• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS SARBANES-OXLEY ACT (SOA) SECTION 302 DAN 404 DI PT. TELKOM INDONESIA TBK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS SARBANES-OXLEY ACT (SOA) SECTION 302 DAN 404 DI PT. TELKOM INDONESIA TBK."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS SARBANES-OXLEY ACT (SOA)

SECTION 302 DAN 404 DI PT. TELKOM INDONESIA TBK.

Erick Dwi Hardy Putra¹, Nadya Moeliono², S.sos.³

¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

¹myname@example.com

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

Penelitian ini memiliki objek studi atau objek penelitian perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yaitu PT. Telkom Indonesia Tbk.

1.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.

PT. Telkom berusaha untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun di tingkat global, Telkom bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio, transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia serta transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis Telkom dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler (Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutainment). Konsistensi Telkom dalam berinovasi telah berhasil memposisikan

(3)

2

perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave.

Komitmen Telkom untuk mendukung mobilitas dan konektivitas tanpa batas diyakini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan ritel maupun korporasi terhadap kualitas, kecepatan, dan kehandalan layanan serta produk yang kami tawarkan. Hal itu terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah pelanggan kami, yakni mencapai 120,5 juta pelanggan per 31 Desember 2010, atau meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,3 juta pelanggan merupakan pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta pelanggan telepon nirkabel tidak bergerak, dan 94,0 juta pelanggan telepon seluler

1.1.2. Struktur Organisasi

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu) orang Presiden Direktur atau CEO dan 4 (empat) orang anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti Direktur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung/CIO, Direktur Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Direktur Bisnis dan Jasa Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan/CEO.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki beberapa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT Telekomunikasi Selular Indonesia yang bergerak sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular, PT Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan Internet dengan nama produk TELKOM

(4)

3

Vision dan PT Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dan Call Center.

Selain anak perusahaan tadi, dalam menjalankan operasi perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. telah mengelompokan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi, Center dan Yayasan. Struktur organisasi PT. Telkom dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1

Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia

Sumber : www.telkom.co.id

(5)

4 1.1.3. Visi dan Misi

Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, dan Edutainment (TIME) di kawasan regional. Telkom berusaha menjadi perusahaan telekomunikasi dengan layanan TIME yang terkemuka, baik di kawasan Asia maupun Asia Pasifik.

Misi

1. Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. Telkom berusaha memberikan layanan TIME dengan jaminan kualitas terbaik dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.

2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia. Telkom selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam pengelolaan korporasi serta menjadi benchmark perusahaan telekomunikasi.

1.1.4. Tagline

”The World In Your Hand”

Makna “The World In Your Hand” diasumsikan Telkom sebagai penyelenggara TIME memberikan layanan kepada masyarakat untuk mengakses dunia, memahami, mempelajari dan memilikinya. Telkom memberikan dunia ke dalam genggaman masyarakat.

(6)

5 1.1.5. Logo

PT. Telkom sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang terbesar di Indonesia memiliki ciri khas yang membedakannya dengan perusahaan Telekomunikasi lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat mulai dari layanan hingga pada logo perusahaan yang PT. Telkom miliki.

Logo yang dimiliki PT. Telkom dapat di lihat pada gambar 1.2 sebagai berikut :

Gambar 1.2

Logo Perusahaan PT. Tekom

Sumber : www.telkom.co.id

1.1.6. Keunggulan Bersaing a. Bidang Produksi

Telkom adalah penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi terkemuka di Indinesia. Menyusul penurunan bisnis legacy pada bisnis telepon kabel tidak bergerak dan turunnya pertumbuhan bisnis

(7)

6

seluler Telkom pada tahun sebelumnya. Sejak tahun 2009 Telkom melakukan transformasi dari penyedia telekomunikasi tradisional menjadi penyedia layanan TIME (Telecomunication, Informatioan, Media, dan Edutainment) yang memiliki cakupan lebih luas.

b. Bidang Keuangan

Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan PT. Telkom, merujuk pada prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Dalam beberapa hal berbeda dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di amerika Serikat. Pada tanggal 31 Desember 2010, laporan keuangan dari sembilan anak perusahaan Telkom telah dikonsolidasi dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Telkom untuk tahun 2010.

c. Bidang Sumber Daya Manusia

Tanggal 31 Desember 2010, Telkom memiliki 26.847 karyawan, dimana merupakan karyawan Telkom dan 5.709 merupakan karyawan anak-anak perusahaan. Jumlah ini menunjukan penurunan sebesar 6,6% dari 28.750 karyawan pada 31 Desember 2009, diamana 23.154 merupakan karyawan Telkom dan 5.596 merupakan karyawan anak perusahaan. Penurunan jumlah tenaga kerja memperlihatkan hasil dari multi-exit, terutama program pensiun dini yang ditetapkan sejak 2002. Program ini untuk mengimbangi penurunan pendapatan dari segmen bisnis legacy ini.

d. Bidang Marketing

Program komunikasi pemasaran Telkom mencakup penggunaan media cetak (seperti koran, majalah, brosur) dan elektronik (televisi, radio, internet). Dengan mengkomunikasikan produk pada konsumen, memiliki tujuan memperkuat produk di benak konsumen.

(8)

7

Telkom pun terus berusaha mengembangkan program pemasaran untuk mempromasikan seluruh produk di setiap unit bisnis di bidang TIME.

1.1.7. Strategi Bisnis

Strategi bisnis yang dimiliki oleh PT. Telkom adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan layanan jaringan telepon tidak bergerak kabel /

fixed wireline (FWL).

2. Memperkuat & mengembangkan bisnis jaringan tidak bergerak nirkabel / fixed wireless access (FWA) dan mengelola portofolio nirkabel.

3. Melakukan investasi pada jaringan pita lebar (broadband). 4. Mengintegrasikan solusi enterprise dan berinvestasi di bisnis

wholesale.

5. Mengintegrasikan Next Generation Network (NGN). 6. Mengembangkan layanan teknologi informasi. 7. Mengembangkan bisnis media dan edutainment. 8. Merampingkan portofolio anak perusahaan.

9. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio. 10. Melakukan transformasi budaya perusahaan.

1.1.8. Bidang Usaha

a. Primary Business (Bisnis Utama)

Bisnis utama yang disediakan oleh PT. Telkom adalah jasa sambungan lokal dan jarak jauh yang berhubungan dengan jasa seluler bergerak, saluran sewa, telex, penyewaan satelite transponder, VSAT (Very Small Aperture Terminal) dan berbagai jasa tambahan lainnya.

(9)

8 b. Related Business (Bisnis Sampingan)

PT. Telkom memiliki bisnis sampingan yang dilakukan secara joint venture dengan keuntungan secara langsung dan tidak langsung. Contoh bisnis sampingan PT. Telkom adalah PT. Finnet Indonesia (FINANET). PT. Finnet Indonesia (FINANET) adalah anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang sistem pembayaran elektronik. FINNAET didirikan oleh TELKOM dalam bentuk Joint Venture Company antara anak perusahaan TELKOM yaitu PT. Multimedia Nusantara (METRA) dengan PT. Mekar Prana Indah (MPI) yang sahamnya dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKBI) Adapun komposisi kepemilikan antara METRA dan MPI adalah masing-masing 60% dan 40%.

c. Jasa Pendukung bisnis / overhead perusahaan

Selain bisnis utama dan bisnis sampingan, PT. Telkom juga memiliki jasa pendukung bisnis. Jasa pendukung bisnis yang dimaksud adalah dengan menyediakan jasa informasi, perbaikan, pelatihan dan pendukung manajemen divisi lain di PT. Telkom.

1.1.9. Unit Bisnis

Unit-unit Bisnis TELKOM terdiri dari Divisi, Centre,

Yayasan dan Anak perusahaan, sebagai berikut : 1. Divisi Long Distance

2. Sub Divisi Satelit

3. Carrier & Interconnection Service Center

4. Divisi Multimedia

(10)

9 5. Divisi Fixed Wireless 6. Enterprise Service Center

7. Customer Service Wilayah Sumatera

8. Customer Service Wilayah Jakarta (Jadebotabek & Sekapur)

9. Customer Service Wilayah Jawa Barat

10. Customer Service Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta 11. Customer Service Wilayah Jawa Timur

12. Customer Service Wilayah Kalimantan

13. Customer Service Kawasan Timur Indonesia 14. Maintenance Service Center

15. Training Center

16. Carrier Development Support Center

17. Management Consulting Center

18. Construction Center

19. I/S Center 20. R&D Center

21. SME Development Center Yayasan-Yayasan :

PT. Telkom merasa memiliki kewjiban menjamin kesejahteraan karyawan dan mengembangkan sumberdaya manusia yang mereka miliki hal ini membuat PT. Telkom membentuk dua yayasan yang menunjang kesejahteraan karyawan dan satu yayasan yang disiapkan untuk membentuk sumberdaya manusia yang handal. Ketiga yayasan yaitu:

Dana Pensiun (Dapentel) Yayasan Pendidikan Yayasan Kesehatan

Anak Perusahaan :

PT. Telkom mengklasifikasikan anak perusahaan yang dimiliki dengan membaginya atas tiga kategori berdasarkan besarnya kepemilikan saham, yaitu sebagai berikut :

a. Kepemilikan > 50%

(11)

10

1. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) : Telekomunikasi (Selular GSM) (baru)

2. PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) : Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)

3. PT Infomedia Nusantara (Infomedia) : Layanan Informasi (baru)

4. PT Telekomunikasi Selular Raya (Telesera) : Telekomunikasi (Selular AMPS)

5. PT Pro Infokom Indonesia (PII) : B2B (e-Government) 6. PT Indonusa Telemedia (Indonusa) : TV Cable (baru) 7. PT Graha Sarana Duta (GSD) : Properti, Konstruksi dan

Jasa

b. Kepemilikan 20% - 50%

1. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) : Transponder Satelit dan Komunikasi

2. PT Multimedia Nusantara (Metra) : Multimedia 3. PT Citra Sari Makmur (CSM) : VSAT

4. PT Menara Jakarta : Multimedia

5. PT Metro Selular Indonesia ( Metrosel) : Telekomunikasi (Selular AMPS)

6. PT Mobile Selular Indonesia (Mobisel) : Telekomunikasi (Selular NMT-450)

7. PT Napsindo Primatel Internasional (Napsindo) : Network Access Point

8. PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom) : Layanan Satelit Komunikasi Industri Perminyakan

9. PT Pramindo Ikat Nusantara : Telekomunikasi (KSO-1 Sumatera)

c. Kepemilikan < 20%

1. PT Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel) : Telekomunikasi (Pulau di Batam & Bintan)

2. PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) : Telekomunikasi (Selular AMPS)

3. PT Medianusa PTE, Ltd : Agen Penjualan Buku Petunjuk Telepon (BPT)

(12)

11

4.

PT Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo) : Konstruksi & Konsultasi Fas.Tel.

1.2 Latar Belakang

Memasuki era globalisasi sekarang ini perusahaan dituntut untuk menjadi yang terbaik agar dapat bertahan di tengah pasar yang semakin kompetitif ini. Persaingan yang semakin ketat di bisnis telekomunikasi membuat para perusahaan yang bergerak dalam bidang ini berlomba-lomba memberi layanan yang terbaik dan berkelanjutan. Untuk menghasilkan jasa yang terbaik tersebut para operator perlu melakukan aktivitas kerja yang berkualitas di segala aspek di perusahaan tersebut (Kusdriana 2011:1).

PT. Telkom mencoba menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun di tingkat global, Telkom bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio, transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia serta transformasi budaya (Laporan Tahunan 2011). Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis Telkom dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler (Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutainment). Konsistensi Telkom dalam berinovasi telah berhasil memposisikan perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave (Laporan Tahunan 2011).

Sarbanes-Oxley Act (SOA) merupakan Undang–undang yang diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes dan Representative Michael Oxley, dan telah di tandatangani Presiden Amerika Serikat pada saat itu yaitu

(13)

12

George W Bush pada tanggal 30 Juli 2002. Undang-undang ini mengatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance. Bukan hanya hal – hal seperti tersebut dalam SOA juga mengatur bagaimana tata kelola penyimpanan/dokumentasi dari berkas–berkas yang di miliki oleh perusahaan (Madya 2011:1).

PT. Telkom berusaha untuk dapat menembus bursa efek Amerika, hal ini dilakukan untuk mempermudah PT. Telkom menjadi perusahaan yang go international. Agar PT. Telkom dapat masuk ke bursa efek Amerika PT. Telkom harus telah memenuhi sertifikasi Sarbanes-Oxley Act (SOA), selain sertifikasi manajemen kualitas lainnya (Latif 2010).

Undang – undang SOA membuat semua perusahaan yang terdaftar di bursa efek Amerika (American Stock Exchange) wajib memenuhi standar kualitas ini. Sejak saat itu perusahaan melakukan pembuatan laporan dengan benar dan melakukan aktivitas keuangan dengan lebih hati–hati. Sampai saat ini SOA menjadi syarat yang harus dipenuhi bagi perusahaan–perusahaan yang terdaftar di bursa efek Amerika atau pun perusahaan yang baru akan terdaftar di bursa efek Amerika (Irawati 2008:3).

PT. Telkom harus menerapkan standar ini dan dilakukan pemeriksaan secara berkala untuk memastikan manajemen kulaitas ini berjalan dengan baik.Wacana untuk delisting dari NYSE telah berhembus sejak tahun 2005(wibowo 2010). Bahkan pada tahun 2009 terjadi gejolak di dalam perusahaan tentang penerapan SOA ini yang di anggap merugikan karyawan, Serikat Karyawan pada saat itu menuntut agar PT. Telkom delisting dari bursa efek Amerika untuk berhenti menerapkan SOA (Kalsum 2010).

PT. Telkom telah menerapkan tiga section dari undang – undang SOA yaitu section 301, section 404, dan section 906.PT. Telkom pernah mengalami kesulitan dalam melakukan penerapan suatu sistem manajemen,

(14)

13

seperti halnya pada penerapan teknologi-teknologi baru. Pada umumnya kendala terjadi dari segi biaya, SDM serta kesiapan perusahaan menerima sebuah sistem yang baru. Berdasarkan latar bekang masalah tersebut penulis mengambil judul “Analisis Penerapan Manajemen Kualitas Sarbanes-Oxley Act (SOA) Section 302 dan 404 di PT. Telkom Indonesia Tbk”.

1.3 Perumusan Masalah

Penelitian ini memiliki masalah yang diangkat berdasarkan pada latar belakang yang terjadi sebelumnya, yaitu :

1. Bagaimanakah penerapan SOA 2002 section 302 dan 404 di PT. Telkom?

2. Apakah kendala yang ditemui dalam penerapan SOA 2002 section 302 dan 404 di PT. Telkom?

3. Bagaimanakah Solusi dari kendala yang dihadapi dalam penerapan SOA section 302 dan 404 di PT. Telkom?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab masalah yang timbul sebelumnya, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana penerapan SOA 2002 section 302 dan 404 di PT. Telkom.

2. Mengetahui kendala yang ditemui dalam penerapan SOA 2002 section 302 dan 404 di PT. Telkom.

3. Mengetahui Solusi dari kendala yang dihadapi dalam penerapan SOA section 302 dan 404 di PT. Telkom.

(15)

14 1.5 Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Manfaat penelitian ini diantaranya adalah:

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Sebagai masukan bagi perusahaan dalam hal pertimbangan perusahaan dalam merancang dan menyusun strategi dalam menerapkan SOA di perusahaan.

2. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan tertarik terhadap bahasan penelitian ini baik untuk penelitian atau keperluan dan kepentingan lainnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang penelitian, obyek studi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Berisi uraian umum tentang teori-teori yang digunakan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian sebagai acuan perbandingan dalam masalah yang terjadi sehingga akan diperoleh gambaran yang cukup jelas, kerangka pemikiran.

(16)

15

Bab III Metode Penelitian. Menjelaskan tentang jenis penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan. Menjelaskan secara rinci tentang pembahasan dan analisa-analisa yang dilakukan sehingga gambaran permasalahan yang terjadi akan terlihat jelas dan dapat diperoleh alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan yang disertai dengan saran atau rekomendasi bagi perusahaan yang diteliti.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(17)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktek SOA section 302 dan 404 telah dilaksanakan oleh PT. Telkom. Mereka membuat kebijakan Control Self Assessment untuk mewujudkan SOA section 302 dan 404. Dalam praktek tersebut PT. Telkom mencoba melakukan dengan baik setiap kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan berdasarkan standar-standar yang harus di jalankan berdasarkan SOA dan COSO, walau pun masih ditemukan beberapa kekurangan dalam praktek tersebut.

Dari penelitian ini dapat diketahui walau pun pihak perusahaan telah melakukan penerapan ini dengan baik, tetapi masih menemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan. Kendala yang di temui oleh perusahaan ini dari segi dana yang cukup tinggi dalam melaksanakan praktek SOA. SDM yang terbatas dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sistem informasi yang masih terbatas pada kegiatan tertentu. Hal-hal tersebut membuat perusahaan menjadi kesulitan dalam menerapkan hal ini.

Berdasarkan kendala yang dihadapi terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan perusahaan untuk menghadapi kendala-kendala tersebut. Perusahaan dapat melakukan pengurangan biaya untuk melaksanakan SOA tersebut. Perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan karyawan tentang CSA dan SOA sebagai salah satu budaya perusahaan yang telah masuk ke bursa effek Amerika. Perusahaan melakukan pelengkapan aplikasi untuk mendukung pengendalian internal di semua tingkat baik entitas atau transaksional. Hal ini dilakukan untuk semakin mempermudah pegawai mereka untuk melakukan kegiatan CSA di samping melakukan tugas mereka sehari-hari.

(18)

75 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini maka penulis memiliki beberapa masukan saran, yaitu:

5.2.1. Saran Untuk Peusahaan

1. Berdasarkan penelitian ini perusahaan dapat melakukan pendisiplinan saat melakukan CSA di semua tingkat untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas CSA, termasuk terhadap BOD sendiri agar proses CSA bisa semakin cepat dilaksankan tidak tertunda-tunda demi tujuan perusahaan. 2. Perusahaan dapat melakukan pemberdayaan auditor internal

mereka dengan melakukan pelatihan yang tepat untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membayar konsultan khusus untuk SOA.

3. Perusahaan dapat menerapkan sanksi yang lebih tegas untuk mendapatkan hasil yang lebih baik saat melaksanakan CSA. 4. Untuk CSA tingkat entitas perlu dibuat penilaian secara

kuantitatif yang lebih tepat lagi, dan aplikasi yang mendukung untuk tingkat entitas ini. Untuk penilaian kuantitatif pihak Telkom bisa menggunakan skoring MBNQA dengan menggunakan atribut dari COSO sebagai dasar dan A-D-L-I sebagai demensi proses.

5. Sosialisasi yang lebih terhadap SOA 2002 perlu dilakukan Telkom di setiap cabang perusahaan dan anak perusahaan, dan menyampaikan bagaimana pentingnya SOA 2002 ini terhadap image perusahaan di mata dunia.

(19)

76

6. Peningkatan kontrol terhadap pengisian aplikasi CSA perlu di tingkatkan, agar tidak terjadi keterlambatan pendistribusian data yang dibutuhkan perusahaan.

5.2.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

1. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui bagaimana cara penilaian yang tepat bagi pengendalian di tingkat entitas. 2. Dikarenakan penelitian ini menggunakan CSA sebagai

peraktek SOA 302 dan 404 dipenelitian berikutnya mungkin bisa menggunakan prosedur lain yang ada diperusahaan untuk mendapatkan gambaran dari praktek SOA.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(20)

77

Daftar Pustaka

Armeyn, J S H. 2009. Analisis Hubungan Antara Penerapan Sarbanes-Oxley Act Section 404 Dengan Perwujudan Good Corporate Govermance. Desertasi Doktor pada Universitas Padjajaran Bandung: tidak diterbitkan.

Company profile PT. Telkom Indonesia Tbk.

Dokumen Pemerintah Amerika Serikat. Public Law 107 – 204 Sarbanes- Oxley Act of 2002. Corporate Responsibility. 15

USC 7201 Note. (ttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=section%20in% 20sarbox&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CCoQFjAB& url=http%3A%2F%2Fwww.sec.gov%2Fabout%2Flaws%2F soa2002.pdf&ei=LeMT9nwCcr3rQfNsfmjCQ&usg=AFQjCN FbepYUcQqaDpga6HrimWDgtBNtpg)

Gasperszz, Vincent. 2002. Total Quality Management, Gramedia Pestaka Utama: Jakarta.

Goldratt Eliyahu M & Cox Jeff. 2004. The goal 3rd edition.North River Press: Great Barrington

Gupta, N Srinivasa & Valarmathi, B. 2009. Total Quality Management, Edisi 2. Tata McGraw-Hill Education Private Limited: New Delhi.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Salemba Empat: Jakarta

http://bisnis.vivanews.com/news/read/133992-bumn_minta_telkom_bertahan_di_bursa_new_york (Oktober 2011) http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=446:sarbanes-oxley-act&catid=25:industri&Itemid=14(13-Okt-2011,jam 18:39) http://headlines.vivanews.com/news/read/78632-telkom_didesak_ikuti_jejak_delisting_indosat (Oktober 2011)

(21)

78

Iskandar. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Gaung Persada Press: Jakarta. Irawati, Destianti S. 2008. Perbandingan Efektifitas Pengendalian

Intern Sebelum dan Sesudah Penerapan SOA(Sarbanes-Oxley Act) seksi 302 dan 404 pada PT. Telekominikasi Indonesia, Tbk. Skripsi UPI Bandung:tidak diterbitkan Madya, SW. 2010. Mengenal Sarbanes-Oxley Act. Jurnal Balai

Diklat Keuangan Palembang.

Materi pelatihan “Sarbanes-Oxley Act” SOA, Telkom Training Center Bandung.

Modul Metodelogi Control Self Assessment (CSA) untuk Pengendalian Pelaporan Keuangan.

Modul PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Metodelogi Pengujian Pengendalian Intern dalam Rangka Pelaporan Keuangan untuk Telkom Group.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung.

Pratama, Justin. 2010. Evaluasi penerapan Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 Berdasarkan Klausul 8 di grapari Telkomsel di Tahun 2009. Skripsi IM Telkom Bandung:tidak diterbitkan.

Santoso, M N H D. 2005. Keterkaitan Sarbanes-Oxley Act, SAS No. 99 Dan Corporate Govermance: Hal-Hal Apa Saja yang Perlu Kita Ketahui. Jurnal

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alffabeta: Bandung.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alffabeta: Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Alffabeta: Bandung.

(22)

79

Sumarni, Murti dan Wahyuni, Salamah. 2006. Metodelogi Penelitian Bisnis. Andy: Yogyakarta.

Sumitro Hadi, Metode Research, (Jakarta: Andy Offset, 1986 Tunggal, Amien Wijaya. 1993. Manajemen Mutu Terpadu : Suatu

Pengantar. PT. Rineka Cipta: Jakarta

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Wijayanto, Eko Sunu. 2008. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Organisasi Nirlabastudi kasus : Perkumpulan untuk Pemilu dan Organisasi. Skripsi Sarjana pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta: tidak di terbitkan.

www.scribd.com/doc/29602286/04517-EkoSW-AK#archive(11 Desember 2011, jam 13:30)

www.maestroglobal.info/6-keunggulan-sarbanes-oxley(Januari 2012).

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

PORTAL SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TAHUN 2013 Kopertis Wilayah 03.. Kopertis Wilayah III (ptu_03) Login sebagai PT Pengusul UBAH PASSWORD

Selain berinteraksi dengan lingkungan internal atau lingkungan domestik, sistem politik  juga melakukan interaksi dengan sistem politik lain dalam lingkungan internasional

[r]

Dukungan masyarakat sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak-anak, namun masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya pendidikan bagi

Rakyat Simalungun Bagi Masyarakat Pendukungnya: Studi Kasus di Desa Dolok Mariah Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.. Tesis

dilakukan oleh guru dengan menggunakan gesture dalam pembelajaran membaca.. pemahaman bahasa inggris di kelas V SDN

menyanyikan lagu Melayu yang dipelajari secara tradisi lisan secara tahap

Arang aktif sebagai pemucat, biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai 1000 A o , digunakan dalam fase cair, berfungsi untuk memindahkan