• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUASANA PEMBELAJARAN YANG BAIK Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUASANA PEMBELAJARAN YANG BAIK Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI. Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SUASANA PEMBELAJARAN YANG BAIK Oleh : Erwin Tanur, M.Si

Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI Abstrak

Widyaiswara memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang akan dilakukan. Selayaknya widyaiswara membuat perencanaan secara seksama dan mendetail dalam menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta diklat dan senantiasa memperbaiki kualitas pribadinya. Oleh karena itu dituntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, pemilihan metode pembelajaran, strategi pembelajaran, sikap dan karakter widyaiswara dalam proses pengelolaan pembelajaran. Widyaiswara bertindak sebagai fasilitator yang senantiasa berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, sehingga memungkinkan proses pengembangan bahan ajar dan peningkatan kemampuan peserta diklat untuk senantiasa menyimak penyampaian materi diklat serta menguasai tujuan dari setiap mata diklat yang harus dicapai peserta diklat. Kondisi pembelajaran yang baik merupakan proses adanya minat dan perhatian peserta diklat dalam belajar. Keterlibatan peserta diklat dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, maka widyaiswara dituntut untuk dapat mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada peserta diklat sehingga mereka mau belajar, karena memang peserta diklatlah sesungguhnya obyek utama dalam setiap proses pembelajaran. Untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan baik ada beberapa hal yang utama yang dapat mempengaruhinya, antara lain melibatkan peserta diklat secara aktif, menarik minat dan perhatian peserta diklat, membangkitkan motivasi peserta diklat, menyatukan prinsip individualitas serta peragaan dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: Widyaiswara, Suasana Pembelajaran, Pembelajaran yang Baik

A. Latar Belakang

Tugas, tanggungjawab, dan wewenang widyaiswara berdasarkan Peraturan Kepala LAN No. 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya adalah untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah dan non-PNS sepanjang menjadi tupoksi lembaga diklat yang bersangkutan.

Widyaiswara bertindak sebagai fasilitator yang senantiasa berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, sehingga memungkinkan proses pengembangan bahan ajar dan

(2)

peningkatan kemampuan peserta diklat untuk senantiasa menyimak penyampaian materi diklat serta menguasai tujuan dan setiap mata diklat yang harus dicapai peserta diklat.

Kondisi pembelajaran yang baik merupakan proses adanya minat dan perhatian peserta diklat dalam belajar. Keterlibatan peserta diklat dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

B. Variabel Penentu Keberhasilan Proses Pembelajaran

Untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan baik, ada beberapa hal yang utama yang dapat mempengaruhinya, antara lain : melibatkan peserta diklat secara aktif, menarik minat dan perhatian peserta diklat, membangkitkan motivasi peserta diklat, menyatukan prinsip individualitas serta peragaan dalam proses pembelajaran. Hal utama tersebut lebih lanjut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Melibatkan Peserta Diklat Secara Aktif

Aktifitas peserta diklat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga peserta diklatlah yang seharusnya lebih banyak aktif, sebab mereka sebagai obyek sekaligus subyek diklat seharusnya dapat merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran tersebut. Seperti apa yang pernah disampaikan William Burton ; “Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil to learn” (Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar peserta didik sehingga ia mau belajar). Aktifitas peserta diklat dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok utama, antara lain ; aktifitas visual, aktifitas lisan, aktifitas mendengarkan, aktifitas gerak dan aktifitas menulis. Setiap jenis aktifitas tersebut memiliki kadar yang berbeda-beda tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Dalam memperbaiki keterlibatan kelas, setiap widyaiswara memiliki metode dan cara yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan yang terjadi di dalam kelas. Secara umum ada beberapa hal utama yang dapat menjadi perhatian antara lain:

a. Sisihkan waktu yang lebih banyak bagi kegiatan proses pembelajaran.

b. Meningkatkan partisipasi peserta diklat dengan menuntut respon dari peserta diklat. c. Masa transisi antara berbagai kegiatan hendaknya dilakukan dengan cepat dan luwes. d. Lakukan pembelajaran yang jelas dan tepat sasaran.

(3)

e. Lakukan proses pembelajaran yang dapat menarik minat peserta diklat.

Selain keterlibatan kelas, hal lainnya yang menunjang suksesnya proses pembelajaran adalah keterlibatan peserta diklat. Untuk dapat merangsang partisipasi aktif peserta diklat dapat dilakukan dengan mengenal dan membantu peserta diklat yang kurang atau tidak mau ikut terlibat. Sebaiknya widyaiswara mencari tahu apa penyebabnya, sehingga dapat segera diambil keputusan untuk melakukan tindakan khusus lainnya untuk dapat melibatkan peserta diklat tersebut. Selain itu, usahakan agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan individual peserta diklat. Hal ini sangat penting dalam rangka meningkatkan usaha dan keinginan peserta diklat untuk dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.

2. Menarik Minat dan Perhatian Peserta Diklat

Kondisi pembelajaran yang baik merupakan proses adanya minat dan perhatian peserta diklat dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri setiap individu. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap proses pembelajaran, sebab dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya, begitupun sebaliknya. Keterlibatan peserta diklat dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya. Sedangkan perhatian bersifat lebih sementara, adakalanya timbul dan menghilang tergantung keadaan dan suasana hati. Bila tidak ada perhatian, maka peserta diklat kemungkinan kecil untuk dapat konsentrasi belajar.

3. Membangkitkan Motivasi Peserta Diklat

Motif adalah daya dalam diri setiap individu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Membangkitkan motivasi peserta diklat merupakan salah satu tugas widyaiswara sehingga peserta diklat mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu tanpa adanya paksaan dan dorongan dari orang lain. Selain itu motivasi dapat pula timbul sebagai akibat pengaruh dari luar dirinya,

(4)

4. Prinsip Individualitas

Salah satu masalah utama dalam proses pembelajaran adalah masalah perbedaan individual. Setiap widyaiswara hendaknya memahami bahwa tidak semua peserta diklat dapat mempelajari apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkannya. Menurut Bloom (1976), jika setiap pengajar memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri dari setiap peserta didik, dapat diharapkan sebagian besar peserta didik akan dapat mencapai taraf penguasaan sampai 75 persen dari materi yang disampaikan. Oleh karena itu setiap widyaiswara hendaknya mampu menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan setiap peserta diklat secara individual tanpa harus mengajar kepada peserta diklat secara individual. Dari masalah perbedaan tersebut, maka menganggap sama semua peserta diklat ketika widyaiswara menyampaikan materi secara klasikal dapat dirasa kurang sesuai dengan prinsip individualitas ini. Setiap widyaiswara hendaknya menyadari serta memahami apabila ada peserta diklat yang mampu dengan cepat menerima dan memahami materi diklat serta adapula yang sebaliknya. Pembelajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang ditujukan kepada seseorang saja, melainkan dapat pula ditujukan kepada sekelompok orang atau bahkan kelas sekalipun, namun dengan tetap mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan individu. Sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing individu secara optimal.

5. Peragaan dalam Pengajaran

Alat peraga pengajaran merupakan alat-alat yang digunakan oleh widyaiswara ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi diklat yang disampaikan kepada peserta diklat dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri peserta diklat. Proses pembelajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan sangat membosankan, sebaliknya proses pembelajaran akan lebih menarik apabila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan memahami serta mengerti materi yang diberikan.

Belajar yang efektif hendaknya dimulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju pada pengalaman yang lebih abstrak. Proses pembelajaran akan efektif apabila dibantu dengan alat peraga pengajaran dibandingkan apabila peserta diklat belajar tanpa dibantu dengan alat peraga pengajaran.

(5)

C. Kesimpulan

Kondisi pembelajaran yang baik merupakan proses adanya minat dan perhatian peserta diklat dalam belajar. Keterlibatan peserta diklat dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

Untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan baik ada beberapa hal yang utama yang dapat mempengaruhinya, antara lain melibatkan peserta diklat secara aktif, menarik minat dan perhatian peserta diklat, membangkitkan motivasi peserta diklat, menyatukan prinsip individualitas serta peragaan dalam proses pembelajaran.

(6)

Daftar Pustaka

Harold P Adams & Frank Graves Dickey. Basic Principles of Student Teaching. 1956. New York, American Book Co.

Peraturan Kepala LAN No. 3 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tekniknya dengan cara mengambil data perilaku melalui pembagian kategori waktu aktivitas satwa target, pengamatan karakteristik daerah jelajah (tipe vegetasi) dan posisi

Setelah melihat ibunya mengambil kain untuk mengeringkan lantai dengan cara menyeret kakinya yang dialasi dengan kain untuk mengeringkan lantai, Afif pun

(5) Penjabaran lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D ditetapkan dengan Peraturan Bupati.. Bagian Kedua

Manajer investasi yang memiliki kemampuan tersebut dalam menghadapi pasar yang bearish / crash akan mengurangi β / level risiko aset dalam portofolionya dengan memindahkan

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

Karena gejala ini sangat universal, hal tersebut pasti merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh manusia, dan jika sifat manusia ini secara alamiah membawa kepada

Pada tahap analisa sistem, akan dilakukan analisa dari suatu sistem yang sedang berjalan pada SMP Muhammadiyah 03 Medan untuk mengetahui permasalahan yang ada, kemudian akan