• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Acuan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kerangka Acuan Kerja"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Acuan Kerja

Nama Pengadaan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan Reporting Specialist Sekretariat Tim Penyelenggara Program Indonesia-Supporting Primary Health Care Reform (ISPHERE) Tahun Anggaran 2021

Tanggal Dokumen Juli 2021 Tahun Anggaran 2021

Disetujui oleh:

dr. Andry Chandra, MARS NIP. 19781202 200604 1 001

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN REPORTING SPECIALIST

SEKRETARIAT TIM PENYELENGGARA PROGRAM INDONESIA-SUPPORTING PRIMARY HEALTH CARE REFORM (I-SPHERE)

TAHUN ANGGARAN 2021

URAIAN PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Perubahan UUD 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian Pasal 34 ayat (3), bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.

Salah satu arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dimana sejalan dengan RPJMN 2020-2024, bahwa pengembangan, pembangunan desa dan kawasan perdesaan termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi dan pulau-pulau kecil terluar, tetap menjadi fokus pemerintah dalam pemenuhan pelayanan dasar publik dan kualitas SDM termasuk dalam bidang kesehatan.

Kementerian Kesehatan mendukung program prioritas membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan, dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan berusaha meminimalkan disparitas/kesenjangan pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di Provinsi Maluku, NTT, dan Papua dengan cara mendekatkan akses dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, penataan dan pengembangan sistem rujukan yang terintegrasi dan berjenjang mulai dari tingkat primer Puskesmas hingga ke tingkat rujukan/Rumah Sakit.

Pembangunan RS UPT Vertikal baru di Kawasan Timur Indonesia (KTI) bertujuan untuk percepatan penyediaan akses pelayanan rujukan tersier dalam mengantisipasi tantangan tren pola penyakit emerging maupun re-emerging disease, berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian, sekaligus sebagai upaya menurunkan disparitas pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu bagi

(3)

masyarakat di Kawasan Timur Indonesia dalam mendukung pencapaian Universal Health Coverage. Selain itu, hadirnya RS UPT Vertikal sebagai RS Rujukan Tersier di KTI, diharapkan lebih mampu memobilisasi sumber daya Dokter Spesialis, pendanaan, teknologi secara lebih baik, serta mendorong engine of growth ekonomi lokal.

Untuk mendukung kebijakan tersebut di atas, salah satu upaya pemerintah yaitu melaksanaan program Indonesia-Supporting Primary and Referral Healthcare Reform (I-SPHERE). Program ini bertujuan untuk memperbaiki sasaran prioritas yang dapat mengungkit pencapaian program nasional bidang kesehatan, utamanya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia.

Program ini didukung oleh Bank Dunia (Soft Loan) dengan nilai pinjaman sebesar USD150 juta yang diperuntukan membangun rumah sakit sebagai rujukan tersier di 3 (tiga) Provinsi yaitu, Provinsi Maluku, NTT, dan Papua. Sesuai dengan komitmen pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia bahwa dana pinjaman dapat dikucurkan setelah Pemerintah Indonesia memenuhi pencapaian program/indikator sesuai dengan yang disepakati dengan modalitas Program for Results (PforR).

Karakteristik utama modalitas PforR adalah disbursement dana pinjaman dapat dicairkan didasarkan atas pencapaian program atau indikator yang disepakati, dikenal sebagai Disbursement Linked Indicator (DLI). Pinjaman ini bukan pinjaman konvensional yang berdasarkan input (expenditure).

Terdapat 10 (sepuluh) DLI yang telah disepakati dengan penjelasan seperti dalam tabel berikut:

No DLI Satker Terkait Penjelasan Target

1 DLI 1 : Kabupaten/ Kota yang tercakup di dashboard data dan informasi kesehatan Pusat Data dan Informasi Pencapaian diukur dengan melihat pengembangan "dasbor kinerja" menggunakan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten - 2 (DHIS2), atau sistem lain yang sesuai, yang menggabungkan indikator kinerja yang disepakati dari berbagai sistem informasi yang sudah ada. Ini akan

Data dasar: 0 Th 1: Dashboard Kinerja dirancang dan Pedoman dikeluarkan Th 2: 5% Kab/Kota Th 3: 30% Kab/Kota Th 4: 60% Kab/Kota Th 5: 90% Kab/Kota Target tahun 3 s/d 5 kumulatif

(4)

No DLI Satker Terkait Penjelasan Target

membantu menentukan tolok ukur kinerja lintas kabupaten/kota, publikasi hasil dan

membantu meningkatkan orientasi kinerja kabupaten/kota. 2 DLI 2 : Puskesmas yang menggunakan Aplikasi m-Health yang menunjang Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PPIS-PK) yang disempurnakan • Pusat Data dan Informasi • Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Prestasi diukur sebagai pengembangan dan penggunaan m-Health sebagai inovasi untuk mendukung PIS-PK, serta intervensi pemberian layanan tertentu. Data dasar: 0 Th 1: Rencana mHealth untuk PIS-PK diselesaikan Th 2: m-Health untuk PIS-PK dirancang dan Uji Lapangan dilakukan Th 3: 25 Pusk Th 4: 250 Pusk Th 5: 1.500 Pusk Pusk: Puskesmas Target tahun 4 dan 5 kumulatif 3 DLI 3 : Puskesmas mendapatkan tingkat akreditasi yang lebih tinggi diluar Kawasan Timur Indonesia Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Pencapaian diukur sebagai jumlah puskesmas yang menerima akreditasi di tingkat Utama atau Paripurna di luar Kawasan Timur

Indonesia (Maluku, NTT, Papua) yang disertifikasi oleh Komisi Akreditasi layanan kesehatan primer. Ini termasuk puskesmas yang menerima akreditasi untuk pertama kalinya dan puskesmas yang menerima akreditasi ulang. Data dasar: 495 Puskesmas Th 1: 600 Pusk Th 2: 900 Pus Th 3: 1.200 Pusk Th 4: 1.500 Pusk Th 5: 1.995 Pusk Target tahun 2 s/d 5 kumulatif 4 DLI 4 : Puskesmas yang terakreditasi disemua tingkat di Kawasan Timur Indonesia Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Pencapaian diukur sebagai jumlah puskesmas yang

menerima semua tingkat akreditasi di tiga provinsi (Maluku, NTT, dan Papua) di Kawasan Timur Indonesia, yang disertifikasi oleh komisi

Data dasar: 197 Puskesmas Th 1: 231 Pusk Th 2: 306 Pusk Th 3: 381 Pusk Th 4: 481 Pusk Th 5: 597 Pusk

(5)

No DLI Satker Terkait Penjelasan Target

akreditasi pelayanan primer yang ada. Ini termasuk puskesmas yang menerima

akreditasi untuk pertama kalinya dan puskesmas yang menerima akreditasi ulang. Target tahun 2 s/d 5 kumulatif 5 DLI 5 : Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (KAFKTP) berfungsi sebagai komisi independen Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan akan membentuk Komisi Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (KAFKTP) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan. Dengan terbentuknya komisi ini, diharapkam penilian akreditasi Puskesmas & FKTP lain akan lebih indenpenden.

Data dasar: 0 Th 1: Peta jalan untuk Komisi yang independen dihasilkan Th 2: Rencana Bisnis dan Anggaran serta AD/ART di sampaikan Th 3: SK Menkes di keluarkan untuk penetapan KAFKTP yang independen Th 4: 75 % staf KAFKTP di tunjuk Th 5: KAFKTP beroperasi sesuai dengan penetapan peraturannya 6 DLI 6 : Kabupaten/ Kota bermasalah yang menghasilkan rencana tahunan Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan akan meningkatkan modul pelatihan dan mendesain ulang metode pedagogis untuk

memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam mengembangkan rencana dan anggaran tahunan yang lebih baik.

Data dasar: 0 Th 1: Modul Pelatihan yang ditingkatkan sudah dirancang Th 2:10 Kab. Th 3: 25 Kab. Th 4: 50 Kab. Th 5: 120 Kab. Kab.: Kabupaten Target tahun 3 s/d 5 kumulatif 7 DLI 7 : Penugasan khusus tenaga kesehatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunan SDM Kesehatan

Prestasi diukur dengan melihat jumlah tim Nusantara Sehat (atau program penyebaran tenaga kesehatan berbasis tim khusus) yang digunakan untuk

Data dasar: 439 tim Th 1: 539 tim Th 2: 639 tim Th 3: 739 tim Th 4: 839 tim Th 5: 1.039 tim

(6)

No DLI Satker Terkait Penjelasan Target menanggapi permintaan tahunan wilayah DTPK (daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan). Target tahun 2 s/d 5 kumulatif 8 DLI 8 : Fasilitas pelayanan primer dapat mengimplement asikan Kapitasi JKN berdasarkan indikator kinerja Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Program akan mendukung peningkatan mekanisme kapitasi berbasis kinerja untuk memperkuat peran JKN dalam intervensi

kesehatan promotif dan preventif, peningkatan sistem kesehatan dan penyedia layanan, di samping penggunaannya saat ini sebagai

instrumen pengendalian biaya. Jumlah indikator kapitasi berbasis kinerja dan kuantum dari penalti finansial kepada

penyedia keduanya akan meningkat. Data dasar: 0 Th 1: tdk ada target Th 2: tidak ada target Th 3: Peraturan resmi yang disetujui oleh Kemenkes dan BPJS Kesehatan tentang Kapitasi JKN Berbasis Kinerja telah diterbitkan Th 4: 40% Pusk. Th 5: 60% Pusk. Target tahun 5 kumulatif 9 DLI 9 : Kabupaten/Kota yang menunjukkan peningkatan minimal setengah dari indikator kinerja dalam penetapan Dana Alokasi Khusus (DAK)-Non Fisik • Biro Perencanaan dan Anggaran • Sekretariat Ditjen Kesehatan Masyarakat Pencapaian diukur dengan melihat implementasi elemen berbasis kinerja ke dalam alokasi DAK oleh Kemenkes dan

Kemenkeu, yang memberikan

penghargaan kepada pemerintah daerah yang mencapai hasil di tahun-tahun sebelumnya dengan alokasi tambahan. Indikator berbasis kinerja akan mencakup intervensi layanan kesehatan promotif dan preventif serta peningkatan sistem. Data dasar: 0 Th 1: DAK non-fisik berbasis kinerja yang ditingkatkan sudah dirancang Th 2: Data dasar DAK non-fisik berbasis kinerja yang ditingkatkan dikumpulkan Th 3: DAK non-fisik sudah dialokasikan berdasarkan kinerja Th 4: 25% Kab/Kota Th 5: 60% Kab/Kota Target tahun 5 kumulatif 10 DLI 10 : Jumlah provinsi yang menerapkan sitem rujukan terpadu terintegrasi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Pencapaian diukur sebagai pengembangan dan penggunaan sistem informasi rujukan terintegrasi yang menghubungkan Data dasar: 0 Th 1: Sistem Informasi Rujukan terintegrasi yang tersusun

(7)

No DLI Satker Terkait Penjelasan Target

puskesmas dan rumah sakit untuk

memungkinkan rujukan yang tepat waktu dan tepat sasaran serta perawatan pasien yang terintegrasi. Th 2: Aplikasi SISRUTE selesai Th 3: 1 Prov. Th 4: 3 Prov. Th 5: 5 Prov. Prov.: Provinsi Target tahun 4 dan 5 kumulatif

Pencapaian indikator sebagaimana pada tabel di atas dilakukan terlebih dahulu melalui verifikasi dan penilaian oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang ditetapkan oleh Kemenkeu sebagai Independent Verification Agent (IVA) terhadap capaian target DLI. Untuk itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, yang secara khusus dilaksnakan oleh Satuan Kerja (Satker) terkait, harus memiliki strategi dan action plan atau program kerja yang sinergis untuk memastikan agar DLI dapat tercapai sesuai target dan jadwal yang ditetapkan, sehingga rencana pembangunan 3 (tiga) Rumah Sakit di KTI dapat terlaksana.

Program/Proyek I-SPHERE dikelola oleh Kementerian Kesehatan melalui Tim Koordinasi Penyelenggaraan Indonesia Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program di Indonesia. Tim Koordinasi ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/558/2018 tanggal 5 Oktober 2018, yang beranggotakan unit atau satuan kerja terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam Tim Koordinasi tersebut terdapat Program Coordination Unit (PCU) yang dikoordinir oleh Biro Perencanaan dan Anggaran serta Project Management Unit (PMU) yang dikoordinir oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan. PCU memiliki tugas utama untuk mengkoordinir capaian DLI, sedangkan PMU memiliki tugas untuk mengkoordinir pembangunan tiga rumah sakit.

Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, PCU dan PMU didukung oleh Sekertariat I-SPHERE. Sekretariat I-SPHERE bertugas untuk membantu kinerja administrasi dan manajemen pelaksanaan I-SPHERE yaitu menjamin tercapainya target DLI, serta terbangunnya 3 (tiga) RS UPT Vertikal.

(8)

Untuk itu, dibutuhkan tim Sekretariat I-SPHERE yang memiliki kompetensi dan keahlian baik yang bersifat manajerial, teknis dan administrasi terutama memiliki pengalaman dalam menjalankan modalitas PforR.

Pelaksanaan Program/Proyek I-SPHERE sampai dengan tahun 2020, telah memasuki tahun ketiga dari lima tahun yang direncanakan, menghasilkan capaian yang cukup menggembirakan yaitu telah tercapai sejumlah target DLI, serta penyelesaian pembangunan fisik rumah sakit di Provinsi Maluku (RSUP Dr. J. Leimena), termasuk telah dimulainya pembangunan fisik rumah sakit di Provinsi NTT.

Kedepan, perlu strategi dan program kerja yang disusun lebih baik lagi, peningkatan koordinasi dan komunikasi yang baik antar pemegang program di lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan BPKP, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah, serta pihak Bank Dunia, sehingga seluruh DLI dapat tercapai, serta pembangunan Rumah Sakit di Papua dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.

2. Maksud dan Tujuan

Menyeleksi Reporting Specialist pada Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE dalam rangka pelaksanaan koordinasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi, serta memberikan masukan terkait Penyelenggaraan Indonesia Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program di Indonesia mulai dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Tujuan dari pengadaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE adalah:

a. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dan PMU dalam peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor;

b. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dan PMU dalam pengelolaan pinjaman Bank Dunia untuk Program/Proyek I-SPHERE yang merupakan pinjaman kegiatan dengan modalitas PforR, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi; c. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PCU dalam

pencapaian target DLI yang merupakan dasar bagi pencairan dana pinjaman Bank Dunia;

(9)

d. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi bagi PMU dalam rangka pencapaian target pembangunan rumah sakit dan fasilitasnya; e. Menyediakan dukungan manajerial, teknis dan administrasi kepada PCU

dan PMU dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta umpan balik pengelolaan Program I-SPHERE;

f. Memberikan laporan secara rutin kepada pimpinan Kemenkes terkait perkembangan pengelolaan Program I-SPHERE;

g. Membantu memberikan masukan kepada PCU dan PMU dalam rangka pelaksanaan Program I-SPHERE.

3. Sasaran

Sasaran dari pengadaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE adalah:

a. Tersusunnya usulan perencanaan Program I-SPHERE yang sesuai dengan ketentuan dan kebijakan Kemenkes;

b. Tercapainya target pelaksanaan Program/Project I-SPHERE;

c. Terpantaunya pengelolaan Program I-SPHERE di lingkungan Kementerian Kesehatan secara rutin;

d. Teridentifikasinya permasalahan pengelolaan Program I-SPHERE serta upaya penyelesaiannya.

4. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE adalah Kantor Kementerian Kesehatan R.I., Jalan H.R. Rasuna Said Blok X Kav. 4-9, Jakarta Pusat.

5. Sumber Pendanaan

Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Pinjaman Bank Dunia seperti tercantum dalam DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2021, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tenaga ahli Reporting Specialist sebesar Rp.68.750.000,- selama 5 Bulan Sesuai dengan ketentuan yang ada kegiatan yang bersumber dari PHLN ditanggung oleh negara. Sesuai dengan ketentuan yang ada kegiatan yang bersumber pinjaman dan hibah luar negeri, PPN tidak dipungut.

(10)

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitment Nama Pejabat Pembuat Komitmen:

Satuan Kerja: Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

DATA PENUNJANG 7. Referensi Hukum

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Interen Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

(11)

h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);

i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 tahun 2015 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 619);

k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);

l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

m. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2016 tentang Petunjuk Pencairan, Pembebanan, dan Pertanggungjawaban Dana Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme Rekening Khusus, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-39/PB/2016;

n. Naskah Perjanjian Pinjaman World Bank: Indonesia-Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program (Loan No. 8873-ID) yang ditandatangani pada tanggal 17 Juli 2018 dan Amademennya;

o. Aide Memoire Indonesia-Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program for Result (Loan No. 8873-ID) Implementation Support Mission, February 4-8, 2019.

p. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Dibiayai Dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagai mana telah diubah terakhir dengan PP No. 25 Tahun 2001.

(12)

RUANG LINGKUP 1. Lingkup Kegiatan

a. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bekerja dalam bentuk Tim dalam mendukung pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU;

b. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bertanggung jawab untuk mendukung penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran dalam rangka pelaksanaan Program/Proyek I-SPHERE. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan PCU dan PMU serta pengelola program terkait; c. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE bertanggung jawab

untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program : 1) Pemantauan dan evaluasi capaian DLI dan PAP

2) Pemantauan dan evaluasi capaian pembangunan rumah sakit beserta fasilitasnya.

3) Pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi pemanfaatan pinjaman Bank Dunia;

4) Pemantauan dan evaluasi terhadap penarikan pinjaman Bank Dunia d. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi

PCU dalam rangka pencapaian target DLI dan PAP yang telah ditetapkan; e. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi

PMU dalam rangka pencapaian target pembangunan rumah sakit dan fasilitasnya;

f. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE memfasilitasi pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU serta program terkait lainnya;

g. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE berperan mendampingi PCU dan PMU dalam penyusunan laporan pengelolaan Program I-SPHERE kepada pimpinan dan umpan balik kepada unit-unit terkait;

h. Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE memberikan masukan kepada pimpinan Kementerian Kesehatan dalam bentuk saran baik secara tertulis maupun lisan untuk pengelolaan Program I-SPHERE.

(13)

8. Keluaran

Produk yang dihasilkan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE adalah sebagai berikut:

a. Laporan penyusunan perencanaan Program I-SPHERE (semester);

b. Laporan hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan Program I-SPHERE (bulanan);

c. Laporan fasilitasi pelaksanaan kegiatan PCU dan PMU, dan pengelola program terkait (bila ada);

d. Laporan pengelolaan Program I-SPHERE kepada pimpinan dan umpan balik kepada unit-unit terkait (triwulan);

e. Laporan Pencapaian Target DLI I-SPHERE untuk disampaikan ke BPKP (maksimal 2 kali dalam setahun);

f. Laporan Fasilitasi BPKP dalam melakukan Verifikasi DLI (bila ada);

g. Laporan Fasilitasi Tim Bank Dunia Dalam Misi Bank Dunia dan Evaluasi Tengah Tahun Program I-SPHERE atau Midterm Review (bila ada);

h. Dokumen Program/Project Implementation Manual I-SPHERE (tahunan); i. Dokumen Protokol Verifikasi BPKP atas Pencapaian Semua DLI setiap

Tahunnya (bila ada);

Produk yang dihasilkan oleh Reporting Specialist adalah:

a. Notulensi/laporan setiap kegiatan pertemuan, rapat dan sejenisnya dalam bilingual yaitu Bahasa Inggris dan Indonesia (bila ada);

b. Laporan pelaksanaan tugas terkait Program Coordinating Unit ke Bank Dunia dalam Bahasa Inggris (bila ada);

c. Laporan hasil monitoring dan evaluasi pencapaian DLI, PAP dari aspek PCU dan PMU dalam Bahasa Inggris (Bulanan);

d. Rekap Bahan Paparan terkait PMU dan PCU dalam Bilingual Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia (Bulanan);

e. Masukan Perbaikan Program/Project Implementation Manual terkait Pelaporan dan Notulensi (bila ada).

(14)

9. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen Fasilitas yang disediakan oleh PA/KPA/PPK adalah:

a. Ruang kantor beserta fasilitasnya;

b. Data dan informasi yang diperlukan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja;

c. Kegiatan perjalanan dinas, pertemuan dan lain-lain serta penyediaan alat tulis kantor dan penggandaan dokumen kegiatan dibiayai melalui alokasi DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

10. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

Berkoordinasi, memberikan pendampingan, memonitoring dan evaluasi dalam kapasitas sebagai Reporting Specialist serta memberikan masukan terkait Penyelenggaraan Program Indonesia Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE).

11. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

Jangka waktu penyelesaian kegiatan adalah 5 (lima) bulan.

12. Personel

a. Komposisi Personil Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE sebagai berikut:

No Posisi Jumlah (Orang)

1 Sekretaris Eksekutif 1

2 Wakil Sekretaris Eksekutif 1

3 Program Monitoring and Evaluation Specialist 1

4 Project Monitoring and Evaluation Specialist 1

5 Program Finance Specialist 1

6 Project Finance Specialist 1

7 Reporting Specialist 1

8 Administration 2

9 Office support 1

(15)

Struktur Organisasi Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE

b. Kualifikasi, Tugas dan Tanggung Jawab Reporting Specialist adalah:

Kualifikasi Tugas dan Tanggungjawab

a. Memiliki Kartu Tanda Pengenal, b. Memiliki NPWP;

c. Telah memenuhi kewajiban

perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan) tahun 2019 atau 2020;

d. Pendidikan minimal S1 Sastra

Inggris/ Hubungan

Internasional/Kesehatan/ Ekonomi/Sosial/Teknik;

e. Memiliki sertifikat TOEFL dengan nilai paling sedikit 500 (lima ratus) atau TOIEC dengan nilai paling sedikit 650 (enam ratus lima puluh) atau setara;

f. Berpengalaman paling sedikit 2 tahun;

a. Melakukan penyusunan notulensi

rapat/pertemuan dan laporan hasil

rapat/pertemuan PCU dan PMU, baik dalam Bahasa inggris maupun Bahasa Indonesia;

b. Membantu penyiapan penyajian dan pelaporan dalam rangka pertemuan, diskusi, seminar, pelatihan PCU dan PMU; c. Membantu penyusunan laporan berkaitan dengan pelaksanaan tugas, baik dalam

Bahasa Indonesia maupun Bahasa

Inggris, baik terkait PCU maupun PMU; d. Membantu penyusunan bahan pimpinan

berkaitan dengan program/proyek I-SPHERE dan lainnya, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris;

(16)

13. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan Sekretariat Tim Penyelenggara Program I-SPHERE dan waktu pelaksanaannya sebagai berikut:

No Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Sekretariat

Bulan Ke-

1 2 3 4 5

1 Koordinasi x x x x x

2 Pendampingan x x x x x

3 Monitoring dan evaluasi x x x x x

4 Pelaporan dan pertanggungjawaban x x

LAPORAN

14. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan butir 9, dalam satu bulan berjalan. Laporan Bulanan harus diserahkan selambat-lambatnya: 10 (sepuluh) hari kerja pada bulan berikutnya.

15. Laporan Triwulan

Laporan Triwulan memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan butir 9, satu triwulan berjalan. Laporan Triwulan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari kerja pada bulan pertama triwulan berikutnya.

16. Laporan Semester

Laporan Semester memuat: kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan butir 9, satu semester berjalan. Laporan Semester harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari kerja pada bulan pertama semester berikutnya.

17. Laporan Akhir

Laporan Akhir memuat: pencapaian hasil pekerjaan sesuai dengan butir 9, Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir Desember 2021.

(17)

HAL-HAL LAIN

1. Melampirkan Surat Pernyataan Tidak Akan Menuntut Demi Hukum apabila DIPA Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak terbit dan pekerjaan ini dibatalkan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai visi dan misi Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, program dan kegiatan yang bersifat rutinitas perlu untuk lebih ditingkatkan dalam

Dalam rapat penjelasan ini setiap peserta akan diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada panitia penyelenggara berkaitan dengan dokumen sayembara dan hal-hal

leh karena itu penting bagi rumah sakit untuk mendukung program program &omite I agar kasus kasus infeksi yang tak seharusnya terjadi di rumah sakit dapat dikendalikan

Asisten Kesra Sekda Provinsi Jateng 19.30 – 20.15 Paparan:  Rencana Pelaksanaan Pengembangan Kampung KB di Kabupaten Cilacap guna mendukung Penanggulangan Kemiskinan

Tata cara pemasukan dokumen sayembara dapat dilakukan secara langsung kepada panitia penyelenggara sayembara atau menyampaikan dokumen melalui pos/ jasa

Dalam rangka mewujudkan terciptanya sasaran strategis DJP dan dimensi kemampuan pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mendukung pencapaiannya tersebut, maka Pusdiklat

Sub-komponen Aktivitas Hasil yang Diharapkan Risiko E&S L&S Usulan Tindakan Mitigasi Instansi yang bertanggung jawab REDD+ ke dalam perencanaan tata ruang desa;  Mendukung

Kerangka Acuan Kerja KAK SILATURAHMI KM TIN DI BULAN RAMADHAN Kode Kegiatan : diisi oleh bagian kemahasiswaan dan kealumnian Nama Penyelenggara :Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri