• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA EKSISTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA EKSISTING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DATA EKSISTING

3.1 GAMBARAN UMUM

Pembangunan di segala bidang pada dua dekade terakhir menuntut corak atau wawasan terpadu dan berkelanjutan. Tuntutan wawasan terpadu dan berkelanjutan tersebut dimaksudkan agar seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan pembangunan tersebut menyadari sepenuhnya bahwa pilihan yang dilakukan merupakan pilihan terbaik yang kebagusan kinerjanya perlu dipelihara sedemikian hingga pembangunan dimaksud dapat memberikan manfaat yang optimal. Era otonomi daerah yang dicanangkan semenjak tiga tahun terakhir telah mengundang banyak tantangan dalam usaha memenuhi tuntutan wawasan terpadu dan berkelanjutan tersebut, terutama terkait dengan aspirasi masing-masing daerah otonom. Hal yang sama juga dijumpai pada usaha penanganan Kali Pesanggrahan, dimana pengendalian banjir yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi permasalahan banjir Jakarta, tanpa meninggalkan wawasan terpadu dan berkelanjutan.

Kali Pesanggrahan yang mengalir dari wilayah Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang di Propinsi Jawa Barat, sampai ke wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara, di Propinsi DKI Jakarta merupakan sungai yang strategis baik bagi wilayah Propinsi Banten, DKI, maupun Jawa Barat. Gagasan penanganan Kali Pesanggrahan yang menyatu dengan rencana penanganan banjir Jakarta sudah dimulai sejak tahun 1973 oleh NEDECO, termasuk hasil kajian yang disusun oleh JICA pada tahun 1997. Cepatnya pertumbuhan pemanfaatan lahan di sekitar ruas Kali Pesanggrahan baik di bagian hulu dan bagian hilirnya merupakan bukti kurang berhasilnya memadukan aspirasi pihak terkait. Pada kondisi demikian usaha pengendalian banjir Kali Pesanggrahan akan semakin terbatas, sehingga permasalahan banjir Jakarta

(2)

menjadi semakin kompleks. Beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan pengendalian banjir Kali Pesanggrahan, baik pada tingkat pemerintah pusat (undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri), maupun daerah akan diulas tentang proses perencanaan pengendalian banjir Kali Pesanggrahan perlu diacu secara cermat dengan memperhatikan kesesuaian penerapannya. Rencana Pembangunan Waduk Retensi Limo di Kali Pesanggrahan, yang pernah dipikirkan sejak lama adalah merupakan rencana yang semakin lama semakin sulit terealisasi. Rencana tersebut terletak di Desa Limo dan Desa Meruyung, Kecamatan Limo, serta Desa Cinangka, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok, Propinsi Jawa Barat. Luas daerah pengaliran sungai di lokasi rencana waduk adalah 67,23 Km2, dengan curah hujan rerata tahunan adalah 3500 mm, dan elevasi tampungan bruto pada elevasi +60,00m adalah sebesar 9,43 juta m3. Rencana pembangunan Waduk Limo dimaksudkan untuk mengurangi problema banjir di daerah sekitar ruas Kali Pesanggrahan khususnya di daerah IKPN Bintan, Cipulir, Ulujami, Kembangan, Cinere, Pondok Labu, dan lain-lain, dengan tingkat peredaman sebesar + 20%.

3.2 DATA LOKASI PENELITIAN

3.2.1 Karakteristik Umum SubDAS Pesanggrahan

DAS Pesanggrahan mempunyai bentuk pipih dan memanjang dengan beberapa anak sungai yang bertemu di Kali Pesanggrahan seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1. Karakteristik DAS Kali Pesanggrahan adalah sebagai berikut:

1. Luas DAS = 112.06 km2

2. Luas DAS bagian hulu = 67,515 km2 3. Panjang sungai utama (L) = 73,688 km 4. Kemiringan sungai utama = 0,27% 5. Jumlah ruas sungai = 105 6. Lebar DAS hulu = 5,615 km 7. Lebar DAS hilir = 2,278 km

(3)

3 2 '0 0 " 3 4 '0 0 " 3 6 '0 0 " C E N G K A R E N G S E R P O N G 2 2 '0 0 " 2 4 '0 0 " 2 6 '0 0 " 2 8 '0 0 " K E C . L I M O K E C . S A W A N G A N K E C . B O J O N G G E D E K E C . T A N A H S E R E A L K . Egr am K. E gr am K. Car ingi n K . A ng sa r K. C aringin Baw ah K. P esang grahan K. S as ak pa njan g K . LAYA K. Enggram K. Pelayangan K. L ay a D E P O K K. Pesanggr ahan 8 '0 0 " C E N G K A R E N G 11 K . Cen gk areng K . Pesan ggra han K E C A M A T A N K E M B A N G A N 1 0 '0 0 " 1 2 '0 0 " K E C A M A T A N K E B A Y O R A N L A M A K . S o d e ta n 1 4 '0 0 " 1 6 '0 0 " 1 8 '0 0 " 2 0 '0 0 " K. P esan ggra han S E R P O N G 4 8 '0 0 " 4 2 '0 0 " 4 6 '0 0 " 4 0 '0 0 " P E T A D A S P E S A N G G R A H A N 5 0 '0 0 " 1 0 1 2 3 4 5 K M U 4 4 '0 0 " 3 0 '0 0 " S k a la : 106° 38 '30" 0 6 ° 0 6 '0 0 " S I T U G I N T U N G L u a s : ± 1 2 ,5 h a S I T U B A B A K A N L u a s : 7 h a S I T U T O N J O N G L u a s : 1 4 ,4 h a S I T U P A S I R P U T I H L u a s : 8 h a S I T U K E M U N I N G L u a s : 1 2 ,6 5 h a S I T U B O J O N G S A R I L u a s : 2 8 ,2 5 h a K E C A M A T A N P E S A N G G R A H A N K E C A M A T A N K E B O N J E R U K L O K A S I R E N C A N A W A D U K L I M O 9 3 2 0 9 3 1 5 9 3 1 0 9 3 0 5 9 3 0 0 9 2 9 0 9 2 9 5 9 2 8 5 9 2 8 0 9 2 7 5 0 7 0 0 0 6 9 5 0 6 9 0 0 6 9 0

Gambar 3.1 Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan

(4)

3.2.2 Kondisi Aliran Sub DAS Pesanggrahan

Aliran Kali Pesanggrahan dipengaruhi oleh kondisi dan aktivitas DAS Kali Pesanggrahan, baik kondisi penutup lahannya serta aktivitas masyarakat yang ada di sistem lahan maupun di sistem alurnya. Kapasitas tampang sungai di sepanjang Kali Pesanggrahan sangat bervariasi, tergantung pada kondisi pemanfaatan alur dan lahan di sekitar tampang sungai tersebut. Keberadaan sistem alur dan situ-situ di wilayah DAS Kali Pesanggrahan juga sangat mempengaruhi pola aliran di Kali Pesanggrahan. Jumlah situ di wilayah Jabodetabek diperkirakan mencapai 200 buah dengan luas total semula + 2.300 Ha. Pengurangan jumlah luasan situ yang sangat signifikan terjadi di wilayah Propinsi DKI Jakarta, yaitu hampir 100%. Jumlah luasan situ pada tahun 2003 di wilayah Jabodetabek saat ini diperkirakan tinggal 1470 Ha.

Di kawasan DAS Kali Pesanggrahan terdapat 6 (enam) buah situ, dimana salah satu situ yang sudah tidak berfungsi sama sekali sebagai tempat untuk berlangsungnya akumulasi permukaan adalah Situ Pasir. Dari sisi penekanan puncak banjir, keberadaan situ-situ kurang memberikan pengaruh yang signifikan. Namun demikian dari sisi penyimpanan atau untuk akumulasi air permukaan sistem imbuahan (recharge) yang sangat berarti. Kenaikan pola aliran rendah

selama musim kemarau adalah antara 1 s/d 4%. Dengan demikian rehabilitasi situ-situ merupakan kegiatan yang sangat penting dari sisi konservasi sumberdaya air, baik dari segi konservasi jumlah maupun kualitas. Pada musim kemarau, kualitas air Kali Pesanggrahan sangat jelek, baik warna maupun bau, terutama pada ruas antara jembatan Cipulir sampai Pintu Air Daan Mogot. Kualitas air di sebelah hulu jembatan Cipulir relatif masih baik karena belum terlalu dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat di sekitarnya. Kali Pesanggrahan pada ruas antara Pintu Air Daan Mogot dan Cengkareng Drain juga sedikit lebih baik daripada pada ruas antara Jembatan Cipulir s/d Pintu Air Daan Mogot, dikarenakan mekanisme pasang surut dapat ikut mengkontribusi pengenceran air.

(5)

3.2.3 Tata Guna Lahan

Berikut data tata guna lahan untuk Sub-DAS Pesanggrahan

Luas Tahun 2005

No. Jenis Lahan

(Ha) (%) 1 Sawah 3,547.40 20.00 2 Hutan 1,241.59 7.00 3 Ladang 2,305.81 13.00 4 Pemukiman 9,755.35 55.00 5 Jalan 886.85 5.00 Total 17,737.00 100.00

Tabel 3.1 Data Tata Guna Lahan

Sumber : Laporan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Pada DAS Ciliwung, Cisadane, Angke, Pesanggrahan, Krukut-Grogol, Sunter, Cakung dan Kali Bekasi Untuk Pengendalian Banjir di Wilayah Jabodetabekjur tahun 2007, BPDAS Citarum Ciliwing

3.2.4 Klimatologi

Gambaran kondisi iklim daerah studi dapat dilihat dari hasil pencatatan stasiun klimatologi yang ada di daerah studi tersebut, yaitu dari stasiun Klimatologi Pondok Betung. Data yang terkumpul adalah catatan hasil pengukuran parameter klimatologi, meliputi data temperatur udara, penyinaran matahari, kelembaban udara dan kecepatan angin, tersaji sebagai berikut:

a. Suhu udara rata rata adalah : 26.5°C - 28°C b. Kelembaban udara adalah : 74% - 87% c. Kecepatan angin rata rata : 2,3 - 4,4 m/dt

(6)

Gambar 3.2. Lokasi Stasiun Hujan

Sawangan

Cibinong

(7)

Data hujan tahunan maksimum Sub-DAS Pesanggrahan

Stasiun Tahun

Cibinong Bogor Sawangan

1983 - - 125 1984 - - 120 1985 - - 131 1986 162 70 112 1987 84 125 83 1988 119 59 78 1989 104 86 77 1990 102 105 69 1991 95 136 75 1992 123 101 78 1993 125 95 80 1994 110 132 100 1995 72 128 89 1996 70 147 97 1997 152 69 58 1998 220 96 47 1999 96 70 51

Tabel 3.2 Data Hujan Tahunan Maksimum

Sumber:Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta 1983-1999

3.2.5 Skema Sub-DAS Pesanggrahan

Kali Pesanggrahan mengalir diantara Kali Ciliwung dan Cisadane, secara administratif berada pada wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Kabupaten Tangerang, serta Kota Depok. Di bagian hulunya Kali Pesanggrahan mendapat suplesi dari Kali Pekancilan di Kota Depok, serta saluran Kali Baru di daerah Bojongsari. Pada bagian tengah, melalui sudetan Grogol Pesangrahan, Kali Pesanggrahan mendapat pasokan dari Kali Grogol melalui sudetan Grogol-Pesanggrahan .

(8)

Bendung Katul

Bendung Empang

PA Daan Mogot

PA Karet

PA Manggarai

K.Angke

K.Cisadane

K.Pesanggrahan

K.Grogol

K.Sekretaris

Suplesi

K.Krukut

K.Prumpang

K.Baru 2

Sudetan

K.Mampang

K.Pekancilan

K.Ciliwung

K.Grogol

Saluran Mookevart

S.Pulo

Cibuluh

Bojonggede

S.Citayem

S.Ratujaya

S.Pitara

S.Ragunan

S.Babakan

S.Universitas Indonesia

S.Gintung

S.Bojongsari

S.Pasirputih

S.Tonjong

S.Kemuning

TELUK JAKARTA

BKB

PA Koneng

JAKARTA SELATAN TANGERANG JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN JAKARTA SELATAN

TANGERANG JAKARTA SELATAN

DEPOK DEPOK

Gambar 3.3 Skematik Aliran Sub-DAS Pesanggrahn

(9)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 DIAGRAM ALUR

Untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai, dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data-data yang diperlukan, antara lain :

a. Data hidrologi : berupa data curah hujan pada stasiun pencatatan hujan Sawangan, Cibinong dan Bogor

b. Data tata guna lahan termasuk koefisien limpasan wilayah Sub-DAS Pesanggrahan.

c. Data dimensi sungai : berupa potongan melintang dan memanjang 2. Melakukan survey lapangan apabila data sekunder tidak memenuhi.

Dalam survey lapangan ini tahapan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran dimensi dan tinggi muka air sungai Pesanggrahan.

3. Melakukan perhitungan awal dari data-data yang ada. a. Mengolah data curah hujan.

b. Melakukan perhitungan intensitas hujan dan luas catchment area.

c. Menghitung waktu konsentrasi (Tc). d. Menghitung nilai C dan CN

4. Hasil dari perhitungan data tersebut kemudian digunakan dalam perhitungan dengan metode rasional dan program SMADA.

5. Output data yang diperoleh dari kedua metode perhitungan berupa grafik hidrograf. Dari grafik ini dapat dianalisa debit limpasan yang terjadi pada sungai Pesanggrahan.

6. Membandingkan prediksi debit limpasan antara hasil perhitungan rasional dan program SMADA.

7. Menghitung debit kapasitas penampang dan membandingkan dengan debit aliran yang ada.

(10)

Gambar 4.1 Diagram Alur Metodologi Penelitian

M ulai

Perum usan M asalah Pengum pulan D ata : 1. D ata curah hujan

2. D ata potongan sungai 3. D ata tata guna lahan 4. D ata koef. runoff

C ek kelengkapan data Survey L apangan T idak Perhitungan A w al A nalisa R asional Input : C , I, A A nalisa Program SM A D A Input : I, A , C N , V olum e D ebit (Q 1) V olum e D ebit (Q 2) Perbandingan H asil A nalisa

D ata D ebit A liran

A nalisa H idraulika

Perbandingan D ebit A liran dengan D ebit Penam pang yang ada

Saran dan R ekom endasi

(11)

4.2 SKEMA METODE RASIONAL

Mulai

Data Curah Hujan Maksimum Periode

ulang tertentu

Parameter Data

1. Perhitungan curah hujan rata-rata : i x X n ∑ =

2. Hitung Standar deviasi :

2 ( ) 1 i x x x S N Σ − = −

3. Dari tabel diperoleh nilaiSN dan YN

4. Tentukan nilai YT

berdasarkan periode ulang yang ditinjau

5. Dengan menggunakan rumus

x Tr T N N S X X (Y Y ) S = + −

diperoleh persamaan regresi

Luas daerah tangkapan ( A )

Perhitungan Analisa Frekuensi

Intensitas hujan didapat dari Kurva IDF Koefisien Pengaliran ( C ) Debit Aliran Q = C.I.A Proses Analisis - - -

(12)

4.3 SKEMA ANALISA PROGRAM SMADA

Analisa menggunakan program SMADA dapat dilakukan setelah memasukkan data-data pada menu watershed dan menu rainfall. Menu watershed berisi informasi tentang daerah study, sedangkan menu Rainfall berisi informasi mengenai curah hujan berdasarkan periode ulang yang ditinjau.

Watershed

Rainfall

Hidrograph

Gambar

Gambar 3.1 Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan
Tabel 3.1 Data Tata Guna Lahan
Gambar 3.2. Lokasi Stasiun Hujan
Tabel 3.2 Data Hujan Tahunan Maksimum
+5

Referensi

Dokumen terkait

Area Perubahan 2 Penguatan Sistem Pengawasan,.. Area Perubahan 3 Penguatan

Dinamika psikologis perilaku kecurangan akademik pada sekolah berbasis agama, dapat disimpulkan sebagi berikut: (1) informan memiliki sikap positif terhadap

anhidritpun bisa terbentuk dipermukaan ketika gipsum tersingkap dan terjadi evaporasi lanjut hingga gipsum kehilangan air (GRECO (CNRS) volume 52 1994

Karena Mies van de Rohe mengembangkan konsep arsitekturnya dengan cara yang logis dari satu bangunan ke bangunan lainnya, karyanya sebagai keseluruhan diberkati suatu kesatuan

untuk mengolah informasi yang mereka peroleh. Karena dalam proses belajarnya peserta didik dilibatkan dalam proses pencarian, para guru hanya memposisikan dirinya sebagai

Secara umum terungkap bahwa paket program coaching yang telah dikembangkan bisa memenuhi kondisi sebagaimana tercantum pada poin 1-3 (Tabel 3). Satu-satunya aspek yang dirasa

Melalui penerapan strategi pembelajaran action learning dengan media video dapat meningkatkan prestasi belajar PKn materi menunjukkan sikap terhadap globalisasi di

Jarak 0,3 mm antar-elektroda pada PCB menjadikan luas penampang tembaga lebih besar dibandingkan jarak 0,7 mm antar- elektroda, sehingga ketika terlapisi di