• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ksemakin ketat, menuntut pembudidaya ikan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ksemakin ketat, menuntut pembudidaya ikan dalam"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KATA PENGANTAR

ecenderungan tuntutan masyarakat konsumen global terhadap persyaratan mutu dan keamanan pangan yang

K

semakin ketat, menuntut pembudidaya ikan dalam

memproduksi ikan untuk menerapkan Prinsip Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) yang memperhatikan kualitas produk yang memiliki daya saing, ramah lingkungan, berkelanjutan aman dikonsumsi dan mampu telusur. Dalam upaya untuk menjamin dan sekaligus mendorong keberlanjutan penerapan Prinsip CBIB bagi pembudidaya ikan yang telah mendapatkan sertifikat CBIB dipandang perlu untuk dibangun sistem pengendalian yang efektif melalui kartu pembudidaya ikan (AQUACARD).

AQUACARD diberikan kepada pembudidaya ikan yang telah menerima sertifikat CBIB dan telah tergabung dalam organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang efektif (Kelompok efektif).

Penerbitan AQUACARD dimaksudkan untuk menjamin dan sekaligus mendorong keberlanjutan penerapan prinsip-prinsip CBIB bagi pembudidaya ikan yang telah menerima sertifikat CBIB, sehingga AQUACARD dapat difungsikan sebagai instrumen untuk : (1) mendorong peningkatan kemampuan dan keahlian pembudidaya ikan dalam penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), (2) membangun daya saing dan kemandirian melalui penguatan kelembagaan organisasi POKDAKAN (3) menguatkan profesionalisme dan mengokohkan budaya disiplin dalam menerapkan Standar Operasional dan Prosedur yang mengacu pada prinsip CBIB, dan (4) meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan melalui pengembangan kemitraan penguatan jiwa enterpreneurship dan penguatan skala usaha.

Untuk memandu agar pelaksanaan penerbitan AQUACARD dapat berjalan lancar dan mampu mencapai target sesuai yang diharapkan, maka dipandang perlu disusun PEDOMAN TEKNIS PENERBITAN AQUACARD sebagai acuan teknis dalam penerbitan AQUACARD bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

(4)

Atas nama Jajaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan PEDOMAN TEKNIS PENERBITAN AQUACARD ini. Semoga buku ini dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan penerbitan AQUACARD.

Jakarta, Juli 2014 Direktur Produksi

Ditjen Perikanan Budidaya,

(5)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... i

Daftar Lampiran ... ii

Daftar Gambar ... iv

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) 1 LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 7/ KEP-DJPB/2014 TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) 5 BAB I. PENDAHULUAN ... 5

1.1 Latar Belakang ... 6

1.2 Maksud Dan Tujuan ... 6

1.3 Ketentuan Umum ... 6

1.4 Ruang Lingkup ... 8

BAB II. JENIS KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) DAN KRITERIA PEMOHON ... 10

2.1. Jenis Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 10

1. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Pembudidaya B ... 10

2. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Pembenih H ... 11

3. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Pembina Teknis T... 12

2.2 Kriteria Pemohon ... 13

1. Kriteria Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembudidaya ... 13

2. Kriteria Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembenih ... 13

3. Kriteria Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembina Teknis ... 14

BAB III. ORGANISASI PELAKSANA DAN MEKANISME PENERBITAN KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) ... 15

3.1 Struktur Organisasi Pengelola Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)... 15

1. Penanggung Jawab ... 16 2. Redaktur ... 16 3. Editor 1 ... 16 4. Editor 2 ... 17 5. WEB Developer ... 17 6. Administrator Pusat ... 17 7. Administrator Provinsi ... 18 8. Administrator Kabupaten/Kota ... 18 9. Pembina Teknis ... 19 NOMOR : 7/ KEP-DJPB/2014

(6)

3.2 Mekanisme Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 19

1. Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) untuk Pembudidaya ... 19

2. Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembenih ... 20

3. Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembina Teknis ... 20

4. Masa Berlaku AQUACARD ... 21

3.3 Tahapan Pelaksanaan ... 60

1. Tahapan Pendaftaran Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)... 60

2. Tahapan Pencetakan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)... 60

3. Tahap Penyerahan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 61

BAB IV. PENGELOLAAN DATA ... 62

4.1 Database Dan Arsip ... 62

4.2 Otoritas Pengelola Data ... 62

BAB V. MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN ... 64

5.1 Monitoring Dan Evaluasi ... 64

5.2 Pelaporan ... 64

BAB VI. PENUTUP... 65

LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 7/ KEP-DJPB/2014 TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) 67 TIM PENGELOLA WEBSITE SISTEM KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) 67 LAMPIRAN III KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 7/ KEP-DJPB/2014 TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) 71

PETUNJUK OPERASIONAL APLIKASI KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA A. Cara Install Aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 71

B. Browser ... 77

C. Memasukan Alamat/Link Halaman Administrator ... 77

D. Log In ... 78

E. Beranda Administrator Sistem Manajemen Kartu Anggota ... 78

F. Menu Dashboard Pembudidaya ... 79

G. Menu Data Pembudidaya ... 80

H. Menu Entitas Data ... 86

I. Menu Manajemen User ... 105

J. Pencetakan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 107

(7)

Daftar Gambar

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR

7/KEP-DJPB/2014 TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)... 5

Gambar 1. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B ... 8

Gambar 2. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H ... 9

Gambar 3. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T ... 10

Gambar 4. Struktur Organisasi Pengelola Kartu Pembudidaya Ikan ... 12

Gambar 5. Struktur Organisasi Pengelola Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)... 15

LAMPIRAN III KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 7/KEP-DJPB/2014 TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)... 5

Gambar 1. Instalasi Software ... 71

Gambar 2. Folder Aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 72

Gambar 3. Pilih Bahasa ... 72

Gambar 4. Proses Instalasi 1 ... 73

Gambar 5. Proses Instalasi 2 ... 73

Gambar 6. Proses Instalasi 3 ... 74

Gambar 7. Proses Instalasi 4 ... 74

Gambar 8. Proses Instalasi 5 ... 75

Gambar 9. Proses Instalasi 6 ... 75

Gambar 10. Proses running Apache dam Mysql Server 1 ... 76

Gambar 11. Proses Running Apache dan Mysql Server 2 ... 76

Gambar 12. Tipe Browser yang Bisa Digunakan ... 77

Gambar 13. Alamat Web Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD ) ... 77

Gambar 14. Halaman Login Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 78

Gambar 15. Halaman Logout (Beranda) ... 78

Gambar 16. Halaman Dashboard AQUACARD ... 79

Gambar 17. Cara Unduh Grafik ... 79

Gambar 18. Halaman Input Data Pembudidaya ... 80

Gambar 19. Halaman Tambah Pembudidaya ... 81

Gambar 20. Halaman Form Pendataan Pembudidaya ... 81

Gambar 21 Peta Lokasi Pembudidaya ... 82

Gambar 22. Tambah Data Pembudidaya H ... 82

Gambar 23. Form Pendaftran Pembudidaya ... 83

Gambar 24. Peta Lokasi Pembudidaya H ... 84

Gambar 25. Form Tambah Pembudidaya T ... 84

Gambar 26. Form Pendaftaran Pembudidaya H ... 85

Gambar 27. Peta Lokasi Pembudidaya T ... 86

Gambar 28. Form Status Pembudidaya ... 87

Gambar 29. Form Komoditas Budidaya ... 87

(8)

Gambar 31. Form Peningkatan Skor ... 89

Gambar 32. Form Editing Kriteria Peningkatan Skor ... 90

Gambar 33. Form Pengurangan Skor ... 91

Gambar 34. Form Editing Kriteria Pengurangan Skor ... 92

Gambar 35. Form Penambahan Provinsi ... 93

Gambar 36. Form Penambahan Kabupaten/Kota ... 94

Gambar 37. Form Editing Kabupaten/Kota ... 95

Gambar 38. Form Penambahan Kecamatan ... 95

Gambar 39. Form Editing Kecamatan ... 96

Gambar 40. Form Penambahan Kelurahan/Desa ... 97

Gambar 41. Form Editing Kelurahan/Desa ... 98

Gambar 42. Form Penambahan Jenis Budidaya ... 99

Gambar 43. Form Editing Jenis Budidaya ... 99

Gambar 44. Form Penambahan Status CBIB ... 100

Gambar 45. F orm Editing Status CBIB ... 101

Gambar 46. Form Penambahan Status CPIB ... 101

Gambar 47. Form Editing Status CPIB ... 102

Gambar 48. Form Penambahan Jenjang Pendidikan ... 103

Gambar 49. Form Editing Jenjang Pendidikan ... 103

Gambar 50. Form Editing Teknologi Budidaya ... 104

Gambar 51. Form Editing Teknologi Budidaya ... 104

Gambar 52. Form Manajemen User ... 105

Gambar 53. Form Penambahan User ... 105

Gambar 54. Form Editing User ... 106

Gambar 55. Form Data Pembudidaya B ... 107

Gambar 56. Form Unduh Gambar Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 107

Gambar 57. Form Data Pembudidaya H ... 108

Gambar 58. Form Unduh Gambar Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 108

Gambar 59. Form Data Pembudidaya T ... 109

Gambar 60. Form Unduh Gambar Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ... 109

Gambar 61. Printer Terinstal dengan Benar ... 110

Gambar 62. Pilih Aplikasi Windows Picture Viewer ... 110

Gambar 63. Jendela Aplikasi Windows Picture Viewer ... 111

(9)

Daftar Lampiran Lampiran 1 : Form F1 15 Lampiran 2 : Form FS-2 116 Lampiran 3 : Form FS-1 117 Lampiran 4 : Form FST-2 118 ... 1 ... ... ...

(10)
(11)

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

TENTANG

KARTU PEMBUDIDAYA IKAN(AQUACARD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa kecenderungan masyarakat global terhadap

persyaratan mutu dan keamanan pangan produk perikanan budidaya yang semakin ketat, menuntut pembudidaya dalam memproduksi ikan untuk menerapkan Prinsip Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang memperhatikan kualitas produk, ramah lingkungan, berkelanjutan, aman dikonsumsi dan mampu telusur;

b. bahwa untuk menjamin dan sekaligus mendorong Penerapan Prinsip CBIB bagi pembudidaya ikan yang telah mendapat sertifikat CBIB, dipandang perlu dibangun sistem pengendalian melalui KartuPembudidayaIkan(AQUACARD);

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal P e r i k a n a n B u d i d a y a t e n t a n g K a r t u PembudidayaIkan (AQUACARD);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

(12)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2012 tentang Pangan;

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);

5. Peraturan Presiden nomor 27/M tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 28/M tahun 2012;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.01/MEN/2007 tentang Pengendalian System Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2010 tentang pengadaan dan peredaran pakan ikan;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor PER.15/MEN/2010 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

BUDIDAYA TENTANG KARTU PEMBUDIDAYAAN IKAN

(AQUACARD).

Pasal 1

(13)

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDA

YA

pengendalian dalam upaya untuk menjamin dan sekaligus mendorong keberlanjutan penerapan Prinsip CBIB bagi pembudidaya ikan yang telah menerima Sertifikat CBIB.

Pasal 2

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran I, II, dan III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 3

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) diberikan kepada pembudidaya ikan yang telah menerima sertifikat CBIB yang tergabung dalam Organisasi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang efektif (Kelompok Efektif).

Pasal 4

Biaya untuk pembuatan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dibebankan pada Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Pasal 5

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 7 Juli 2014

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Disalin sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas

(14)
(15)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 7/KEP-DJPB/2014 TENTANG KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perikanan Budidaya diyakini mampu menjadi salah satu landasan yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan sekaligus juga dipercaya memiliki kemampuan untuk mewujudkan 4 (empat) pilar pembangunan nasional, yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan), dan pro-sustainability (keberlanjutan). Hal ini mengingat sumberdaya lahan akuakultur yang masih sangat besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, serta memiliki beberapa karakteristik unggul, seperti: (a) dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari pedesaan sampai dengan perkotaan, (b) usaha akuakultur cepat menghasilkan (quick yielding) dengan margin keuntungan yang besar yang memungkinkan menjadi pilihan mata pencaharian penduduk, (c) mempunyai backward dan forward linkage yang cukup luas, sehingga dapat memacu pembangunan industri hulu maupun hilir, (d) telah tersedia teknologi terapan yang cukup beragam sesuai dengan kebutuhan, (e) dapat merupakan pilihan mata pencaharian masyarakat yang layak untuk sekaligus mengatasi kemiskinan penduduk.

Memahami bahwa fokus utama pembangunan perikanan budidaya adalah masyarakat pembudidaya ikan, maka dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan serta sekaligus untuk menguatkan efektifitas kelembagaan organisasi kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) dalam pengawasan penerapan standar mutu serta peningkatan

(16)

efisiensi dan produktivitas usaha perikanan budidaya, mulai tahun 2014 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memandang perlu untuk melakukan pengawasan terhadap keberlanjutan pelaksanaan CBIB pada pembudidaya yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing produk dan peningkatan kesejahteraan pembudidaya ikan melalui penerbitanKartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) adalah sebagai landasan acuan teknis untuk pelaksanakan penerbitan Kartu Pembudidayaan Ikan (AQUACARD) bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota, sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah memberikan arah dan pedoman secara teknis yang diperlukan dalam proses Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

1.3 KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:

1. Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) adalah cara memelihara

dan/atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, benih, pakan, obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologis.

2. Cara pembenihan ikan yang baik, yang selanjutnya disingkat

CPIB adalah cara mengembangbiakan ikan dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol, melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan biosecurity, mampu telusur (traceability) dan keamanan pangan (food safety).

(17)

3. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.

4. Sertifikasi CBIB adalah serangkaian kegiatan penerbitan dan pengendalian sertifikat melalui penilaian kesesuaian yang dipersyaratkan dalam CBIB.

5. Sertifikat CBIB adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal bagi unit pembudidayaan ikan yang memenuhi persyaratan CBIB.

6. Sertifikasi CPIB adalah serangkaian kegiatan penerbitan dan pengendalian sertifikat pembenihan ikan melalui penilaian kesesuaian yang dipersyaratkan dalam CPIB.

7. Sertifikat CPIB adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal bagi unit pembenihan ikan yang telah disertifikasi CPIB.

8. Pengendalian adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh otoritas kompeten untuk melakukan verifikasi terhadap kesesuaian antara penerapan sistem mutu oleh pelaku usaha pembudidayaan dan atau pembenihan ikan dengan peraturan/ ketentuan dalam rangka memberi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.

9. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) adalah Kartu yang

diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan cq Ditjen Perikanan Budidaya yang difungsikan sebagai suatu sistem pengendalian dalam upaya untuk menjamin dan sekaligus mendorong keberlanjutan penerapan Prinsip CBIB/CPIB bagi pembudidaya ikan yang telah menerima Sertifikat CBIB/CPIB.

10. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) terdiri dari 3 jenis yaitu Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B untuk Pembudidaya, Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T untuk Pembina Teknis, dan Kartu Pembudidaya (AQUACARD) H untuk Pembenih.

(18)

11. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) diberikan kepada pembudidaya ikan yang tergabung dalam Kelompok Efektif.

12. Kelompok Efektif adalah kelompok pembudidaya ikan yang sudah mempunyai tenaga Pembina Teknis dan memiliki SOP pembudidayaan ikan/pembenihan ikan yang ditaati secara efektif oleh semua anggota dan telah sejalan dengan prinsip CBIB/CPIB.

13. Pembina Teknis adalah Petugas Penyuluh Perikanan atau Kepala Cabang Dinas Kecamatan yang ditunjuk sebagai pembina teknis dari sebuah kelompok efektif.

14. Dinas Kelautan dan Perikanan adalah dinas yang membidangi

sektor kelautan dan perikanan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

15. ID adalah Identitas berupa angka unik yang diberikan kepada pembudidaya ikan dan Pembina Teknis yang memiliki Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD).

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) meliputi : Pendataan lengkap Pembudidaya Ikan yang sudah menerima sertifikat CBIB/CPIB dan menjadi anggota “kelompok efektif” dan Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD).

Pendataan lengkap Pembudidaya Ikan meliputi: penyiapan basis data Rumah Tangga Perikanan Budidaya yang sudah memiliki sertifikat CBIB/CPIB, pendataan lengkap pembudidayaan ikan yang menjadi anggota “kelompok efektif”.

Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD), meliputi : (1) Kriteria dan Persyaratan Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD), (2) Organisasi Pelaksana, (3) Tahapan Pelaksanaan

(19)

yang mencakup pendaftaran Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) baru, perpanjangan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) sesuai dengan scoring yang didapatkan setiap akhir tahun, pengelolaan database, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

(20)

BAB II

JENIS KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) DAN KRITERIA PEMOHON

2.1 JENIS KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) terdiri dari 3 jenis yaitu Kartu Pembudidayaan Ikan (AQUACARD) B untuk Pembudidaya, Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T untuk Pembina Teknis, dan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H untuk Pembenih.

1. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B adalah Kartu Pembudiyaan Ikan (AQUACARD) yang didalamnya dilengkapi dengan ID untuk pembudidaya ikan diberikan kepada pembudidaya ikan yang telah menjadi anggota kelompok efektif dan telah dilaksanakan sertifikasi CBIB, dan sudah mendapat sertifikat CBIB.

ID dalam Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B tersebut adalah rangkaian angka yang menjadi kode unik pembudidaya ikan, sebagaimana terlihat pada contoh Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)B berikut :

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)Untuk Pembudidaya : Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B

(21)

Id Anggota Pembudidaya

Terdiri dari 14 digit angka yang Mewakili : 33 = Kode Provinsi

24 = Kode Kabupaten 01 = Kecamatan

2001 = Tahun Pendaftaran 654 = Nomor Registrasi

2. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Pembenih H

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H adalah Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) yang didalamnya dilengkapi dengan id untuk pembenih ikan yang diberikan kepada pembenih ikan yang telah menjadi anggota kelompok efektif dan telah dilaksanakan sertifikasi CPIB dan sudah mendapat sertifikat CPIB.

ID dalam Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H tersebut adalah rangkaian angka yang menjadi kode unik pembenih ikan, sebagaimana terlihat pada contoh Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H berikut:

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)

Untuk Pembenih : Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H

(22)

Id Anggota Pembenih

Terdiri dari 14 digit angka yang Mewakili : 31 = Kode Provinsi

75 = Kode Kabupaten 08 = Kecamatan

1005 = Tahun Pendaftaran 01 = Nomor Registrasi

3. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Pembina Teknis T Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T adalah Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) yang didalamnya dilengkapi dengan ID untuk pembina teknis yang diberikan kepada pembina teknis yang memenuhi syarat. ID pembina teknis tersebut adalah rangkaian angka yang menjadi kode unik pembina teknis, sebagaimana terlihat pada contoh Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T berikut :

Kartu Pembudidaya Ikan(AQUACARD)

untuk Teknisi Budidaya : Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)T

Gambar 3. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T

(23)

Id Anggota Pembina Teknis

Terdiri dari 14 digit angka yang Mewakili : 31 = Kode Provinsi 75 = Kode Kabupaten 08 = Kecamatan 1005 = Tahun Pendaftaran 0001 = Nomor Registrasi 2.2 KRITERIA PEMOHON

Kriteria yang harus dipenuhi bagi pembudidaya ikan atau pembina teknis untuk mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) adalah sebagai berikut :

1. KRITERIA PENERBITAN KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) UNTUK PEMBUDIDAYA

Pembudidaya ikan yang dapat mengajukan untuk mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) B harus memenuhi kriteria :

a. pembudidaya yang sudah memiliki Sertifikat CBIB; b. menjadi Anggota Kelompok Efektif.

2. KRITERIA PENERBITAN KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) UNTUK PEMBENIH

Pembenih ikan yang dapat mengajukan untuk mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H harus memenuhi kriteria :

a. pembudidaya yang sudah memiliki Sertifikat CPIB; b. menjadi Anggota Kelompok Efektif.

(24)

3. KRITERIA PENERBITAN KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD) UNTUK PEMBINA TEKNIS

Pembina Teknis yang dapat mengajukan untuk mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T harus memenuhi kriteria :

a. memiliki kelompok binaan dan tercantum dalam

struktur organisasi kelompok binaan.

(25)

BAB III

ORGANISASI PELAKSANA DAN MEKANISME PENERBITAN KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)

3.1 S T R U K T U R O R G A N I S A S I P E N G E L O L A K A R T U PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)

Untuk mengelola pengolahan data dan penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD), diperlukan struktur organisasi yang terdiri dari Pengarah, Penanggung Jawab, Editor, Administrator Pusat, Administrator Provinsi, Administrator Kabupaten/Kota dengan struktur dan tugas sebagai berikut :

Tugas dan fungsi dari setiap komponen organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penanggung Jawab

a. Penanggung Jawab adalah pemegang otoritas tertinggi Sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dan bertanggung jawab langsung kepada Dirjen Perikanan Gambar 4. Struktur Organisasi Pengelola Kartu Pembudidaya

(26)

Budidaya bertugas untuk memberikan arahan pada semua tingkatan pengelola Kartu Pembudidaya Ikan sehingga Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dapat berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya.

b. Pengarah berkewenangan untuk memberikan punishment

dalam bentuk teguran dan peringatan kepada struktur di bawahnya agar Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dapat berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya.

2. Redaktur

a. Redaktur adalah pemegang otoritas yang bertanggung jawab terhadap jalannya sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dan ditetapkan dengan SK Dirjen Perikanan Budidaya.

b. Redaktur bertugas untuk memberikan arahan kepada

Editor untuk (i) melakukan validasi database sistem aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD), (ii) mengelola database sistem Aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD).

c. Dalam pelaksanaan tugasnya, Redaktur bertangung jawab

kepada penanggung jawab. 3. Editor 1

a. Editor adalah orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap validitas database sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dan pengembangan sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) bekerjasama dengan Administrator.

b. Editor bertugas untuk (i) memvalidasi database sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) (ii) mengelola database sistem Aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Indonesia Bagian Barat, (iii) memberikan persetujuan untuk Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) yang akan diterbitkan.

(27)

c. Editor ditunjuk langsung oleh Direktur Produksi dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada redaktur.

4. Editor 2

a. Editor adalah orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap validitas database sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dan pengembangan system Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) bekerjasama dengan Administrator Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD).

b. Editor bertugas untuk (i) memvalidasi database sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD), (ii) mengelola database sistem Aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Indonesia Bagian Timur, (iii) memberikan persetujuan untuk Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) yang akan diterbitkan.

c. Editor ditunjuk langsung oleh Direktur Produksi dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada redaktur.

5. WEB Developer

a. Web Developer bertugas untuk (i) melakukan pemerikasaan

dan pemeliharaan secara berkala terhadap server aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)(ii) melakukan pemeriksaaan terhadapkoneksi Internet (iii) memberikan masukan yang dianggap perlu untuk pengembangan sistem aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD).

b. Web Developer ditunjuk langsung oleh Direktur Produksi dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya dan bertanggung jawab kepada Redaktur.

6. Administrator Pusat

a. Administrator Pusat adalah orang yang bertanggung jawab

(28)

b. Admintrator Pusat bertugas memverifikasi database serta mengkompilasi laporan provinsi tentang perkembangan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD), yang meliputi : (i) jumlah pembudidaya yang sudah terdaftar, (ii) jumlah Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) yang sudah diterbitkan, dan (iii) Rekapitulasi berita acara serah terima K a r t u P e m b u d i d a y a I k a n ( A Q U A C A R D ) k e p a d a pembudidaya ikan yang sudah dilaksanakan pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

c. Administrator Pusat ditetapkan melalui SK Dirjen

Perikanan Budidaya. 7. Administrator Provinsi

a. Administrator Provinsi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap database Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Provinsi.

b. Administrator Provinsi memiliki tugas untuk memantau dan memverifikasi database provinsi dalam sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) serta mencetak Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dan mengkompilasi laporan Kabupaten/Kota tentang perkembangan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) meliputi : (i) jumlah pembudidaya yang sudah terdaftar, (ii) jumlah Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) yang sudah diterbitkan, dan (iii) rekapitulasi berita acara serah terima Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) kepada pembudidaya ikan yang sudah dilaksanakan pada tingkat Kabupaten/Kota. c. Administrator Provinsi ditetapkan melalui SK Dirjen

Perikanan Budidaya sesuai dengan usulan dari Kepala Dinas Provinsi.

8. Administrator Kabupaten/Kota

a. Administrator Kabupaten/Kota adalah orang yang

bertanggung jawab terhadap database Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Kabupaten/Kota.

(29)

b. Administrator Kabupaten/kota memiliki tugas untuk melakukan entry dan update data pada sistem Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)termasuk melakukan verifikasi terhadap form-form isian hasil penilaian yang dilakukan oleh Pembina Teknis dari setiap kelompok dari form FS (Lampiran 2).

c. Administrator Kabupaten/kota bertugas untuk memantau

kegiatan yang dilakukan oleh Pembina Teknis dengan mengunakan form FST-1 (Lampiran 3) dan FST-2 (Lampiran 4).

d. Administrator Kabupaten/Kota ditetapkan melalui SK

Dirjen Perikanan Budidaya atas usulan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

9. Pembina Teknis

a. Pembina Teknis adalah petugas penyuluh atau kepala cabang Dinas kecamatan yang ditunjuk sebagai pembina teknis kelompok efektif.

b. Pembina Teknis bertugas untuk memantau dan mencatat

kegiatan pembudidayaan dan atau pembenihan ikan yang dilakukan oleh pembudidaya anggota kelompok efektif binaannya dengan menggunakan form FS (Lampiran 2). c. Pembina Teknis melaporkan data hasil pemantauannya

kepada Administrator Kabupaten/Kota.

3.2 MEKANISME PENERBITAN KARTU PEMBUDIDAYA IKAN (AQUACARD)

Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) untuk Pembudidaya

Pembudidaya yang akan mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) (B) harus melengkapi:

(30)

a. Mengisi Form Isian F1 (Lampiran 1);

b. Melampirkan Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/NIK

yang masih berlaku;

c. Menjadi Anggota Kelompok Efektif, dalam pengusulan harus ada pernyataan dari Pembina Teknis bahwa yang bersangkutan memang anggota kelompok binaan;

d. Diusulkan oleh Dinas Kab/Kota;

e. Disetujui oleh Dinas Provinsi.

2. Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembenih

Pembudidaya yang akan mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) (H) harus melengkapi:

a. Mengisi Form Isian F1 (Lampiran 1);

b. Melampirkan Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/NIK

yang masih berlaku;

c. Menjadi Anggota Kelompok Efektif, dalam pengusulan harus ada pernyataan dari Pembina Teknis bahwa yang bersangkutan memang anggota kelompok binaan;

d. Diusulkan oleh Dinas Kabupaten/Kota;

e. Disetujui oleh Dinas Provinsi.

3. Penerbitan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) Untuk Pembina Teknis

Pembina Teknis yang akan mendapatkan Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)(T) harus melengkapi:

a. Mengisi Form Isian F1 (Lampiran 1);

b. Melampirkan Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/NIK

(31)

c. Memiliki kelompok binaan dan tercantum dalam struktur organisasi kelompok binaan;

d. Diusulkan oleh Dinas Kab/Kota;

e. Disetujui oleh Dinas Provinsi. 4. Masa Berlaku AQUACARD

Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)berlaku sesuai dengan skor yang didapatkan di akhir tahun, pembudidaya ikan akan dicabut Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)-nya jika skor yang diakumulasi pada akhir tahun jumlah nilainyanegatif selama dua tahun berturut-turut. Skoring Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) dimaksudkan agar pemegang sertifikat CBIB/CPIB secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip CBIB/CPIB.Skor Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)dalamskoring Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ditentukan oleh kekonsistenan pembudidaya ikan dalam menerapkan prinsip CBIB/CPIB.

Skor Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) ditetapkan berdasarkan pada 18 Prinsip CBIB yangmeliputi: (1) Lokasi budidaya, (2) Suplai Air, (3) Tata letak dan design, (4) Kebersihan fasilitas dan perlengkapan, (5) Persiapan wadah budidaya (6) Pengolahan air, (7) Benih, (8) Pakan, (9) penggunaan bahan kimia, bahanbiologi dan obat ikan, (10)Penggunaan es dan air, (11) Panen, (12) Penanganan hasil, (13) Pengangkutan, (14) Pembuangan limbah, (15) Pencatatan, (16) Tindakan perbaiakn, (17) Pelatihan dan (18) Kebersihan personil, dapat dilihat pada tabel scoring form FS (lampiran 2). Oleh karena itu perlu dibuat aturan dalam skoring Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) meliputi prinsip:

1. LOKASI BUDIDAYA

Unit usaha budidaya berada pada lingkungan yang sesuai, dimana resiko keamanan pangan dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik diminimalisir, dengan kriteria penilaian:

a. konsisten : kondisi lokasi sesuai dengan persyaratan

(32)

b. agak kurang konsisten : kondisi Lokasi berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi Lokasi berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi Lokasi berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi Lokasi berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. SUPLAI AIR

Unit usaha mempunyai sumber air yang baik dan sumber air pasok terhindar dari sumber polusi, dengan kriteria penilaian:

a. konsisten : Kondisi suplai airsesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : Kondisi suplai air berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : Kondisi suplai airberada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : Kondisi suplai air berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : Kondisi suplai air berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

3. TATA LETAK DAN DESIGN

Unit budidaya seharusnya di desain dengan baik dengan tata letak yang meminimalkan resiko yang berhubungan dengan kontaminasi, yang terdiri dari 5 sub komponen yaitu:

1. Area usaha hanya digunakan untuk pembudidayaan ikan

(dengan bobot 20 % dari prinsip 3).

a. konsisten : kondisi area usaha sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

(33)

b. agak kurang konsisten : kondisi area usaha berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB; c. kurang konsisten : kondisi area usaha berada pada kondisi

ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi area usaha berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB; e. palingtidak konsisten : kondisi area usaha berada pada

kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB. 2. Unit usaha budidaya mempunyai desain dan tata letak yang

dapat mencegah kontaminasi silang (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 3).

a. konsisten : kondisi desain dan tata letak sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi desain dan tata letak berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi desain dan tata letak berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi desain dan tata letak berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi desain dan tata letak berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

3. Toilet septic tank, gudang dan fasilitas lainnya terpisah dan tidak berpotensi mengontaminasi produk budidaya (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 3).

a. konsisten : kondisi toilet septic tank, gudang dan fasilitas lainnya sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

(34)

b. agak kurang konsisten : kondisi toilet septic tank, gudang dan fasilitas lainnya berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi toilet septic tank, gudang dan fasilitas lainnya berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi toilet septic tank, gudang dan fasilitas lainnya berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi toilet septic tank, gudang dan fasilitas lainnya berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

4. Unit usaha budidaya memiliki fasilitas pembuangan limbah cair ataupun padat yang ditempatkan di area yang sesuai (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 3).

a. konsisten : kondisi fasilitas pembuangan limbah cair atau pun padat sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi fasilitas pembuangan limbah cair ataupun padat berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi fasilitas pembuangan limbah cair atau pun padat berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi fasilitas pembuangan limbah cair atau pun padat berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi fasilitas pembuangan limbah cair ataupun padat berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

(35)

5. Wadah budidaya seperti karamba dan jaring apung di desain dan dibangun agar menjamin kerusakan fisik ikan yang minimal selama pemeliharaan dan panen (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 3).

a. konsisten : kondisi wadah budidaya sesuai dengan

persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi wadah budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi wadah budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB; d. terlalu kurang konsisten : kondisi wadah budidaya berada

pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi wadah budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

4. KEBERSIHAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN

Prinsip kebersihan fasilitas dan perlengkapan terdiri dari 5 subkomponen, yaitu:

1. Unit usaha budidaya dan lingkungannya dijaga kondisi kebersihan dan higienis (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 4).

a. konsisten : kondisi unit usaha budidaya dan

lingkungannya sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi unit usaha budidaya

dan lingkungannya berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi unit usaha budidaya dan lingkungannya berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

(36)

d. terlalu kurang konsisten : kondisi unit usaha budidaya dan lingkungannya berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi unit usaha budidaya dan lingkungannya berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. Dilakukan tindakan pencegahan terhadap binatang dan hama yang menyebabkan kontaminasi (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 4).

a. konsisten : kondisi dilakukan tindakan pencegahan terhadap binatang dan hama sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi dilakukan tindakan pencegahan terhadap binatang dan hama berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi dilakukan tindakan

pencegahan terhadap binatang dan hama berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi dilakukan tindakan pencegahan terhadap binatang dan hama berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi dilakukan tindakan pencegahan terhadap binatang dan hama berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

3. BBM, bahan kimia ( desinfektan, pupuk, reagen ) pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat terpisah dan aman (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 4).

a. konsisten : kondisi BBM, bahan kimia (desinfektan, pupuk, reagen) pakan dan obat ikan disimpan dalam

(37)

tempat terpisah dan aman sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi BBM, bahan kimia (desinfektan, pupuk, reagen) pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat terpisah dan aman berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi BBM, bahan kimia

(desinfektan, pupuk, reagen) pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat terpisah dan aman berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi BBM, bahan kimia

(desinfektan, pupuk, reagen) pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat terpisah dan aman berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi BBM, bahan kimia (desinfektan, pupuk, reagen) pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat terpisah dan aman berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

4. Wadah perlengkapan dan fasilitas budidaya dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan kontaminasi (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 4).

a. konsisten : kondisi wadah perlengkapan dan fasilitas budidaya sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi wadah perlengkapan

dan fasilitas budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi wadah perlengkapan dan fasilitas budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

(38)

d. terlalu kurang konsisten : kondisi wadah perlengkapan dan fasilitas budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi wadah perlengkapan dan fasilitas budidaya berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

5. Fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis dan dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan serta bila perlu di disinfeksi dengan desinfektan yang diizinkan (dengan bobot 20 % dari nilai prinsip 4).

a. konsisten : kondisi fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi fasilitas dan

perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi fasilitas dan

perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

5. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA

Prinsip persiapan wadah budidaya terdiri dari 2subkomponen, yaitu:

(39)

1. Wadah budidaya dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih (dengan bobot 50 % dari nilai prinsip 5). a. konsisten : kondisi wadah budidaya dipersiapkan

dengan baik sebelum penebaran benih sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi wadah budidaya dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi wadah budidaya

dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi wadah budidaya dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi wadah budidaya

dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. Dalam persiapan wadah dan air hanya menggunakan

pupuk dan bahan kimia yang di rekomendasikan (dengan bobot 50 % dari nilai prinsip 5).

a. konsisten : kondisi persiapan wadah dan air hanya menggunakan pupuk dan bahan kimia yang direkomendasikan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi persiapan wadah dan

air hanya menggunakan pupuk dan bahan kimia yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

(40)

hanya menggunakan pupuk dan bahan kimia yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi persiapan wadah dan air hanya menggunakan pupuk dan bahan kimia yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. Paling Tidak Konsisten : Kondisi persiapan wadah dan air hanya menggunakan pupuk dan bahan kimia yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

6. PENGOLAHAN AIR

Mutu air dan sedimen seharusnya dijaga pada level yang mencukupi untuk kesehatan lingkungan budidaya, dengan melakukan angka penebaran benih dan pakan yang sesuai, air pasok dan keluar di wadah budidaya seharusnya difiltrasi/ saring untuk mencegah masuknya spesies yang tidak diinginkan termasuk parasit dalam air pasok. Yang terdiri dari 2 subkomponen yaitu :

1. Dilakukan upaya filterisasi air atau pengendapan serta menjamin kualitas air yang sesuai untuk ikan yang dibudidayakan (dengan bobot 50 % dari nilai prinsip 6). a. konsisten : kondisi upaya filterisasi air atau

pengendapan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi upaya filterisasi air atau pengendapan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi upaya filterisasi air atau pengendapan berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi upaya filterisasi air atau pengendapan berada pada kondisi ketidak

(41)

sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi upaya filterisasi air atau pengendapan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. Monitor kualitas air sumber secara rutin untuk menjamin

kesehatan & kebersihan ikan yang dibudidayakan (dengan bobot 50 % dari nilai prinsip 6).

a. konsisten : kondisi monitor kualitas air sumber sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi monitor kualitas air sumber berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi monitor kualitas air sumber berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi monitor kualitas air sumber berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi monitor kualitas air sumber berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

7. BENIH

Penggunaan obat ikan dan bahan kimia selama pembenihan dapat menimbulkan residu dan beresiko pada keamanan pangan. Mutu benih yang buruk dapat pula mengganggu kesehatan selama pembudidayaan dan akan memicu penggunaan obat dan atau bahan kimia.

Benih yang ditebar dalam kondisi sehat dan berasal dari unit pembenihan bersertifikat & tidak mengandung penyakit berbahaya maupun obat ikan.

(42)

a. konsisten : kondisi benih yang ditebar sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi benih yang ditebar berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi benih yang ditebar berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB; d. terlalu kurang konsisten : kondisi benih yang ditebar

berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. Paling Tidak Konsisten : kondisi benih yang ditebar berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB;

8. PAKAN

Pakan dapat menyebabkan masalah keamanan pangan, yang disebabkan oleh datangnya hama pengerat, penanganan pakan tidak tepat atau menjadi media penular pada udang/ ikan,bahan baku pakan yang seharusnya tidak menggunakan pestisida, bahan kimia, termasuk logam berat dan kontaminan lain yang dilarang dan membahayakan. Yang terdiri dari 6 subkomponen yaitu:

1. Pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran/ sertifikasi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal atau surat jaminan dari Institusi yang berkompeten dengan penilaian sebagai berikut (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 8).

a. konsisten : kondisi pakan ikan yang digunakan

memiliki nomor pendaftaran/ sertifikasi sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran/ sertifikasi berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

(43)

c. kurang konsisten : kondisi pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran/ sertifikasi berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran/ sertifikasi berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran/ sertifikasi berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. Pakan ikan disimpan dengan baik dalam ruang yang kering dan sejuk untuk menjaga kualitas serta digunakan sebelum tanggal kadaluarsa (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 8).

a. konsisten : kondisi pakan ikan disimpan dengan baik

sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi pakan ikan disimpan

dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi pakan ikan disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi pakan ikan disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi pakan ikan disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

3. Pakan tidak dicampur bahan tambahan seperti antibiotik,

obat ikan, bahan kimia lainnya atau hormon yang dilarang dan bahan tambahan harus terdaftar (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 8).

(44)

a. konsisten : kondisi pakan tidak dicampur bahan tambahan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi pakan tidak dicampur bahan tambahan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi pakan tidak dicampur bahan tambahan berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi pakan tidak dicampur bahan tambahan berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi pakan tidak dicampur bahan tambahan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

4. Pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dan tidak dicampur dengan bahan-bahan terlarang (antibiotik, pestisida, logam berat) (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 8).

a. konsisten : kondisi pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi Pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

(45)

e. paling tidak konsisten : kondisi pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

5. Pemberian pakan dilakukan dalam efisiensi sesuai dengan

dosis yang direkomendasikan (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 8).

a. konsisten : kondisi pemberian pakan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi pemberian pakan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi pemberian pakan berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi pemberian pakan berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi pemberian pakan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

6. Pakan berlabel/memiliki informasi yang mencantumkan

komposisi, tanggal kadaluarsa, dosis dan cara pemberian dengan jelas dalam bahasa Indonesia (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 8).

a. konsisten : kondisi pakan berlabel/memiliki informasi sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi pakan berlabel/ memiliki informasi berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

(46)

c. kurang konsisten : kondisi pakan berlabel/memiliki informasi berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. t e r l a l u k u r a n g k o n s i s t e n : k o n d i s i p a k a n berlabel/memiliki informasi berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi pakan berlabel/ memiliki informasi berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

9. PENGGUNAAN BAHAN KIMIA, BAHAN BIOLOGI DAN OBAT IKAN

Target utama dari prinsip 9 ini adalah meningkatkan sistem keamanan hayati dan menurunkan insiden wabah dan resiko yang ditimbulkan dariPenggunaan bahan kimia, bahan biologi dan obat ikan. Oleh karena itu, target penerapan CBIB seharusnya dapat menurunkan penggunaan obat ikan dan lain-lainnya. Prinsip 9 ini terdiri dari6 subkomponen, yaitu : 1. Hanya menggunakan obat ikan, bahan kimiawi dan biologis

yang diizinkan (dengan nomor registrasi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 9).

a. konsisten : kondisi hanya menggunakan obat ikan, bahan kimiawi dan biologis yang diizinkan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi hanya menggunakan

obat ikan, bahan kimiawi dan biologis yang diizinkan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi hanya menggunakan obat ikan, bahan kimiawi dan biologis yang diizinkan berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

(47)

d. terlalu kurang konsisten : kondisi hanya menggunakan obat ikan, bahan kimiawi dan biologis yang diizinkan berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi hanya menggunakan obat ikan, bahan kimiawi dan biologis yang diizinkan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. Penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan (obat keras harus digunakan dibawah

pengawasan petugas yang berkompeten) (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 9).

a. konsisten : kondisi penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. Kurang Konsisten : kondisi penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

3. Obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik sesuai spekifikasi (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 9).

(48)

a. konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

4. Penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi dan ketentuan / petunjuk pada label (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 9).

a. konsisten : kondisi penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi dan ketentuan/ petunjuk pada label sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi dan ketentuan/petunjuk pada label berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi dan ketentuan/petunjuk pada label berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi

(49)

dan ketentuan/petunjuk pada label berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi dan ketentuan/petunjuk pada label berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

5. Dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambang batas (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 9).

a. konsisten : kondisi dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambangbatas sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambang batas berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambang batas berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambang batas berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambang batas berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

6. Obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label yang menjelaskan: dosis dan aturan pemakaian, tanggal kadaluarsa dan masa henti obat yang

(50)

ditulis dalam bahasa Indonesia (dengan bobot 15 % dari nilai prinsip 9).

a. konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. paling tidak konsisten : kondisi obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

10. PENGGUNAAN ES DAN AIR

Air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk panen, penanganan hasil dan pembersihan yang terdiri dari 4 subkomponen yaitu :

1. Air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk panen, penanganan hasil dan pembersihan (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 10).

a. konsisten : kondisi air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

(51)

b. agak kurang konsisten : kondisi air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

2. Es hanya berasal dari pemasok yang disetujui dan menggunakan air minum/bersih (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 10).

a. konsisten : kondisi es hanya berasal dari pemasok yang disetujui sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi es hanya berasal dari pemasok yang disetujui berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi es hanya berasal dari pemasok yang disetujui berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi es hanya berasal dari pemasok yang disetujui berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi es hanya berasal dari pemasok yang disetujui berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

(52)

3. Es diterima dalam kondisi saniter (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 10).

a. konsisten : kondisi es diterima dalam kondisi saniter sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi es diterima dalam kondisi saniter berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi es diterima dalam kondisi saniter berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi es diterima dalam kondisi saniter berada pada kondisi ketidak sesuaian serius dalam persyaratan CBIB;

e. palingtidak konsisten : kondisi es diterima dalam kondisi saniter berada pada kondisi ketidak sesuaian kritis dalam persyaratan CBIB.

4. Es ditangani dan disimpan dalam kondisi bersih hingga higienis (dengan bobot 25 % dari nilai prinsip 10).

a. konsisten : kondisi es ditangani dan disimpan dalam kondisi bersih hingga higienis sesuai dengan persyaratan kesesuaian dalam persyaratan CBIB;

b. agak kurang konsisten : kondisi es ditangani dan disimpan dalam kondisi bersih hingga higienis berada pada kondisi ketidak sesuaian minor dalam persyaratan CBIB;

c. kurang konsisten : kondisi es ditangani dan disimpan dalam kondisi bersih hingga higienis berada pada kondisi ketidak sesuaian major dalam persyaratan CBIB;

d. terlalu kurang konsisten : kondisi es ditangani dan disimpan dalam kondisi bersih hingga higienis berada

Gambar

Gambar 2. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) H
Gambar 3. Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD) T
Gambar 1. Instalasi Software(Mozillafirework / Google Chrome / yang lainya)
Gambar 2. Folder Aplikasi Kartu Pembudidaya Ikan (AQUACARD)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang berjudul “ Perancangan dan Realisasi Osilator 1.2 GHz untuk up converter pada aplikasi I (SAR)” ini dirancang osilator yang mampu bekerja pada frekuensi

Pindahkan dudukan ke lubang berikutnya dan gerakan pelat pengatur sudut kontak   berikutya dengan ;ariasi sudut kontak pada no

Jika mailall diletakkan di dalam directory yang ditunjuk oleh variabel PATH yang terdapat pada .profile maka mailall akan dapat dijalankan dari

Badan Hukum Indonesia dapat menyelenggarakan salah satu atau beberapa bagian dari Jasa Kebandarudaraan sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 dibawah Badan Usaha

Selasa, 2 Maret 2010 Konsultasi dosen pembimbing Dilakukan formulasi ulang dengan penambahan sukrosa 75%, perlakuan faktor I diganti % penambahan bahan pengisi dekstrin ke

Imbas kenaikan BI rate yang baru terasa pada perdagangan valas di akhir pekan dengan penguatan nilai tukar Rupiah membuat pelaku pasar percaya diri bahwa laju Rupiah akan stabil

Kolase merupakan salah satu latihan motorik halus dengan menempel sesuatu benda pada sebuah gambar ( dalam hal ini yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan kepingan

Ijazah S2 atau yang setara dari Program Studi yang terakreditasi dalam bidang ilmu yang sesuai dan/atau berkaitan dengan Program Doktor yang akan diikuti4. Khusus