• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP. Karanganyar) Disusun sebagai. Disusun oleh: B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TERHADAP. Karanganyar) Disusun sebagai. Disusun oleh: B"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGA KE Disu ARUH FAK EGUNAAN (Studi K usun sebagai pada Ju F UNIVER KTOR KE N SISTEM Kasus pada i salah satu urusan Akun DI PROGRA FAKULTA RSITAS M PERILAK M AKUNTA Dinas di K syarat men ntansi Faku Disusun o TA RAHM B200130 AM STUDI AS EKONO MUHAMMA 2017 KUAN ORG ANSI KEUA Kabupaten nyelesaikan ultas Ekonom oleh: MAWATI 0081 I AKUNTA OMI DAN B ADIYAH S 7 GANISASI ANGAN DA Karangany Program St mi Dan Bisn ANSI BISNIS SURAKAR TERHADA AERAH yar) tudi Strata I nis RTA AP I

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

(Studi Kasus pada Dinas di Kabupaten Karanganyar) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor perilaku organisasi berupa kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Responden penelitian ini adalah pegawai dinas di Pemerintahan Kabupaten Karanganyar yang bekerja dibagian keuangan. Sampel penelitian ditentukan dengan purposive sampling, untuk mendapatkan sampel dari 60 responden dengan tingkat pengembalian 87%. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan multiple regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejelasan tujuan, dukungan atasan dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, sedangkan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

Kata kunci : kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, pemanfaatan teknologi informasi dan kegunaan SAKD

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of organizational behavioral factors such clarity of purpose, training, support of superiors, and utilization of information technology to usability region financial accounting system. Study’s Respondents are civil servants in Karanganyar regency government who work finance in section. This study sample is determined by using purposive sampling, in order to obtain a sample of 60 respondents with a return rate of 87%. The hypothesis in this study were tested using multiple regression approach. The result showed that clarity of purpose, supervisor support and utilization of information technology has affect the usefulness of the area of financial accounting system, whereas training has no effect to usability region financial accounting system.

Key words: clarity of purpose, training, support supervisor, utilization of information technology and usability SAKD

1. PENDAHULUAN

Otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi dalam menciptakan sebuah sistem yang powershare pada setiap level pemerintahan serta menuntut kemandirian sistem manajemen di daerah. Sistem MAKUDA sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan pemerintah untuk menghasilkan laporan keuangan yang diperlukan saat ini, maka diperlukan suatu sistem

(6)

pencatatan akuntansi yang baru yaitu sistem akuntansi keuangan daerah Latifah dan Sabeni (2007).

Bastari (2004) dalam Mranani dan Lestiorini (2011) mengemukakan sistem lama (MAKUDA) dengan ciri-ciri antara lain single entry (pembukuan tunggal), incremental budgeting (penganggaran secara tradisional yang rutin dan pembangunan) dan pendekatan anggaran berimbang dinamis sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah, karena beberapa alasan yaitu tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah, atau dengan kata lain dapat memberikan laporan neraca, tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga manajemen atau public tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan kas daerah, sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kinerja sesuai ketentuan PP No. 105 tahun 2000.

Adanya UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan pemerintah daerah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Akan tetapi selain mempunyai kewenangan, pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber dayanya tersebut. Oleh karena itu sistem akuntansi menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan bagi tiap pemerintah daerah untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal.

Beberapa penelitain terdahulu yang dilakukan oleh Engko (2013), Nurlaela dan Rahmawati (2010 ), Wati Dan Batlajeri (2015), Yati (2013) tentang pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan model penelitian. Perbedaan penelitian ini adalah penambahan variabel pemanfaatan teknologi informasi. Motivasi dalam penelitian ini adalah agar penulis dapat mengetahui pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

(7)

2. METODE PENELITIAN 2.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menguji hipotesis. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 199). 2.2.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dinas di Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah pegawai dinas yang bekerja dibagian keuangan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling method yaitu cara menentukan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu.

2.3.Definisi operasional variabel dan pengukuran variabel

Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Variabel Dependen) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban (Bastian, 2006) dalam Mranani dan Lestiorini (2011). Kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah diukur dengan menggunakan 8 item pernyataan, setiap item diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 = sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.

Pelatihan (Variabel Independen)

Pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem (Chenhall, 2004). Beberapa penelitian menunjukkan bukti empiris bahwa faktor organisasional pelatihan, dukungan atasan dan kejelasan tujuan berpengaruh positif

(8)

akuntansi manajemen (Krumweide, 1998) dalam Engko Cecilia (2013). Variabel pelatihan terhadap kegunaan Sistem Akuntasi Keuangan Daerah diukur dengan menggunakan 9 item pernyataan, setiap item diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 = sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.

Dukungan Atasan (Variabel Independen)

Dukungan atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan (Chenhall, 2004). Menurut Shield (1995) dalam Mranani dan Lestiorini (2011) dukungan manajemen puncak (atasan) dalam suatu inovasi sangat penting dikarenakan adanya kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya. Variabel dukungan atasan terhadap kegunaan Sistem Akuntasi Keuangan Daerah diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan, setiap item diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 = sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.

Pemanfaatan Teknologi Informasi (Variabel Independen)

Pemanfaatan teknologi informasi mencakup adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negeri ini (Hamzah, 2009) dalam Mranani dan Lestiorini (2011). Variabel pemanfaatan teknologi informasi terhadap kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah diukur dengan menggunakan 8 item pernyataan, setiap item diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 = sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.

2.4.Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 21.0 yang bertujuan untuk menguji apakah kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji

(9)

asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji ketetapan uji f, uji determinasi (R2) dan uji t. Setelah uji asumsi klasik dan uji ketetapan, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis, model persamaan regresi sebagai berikut:

KSAKD = a + b1KT+b2P+b3DA+b4PTI+ e Keterangan :

KSAKD = Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi KT = Kejelasan Tujuan P = Pelatihan

DA = Dukungan Atasan

PTI = Pemanfaatan Teknologi Informasi

e = eror

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil

1. Uji Instrumen Penelitian

Hasil analisis uji validitas menunjukkan bahwa semua item pernyataan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel mengenai kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan dan pemanfaatan teknologi informsi adalah valid karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan dan pemanfaatan teknologi informsi adalah reliabel karena memiliki nilai cronbach's alpha > 0,60. Dengan demikian semua variabel dapat dipergunakan untuk dianalisis.

2. Uji Asumsi Klasik

Hasil dari uji normalitas menyatakan bahwa Uji Normalitas semua data terdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Nilai VIF pada hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel

(10)

atau 10%. Maka, dapat dibuktikan bahwa pada model regresi lolos uji multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas, dari uji glejser yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada model regresi lolos uji heterokedastisitas. 3.2.Pembahasan

1. Pengaruh Kejelasan Tujuan terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa kejelasan tujuan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Kejelasan Tujuan sebesar 2,218 lebih besar dari t tabel sebesar 2,010, dan nilai signifikan sebesar 0,031 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima artinya kejelasan tujuan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Kejelasan tujuan dalam suatu organisasi dapat menentukan suatu keberhasilan sistem, karena sebagaimana mereka mencapai target untuk mencapai tujuan dengan menggunakan keterampilan dan kompetensi yang dimiliki apabila kejelasan tujuan tidak digunakan secara tepat dan didukung secara aktif oleh atasan, maka implementasi sistem akuntansi keuangan daerah tidak akan berhasil, sehingga kejelasan tujuan di suatu instansi pemerintah tidak akan dapat meningkatkan hasil dalam mencapai tujuan instansi.

2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa Pelatihan tidak berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pelatihan sebesar 1,085 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,010 dan nilai signifikan sebesar 0,283 lebih besar dari 5%, sehingga H2 ditolak, artinya Pelatihan tidak berpengaruh

terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hal ini disebabkan fenomena di lapangan, dimana pelatihan yang diadakan terkait dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah masih sedikit, selain itu latar belakang pendidikannya bukan dari jurusan

(11)

akuntansi sehingga pencapainaan hasil belum maksimal atau belum sesuai yang diharapkan, pelatihan yang diadakan masih belum melibatkan seluruh pegawai di bidang verifikasi dan anggaran serta disebabkan bergantinya regulasi atau undang-undang Baru, pelatihan yang sebelumnya belum trampil sudah disusul pelatihan yang baru ini sangat membingungkan para pengelola keuangan di Dinas.

3. Pengaruh Dukungan Atasan Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Berdasarkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa dukungan atasan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel dukungan atasan sebesar 2,508 lebih besar dari t tabel sebesar 2,010, dan nilai signifikan sebesar 0,016 lebih kecil dari 5%, sehingga H3 diterima artinya

dukungan atasan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Dukungan manajemen puncak sangat penting dalam mewujudkan efektifitas suatu sistem, terutama dalam situasi inovasi dikarenakan adanya kekuasaan manajer terkait sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang direncanakan apabila manajer mendukung sepenuhnya dalam implementasi sistem baru. Dukungan manajemen puncak memiliki pengaruh yang positif terhadap efektifitas sistem informasi akuntansi keuangan daerah, jika disuatu instansi pemerintahan tidak adanya dukungan manajemen puncak maka sistem yang akan dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan demikian tujuan instansi pemerintahan tidak akan tercapai.

4. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t

(12)

t tabel sebesar 2,010 dan nilai signifikan sebesar 0,002 lebih kecil dari 5% , sehingga H4 diterima artinya pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Pemanfaatan teknologi informasi sangat penting dalam mewujudkan efektifitas dan efisiensi suatu sistem. Terutama dalam hal penggunaan perangkat keras komputer dalam mengelola sistem akuntansi keuangan yang dapat diterapkan di seluruh instansi pemerintahan. Penggunaan perangkat komputer akan mempermudah instansi pemerintah dalam mengelola keuangan. Jika di suatu instansi pemerintahan tidak adanya penggunaan perangkat komputer, maka implementasi sistem akuntansi akan sulit berhasil.

4. PENUTUP 4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel Kejelasan tujuan, dukungan atasan dan Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Sedangkan variabel pelatihan tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

4.2.Keterbatasan

Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada sampel penelitian ini hanya terfokus pada dinas di Pemerintahan Kabupaten Karanganyar. Selain itu pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam menjawab instrumen penelitian. Dan penelitian ini menggunakan variabel kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan masih banyak variabel lain yang diduga mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. 4.3.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis akan memberikan saran yang bermanfaat sebagai berikut :1. Peneliti selanjutnya diharapkan mengawasi

(13)

pengisian kuesioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menambah variabel independen dan menambah sampel penelitian untk membuktikan kembali variabel dalam penelitian ini. 3. Lingkup penelitian ini terbatas pegawai dinas di Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dan waktu yang digunakan dalam penelitian terbatas, sehingga perlu menambah jumlah pegawai dan menambah waktu penelitian. 4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa pegawai yang menjadi responden agar mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chenhall, R.H. (2004). The Role of Cognitif and Affective Conflict in Early Implementation of Activity-Based Cost Management. Behavioral Reaserch in Accounting 16:19

Dewi dan Dwiranda. 2013. Dukungan Manajemen Puncak, Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Pengguna Aktual Dan Kepuasan Pengguna Terhadap Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah Di Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 : 196-214

Engko, Cecilia. (2013). Analisis Faktor Organisasional Dalam Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol. 11, No. 1.

Fatimah. 2013. Pengaruh Pelatihan, Dukungan Managemen Puncak dan Kejelasan Tujuan terhadapat Efektifitas Sistem Informasi Keuangan Daerah. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Ikhasn, Arfan dan Ishak Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta.

Latifah, Lyna dan Arifin Sabeni. (2007). Faktor Keprilakuan Organisasi Dalam Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar.

(14)

Mathis, R.L. dan Jackson, J.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.

Mranani, Muji dan Beti Lestiorini. (2011). Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dengan Konflik Kognitif Dan Konflik Afektif Sebagai Intervening. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol. 10, No. 3, Hal. 193 -203.

Nurlaela, Siti dan Rahmawati. (2010). Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 13. Universitas Islam Batik dan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah. Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. Undang-undang RI. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Solichin, Ahmad Nur. 2015. Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Tim. Pokja (2001), system akuntansi Keuangan Daerah. tim Evaluasi dan percepatan pertimbangan pusat dan daerah. Jakarta

Wansyah H, Darwanis dan Bakar U. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kegiatan Pengendalian terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan SKPD pada Provinsi Aceh. Jurnal Akuntansi. Vol. 1 No. 1, Agustus, hal 43-58

Wati, Caecilia Henny Setya dan Semuel Batlajery. (2015). Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dengan Konflik Kognitif Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial Vol. VI No.1.

Winidyaningrum, Celviana Dan Rahmawati. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi (Studi Empiris Di Pemda Subosukawonosraten). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 13. STIE ST. Pignatelli dan Universitas Sebelas Maret. Surakarta

(15)

Yati. (2013). Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Pada Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah. Gema Th XXVI/47.

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Islam. Bagi konsumen pengguna jasa

Hasil dari perancangan pada penelitian ini diimplementasikan menjadi aplikasi sistem informasi pembudidayaan ikan berbasis web yang ditampilkan pada form menu utama yang terdiri

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan teknik penapisan awal dengan memurnikan antibodi, sintesis antigen AFM 1 -BSA, konjugasi antibodi AFM 1 -partikel nano emas,

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menekankan

Output dari metode sampling ini meliputi berat sampah dan volume sampah yang akan diolah untuk mendapatkan hasil berupa timbulan sampah. Timbulan sampah ini dinyatakan

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

pembuatan kapal ikan masih kurang dikuasai. 3) Belum ada informasi (data-data) prototipe kapal ikan yang dikaitkan dengan alat tangkap, wilayah penangkapan dan kondisi perairan bagi

“Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Di Kelas