• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: GILANG ANWAR HAKIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: GILANG ANWAR HAKIM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT

SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK

(Studi pada perusahaan jasa transportasi, kargo dan prah/angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon)

Oleh:

GILANG ANWAR HAKIM

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Jalan Siliwangi No.24, PO. BOX 164, Tasikmalaya 46115, Website: http://unsil.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk (1) Mengetahui tingkat penjualan jasa minimal PT Buana Mandiri Raya Cirebon agar tidak mengalami kerugian dan (2) Merencanakan laba PT Buana Mandiri Raya Cirebon dengan analisis cost-volume-profit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi even dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis cost-volume-profit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) PT Buana Mandiri Raya Cirebon berhasil mencapai titik minimum penjualan agar tidak mengalami kerugian tiap semesternya bahkan melebihi dari estimasi dan (2) Analisis

cost-volume-profit dapat digunakan dalam perencanaan laba dengan menentukan target laba

dan membandingkannya dengan laba yang terealisasi.

Kata kunci : analisis cost-volume-profit, perencanaan laba

ABSTRACT

This study was conducted to (1) Determine the minimum level of service sales PT Buana Mandiri Raya Cirebon in order not to suffer losses, and (2) Planning profits of PT Buana Mandiri Raya Cirebon with the analysis of cost-volume-profit. The method used is descriptive analysis method with the event study approach and methods of analysis in this research is the analysis of cost-volume-profit. The results showed that: (1) PT Buana Mandiri Raya Cirebon reached the minimum point of sales in order not to lose each semester surpassed estimates and (2) Analysis of cost-volume-profit can be used in determining the profit planning with profit targets and comparing it with profits realized.

Keywords: analysis of cost-volume-profit, profit planning

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan yang dibuat oleh manajemen untuk kegiatan perusahaan di masa mendatang umumnya dituangkan dalam anggaran atau program budget. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.

(2)

Menurut Supriyono (2002:331) perencanaan laba (profit planning) adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan dan ukuran kuantitatif lainnya. Di dalamnya juga ditentukan tujuan laba yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dengan adanya perencanaan laba dapat menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya yang maksimum. Namun perlu diketahui, peramalan atau perencanaan bukanlah ilmu pasti. Jadi dalam setiap perencanaan akan terdapat sejumlah pertimbangan. Apabila ada penyimpangan dari estimasi maka harus dilakukan perbaikan atau modifikasi. Selain itu, perencanaan laba juga memerlukan kerjasama dan peran serta dari seluruh anggota manajemen. Dasar keberhasilan perencanaan adalah ketaatan dan kegairahan pelaksana terhadap rencana laba.

Dalam membuat perencanaan atau anggaran, biaya, volume penjualan dan harga jual mempunyai peranan yang penting. Namun perubahan salah satu hal tersebut tidak nampak dalam program budget. Oleh karena itu penggunaan anggaran akan lebih bermanfaat bagi manajemen bila disertai dengan teknik-teknik perencanaan atau analisis. Salah satu alat untuk mendukung perencanaan laba dapat menggunakan analisis cost volume profit, analisis ini dapat diterapkan pada berbagai jenis perusahaan termasuk PT Buana Mandiri Raya yang merupakan perusahaan jasa transportasi, kargo dan prah/angkutan semen, batubara dan clinker.

Seiring dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, dibutuhkan manajemen untuk menganalisa biaya, volume penjualan, dan laba yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan evaluasi kegiatan yang sudah berjalan maupun kegiatan yang akan datang. Adapun fenomena yang terjadi adalah bahwa selama ini perusahaan belum pernah melakukan analisis perencanaan laba sebagaimana yang seharusnya dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui tingkat penjualan jasa minimal agar tidak menderita kerugian pada PT Buana Mandiri Raya Cirebon.

2. Bagaimana merencanakan laba dengan analisis cost-volume-profit pada PT Buana Mandiri Raya Cirebon.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian analisis cost-volume-profitsebagai alat bantu dalam perencanaan labaPT Buana Mandiri Raya Cirebon bertujuan:

1. Untuk mengetahui tingkat penjualan jasa minimal perusahaan agar tidak menderita kerugian.

2. Untuk merencanakan laba perusahaan dengan analisis cost-volume-profit. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Penulis

a. Penelitian ini sebagai praktek nyata atas teori dan ilmu yang penulis peroleh selama duduk di bangku kuliah sehingga diharapkan dapat melengkapi ilmu-ilmu yang telah dipelajari sebelumnya.

(3)

bantu dalam perencanaan laba melalui penyusunan hasil penelitian serta dapat dijadikan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk mengelola perusahaan yang sedang dikelolanya sehingga dapat mengidintifikasi faktor-faktor untuk menciptakan kinerja manajerial yang baik.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian yang sejenis.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan jasa transportasi, kargo dan prah/angkutan semen PT Buana Mandiri Raya yang beralamat di jalan K.H. Agus Salim No. 96 block benteng gang pandawa 2, RT/RW 03/06, Pegagan, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang telah dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Maret sampai bulan Juli 2015.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Analisis Cost-Volume-Profit

Garrison et al. yang dialihbahasakan oleh Nuri Hinduan (2006:334) dalam buku ”Akuntansi Manajemen” mengungkapkan bahwa:

“Analisis cost-volume-profit seringkali diartikan sebagai analisis titik impas. Hal ini sangat disayangkan karena analisis break even point hanyalah satu elemen dalam analisis cost-volume-profit walaupun merupakan elemen yang penting”.

Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit) memiliki parameter (angka yang menggambarkan suatu keadaan) yang dibutuhkan oleh manajemen untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dari berbagai usulan kegiatan dalam perencanaan laba jangka pendek. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001:226) sebagai berikut :

“Analisis biaya volume laba memiliki berbagai macam parameter yang bermanfaat untuk perencanaan laba jangka pendek diantaranya adalah Impas (Break Even Point), Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point), Degree of Operating Leverage, dan

Margin of Safety.”

Berikut penjelasan parameter atau elemen-elemen dalam analisis cost-volume-profit:

1. Break Even Point

Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan George Foster yang dialihbahasakan oleh Desi Adhariani (2005:75) mendefinisikan break even dalam buku terjemahan “Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial ” sebagai berikut:

“Titik impas (break even point ) adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih”.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis break

even point adalah sebuah metode atau alat untuk mengukur tingkat minimum penjualan yang

harus dilakukan guna menutupi biaya dengan melibatkan beberapa komponen yakni biaya, volume kegiatan dan harga jual. Selain itu analisis break even point sangat berguna untuk menentukan kebijaksanaan dalam perusahaan, baik perusahaan yang sudah maju maupun perusahaan yang baru mengadakan perencanaan.

(4)

a. Kegunaan Analisis Break Even Point

Menurut Garrison et al. yang dialihbahasakan oleh Nuri Hinduan (2006:322) mengatakan bahwa :

“Analisis break even point adalah satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya. Alat ini membantu mereka memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba dalam organisasi dengan memfokuskan interaksi antar lima elemen yaitu harga pokok, volume/tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran produk yang dijual”. Garrison et al. (2006:322) juga berpendapat bahwa analisis break even point membantu manajer mengerti hubungan timbal balik antar biaya-volume-laba, alat ini sangat penting dalam berbagai keputusan bisnis. Contoh keputusan bisnisnya yaitu :

1. Produk apa yang harus diproduksi dan dijual. 2. Kebijakan harga apa yang harus dijalankan. 3. Strategi pemasaran apa yang harus digunakan. 4. Struktur biaya apa yang digunakan.

Sedangkan Munawir (2002:215) mengatakan bahwa analisis break even point dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain mengenai :

1. Menentukan harga jual terendah yang memungkinkan untuk diterima oleh perusahaan.

2. Menentukan produk mana yang harus ditingkatkan atau dikurangi produksinya untuk memperoleh keuntungan yang terbesar.

3. Menentukan beragai macam tingkat laba akibat adanya perubahan tingkat harga. 4. Menentukan laba yang akan diperoleh pada berbagai macam tingkat volume

penjualan.

Manfaat lainnya menggunakan analisis break even point menurut Bambang Soepeno (2012: 3) adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Penjualan atau Produksi 2. Perencanaan Harga Jual Normal 3. Perencanaan Metode Produksi 4. Titik Tutup Pabrik

b. Asumsi-asumsi dalam Analisis Break Even Point

Terdapat beberapa asumsi yang mendasari analisis break even point. Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Denny Arnos Kwary (2009:22-23) mengatakan bahwa asumsi atau anggapan dasar yang digunakan dalam analisis break even point adalah sebagai berikut :

1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier. 2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap dan biaya variabel per unit

dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.

3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.

4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan (sales mix) diketahui.

5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001:260-261) asumsi yang mendasari break even point adalah :

1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. 2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. 3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan.

4. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. 5. Efisiensi produk dianggap tidak berubah.

(5)

6. Perubahan jumlah sediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan. 7. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.

Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even Point

Di dalam menganalisis break even point, hal yang paling sering disinggung adalah masalah biaya. Sebab biaya merupakan salah satu unsur yang paling pokok dalam analisis ini.

Menurut Euis Rosidah (2013:2) dalam arti luas biaya (cost) merupakan pengeluaran sumber-sumber ekonomi dalam bentuk keuangan yang telah terjadi, sedang terjadi dan mungkin akan terjadi yang bertujuan untuk memperoleh pengembalian (return) yang lebih menguntungkan. Dalam arti sempit biaya (cost) merupakan pengeluaran sumber ekonomis untuk memperoleh barang dan jasa yang terkait dengan diperolehnya penghasilan.

Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan kegiatan bisnis. Telaah dan analisis yang cermat, yang mempengaruhi kegiatan bisnis terhadap biaya umumnya akan menghasilkan penggolongan setiap jenis pengeluaran ke dalam biaya tetap, variabel atau semivariabel.

1. Biaya Tetap

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004:58) disebutkan bahwa:

“Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun”.

2. Biaya Variabel

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004:59) disebutkan bahwa:

“Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas, dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas”.

3. Biaya Semivariabel

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004:60) disebutkan bahwa:

“Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel”.

c. Metode Perhitungan Break Even Point

Ada beberapa pedekatan yang dapat dilakukan untuk menentukan perhitungan break

even point. Biasanya setelah melakukan perhitungan break even point secara matematis, break even point dapat digunakan ke dalam grafik.

1. Perhitungan Break Even Point dengan Pendekatan Persamaan Matematis

Penentuan break even atau impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya atau dapat dinyatakan dalam persamaan menurut Mulyadi (2001:233-235) adalah sebagai berikut :

= 



 Keterangan:

y = laba

c = harga jual per satuan x = jumlah produk yang dijual b = biaya variabel per satuan a = biaya tetap

(6)

Dari rumus persamaan di atas, apabila mengacu pada definisi bahwa suatu perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba = 0), maka akan diperoleh sebuah persamaan yaitu :

0 = 



  = + 

Setelah dilakukan proses penurunan lebih lanjut, maka akan didapat sebuah rumus yang akan menjadi penyelesaian dari persamaan di atas. Rumus tersebut yang selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam perhitungan break even point (titik impas).

 =



Dengan demikian, perhitungan break even point dalam unit penjualan adalah sebagai berikut:

 =  

 

 Dan perhitungan impas dalam rupiah penjualan adalah sebagai berikut:

 = 

1

 

Juga bisa dengan pendekatan margin kontribusi seperti berikut:  =  

  

2. Margin Kontribusi

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:257) mengatakan bahwa :

“Margin kontribusi atau laba marginal adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Margin kontribusi dihitung dengan cara mengurangkan biaya variabel, baik produksi maupun non produksi, dari penjualan”.

  =  

 

Atau

  = 



Sedangkan menurut Garrison et al. yang dialihbahasakan oleh Nuri Hinduan (2006:346) mengatakan bahwa :

“Rasio margin kontribusi adalah rasio total margin kontribusi terhadap total penjualan. Rasio ini dapat digunakan untuk membuat estimasi yang cepat mengenai pengaruh dari total penjualan terhadap laba operasi bersih. Rasio ini sangat berguna dalam analisis break

even point”.

Rumus untuk menghitung rasio margin kontribusi (contribution margin / CM ratio ) menurut Krismiaji (2002:198) adalah sebagai berikut :

  =    3. Margin of Safety

Dari analisis break even point, perusahaan akan mendapat informasi mengenai seberapa jauh penjualan boleh turun hingga mencapai titik laba 0 dan tidak menderita rugi. Hubungan ini dinamakan margin of safety atau tingkat keamanan bagi perusahaan untuk melakukan penurunan penjualan.

(7)

Garrison et al. yang dialihbahasakan oleh Nuri Hinduan (2006:338) berpendapat bahwa :

“Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal”.

Formula perhitungannya adalah sebagai berikut :

    =   

    

    =     

2.2 Perencanaan Laba

2.1.2.1 Pengertian Laba dan Perencanaan Laba

Menurut Abdul Halim & Bambang Supomo (2005:139) laba merupakan pusat pertanggungjawaban yang masukan dan keluarannya diukur dengan menghitung selisi antara pendapatan dan biaya.

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:4) perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari suatu rencana adalah laba yang memuaskan.

2.1.2.2 Faktor-faktor dalam Perencanaan Laba

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:5) bahwa dalam menentukan tujuan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu.

2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan.

3. Titik impas.

4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang. 5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba.

6. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan. 2.1.2.3 Manfaat Perencanaan Laba

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:7) adanya perencanaan laba memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Anggaran menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu.

2. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerjasama dari semua tingkatan manajemen.

3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi.

4. Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen.

5. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah.

2.1.2.4 Keterbatasan Perencanaan Laba

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:8) perencanaan laba juga memiliki keterbatasan dan kekurangan seperti berikut:

1. Peramalan bukanlah suatu ilmu pengetahuan pasti, terdapat sejumlah pertimbangan dalam estimasi manapun.

(8)

2. Anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen pada cita-cita (seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan organisasi.

3. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncan dan kerjasama dari semua anggota manajemen.

4. Penggunaaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat menyebabkan perilaku disfungsional.

5. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peranan administrasi. 6. Penyusunannya memakan waktu.

2.1.2.5 Analisis Target Laba (Perencanaan Laba)

Manajemen perusahaan khususnya pada bidang keuangan dapat menggunakan elemen analisis cost-volume-profit ini dalam penyusunan rencana kerja atau planning serta untuk melakukan evaluasi lebih mendalam. Hal ini karena analisis target laba dapat menggambarkan tingkat penjualan yang seharusnya dianggarkan perusahaan untuk mencapai sejumlah laba tertentu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam setiap kegiatan usahanya suatu perusahaan mengeluarkan biaya. Dari biaya tersebut perusahaan berharap akan memperoleh manfaat yaitu laba, karena tujuan semua perusahaan adalah mendapatkan laba. Agar perusahaan dapat memperoleh laba yang optimal maka laba harus direncanakan dengan baik. Salah satu alat bantu untuk merencanakan laba adalah analisis cost-volume-profit.

Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:308) analisis

cost-volume-profit adalah metode dasar untuk menganalisis bagaimana hubungan antara tiga

faktor yaitu biaya, pendapatan dan laba.

Adapun indikator yang digunakan dalam analisis cost-volume-profit menurut Garrison

et al. yang dialihbahasakan oleh Nuri Hinduan (2006:322) yaitu harga produk, volume atau

tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran produk yang dijual. Menurut Supriyono (2002:331) perencanaan laba (profit planning) adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan dan ukuran kuantitatif lainnya. Di dalamnya juga ditentukan tujuan laba yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Perencanaan laba merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Artinya perencanaan laba akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba tersebut sehingga target tidak tercapai.

Anggaran merupakan masalah utama yang dibahas dalam perencanaan laba, sebab anggaran tersebut meliputi seluruh biaya-biaya yang ada dalam perusahaan, harga jual yang harus ditentukan dan berapa volume penjualan produk tersebut. Diantara tiga hal itu yang meliputi biaya, harga jual, dan volume penjualan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain, sebab harga jual ditafsirkan berdasarkan biaya dan volume penjualan yang dihasilkan pada harga jual walaupun juga harus melihat bagaimana situasi pasar tetapi pasar tersebut juga melihat harga jual yang ditetapkan perusahaan. Selain itu kualitas produk/jasa yang dibebankan pada biaya perusahaan, maka akan dihasilkan berapa anggaran perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan berapa besar laba yang diinginkan.

Adapun indikator yang digunakan dalam perencanaan laba menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2005:5) yaitu diantaranya laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu, volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua

(9)

biaya dan menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan, titik impas, volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang, kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba, tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.

Analisis cost-volume-profit dengan perencanaan laba mempunyai hubungan kuat, sebab analisis cost-volume-profit dan perencanaan laba sama-sama berbicara dalam hal anggaran atau di dalamnya mencakup anggaran yang meliputi biaya, harga produk/jasa, dan volume penjualan, yang kesemua itu mengarah ke perolehan laba. Garrison et al. yang dialihbahasakan oleh Nuri Hinduan (2006:322) menyatakan bahwa analisis

cost-volume-profit adalah satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer, alat ini membantu

manajer untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba dalam organisasi dengan memfokuskan interaksi antar lima elemen yaitu harga pokok, volume/tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran produk yang dijual.

Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:207) analisis

cost-volume-profit dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu.

3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.

4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.

Secara lebih jelas kerangka pemikiran yang telah penulis uraikan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Analisis cost-volume-profit dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan laba jangka pendek.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian Analisis

Cost-Volume-Profit dan Perencanaan Laba. Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan jasa

transportasi, kargo dan prah/angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon yang sekaligus menjadi subjek penelitian.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Buana Mandiri Raya bergerak dalam bidang jasa transportasi, kargo dan prah/angkutan semen, batubara dan clinker. Pada saat awal berdiri tanggal 11 Nopember

Analisis Cost-Volume-Profit

Perencanaan Laba

(10)

2011 perusahaan ini berupa CV yang dimiliki oleh 2 orang, kemudian pada akhir 2013 berubah menjadi PT dan kepemilikannya diambil alih oleh 1 orang yaitu H. Beni Susanto yang sekaligus menjabat sebagai direktur. Kantor utama PT Buana Mandiri Raya berada di Jl. Mayor Elang Subandar No. 5 Kota Tasikmalaya, sedangkan untuk kegiatan operasionalnya berada di dua tempat yaitu di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cirebon. Khusus untuk jasa angkutan semen dan clinker PT Buana Mandiri Raya bekerja sama dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa, dimana cabang bogor bertugas menangani clinker dan cabang cirebon menangani semen. Adapun untuk jasa angkut batubara dan lainnya bukan merupakan kegiatan utama dan hanya dilakukan sesekali saja.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan atau menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang, kemudian menganalisis serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan analisa tertentu.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi variabel menurut Sugiyono (2006:53) adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Sesuai dengan penelitian yang penulis pilih yaitu “Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek”, maka terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel independen dan variabel dependen sebagai berikut :

1. Variabel Independen ( X )

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiyono, 2006:3)

Dalam hal ini yang menjadi variabel independennya adalah Analisis Cost-Volume-Profit (X). 2. Variabel dependen ( Y )

Variabel dependen adalah variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2006:3)

Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah Perencanaan Laba (Y). Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Analisis

Cost-Volume-Profit

(X)

Analisis cost-volume-profit adalah metode dasar untuk menganalisis bagaimana hubungan antara tiga faktor yaitu biaya, pendapatan dan laba. Carter dan Usry (2005:308)

- Harga/tarif jasa

- Volume atau tingkat aktivitas - Biaya variabel - Biaya tetap Garrison et al. (2006:322) Rasio Perencanaan Laba (Y)

Perencanaan laba (profit

planning)

adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan dan ukuran

- Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu - Volume penjualan yang

diperlukan untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba

(11)

kuantitatif lainnya. Di dalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh perusahaan.Supriyono (2002: 331)

- Titik impas

- Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang

- Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba

- Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan Carter dan Usry (2005:5)

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Sumber asli dikumpulkan secara khusus guna menjawab pertanyaan penelitian yang bersangkutan (Sugiama, 2008:20). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Buana Mandiri Raya Cirebon untuk truk ekspedisi semen selama tiga semester terakhir yaitu periode Januari-Juni 2014, Juli-Desember 2014 dan Januari-Juni 2015.

3.2.3.2 Populasi sasaran

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Buana Mandiri Raya.

3.2.3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan prosedur data sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Adalah pengumpulan data dengan mengadakan penelitian langsung ke sasaran penelitian yaitu ke perusahaan. Penelitian ini dapat dilakukan dengan wawancara dan observasi. Dalam hal ini studi lapangan dilakukan secara langsung di kantor PT Buana Mandiri Raya. Studi lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai biaya yang dikeluarkan dari jasa angkutan semen, besarnya tarif jasa angkutan semen dan volume penjualan jasa angkutan semen selama 3 semester terakhir.

2. Studi Kepustakaan (Library and Internet Study)

Teknik ini dilaksanakan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku serta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.

3.3 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus dari elemen-elemen analisis cost-volume-profit yang sekaligus digunakan dalam menjawab hipotesis. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

(12)

1. Mengklasifikasikan semua biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost).

2. Menentukan Margin Kontribusi

Analisis margin kontribusi dilakukan untuk mengetahui jumlah yang tersedia untuk menutupi beban tetap yang kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Jika jumlah margin kontribusi lebih besar dari jumlah biaya tetap maka perusahaan akan memperoleh laba dan sebaliknya perusahaan akan mengalami kerugian jika margin kontribusi yang diperoleh lebih kecil dari biaya tetap. Rumusnya sebagai berikut:   = 



  =  

3. Menganalisis titik impas (Break Event Point/BEP)

Break even point merupakan suatu keadaan dimana perusahaan tidak

memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Untuk mengetahu break even

point menggunakan rumus sebagai berikut:

 =  4. Menentukan Margin of Safety

Analisis margin of safety dilakukan untuk menghitung jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin of

safety maka semakin tinggi untuk balik modal.

Rumusnya sebagai berikut:

 (ℎ) = 

    %  = (ℎ) 100%

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah PT Buana Mandiri Raya Cirebon. Data yang dipakai pada penelitian ini adalah laporan keuangan untuk truk ekspedisi semen selama tiga semester terakhir yaitu periode Januari-Juni 2014, Juli-Desember 2014 dan Januari-Juni 2015. Data tersebut merupakan harga/tarif jasa angkutan, jumlah volume penjualan, laporan biaya dan laporan pendapatan.

4.1.1 Harga/Tarif Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Harga/tarif adalah nilai tukar suatu barang/jasa. Berikut adalah harga/tarif jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon sesuai dengan tempat tujuannya:

(13)

Tabel 4.1

Harga/tarif jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Tujuan Harga/Ton

Gudang Arjawinangun Rp24000

Gudang Tegal Rp62946

Gudang Banjar Rp86000

Gudang Semarang Rp92350

Sumber: PT Buana Mandiri Raya Cirebon

4.1.2 Volume Penjualan Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon Berikut data jumlah tonase penjualan jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon selama tiga semester terakhir:

Tabel 4.2

Volume penjualan jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Semester Volume(Ton)

1 142536

2 213535

3 206320

Total 562391

Sumber: Data Diolah

4.1.3 Biaya Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Berikut data mengenai biaya yang dikeluarkan PT Buana Mandiri Raya Cirebon untuk jasa angkutan semen selama tiga semester terakhir:

Tabel 4.3

Biaya jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Biaya-biaya Semester 1(Rp) Semester 2(Rp) Semester 3(Rp)

Perlengkapan Kantor 8.400.000 6.568.000 7.024.700 Maintenance Truk 107.592.800 130.201.500 128.264.800 Telepon/Fax 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Listrik 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Upah Karyawan 1.855.640.000 2.774.262.600 2.408.863.300 BBM 797.410.000 1.239.321.400 1.053.921.700

Biaya Administrasi dan Umum 26.400.000 26.400.000 26.400.000

Berobat Karyawan 935.000 625.000 550.000

Sumbangan Instansi Setempat 5.100.000 5.100.000 5.100.000

Retribusi dan koordinasi 72.797.000 79.838.000 77.989.000

Total 2.877.274.800 4.265.316.500 3.711.113.500 Sumber: Data Diolah

4.1.4 Pendapatan Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Berikut data mengenai pendapatan PT Buana Mandiri Raya Cirebon untuk jasa angkutan semen selama tiga semester terakhir:

(14)

Tabel 4.4

Pendapatan jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Semester Pendapatan(Rp)

1 4.813.083.440

2 7.699.631.423

3 7.212.164.724

Total 19.724.879.587

Sumber: Data Diolah 4.2 Pembahasan

4.2.1 Tingkat Penjualan Jasa Minimal Agar Tidak Menderita Kerugian pada PT Buana Mandiri Raya Cirebon

4.2.1.1 Harga/Tarif Jasa Angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Tarif jasa angkutan semen per ton untuk tujuan gudang arjawinangun ialah sebesar Rp 24.000,-. untuk tujuan gudang tegal ialah sebesar Rp 62.946,-. untuk tujuan gudang banjar Rp 86.000,-. Dan untuk tujuan gudang semarang ialah sebesar Rp 92.350,-. Penentuan tarif tersebut ialah berdasarkan jarak tiap gudang tujuan dari tempat pengambilan semen di pelabuhan.

4.2.1.2 Volume Penjualan Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon Volume penjualan jasa angkutan semen pada semester 1 ialah sebanyak 142.536 ton, sedangkan pada semester 2 ialah sebanyak 213.535 ton dimana mengalami kenaikan sebesar 70.999 ton atau sekitar 49% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 ialah sebanyak 206.320 ton dimana mengalami penurunan sebanyak 7.215 ton atau sekitar 3,3% dari semester 2. Terjadinya kenaikan atau penurunan volume dari tiap semesternya disebabkan oleh jumlah permintaan jasa angkut dari konsumen yaitu PT Indocement Prakarsa Tunggal yang tidak menentu setiap bulannya disesuaikan dengan kebutuhan stok di setiap gudang penyimpanan. Adapun total volume penjualan jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya selama 3 semester terakhir ialah sebanyak 562.391 ton.

4.2.1.3 Biaya Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Biaya-biaya yang dikeluarkan guna kelancaran operasional perusahaan ialah biaya perlengkapan kantor, biaya maintenance truk, biaya telepon/fax, biaya listrik, biaya upah karyawan, biaya bahan bakar minyak, biaya administrasi dan umum, biaya berobat karyawan, biaya sumbangan, serta biaya retribusi dan koordinasi.

Biaya perlengkapan kantor pada semester 1 yaitu sebesar Rp 8.400.000, sedangkan biaya perlengkapan kantor pada semester 2 yaitu sebesar Rp 6.568.000 dimana terjadi penurunan sebesar Rp 1.832.000 atau sekitar 27% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 biaya perlengkapan kantor sebesar Rp 7.024.700, dimana mengalami kenaikan sebesar Rp 456.700 atau sekitar 6% dari semester 2.

Biaya maintenance truk pada semester 1 yaitu sebesar Rp 107.592.800, sedangkan biaya maintenance truk pada semester 2 yaitu sebesar Rp 130.201.500 dimana terjadi kenaikan sebesar Rp 22.608.700 atau sekitar 21% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 biaya maintenance truk sebesar Rp 128.264.800, dimana mengalami penurunan sebesar Rp 1.936.700 atau sekitar 1,4% dari semester 2.

Biaya telepon/fax dan biaya listrik selama 3 semester terakhir tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp 1.500.000 tiap semester.

Biaya upah karyawan pada semester 1 yaitu sebesar Rp 1.855.640.000, sedangkan biaya upah karyawan pada semester 2 yaitu sebesar Rp 2.774.262.600 dimana terjadi

(15)

kenaikan sebesar Rp 918.622.600 atau sekitar 49% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 biaya upah karyawan sebesar Rp 2.408.863.300, dimana mengalami penurunan sebesar Rp 365.399.300 atau sekitar 13% dari semester 2.

Biaya bahan bakar minyak pada semester 1 yaitu sebesar Rp 797.410.000, sedangkan biaya bahan bakar minyak pada semester 2 yaitu sebesar Rp 1.239.321.400 dimana terjadi kenaikan sebesar Rp 441.911.400 atau sekitar 55% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 biaya bahan bakar minyak sebesar Rp 1.053.921.700, dimana mengalami penurunan sebesar Rp 185.399.700 atau sekitar 15% dari semester 2.

Biaya administrasi dan umum selama tiga semester terakhir besarnya tetap yaitu Rp 26.400.000 tiap semesternya.

Biaya berobat karyawan pada semester 1 yaitu sebesar Rp 935.000, sedangkan biaya berobat karyawan pada semester 2 yaitu sebesar Rp 625.000 dimana terjadi penurunan sebesar Rp 310.000 atau sekitar 33% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 biaya berobat karyawan sebesar Rp 550.000, dimana mengalami penurunan sebesar Rp 75.000 atau sekitar 12% dari semester 2.

Biaya sumbangan instansi setempat selama 3 semester terakhir nominalnya tetap yaitu sebesar Rp 5.100.000 tiap semester.

Biaya retribusi dan koordinasi pada semester 1 yaitu sebesar Rp 72.797.000, sedangkan biaya retribusi dan koordinasi pada semester 2 yaitu sebesar Rp 79.838.000 dimana terjadi kenaikan sebesar Rp 7.041.000 atau sekitar 9,6% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 biaya retribusi dan koordinasi sebesar Rp 77.989.000, dimana mengalami penurunan sebesar Rp 1.849.000 atau sekitar 2,3% dari semester 2.

4.2.1.4 Pendapatan Jasa Angkutan Semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Pendapatan jasa angkutan semen PT Buana Mandiri Raya Cirebon pada semester 1 ialah sebesar Rp 4.813.083.440, sedangkan pada semester 2 ialah sebesar Rp 7.699.631.423 dimana mengalami kenaikan sebesar Rp 2.886.547.983 atau sekitar 59% dari semester 1. Sedangkan pada semester 3 ialah sebesar Rp 7.212.164.724 dimana mengalami penurunan sebesar Rp 487.466.699 atau sekitar 6,3% dari semester 2.

4.2.1.5 Analisis Margin Kontribusi, Analisis Break Even Point dan Analisis Margin of Safety

a. Margin Kontribusi Semester 1

Hasil perhitungan rasio margin kontribusi menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat menutupi biaya tetap, dengan kata lain perusahaan dalam keadaan untung. Dimana sebesar 40,9% dari hasil pendapatan dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap.

Semester 2

Hasil perhitungan rasio margin kontribusi menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat menutupi biaya tetap, dengan kata lain perusahaan dalam keadaan untung. Dimana sebesar 45% dari hasil pendapatan dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap.

Semester 3

Hasil perhitungan rasio margin kontribusi menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat menutupi biaya tetap, dengan kata lain perusahaan dalam keadaan untung. Dimana sebesar 49% dari hasil pendapatan dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap.

(16)

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pendapatan yang harus diterima perusahaan agar berada pada titik impas ialah sebesar Rp 84.352.078, dimana jika pendapatan lebih dari jumlah tersebut perusahaan akan mendapat keuntungan dan jika pendapatan kurang dari jumlah tersebut maka perusahaan akan menderita kerugian.

Semester 2

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pendapatan yang harus diterima perusahaan agar berada pada titik impas ialah sebesar Rp 76.666.666, dimana jika pendapatan lebih dari jumlah tersebut perusahaan akan mendapat keuntungan dan jika pendapatan kurang dari jumlah tersebut maka perusahaan akan menderita kerugian.

Semester 3

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pendapatan yang harus diterima perusahaan agar berada pada titik impas ialah sebesar Rp 70.408.163, dimana jika pendapatan lebih dari jumlah tersebut perusahaan akan mendapat keuntungan dan jika pendapatan kurang dari jumlah tersebut maka perusahaan akan menderita kerugian.

c. Margin of Safety

Semester 1

Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat margin of safety sebesar 98%, yang berarti bahwa jumlah maksimum penurunan target pendapatan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp 4.728.731.362.

Semester 2

Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat margin of safety sebesar 99%, yang berarti bahwa jumlah maksimum penurunan target pendapatan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp 7.622.964.757.

Semester 3

Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat margin of safety sebesar 99%, yang berarti bahwa jumlah maksimum penurunan target pendapatan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp 7.141.756.561.

4.2.2 Merencanakan laba dengan analisis cost-volume-profit pada PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Dapat dilihat bahwa PT Buana Mandiri Raya Cirebon mengalami kenaikan laba tiap semesternya. Laba pada semester 1 sebesar Rp 1.935.808.640. Laba pada semester 2 meningkat sebesar Rp 1.498.506.283 sehingga menjadi Rp 3.434.314.923. Laba pada semester 3 meningkat lagi sebesar Rp 66.736.301 sehingga menjadi Rp 3.501.051.224.

PT Buana Mandiri Raya Cirebon telah menetapkan besarnya perencanaan laba untuk semester 1 dan 2 sebesar 10% dari total pendapatan, dan untuk semester 3 menetapkan sebesar 15% dari total pendapatan.

Pada semester 1 perusahaan menargetkan laba 10% dari pendapatan yaitu sebesar Rp 481.308.344 sedangkan laba yang terealisasi mencapai Rp 1.935.808.640. Artinya laba yang diperoleh PT Buana Mandiri Raya Cirebon pada semester 1 melebihi dari apa yang ditargetkan oleh perusahaan yaitu sebesar 402% dari laba yang ditargetkan.

Pada semester 2 perusahaan menargetkan laba 10% dari pendapatan yaitu sebesar Rp 769.963.142 sedangkan laba yang terealisasi mencapai Rp 3.434.314.923. Artinya laba yang diperoleh PT Buana Mandiri Raya Cirebon pada semester 2 melebihi dari apa yang ditargetkan oleh perusahaan yaitu sebesar 446% dari laba yang ditargetkan.

Pada semester 3 perusahaan menargetkan laba 15% dari pendapatan yaitu sebesar Rp 721.216.472 sedangkan laba yang terealisasi mencapai Rp 3.501.051.224. Artinya laba yang

(17)

diperoleh PT Buana Mandiri Raya Cirebon pada semester 3 melebihi dari apa yang ditargetkan oleh perusahaan yaitu sebesar 486% dari laba yang ditargetkan.

Dari hasil analisis cost-volume-profit yang telah dilakukan di atas yaitu margin kontribusi, break even point dan margin of safety diketahui bahwa selama tiga semester terakhir pendapatan perusahaan mampu untuk menutupi biaya tetapnya, telah mencapai titik impas bahkan lebih serta mempunyai tingkat balik modal yang tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa kinerja perusahaan sangatlah baik dimana target laba di setiap semesternya mampu melebihi yang ditargetkan. Maka untuk kedepannya target laba yang diinginkan perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Cost-Volume-Profit dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek PT Buana Mandiri Raya Cirebon dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT Buana Mandiri Raya Cirebon berhasil mencapai titik minimum penjualan agar tidak mengalami kerugian tiap semesternya bahkan melebihi dari estimasi. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan perusahaan yang bisa menutupi biaya tetap dari pendapatan tiap semesternya dan tingkat pengembalian modal yang tinggi.

2. Analisis cost-volume-profit dapat digunakan dalam perencanaan laba dengan menentukan target laba dan membandingkannya dengan laba yang terealisasi. Apabila laba yang terealisasi melebihi target, maka target laba yang diinginkan perusahaan dapat dipertahankan atau ditingkatkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Namun apabila laba yang terealisasi tidak mencapai target, maka target laba perlu ditinjau kembali agar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan PT Buana Mandiri Raya Cirebon maupun bagi peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT Buana Mandiri Raya Cirebon

Agar perencanaan laba untuk perusahaan bisa lebih maksimal, perlu dilakukan pencatatan sebaik mungkin dalam penyusunan laporan keuangan agar perhitungan bisa lebih akurat. Selain itu, agar perusahaan tetap bisa mendapatkan hasil yang maksimal perlu dilakukan evaluasi terhadap perencanaan laba yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan analisis cost-volume-profit.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang menggunakan variabel sama dengan penelitian ini agar lebih bersabar dan memperhatikan ketelitian dalam hal pengklasifikasian biaya supaya tidak terjadi kesalahan dalam perhitungannya.

DAFTAR PUSTAKA

(18)

Ade Zulfikar Abraham Iqbal. 2012. “Perencanaan Laba Dengan Pendekatan Analisis

Cost-Volume-Profit (CVP) Pada PT. Pabrik Es Pasar Turi di Surabaya". Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Agustina Pradita Marhaeni. 2011. “Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan

Laba pada Industri Kecil Tegel di Kecamatan Pedurungan Periode 2004-2008 (Studi Kasus Usaha Manufaktur)”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Ariek Edhonanta. 2013. "Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada

UD. Hartono Putra Balung Jember". Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Bambang Soepono. 2012. Manajemen Produksi Berbantuan Komputer ( Modul Peramalan

Penjualan). Malang: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Politeknik Negeri

Malang.

Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Gary Cokins, Thomas W. Lin. 2007. Manajemen Biaya

Penekanan Strategis. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Carter, William K. dan Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya Buku 1. Edisi 13. Jilid 1. Terjemahan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat.

. 2005. Akuntansi Biaya Buku 2. Edisi 13. Jilid 1. Terjemahan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat.

Christina, Ellen & M. Fuad. 2001. Anggaran Perusahaan : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Dahlia HB. 2011. “Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan

Laba PT Pabrik Gula Takalar”. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makasar.

Euis Rosidah. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 1. Bandung: Mujahid Press.

Garrison, Ray H., Noreen dan Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial Buku 1. Edisi 11. Terjemahan oleh Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat.

Gilang Mifta Fariz. 2013. “Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Sebagai Alat Bantu Evaluasi

Pencapaian Laba Pada Hotel Grasia Semarang”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Gitman, Lawrence J. 2006. Principles of Manajerial Finance. International Edition. 10th edition. Pearson Education, Boston.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 1. Edisi 8. Terjemahan oleh Denny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

(19)

Harahap, Sofyan S. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Horngren, Charles T, Srikant M. Datar, George Foster., 2005. Akuntansi Biaya Penekanan

Manajerial, edisi kesebelas. Alih bahasa Desi Adhariani. Jakarta: PT. INDEKS

Kelompok Gramedia.

Krismiaji. 2002. Dasar-dasar Akuntansi Manajemen. Cetakan pertama. Yogyakarta: AMP YKPN.

Merry Beatrix Malombeke. 2013. “Analisa Break-Even-Point Sebagai Dasar Perencanaan

Laba Holland Bakery Manado”. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi

Manado.

Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan Buku 1. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat & Rekayasa. Edisi Ketiga. Cetakan

ke-3. Jakarta: Salemba Empat.

. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan ke-9. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.

Prawironegoro, Darsono & Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan : Teknik

Mengetahui dan Memahami Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Raiborn, Cecily A dan Kinney Michael R. 2011. Akuntansi Biaya Dasar dan Perkembangan. Edisi ke-7. Jakarta: Salemba Empat.

R A. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta

Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua. Buku Kedua. BPFE. Yogyakarta.

. 2002. “Akuntansi Manajemen”. Jakarta: Salemba Empat.

Ricky Budiman Samahati. 2013. “Analisis Biaya, Volume, Laba Sebagai Alat Bantu

Perencanaan Laba Pada Hotel Sedona Manado”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sam Ratulangi Manado.

Selfinta B Sihombing. 2013. “Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan

Laba PT. Bangun Wenang Beverages Company”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sam Ratulangi Manado.

Selvina Damayanti P. 2005. Analisis Break Even Point Terhadap Penjualan Jasa Sewa

Kamar pada Hotel Surya Indah Salatiga. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

(20)

Sjamsulbachri, Asep. 2004. Akuntansi Manajemen. Cetakan Pertama. Bandung: Kencana Utama.

Soemarso, SR, 2004. Accounting-Pengantar Akuntansi. Edisi 5. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiama, Gima A. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: CV Guardaya Intimarta.

Sugiyono. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Wahyuning Setio Kurnianti. 2013. “Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan

Laba Pada Perusahaan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Referensi

Dokumen terkait

minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dengan judul: “MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENDALAMAN AGAMA (PA) DI SMP HANG TUAH

Penerimaan diri waria terkadang sulit untuk menjadi baik dan positif, jika berbaur ke dalam lingkungan yang menolak kaum waria tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan norma

AN ANALYSIS ON THE ENGLISH TRANSLATION OF THE INDONESIAN CULTURAL TERMS IN THE BILINGUAL.. TOURISM BOOKLET

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui massa molekul ralatif protein yang berperilaku sebagai lektin dalam ekstrak biji kebiul, 2) mengetahui kecepatan penggumpalan

Modal adalah salah satu kata kerja bantu atau helping verb yang menambah makna struktural atau makna semantik terhadap kata kerja yang memiliki makna lebih terhadap kata

Skripsi yang berjudul “Studi Penggunaan Furosemid pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Kabupaten Sidoarjo” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna

Tujuan dari kegiatan AKTUAL ini adalah untuk memperluas pengetahuan kita tentang sejarah-sejarah museum di Jakarta, sekaligus melestarikan budaya kecintaan kita terhadap

Untuk mengkaji hubungan antara laba, pendapatan, dan biaya bisa dikaji dengan analisis cost volume profit yang merupakan alat untuk menganalisis perencanaan laba