Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas perkenannya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung. Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Tahun 2018 - 2023 dilaksanakan dalam rangka tindak lanjut penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018 -2023 sebagai bentuk pengoperasionalisasian pencapaian visi dan misi Pemerintah Kota Bandung tahun 2018 – 2023.
Rencana Strategis merupakan komitmen Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana yang digunakan sebagai tolok ukur dan alat bantu bagi perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam kebijakan perencanaan pembangunan Kota Bandung sebagai pedoman dan acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman dalam implementasi perencanaan Kota Bandung.
Rencana Strategis memuat indikator kinerja Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Tahun 2018 - 2023 sebagai komitmen untuk mendukung tercapainya indikator pembangunan yang tertuang dalam Misi RPJMD Kota Bandung Tahun 2018 - 2023. Dengan terbitnya Rencana Strategis Dinas
9
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung ini, diharapkan menjadi acuan bagi para ASN Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana dan seluruh stakeholders untuk mampu memberikan inspirasi positif dalam menghadapi dinamika pembangunan Kota Bandung.
Bandung, Agustus 2019
3
KEPALA DINAS KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANAKOTA BANDUNG,
H. DADANG IRIANA, SH.,M.Si
Pembina Utama Muda. IV/c
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Landasan Hukum ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 5
1.3.1 Maksud Penyusunan Renstra ... 5
1.3.2 tujuan Penyusunan Renstra ... 5
1.4 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA KOTA BANDUNG ... 8
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung ... 10
2.2 Sumber Daya Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung. ... 14
2.2.1.Sumber daya Aparatur ... 14
2.2.2. Sarana dan Prasarana ... 15
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung... 17
2.3.1. Persentase kelurahan siaga kebakaran dan bencana lainnya. .... 19
2.3.2. Tingkat waktu tanggap (response time rate) ... 21
2.3.3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ... 21
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD ... 24
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA KOTA BANDUNG ... 30
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah ... 30
3.1.1. Pelayanan Pencegahan... 31
3.1.2. Pelayanan Penanggulangan Bencana ... 32
3.1.3. Pelayanan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan. ... 33
3.1.5. Pelayanan Kesekretariatan... 36
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah Terpilih ... 39
3.3. Telaahan Rencana Strategis K/L dan Rencana Strategis Provinsi... 42
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 43
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ... 45
3.5.1. Pertimbangan Penentuan Isu Strategis ... 45
3.5.2. Isu-Isu Strategis ... 49
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ... 51
4.1 Visi dan Misi Kota Bandung ... 51
4.1.1. Visi Kota Bandung: ... 51
4.1.2. Misi Kota Bandung : ... 53
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung ... 54
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 57
BAB VI RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ... 78
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ... 87
BAB VIII PENUTUP ... 88
8.1. Kesimpulan ... 88
8.2. Kaidah Transisi ... 89
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, kabupaten/kota dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah tersebut, disusun secara berjangka meliputi: (i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahunan, (ii) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahunan, dan (iii) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahunan.
Dengan terpilihnya Wali Kota Bandung dan Wakil Wali Kota Bandung
masa bakti periode 2018-2023 yang dilantik pada tanggal 20
September 2018, maka melekat kewajiban untuk menyusun RPJMD
Kota Bandung Tahun 2018-2023 sebagai pedoman perencanaan
pembangunan selama 5 (lima) tahun serta perwujudan amanat
regulasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan
pembangunan nasional.
Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Kota Bandung yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Dinas
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung adalah
dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat
tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka
RENSTRA
PENDAHULUAN
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan
Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap
Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman kepada RPJMD dan
bersifat indikatif.
Dalam rangka penyusunan Renstra Dinas Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung melakukan koordinasi,
sinergi dan harmonisasi dengan BAPPELITBANG Kota Bandung dan
pemangku kepentingan. Selain itu Proses Penyusunan rancangan
awal Renstra dilakukan bersamaan dengan penyusunan rancangan
awal RPJMD.
Fungsi Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana Kota Bandung dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah, berfungsi sebagai salah satu sarana untuk perwujudan good
governance di samping juga untuk perbaikan manajemen. Untuk itu
diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan akuntabilitas instansi;
2. Umpan balik peningkatan kinerja instansi pemerintah;
3. Meningkatkan perencanaan di segala bidang, baik perencanaan
program/kegiatan maupun perencanaan penggunaan sumber
daya organisasi instansi;
4. Meningkatkan kredibilitas instansi di mata instansi yang lebih
tinggi dan
5. akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
instansi;
6. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab instansi;
7. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan secara baik,
transparan,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan
kepada
masyarakat (akuntabel);
Proses Penyusunan Renstra Dinas Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana Kota Bandung adalah dengan memperhatikan Renstra
kementerian/lembaga dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah
dilakukan dengan menyelaraskan pencapaian sasaran, program, dan
kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis
kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.
Proses Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung, merupakan suatu proses
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu
satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Penyusunan
Rencana Strategis mendorong untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas program serta agar mampu eksis dan unggul serta
melakukan perubahan ke arah perbaikan dengan tahapan yang
konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil.
Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Kota Bandung secara berjenjang saling terkait dengan perencanaan
lainnya yang merupakan suatu system yang saling mendukung.
Untuk itu dalam penyusunannya berpedoman pada rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota
Bandung yang memuat rencana pembangunan per lima tahunan
danrencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Pemerintah Kota Bandung tahun 2005–2025 yang memuat
pengembangan 20 tahun kedepan. Selain itu dalam melaksanakan
tugas desentralisasi dan pemeliharaan hubungan yangserasi antara
pemerintah pusat dan antar daerah dalam kerangka keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, penyusunan Rencana Strategis
Pembangunan Kota Bandung memuat penjabaran Rencana Strategis
Provinsi dan Nasional, berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
serta
dengan
memperhatikan
tantangan
perkembangan
pembangunan nasional, regional maupun global.
1.2. Landasan Hukum
Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Kota Bandung disusun dengan berpedoman pada landasan hukum,
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan dan Gedung (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438;
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723; 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2005, Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, Tentang Bangunan Gedung;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1321);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota:
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Kebakaran Daerah Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005–2025; 15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 18 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031;
16. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2016 Nomor 08);
17. Peraturan Walikota Bandung Nomor 1400 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penyusunan Renstra
Penyusunan
Rencana
Strategis
Dinas
Kebakaran
dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung, untuk mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel
dalam menyelenggarakan pembangunan Dinas Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung dengan konsekuen dan
konsisten sesuai dengan tugas dan fungsinya serta peran yang
diemban.
1.3.2 tujuan Penyusunan Renstra
penyusunan
Rencana
Strategis
Dinas
Kebakaran
dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung, bertujuan untuk lebih
memantapkan terselanggaranya kegiatan fungsi serta tugas pokok
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung dalam
kerangka mendukung suksesnya pencapaian sasaran pembangunan
daerah Kota Bandung yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung
Tahun 2018 – 2023, antara lain :
1. Memberikan arah pedoman dan kebijakan bagi seluruh personil
dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas di
bidang perencanaan pembangunan, sehingga tujuan program
dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
2018 - 2023 dapat terealisasi.
2. Menjadikan pedoman arah kebijakan dalam menetapkan
anggaran untuk tahun selanjutnya dalam menyusun APBD Kota
Bandung.
3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta melaksanakan
koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi
dan monitoring kegiatan baik secara internal maupun eksternal.
4. Memberikan
informasi
kepada
pemangku
kepentingan
(stakeholder) tentang rencana pembangunan tahunan.
5. Memberikan kerangka dasar dalam upaya peningkatan kualitas
perencanaan pembangunan, serta sumber daya aparat petugas
pemadam kebakaran.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika naskah Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung 2018 - 2023 disusun,
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang, Landasan Hukum, maksud
dan tujuan penyusunan, hubungan Rencana Strategis Dinas
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung
dengan dokumen Perencanaan lainnya serta sistematika
penulisan
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD
Bab ini memuat tugas, fungsi, dan struktur organisasi,
sumber daya OPD, Kinerja Pelayanan OPD, tantangan dan
peluang pengembangan pelayanan OPD.
Bab III Isu – isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan OPD, telaahan visi, misi dan
program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih,
telaahan Rencana Strategis K/L dan Rencana Strategis,
telaahan Rencana Strategis Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, penentuan isu-isu strategis.
Bab IV Tujuan dan Sasaran
Bab ini memuat tujuan dan sasaran jangka menengah OPD
Bab V
Strategis dan Kebijakan
Bab ini mengemukakan rumusan pernyataan Strategi dan
Arah kebijakan Dinas Kebakaran dan penanggulangan
Bencana untuk periode 2018-2023.
Bab VI Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan
Bab ini memuat penjelasan tentang RencanaProgram dan
Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif.
Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan Kententraman
dan Keteriban umum.
Pada Bab ini dijelaskan tentang Indikator Kinerja Dinas
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung
yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan
dicapai Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Kota Bandung dalam Lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung Pencapaian tujuan dan sasarn
RPJMD 2018-2023.
Bab VIII Penutup
Kota Bandung dengan luas wilayah 16.729,50 Ha (167,67 Km2) terdiri dari 30 Kecamatan dan 151 Kelurahan, berpenduduk sebanyak ± 2,4 Juta jiwa dan kepadatan penduduknya per hektar sebanyak 155 Jiwa. Pembangunan Kota Bandung berimplikasi meningkatnya pertumbuhan Bangunan tinggi dan cenderung semakin bertambah penduduknya serta padat pemukiman. Kondisi ini, pada beberapa wilayah pemukiman padat merupakan daerah berpontensi rawan kebakaran. Rata-rata kejadian kebakaran di Kota Bandung terhitung tahun 2010 – 2018 bulan November sebanyak 155 kali kejadian per tahun dan taksiran kerugian per tahun Rp. 48.496.305.000,-. Meningkatnya peristiwa /intensitas kebakaran dan bencana di Indonesia merupakan tantangan bagi peningkatan peran pemadam kebakaran Indonesia dalam proses pembangunan untuk melindungi segenap warganya, lingkungan dan hasil-hasil pembangunan dari bahaya kebakaran dan bencana.
Berpedoman pada hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum RI tentang Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran (RISPK) Kota Bandung Tahun 2010, menjelaskan bahwa penanggulangan kebakaran dan bencana Wilayah Kota Bandung dibagi dalam Wilayah Managemen Kebakaran (WMK) terbagi dalam 5 cakupan wilayah. Ratio optimal WMK dimaksudkan untuk memenuhi tujuan proteksi kebakaran yakni untuk keselamatan jiwa (life safety) dan perlindungan harta benda (proferty safety).
Selain itu Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif dan berada di antara 3 (tiga) daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah tersebut berada di sepanjang sesar-sesar aktif, sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi gempa tektonik. Selain itu, Kota Bandung memiliki jumlah penduduk dan kepadatan yang cukup serta kerapatan bangunan yang cukup tinggi pula sehingga berisiko tinggi pada berbagai bencana yang terjadi
.
RENSTRA
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KEBAKARAN DAN
PENANGGULANGAN BENCANA
KOTA BANDUNG
Ancaman bencana geologis bagi Kota Bandung sangat besar karena dikelilingi patahan (sesar/fault) dari 3 (tiga) penjuru, setiap sesar menyimpan potensi kegempaan. Di utara Sesar Lembang, di barat patahan Cimandiri, dan di selatan patahan dengan jalur Baleendah dan Ciparay hingga Tanjung Sari. Selain itu, dasar Cekungan Bandung memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi sehingga akan memberikan efek yang lebih besar apabila terkena rambat gelombang gempa. Sedimentasi tertinggi terdapat di Kawasan Cibiru, Gedebage, Soekarno-Hatta, dan Tol Purbaleunyi. Beberapa wilayah rawan bencana di Kota Bandung yang terindentifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Daerah rawan banjir, diantaranya: di utara jalan tol Purbaleunyi dan 68 (enam puluh delapan) lokasi; terutama daerah-daerah yang dilewati oleh 5 (lima) aliran sungai, yaitu aliran Sungai Cipaku, Cikapundung, Cibeunying, Cipamokolan, dan Cipadung.
2. Daerah rawan bencana gempa bumi, diantaranya: Bandung Kulon, Bandung Wetan, Batununggal, Bojongloa Kaler, Cicendo, Cinambo, Coblong, Kiaracondong, Lengkong, Regol, Sukajadi, Sukasari dan Sumur Bandung.
3. Daerah rawan longsor, diantaranya: Cibiru, Mandalajati, Ujungberung, Cibeunying Kaler, Cidadap, dan Coblong.
4. Daerah rawan kebakaran di permukiman padat, diantaranya: Kecamatan Babakan Ciparay dan Cicendo merupakan kecamatan dengan jumlah kejadian yang terbanyak, kemudian disusul Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kidul, Bandung Wetan, Sukajadi, Bandung Kulon, Batununggal, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, dan Cibiru. 5. Daerah rawan bencana letusan gunung berapi, diantaranya: Kecamatan
Sukasari, Sukajadi, Cidadap, Coblong, dan Cibeunying Kaler.
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas Urusan pemerintahan Wajib berkaitan dengan Pelayanan Dasar di bidang Ketentraman dan ketertiban umum serta Perlindungan Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pertama, berperan dalam pemadaman dan penyelamatan dari peristiwa kebakaran. Amanat peran tersebut tertuang dalam peraturan perundang-undangan, yaitu :
(i) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
(ii) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;
(iii) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung; (iv) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1400 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung.
Kedua, berperan menanggulangi Bencana lainnya dan mensinergikan kegiatan di tingkat daerah untuk mengarahkan pelaksanaan penanggulangan bencana oleh pemerintah daerah sehingga terjalin saling memperkuat dan mempercepat dalam pencapaian target yang diinginkan. Amanat ini tertuang dalam dalam peraturan perundang-undangan:
(i) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
(ii) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
(iii) Peraturan Walikota Bandung, Nomor : 626 Tahun 2017 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kota Bandung.
Dalam pelaksanaannya, DKPB Kota Bandung berkewajiban untuk menyiapkan konsep kebijakan pemerintah berupa perencanaan pembangunan jangka panjang (20 tahunan), rencana pembangunan jangka menengah (5 tahunan), dan rencana pembangunan jangka pendek (1 tahunan). Selanjutnya, dokumen-dokumen perencanaan pembangunan yang dihasilkan menjadi acuan dan pedoman bagi seluruh jajaran struktural dalam menyusun rencana kerja masing-masing dan sebagai dasar tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung
Peraturan Walikota Bandung Nomor 1400 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung,
memiliki Tugas Pokok : bertanggung jawab kepada Walikota Bandung
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah di bidang kebakaran dan penanggulangan bencana.
Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut mempunyai
fungsi :
a. Perumusan Kebijakan Lingkup Kebakaran Dan Penanggulangan
Bencana;
b. Pelaksanaan Kebijakan Sesuai Dengan Lingkup Kebakaran Dan
Penanggulangan Bencana;
c. Pelaksanaan Evaluasi Dan Pelaporan Lingkup Kebakaran Dan
Penanggulangan Bencana;
d. Pelaksanaan
Administrasi
Lingkup
Kebakaran
Dan
Penanggulangan Bencana; Dan
e. Pelaksanaan Fungsi Lain Yang Diberikan Oleh Pimpinan Terkait
Dengan Tugas Dan Fungsinya.
Pelaksanaan
tugas
dan
kewajiban
Dinas
Kebakaran
dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung dipimpin oleh Kepala Dinas,
dengan Susunan Organisasi Dinas sebagai berikut:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Program, Data dan Informasi.
3. Bidang Pencegahan Kebakaran, membawahkan:
a. Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pelatihan;
b. Seksi Bina Partisipasi Masyarakat; dan
c. Seksi Pemeriksaan dan Pengawasan Alat Proteksi Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana.
4. Bidang Kesiapsiagaan, Operasi Pemadaman dan Penyelamatan,
membawahkan:
a. Seksi Rencana Operasi;
b. Seksi Operasi Pemadaman; dan
c. Seksi Operasi Penyelamatan.
5. Bidang Penanggulangan Bencana, membawahkan:
a. Seksi Pencegahan dan Mitigasi Bencana;
b. Seksi Tanggap Darurat Bencana; dan
c. Seksi Kerjasama Kebencanaan.
6. Bidang Sarana dan Prasarana, membawahkan:
a. Seksi Pengadaan Sarana Prasarana;
b. Seksi Pemeliharaan Sarana Prasarana; dan
c. Seksi Rehabilitasi Sarana Prasarana dan Logistik.
7. UPT;
8.
Jabatan Pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional
.STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi berpedoman pada Peraturan Daerah Kota
Bandung No. 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan
Perangkat Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Bandung
Nomor 1400 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebakaran Dan
Penanggulangan Bencana Kota Bandung
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KENAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
KOTA BANDUNG
KEPALA DINAS H.E.A. FERDI LIGASWARA, SH., MH.
196002231987031003
SEKRETARIAT Drs. H. ROCHMAT HIDAYAT, M.Si
196211151985031016
SUB. BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN YANI HERLIYANTINI, S.Sos., MM
196206041987022002
SUB. BAGIAN KEUANGAN RINI DEWI AFRIANI, S.Pd 196302011984012001
SUB. BAGIAN PROGRAM, DATA & INFORMASI Drs. LUD BUGIARTOMO, MM
196208081988031014
BIDANG PENCEGAHAN KEBAKARAN Drs. MUNTASIR UMAR, M.Ap
196008191991031002
BIDANG KESIAPSIAGAAN , OPERASI PEMADAMAN & PENYELAMATAN KURNIA SAPUTRA, S.Sos., M.Si
196210281986031009
BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA Ir. SIHAR PANDAPOTAN SITINJAK
196203271993031005
BIDANG SARANA DAN PRASARANA ADRIANI HERIATY SINAGA, SH., MH
196108231989032004
SEKSI PENYULUHAN, PEMBINAAN DAN PELATIHAN WAWAN SUNGKAWA, S.Pd
196002161984031005 SEKSI BINA PARTISIPASI MASYARAKAT
CECEP RUSTIANA, S.Hut 197601282000031001
SEKSI PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN ALAT PROTEKSI
KEBAKARAN
SEKSI RENCANA OPERASI ANTON HADIANTONO, ST., MT
196604081997031007
SEKSI OPERASI PEMADAMAN ASEP RAHMAT, S.Pd 197011112008011005
SEKSI OPERASI PENYELAMATAN ELAN SUPARNO, S.IP., M.Si
196506152007011015
SEKSI PENCEGAHAN & MITIGASI BENCANA BAMBANG KENCAKA, SH
196206051983121002
SEKSI TANGGAP DARURAT BENCANA ROBY DARWAN, SE., MM
197705192010011001
SEKSI KERJASAMA KEBENCANAAN IMMANUEL SITUMORANG, SE.MM
198106062006041001
SEKSI PENGADAAN SARANA PRASARANA HERDIANA, S.IP 196906121993031010 SEKSI PEMELIHARAAN SARANA
PRASARANA SUSI ERNAWATI, S.Sos 1962072819810120012 SEKSI REHABILITASI SARANA PRASARANA DAN LOGISTIK RIDWAN HARDIANTO, S.IP 197205092008011004 KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA (SOTK) PADA DINAS KEBAKARAN DAN
PENANGGULANGAN BENCANA KOTA BANDUNG
UPT. Wil. Bandung Utara ASEP SUDRAJAT, S.IP 196903291999011001 Subag TU UPT. Wil. Bandung Utara
DARYONO, SE 197105172007011004
UPT. Wil. Bandung Barat DADANG KOSASIH, SE 196408032007011002 Subag TU UPT. Wil. Bandung Barat
ADE HIDAYAT MUSTOPA, SE 197411012007011004 UPT. Wil. Bandung Timur
MAS YUSUF HIDAYAT, S.Sos., M.Si 197105261997031004 Subag TU UPT. Wil. Bandung Timur
DIDIN SAHIDIN, S.Sos 19680191990041005
UPT. Wil. Bandung Selatan ROKAJAT 196005151986031014 Subag TU UPT. Wil. Bandung Selatan
ASEP MULYONO, SE 197403152007011012
2.2 Sumber Daya Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Kota Bandung.
2.2.1.Sumber daya Aparatur
Tabel 2.1.1 Tingkat Pendidikan
No TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI
1 Doktor (S3) -
2 Pasca Sarjana (S2) 19 orang
3 Sarjana (S1) 46 orang
4 Diploma (DI/DII/DIV) 2 orang
5 SLTA 81 orang
6 SLTP 10 orang
7 SD 5 orang
Jumlah 163 orang
Sumber:Subag Umum dan Kepegawaian DKPB,2019
Tabel.2.1.2
Pegawai Yang Telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan
No PELATIHAN PENJENJANGAN JUMLAH PEGAWAI
1 DIKLATPIM Tk. II 2 orang
2 DIKLATPIM Tk. III 3 orang
3 DIKLATPIM Tk. IV 18 orang
Jumlah 23 orang
Sumber:Subag Umum dan Kepegawaian, 2019
Tabel 2.1.3
Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Golongan
No GOLONGAN JUMLAH 1 IV 8 orang 2 III 57 orang 3 II 90 orang 4 I 8orang Jumlah 163 orang
Tabel 2.1.4
Jumlah Pegawai Yang Menduduki Eselon dan
Jabatan Fungsional Umum
No JABATAN JUMLAH
1 Eselon II b (Kepala Dinas) 1 orang
2 Eselon III a (Sekretaris) 1 orang
3 Eselon III b(Kepala Bidang) 3 orang
4 Eselon IV a (Kasubag/Kasi/Ka. UPT) 17 orang
5 Eselon IV b (Kasubag TU. UPT) 4 orang
6 Jabatan Fungsional Umum 97 orang
Jumlah 163 orang
Sumber:Subag Umum dan Kepegawaian, 2019
2.2.2. Sarana dan Prasarana
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan bencana Kota Bandung,
memiliki prasarana gedung, sebagai berikut :
1. Gedung Kantor Pusat, Jl Sukabumi No 17 Bandung.
2. Gedung UPT DKPB Wil Timur, Jl. Arya Utama Bandung.
3. Gedung UPT DKPB Wil Selatan, Jl. Caringin Bandung.
4. Gedung UPT DKPB Wil Utara, Jl. Sindang Sirna No. 40 Sukasari
Bandung
Tabel 2.2.1
Sarana Unit Mobil Operasional
NO KENDARAAN 2012 2013 2014 2015 2016 2017 KETERANGAN
A PEMADAMAN
1 MOBIL
PANCAR/Pompa 13 14 16 16 18 19 - 7 UNIT KENDARAAN TUA (1981-1983)
- 5 UNIT PROSES PENGHAPUSAN/LELANG 2 MOBIL QUICK RESPONSE UNIT POMPA 1 1 1 1 1 1 3 MOBIL QUICK RESPONSE UNIT PERALATAN 1 1 1 1 1 1 4 MOBIL TANGKI 1 1 2 2 2 2 J U M L A H A 16 17 20 20 22 23 B RESCUE 5 MOBIL RESCUE 2 2 2 2 2 2 6 MOBIL UNIT TANGGA 2 2 2 2 2 2 7 MOBIL SNORKLE 1 1 1 1 1 1 8 MOBIL M V U 1 1 1 1 1 1 9 MOBIL CRANE 1 1 1 J U M L A H B 6 6 6 7 7 7 C PENCEGAHAN 10 MOBIL BINLUH 1 1 1 1 1 1 J U M L A H C 1 1 1 1 1 1 D PENDUKUNG 11 MOBIL KOMANDO 2 2 4 5 6 9 12 MOBIL ANGKUTAN PERSONIL 1 1 1 1 13 MOBIL OPERSIONAL (Pick Up T120) 1 1 1 J U M L A H D 2 2 5 7 8 11 JUMLAH TOTAL 25 26 32 35 38 42 Sumber :DKPB, 2017
Tabel 2.2.2
Sarana Pemadaman Kebakaran
NO NAMA BARANG Volume JUMLAH Satuan
I Alat Pendukung Pemadaman Kebakaran
614 Buah - Alat Pemadam Besar (APAB)
- Breathing Apparatus - Fire Jacket Nomax - Selang Hisap - Selang Pemancar - Two Way Connection - Variable Water Canon
NO NAMA BARANG Volume JUMLAH Satuan - Sepatu Khusus Pemadaman
- Head Lamp
- Alat Pelindung Diri (APD)
II Alat Pemadam Kebakaran Lain 795 Buah
- Alat Pengukur Tekanan Air - Impeler Pump
- Alat Fogging - Alat Bantu Rescue - Baju Tahan Api
- Tabung APAR Jenis Powder
Sumber:Subag Umum dan Kepegawaian, 2017
Tabel 2.2.3
Alat Olah Raga
NO
NAMA BARANG
Volume Satuan
JUMLAH
1 Alat Fitness
2 Unit
2 Meja Tennis
5 Set
3 Peralatan Volley
1 Set
Sumber:Subag Umum dan Kepegawaian, 2019.
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana Kota Bandung.
Tingkat capaian kinerja OPD berdasarkan sasaran/target Rencana Strategis OPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan OPD dan/atau indikator lainnya seperti SDG’s atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah di jabarkan dalam tabel 2.3
Dapat kami jelaskan evaluasi capaian kinerja SKPD tahun 2013 – 2018 mengalami revisi, sebelum revisi capaian kinerja sebanyak 3 (tiga) indikator, hal ini belum mewakili hasil kinerja Bidang Tugas Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung sebagaimana Tupoksi yaitu pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, Penanggulangan Bencana, sarana prasarana dan kesekretariatan untuk itu dilakukan revisi capaian kinerja menjadi sebanyak 5 (lima) indikator, yang mewakili bidang pelayanan yang ada, adapun hasil revisi sebagai berikut:
Pencapaian Kinerja Pelayanan
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung
2013 - 2018
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Target IKK Target Indi kator Lain nyaTarget Renstra Perangkat Daerah
Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1. Persentase kelurahan siaga kebakaran dan bencana lainnya % 10 16.56 19.87 23.18 30.46 9.93 17.88 20,52 23,18 30.46 99,3 108 103, 27 100 100 2. Tingkat waktu tanggap (response time rate) Menit 20 15 15 15 15 15.26 14.20 14,70 12.26 13.05 76,3 94,7 102,04 122,34 114,9 3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Angka - 65 70 75 81.26 59.10 66.13 72,86 75.09 81.28 - 101,7 104,08 100,1 100,02 4. Nilai evaluasi AKIP Angka 60 65.1 70 75.1 77 59.10 60.30 - - - 98,5 92,6 - - - 5. Prosentase penurunan temuan BPK/Inspektorat % ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. - - - -
Berdasarkan penyajian Tabel TC.2.3, dapat gambarkan potensi pelayanan OPD ditinjau dari kinerja pelayanan periode sebelumnya sesuai dengan penetapan IKU Review, sebagai berikut :
2.3.1. Persentase kelurahan siaga kebakaran dan bencana lainnya.
Kelurahan Siaga merupakan salah satu parameter dalam Standar Pelayanan sub urusan kebakaran dan sub urusan bencana. Target yang harus dicapai pada tahun 2018 adalah 100 % atau 151 kelurahan di Kota Bandung. Parameter ini di tetapkan mulai tahun 2016 hasil review dengan Kemenpan-RB RI.
Faktor pertimbangan jumlah target, bahwa parameter ini merupakan parameter baru dan untuk mencapai target tersebut dilaksanakan secara bertahap pada masyarakat, karena :
1.
setiap kelurahan sudah memiliki Satwankar, gober dan Siskamling.2.
memerlukan swadaya dan partisipasi masyarakat untuk memenuhi fasilitas teknis operasional.Dalam rangka peningkatan kualitas Kelurahan Siaga, dilaksanakan sosialisasi dan evaluasi guna mengakselerasi pencapaian target Kelurahan Siaga pada tahun 2018, yang bertujuan memotivasi
masyarakat untuk
mau
berubah dan sadar melakukan aksi penanggulangan dini terhadap lingkungan dari bahaya kebakaran dan bencana.Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan Dapat dijelaskan bahwa peran serta masyarakat diberikan wadah sebagai Satuan Relawan Kebakaran (Satwankar).
Satwankar merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam rangka mengatasi ancaman bahaya kebakaran dan bagian dari pelayanan pemadaman kebakaran pada lingkungan padat hunian, rumah susun dan pasar.
Fungsi utama Satwankar adalah memberikan informasi kejadian kebakaran kepada Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana serta melakukan pemadaman dini sebelum petugas datang ke tempat terjadinya kebakaran. Satwankar juga dibentuk dari masyarakat profesi dan forum komunikasi. Masyarakat profesi terdiri dari orang perorangan dan atau badan yang mempunyai profesi terkait dengan disiplin pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Sedangkan Forum Komunikasi merupakan gabungan dari
asosiasi profesi dan tokoh masyarakat. Masing-masing mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal upaya untuk membantu Dinas Kebakaran. Tindakan konkrit Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana yaitu Pembinaan, menyebarkan brosur dan menyampaikan surat edaran pada OPD kewilayahan, Satwankar, Masyarakat Profesi dan Forum komunikasi pada saat terjadi kebakaran, untuk :
1. Melaporkan kejadian kebakaran dengan cepat tanpa menunggu api besar dan tak terkendali. Pelayanan kebakaran tidak dipungut biaya; 2. Bantuan mamadamkan api pada tahap awal, karena bila upaya ini gagal
api dapat membesar;
3. Bantuan kelancaran jalan dengan cara : menepi dan memberi kelancaran akselerasi mobil PMK, membuka portal/penghalang jalan bagi unit mobil PMK dan membantu meletakkan barang-barang yang akan evakuasi;
4. Bantuan informasi mengenai obyek yang terbakar, asal api, adanya orang yang terperangkap api dan macam-macam benda yang terbakar; 5. Bantuan memutuskan aliran listrik bersama-sama petugas PLN bila
kebakaran membesar.
Kelurahan siaga sesuai target tahun 2018, diukur dengan komponen keberadaan fasilitas dan program kerja terhadap 151 Kelurahan, sebagai berIkut :
NO KOMPONEN ADA NILAI TIDAK ADA KETERANGAN
1 Struktur Organisasi 100 0 Baik
2 APAR 45 0 Kurang
3 APAB 13.89 86.11 Kurang
4 Pelatihan 75 0 Baik
5 Piket siaga/ Pos
Siskamling
100 0 Baik
Berdasarkan hasil pengukuran dengan cara check list komponen kelengkapan Kelurahan siaga yang sudah terbentuk menunjukan bahwa rata-rata komponen; organisasi, SDM, pelaksanaan tugas pos mendapat nilai baik sedangkan komponen fasilitas rata-rata yang telah memiliki fasilitas alat sederhana proteksi penanggulangan kebakaran dan bencana masih kurang. Aktivitas organisasi telah melaksanakan piket siaga dipadukan dengan tugas siskamling secara bergantian sesuai dengan jadwal. Secara kumulatif kelurahan siaga mulai periode tahun 2013 – 2018 telah terbentuk sebanyak 151 Kelurahan atau sebesar 100 %.
2.3.2. Tingkat waktu tanggap (response time rate)
Indikator respon waktu tanggap dikenal dengan Response Time Rate adalah total waktu yang dihitung dari saat berita kebakaran dan bencana diterima, pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran dan bencana ke lokasi kejadian sampai dengan kondisi siap untuk melaksanakan operasi penanggulangan (biasa ditandai dengan keluarnya air / penyemprotan air pertama dan penyelamatan). Indiaktor ini termasuk dalam indikator SPM. Target Tingkat waktu tanggap (response time rate) yang harus dicapai tahun 2017 sebesar ≤ 15 menit. Realisasi capaian pada tahun 2018 over target sebesar rata-rata per tahun sebesar 12,26 menit atau 122.28 %.
Factor penunjang yang terkait dengan capaian target Response time, diukur dengan membandingkan komponen penunjang antara tahun 2016 dan 2017, sebagi berikut :
NO KOMPONEN 2016 2018
1 Emergency call manual aplikasi
2 Jumlah UPT 2 4
3 Jumlah Pasukan 103 323
2.3.3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah Data Informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan public dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
Kegiatan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung sehingga merupakan gambaran tentang kinerja pelayanan serta untuk mengetahui perbandingan antara harapan dan kebutuhan masyarakat dalam memperoleh pelayanan.
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) berdasarkan keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara nomor kep/25/m.pan/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat, dan dalam pelaksanaannya kerjasama dengan tenaga ahli dalam bidangnya. Hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat pada tahu 2019 Triwulan I secara umum dikategorikan baik dengan nilan IKM 81,30 dan masuk mutu pelayanan B.
Adapun rincian 4 aspek yang dinilai sebagai berikut :
a. Aspek evakuasi kebakaran masuk dalam kategori BAIK yaitu dengan nilai IKM sebesar 81,31
b. Aspek penyelamatan masuk kategori BAIK yatu dengan nilai IKM sebesar 81,31
c. Aspek penanggulangan bencana masuk dalam kategori BAIK, yaitu dengan nilai IKM sebesar 81,31
d. Aspen Pelayanan masuk dalam kategori BAIK, yaitu dengan nilai IKM sebesar 81,28
e. Aspek penyuluhan masuk dalam kategori BAIK, yaitu dengan nilai IKM sebesar 81,28
Tabel TC.24
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung 2014-2018
Uraian Anggaran pada tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2,035,313,800 2.128.041.332 3.136.218.874 4.279.463.688 3.900.293.589 2,035,623,216 2,039,039,386 2.783.301.881 3.663.646.931 3.535.381.560 1.000 0.958 0.887471 0.856 0.906 3.004.749.191 2.811.398.594 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2,864,286,000 3.087.619.470 2.575.202.046 269.031.286 2.912.337.947 1,916,789,390 3,060,683,420 2.210.151.141 269.031.286 738.072.830 0.669 0.991 0.858244 1 0.253 3.546.174.199 1.638.945.613 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 880,550,000 969.260.000 992.650.000 932.299.800 929.500.000 673,929,850 959,730,000 916.462.000 932.299.800 915.321.000 0.765 0.990 0.923248 1 0.984 1.005.212.510 879.548.530 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 464,100,000 259.120.000 254.720.000 - 3.463.656.000 253,282,000 243,148,750 231.162.290 - 3.433.825.000 0.545 0.938 0.907515 - - 1.250.481.750 1.040.354.510 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 61,308,700 19.800.000 21.800.000 - - 21,692,413 19,002,100 15.038.700 - - 0.353 0.959 0.689849 - - 67.643.932 18.577.738 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban bencana Alam NA NA NA 235.880.000 1.659.205.625 NA NA NA 187.135.000 1.491.720.250 NA NA NA 0.793 0.899 973.594.475 839.427.625 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran 14,754,441,500 11.901.482.754 20.057.461.991 15.848.181.009 9.199.289.279 14,314,218,531 11,790,679,893 18.609.477.263 15.848.181.009 8.659.503.365 0.970 0.990 0.927808 1 0.941 15.398.703.213 13.844.412.012
Berdasarkan penyajian Tabel TC.24 dapat digambarkan potensi pelayanan SKPD ditinjau dari kinerja pelayanan periode sebelumnya. sebagai berikut :
1. untuk Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur untuk tahun Anggaran 2018 rasio antara Realisasi Anggaran dan Pagu Anggaran terdapat rasio 0.253. Anggaran tersebut diproyeksikan untuk Rehabilitasi sedang/berat Gedung Kantor, tetapi bertepatan juga dengan penggunaan Sistem Informasi Perencanaan Anggaran (SIRA), sehingga untuk proses memasukan rincian belanja kegiatan belum familiar, seperti untuk proses pekerjaan Konstruksi kegiatan Rehabilitasi sedang/berat Gedung Kantor tidak dapat menemukan rincian Belanja untuk pengadaan Jasa Konsultan untuk kegiatan yang dimaksud yang pada akhirnya proses pelaksanaan kegiatan tidak dapat direalisasikan.
2. Untuk Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan rasio antara Realisasi Anggaran dan Pagu Anggaran terdapat rasio 0.353 untuk tahun anggaran 2014 tersebut diproyeksikan untuk membayar honorarium tenaga penyusun laporan program dan keuangan. Tetapi karena pembayaran honorarium tersebut duplikasi dengan tugas pokok dan fungsi, maka anggaran dalam kegiatan tersebut dikurangi sebagai bentuk efisiensi dan menghindari temuan.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD
Secara sistematis dan berjenjang Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, terkait pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 Provinsi Jawa Barat, yang tertuang pada :
Misi-3 yaitu : “Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah “
dengan Sasaran “Transportasi juara, logistic juara, gerbang desa juara,
kota juara, pantura juara, Pansela juara dan energi juara”.
Disamping itu Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung penyusunannya berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011–2031, sebagaimana diamanatkan pada :
1.
Paragraf 1, Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang, Pasal 12, Strategi untuk peningkatkan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional dilakukan melalui strategi: “mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana pemadam kebakaran”. 2. Paragraf 8 Perwujudan Ruang Evakuasi Bencana Pasal 87 huruf c,Perwujudan ruang evakuasi bencana yaitu : “menentukan jalur-jalur evakuasi bencana yang mudah diakses oleh kendaraan evakuasi yaitu
ambulance, mobil pemadam kebakaran”
3. Pasal 48, ayat (2) Rencana penanganan rawan bencana kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. pengembangan sistem proteksi kebakaran pada bangunan; dan b. peningkatan cakupan pelayanan penangulangan bencana
kebakaran.
Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung juga memperhatikan terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Bandung 2018-2023, yaitu :
Pada Bab 6 Rekomendasi pada poin 6.2. Percepatan Pencapaian TPB dengan Upaya Tambahan, bahwa Untuk mempercepat pencapaian TPB maka diperlukan Upaya Tambahan. Saat ini, indikator TPB yang telah dicapai baru 45 indikator atau 21% dari total 214 indikator yang menjadi kewenangan Kota Bandung. Perlu Upaya Tambahan untuk mempercepat pencapaian 79% indikator TPB yang belum tercapai, Dijelaskan pada Issue strategis 1.5 yaitu Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana. Sedangkan Rekomendasinya, sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketahanan masyarakat rentan dengan infrastruktur penunjang
2. Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana dengan upaya pencegahan dini dan penanggulangan bencana alam
Adapun Program KLHS sesuai dengan rekomendasi : Jangka Pendek:
a. Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana
b. Pembentukan pusat informasi penyandang cacat dan trauma center penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa
c. Koordinasi penyusunan profile daerah rawan bencana d. Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana
e. Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/ korban bencana alam
f. Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam Jangka Menengah:
a. Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
b. Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam c. Perencanaan pembangunan daerah rawan bencana
Jangka Panjang:
1. Meningkatkan ketahanan masyarakat rentan dengan infrastruktur penunjang
2. Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana dengan upaya pencegahan dini dan penanggulangan bencana alam
Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung juga memperhatikan terhadap RPJMD Kota Bandung 2018-2023, yaitu pada :
Misi 4 : Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4. Terwujudnya
Infrastruktur dan tata ruang Kota yang berkualitasbdan berwawasan lingkungan 4.1 Indek Liveable city (aspek tataruang, lingkungan hidup dan Infrastruktur) 4.1.2 Meningkatnya Infrastruktur Kota terpadu dan berkualitas 4.1.2.3 Persentase luasan kumuh.
Tujuan yang ingin dicapai dalam misi mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan adalah terwujudnya infrastruktur dan tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, yang dapat dilihat atau diukur dari pencapaian Indeks Liveable City Aspek Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan Infrastruktur Kota Bandung sebagai indikator kinerjanya. Sedangkan Sasaran yang terkait pada poin angka 2 yaitu Meningkatnya infrastruktur kota terpadu dan berkualitas. Adapun
indikator yang menggambarkan pencapaian kinerja terkait meningkatnya infrastruktur kota terpadu dan berkualitas adalah Lama Genangan yang Tertangani pada Titik Genangan, Jumlah Titik Kemacetan, serta Persentase Luasan Kawasan Kumuh.
Rencana Strategis Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung juga memperhatikan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) sub urusan Kebakaran dan Sub Urusan Bencana, yaitu :
1. Permendagri Nomor. 101 Tahun 2019 tentang Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota, pada Bab II Standar Pelayanan Sub-Urusan Bencana, Bagian Kesatu, Jenis Pelayanan Dasar, Pasal 3 Jenis pelayanan dasarsub-urusan bencana Daerah kabupaten/kota meliputi:
a. pelayanan informasi rawan bencana;
b. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana; dan c. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
2. Permendagri Nomor.114 Tahun 2019 tentang Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimalsub Urusan Kebakaran Daerah Kabupaten/Kota, pada Bab II Standar Pelayanan Sub Urusan Kebakaran, Bagian Kesatu, Jenis Pelayanan Dasar, Pasal 3 ayat (1) Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 paling sedikit memuat:
a. layanan respon cepat (Response Time) penanggulangan kejadian kebakaran;
b. layanan pelaksanaan pemadaman dan pengendalian kebakaran; c. layanan pelaksanaan penyelamatan dan evakuasi;
d. layanan pemberdayaan masyarakat/relawan kebakaran; dan e. layanan pendataan, inspeksi dan investigasi pasca kebakaran. Berdasarkan analisis keterkaitan dengan perencanaan lain dan peraturan yang melandasi penyelenggaraan pemerintahan dibidang pemadam kebakaran dan Bencana terdapat tantangan dan peluang yang harus dihadapi untuk pengembangan pelayanan kepada masyarakat.
Adapun tantangan yang harus dihadapi diantaranya:
1. Kecenderungan pembangunan Infrastruktur di Kota Bandung terutama bangunan dan gedung mengarah vertikal, kepadatan penduduk dan kondisi geologis kota Bandung berada pada sesar lembang, maka perlu meningkatkan pemeriksaan, pengawasan bangunan gedung serta penegakan hukum, upaya pencegahan penanggulangan kebakaran dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui kelurahan siaga aktif
dan mitigasi Bencana untuk mewujudkan kelurahan tangguh didukung dengan sistem teknologi informasi.
2. Dalam upaya meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) perlu mewujudkan
time response 15 menit sampai TKP dengan dukungan membentuk pos
Pemadam/Bencana pada 5 WMK-PB di Kota Bandung yang terdiri 4 wilayah UPT dan 1 wilayah pusat/Mako serta Meningkatkan sarana dan prasarana pengadaan mobil unit pemadam kebakaran/Penyelamat 2 unit setiap pos Pemadam/Bencana.
3. Peningkatan Pemberdayaan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran dan mitigasi bencana dalam kegiatan membentuk Kelurahan siaga aktif dan/atau Kelurahan Tangguh Bencana mencegah dan reaktif terhadap kejadian kebakaran dan bencana. Melalui upaya pembinaan dan penyebaran informasi, pengetahuan guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap potensi kebakaran dan bencana dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat pada 151 kelurahan. Hal ini sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak kerugian akibat kejadian yang mungkin timbul.
4. Meningkatkan dukungan penataan kawasan kumuh untuk mengurangi potensi kejadian kebakaran melalui pembinaan dan dukukungan stimulant penataan penyediaan sumber air, sarana proteksi kebakaran, lokasi evakuasi bencana, peringatan dini, dan lainnya.
4. Meningkatkan Keterpaduan penanggulangan Bencana, Mitigasi Bencana pada Kawasan Bandung Utara (KBU), kawasan Banjir dan ruang evakuasi bencana.
5. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sebagai dukungan operasional untuk memenuhi kebutuhan upaya pencegahan, unit mobil kendaraan pemadaman dan kebencanaan serta alat proteksi diri petugas.
Sedangkan peluang yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat diantaranya :
1. Adanya program dan kegiatan yang terkait sesuai dengan urusan dengan OPD lain menuntut Sinkronisasi dan kerjasama untuk mewujudkan penataan kawasan kumuh, pemukiman potensi kejadian kebakaran dan bencana, pembentukan kelurahan siaga aktif atau Kelurahan Tangguh bencana.
2. Meningkatkan kerja sama yang tergabung dalam Forum TJSL Kota Bandung, untuk mengkoordinir bantuan Luar Negeri, Pengusaha untuk stimulan pada masyarakat.
Bab ini menguraikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kota dan merupakan bagian penting dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis dapat menentukan sasaran dan program pembangunan yang tepat pula. Isu strategis ini diperoleh dengan cara melakukan penelaahan terhadap dokumen perencanaan lain serta mengidentifikasi isu-isu penting dan permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pembangunan.
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Perangkat Daerah
Permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan adalah kesenjangan antara kinerja Tugas dan Fungsi Pelayanan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang belum diatasi, peluang yang belum dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.
Tujuan dari perumusan permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja Tugas dan Fungsi Pelayanan. Proses ini dilakukan dengan mempertimbangkan masukan dari Bidang Teknis. Identifikasi permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan didasarkan pada (1) evaluasi capaian kinerja RPJMD Tahun 2013-2018, (2) evaluasi capaian kinerja bidang, atau (3) evaluasi terhadap Kajian Management Risiko (MR) yang berpengaruh sangat kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang.
Identifikasi permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan digunakan untuk menentukan program Tugas dan Fungsi Pelayanan yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi, berdasarkan kriteria berikut:
RENSTRA
PERMASALAHAN DAN
ISI-ISU STRATEGIS
DINAS KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN
BENCANA KOTA BANDUNG
1. Cakupan masalah yang luas.
2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar di masa yang akan datang dan berdampak negatif.
3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta sinergitas berbagai pihak.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka permasalahan-permasalahan pada penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Pelayanan, dapat diuraikan berikut ini:
3.1.1. Pelayanan Pencegahan
Permasalahan urusan Pelayanan Pencegahan diantaranya :
1. Belum optimalnya Penyuluhan dan Sosialisasi Pencegahan Kebakaran dan Bencana lainnya.
Penyebab:
a. SDM dengan sertifikat Penyuluh kebakaran dan bencana secara kualitas dan kuantitas masih rendah,
b. Sarana penunjang kegiatan kurang memadai. c. Kekurangan Tenaga Penyuluh Lapangan.
Skala probabilitas Besar, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 60% - 80%, Kriteria Kualitatif Kemungkinan besar terjadi.
Dampak :
Kurangnya pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam Pencegahan kebakaran dan bencana, skala dampak Sedang, Berpengaruh pada kualitas pencapaian tujuan kegiatan.
2. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam pencegahan kebakaran dan bencana.
Penyebab :
a. Kelembagaan relawan kebakaran di masyarakat belum berfungsi dengan baik.
b. sarana dan prasarana pendukung kelembagaan di masyarakat kurang memadai.
Skala probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif Kemungkinan besar terjadi.
Dampak :
Tingkat kebakaran cenderung meningkat. skala dampak Sedang, berpengaruh pada kualitas pencapaian tujuan kegiatan.
3. Belum optimalnya pemeriksaan dan Pengawasan bangunan gedung terkait sistem proteksi kebakaran dan bencana.
a. SDM dengan sertifikat Inspektur kebakaran dan bencana secara kualitas dan kuantitas masih rendah,
b. inspektur kebakaran juga berfungsi sebagai penagih retribusi, c. sarana dan prasarana penunjang kegiatan tidak memadai
Skala probabilitas Besar, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 60% - 80%, Kriteria Kualitatif Kemungkinan besar terjadi.
Dampak :
Kehandalan laik fungsi gedung dalam sistem proteksi kebakaran dan bencana masih rendah, skala dampak Sedang berpengaruh pada kualitas pencapaian tujuan kegiatan.
3.1.2. Pelayanan Penanggulangan Bencana
Permasalahan urusan Pelayanan Penanggulangan Bencana diantaranya : 1. Disharmoni regulasi antar instansi kebencanaan.
Penyebab : Regulasi
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif Kemungkinan kecil terjadi.
Dampak :
Tidak Optimalnya kerjasama Penanggulangan bencana, Skala dampak Kecil, Sedikit mempengaruhi efisiensi dan efektifitas tujuan kegiatan 2. Keterbatasan data dan informasi mengenai potensi bencana.
Penyebab :
a. Kurangnya SDM di Dinas yang memhami mengenai pemetaan potensi bencana,
b. keterlambatan penyampaian laporan dari pemangku kewilayahan tentang pemetaan wilayah rawan bencana.
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif Sama kemungkinan antara terjadi dan terjadi.
Dampak :
Terkendalanya proses penyampaian informasi rawan bencana kepada masyarakat. Skala dampak Sedang, Berpengaruh pada efisiensi tujuan kegiatan.
3. Terlambatnya perolehan data dampak bencana untuk tindak lanjut penanganan darurat.
Penyebab :
a. Kurangnya kompetensi petugas pengumpul dan pengolah data, b. kondisi lingkungan fisik dan mental yang terkena dampak
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif Sama kemungkinan antara terjadi dan terjadi.
Dampak :
Pemenuhan kebutuhan mutu pelayanan dasar tidak optimal, Skala dampak Kecil, Sedikit mempengaruhi efisiensi dan efektifitas tujuan kegiatan.
3.1.3. Pelayanan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan.
Permasalahan urusan Pelayanan Pemadaman dan Penyelamatan diantaranya :
1. Kurangnya Diklat bagi petugas Pemadam dan Penanggulangan bencana.
Penyebab :
a. Disentralisirnya pelatihan-pelatihan bagi ASN oleh BKPP, b. Minimnya kesempatan mengikuti pelatihan.
c. Tidak ada payung hukum untuk anggaran pelatihan bagi yang berstatus non-ASN,
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif Sama kemungkinan antara terjadi dan terjadi.
Dampak :
Keterbatasan SDM yang terlatih sesuai dengan jenis bencana dan pemadaman. Skala dampak Sedang, berpengaruh pada efisiensi dan pencapaian sasaran kegiatan.
2. Keterbatasan Sarana dan prasarana unit mobil operasional dan Perlengkapan APD bagi Petugas lapangan.
Penyebab :
a. Adanya Prioritas kegiatan dan program
b. Optimalisasi anggaran sesuai dengan pagu indikatif.
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif Sama kemungkinan antara terjadi dan terjadi.
Dampak :
a. Belum optimalnya program pelatihan.
b. Belum optimalnya pelayanan pemadaman dan penyelamatan. Skala dampak Sedang, berpengaruh pada efisiensi dan pencapaian tujuan kegiatan.
3. Keterlambatan sampai ketempat kejadian. Penyebab :
a. Kemacetan lalu lintas,
b. informasi lokasi kebakaran yang kurang jelas, c. akses menuju lokasi kebakaran terhambat,
d. kekurangpahaman pengguna jalan untuk memberikan akses mobil damkar menuju lokasi
Skala Probabilitas Kecil, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 10% - <40%, Kriteria Kualitatif kemungkinan kecil terjadi.
Dampak :
a. respond time tidak tercapai, b. dampak kebakaran meluas, c. kerugian semakin besar
Skala dampak Sedang, berpengaruh pada efisiensi dan pencapaian tujuan kegiatan.
4. Kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan. Penyebab :
a. Kekurangwasapadaan petugas, b. ketidakpahaman masyarakat, c. jenis material yang terbakar, d. keterbatasan APD
Skala Probabilitas sangat kecil, Kriteria Kemungkinan terjadi <10%, Kriteria Kualitatif cenderung tidak mungkin terjadi.
Dampak :
a. Luka ringan, b. Luka berat, c. meninggal dunia
Skala dampak sangat besar, sangat mempengaruhi tujuan kegiatan. 5. Keterlambatan pemadaman api.
Penyebab :
a. Keterbatasan sumber air,
b. keterlambatan pemutusan arus listrik,
c. keterbatasan pemahaman masyarakat mengenai kebakaran, d. faktor cuaca
Skala Probabilitas Kecil, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 10% - <40%, Kriteria Kualitatif kemungkinan kecil terjadi.
Dampak :
d. Luka ringan, e. Luka berat, f. meninggal dunia
3.1.4. Pelayanan Sarana dan Prasarana Teknis.
Permasalahan urusan Pelayanan Sarana dan Prasarana Teknis diantaranya :
1. Belum semua terakomodirnya usulan kebutuhan sarana dan prasarana tiap bidang untuk menunjang pelaksanaan operasional. Penyebab :
1) adanya Skala prioritas anggaran, 2) Sasaran Kinerja belum jelas
Skala Probabilitas Kecil, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 10% - <40%, Kriteria Kualitatif kemungkinan kecil terjadi.
Dampak :
Belum terpenuhi kebutuhan sarana dan prasarana tiap Bidang.
Skala dampak kecil, sedikit mempengaruhi efisiensi dan efektifitas tujuan kegiatan.
2. Keterbatasan alokasi dana untuk BBM Penyebab :
a. tingkat kejadian kebakaran dan bencana serta bantuan penyelamatan semakin meningkat,
b. kecenderungan harga BBM yang naik
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 10% - <40%, Kriteria Kualitatif kemungkinan kecil terjadi.
Dampak :
Belum optimalnya kegiatan operasi pemadaman, penyelamatan, dan penanggulangan bencana.
Skala dampak Kecil sedikit mempengaruhi efisiensi dan efektifitas tujuan kegiatan.
3. Keterbatasan petugas teknisi bengkel. Penyebab :
a. Kekurangan SDM.
b. Belum ada rekruitmen petugas teknisi bengkel otomotip.
Skala Probabilitas Sedang, Kriteria Kuantitatif Kemungkinan terjadi 40% - <60%, Kriteria Kualitatif sama kemungkinan antara terjadi dan tidak terjadi.jadi.
Dampak :
Skala dampak Kecil, Sedikit mempengaruhhi efisiensi dan efektifitas tujuan kegiatan.