BAB III
METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tibawa, yang berdiri pada tahun 1994. Salah satu alasan peneliti memilih SMA Negeri 1 Tibawa sebagai tempat penelitian adalah karena berdasarkan hasil pengamatan yang dikorelasikan dengan letak yang strategis kemudian dilihat dari tingkat fenomena sekolah nampak perlu penelusuran secara mendalam. Dan juga sekolah ini merupakan sekolah rintisan berstandar nasional sejak tahun 2010. Disamping itu, sekolah ini merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Atas yang dipimpin oleh kepala sekolah yang bergelar Doktor (Dr) se Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini telah mengalami pergantian pemimpin sebanyak 6 kali, dan kini dipimpin oleh Dr. Hj. Ester Yunginger, M.Pd. SMA Negeri 1 Tibawa luas area 14.643m2 dengan jumlah gedung belajar sebanyak 22 ruangan, terdapat 1 gedung lab biologi, 1 gedung lab kimia, 1 gedung lab komputer, 6 gedung WC, 1 gedung BK, 1 ruangan UKS, 1 gedung multimedia, miliki gedung evaluasi, dan 6 ruang kantin sekolah serta 1 musholah.
Sekolah ini terletak di jalan L Palalu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Sistim pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo moving class. Jumlah guru di SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo sebanyak 38 guru tetap/PNS, 3 guru honorer, serta 6 orang tata usaha. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Tibawa sebanyak 692 orang siswa yang berasal dari daerah Kecamatan Tibawa. Sekolah ini telah banyak
meraih banyak prestasi, baik tingkat provinsi maupun nasional. Salah satu prestasi yang terbaik diraih SMA Negeri 1 Tibawa adalah juara 1 tingkat provinsi pada lomba cerdas cermat UUD 1945 tahun 2010 dan mewakili daerah Gorontalo dalam mengikuti lomba cerdas cermat UUD 1945 ditingkat nasional.
SMA Negeri 1 Tibawa memiliki Visi “ Dengan imtaq menjadikan peserta didik SMA Negeri 1 Tibawa berwawasan lingkungan, berbudaya, terampil dan kompetitif di tahun 2014”.
Misi SMA Negeri 1 Tibawa dengan berdasarkan pada rumusan 4 (empat) pilar konsep yaitu learning to live together, learning to know, learning to do,
dan learning to be, maka misi pendidikan di SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten
Gorontalo dirumuskan sebagai berikut :
1. Membekali peserta didik dengan Iptek, Imtaq dan keterampilan
2. Menyelenggarakan pendidikan yang bermakna, implementatif, dan kontektual
3. Menjunjung tinggi disiplin dan berbudaya kerja mandiri 4. Bersahabat dengan lingkungan
5. Memberikan pelayanan Prima kepada warga sekolah dan masyarakat. Adapun tujuan daripada sekolah SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo ini yaitu:
1. Terwujudnya budaya mutu, sehat, beretika dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari seluruh warga sekolah.
2. Terwujudnya sikap seluruh warga sekolah dan lulusan yang cerdas, jujur, terampil,sehat, ber IMTAQ dan kompetitif.
3. Terwujudnya sikap disiplin dari seluruh warga sekolah.
4. Terwujudnya cinta lingkungan dan sehat dari seluruh warga sekolah. 5. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan era
globalisasi.
6. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan.
7. Terwujudnya profesionalisasi tenaga pendidik dan kependidikan yang kompoten dan beretos kerja tinggi.
8. Terwujudnya manajemen sekolah yang saling melengkapi.
9. Terwujudnya pelaksanaan penilaian pendidikan yang transparan dan objektif.
10. Terwujudnya prasarana dan sarana pendidik yang relevan dan memadai. 11. Terwujudnya sikap lulusan yang siap berkompotisi untuk melanjutkan
studi dan memasuki dunia kerja. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sebelum menentukan desain penelitian atau rancangan penelitian maka terlebih dahulu ditetapkan metode penelitian, adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
Menurut Sugiono (2008: 42) Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Bodgen dalam (G.Moleong) 1994: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel dan hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh pemahaman ideografik (studi kasus) dari pada fenomena perilaku dan tindakan-tindakan dan bersifat kontinyu atau siklus dari khusus ke umum (mulai tahap konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi) yang dikembangkan atas dasar kejadian yang diperoleh ketika penelitian lapangan berlangsung. Dengan dasar itu penelitimenetapkan untuk menggunakan pendekatan kualitatif.
C. Kehadiran Peneliti
Secara realitis penelitian kualitatif berasumsi bahwa jenis penelitian ini bersifat holistik, maksudnya tidak dapat dipisah-pisahkan kedalam variabel-variabel penelitian, maka variabel-variabelnya akan banyak sekali. Pada penelitian kualitatif, peneliti menggunakan pengamatan peristiwa dan kejadian apa adanya, sehingga tidak ada alasan lain dari peneliti yang dijadikan sebagai instrumen. Untuk memainkan peran sebagai instrumen utama, peneliti sejak awal sampai akhir mengumpulkan data berfungsi sebagai instrumen penelitian.
Sugiono (2008:223) Peneliti Kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada hasil pengamatan peneliti, sehingga manusia sebagai instrumen peneliti menjadi suatu keharusan. Bahkan dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti menjadi instrumen kunci (the key instrument). Peneliti sebagai instrumen kunci harus hadi dilokasi penelitian yang merupakan penentu dari semua proses penelitian. Peneliti merupakan perencana pelaksana, pengumpul data dan pada akhirnya menjadi pelopor penelitiannya (Moleong, 2006:162).
Pada awalnya peneliti berusaha sedapat mungkin untuk membina hubungan akrab dengan para guru dan kepala sekolah SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo, sehingga dapat diterima oleh mereka dengan baik dan dapat mengamati situasi yang wajar pada lokasi penelitian. Serta dapat menjamin keterbukaan mereka dalam memberikan informasi maupun data yang lebih dan aktual.
Sehubungan dengan ini peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) sebelum memasuki lapangan peneliti terlebih dahulu meminta ijin kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Tibawa secara formal dan sekaligus menyiapkan segala peralatan seperti alat perekam, pedoman wawancara, kamera dan lain-lain; 2) peneliti bertemu dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tibawa kemudian menyerahkan surat izin, memperkenalkan diri pada komponen yang ada disekolah serta menyampaikan maksud dan tujuan; 3) memperkenalkan diri secara informal kepada key informan; 4) membuat jadwal kegiatanberdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan subjek
penelitian; 5) mengadakan observasi di lapangan untuk memahami latar penelitian yang sebenarnya; dan 6) melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data sesuai jadwal yang disepakati.
Jadi jelaslah bahwa keberadaan peneliti dilapangan diketahui dengan jelas dan pasti oleh pimpinan sekolah SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo. Hal ini pula akan memudahkan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber yang dapat memberikan data dan informasi tentang objek yang diteliti, yakni dengan Teknologi Informasi dalam Komunikasi Organisasi. Kata-kata dan tindakan orang-orang dapat diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam audio tapes.
Selain itu untuk mendapatkan beberapa data dalam penelitian ini, maka peneliti diharuskan untuk menentukan sumber data/informan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki informasi banyak tentang pelaksanaan teknologi informasi dalam komunikasi. Maka peneliti menggunakan tekhnik secara
purposive yang akan memberikan keluasan bagi peneliti untuk menentukan
kapan penggalian informasi dihentikan dan diteruskan. Biasanya hal ini dilakukan dengan menetapkan key informan sebagai sumber data, yang kemudian dikembangkan keinforman lainnya dengan tekhnik snowball. (Sukardi, 2007:64)
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan informan dalam penelitian. Dan ini perlu pengamatan yang baik, karena menentukan kriteria informan harus didasarkan sumber-sumber yang memiliki persyaratan-persyaratan tertentu seperti : a) informan memang tahu keadaan yang ada dilingkungannya sendiri; b) informan memiliki jabatan atau tugas yang cukup lama ditempat kerjanya; c) informan yang memberikan informasi tidak menyimpang atau berat sebelah; d) informasi tidak menyulitkan peneliti dalam pengambilan data atau informasi.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data pada pengumpulan data adalahpara informan yang terpilih yang benar-benar berhubungan langsung dengan masalah penelitian seperti kepala sekolah, guru, pegawai, peserta didikdan sumber-sumber lain yang mendukung.
E. Proses Pengumpulan Data
Menurut Handari Nawawi (1993: 94-95) mengemukakan bahwa dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode yang tepat diperlukan pula kemampuan memilih bahkan juga menyusun teknik dan alat pengumpulan data ini sangat berpengaruh pada objektivitas hasil penelitian. Sehubungan dengan hal itu, maka proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1) Wawancara
Wawancara yaitu instrumen utama pengumpulan data, dengan cara melakukan tanya jawab terhadap Kepala Sekolah, guru-guru serta informan yang dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian di SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo sebagai sumber data yang utama dalam penelitian ini.
Peneliti harus memiliki panduan wawancara agar dapat berjalan dengan teratur dsan akan dilaksanakan berulang-ulang sampai diperoleh data yang akurat.
Adapun tahapan yang harus dilalui dalam wawancara adalah tahap pertama, peneliti menentukan siapa orang yang akan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan kunci adalah orang yang terlibat langsung dalam kegiatan wawancara, seperti kepala sekolah. Tahap kedua, peneliti mempersiapkan pedoman wawancara dengan daftar pertanyaan sementara yang memuat hal pokok berdasarkan fokus penelitian. Tahap ketiga, melakukan wawancara dengan tetap menjaga kesopanan sikap peneliti serta suasana yang kondusif. Pada tahap ini peneliti mengajukan pertanyaan yang bersifat umum dan dalam situasi santai, disamping memberikan informasi yang akurat, responden diberi kesempatan secara bebas dan terbuka untuk mengorganisasi jalan pikiran sendiri, dan selanjutnya pertanyaan tersebut di fokuskan pada hal-hal yang di ungkap sesuai fokus penelitian dengan berpedoman pada beberapa pertanyaan yang telah disampaikan. Tahap keempat, menghentikan wawancara sementara setelah peneliti mendapatkan informasi, dan mewawancarai kembali apabila masih ada yang perlu ditanyakan. Dan pada akhir percakapan peneliti akan merangkum serta mengecek kembali apakah yang telah disampaikan responden itu benar atau belum.
2) Observasi langsung,
Observasi sebagai alat pengumpul data yang dimaksud adalah dengan melakukan observasi secara sistematis bukan hanya sekedar saja, dalam observasi ini diusahakan mengamati hal-hal yang wajar dan yang sebenarnya
terjadi tanpa usaha disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulaasi keadaan yang terjadi. Mengadakan evaluasi hendaknya dilakukan sesuai kenyataan, melukis secara tepat dan cermat terhadap apa yang diamati, mencatat, dan kemudian mengelolanya dengan baik. (Nasution, 2003:70)dengan metode ini peneliti mengamati langsung tentang pengelolaan sistim teknologi informasi di SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo 3) Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelediki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, notulen rapat, dan catatan harian. (Arikunto, 2006:158)
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data informasi atau pengujian arsip dan dokumen-dokumen. Strategi dokumen juga merupakan salah satu tekhnik yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dengan melakukan tekhnik dokumentasi ini akan mendapatkan keadaan sekolah yang menjadi objek peneliti.
A. Analisis Data
Menurut Milles dan Hubbermand dalam (Sugiono, 2008: 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh.
Dalam Analisis Data ini peneliti menggunakan metode kualitatif, dengan analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Reduksi data adalah satu analisis untuk menajamkan, menggabungkan, mengarahkan serta membuang yang tidak perlu sehingga nampak komponen finalnya untuk penarikan kesimpulan. Analisis data dengan alur reduksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut : pertama, setiap selesai dilakukan beberapa kali pengumpulan data, semua catatan lapangan dibaca, dipahami, lalu dibuat ringkasannya. Ringkasan tersebut disebut oleh Milles dan Huberman (1984) adalah ringkasan kontak yaitu selembar kertas yang berisikan uraian singkat mengenai hasil penelaah terhadap semua catatan lapangan, pemfokusan, dan penjawaban terhadap setiap rumusan masalah penelitian.
Selanjutnya begitu data diperlukan telah selesai dikumpulkan dan penulis telah meninggalkan lapangan penelitian, semua catatan lapangan yang dibuat selama pengumpulan data di analisis lebih lanjut secara lebih intensif. Penganalisaan yang demikian dapat disebut dengan analisa setelah pengumpulan data Bodgan dan Biklen (dalam Arifin, 2009).
Pertama pengembangan system kategori pengkodean, dalam rangka itu semua data yang terwujud catatan lapangan termasuk semua ringkasan wawancara sementara yang pernah di buat selama pengumpulan data lalu di lakukan pengidentifikasian topik liputan, setiap liputan dibuat kode yang menggambarkan topik tersebut. Kode tersebut yang akan nantinya menjadi alat untuk mengorganisasikan satuan data agar kode berfungsi demikian untuk setiap kode dibuatkan batasan operasionalnya.
Langkah kedua adalah penyortiran data, istilah kode-kode tersebut dibuat lengkap dengan batasan operasionalnya masing-masing semua catatan lapangan dibaca kembali dengan satuan data yang tertera didalamnya diberi kode yang sesuai. Yang dimaksud dengan satuan data ialah potongan-potongan catatan lapangan berupa kalimat satu alinea, atau urutan alinea. Kode-kode tersebut dituliskan pada bagian tepi lembaran catatan lapangan, kemudian semua catatan lapangan difoto copi.
Hasil kopiannya dipotong-potong berdasarkan satuan datanya, sementara catatan lapangan yang asli disimpan sebagai arsip. Potongan-potongan catatan lapangan tersebut dipilah-pilah atau dikelompokan berdasarkan kodenya masing-masing sebagaimana tercantum pada bagian tepi kirinya. Untuk mempermudah pelacakannya pada catatan lapangan yang asli maka pada bagian bawah setiap satuan data tersebut diberi notasi. Dibawah satuan data tersebut terdapat sebuah notasi yang terdiri dari beberapa digit. Digit pertama menunjukan fokus penelitian yakni angka 1.1 pengelolaan teknologi informasi sebagai media dalam komunikasi organisasi. Digit kelima menunjukan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data. Satuan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam ditandai dengan huruf W. Satuan data yang dikumpulkan dengan tekhnik observasi ditandai dengan huruf
O. Sedangkan satuan data yang diperoleh melalui tekhnik studi dokumentasi
ditandai dengan huruf D . selanjutnya digit ketujuh yaitu EY menunjukan salah satu Nama Informan yang diwawancarai dalam pengumpulan data. Sementrara digit kesembilan sampai tujuh belas menunjukan waktu
pengambilan data. Sedangkan garis miring (/) dan titik (.) menunjukan tanda pemisah belaka. Dengan membaca notasi yang tertera dibawahnya, maka asal setiap satua data penelitian ini dapat diketahui dan dilacak dengan mudah. 2) Display (penyajian) data.
Hal ini dilakukan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan dalam penyajian data ini dilakukan dengan cara menggunakan jenis matriks, grafik, jaringan atau bagan kumpulan kalimat. Kesemuanya dirancang untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan informasi serta menarik segala kesimpulan. Informasi yang dimaksudkan adalah uraian tentang fokus penelitian.
Demikian pula Miles dan Huberman (1992) menegaskan bahwa penyajian data yang dimaksudkan untuk menentukan pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data yang telah diperoleh kemudian disusun ssecara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Penyajian data akan disajikan dalam bentuk naratif, sesuai dengan fokus penelitian.
3) Verifikasi Data
Verfikasi data dimaksudkan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan yang telah direduksi dan display guna menampilkan makna umum dan elemen-elemen data yang ada sebagai hasil akhir penelitian. Tindak lanjut dari verifikasi data adalah menyusun laporan dalam bentuk skripsi secara lengkap.
B. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data dapat dilakukan dengan memperpanjang kehadiran peneliti dilapangan, observasi yang mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode penelitian, dan teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, melacak kesesuian hasil dan pengecekan anggota.
Adapun pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Pengamatan
Pengamatan artinya untuk menemukan kedalam ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan permasalahan yang diteliti.
2. Triangulasi
Suatu bentuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan/sebagai pembanding data (Maleong, 2005: 330). Dalam teknik peneliti memanfaatkan sumber data metode sebagai pendukung dalam pemeriksaan data.
3. Auditrial
Auditrial adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang merupakan konsep yang dimanfaatkan untuk pemeriksaan ketergantungan dan kepastian data. Dalam teknik ini sasarannya adalah pemeriksaan terhadap catatan lapangan.
C. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Tahap pra lapangan
a. Observasi awal pengamatan di lapangan b. Menyusun rencana penelitian
2) Tahap pekerjaan lapangan
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
b. Mengumpulkan data dengan cara observasi dan wawancara langsung di lokasi penelitian.
3) Melakukan analisis data 4) Membuat laporan