• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ANALISIS KINERJA KARYAWAN CENTURY HEALTHCARE JATENG DIY. Oleh : Krisnawati Setyaningrum 1 dan Laksono Hujianto 1 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI ANALISIS KINERJA KARYAWAN CENTURY HEALTHCARE JATENG DIY. Oleh : Krisnawati Setyaningrum 1 dan Laksono Hujianto 1 ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 181 STUDI ANALISIS KINERJA KARYAWAN CENTURY HEALTHCARE

JATENG DIY Oleh :

Krisnawati Setyaningrum1 dan Laksono Hujianto1

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai pengaruh kompetensi, disiplin dan motivasi terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, disiplin dan motivasi terhadap kinerja karyawan di Century Healthcare Jateng DIY. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 52 orang karyawan Century Healthcare Jateng DIY. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, kuesioner dan studi kepustakaan. Analisis data yang dilakukan menggunakan metode analisis regresi berganda menggunakan program SPSS for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi dan motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Century Healthcare Jateng DIY. Sedangkan disiplin mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan signifikan terhadap kinerja karyawan di Century Healthcare Jateng DIY. Akan tetapi secara bersama-sama (simultan) ketiga variabel memberikan pengaruh positif dan signifikan signifikan terhadap kinerja karyawan di Century Healthcare Jateng DIY. Secara parsial motivasi memberikan pengaruh yang paling dominan.

Kata kunci : kompetensi, disiplin, motivasi, kinerja

ABSTRACT

This research on the effect of the competence, discipline and motivation on employee performance Century Healthcare Central Java province. The purpose of this study was to determine the effect of the competence, discipline and motivation on employee performance in Century Healthcare Central Java province. The method used is quantitative with the sample used 52 employees DIY Century Healthcare Central Java. The data collection is done by observation, questionnaire and literature study. Data analysis was performed using the method of multiple regression analysis, data processing using SPSS for windows. The results showed that the competence and motivation variables have positive and significant impact on the performance of employees at Century Healthcare Central Java province. while discipline has a significant positive influence and not significant to the performance of employees at Century Healthcare Central Java province. but t ogether (simultaneously) the three

1

Staf Pengajar Program Studi Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang

(2)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 182

variables provide significant positive and significant impact on the performance of employees at Century Healthcare Central Java province. partial motivation provides the most dominant influence.

Keywords: competence, discipline, motivation, performance

PENDAHULUAN

Populasi masyarakat Indonesia pada tahun 2015 telah mencapai lebih dari 255 juta jiwa tersebar di 34 provinsi dan menduduki peringkat ke-4 dunia setelah China, India dan Amerika Serikat (Cia, 2015). Potensi pasar apotek di Indonesia diprediksi masih sangat terbuka lebar. Hal ini dikarenakan masih kurangnya jumlah apotek dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada. Idealnya setiap 10.000 penduduk terlayani oleh minimal satu apotek. Akan tetapi, saat ini apotek baru ada kurang lebih 14 ribuan apotek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotek, “Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat “.

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Dalam industri farmasi, apotek dapat dikategorikan ke dalam apotek (konvesional), toko obat (konvensional), dan Apotek modern. Apotik dikenal sebagai tempat di mana suatu layanan terhadap sejumlah besar produk farmasi dijual, baik yang siap pakai maupun yang racikan. Toko Obat merupakan tempat di mana obat bebas atau OTC dijual. OTC adalah bentuk produk farmasi yang secara bebas dan luas dapat diiklankan melalui berbagai bentuk media massa, baik cetak maupun elektronik. Apotik modern merupakan kombinasi dari apotik konvensional dan toko obat konvensional dengan sentuhan-sentuhan modern atau Barat. Konsep ini menonjolkan kenyamanan ruang dan menawarkan berbagai produk sampingan atau penyerta dari industri farmasi seperti produk kecantikan atau perawatan tubuh (beauty care product). Biasanya tipe ini merupakan jaringan luas dari sistem waralaba dan hanya beroperasi di kota-kota besar.

Bisnis apotek semakin marak tersebar di seluruh Indonesia seperti Guardian, Viva Generik, Kimia Farma, K-24, Century dan masih banyak yang lainnya. Adapun bisnis ini terletak ada yang di dalam mall maupun stand alone atau berdiri sendiri dekat perkampungan atau perumahan. Setiap outlet apotek pasti mempunyai satu ciri atau karakteristik tertentu yang dimiliki untuk menarik pelanggan. Sebuah apotek harus mempunyai sinergis yang baik antara pelayanan dan bisnisnya. Tempat yang nyaman, leluasa, bersih, serta ramah terhadap pasien atau pelanggan. Tempat yang nyaman, leluasa, bersih ini merupakan sebuah personifikasi dari tata letak, pencahayaan, serta tata ruang. Pelayanan yang efektif-tepat guna serta tepat sasaran untuk konsumen merupakan bentuk sentuhan personal yang membuat mereka percaya (trust) dengan sistem pelayanan apotek. Kepercayaan konsumen ini akan menghasilkan loyalitas konsumen terhadap apotek bersangkutan. Dengan demikian, memiliki karyawan

(3)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 183 berkualitas sangatlah diutamakan. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut memajukan apotek tersebut. Namun, sumber daya manusia bukanlah satu-satunya sumber daya yang menentukan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Loyalitas dalam setiap diri karyawan disuatu perusahaan perlu ada sehingga mampu membangun hubungan yang lebih emosional antara kedua belah pihak (karyawan dan perusahan). Untuk dapat unggul dalam bersaing maka perusahaan harus berusaha untuk berubah dan berinovasi, perubahan tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan kinerja karyawannya. Menurut Armstrong (1998) dalam Wibowo (2011) menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil suatu pencapaian seseorang atas pekerjaanya yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi.

Karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula. Oleh karena itu kinerja dapat diartikan sebagai tingkat hasil kerja atau kemampuan dan kemauan karyawan. Tanpa kemauan kerja, walaupun seseorang mempunyai kemampuan maka kinerjanya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Manusia mempunyai suatu keinginan atau kebutuhan yang harus dipenuhi, bagitu juga karyawan yang merupakan manusia biasa yang memiliki berbagai keinginan tertentu yang mengharapkan perusahaan tempat mereka bekerja untuk memenuhi keinginan mereka. Perusahaan akan berkembang dan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif apabila didukung oleh karyawan yang berkompeten dibidangnya. Seorang karyawan yang memiliki kompetensi baik akan memunculkan sifat kepercayaan pada konsumen. Kompetensi berorientasi pada kemampuan, perilaku dan ketrampilan yang diperlihatkan untuk mencapai kinerja unggul dalam suatu pekerjaan (Rampersad, 2006). Setiap karyawan harus memiliki kompetensi unggul untuk meningkatkan kemampuan kerjanya.

Kompetensi karyawan diperlukan secara kreatif mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dan tantangan akibat perubahan yang cepat dan penuh dengan ketidakpastian. Keterkaitan dengan kesehatan pasien, seorang karyawan harus memiliki wawasan luas pada farmasian. Decision maker atau pembuat keputusan yang terbaik terkait dengan pelayanan pada pasien, memberi informasi obat dan mampu berkomunikasi dengan baik. Semua kompetensi harus dimiliki seorang karyawan dengan mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan, sehingga kompetensi karyawan menjadi faktor pendorong pengukuran kinerja.

Disiplin kerja salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Disiplin kerja merupakan suatu sikap taat dan patuh serta tunduk pada aturan yang dilandasi oleh kesadaran dari diri pribadi tanpa ada paksaan dari luar. Sikap semacam ini tidak hanya dituntut dari karyawan sebagai individu, tetapi juga dari kelompok orang yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dengan disiplin kerja karyawan dapat lebih bertanggung jawab terhadap tugasnya sehingga kinerjanya akan lebih baik, karyawan yang memiliki disiplin kerja akan memiliki kinerja yang lebih baik yang dapat membangun produktivitas karyawan tersebut disiplin kerja harus dibangun pada setiap karyawan mulai dari dini.

Karyawan memerlukan motivasi kerja untuk melakukan suatu pekerjaan agar timbul suatu semangat atau kegairahan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya. Pemberian motivasi kepada karyawan akan berdampak pada

(4)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 184 peningkatan kinerja karyawan. Motivasi terkadang timbul tidak hanya ada unsur didalam dirinya, tetapi juga karena ada stimulus atau dorongan dari luar. Setiap karyawan harus mampu menangkap berbagai dorongan yang diberikan perusahaan. Menurut Mangkunegara (2011) menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi diibaratkan seperti sebuah energi yang potensial, yang mana apabila energi itu dilepaskan dapat mencapai kinerja yang baik. Bagaimana energi itu didapat dan digunakan tergantung pada dorongan yang dimiliki karyawan untuk bekerja. Motivasi kerja yang menyenangkan, membuat seseorang mendapatkan suatu ketenangan dalam bekerja sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerjanya.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil bahwa hubungan variabel kompetensi, disiplin dan motivasi memiliki hasil yang positif dan negatif terhadap kinerja. Hal tersebut sebagaimana dibuktikan oleh Pomalingo et al (2015) yang mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara”, yang menghasilkan bahwa variabel disiplin kerja, kompetensi, dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Mauri (2015) yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Di Inspektorat Kabupaten Boyolali Dengan Disiplin Kerja Dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening”, menunjukan bahwa pengaruh langsung kompetensi terhadap kinerja tidak signifikan serta pengaruh kompetensi melalui disiplin dan motivasi tidak signifikan.

Penelitian ini variabel yang diteliti adalah kompetensi, disiplin dan motivasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY. Seiring berkembangnya laju perekonomian, beberapa apotek membuktikan diri untuk terus memimpin dengan stabilitas dan pertumbuhan yang tak tergoyahkan salah satunya Century Healthcare. Century Healthcare memiliki beberapa cabang stand alone maupun di mall kota besar seluruh Indonesia termasuk sekitar jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Century Healthcare lebih unggul dibandingkan kompetitornya seperti Boston dan Guardian dalam sisi ketersediaan obat, beauty care dan kehandalan dalam memenuhi kebutuhan konsultasi kepada pelanggan.

Century Healthcare merupakan sebuah ritel farmasi yang lebih cenderung mengarah pada market menengah keatas dengan penempatan outlet di beberapa pusat perbelanjaan (mall), perkantoran, maupun stand alone (dekat perumahan). Century Healtcare menyediakan kebutuhan obat merek eceran, kebutuhan pengobatan rumah, dan beauty care. Filosofi yang dianut Century Healthcare adalah memberikan kepercayaan yang kuat dalam pemberian konseling pengobatan yang sesuai untuk memastikan pasien atau pemerhati kesehatan agar secara penuh memahami penggunaan yang tepat pengobatan untuk manfaat-manfaat yang maksimum. Dengan demikian, peningkatan kinerja karyawan salah satu faktor penting dalam menunjang keberlangsungan apotek.

Kinerja seorang karyawan dapat dinilai secara langsung dengan tingkat kedisiplinannya. Tingkat kedisiplinan karyawan Century Healthcare cukup baik, hanya beberapa karyawan yang datang bekerja tidak tepat waktu yang dapat dilihat

(5)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 185 pada Tabel 1 berdasarkan data rekapitulasi absensi karyawan yang datang terlambat dan tidak datang terlambat bekerja.

Tabel 1

Data Rekapitulasi Absensi Karyawan ABSENSI

Keterangan Februari 2016 Maret 2016

Datang Terlambat 36 % 28 %

Datang Tidak Terlambat 64 % 72 %

TOTAL 100% 100%

Sumber : Data Olah Century Healthcare Jateng DIY

Berdasarkan pada Tabel 1 menunjukan bahwa tingkat keterlambatan karyawan pada bulan februari 2016 sekitar 36% mengalami penurunan di bulan maret 2016 sekitar 28%. Karyawan yang datang tidak terlambat cukup baik. Hal ini dikarenakan ada pengurangan point yang diberlakukan ketika karyawan terlambat. Guna menjaga dan mengevaluasi kinerja setiap karyawan, maka perusahaan harus mampu memantau setiap perkembangan yang terjadi di segala aktivitas yang ada di Century Healthcare.

Century Healthcare ini memiliki para apoteker dan tenaga medis yang ahli dibidangnya untuk memenuhi kebutuhan konsultasi pelanggan, dan menerima peracikan obat yang disesuaikan dengan resep yang diberikan pelanggan. Meskipun demikian, masih saja ditemukan dilapangan ketersediaan obat ataupun produk yang diperlukan pelanggan sangat terbatas atau kadang sering kehabisan, sehingga terkadang membuat pelanggan kecewa. Pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan seperti kurang ramah dan tidak fokus dalam bekerja. Penampilan karyawan yang fresh dan enak dipandang lebih membuat pelanggan nyaman dibandingkan dengan karyawan yang kurang bermake-up (Grooming). Dengan demikian kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Untuk meningkatkan kinerja kerja, setiap karyawan diharapkan memiliki kompetensi yang baik untuk mendukung kinerja yang baik pula. Beberapa karyawan yang bekerja di Century Healthcare tidak hanya berasal dari jurusan farmasi saja, namun beberapa berasal dari luar jurusan farmasi melainkan masih berhubungan dengan sains. Dengan demikian, diperlukan training karyawan untuk meningkatkan seragaman kompetensi dari karyawan. Betapa pentingnya pengetahuan yang dibutuhkan setiap karyawan sangatlah diperlukan dalam melayani konsumen dalam knowleadge product maupun dalam membaca resep. Apabila ini terus diperhatikan oleh perusahaan, maka kompetensi karyawan akan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Motivasi terlihat kurangnya komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan sehingga terjadi miscommunication dalam penyampaian informasi-informasi perusahaan ataupun kebijakan operasional. Seperti perubahan harga maupun penambahan discount untuk beberapa produk yang seharusnya diketahui oleh karyawan operasional. Namun kenyataannya terlambat terlaksanakan. Serta terlihat kurang adanya keharmonisan hubungan antar sesama karyawan serta adanya tekanan atau pressure yang tinggi mengakibatkan turunnya motivasi karyawan. Sehingga dapat berdampak pada penurunan kinerja dalam melakukan tugas pekerjaan yang berakibat pada hasil yang tidak memuaskan. Apabila ini terus terjadi akan merugikan dan mempengaruhi citra perusahan.

(6)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 186 Pentingnya perhatian perusahaan kepada karyawan sangat disarankan, hal ini dilakukan oleh pemimpin guna melihat kinerja serta meningkatkan kinerjanya apabila mengalami penurunan. Serta secara tidak langsung dapat memotivasi karyawan, sehingga dapat tercapai hasil kerja yang maksimal serta tujuan perusahaan. Kinerja karyawan yang baik dapat terlihat diantaranya dari kompetensi, disiplin dan motivasi yang baik dan saling berkaitan.

Dengan demikian, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti. Kinerja karyawan dapat meningkat apabila kompetensi, disiplin dan motivasi ada di Century Healthcare Jateng DIY diperhatikan oleh perusahaan. Seperti jam masuk kerja karyawan yang terlambat, kemampuan karyawan berbeda-beda dalam hal product knowledge sehingga perlu training, keharmonisan hubungan atasan serta sesama, serta kurangnya pujian dari atasan atas hasil kerjanya. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab, diharapkan oleh suatu perusahaan agar mempunyai keunggulan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan menganalisis seberapa besar pengaruh kompetensi, disiplin kerja, dan motivasi terhadap kinerja karyawan Century Healthcare JATENG DIY.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan proses uji yang inferensial atau menguji hipotesis yang diajukan dalam teori. Penelitian kuantitatif adalah menggeneralisasikan kesimpulan yang diperoleh dari sampel yang diambil dari populasi, sehingga dalam penelitian ini adalah mengambil sampel dari populasi jumlah karyawan kemudian menguji hipotesis pada sampel tersebut.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian inferensial korporatif. Desain inferensial ini digunakan untuk menemukan adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain penelitian dapat sebagai berikut :

Keterangan : X1 : Kompetensi X2 : Disiplin X3 : Kompetensi Y : Kinerja Kerja

Tempat penelitian mengambil 8 outlet retail farmasi Century Healthcare di Semarang (Citraland mall, Paragon mall dan Superindo Ngresep) dan Jogjakarta (Ambarukmo Mall, Jogja City Mall, Hartono, Lippo Mall, dan Superindo Kaliurang). Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Mei 2016 dan diperkirakan selesai bulan Juli 2016.

(X1) (X2) (Y) (X3) Gambar 1. Desain Penelitian

(7)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 187 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi yang dimaksud dalam penelian ini adalah semua karyawan Century Healthcare Jateng DIY sebanyak 52 orang.

Mengingat besarnya populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka seluruh responden dalam penelitian ini yang berjumlah 52 orang diambil semua untuk dijadikan sampel dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian sensus. Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 karyawan Century Healthcare Jateng DIY.

HASIL PENELITIAN Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Century Healtcare Jateng DIY. Semakin karyawan memiliki kompetensi maka akan semakin meningkat kinerjanya. Karyawan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan prilaku yang baik akan cenderung menunjukan kinerja yang meningkat.

Kompetensi meliputi pengetahuan (knowledge) yang mencakup berpikir konseptual, berpikir analitis dan pengetahuan tentang pekerjaan; ketrampilan yang mencakup mencari informasi, proaktif, perhatian terhadap tugas, kualitas dan ketelitian kerja dan kemampuan mempengaruhi; serta perilaku yang mencakup sikap dan tingkah laku.

Kompetensi dalam bentuk pengetahuan berpikir konseptual yaitu mampu melakukan penempatan obat sesuai kategori dengan tepat mendapatkan respon tertinggi. Sebagai indikator sesuai hasil yang tersaji dalam memberikan penilaian 59,62 % sangat sesuai dan sisanya sesuai 40,38 % dengan rata-rata 3,63.. Pengetahuan merupakan informasi atau pemahaman hasil pembelajaran yang dimiliki oleh seseorang. Hal tersebut sesuai dengan kondisi riil, apabila seorang karyawan belum memiliki pengetahuan maka karyawan akan mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya serta akan terjadi pemborosan waktu dan tenaga. Oleh karena itu, pentingnya penempatan obat sesuai kategori agar karyawan dapat dengan mudah dalam penggambilan obat dan teratur serta mempercepat kinerja karyawan dalam melayani pelanggan di Century Healthcare.

Indikator lain, kompetensi yang mendapat respon paling rendah adalah memiliki komunikasi yang baik sehingga dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian obat memberikan penilaian 48,08 % sesuai, 46,15 % sangat sesuai dan sisanya 5,77 % tidak sesuai dengan angka rata-rata 3,33. Hal ini dapat terlihat kompetensi dalam ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan Century Healthcare masih kurang pada kemampuan mempengaruhi konsumen. Meningkatkan kemampuan mempengaruhi dalam bentuk komunikasi sangat diperlukan karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Oleh karena itu diperlukan pelatihan pada karyawan Century Healthcare dalam meningkatkan ketrampilan kemampuan berkomunikasi (Communication skill) pada konsumen.

Kompetensi harus dimiliki setiap karyawan Century Healthcare karena keterkaitan dengan kesehatan pasien dalam bidang kefarmasian, pengetahuan

(8)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 188 sangatlah penting dalam pembuat keputusan terbaik dalam pelayanan pada pasien maupun dalam memberi informasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan Wirawan (2009) dalam Nurbani (2014) menyatakan kinerja merupakan hubungan kausal dengan kompetensi. Kinerja merupakan fungsi dari kompetensi, sikap dan tindakan. Kompetensi mendeskripsikan mengenai karakteristik pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan atau peran tertentu secara efektif.

Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja

Disiplin merupakan suatu sikap taat dan patuh serta tunduk pada aturan yang dilandasi oleh kesadaran diri pribadi tanpa ada paksaan dari luar. Disiplin kerja yang tinggi harus selalu dijaga, bahkan harus ditingkatkan agar lebih baik karena disiplin yang baik, mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Disiplin meliputi kehadiran seperti taat saat masuk kerja dan tingkat kehadiran, tata tertib seperti kepatuhan dalam 3S (Senyum, Salam, Sapa) dalam menyambut pelanggan (Greeting) dan menggunakan make up, prosedur kerja seperti menggunakan seragan sesuai prosedur, menggunakan atribut lengkap dan menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur perusahaan, serta tanggung jawab seperti semangat kerja, ramah terhadap konsumen, memberikan edukasi kepada konsumen.

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa disiplin berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja. Sehingga meskipun disiplin berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap kinerja artinya kinerja karyawan biasa-biasa saja. Disiplin pada prosedur kerja terhadap menggunakan atribut lengkap dan tanda pengenal memberikan skor tertinggi sangat sesuai 63,46%, sesuai 34,62% dan sisanya 1,92% tidak sesuai dengan rata-rata 3,62. Hal dikarenakan dengan menggunakan atribut lengkap seorang karyawan merasa lebih percaya diri dan mempermudah dalam melakukan pekerjaannya.

Disiplin yang mendapatkan skor penilaian terendah dalam Tabel 4.5 yaitu memberikan edukasi kepada konsumen saat konsumen membeli suatu produk dengan skor penilaian 59,61% sesuai, 36,54% sangat sesuai dan sisanya 3,85% tidak sesuai dengan rata-rata 3,33. Penulis mengamati karyawan dalam memberikan penjelasan informasi kepada konsumen terkadang kurang mendetail atau hanya pada saat konsumen bertanya. Selain itu, indikator mengenai tata tertib menggunakan make-up (Grooming) juga mendapat skor terendah yaitu 48,07% sangat sesuai, 42,31% sesuai dan sisanya 9,62% tidak sesuai dengan rata-rata 3,38. Dengan demikian meskipun mendapat skor terendah, hasil penelitian disiplin yang dihasilkan tidak signifikan terhadap kinerja dapat diartikan bahwa kinerja karyawan tetap baik.

Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan Sudrajat (2008) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran, kemauan dan kesediaan kerja orang lain agar dapat taat dan tunduk terhadap semua peraturan dan norma yang berlaku. Kesadaran kerja adalah sikap sukarela dan merupakan panggilan akan tugas dan tanggung jawab bagi seorang karyawan. Karyawan akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan bukan mematuhi tugasnya itu dengan paksaan. Kesediaan kerja adalah suatu sikap perilaku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan tugas pokok sebagai karyawan. Dengan demikian jika karyawan tidak memiliki sikap disiplin yang baik, maka akan berpengaruh pada kinerja yang kurang baik.

(9)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 189 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sehingga semakin terpenuhi motivasi akan semakin meningkatkan kinerja karyawan. Motivasi kerja yang menyenangkan akan membuat karyawan mendapatkan suatu ketenangan dalam bekerja sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kinerja. Motivasi meliputi kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power).

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Adapun Indikator dalam motivasi mendapatkan tanggapan paling tinggi adalah bersedia membantu kesulitan rekan kerja jika ada kesempatan. Motivasi mempunyai skor penilaian tertinggi sesuai 57,69%, sangat sesuai 57,69%, dan sisanya 1,92%. Dimensi kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) yaitu kebutuhan yang akan merangsang gairah bekerja karyawan seperti perasaan dihormati, perasaan diterima orang lain maupun perasaan maju dan tidak gagal merupakan dimensi yang menjadi dominan mempengaruhi kinerja. Hal ini telah sesuai dengan kondisi nyata, dimana setiap karyawan melakukan kerja sebagai team work. Jika ada rekan kerja baru atau kurang paham maka rekan kerja yang lain dengan senang hati akan membantu untuk mengatasi masalah.

Indikator dalam motivasi yang mendapat tanggapan kurang tinggi adalah medapat pujian dari pimpinan atas hasil pekerjaan dengan penilaian 65,38% sesuai, 30,77% tidak sesuai, dan 3,85% sangat sesuai dengan rata-rata 2,73. Kurangnya motivasi berupa pujian menjadi salah satu indikator motivasi yang perlu ditingkatkan. Selain itu, kebutuhan akan kekuasaan (need for power) juga merupakan indikator terendah kedua yaitu memiliki wewenang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan metode sendiri dan mendapat kedudukan yang lebih baik dengan bersaing sehat, masing-masing mempunyai nilai rata-rata 2,79. Penilaian ini dikarenakan karyawan dalam meningkatkan karirnya dalam pekerjaan terlihat kurang, salah satunya kurangnya pujian dari pimpinan atas hasil pekerjaannya. Pekerjaan seorang karyawan cenderung tidak memiliki wewenang dan persaingan tidak sehat terkadang terjadi dalam pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang bijaksana dan perhatian pada karyawan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya.

Hasil penelitian ini telah sesuai dengan teori McClelland dalam Robbins (2006) menyatakan setiap karyawan mempunyai cadangan energi potensial, yang mana apabila energi itu dilepaskan akan mendorong motivasi karyawan dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. Semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan.

Pengaruh Kompetensi, Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Secara Bersama-Sama

Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 27,703 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi, disiplin dan motivasi berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap kinerja. Jika ketiga variabel yaitu kompetensi, disiplin dan motivasi berjalan bersama akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY .

(10)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 190 Karyawan memiliki kompetensi yang tinggi, disiplin yang tinggi dan motivasi yang tinggi akan memberikan pengaruh yang tinggi terhadap kinerja karyawan. Kompetensi, disiplin dan motivasi menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam meningkatkan kinerja kerja, satu sama lain saling memperkuat dan mendukung. Terbukti dinyatakan dengan hasil penelitian dan pengamatan sehari-hari secara langsung oleh peneliti, maka dengan jelas terlihat dengan jelas pengaruh yang signifikan dari karyawan Century Healthcare dapat menghasilkan kinerja yang berkualitas, bahkan kinerja yang melebihi target yang ditentukan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh Michel dalam sedarmayanti (2009) menunjukan bahwa kinerja meliputi lima aspek yaitu kualitas, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan dan komunikasi. Dengan kelima aspek tersebut dapat dijadikan ukuran dalam mengkaji tingkat kinerja seseorang dan untuk mengadakan pengkuran terhadap kinerja. Yang mana ditetapkan “Kinerja = Kemampuan x Motivasi”. Kemampuan terdiri dari potensi (IQ) dan kemampuan nyata (pengetahuan dan keahlian) dapat dikatakan juga kompetensi. Motivasi merupakan sikap mental yang mendorong diri dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Jika salah satu diabaikan atau lemah dalam satu variabel maka yang terjadi akan mempengaruhi kinerja karyawan.

Hasil penelitian dihasilkan dalam persamaan regresi dihasilkan motivasi mempunyai nilai tertinggi dibandingkan kedua variabel yang lain. Hasil perhitungan estimasi regresi diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted R square) sebesar 0,611 artinya 61,1 % perubahan pada kinerja. Koefisien diterminasi sebesar 0,611 atau 61,1%, hal ini menunjukan kontribusi kompetensi, disiplin, dan motivasi kurang kuat terhadap kinerja, karena sisanya masih terdapat 38,9 % yang dapat diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan atau dijelaskan dalam model peneliti seperti kepemimpinan dan l ingkungan kerja.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kompetensi, disiplin, dan motivasi terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi mempunyai pengaruh positif dan signifikasi terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY.

2. Disiplin mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikasi terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY.

3. Motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikasi terhadap kinerja karyawan Century Healthcare Jateng DIY.

4. Kompetensi, Disiplin, dan Motivasi menyatakan ada pengaruh yang secara bersama-sama dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Century Healthcare Jateng DIY.

Saran dan Rekomendasi 1. Motivasi

a. Bagi Pimpinan

(11)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 191 2) Hendaknya memberikan bonus atas hasil kerja karyawan yang memuaskan 3) Hendaknya memberikan kedudukan yang lebih baik dengan bersaingan sehat b. Bagi Karyawan

1) Hendaknya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan metode sendiri

2) Berusaha bekerja dengan baik untuk meraih prestasi yang baik dalam bekerja 2. Kompetensi

a. Bagi Pimpinan

1) Memberikan Training untuk meningkatkan ketrampilan kemampuan berkomunikasi (Communication Skill) pada konsumen.

2) Memberikan Training knowledge fungsi produk OTC, obat farmasi dan beauty care.

b. Bagi Karyawan

1) Hendaknya ketika bekerja lebih teliti dalam melakukan pelayanan dan transaksi.

2) Memahami fungsi produk OTC, obat farmasi dan beauty care. 3) Memiliki sikap dapat dipercaya dalam melayani konsumen 3. Disiplin

a. Bagi Pimpinan

1) Hendaknya selalu mengingatkan kepada karyawan untuk mengedukasikan suatu produk pada konsumen ketika proses pembelian.

2) Melakukan pengecekan rutin seminggu sekali mengenai penggunaan 3S (Senyum, Salam, dan Sapa), grooming, seragam serta atribut maupun pengedukasian kepada pelanggan.

b. Bagi Karyawan

1) Hendaknya karyawan tepat waktu saat hadir bekerja

2) Selalu menggunakan make-up, seragam dan atribut lengkap sesuai dengan aturan perusahan.

3) Selalu mengucapkan 3S (Senyum, Salam dan Sapa) dan memberi edukasi kepada konsumen saat membeli produk.

DAFTAR RUJUKAN

Almustofa, Resa. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Perum Bulog Divisi Regional Jakarta. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Amran. 2009. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo. Jurnal Ichsan Gorontalo. vol. 4, no. 2.

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI. Jakarta. Penerbit PT Rineka Cipta.

Cia. 2015. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields.html. Population. Diakses tanggal 14 Mei 2015 pada pukul 10:20 WIB.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kesepuluh. Klaten. PT. Intan Sejati.

(12)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 192 Gozhali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoko, Hani T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta. BPFE

Harmon. 2009. Pengaruh Kompetensi Individu Front Office Terhadap Kualitas Pelayanan. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.6 No.1.

Hasibuan, Malayu. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Husnawati, Ari. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Dengan Komitmen Dan Kepuasan Kerja Sebagai Intervening Variabel. Tesis. Semarang. Universitas Diponegoro.

Made, I Suarja. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Jabatan Fungsional Kesehatan Di Satuan Kesehatan Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap. Tesis.Universitas Mercubuana.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Mathis, Robert L., dan John H, Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.

Mauri. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Di Inspektorat Kabupaten Boyolali Dengan Disiplin Kerja dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Tesis. Surakarta; STIE AUB Surakarta.

Nugi, Kristina Keran. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja, Kompetensi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di Yayasan Bintang Timur Tangerang. Tesis. Jakarta. Universitas Esa Unggul.

Nurbani, Nurul Rahayu. 2014 Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sman 21 Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Pomalingo et al. 2015. Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal berkala ilmiah efisiensi Vol 15 No 05.

Rampesad, Hubert K. 2006. Pertajam Kompetensi Anda dengan Personal Balance Scorecard. Sinergikan Ambisi Pribadi dengan Ambisi Perusahaan Anda. Jakarta. PPM.

Rivai, H. Veitzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Edisi II, PT. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta.

Robins, Stephen dan Judge Timoty. 2006. Perilaku Organisasi: Organizational Behavior. Jakarta. Salemba Empat.

Ruky. Achmad S., 2006. Sumber Daya Manusia yang Berkualitas mengubah Visi menjadi Realitas. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, PT. Refika Aditama. Bandung.

Siagian, P. Sondang. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model

(13)

Jurnal Visi Manajemen Vol 3 No 1 2018 193 Suhenda, Joni. 2011. Hubungan Antara Konsep Diri dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Pegawai di Istalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Dustira Cimahi. Tesis. Program Magister Manajemen Kesehatan. Setikes IMNI. Jakarta.

Suparno dan sudarwati. 2014. Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawau Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen. Jurnal Paradigma Vol 12 No 1.

Suprapto. 2009. Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Sebagai Moderating Variabel. Jurnal Excellent Vol 1 No 1. Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung. PT. Pustaka Setia.

Umar, Akmal. 2011. Pengaruh Upah, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Industri Manufaktur di Kota Makasar. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol 101 No. 21 Juni 2012

Untari, Siti. 2014. Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal ilmu dan Riset Manajemen Vol 3 No 10.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta. Rajawali Press. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta. Rajawali Press.

Yuarto, Simon. 2014. Pengaruh Disiplin dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Perawat. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat hubungan yang linear antara peningkatan dosis fraksi air ekstrak etanol daun teh hijau [Camellia sinensis (L.) O.K.] dengan peningkatan efek penurunan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kandungan kekeruhan,pH,nitrat,besi,mangan, bakteri E.coli dan Coliform pada air minum isi ulang dibeberapa depot yang

Bersih desa yang ada di Planglor, dusun Tambak Selo ini sangat berbeda yang bersih desa di tempat lain karena bersih desa dibuat permainan yaitu nasi yang dikepal-kepal

Bench Mark di tepi kiri jalan raya Banda Aceh - Malahayati KM 25 dari Banda Aceh, dekat jembatan Krueng Idi, kl. 50 meter dari mesjid

Berdasarkan hasil uji yang terdapat pada diagram rata-rata semakin kecil spindel speed maka nilai kekasaran permukaan benda kerja semakin besar dan semakin

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen 4.6 Mengkonstruksi ceramah tentang permasalahan aktual dengan memerhatikan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah lembar

regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Ada pengaruh yang signifikan antara modal