• Tidak ada hasil yang ditemukan

BASELINE SURVEY DAN MAPPING SOSIAL EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN PERIKANAN TERPADU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BASELINE SURVEY DAN MAPPING SOSIAL EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN PERIKANAN TERPADU"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

BASELINE SURVEY DAN MAPPING SOSIAL EKONOMI UNTUK

MENDUKUNG PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN PERIKANAN

TERPADU

PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP 718

DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

(2)

Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk

Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan

Terpadu

DATA DAN INFORMASI

PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP 718

DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ...vi

PENDAHULUAN ... 1

Tujuan ... 1

METODOLOGI ... 4

Lokasi Penelitian dan Justifikasi Pemilihan Lokasi ... 4

Jenis Data : Primer/ Sekunder ... 4

Teknik Pengumpulan Data ... 5

Metode Analisis Data ... 6

Kerangka Pemikiran ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

Sintesa Prospek Pengembangan Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru ... 10

Perikanan Tangkap ... 10

Perikanan Budidaya ... 11

Pengolahan Perikanan... 12

Wisata Bahari ... 13

Strategi Pengembangan Usaha Perikanan di Kepulauan Aru ... 14

Analisis Faktor Internal Strategis Pengembangan Usaha Perikanan ... 14

Analisis Faktor Eksternal Strategis Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kep. Aru ... 16

Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru ... 17

Penentuan Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru ... 18

Penentuan Prioritas Langkah-Langkah Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru: Pendekatan QSPM ... 19

Profil Umum Lokasi Penelitian ... 21

Perikanan Tangkap ... 39

Perikanan Budidaya ... 46

Pengolahan Perikanan ... 51

Wisata Bahari ... 54

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data ... 5

Tabel 2. Nilai Hasil USG Untuk Perikanan Tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru, 2016 ... 11

Tabel 3. Nilai Hasil USG Untuk Perikanan Budidaya di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 12 Tabel 4. Nilai Hasil USG Untuk Pengolahan Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 13 Tabel 5. Nilai Hasil USG Untuk Wisata Bahari di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 .... 14

Tabel 6. Hasil Analisis Faktor Internal Strategis dalam Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru ... 15

Tabel 7. Hasil Analisis Faktor Eksternal Strategis dalam Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan AruIndonesia ... 17

Tabel 8. Hasil perhitungan analisis QSPM di Kabupaten Kepulauan Aru, 2016... 20

Tabel 9. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Kecamatan ... 23

Tabel 10. Kondisi Pulau-Pulau Terluar Kabupaten Kepulauan Aru ... 24

Tabel 12. Luas dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Kepulauan Aru ... 25

Tabel 13. Keragaan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Kepulauan Aru ... 26

Tabel 14. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015 ... 26

Tabel 15. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan Tahun 2015 ... 27

Tabel 16. Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015 28 Tabel 17. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015 ... 29

Tabel 19. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah), 2012-2014 ... 30

Tabel 20. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah) Tahun 2012-2014 ... 30

Tabel 21. Ketersediaan dan Kebutuhan Listrik di Kab. Kepulauan Aru ... 33

Tabel 22. Kondisi sarana transportasi di Kabupaten Kepulauan Aru ... 34

Tabel 23. Rincian Produksi Perikanan Tahun 2015 ... 36

Tabel 24. Jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru pada pada tahun 2011-2015 39 Tabel 25. Kondisi Sarana dan Prasarana Pendukung Perikanan Tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru ... 40

Tabel 26. Keragaan Armada Penangkapan di Kab. Kepulauan Aru Tahun 2015... 41

(5)

Tabel 28. Keragaan Kelompok dan Koperasi di Kab. Kepulauan Aru berdasarkan Kecamatan 43

Tabel 29. Sebaran harga ikan di Kepulauan Aru Tahun 2016 ... 44 Tabel 30. Biaya operasional nelayan pengguna kapal 5 GT dan alat tangkap Jaring ... 44 Tabel 31. Nilai Jual Hasil tangkapan ikan pengguna Perahu 1,5 GT dan Pancing Tonda ... 44 Tabel 32. Biaya Investasi usaha peanngkapan lobster di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 46

Tabel 33. Daerah potensial untuk pengembangan usaha budidaya di perairan Kabupaten Kepulauan Aru dan Peruntukannya ... 46 Tabel 34. Jumlah Desa Budidaya di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 ... 48 Tabel 35. Jumlah Perusahaan berbadan Hukum bidang Perikanan Budidaya/Pembesaran Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 ... 48 Tabel 36. Rekapan Kelompok Nelayan Penerima Paket Bantuan Saran Budidaya Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2014 ... 49 Tabel 37. biaya investasi usaha pembesaran kepiting di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 51

Tabel 38. Data Cold Storage Unit Pengolahan Ikan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 . 52 Tabel 39. Biaya produksi ikan asap di Kab. Kep. Aru ... 53 Tabel 40. Harga Ikan Asap di Kab. Kepulauan Aru ... 53 Tabel 41. Jumlah Obyek wisata di Kabupaten Kepulauan Aru ... 54 Tabel 42. Pendapatan Hasil Pengelolaan Wisata Bahari di Pantai Koaraevar di Kab.

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 9

Gambar 2. Peta Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru ... 19

Gambar 3. Peta WPP-RI 718 ... 22

Gambar 4. grafik luas wilayah per kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru ... 23

Gambar 5. Luas Hutan Mangrove per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2011 25 Gambar 6. Grafik jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan jenis kelamin tahun 2015 27 Gambar 7. Grafik Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015 ... 28

Gambar 9. Grafik Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2011-2015 29 Gambar 11. grafik Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah) Tahun 2012-2014 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 12. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kepulauan Aru ... 31

Gambar 13. Matriks Mata pencaharian Masyarakat Nelayan di Aru ... 35

Gambar 14. Jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru pada pada tahun 2015 40 Gambar 15. Grafik Keragaan Armada Penangkapan di Kab. Kepulauan Aru Tahun 2015 ... 41

Gambar 16. Grafik jumlah nelayan berdasarkan kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015 42 Gambar 17. Grafik jumlah kelompok nelayan berdasarkan kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 ... 43

Gambar 18. Alur pembagian hasil nelayan dengan armada 5 GT dengan jaring hanyut (jumlah ABK tidak mutlak 4, tergantung awak yang tersedia ... 45

Gambar 19. Saluran pemasaran budidaya lobster dan kepiting di Kabupaten Kepulauan Aru 50 Gambar 20. Saluran Pemasaran Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan Aru ... 50

Gambar 21. Pengolahan Ikan Asap di Kep. Aru ... 52

(7)

PENDAHULUAN

Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan terdiri dari pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil. Jumlah pulau yang terdaftar dan memiliki koordinat berjumlah 13.466 pulau (bakosurtanal.go.id). Berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Indonesia memiliki 92 pulau terluar/terdepan yang umumnya lokasinya sangat terpencil dan 31 pulau di antaranya telah berpenduduk sehingga perlu diberdayakan ekonomi masyarakatnya. Potensi pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan di Indonesia dapat didayagunakan menjadi salah satu penggerak pertumbuhan sekaligus sebagai pilar ekonomi nasional. Banyak potensi maritim yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan sosial ekonomi masyarakat.

Saat ini, setidaknya terdapat beberapa payung hukum terkait dengan keberadaan pulau-pulau terluar di Indonesia. Perpres No 78 Tahun 2005 terkait dengan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar. Adapun Perpres tersebut bertujuan untuk: 1) Menjaga keutuhan wilayah NKRI, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan; 2) Memanfaatkan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan; 3) Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Selain itu pondasi hukum pengelolaan pulau kecil dan terluar/terdepan (PPKT) diperkuat oleh UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil jo UU No 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU No 27 Tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah No.62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan PPKT.

Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatian khusus kepada pulau-pulau kecil dan terluar, terutama pembangunan infastruktur. Infrastruktur merupakan hal penting guna mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang masih rendah sekaligus guna meningkatkan pendapatan. Salah satu aspek penting dalam pembangunan infrastruktur adalah adanya identifikasi kebutuhan yang prioritas untuk dipenuhi. Kebutuhan ini, biasanya spesifik sesuai dengan potensi sebuah lokasi. Indentifikasi potensi dan kebutuhan yang baik, akan memudahkan pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan suatu kawasan disesuaikan dengan potensi dan

(8)

kebutuhan sekaligus akan meminimalisir kegagalan pembangunan infrastruktur (fasilitas, sarana, dan prasarana untuk menunjang bisnis kelautan dan perikanan).

Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengarahkan pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun kedepan memenuhi tiga pilar yang saling terintegrasi, yakni kedaulatan (sovereignty), keberlanjutan (sustainability), dan kemakmuran (prosperity). Pada tiga pilar tersebut, pulau-pulau terluar yang ada di Indonesia dianggap sebagai dasar penting dalam pengembangan perekonomian secara nasional. Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan Indonesia di masa yang akan datang. Diharapkan dengan adanya pengelolaan pulau kecil terluar (PKT) secara optimal, diharapkan akan memperkuat basis ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan secara berdaulat, berkelanjutan dan lebih sejahtera. Pembangunan pulau terluar dimaksudkan untuk memperpendek kesenjangan infrastruktur dibandingkan wilayah yang padat penghuninya.

Diperlukan suatu landasan yang kuat dan terpadu sebagai pedoman atau panduan bagi pemangku kepentingan dalam mengembangkan pulau-pulau kecil. Landasan tersebut haruslah merupakan berdasarkan data dan informasi dari setiap lokasi. Informasi yang dikumpulkan mencakup aspek sosial, ekonomi, dan kelembagaan sehingga pengelolaan dan pemanfaatannya dapat disesuaikan dengan karakter masing-masing pulau. Informasi hasil identifikasi merupakan hal penting dan dapat digunakan sebagai dasar direktorat teknis terkait dalam memprioritaskan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan pembagian WPP menjadi 11 WPP yaitu WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman, WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda, WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat, WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan, WPP-WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa, WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali, WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut

(9)

Banda, WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau, WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera, WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik, WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.

Pada WPP 718 di Kabupaten Kepulauan Aru, memiliki potensi perikanan yang besar. Potensi-potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu penanganan yang baik guna mengembangkan perikanan yang ada. Pengembangan perikanan memerlukan informasi terkait data sosial ekonomi sebagai dasar langkah-langkah strategis untuk mengembangkan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. Diharapkan dari hasil penelitian ini pemerintah dapat digunakan sebagai dasar mengambil kebijakan pengembangan usaha perikanan yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru.

Tujuan

1) Mengidentifkasi Potensi dan Permasalahan Pemanfaatan Sumberdaya KP

2) Melakukan Analisis peluang dan tantangan pengembangan kelautan dan perikanan di Lokasi Penelitian

(10)

METODOLOGI

Lokasi Penelitian dan Justifikasi Pemilihan Lokasi

Kegiatan Penelitian dilakukan pada tahun 2016. Lokasi penelitian yaitu rencana lokasi kegiatan PSKPT (pembangunan sentra kelautan terpadu) pada tahun 2017, berdasarkan informasi yang didapat dari Direktorat Pengelolaan Ruang Laut. Pada WPP 718 yang menjadi bakal calon lokasi adalah Kabupaten Kepulauan Aru.

Pada tahap awal kegiatan pengumpulan data di daerah, dilakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan Perikanan setempat untuk menentukan lokus kegiatan pengumpulan data. Salah satu kriteria penentuan lokus kegiatan adalah lokasi tersebut merupakan sentra perikanan dengan tipologi perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, garam dan wisata bahari. Penentuan suatu wilayah merupakan sentra atau tidak, didasarkan pada informasi dari dinas dan data statistik perikanan di lokasi.

Jenis Data : Primer/ Sekunder

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan observasi di tingkat pelaku usaha KP, sedangkan data sekunder dikumpulkan, berupa bahan-bahan tertulis yang berupa laporan tahunan, hasil penelitian terdahulu (sebelumnya), buku serta publikasi media cetak maupun elektronik, seperti dari monografi desa, kecamatan dalam angka, kabupaten dalam angka.

Menurut Nasution (2006), Sumber data sekunder adalah sumber bahan bacaan. Bahan sekunder adalah hasil pengumpulan oleh orang lain dengan maksud tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut keperluan mereka. Data sekunder berupa bahan-bahan tertulis yang berupa laporan tahunan, hasil penelitian terdahulu (sebelumnya), buku serta publikasi media cetak maupun elektronik. Data ini dipakai sebagai pelengkap temuan atau sebagai starting point untuk memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang diteliti.

(11)

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan menggunakan teknik wawancara, observasi lapang. Untuk mengkonfirmasi informasi yang didapat, dilakukan triangulasi. Menurut Sitorus (1998), triangulasi dapat diartikan sebagai "kombinasi sumber data" yang memadukan sedikitnya tiga metode, seperti observasi, wawancara dan analisis dokumen. Kelebihan dari metode ini adalah saling menutupi kelemahan antara satu metode dengan metode lainnya, sehingga hasil yang diharapkan dari realitas sosial masyarakat menjadi lebih valid.

Menurut Nasution (2006), observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial. Dengan observasi sebagai alat pengumpul data, diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur atau memanipulasinya. Sedangkan wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi (Nasution, 2006). Menurut Mulyana (2004), wawancara mendalam disebut juga wawancara tidak terstruktur, yang susunan pertanyaannya tidak ditetapkan sebelumnya. Wawancara ini mirip dengan percakapan informal. Teknik wawancara dengan mengunakan pedoman wawancara (interview guide).

Pemilihan Informan/responden dilakukan secara proporsive dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, diantaranya sudah mendiami lokasi lebih dari 2 tahun, mewakili unsur keterwakilan, dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun jumlah informan yang diambil dari setiap lokasi sebanyak 60 orang yang terdiri dari unsur SKPD, tokoh adat dan masyarakat, bakul/tengkulak, nelayan, pembudidaya, pegaram, pengolah dan UPT dilokasi (TPI, PPI, PPN).

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan Informasi yang

dikumpulkan Teknik Pengumpulan data Informan/ responden Analisis Data Mengidentifkasi Potensi dan Permasalahan Potensi sumberdaya, jenis hasil tangkapan, kalender musim, alat tangkap perikanan, - Studi literatur - Observasi lapang - Pemerintah daerah (DKP, Bapppeda, - Deskriptif kualitatif - Statistik sederhana

(12)

Tujuan Informasi yang dikumpulkan Teknik Pengumpulan data Informan/ responden Analisis Data Pemanfaatan Sumberdaya KP tingkat pendidikan, umur, proporsi jenis kelamin pada kegiatan usaha, infrastruktur di lokasi, sarana dan prasarana perikanan, karakteristik rumah tangga perikanan, kalender musim, pola usaha, tingkat

penerapan teknologi dan produktivitas usaha KP - Wawancara - FGD BPS, Dispar, PLN) - Tokoh Masyarakat - Tokoh Adat - Bakul/ tengkulak - Nelayan - Pembudidaya - Pengolah - Garam - TPI, PPI, PPN, Syahbandar - Analisis rantai manfaat Melakukan Analisis peluang dan tantangan pengembangan pulau terdepan Potensi pengembangan usaha, Tantangan pengembangan usaha FGD - Pemerintah daerah - SKPD terkait - Tokoh Masyarakat - Tokoh Adat - Bakul/ tengkulak - Nelayan - Pembudidaya - Pelaku usaha perikanan Analisis USG, SWOT, Qpsm

Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dipahami (Nazir 1988).

Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari data sekunder, wawancara, dan observasi lapang. Khusus untuk data kuantitatif, data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk tabulasi statistik sederhana. Untuk mengidentifikai peluang pengembangan pulau terdepan adalah dengan menggunakan analsisis USG (Urgency,

Seriousness dan Growth) , SWOT ( Strength-Weakneses Opportunity and Threat), QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix).

USG dilakukan pada semua tipologi (tangkap, budidaya, pengolahan, garam, wisata bahari) yang ada di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil pengukuran USG pada

(13)

tiap tipologi dilakukan pengukuran tipologi manakah yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Berdasarkan pengukuran tersebut maka dipilih tipologi untuk dilakukan SWOT-QSPM untuk menentukan strategi pengembangan yang dipilih.

Metode USG dicetuskan oleh Kepner dan Tragoe pada tahun (1981). Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap dampak yang ditimbulkan. Dampak ini dikaitkan dengan potensi kerugian seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumberdaya dan sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut maka semakin serius masalah tersebut. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya semakin prioritas untuk diatasi.

Untuk mempermudah analisis dan mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas, maka perlu ditetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG dan dilakukan pengukuran dengan skor dengan skala likert (1 – 5). Semakin tinggi tingkar urgensi, serius dan atau penumbuhan masalah tersebut maka semakin tinggi skor yang didapatkan.

Analisis SWOT merupakan alat bantu analisis untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka penyusunan strategi dan kebijakan yang akan dipilih terkait dengan peluang pengembangan pulau terdepan. Analisis ini berbasis pada cara berpikir logis dalam memaksimalkan kekutan (Strength) dan peluang (Opportunities) serta meminimalisir kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats), (Rangkuti 2002). Proses implementasi SWOT di awali dengan: (a) tahapan identifikasi data dan informasi sebagai bahan evaluasi faktor internal dan eksternal; (b) tahapan analisis melalui pemetaan faktor-faktor teridentifikasi dalam bentuk matrik SWOT, dan; (c) tahapan pengambilan keputusan berdasarkan pada tahapan (a) dan (b). Secara garis besar SWOT mengilustrasikan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sehingga dapat dirumuskan strategi dan kebijakan antisipasinya.

(14)

Kerangka Matriks SWOT Perumusan Strategi Peluang Pengembangan Internal Eksternal Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Strategi SO Strategi WO Strategi ini dirumuskan

dengan tujuan

memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi ini dirumuskan dengan tujuan meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (T)

Strategi ST Strategi WT Strategi ini dirumuskan

dengan tujuan menggunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi ancaman

Strategi ini dirumuskan dengan tujuan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti 2002

QSPM merupakan alat analisis yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya (David, 2011). QSPM menggunakan analisis input dari Matriks EFE, Matriks IFE dan matriks SWOT untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-strategi alternatif.

Kerangka Pemikiran

Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki banyak potensi perikanan dan kelautan yang belum sepenuhnya dikembangkan secara optimal. Potensi Kelautan perikanan tersebut bisa bersumber dari kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan, garam dan wisata bahari. Potensi-potensi tersebut bisa menjadi sumber ekonomi yang besar dan membutuhkan penanganan yang berbeda dan spesifik disesuaikan dengan profil yang ada dilokasi. Pembangunan yang tepat berdasarkan potensi yang dimiliki dapat berguna bagi masyarakat setempat dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan.

(15)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk mengidentifikasi potensi permasalahan, peluang dan tantangan pengembangan suatu lokasi didasari dengan aspek sosial, ekonomi kelembagaan. Data dan informasi yang diperoleh pada tahap identifikasi dapat diolah menggunakan analis kelembagaan usaha, kelembagaan input dan produksi, dan analisis rantai manfaat. Sedangkan untuk melakukan analisis prioritas pengembangan dapat menggunakan USG, SWOT dan QSPM. Berdasarkan output kedua tahapan ini dapat dibuat data dan informasi profil dan prioritas pengembangan sentra bisnis kelautan perikanan. Profil potensi ini diperlukan dan dapat digunakan sebagai landasan kebijakan yang akan dilakukan dalam pengembangan kedepan (Gambar 1).

(16)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesa Prioritas Isu Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru

Dalam rangka penyusunan urutan prioritas isu di Bidang Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru, dilakukan metode analisis yang dikenal dengan metode USG atau Urgency, Seriousness, Growth (USG). Metode USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Untuk menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu digunakan penentuan skala nilai 1-5 . Selanjutnya isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.

USG Perikanan Tangkap

1) Terdapat tiga isu utama tipologi perikanan tangkap yang dinilai penting oleh Pemerintah yang membidangi kelautan dan perikanan di Kab. Kepulauan Aru (metode USG) adalah pembangunan pabrik es, tempat pelelangan ikan, dan transportasi penjualan ikan.

 Pembangunan pabrik es dinilai penting di Kabupaten Kepulauan Aru. Selama ini pabrik es yang ada belum mencukupi kebutuhan nelayan sebagai pendingin hasil tangkapan nelayan.

 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dinilai belum memberikan konribusi maksimal terhadap pemasaran hasil tangkapan nelayan. TPI di Kabupaten Kepulauan Aru hanya berfungsi sebagai tempat pendaratan ikan saja sehingga TPI yang ada belum berfungsi secara maksimal.

 Transportasi penjualan ikan, dalam hal ini terkait dengan sarana/alat angkut hasil tangkapan nelayan menuju lokasi penjualan/pemasaran ikan.

(17)

Tabel 2. Nilai Hasil USG Untuk Perikanan Tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru, 2016

NO VARIABEL U S G TOTAL RANGKING

BIDANG PERIKANAN TANGKAP

1 Pembangunan pabrik es 9,00 8,67 9,00 26,67 2 2 Pengadaan armada tangkap skala kecil

<10 GT 8,67 8,33 8,33 25,33

3 Pengadaan armada skala >10 GT-30GT 8,67 7,33 7,00 23,00 4 Alat tangkap ramah lingkungan 8,67 7,67 8,00 24,33 5 SPDN (Solar Paket Dealer Nelayan) 8,67 8,00 8,00 24,67 6 Dermaga di Pulau 8,33 8,33 8,00 24,67

7 Ilegal Fishing 9,00 8,00 8,00 25,00

8 Kelembagaan permodalam

(Koperasi/Bank/Lembaga sejenis) 7,67 7,00 6,67 21,33

9 Transportasi penjualan ikan 9,00 8,67 8,67 26,33 3 10 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 9,00 9,00 8,67 26,67 1

24,80

Sumber : data primer diolah 2016

Pada Tabel 2, hasil USG menunjukkan bahwa 3 (tiga) besar isu utama yang dianggap sangat penting pada usaha perikanan tangkap yaitu pembangunan pabrik es dengan skor 26,67 sebagai isu sangat penting, penyediaan tempat pelelangan ikan dengan skor sebesar 26,67 dan urutan ketiga adalah penyediaan transportasi penjualan ikan dengan skor 26,33.

USG Perikanan Budidaya

Terdapat tiga isu utama tipologi perikanan budidaya yang dinilai penting (metode USG) adalah pembangunan pabrik es, tempat pelelangan ikan, dan transportasi penjualan ikan.

 Sumberdaya manusia dalam hal ini peningkatan kemampuan petugas maupun pelaku pada usaha budidaya

 Pasar, dalam hal ini terkait dengan kemampuan pasar dalam menyerap hasil panen budidaya, harga pasar yang berlaku dan kepastian penjualan.

 Alat kesehatan ikan, dalam hal ini terkait dengan pengukuran kualitas air, dan obat-obat/peralatan terkait dengan pemijahan, pendederan dan pembesaran

(18)

Tabel 3. Nilai Hasil USG Untuk Perikanan Budidaya di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 NO VARIABEL U S G TOTAL RANGKING BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA

1 Ketersediaan pakan (pembesaran

kepiting, lobster, kerapu) 7,33 6,67 6,00 20,00 2 Induk berkualitas 7,33 6,33 7,00 20,67 3 Teknologi pemberian pakan 7,33 6,33 6,67 20,33

4 Benih 6,67 6,33 6,33 19,33

5 Sumber air 7,00 7,00 7,00 21,00

6 Alat kesehatan ikan 7,67 7,00 7,00 21,67 3

7 SDM 9,00 8,00 7,67 24,67 1

8 Alih fungsi lahan 7,00 6,33 6,67 20,00

9 Pasar 8,00 7,33 8,67 24,00 2

21,30

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 3 (tiga) besar isu penting pada perikanan budidaya yaitu peningkatan kapasitas SDM yang menduduki urutan pertama sebagai isu sangat penting dengan skor 24,67, pasar dengan skor sebesar 24,00 dan urutan ketiga adalah alat kesehatan ikan dengan nilai skor 21,67.

USG Pengolahan Perikanan

Terdapat tiga isu utama tipologi pengolahan hasil perikanan yang dinilai penting oleh Pemerintah yang membidangi kelautan dan perikanan di Kab. Kepulauan Aru (metode USG) adalah : fasilitas pendukung (listrik dan air bersih), teknologi pengemasan, dan sumberdaya manusia (Tabel 4).

 Fasilitas pendukung berupa listrik dan air bersih menjadi isu utama dalam pengembangan pengolahan di Kabupaten Kepulauan Aru. Ketersediaan listrik yang selama ini dirasakan masih kurang dan sering mengalami pemadaman bergilir dapat menghambat keberlanjutan usaha di bidang pengolahan ikan.

 Teknologi pengemasan menjadi isu prioritas kedua karena teknologi pengemasan maish bersifat tradisional sehingga nilai ekonomisnya masih cukup rendah

 Sumberdaya Manusia (SDM) dalam hal ini terkait dengan kualitas dan kuantitas pelaku usaha pengolahan dan tenaga penyuluh

(19)

Tabel 4. Nilai Hasil USG Untuk Pengolahan Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016

NO VARIABEL U S G TOTAL RANGKING

BIDANG PENGOLAHAN 1 Cold Storage 8,67 7,33 7,67 23,67 2 Teknologi Pengolahan 8,67 7,67 8,33 24,67 3 Teknologi Pengemasan 9,00 8,67 8,67 26,33 2 4 Informasi Pasar 8,00 7,00 6,33 21,33 5 SDM (Sumberdaya Manusia) 8,67 9,00 7,67 25,33 3 6 Fasilitas pendukung (listrik dan

air bersih)

9,00 9,00 9,00 27,00 1 7 Pasokan bahan baku ikan 7,00 6,00 6,33 19,33

8 Sentra Pengolahan dan Pemasaran Ikan Asap

8,00 8,00 7,33 23,33

Jumlah 23,88

Sumber : data primer diolah 2016

USG Wisata Bahari

Tiga isu utama dalam pengembangan wisata bahari di Kabupaten Kepulauan Aru yang mesing-masing memiliki bobot yang sama yaitu transportasi, komunikasi, dan fasilitas pendukung seperti listrik, air, dermaga, dan restoran (Tabel 5).

 Masalah transportasi menjadi isu yang cukup pelik dalam pengembangan wisata bahari. Sarana dan prasarana menuju lokasi wisata masih belum mencukupi dengan kondisi yang masih seadanya. Padahal kondisi alam masih sangat bagus untuk dikembangkan.

 Kabupaten Kepulauan Aru dengan bentuk alamnya berupa kepulauan, sama halnya dengan pulau-pulau di daerah lain, infrastruktur komunikasi masih belum mendapatakan perhatian yang serius dari stakeholder terkait. Terbatasnya akses signal telepon, internet dan sarana komunikasi lainnya belum cukup mampu untuk mendukung kemajuan wisata di Kabupaten Kepulauan Aru.

 Fasilitas pendukung berupa listrik, air, dermaga, dan restoran masih belum mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini dikarenakan wisata setempat masih dikelola seadanya sehingga dampak kunjungan wisatawan lokal maupun asing sangat minim.

(20)

Tabel 5. Nilai Hasil USG Untuk Wisata Bahari di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016

NO VARIABEL U S G TOTAL RANGKING

WISATA BAHARI 1 Transportasi 9,00 9,00 9,00 27,00 1 2 Komunikasi 9,00 9,00 9,00 27,00 2 3 Penginapan 8,33 7,67 8,00 24,00 4 Tour Guide 7,67 6,67 7,00 21,33 5 Souvenir 8,33 7,33 7,67 23,33 6 Promosi 9,00 8,33 8,33 25,67

7 Fasilitas Pendukung (listrik, air, dermaga, dan restoran)

9,00 9,00 9,00 27,00 3

Jumlah 20,04

Sumber : data primer diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis USG didapatkan peringkat isu utama dari keempat tipologi yaitu perikanan tangkap dengan skor 24,80 ; budidaya 21,30; bidang pengolahan 23,88; dan wisata bahari 20,04. Berdasarkan hasil tersebut, maka tipologi yang dilakukan analisa lanjutan SWOT yaitu bidang perikanan tangkap.

Strategi Pengembangan Usaha Perikanan di Kepulauan Aru

Untuk mengkaji strategi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru dalam penelitian dianalisis menggunakan model pendekatan SWOT yang terdiri dari kekuatan (Strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Masing-masing kedua analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Analisis Faktor Internal Strategis Pengembangan Usaha Perikanan

Faktor internal pengembangan usaha perikanan dalam analisis SWOT terdiri dari faktor kekuatan (strenghts factors) dan faktor kelemahan (weakness factors) yang dalam penelitian (kajian) masing-masing adalah:

1) Faktor kekuatan (strenghts factors) dalam penelitian ini merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh perikanan tangkap dari hulu sampai hilir di Kepulauan Aru yang diidentifikasi sebagai berikut:.

(21)

b) Armada penangkapan

c) Ketersediaan sarana dan prasarana

2) Faktor kelemahan (weakness factors) dalam penelitian ini merupakan suatu keterbatasan atau kekurangan yang dianggap serius menghalangi kinerja pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru yang diidentifikasi meliputi:

a) Ketersediaan es balok

b) Fungsi sarana dan prasaran yang belum optimal c) Kompetensi SDM nelayan

Berdasarkan identifikasi faktor internal strtaegis, yang selanjuutnya dilakukan penilaian bobot, rating dan skor terhadap setiap faktor yang teridentifikasi pada komponen kekuatan (S) dan komponen kelamahan (W) masing-masing sebesar 5,41dan 0,37 atau untuk keseluruhan (agregat) dari faktor internal strategis adalah sebesar 5,78. Secara rinci penghitungan tersebut tertara pada tabel 6 :

Tabel 6. Hasil Analisis Faktor Internal Strategis dalam Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru

FAKTOR INTERNAL BOBOT RATE SKOR

KEKUATAN (Strenght-S)

1. Potensi Sumber daya perikanan melimpah

0.41 8.09 3.30

2. Armada penangkapan 0.26 4.64 1.19

3. Ketersediaan saran dan prasarana 0.20 4.64 0.92

0.86 17.36 5.41

FAKTOR INTERNAL

KELEMAHAN (Weakness –W)

1. Ketersediaan Es balok 0.03 2.09 0.17

2. Fungsi sarana dan prasarana belum optimal

0.03 2.64 0.07

3. Kompetensi SDM Nelayan 0.03 4.45 0.12

0.08 9.18 0.37

(22)

Analisis Faktor Eksternal Strategis Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru

Faktor eksternal strategis dalam analisis SWOT terdiri dari faktor peluang (opportunities factors) dan faktor ancaman (threats factors) yang dalam pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru masing-masing adalah :

1) Faktor peluang (opportunities factors) dalam penelitian ini merupakan suatu kesempatan atau peluang sumber daya yang dimiliki oleh perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru yang diidentifikasi sebagai berikut:

a) Ketersediaan pasar

b) Tersedianya keragaman komoditas c) sumberdaya di ZEE belum dimanfaatkan

2) Faktor ancaman (threats factors) dalam penelitian (kajian) ini merupakan suatu kondisi yang bersumber dari luar dan berpotensi memperlemah kinerja pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru yang diidentifikasi sebagai berikut:

a) Sinergitas antar sektor lemah b) pendangkalan pelabuhan c) keterbatasan input produksi

Sebagaimana yang dilakukan dalam menghitung bobot, rating dan skor faktor internal strategis, maka berdasarkan identifikasi faktor eksternal strtaegis, dapat diketrahui bahwa skor komposit untuk komponen peluang (O) adalah sebesar 3,92. dan untuk komponen ancaman (T) adalah sebesar 1,46, atau untuk keseluruhan (agregat) dari faktor eksternal strategis adalah sebesar 5,38. Secara rinci penghitungan tersebut tertara pada Tabel 7 di bawah ini.

(23)

Tabel 7. Hasil Analisis Faktor Eksternal Strategis dalam Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan AruIndonesia

FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATE SKOR

Peluang (Opportunity-O)

1. Ketersediaan pasar 0.34 6.64 1.76

2. Tersedianya keragaman komoditas 0.22 7.36 1.62 3. Sumberdaya di ZEE belum dimanfaatkan 0.16 3.36 0.54

0.72 17.36 3.92

FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATE SKOR

ANCAMAN (Treath-O)

1. Sinergi antar sektor lemah 0.20 5.36 1.05

2. Pelabuhan dangkal 0.07 4.82 0.32

3. Keterbatasan input produksi 0.02 4.82 0.10

0.28 15.00 1.46

Sumber: diolah dari data primer

Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru

Setelah kita melakukan identifikasi faktor internal strategis (IFAS) dan faktor eksternal strategis (EFAS) yang kemudian dilakukan pembobotan, rating dan penyekorannya, maka dalam rangka penentuan strategi yang dapat ditempuh untuk melakukan pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru terlebih dahulu perlu dilakukan perumusan kemungkinan strategis tersebut, sebagaimana tertera pada Tabel di bawah ini.

Dalam Tabel tersebut, tertera berbagai pilihan atau alternatif strategi sesuai dengan kombinasi antar komponen faktor faktor internal strategis (IFAS) dan faktor ekternal strategis (EFAS), yaitu sebanyak empat pilihan/alternatif strategi: (1) Strategi domnasi kekuatan (S) dan peluang (O) atau Strategi SO; (2) Strategi dominasi kekuatan (S) dan ancaman (T) atau Strategi ST; (3) Strategi diminasi Kelemahan (W) dan Peluang (O) atau Strategi WO; dan Strategi dominasi kelemahan (W) dan ancaman (T) atau strategi WT. Masing-masing strategi tersebut dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

(24)

Sumber: Sintesa berdasarkan data dan informasi dalam Tabel IFAS dan Tabel EFAS

Penentuan Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru

Berdasarkan hasi analisis faktor internal strategis (IFAS) dan faktor eksternal strategis (EFAS) serta perumusan alternatif strategi, ditentukan strategi yang dipilih adalah strategi SO, hal ini karena skor yang diperoleh didominasi oleh komponen faktor kekuatan (S) dan peluang (O). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru adalah Strategi SO. Peta penentuan strategi ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Kekuatan:

1 Potensi Sumber daya perikanan melimpah

2 Armada penangkapan

3 Ketersediaan sarana dan prasarana

Kelemahan

1. Ketersediaan es balok 2. Fungsi sarana dan prasaran

yang belum optimal 3. Kompetensi SDM nelayan Peluang :

(a) Ketersediaan pasar (b) Tersedianya keragaman

komoditas

(c) Sumberdaya di ZEE belum dimanfaatkan

Strategi SO:

1. Meningkatkan sinergi antar sektor dalam rangka meningkatkan produksi perikanan dengan meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana

2. Meningkatkan armada perikanan tangkap dan kapasitas SDM 3. Mengembangkan pasar melalui

pemanfaatan hasil perikanan ke dalam diversifikasi produk olahan

WP

Ancaman

(a) Sinergitas antar sektor lemah (b) pendangkalan pelabuhan (c) keterbatasan input produksi ST WT internal eksternal

(25)

Gambar 2. Peta Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru

Sumber: Hasil perhitungan data dan informasi dalam Tabel IFAS dan EFAS

Dengan demikian berdasarkan perumusan strategi dan perhitungan IFAS dan EFAS, strategi yang dapat ditempuh dalam pengembangan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru merupakan strategi yang didominasi faktor kekuatan (S) dan faktor peluang (O), adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan sinergi antar sektor dalam rangka meningkatkan produksi perikanan dengan meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana

2) Meningkatkan armada perikanan tangkap dan kapasitas SDM

3) Mengembangkan pasar melalui pemanfaatan hasil perikanan ke dalam diversifikasi produk olahan

Penentuan Prioritas Langkah-Langkah Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru: Pendekatan QSPM

Untuk menentukan urutan perioritas langkah-langkah strategi dalam pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru yang didominasi oleh komponen faktor kekuatan (S) dan peluang (O) dalam penelitian dilakukan dengan

(26)

menggunakan model pendekatan QSPM (Quantitatif Strtategic Plan Matrix). Tabel di bawah ini menyajikan hasil Analisis pendekatan QSPM untuk menentukan urutan perioritas langkah-langkah strategi pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepulauan Aru. Berdasarkan hasil analisis pada tabel tersebut ditemukan urutan prioritas langkah-langkah strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan sinergi antar sektor dalam rangka meningkatkan produksi perikanan dengan meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana

2) Meningkatkan armada perikanan tangkap dan kapasitas SDM

3) Mengembangkan pasar melalui pemanfaatan hasil perikanan ke dalam diversifikasi produk olahan

Tabel 8. Hasil perhitungan analisis QSPM di Kabupaten Kepulauan Aru, 2016

FAKTOR INTERNAL/FAKTOR

EKSTERNAL

Meningkatkan sinergi antar sektor dalam rangka meningkatkan produksi perikanan dengan meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana Meningkatkan armada perikanan tangkap dan

kapasitas SDM Mengembangkan pasar melalui pemanfaatan hasil perikanan ke dalam diversifikasi produk olahan Attractive score Total attractive score Attractive score Total attractive score Attractive score Total attractive score FAKTOR INTERNAL BOBOT KEKUATAN (Strenght-S) Potensi sumberdaya perikanan melimpah 0,4081 9,000 3,673 8,333 3,401 6,333 2,584 Armada penangkapan 0,2572 6,333 1,629 9,000 2,314 3,000 0,771 Ketersediaan sarana dan prasarana 0,1987 9,000 1,788 3,667 0,728 5,667 1,126 7,089 6,443 4,482 FAKTOR INTERNAL KELEMAHAN (Weakness –W) Ketersediaan es balok 0,0275 3,000 0,083 1,667 0,046 3,667 0,101

(27)

FAKTOR INTERNAL/FAKTOR

EKSTERNAL

Meningkatkan sinergi antar sektor dalam rangka meningkatkan produksi perikanan dengan meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana Meningkatkan armada perikanan tangkap dan

kapasitas SDM Mengembangkan pasar melalui pemanfaatan hasil perikanan ke dalam diversifikasi produk olahan Attractive score Total attractive score Attractive score Total attractive score Attractive score Total attractive score Fungsi sarana dan

prasarana yang belum optimal 0,0275 9,000 0,248 1,000 0,028 1,667 0,046 Kompetensi SDM Nelayan 0,0275 2,333 0,064 7,667 0,211 2,333 0,064 0,9464 0,394 0,284 0,211 FAKTOR EKSTERNAL Peluang (Opportunity-O) Ketersediaan pasar 0,3379 3,667 1,239 5,000 1,690 9,000 3,041 Tersedianya keragaman komoditas 0,2195 1,667 0,366 1,667 0,366 4,333 0,951 Sumberdaya di ZEE belum dimanfaatkan 0,1616 5,667 0,916 8,333 1,346 3,000 0,485 2,520 3,402 4,477 FAKTOR EKSTERNAL ANCAMAN (Treath-O) Sinergitas antar sektor lemah 0,1952 7,667 1,497 3,667 0,716 5,000 0,976 Pelabuhan dangkal 0,0656 7,000 0,459 1,667 0,109 3,000 0,197 Keterbatasan input produksi 0,0201 3,000 0,060 2,333 0,047 3,000 0,060 1 2,016 0,872 1,233 12,020 11,002 10,403 Rangking 1 2 3

Sumber : data primer diolah 2016

Profil Umum Lokasi

Secara umum, WPP 718 di sebelah utara berbatasan dengan batas terluar ZEE Indonesia – Palau ditarik batas ZEE Indonesia – Papua Nugini; di sebelah timur

(28)

berbatasan dengan mengikuti garis batas laut teritorial Indonesia – Papua Nugini; di sebelah selatan berbatasan dengan batas darat Indonesia Papua Nugini menyusuri pantai Utara Prov. Papua dan Prov. Papua Barat hingga perbatasan antara Kab.Sorong dan Kota Sorong, Prov. Papua Barat; dan di sebelah barat berbatasan dengan mengikuti batas WPP 715 sampai di Tanjung Sele Morotai dan ditarik hingga batas terluar ZEE Indonesia – Palau.

Gambar 3. Peta WPP-RI 718

Sumber: googleimage.com

Daerah yang dijadikan lokasi penelitian yaitu Kecamatan Pulau-Pulau Aru dan kecamatan Jerol. Alasan kedua lokasi ini dijadikan lokasi penelitian karena mempunyai fasilitas listrik yang dilayani oleh PLN yang dapat menjadi pertimbangan lokasi PSKPT.

Sebagai salah satu wilayah kepulauan di Provinsi Maluku, akses transportasi menuju Kabupaten Kepulauan Aru hanya dapat dijangkau dengan pesawat dan kapal laut. Akses dengan pesawat dilayani oleh Trigana Air dengan rute Dobo-Ambon. Sedangkan kapal laut mempunyai beberapa rute dari dan ke luar Aru yaitu. Sedangkan akses transportasi antar kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru hanya dapat dijangkau dengan kapal/perahu. Kondisi ini diakibatkan karena terbatasnya sarana jalan raya di Kepuluan Aru dan sebagian besar wilayahnya merupakan laut. Sebagai pusat pemerintahan

(29)

kabupaten, Kecamatan Pulau-pulau Aru merupakan satu-satunya kecamatan yang mempunyai fasilitas jalan yang baik.

Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru ±55.270,22 km² dengan luas daratan ±6.425,77 km² (11,63%) dan luar perairan laut mencapai 48.843,45 km² (88,37%). Berdasarkan luas wilayah dan jarak Kabupaten Kepulauan Aru menurut Kecamatan seperti pada tabel berikut.

Tabel 9. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas

(km2)

Jarak dari Ibukota Propinsi dan Kecamatan (km) km Mil Laut 1 Pulau-Pulau Aru 907,39 698 400 2 Aru Selatan 531,28 70 52 3 Aru Tengah 304,78 110 68 4 Aru Utara 528,39 71 44

5 Aru Utara Timur 1,372,06 32 21

6 Sir-Sir 659,75 115 59

7 Aru Tengah Timur 295,11 144 94

8 Aru Tengah Selatan 833,12 88 53

9 Aru Selatan Timur 478,31 51 32

10 Aru Selatan Utara 516,58 142 95

Kabupaten Kepulauan Aru 6,425,77

Sumber : Profil potensi peluang pengembangan wilayah perbatasan Kabupaten Kepulauan Aru, 2016

Gambar 4. grafik luas wilayah per kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru

907,39 531,28 304,78 528,39 0 659,75 295,11 833,12 478,31 516,58 0 200 400 600 800 1000 Pulau-Pulau Aru Aru Selatan Aru Tengah Aru Utara Aru Utara Timur Sir-Sir Aru Tengah Timur Aru Tengah Selatan Aru Selatan Timur Aru Selatan Utara

Luas Wilayah per Kecamatan (km2)

Luas Wilayah per Kecamatan (km2)

(30)

Kabupaten Kepulaun Aru memiliki 8 (delapan) pulau terluar. Waktu tempuh menuju pulau-pulau terluar di Kepulauan Aru dapat menggunakan speed boat denngan kecepatan waktu sekitar 5-9 jam. Kondisi Pulau-Pulau Terluar Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kondisi Pulau-Pulau Terluar Kabupaten Kepulauan Aru

Nama Pulau Letak Luas

(km2)

Waktu Tempuh dan Alat Transportasi yang

digunakan

Jam Kendaraan

Ararkula Desa Selmona-Aru Utara - 5-6 Speed Boat Karaweira Desa Mariri-Aru Tengah

Timur

7,926 5-6 Speed Boat Panambulai Desa Warabal-Aru Tengah

Selatan

79,67 6-7 Speed Boat Batu Goyang Desa Batu Goyang-Aru

Selatan Timur

0,2395 7-9 Speed Boat Kultubai

Selatan

Desa Longar-Aru Tengah Selata

0,6271 5-6 Speed Boat Kultubai Utara Desa Mesiang-Aru Tengah

Selatan

2 4-5 Speed Boat

Enu Kecamatan Aru Tengah 16,74 6-7 Speed Boat

Enu Karang Kecamatan Aru Selatan 3,827 6-7 Speed Boat Sumber : Profil potensi peluang pengembangan wilayah perbatasan Kabupaten Kepulauan Aru,

2016

Ekosistem mangrove di Kabupaten Kepulauan Aru seluas 1.923,82 km2.

Ekosistem mangrove terluas terletak di Kecamatan Aru Tengah sebesar 293,20 km2 atau

22% dari luas mangrove secara keseluruhan. Luas mangrove di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 11.

(31)

Gambar 5. Luas Hutan Mangrove per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2011

Sumber : Ringkasan Dokumen Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP-3-K) Kabupaten Kepulauan Aru , 2011

Luas terumbu karang di Kabupaten Kepulauan Aru mencapai 546,72 km2. Terumbu karang terluas terletak di Kecamatan Aru Utara, yaitu mencapai 264,617 km2 atau mencapai 48,40% dari luas total terumbu karang di Kabupaten Kepulauan Aru. Luas dan Kondisi Terumbu Karang Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 11. Luas dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Kepulauan Aru

Wilayah Kecamatan Luas Terumbu (km2) Jumlah Spesies Karang Tutupan Karang Batu (%) Kondisi Terumbu Karang

Aru Utara 264,62 27 - 31 24,16 - 25,63 Sangat Rusak - Rusak Pulau Pulau Aru 68,29 42 - 62 42,04 - 52,70 Rusak – Baik

Aru Tengah 21,71 46 - 59 51,34 - 57,12 Baik

Aru Tengah Selatan 90,61 31 - 58 26,42 - 46,53 Rusak – Baik Aru Tengah Timur 40,36 57 - 72 39,25 - 52,18 Rusak – Baik Aru Selatan 6,07 48 - 52 49,45 - 52,62 Rusak - Baik Aru Selatan Timur 55,06 60 - 77 43,29 - 65,24 Rusak - Baik

Total 546,72 128 24,16 - 65,24 Sangat Rusak - Baik

Sumber : Ringkasan Dokumen Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (Rswp-3-K) Kabupaten Kepulauan Aru , 2011

140,62 192,88 225,48 191,24 173,14 77,26 293,2 0 50 100 150 200 250 300 350 Pulau-Pulau Aru Aru Utara Aru Tengah Timur Aru Tengah Selatan Aru Selatan Timur Aru Selatan Aru Tengah

Luas Hutan Mangrove per Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2011

(32)

Tabel 12. Keragaan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Kepulauan Aru

No. Uraian Volume Satuan

1. Jumlah nelayan kecil dalam wilayah kabupaten Kepulauan Aru

24.519 Orang

2 Jumlah Tempat Pelelangan Ikan 3 Unit

3 Jumlah Siup Bidang Pembudidayaan Ikan 26 Buah 4 Luas lahan potensi budidaya ikan 3.311,73 Km 5 Jumlah Rumah Tangga Pembudidaya Ikan 5.542 RTP 6 Jumlah Kapal sampai dengan 5 GT 2.213 Unit Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru

Jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2015 berjumlah 91.277 jiwa dengan kepadatan penduduk penduduk 14 jiwa setiap km2. Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 13. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah penduduk

(Jiwa)

Kepadatan penduduk

1 Pulau-Pulau Aru 39358 43

2 Aru Utara 5523 10

3 Aru Utara Timur 4574 15

4 Sir-Sir 2882 5

5 Aru Tengah 13667 9

6 Aru Tengah Timur 4662 7

7 Aru Tengah Selatan 5503 18

8 Aru Selatan 7255 8

9 Aru Selatan Utara 3643 7

10 Aru Selatan Timur 4210 8

Total 91,277 14

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2016

Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 47.310 jiwa atau sebanyak 51,83% dari total penduduk. Sex ratio penduduk rata-rata 107. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 15 .

(33)

Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan Tahun 2015

No. Kecamatan Penduduk Jumlah Rasio Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 1 Pulau-Pulau Aru 20.667 18.691 39.358 110 2 Aru Utara 2.836 2.687 5.523 105

3 Aru Utara Timur 2.304 2.270 4.574 101

4 Sir-Sir 1.462 1.420 2.882 102

5 Aru Tengah 7.170 6.497 13.667 110

6 Aru Tengah Timur 2.380 2.282 4.662 104

7 Aru Tengah Selatan 2.895 2.608 5.503 111

8 Aru Selatan 3.609 3.646 7.255 98

9 Aru Selatan Utara 1.910 1.733 3.643 110

10 Aru Selatan Timur 2.077 2.133 4.210 97

Total 47.310 43.967 91.277 107

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2016

Gambar 6. Grafik jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan jenis kelamin tahun 2015

Mayoritas penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru bekerja di bidang agrikultur yaitu pertanian, kehutanan, perburuhan, dan perikanan sebanyak 24.201 jiwa. Jumlah ini lebih dari 61% penduduk yang bekerja secara keseluruhan. Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan kerja utama di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 16. 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 Laki-Laki Perempuan Jumlah total

(34)

Tabel 15. Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015

No Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Total

1 Pertanian, Kehutanan, Perburuhan & Perikanan

16.213 7.988 24.201

2 Pertambangan dan Penggalian 143 - 143

3 Industri Pengolahan 334 38 372

4 Listrik, Gas dan Air Bersih - - -

5 Bangunan 860 - 860

6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel

1.816 2.540 4.356

7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

1.209 - 1.209

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan

129 112 241

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

3.616 4.176 7.792

Jumlah 24.320 14.854 39.174

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2016

Gambar 7. Grafik Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 Laki-Laki Perempuan Total

(35)

Penduduk yang bekerja menurut status dan pekerjaannya di Kabupaten Kepulauan Aru didominasi oleh pekerja keluarga/family worker sebanyak 10.819 orang. Jenis pekerjaan lainnya yaitu sebagai buruh/karyawan sebanyak 10.296 orang. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 16. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015

Status Pekerjaan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah Total

Berusaha sendiri 5.313 2.120 7.433

Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar

7.203 1.564 8.767

Berusaha dibantu buruh tetap 257 23 280

Buruh/karyawan 5.579 4.717 10.296

Pekerja bebas di Pertanian 1.024 0 1.024

Pekerja bebas di non pertanian 529 26 555

Pekerja tak dibayar/Pekerja keluarga 4.415 6.404 10.819

Jumlah 24.320 14.854 39.174

Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2016

Tingkat partisipasi sekolah di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami tren kenaikan yang cukup tinggi. Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 8. Grafik Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2011-2015

Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2016 0 20 40 60 80 100 120 2011 2012 2013 2014 2015 7-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun

(36)

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2014 dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 17. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah), 2012-2014

Lapangan Usaha 2012 2013 2014

Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1.050.845,24 1.221.641,67 1.406.340,89 Pertambangan dang penggalian 14.361,74 16.161,10 19.423,98 Industri pengolahan 57.886,64 63.553,44 70.302,50 Pengadaan Listrik dan gas 421,06 384,91 532,17 Pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang

3.234,41 3.553,04 3.947,06

Kontruksi 142.980,34 163.159,52 188.958,11

Perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor

130.251,56 144.514,05 164.195,12 Transportasi, dan pergudangan 23.244,94 26.589,14 30.730,80 Penyediaan akomodasi dan makan

minum

8.039,01 9.272,22 10.439,96 Informasi dan komunikasi 15.777,68 16.435,76 18.743,82 Jasa Keuangan dan asuransi 14.408,79 16.435,76 18.743,82

Real Estate 4.533,78 4.854,36 5.345,04

Jasa perusahaan 3.050,06 3.369,74 3.693,57

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

231.295,09 271.947,62 299.640,21

Jasa Pendidikan 46.563,43 51.511,50 58.534,48

Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial 45.690,78 49.233,02 54.446,26

Jasa lainnya 17.454,18 19.449,80 20.689,93

PDRB 1.810.038,72 2.082.893,85 2.375.468,56

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2016

PDRB di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga konstan terus mengalami peningkatan dari tahun 2012-2014. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah) Tahun 2012-2014 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 18. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha (jutaan rupiah) Tahun 2012-2014

Lapangan Usaha 2012 2013 2014

Pertanian, kehutanan, dan perikanan 889.546,23 945.829,13 1.021.239,06 Pertambangan dan penggalian 12.450,78 13.140,89 14.117,00 Industri pengolahan 50.479,29 52.331,09 55.736,16 Pengadaan Listrik dan gas 490,78 511,27 668,01

(37)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014

Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

2.896,13 2.997,27 3.136,79

Kontruksi 113.598,85 118.372,29 126.369,84 Perdagangan besar dan

eceran reparasi mobil dan sepeda motor

115.705,06 122.308,64 131.484,35

Transportasi, dan pergudangan

21.461,86 22.746,34 24.581,80 Penyediaan akomodasi dan

makan minum

6.809,22 7.279,63 7.605,67 Informasi dan komunikasi 15.529,94 16.778,25 18.317,01 Jasa Keuangan dan asuransi 12.364,40 13.854,98 4.315,37

Real Estate 3.950,14 4.026,98 4.315,17

Jasa perusahaan 2.726,27 2.895,08 3.023,17 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

187.115,06 200.114,06 212.497,07

Jasa Pendidikan 40.143,78 41.821,98 45.083,78 Jasa Kesehatan dan kegiatan

sosial

39.535,52 39.779,72 41.124,45 Jasa lainnya 15.504,38 15.523,03 15.915,87 PDRB 1.530.370,68 1.620.310,39 1.731.216,09 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2016

Gambar 9. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kepulauan Aru

Kondisi Sarana dan Prasarana Pendukung 1400000 1450000 1500000 1550000 1600000 1650000 1700000 1750000 2012 2013 2014

Jumlah (jutaan rupiah)

2012 2013 2014

(38)

Jaringan Listrik

Jaringan Listrik Pelayanan kelistrikan di Kabupaten Kepulauan Aru dilakukan oleh PT. PLN Cabang Tual Ranting Dobo (PLTD) untuk melayani Wilayah Dobo dan sekitarnya. Jumlah mesin 7 unit dengan kapasitas terpasang 2.820 kw, daya mampu 1.770 kw dan beban puncak 1.170 kw. Ada 11 gardu dengan VA terpasang 1.676 kw. Adapun PLN Ranting Jerol memiliki 3 mesin dengan kapasitas terpasang 180 Kw, daya mampu 160 Kw dan beban puncak 74 Kw. Jumlah gardu sebanyak 8 dengan VA terpasang 200. Berbeda dengan PLN Ranting Dobo yang mampu melayani listrik selama 24 jam, PLN Ranting Jerol hanya dimalam hari, (Dokumen RTRW Kab. Kep. Aru, 2012-2032). Berikut jumlah ketersediaan dan kebutuhan unit kelistrikan di Kabupaten Kep. Aru dapat dilihat pada tabel 21.

Jaringan Air Bersih

Jaringan Air Bersih Pelayanan air minum diusahakan oleh PDAM Dobo dengan jumlah produksi 221.095 m3 dan terjual 183.614 m3 untuk 899 pelanggan. Sumber airnya dari 11 sumur dangkal dan 11 mesin pompa dengan debit 2,5 liter per detik. Kondisi jaringan transmisi dan sebagian besar sambungan rumah mengalami kerusakan, (Dokumen RTRW Kab. Kep. Aru, 2012-2032).

Jaringan Transportasi

Hingga saat ini terdapat dua lapangan terbang di Kabupaten Kepulauan Aru, yaitu : lapangan terbang perintis Rar Gwamar di Dobo (Pulau Wamar) dan lapangan terbang swasta Benjina di Pulau Maekor namun saat ini sudah tidak difungsikan lagi. Lapangan terbang Rar Gwamar yang panjangnya 800 m hanya dapat didarati pesawat jenis CASA milik Merpati dengan rute penerbangan Ambon-Langgur-Dobo (PP) dengan frekuensi 1 kali seminggu. Kapasitas jenis pesawat CASA hanya untuk 18 penumpang, sementara jumlah calon penumpang tiap trip 30-40 orang, (Dokumen RTRW Kab. Kep. Aru, 2012-2032).

Sedangkan sarana transportasi jalan dan jembatan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Aru tercantum dalam Tabel 22.

(39)

Tabel 19. Ketersediaan dan Kebutuhan Listrik di Kab. Kepulauan Aru Kecamatan Kelistrikan PLTD PLTS Terpusat PLTS Tersebar/SHS Jumlah (Unit) Kondisi Kebutuhan (Unit) Tingkat Prioritas Jumlah (Unit) Kondisi Kebutuhan (Unit) Tingkat Prioritas Jumlah (Unit) Kondisi Kebutuhan (Unit) Tingkat Prioritas

Pulau-Pulau Aru 57 Baik 1 Tinggi - - 5 Tinggi 30 Rusak

Berat

10 Tinggi

129 Baik Aru TengahTimur 1 Rusak

Ringan 2 Tinggi 1 Rusak Berat 2 Tinggi 1 Rusak Berat - - Aru Tengah Selatan - - 1 Tinggi 1 Rusak Berat 4 Tinggi - - - - 1 Rusak Ringan Tinggi 1 Baik Tinggi

Aru Utara Timur Batuley

- - - - 1 Baik - - - -

Aru Selatan Timur - - - - 40 Baik 308 Tinggi 309 Rusak

Berat

- -

80 Rusak Total

Aru Utara 6 Baik 1 Tinggi 36 Rusak

Berat

- - 87 Rusak

Berat

1 Tinggi

70 Baik Sumber: Data Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kab. Kepulauan Aru TA.2016

(40)

Tabel 20. Kondisi sarana transportasi di Kabupaten Kepulauan Aru

Kecamatan

Jalan Lingkungan Jembatan/Jalan

Ketersediaan (M) Kondisi Kebutuhan

(Unit) Prioritas Ketersediaan (M) Kondisi

Kebutuhan (Unit) Tingat Prioritas Pulau-Pulau Aru 3.050 Baik 210 Cukup 440 Rusak Ringan 21 Tinggi 4.468.3 Rusak

Ringan 121 Baik 20 Cukup

Aru Tengah TImur 1.320 Baik 200 Cukup 65 Baik 815 Baik 900 Tinggi Aru Tengah Selatan 1300 Rusak Berat - - - - 1 Tinggi 2300 Baik Aru Utara Timur Batuley 3.200 Rusak

Ringan 400 Cukup 20 Baik 352 Tinggi

Aru Selatan Timur

1.000 Cukup

650 Tinggi 285 Baik 490 Tinggi

3.600 Cukup 3.670 Baik Aru Utara 2.050 Rusak Ringan 1.040 Tinggi 180 Rusak Ringan 300 Cukup 750 Rusak Berat 150 Cukup 780 Rusak Berat

3.000 Baik 900 Rendah 100 Baik

(41)

Gambar 10. Matriks Mata pencaharian Masyarakat Nelayan di Aru

Pada Gambar 13, dapat dilihat bahwa beberapa permasalahan yang ditemui nelayan yaitu proses perizinan, alat tangkap yang didatangkan dari luar kabupaten, usaha penangkapan dilakukan secara perorangan.

Pengurusan izin kapal dan

palayaran membutuhkan waktu

Alat tangkap jaring didatangkan

dari luar kabupaten Aru

Usaha Penangkapan Dilakukan

Secara Perorangan

Konflik batas wilayah

diperbolehkannya penggunaan

alat tangkap dengan hukum adat

Nelayan di

(42)

Tabel 21. Rincian Produksi Perikanan Tahun 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

No IKAN

Pulau - Pulau

Aru

Aru Utara Aru

Tengah Aru Tengah Timur Aru Tengah Selatan Aru Selatan Aru Selatan Timur Utara Timur Batuley Sir-Sir Aru Selatan Utara Kepulaua n Aru Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produks i (Ton) Produksi (Ton) 1 Ikan Kuwe / Kuwe 563,04 390,49 458,02 510,81 564,85 541,66 565,43 530,15 317,54 359,99 138.824,27 2 Ikan Tenggiri / Tenggiri 670,34 270,06 325,69 540,31 550,95 570,3 551,6 335,67 393,1 303,98 131.449,83 3 Ikan Kerapu / Grouper 514,3 605,05 601,1 605,71 603,1 660,25 630,15 371,75 243,66 208,57 131.985,85 4 Ikan Kembung / Indian Mackarela 615,36 273,55 325,25 355,57 531,85 350,03 325,84 257,65 200,85 210,68 130.376,40 5 Ikan Baronang / Baronang 428,72 278,15 247,25 423,75 488,15 218,1 442,15 265,05 113,65 125,47 129.958,17 6 Ikan Kakap Merah / Kakap Merah 560,07 301,24 521,18 552,61 621,04 370,28 462,23 419,55 203,1 266,56 131.213,48 7 Ikan Tembang / Tembang 313,31 201,49 200,77 367,26 350,13 393,87 382,96 303,72 200,77 206,32 129.847,76 8 Ikan Biji Nangka / Biji Nangka 487,08 231,14 329,03 411,65 532,42 291,49 285,53 213,42 99,39 143,65 129.952,01 9 Ikan Bawal / Bawal 365,45 249,7 325,92 354,93 459,42 388,23 378,65 298,91 225,52 227,96 130.203,94 10 Ikan kakap Putih / Kakap Putih 587,39 356,69 491,82 480,25 531,93 505,51 518,87 350,01 207,7 358,44 131.324,52

(43)

No IKAN

Pulau - Pulau

Aru

Aru Utara Aru

Tengah Aru Tengah Timur Aru Tengah Selatan Aru Selatan Aru Selatan Timur Utara Timur Batuley Sir-Sir Aru Selatan Utara Kepulaua n Aru Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produks i (Ton) Produksi (Ton) 11 Ikan Terbang / Terbang 552,43 159,3 165,1 283,22 375,77 199,36 196,23 115,99 100,64 195,1 129.264,80 12 Ikan Julung - julung / Garfish 468,49 149,69 128,35 256,81 413,27 191,55 179,94 198,33 125,39 92,67 129.126,19 13 Ikan Gulama /Gulama 594,78 167,41 284,03 297,64 308,34 111,16 204,81 125,6 138,72 99,09 129.253,58 14 Ikan Sebelah / Sebelah 506,05 319,14 421,01 277,06 375,99 515,99 693 371,18 232,34 278,68 130.924,46 15 Ikan Cucut / Cucut 521,61 269,52 439,3 279,63 477,42 537,88 595,14 125,02 119,93 182,1 130.478,58 16 Ikan Cakalang / Skipjak 459,28 258,66 308,34 389,22 365,78 330,8 325,89 255,3 219,41 156,41 129.997,04 17 Ikan Tongkol / Tonkol 422,34 375,27 333,34 295,84 548,84 503,58 473,62 429,86 215,26 330,77 130.861,98 18 Ikan Tuna / Tuna 458,06 170,21 368,33 197,94 479,3 199,57 195,41 115,29 135,43 98,74 129.341,13 19 Ikan Beloso / Beloso 466,47 203,86 269,39 198,08 385,73 100,85 199,56 118,65 133,87 106,76 129.104,29

20 Ikan pari / Pari 329,96 268,6 332,77 399,12 400,48 253,05 236,85 269,53 227,08 261,95 129.906,05 21 Ikan Lencam / Lencam 409,72 289,55 438,45 339,75 493,58 248,68 333,7 257,31 158,05 107,98 130.004,73 22 Ikan Belanal / Belanak 573,54 301,45 379,17 464,3 395,94 360,88 425,95 357,46 219,12 153,01 130.562,69 23 Ikan Merah / Merah 472,81 408,74 503,96 509,04 345,17 371,59 456,3 381,34 375,83 320,7 131.080,38 24 Cumi - cumi / Squids 393,83 403,46 243,25 299,34 369,65 121,71 250,38 199,99 122,36 103,18 129.430,92 25 Sontong / Samall Squids 312,79 323,3 315,18 208,83 275,92 108,77 302,87 100,37 107,89 102,76 129.079,97

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran
Tabel 6.  Hasil Analisis Faktor Internal Strategis dalam Pengembangan Usaha  Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru
Tabel 7.  Hasil Analisis Faktor Eksternal Strategis dalam Pengembangan usaha  perikanan tangkap di Kepulauan AruIndonesia
Gambar 2.  Peta Strategi Pengembangan usaha perikanan tangkap di  Kepulauan Aru
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

9 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI DISTRIK SALAWATI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN RAJA AMPAT Oleh: Nurhani Widiastuti, Roni Bawole,

PENCURIAN IKANDI KAWASAN PERBATASAN LAUT NATUNA Oleh: Sandy Nur Ikfal Raharjo, Yuly Astuti, Rosita Dewi,. dan Athiqah Nur

1) Fasilitasi pembentukan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan yang dapat berupa kelembagaan pelaku usaha (nelayan). 2) Peningkatan peran masyarakat nelayan dalam

Industri perikanan tangkap yang optimal dan berkelanjutan hanya dapat dicapai dengan perencanaan yang tepat melalui penerapan instrumen pengelolaan yang tepat pula.Neraca