baik dari metode awal perusahaan dengan

c. Kegagalan pemegang rekening menerima keuntungan berupa dividen, bunga atau hak-hak ODLQ DWDV KDUWD GDODP SHQLWLSDQ ´ Kenyataannya, beberapa Perbankan milik Negara

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling dengan criteria tertentu yaitu penentuan sampel dipilih berdasarkan kriteria, yaitu setiap gugus terwakili meliputi :

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang mana bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dimana pelaksanaannya menyajikan semua temuan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan skripsi yang berjudul “ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI NILAI CALL OPTION DARI 3 (TIGA) SAHAM