Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
60 PENERAPAN METODE ‘BARTER SOAL’ UNTUK MENINGKATKAN
AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : Insiyatun Guru SMPN 3 Ngunut
ABSTRAK.Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas belajar mata pelajaran PKN pada siswa kelas VIII-F SMPNN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung semester Genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan metode ‘barter soal’.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas VIII-F pada semester Genap tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa ada 26 orang.Pelaksanaan kegiatan ‘barter soal’ yang dilakukan oleh siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar, sebagaimana ditunjukkan dalam hasil pengamatan kegiatan kerjasama siswa dalam kelompok diskusi dengan rata-rata prosentase pada siklus I sebesar 67,94 %. Sedangkan dalam siklus II mengalami peningkatan, yaitu menjadi 73,63 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok sudah termasuk baik.Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 21 siswa (55,3%) pada pra tindakan menjadi 30 siswa (78,9 %) pada siklus I, dan menjadi 33 siswa (86,8 %) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 17 siswa (44,7%) pada pra tindakan, menjadi 8 siswa (21.1 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (13,2 %) pada siklus II.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode ‘barter soal’ yang digunakan dalam pembelajaran, dapat meningkat hasil belajar pelajaran PKN pada siswa kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung semester Genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada para guru agar semakin aktif dan kreatif dalam memilih metode dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar motivasi belajar siswa juga semakin meningkat.
Kata Kunci : Metode Barter Soal PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pembangunan adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan tidak hanya membangun secara fisik, tetapi juga mental. Dengan mental yang baik, kegiatan pembangunan akan menjadi lebih berarti dalam kehidupan manusia. Untuk dapat menjadi manusia pembangunan yang handal
harus memiliki bekal yang memadai dan memiliki pengetahuan yang luas . Salah satu ilmu yang menjadi parameter kualitas sumber daya manusia untuk membangun mental yang baik dan memiliki pengetahuan tentang kemasyarakatan yang baik adalah melalui matapelajaran PKN. Dengan demikian peningkatan sumber daya manusia menuntut peningkatan kemampuan peserta didik dalam
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
61
memahami konsep bahan ajar mata pelajaran PKN.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mata pelajaran PKN di sekolah masih banyak kendala, sehingga prestasi belajar peserta didik masih relatif rendah. Kurikulum yang sarat isi, sistem penilaian yang kurang tepat, penggunaan strategi mengajar yang kurang sesuai, dan permasalahan lingkungan peserta didik, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil pengamatan, di SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung memiliki kondisi sebagaimana disebutkan di atas. Prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKN masih relatif rendah, khususnya pada siswa kelas VIII-F. Ada beberapa permasalahan yang dipandang sebagai penyebab prestasi belajar rendah, antara lain: (1) mata pelajaran PKN dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar anak karena bersifat hafalan, (2) siswa yang memiliki kelebihan kemampuan kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar, (3) metode mengajar guru kurang bervariasi.
Kondisi lain yang ada pada kelas VIII-F bahwa kelas tersebut memiliki siswa dengan kemampuan yang heterogen. Sebagian siswa memiliki kelebihan dibanding siswa yang lain. Namun siswa yang memiliki kelebihan tersebut cenderung kurang aktif atau ikut-ikutan yang kurang mampu. Jika ada tugas cenderung hanya mengerjakan untuk dirinya sendiri. Kurang peduli terhadap temannya yang kurang mampu.
Pada saat kegiatan diskusi, sebagian besar siswa menunjukkan sikap pasif. Kegiatan diskusi didominasi oleh siswa tertentu. Ketika masing-masing kelompok melakukan kegiatan presentasi, kelompok lain cenderung tidak memberikan tanggapan. Kegiatan diskusi yang dilakukan tetap kurang bias berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Metode yang dianggap dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik adalah ‘barter soal’. Penggunaan metode ‘barter soal’ secara tepat diharapkan akan dapat mendorong siswa yang memiliki
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
62
kelebihan dapat lebih berpartisipasi secara aktif sehingga mampu menumbuhkan lingkungan belajar yang kondusif. Peserta didik diharapkan semakin bersemangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
‘Barter soal’ merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan dengan cara tukar menukar soal yang disusun kelompok dengan cara berpindah-pindah tempat. Dengan berberpindah-pindah tempat, diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan gairah kepada setiap peserta didik dalam mengikuti kegiatan diskusi. Jadi masing-masing anak dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Soetomo (1993: 153) menyebutkan bahwa “metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya”.
Dengan metode ‘barter soal’ yang disusun dan direncanakan secara baik diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kreatifitas berfikir secara logis, kritis
dan dinamis, sesuai tingkat kemampuan masing-masing. Setelah kegiatan diskusi dilakukan, maka masing-masing kelompok diberi tugas untuk melakukan presentasi secara bergiliran dari hasil diskusi di depan kelas, untuk selanjutnya ditanggapi oleh kelompok yang lain. Dengan kegiatan presentasi siswa juga dilatih untuk berani mengungkapkan pendapatnya di depan teman-temannya. Tanggapan yang diberikan dapat berupa saran maupun pertanyaan. Dengan berani menyampaikan tanggapan maupun pertanyaan, siswa juga diajak untuk secara aktif ikut ambil bagian dalam proses belajar mengajar.
Dengan melaksanakan presentasi, peserta didik juga dilatih untuk menyam-paikan pendapat secara tepat, cepat dan cakap, maupun dapat menerima pendapat dari pihak lain sebagai bentuk penghargaan kepada teman. Peserta didik dilatih untuk dapat mengembangkan wawasan tentang adanya perbedaan pendapat. Apabila kon-disi seperti tersebut di atas dapat diciptalan dalam kegiatan belajar mata pelajaran PKN,
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
63
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam upaya menemukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung, dan sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi oleh kelas tersebut, maka penulis ingin melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Metode ’barter soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Matapelajaran PKN Pada Siswa Kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung, Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode ‘barter soal’ dapat meningkatkan aktifitas belajar matapelajaran PKN Pada Siswa Kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung, Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktifitas belajar mata pelajaran PKN Pada Siswa Kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut Kabupaten
Tulungagung, Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan metode ‘barter soal’. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, penggunaan metode ‘barter soal’ dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep bahan ajar mata pelajaran PKN, sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar dan prestasi belajarnya.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertim-bangan dalam memilih metode dan
mengembangkan model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami oleh siswa, sehingga dapat mening-katkan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar siswa.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
64
untuk melakukan penelitian yang sejenis.
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Mengajar
Menurut Slameto (1991: 84), menyebutkan bahwa “Mengajar adalah kegiatan mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar”. Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengorganisasi lingkungan secara kondusif sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif.
Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaku-kan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dilakukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung. Pada tahap
akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan evaluasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang terjadi pada saat interaksi berlangsung.
Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan mela-kukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa ini disebut metode mengajar.
Metode mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”. Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan metode
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
65
mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa.
Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya, antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan keku-rangannya masing-masing.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah me-tode ‘barter soal’, yaitu pengembangan dari metode diskusi yang dipadukan dengan metode tanya jawab.
Menurut Soetomo (1993: 153) berpendapat bahwa “metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk meme-cahkan masalah itu dengan teman-temannya”.
Dalam kelompok diskusi siswa saling tukar informasi tentang permasalahan yang sedang dibahas. Perbedaan pendapat sering terjadi. Semakin banyak yang beda pendapat, maka keadaan diskusi akan semakin hidup.
Dalam penelitian ini pelaksanaan kegiatan diskusi dilakukan untuk mendukung metode ’barter soal’. Agar siswa dapat secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi, maka dia harus memiliki ketrampilan untuk bekerjasama dengan teman anggota kelompoknya. Ketrampilan kerja sama siswa dalam kelompok dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut :
a. Menghargai kesepakatan b. Berpartisipasi secara aktif
c. Memberikan penghargaan dengan menunjukkan simpati
d. Menerima tanggung jawab e. Mendorong partisipasi
f. Membuat ringkasan dan kesimpulan
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan yang diha-rapkan (E. Mulyasa, 2005: 115). Pertanyaan-pertanyaan
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
66
dapat muncul dari guru maupun dari siswa. Sedangkan jawaban juga dapat yang berasal dari guru maupun dari siswa. Masing-masing saling mengisi, baik memberikan pertanyaan maupun jawaban. Penggunaan metode tanya jawab secara tepat dapat mendorong aktivitas dan kreativitas berfikir peserta didik.
‘Barter Soal’
‘Barter soal’ merupakan kegiatan diskusi yang dirancang dengan cara setiap kelompok melakukan dua macam kegiatan yaitu membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Setelah membuat pertanyaan dari permasalahan yang diberikan, masing-masing kelompok berpindah ke tempat kelompok lain dengan meninggalkan pertanyaan yang telah dibuat. Kelompok lain mengerjakan soal yang dibuat oleh kelompok yang pertama.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ‘barter soal’ adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok dengan anggota 6 – 7 siswa.
b. Setiap kelompok kelompok diberi materi yang berbeda.
c. Setiap kelompok membuat soal (dua soal) sesuai materi beserta kunci jawabannya.
d. Tiap kelompok berpindah tempat sambil membawa kunci jawaban masing-masing, tetapi soal ditinggal.
e. Di tempat (meja baru) berikutnya, setiap kelompok mengerjakan pertanyaan yang dibuat oleh kelompok lain.
f. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan soal.
g. Secara bergiliran setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi. h. Kelompok pembuat soal
memberikan tanggapan
berdasarkan kunci jawaban yang dibuat.
i. Kelompok lain boleh memberikan tanggapan.
j. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
B. Aktifitas Belajar
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
67
Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.
Aktifitas belajar siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. C. Hasil Belajar
Setiap kegiatan pembelajaran selalu memiliki tujuan. Tujuan yang diha-rapkan juga harus mengarah pada perubahan tingkah laku. Sehingga semua kegiatan instruksional selalu diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, dan kegiatan itu belum dapat dikatakan selesai atau berhasil sebelum dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai wujud dari pencapaian tujuan pembelajaran bagi siswa adalah prestasi belajar. Poerwadarminta (1978: 768) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu”. Hasil yang diperoleh siswa tidaklah sama antara yang satu dengan yang lain. Bagi yang mem-peroleh hasil yang baik maka dapat disebut prestasinya baik. Sedangkan bagi siswa yang memperoleh hasil yang kurang baik maka disebut prestasi belajarnya kurang baik.
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
68
Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa disebut nilai. Sehingga ada yang menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan nilai yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berbagai perbedaan rumusan tentang prestasi belajar merupakan sesuatu yang sangat wajar, namun secara prinsip maknanya sama.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Kegiatan evaluasi dilakukan setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar pada akhir siklus. Setelah kegiatan pada masing-masing siklus dilaksanakan, untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap materi pelajaran maka dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi untuk selanjutnya disebut sebagai hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan evaluasi, dilakukan analisis hasil evaluasi. Analisis hasil evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar, baik secara individu maupun secara klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas
belajar apabila memperoleh nilai minimal 75. Sedangkan secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila minimal 85% dari siswa dalam kelas tersebut telah memperoleh nilai minimal 70.
METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung, pada kelas VIII-F, dalam mata pelajaran PKN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran 2012/2013, semester Genap, dari bulan Pebruari 2013 sampai dengan Mei 2013. Siswa kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung berjumlah 26 siswa. Tingkat kemampuan siswa berada pada tingkat menengah. Bahkan ada kecenderungan memiliki tingkat kemampuan menengah ke bawah.
B. Rancangan Penelitian
Dalam pelaksnaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti menyusun rancangan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
69
aktifitas belajar siswa dalam memahami konsep dasar materi pelajaran pada siswa kelas VIII-F. 2. Peneliti merumuskan permasalahan
secara operasional yang relevan dengan rumusan masalah penelitian.
3. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi: a. Menetapkan indikator-indikator
desain pembelajaran dengan metode ‘barter soal’.
b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode ‘barter soal’.
c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan, pedoman analisis, dan dokumen.
d. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan. C. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Pra-Tindakan
Kegiatan pra-tindakan dilakukan dengan cara observasi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kelas. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui metode yang diterapkan serta mengetahui permasalahan yang terdapat di dalam proses belajar di kelas seperti aktifitas belajar siswa. Selain itu juga diperoleh data tentang hasil belajar siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap-tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam dua kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, dilakukan dengan cara menyusun perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. D. Instrumen Penelitian
1. Format Observasi/Pengamatan
Format observasi digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan alat/instrumen pedoman pengamatan untuk memperoleh data yang berupa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa, yaitu
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
70
kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok.
Untuk mengetahui kerjasama siswa melalui instrumen pengamatan, observer memberikan nilai skor sesuai dengan hasil pengamatan (lampiran 1). Dalam lembar pedoman pengamatan disediakan empat (4) alternatif jawaban yaitu : skor 1 = tidak baik; skor 2 = kurang baik; skor 3 = baik; dan skor 4 = sangat baik. Observer hanya membubuhkan tanda centang () pada kolom yang sudah tersedia.
Ketrampilan kerja sama siswa dalam kelompok dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut :
a. Menghargai kesepakatan b. Berpartisipasi secara aktif
c. Memberikan penghargaan dengan menunjukkan simpati
d. Menerima tanggung jawab e. Mendorong partisipasi
f. Membuat ringkasan dan kesimpulan Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pelaksanaan ketrampilan kerja sama siswa dalam kelompok, digunakan kualifikasi sebagai berikut:
Tabel : Kualifikasi Ketrampilan Kerjasama Dalam Kelompok
No Prosentase Kualifikasi 1 0 – 49 Tidak baik 2 50 – 64 Kurang baik 3 65 – 84 Baik 4 85 – 100 Sangat baik 2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar selanjutnya disebut sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dijaring melalui evaluasi pada saat sebelum pelaksanaan tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II.
Siswa disebut memiliki prestasi belajar atau berhasil dalam proses kegiatan belajar mengajar apabila masing-masing siswa telah memperoleh nilai minimal 75. Sedangkan secara klasikal disebut berhasil atau tuntas belajar apabila minimal 85 % dari siwa telah memperoleh nilai minimal 75.
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
71 E. Teknik Analisis Data
1. Data Kerjasama dalam Kelompok
Menganalisis kerjasama siswa dalam kelompok kecil dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah hasil pengamatan masing-masing siswa dalam kelompok diskusi.
b. Menghitung prosentase dari jumlah hasil pengamatan setiap siswa dalam kelompok dengan cara:
=
skormaksim
al skorx 100% c. Menghitung prosentase dari
jumlah seluruh siswa dengan cara:
skormaksim
alseluruh siswa siswa seluruhskor
x100%
d. Membandingkan prosentase hasil pengamatan tersebut dengan standar kualifikasi.
e. Membuat kesimpulan dari perbandingan prosentase hasil pengamatan dengan standar kualifikasi.
2. Data Hasil Belajar Siswa
Menganalisis prestasi belajar siswa dalam setiap siklus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah skor hasil evaluasi masing-masing siswa. b. Menghitung prosentase jumlah
skor yang diperoleh, dengan cara: =
skormaksim
al skorx 100% c. Membandingkan dengan standar
ketuntasan belajar secara individual.
d. Menghitung prosentase jumlah siswa yang sudah memperoleh skor 75 atau lebih dengan cara:
Jumlah siswa yang memperoleh 75 atau lebih
= ______________________________________________________________ X 100%
Jumlah seluruh siswa
e. Membandingkan dengan standar ketuntasan belajar secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, secara umum sebagai berikut:
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
72
Tabel : Perencanaan Pembelajaran
No Komponen Waktu Kegiatan
1 Kegiatan awal 15 menit Mengadakan presensi kelas
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan metode yang digunakan Guru memberikan motivasi kepada siswa Guru mengadakan appersepsi.
2 Kegiatan inti 115 menit
Guru membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Ada dua kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Jumlah kelompok ada 6 kelompok
Guru memberikan materi kepada masing-masing kelompok.
Siswa berdiskusi membuat soal dan kunci jawaban dalam kelompok kecil.
Masing-masing kelompok berpindah tempat dengan membawa kunci jawaban dan meninggalkan pertanyaan yang dibuat.
Guru membimbing kerja kelompok. Setiap kelompok melakukan presentasi.
Guru membimbing siswa dalam melakukan presentasi.
Kelompok lain memberikan tanggapan dengan menyampaikan pertanyaan, tanggapan atau saran. Guru membimbing tanya jawab.
Guru dapat menambahkan pertanyaan untuk mempertajam masalah.
3 Kegiatan akhir 10 menit Guru bersama siswa membuat kesimpulan 4 Evaluasi 20 menit Guru mengadakan evaluasi akhir siklus
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran secara umum sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
c. Pengamatan 1) Kerjasama Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kerjasama siswa dalam kelompok yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Tabel : Perbandingan Ketrampilan Kerjasama Diskusi Siklus I dan II No Nama Kelompok Siklus I Siklus II
Jml % Jml %
1 Singa 97 67.36 106 73.61
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
73 3 Jerapah 93 64.58 101 70.14 4 Kutilang 99 68.75 109 75.69 5 Gajah 115 68.45 124 73,81 6 Arwana 116 69.05 127 75.60 Jumlah 620 672 Rata-rata 103,33 67,94 112 73.63 Kerjasama siswa dalam
kelompok diskusi sebagaimana tabel di atas, dapat diuraikan bahwa rata-rata prosentase pada siklus I sebesar 67,94 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok sudah cukup baik pada siklus I. Namun dalam siklus II, kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan, yaitu menjadi 73,63 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok sudah termasuk baik.
Dengan demikian kerjasama siswa dalam kelompok yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sudah baik.
2. Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II, maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Tabel : Perbandingan Hasil Evaluasi
No Kegiatan
Tuntas Belum Tuntas
Jml % Jml %
1 Pra Tindakan 14 53,8 12 46,2
2 Siklus I 20 76,9 6 23,1
3 Siklus II 23 88,5 3 11,5
Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 14 siswa (53,8%) pada pra tindakan menjadi 20 siswa (76,9 %) pada siklus I, dan menjadi 23 siswa (86,8 %) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa (46,2 %) pada pra tindakan, menjadi 6 siswa (23,1 %)
pada siklus I, dan menjadi 3 siswa (11,5 %) pada siklus II.
Berdasarkan analisis hasil penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka metode ‘barter soal’ yang digunakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar pelajaran PKN pada siswa kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut,
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
74
semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi dalam siklus II, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:
Kegiatan diskusi sudah berjalan dengan baik dan lancar.
Peran masing-masing siswa dalam kelompok sudah mulai merata. Peran guru dalam memberikan
bimbingan kepada setiap kelompok sudah banyak berkurang.
Pada saat presentasi, peran siswa juga sudah mulai merata.
Penyusunan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa.
Kerjasama kelompok yang dilakukan oleh siswa secara umum sudah baik, yaitu memperoleh rata-rata prosentase sebesar 73,63%.
Hasil belajar siswa secara klasikal sudah tuntas, yaitu 88,5 % dari siswa yang sudah tuntas belajar.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dan berbagai pertimbangan, maka yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar berikutnya sebagai berikut:
Guru lebih intensif dalam
menggunakan metode
mengajar yang dipilih.
Guru hendaknya selalu mendorong siswa untuk dapat melakukan kerja ke-lompok. Bimbingan guru secara intensif
perlu terus dikembangkan untuk menumbuhkan motivasi siswa.
PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab terdahulu, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kerjasama siswa dalam kelompok diskusi memperoleh rata-rata prosentase pada siklus I sebesar 67,94 %, dan meningkat pada siklus II menjadi 73,63 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok sudah termasuk baik.
2. Prestasi belajar siswa mengalami kenaikan, yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi belajar yang tuntas belajar dari 14 siswa (53,8%) pada pra tindakan menjadi 20 siswa (76,9 %) pada siklus I, dan
Insiyatun: Penerapan Metode ‘Barter Soal’ Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Pkn Pada Siswa Kelas Viii-F Smpn 3 Ngunut , April 2014
75
menjadi 23 siswa (86,8 %) pada siklus II.
3. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa (46,2 %) pada pra tindakan, menjadi 6 siswa (23,1 %) pada siklus I, dan menjadi 3 siswa (11,5 %) pada siklus II.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ‘barter soal’ dapat meningkatkan aktifitas belajar pelajaran PKN pada siswa kelas VIII-F SMPN 3 Ngunut, pada semester Genap tahun pelajaran 2012/2013.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru diharapkan dapat memilih metode mengajar yang sesuai dan dilaksanakan secara intensif agar dapat meningkatkan aktifitas belajar dan prestasi belajar siswa.
2. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar aktifitas belajar siswa
semakin meningkat sehingga prestasi belajarnya juga meningkat pula.
DAFTAR RUJUKAN
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Miarsa, Yusufhadi. 1995.
Peningkatan Mutu
Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI. Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru
Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi
Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.
Sardiman. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Usman, Moh.Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya