• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Dimensi Saluran Primer Eksiting Daerah Irigasi Muara Jalai

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR

SH. Hasibuan1, Djuang Panjaitan2

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian adalah melakukan kajian evaluasi analisa dimensi saluran primer eksisting Daerah Irigasi Muara Jalai, Kabupaten Kampar dalam upaya mendukung Program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) Provinsi Riau menuju swasembada beras.

Metode pendekatan yang digunakan untuk menganalisa ketersediaan air (dependable flow) adalah menggunakan metode Mock dengan pengambilan data curah hujan dari Stasiun Pasar Kampar tahun 1998-2008 serta data klimatologi yang meliputi suhu udara (temperature), kecepatan angin (wind speed), kelembaban udara (humidity), penyinaran matahari (sunshine) sedangkan untuk menganalisa kapasitas debit Saluran Primer DI Muara Jalai, Kabupaten Kampar menggunakan pendekatan rumusan Hukum Kontinuitas.

Hasil utama dari penelitian membuktikan bahwa kapasitas debit Saluran Primer Eksisting pada Daerah Irigasi Muara Jalai sebesar 0,08 m3/dt mampu mememenuhi kebutuhan air irigasi maksimum sebesar 0.01 m3/dt untuk skenario pola tanam padi-padi-padi pada minggu pertama bulan Mei.

Kata kunci : debit, ketersediaan air, dimensi saluran primer, Daerah Irigasi

Abstract

The aim of this research was analyze of existing primary canal dimension at Muara Jalai Irrigation Area, Kampar District in order courage Program of Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) Riau Province for empowerment of rice. Method was used to analyze the water available using Mock Method by rainfall data in Pasar Kampar Station at year 1998 to 2008, and so climate data such as temperature, wind speed, humidity and sunshine. For the analyze of discharge capacity primary canal at Muara Jalai Irrigation Area, Kampar District using Continuity Law formulation. The result of this research prove that condition of capacity discharge for existing primary canal at Muara Jalai Irrigation area 0.08 m3/sec still have able to the planting pattern sce-nario pady-pady-pady, the maximum irrigation water requirment were found on Mei I 0.01 m3/sec.

(2)

Page 134 JURNAL APTEK Vol. 3 No. 2 Juli 2011

1. Latar Belakang Penelitian

Prioritas pembangunan Provinsi Riau dalam mendukung kegiatan Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) bidang Sumber Daya Air adalah mendukung Swasembada Pangan Nasional dan kegiatan Pertanian di Riau. Sektor pertanian memegang peranan penting karena lebih 60% penduduknya bergerak pada sektor ini. Kondisi geografis sangat mendukung perlunya di kembangkan sektor pertanian khususnya tanaman pangan. Sebagaimana diketahui bahwa Provinsi Riau masih defisit beras ± 130.000 ton/tahun (Badan Ketahahan Pangan Provinsi Riau, 2007).

Pembangunan infrastruktur irigasi dan program transmigrasi di Provinsi Riau juga diharapkan dapat menunjang sektor pertanian. Selama PJPT I dan program K2I Riau, sebaran transmigrasi diharapkan menghuni sebagian besar lahan-lahan potensial untuk di kembangkan menjadi lahan pertanian tanaman pangan dan cetak sawah baru. Sehingga infrastruktur jaringan irigasi eksisting dan pengembangan dapat bermanfaat dan dikelola oleh masyarakat. Kerjasama pembangunan antara Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang sejalan dengan Dinas Pertanian, Transmigrasi dan Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, diharapkan dapat mempertahankan dan memelihara dareah irigasi. Selarasnya program pemerintah dalam meningkatkan informasi dan updating data daerah Riau guna menunjang ketersediaan air dan penyempurnaan jaringan irigasi di Provinsi Riau.

Daerah Kabupaten Kampar adalah merupakan salah satu daerah target dari Program OPRM Provinsi Riau dalam upaya mewujudkan swasembada beras. Berdasarkan hasil penelitian bahwa DI Muara Jalai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi

kecukupan air untuk meningkatkan produktivitas beras. Berangkat identifikasi masalah tersebut di atas, tujuan utama dari penelitian ini adalah menitikberatkan kemampuan infrastruktur irigasi DI Muara Jalai terutama saluran primer eksisting untuk mendistribusikan debit air ke petak petak sawah.

2.Metodologi Penelitian Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah DI Muara Jalai, Kabupaten Kampar. Untuk Peta Daerah Irigasi Muara Jalai selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 1 di bawah ini:

Sumber : Laporan Topografi

Gambar 1. Peta DI Muara Jalai Untuk diagram alir metode pendekatan penyelesaian analisa disajikan menggunakan tahapan seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3 di bawah ini :

(3)

Kajian Dimensi Saluran Primer Eksiting Daerah Irigasi Muara Jalai

Gambar 2 Diagram Alir Analisa Neraca Air Bagian Pertama

Metode penelitian yang digunakan untuk menghitung ketersediaan air (debit andalan) adalah metode Mock (Jayadi, 2008) dengan data-data yang dipergunakan untuk penelitian adalah meliputi :

 Data curah hujan dari tahun 1996-2007 dari Stasiun Pasar Kampar.

 Data klimatologi yang meliputi data kelembaban udara, data temperatur, data kecepatan angin dan data penyinaran matahari yang diambil dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota Pekanbaru.

 Jadwal dan pola tanam di DI Muara Jalai dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumberdaya Air Provinsi Riau.

 Luas lahan potensial untuk budidaya pertanian di Daerah Irigasi Muara Jalai dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumberdaya Air Provinsi Riau.

Selanjutnya data-data yang dipergunakan untuk penelitian neraca air pada bagian kedua meliputi :

 Jadwal dan pola tanam DI Muara Jalai, Kabupaten Kampar bersumber

dari Laporan Akhir Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumberdaya Air Provinsi Riau.

 Luas lahan potensial untuk budidaya pertanian di Daerah Irigasi Muara Jalai dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumberdaya Air Provinsi Riau.

Gambar 3 Diagram Alir Analisa Neraca Air Bagian Kedua

Setelah dilakukan analisa hidrologi seperti yang disajikan Gambar 2 dan Gambar 3 di atas, langkah selanjutnya dilakukan analisa hidrolika untuk menghitung kapasitas debit saluran primer.

Bersumber dari Anggrahini (1998); Kodoatie (2009) bahwa untuk menghitung kapasitas debit saluran primer DI Sungai Tanang

menggunakan pendekatan Hukum

Kontinuitas seperti Persamaan 1 di bawah ini:

Q = A.V (1) Dengan A adalah luas penampang basah saluran dalam m2 sedangkan V adalah kecepatan aliran air dalam saluran primer dalam m/dt.

Sedangkan untuk menganalisa luas penampang basah saluran penampang persegi menggunakan Persamaan 2 sebagai berikut :

(4)

Page 136 JURNAL APTEK Vol. 3 No. 2 Juli 2011

Dengan B adalah lebar dasar saluran dalam m sedangkan h adalah kedalaman air saluran primer dalam m. Untuk menghitung debit di lapangan menggunakan Persamaan 3 sebagai berikut :

Qlap = B.h.V. (3)

Jika hasil analisa Qlap > Qkebutuhan air maka

tidak perlu dilakukan perubahan dimensi dari saluran primernya tetapi Jika hasil analisa Qlap < Qkebutuhan air maka dilakukan

perubahan dimensi saluran primer di lapangan

3.Analisa dan Pembahasan

Dengan menetapkan pola tanam padi-padi-padi maka akan dapat diketahui besar nilai kebutuhan maksimum air di sawah (NFR maksimum) pada DI Muara Jalai Kabupaten Kampar. Hasil selengkapnya dari analisa neraca keseimbangan air (water balance) yang disajikan pada Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Analisa Kebutuhan Neraca Air Daerah Irigasi Muara Jalai Dengan Pola Tanam Padi-Padi-Padi

Sumber : Hasil Perhitungan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, bahwa kebutuhan air sawah (NFR) pada Daerah Irigasi Muara Jalai akan diperoleh nilai NFR

kebutuhan air (Q) sebesar 0,01 m3/dt dengan pola tanam serempak padi-padi-padi dengan awal tanam pada bulan Mei. Untuk hasil selengkapnya grafik pola hubungan antara debit terhadap bulan atau lazim disebut neraca keseimbangan air disajikan seperti pada Gambar 4 di bawah ini:

Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 4. Pola Hubungan Antara Debit Andalan dan Kebutuhan Air Tanaman sebagai fungsi Bulan dengan Pola Tanam padi-padi-padi periode Awal Bulan Mei Diskripsi Saluran Induk DI Muara Jalai Kondisi Bendung dan Saluran Primer DI Muara Jalai, Kabupaten Kampar disajikan seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6 di bawah ini :

Sumber : Dokumentasi Laporan Topografi

Gambar 5 Kondisi Eksisting Bendung Daerah Irigasi Muara Jalai

(5)

Kajian Dimensi Saluran Primer Eksiting Daerah Irigasi Muara Jalai

SH Hasibuan, Djuang Panjaitan, Jurusan Teknik Sipil Fak. Teknik - Universitas Riau Page 137

Beton Bertulang Skor 15/15 - 1.5 m

Beton Bertulang Skor 15/15 - 1.5 m

Beton Bertulang

1. Potongan Rencana

2. Potongan Rencana

3. Potongan Rencana

Sumber : Dokumentasi Laporan Topografi Gambar 6 Kondisi Eksisting Saluran Primer DI Muara Jalai

Menghitung Debit Air Saluran Primer Daerah Irigasi Muara Jalai

Data-data hasil pengukuran

Hasil pengukuran di Saluran Primer DI Muara Jalai selengkapnya disajikan seperti data – data di bawah ini:

 Lebar dasar saluran (B) = 2,00 m  Tinggi saluran plus jagaan (H) = 1,50 m  Tinggi Air Dalam Saluran (h) = 0.8 m

(pengukuran kedalaman air di saluran )  Kecepatan Aliran Rerata (Vr ) = 0.5 m/dt

(pengukuran menggunakan pelampung di saluran )

Sedangkan dimensi Saluran Primer DI Muara Jalai disajikan seperti pada Gambar 4 di bawah ini :

Gambar 4 Dimensi Saluran Primer Muara Jalai, Kabupaten Kampar

Masih bersumber dari data-data penelitian di lapangan serta Gambar 4 di atas, maka nilai hasil analisa debit di saluran primer eksisting DI Muara Jalai adalah sebagai berikut :

Qlap = 2 . 0.8 . 0.5 = 0.80 m3/dt

4. Kesimpulan

Dari kajian penelitian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi dimensi saluran eksisting Saluran Primer Daerah Irigasi Muara Jalai dengan lebar dasar saluran (B) 2.0 m, tinggi air pada saluran (h) 0.8 m serta kecepatan aliran 0.5 m/dt mampu menampung debit sebesar 0.8 m3/dt.

2. Neraca kebutuhan air di Daerah Irigasi Muara Jalai untuk pola tanam padi-padi-padi periode I Mei dibutuhkan debit sebesar 0.01 m3/dt. 3. Merujuk hasil analisa di atas, bahwa

kondisi Saluran Primer Daerah Irigasi

Muara Jalai masih mampu

menampung debit aliran untuk pemenuhan kebutuhan air di petak sawah seluas 55,1 ha.

Ucapan Terima Kasih

Penulis menghaturkan terima kasih kepada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air Provinsi Riau yang telah berkenan memberikan data-data pendukung untuk kelengkapan penulisan jurnal ini.

Daftar Pustaka

Anggrahini. 1998. Hidrolika Saluran Terbuka, Surabaya : CV. Mitra Utama Badan Ketahanan Pangan. 2007, Program

Operasi Pangan Riau Makmu (OPRM), Pemerintah Daerah Provinsi Riau

(6)

Page 138 JURNAL APTEK Vol. 3 No. 2 Juli 2011

Laporan Hidrologi Studi Identifikasi Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap II), Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air Provinsi Riau.

Bidang Sumber Daya Air, PU, 2010. Laporan Topografi Studi Identifikasi Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap II), Provinsi Riau.

Sekolah Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM). Kodoatie, R., J. 2009. Hidrolika Terapan

Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa, Jogyakarta : Andi Offset

Gambar

Gambar 1. Peta DI  Muara Jalai  Untuk  diagram  alir  metode  pendekatan   penyelesaian  analisa  disajikan  menggunakan  tahapan    seperti  pada  Gambar  2  dan  Gambar  3 di bawah ini :
Gambar  2  Diagram  Alir    Analisa  Neraca  Air Bagian Pertama
Tabel  1.  Analisa  Kebutuhan  Neraca  Air  Daerah  Irigasi  Muara  Jalai  Dengan  Pola  Tanam Padi-Padi-Padi

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang pada kuesioner di tiap variabelnya bisa mengukur apa yang seharusnya akan diukur menyatakan

Wireshark mampu menampilkan komunikasi antara bot, bot master , dan infected host dengan cukup jelas, dan dengan pemahaman terhadap RFC 2812, maka dapat diperoleh

Untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana praktek penggunaan wafaq dan bagaimana pandangan hukum islam terhadap hal tersebut , penelitian ini berusaha menjawab

Dengan menggunakan teori HAZOP dapat diidentifikasi masalah-masalah dari penyebab kegagalan dalam sistem penyalaan pada ruang pembakaran yaitu kurangnya pemahaman terhadap

Banjir merupakan salah satu peristiwa bencana alam yang sering melanda sejumlah negara termasuk Indonesia.Kejadian banjir ini berupa genangan air yang berlebihan terutama yang

Pelajaran yang kurang disukai oleh siswa dapat menjadi sikap malas saat di kelas, maka para siswa jika berada di dalam kelas juga tidak dapat menangkap pelajaran

Menurut Peraturan Walikota Semarang Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) car free day bertujuan untuk mewujudkan udara yang

[r]